Anda di halaman 1dari 8

ASUHAN KEPERAWATAN NANDA NIC NOC PADA KERACUNAN

MAKANAN

A.   PENGERTIAN.
Intoksikasi atau keracunan adalah masuknya zat atau senyawa kimia
dalam tubuh manusia yang menimbulkan efek merugikan pada yang
menggunakannya. Keracunan makanan bila seseorang mengalami
gangguan kesehatan setelah mengkonsumsi makanan yang
terkontaminasi kuman atau racun yang dihasilkan oleh kuman penyakit.
Kuman yang paling sering mengkontaminasi makanan adalah bakteri.
Kuman ini dapat masuk ke dalam tubuh kita melalui makanan dengan
perantaraan orang yang mengolah makanan atau memang berasal dari
makanan itu sendiri akibat pengolahan yang kurang baik.

B.   ETIOLOGI
Jenis makanan yang sering menyebabkan keracunan antara lain
adalah:
1.  Daging ternak yang tidak dimasak atau dimasak setengah matang
(bakteri E.coli dan cacing Trichinella).
2.  Ayam dan telur (bakteri Salmonella).
3.  Makanan laut, khususnya jenis kerang-kerangan  (virus Hepatitis A
dan jenis virus lainnya serta bakteri dan logam berat).
4.  Buah dan sayuran (virus Hepatitis A dan parasit, kadang pestisida.
5.  Susu yang tidak dipasteurisasi (bakteri pembusuk).
6.  Racun dari bakteri Staphylococcus
Resiko untuk terjadinya penyakit ini tinggi bila pengelola makanan
yang menderita infeksi mencemari makanan, yang kemudian
dibiarkan dalam suhu ruangan, sehingga memungkinkan bakteri
tumbuh dan menghasilkan racunnya dalam makanan tersebut. 
Makanan yang sering tercemar adalah puding, kue-kue kecil yang
mengandung krim, susu, daging olahan dan ikan.

C.   GEJALA KERACUNAN
Pada anak-anak, gejala akan lebih cepat muncul karena kondisi tubuh
lebih rentan. Berkisar dua jam setelah mengonsumsi makanan yang
terkontaminasi akan cepat terlihat. Gejalanya antara lain:
1.   Kram perut.
2.   Demam.
3.   Muntah-muntah.
4.   Sering BAB, kadang bercampur darah, nanah atau lendir
5.   Rasa lemas dan mengigil
6.   Hilang nafsu makan.

Gejala keracunan makanan bisa terlihat berkisar empat sampai 24


jam setelah si kecil terkontaminasi makanan beracun. Gejala ini bisa
berlangsung tiga sampai empat hari.  Tapi hati-hati! Gejala ini dapat
berlangsung lebih lama lagi jika si kecil yang keracunan masih
mengonsumsi secara tidak sengaja makanan yang terkontaminasi.
         
Gejala keracunan makanan menurut sumber makanannya.
1.   Keracunan Botilinum.
Penyebabnya adalah kuman Clostridium Botulinum yang terdapat
dalam makanan kaleng yang diolah secara tidak sempurna
Gejalanya :
-    Masa laten 18-36 jam.
-    Lemah.
-    Gangguan penglihatan.
-    Refleks pupil (-).
2.   Keracunan makanan laut.
Makanan laut yang sering menyebabkan keracunan adalah kepiting,.
Nranjungan, ikan laut.
Gejalanya :
-    Masa laten ½ - 4 jam.
-    Rasa panas didsekitar mulut.
-    Rasa baal pada ekstremitas.
-    Lemah.
-    Mual, muntah.
-    Nyeri perut dan diare.
3.   Keracunan jengkola.
Disebabkan oleh kristal asam jengkol yang ada dalam saluran kencing.
Gejalanya :
-    Nafas, mulut dan air kemih berbau jengkol.
-    Sakit pinggang serta sakit peruit.
-    Nyeri waktu buang air kecil.
-     Buang air kecil kadang disertai darah.
4.   Keracunan jamur.
Gejalanya :
-   Sakit perut.
-   Muntah.
-   Diare.
-   Berkeringat banyak.
5.   Makanan.
Penyebabnya adalah Staphilokokkus.
Gejalanya :
-   Mual, muntah.
-   Diare.
-   Nyeri perut.
-   Nyeri kepala, demam.
-   Dehidrasi.
-   Dapat menyerupai disentri.
  
D.   PRINSIP PENATALAKSANAAN.

1. Lakukan pengkajian primer (primary survey) terhadap Airway (A),


Breathing (B), Circulation (C).
2.  Mencegah menghentikan penyerapan racun yang ditelan dengan
cara :
a. Encerkan racun yang ada dalam lambung, sekaligus menghalangi
penyerapannya dengan cara memberikan cairan dalam jumlah
banyak. Cairan yang dipakai adalah air biasa, susu, norit yang
telah dilarutkan.
b. Emesis, upayakan pasien muntah, efektif bila dilakukan dalam 4
jam setelah racun ditelan. Dapat dilakukan dengan cara mekanik
yaitu dengan merangsang dinding faring dengan jari. Emesis
tidak boleh dilakukan pada keracunan zat kerosif, zat kerosen
dan penderita tidak sadar.
3.  Pengobatan simptomatik.
a.  Bila ada gangguan pernafasan maka dilakukan resusitasi.
b.  Rasa nyeri/sakit dapat diberikan obat analgetik

E.   CARA MENGHINDARI.
1. Jangan membeli makanan yang segel pengamannya tidak utuh lagi
atau makanan kaleng yang kemasannya sudah penyok atau
menggelembung.
2. Pulang belanja, bahan makanan yang mudah rusak (ikan, daging,
sayur, buah) segera simpan di kulkas. Jaga agar kulkas anda tetap
pada suhu < 8oC dan suhu freezer < 0oC.
3.  Cuci buah dan sayuran sebelum dimakan.
4.   Saat memotong makanan gunakan papan iris/talenan plastik
karena bakteri bisa terperangkap di dasar talenan yang terbuat dari
kayu.
5.  Cuci tangan minimal selama 20 detik dengan sabun dan air hangat
sebelum memasak dan menghidangkan makanan.
6. Hindari kontaminasi silang antar-makanan dengan cara mencuci
peralatan masak yang sebelumnya telah kontak dengan makanan.
7.  Jauhkan hewan peliharaan dari seluruh area tempat menyiapkan
makanan.
8. Masak makanan untuk membunuh bakteri. Daging merah dimasak
hingga suhu 180oC atau bila bagian dalamnya telah berwarna coklat
(telah matang benar).
9. Sisa makanan sebaiknya disimpan di lemari pendingin, jangan
tinggalkan makanan dalam suhu ruang > 2 jam. Panaskan kembali
sisa makanan tadi sebelum dimakan.
10.Hindari makan telur mentah dan jangan minum susu yang tidak
dipasteurisasi.
11.Jangan mengkonsumsi makanan/minuman yang rasa, bau atau
warnanya sudah berubah.
12.Jika tidak yakin apakah suatu makanan masih baik atau tidak,
jangan ambil risiko, buang saja makanan tersebut.

F.   TIPS MENCEGAH KERACUNAN MAKANAN


1. Masaklah semua produk daging secara sempurna. Pastikan bahwa
daging terlihat matang sepenuhnya (tidak lagi merah muda).
2. Jika Anda dilayani daging setengah matang di restoran, kembalikan
untuk dimasak lebih lanjut. Mintalah disajikan kembali dalam piring
baru.
3. Periksa kondisi fisik dan tanggal kadaluwarsa produk daging kalengan
dan makanan bayi. Jangan mengkonsumsi produk yang daluwarsa
atau kemasannya sudah tidak berbentuk sempurna. Periksa juga
kondisi makanan (bau, warna, bentuk) untuk memastikannya sebelum
memproses lebih lanjut.
4.  Cuci bersih buah dan sayuran sebelum dimasak atau disajikan.
5. Basuh tangan dengan sabun sebelum menangani bahan mentah yang
berasal dari hewan. Basuh kembali tangan dengan sabun setelah
selesai menanganinya.
6.   Cegah kontaminasi silang di dapur:
-   Gunakan talenan berbeda untuk memotong bahan makanan hewani
dan bahan makanan lainnya.
-   Gunakan talenan dari bahan non-kayu yang lebih mudah
dibersihkan sepenuhnya.
-   Hati-hati agar tidak mengucurkan cairan daging yang belum dicuci
ke bahan makanan lain.
-   Bersihkan semua talenan, meja dan peralatan dengan sabun dan air
panas setelah menyiapkan bahan makanan yang berasal dari
hewan.
7.Hindari mengkonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi, telur
mentah/setengah matang dan air yang tidak disterilkan.
8.  Basuh tangan dengan sabun setelah memegang hewan peliharaan,
memberi pakan dan membersihkan kotorannya.
9. Jangan membiarkan bahan makanan hewani (daging, ikan, susu dan
telur) pada suhu kamar dalam waktu lama. Simpanlah dalam lemari
es.
10.Hindari kontaminasi silang di lemari es/kulkas dengan menjauhkan
penyimpanan bahan makanan hewani dengan sayur, buah dan
minuman.
11.Pastikan bahwa orang-orang yang terkena diare, terutama anak-
anak, mencuci bersih tangan mereka dengan sabun secara teratur
untuk mengurangi risiko penyebaran infeksi.
12.Jika Anda sakit diare atau muntah, jangan menyiapkan makanan bagi
orang lain, terutama bayi, orang tua, dan orang-orang dengan sistem
kekebalan tubuh yang lemah karena mereka lebih rentan terhadap
infeksi.
Pendapat lain dari  UPF Penyakit Dalam FK Unair (1994) bahwa
penatalaksanan keracunan adalah sebagai berikut :

1.   Resusitasi.
Setelah jalan nafas dibebaskan dan dibersihkan,periksa pernafasan
dan nadi.Infus dextrose 5 % kec. 15- 20 tts/menit .,nafas
buatan,oksigen,hisap lendir dalam saluran pernafasan,hindari obat-
obatan depresan saluran nafas,kalu perlu respirator pada kegagalan
nafas berat.Hindari pernafasan buatan dari mulut kemulut, sebab
racun organo fhosfat akan meracuni lewat mlut penolong.Pernafasan
buatan hanya dilakukan dengan meniup face mask atau menggunakan
alat bag – valve – mask.
Emesis, merangsang penderita supaya muntah pada penderita yang
sadar atau dengan pemeberian sirup ipecac 15 - 30 ml. Dapat diulang
setelah 20 menit bila tidak berhasil.
2.    Emesis.
3.   Katarsis,( intestinal lavage ), dengan pemberian laksan bila diduga
racun telah sampai diusus halus dan besar. Kumbah lambung atau
gastric lavage, pada penderita yang kesadarannya menurun,atau pada
penderita yang tidak kooperatif.Hasil paling efektif bila kumbah
lambung dikerjakan dalam 4 jam setelah keracunan. Emesis,katarsis
dan kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan bila keracunan
terjadi kurang dari 4 – 6 jam . pada koma derajat sedang hingga
berat tindakan kumbah lambung sebaiknya dukerjakan dengan
bantuan pemasangan pipa endotrakeal berbalon,untuk mencegah
aspirasi pnemonia.
4.   Anti dotum.
Atropin sulfat ( SA ) bekerja dengan menghambat efek akumulasi Akh
pada tempat penumpukan.
a.  Mula-mula diberikan bolus IV 1 - 2,5 mg
b. Dilanjutkan dengan 0,5 – 1 mg setiap 5 - 10 - 15 menitsamapi
c. Kemudian interval diperpanjang setiap 15 – 30 - 60 menit
selanjutnya setiap 2 – 4 –6 – 8 dan 12 jam.
d.  Pemberian SA dihentikan minimal setelaj 2 x 24 jam. Penghentian
yang mendadak dapat menimbulkan rebound effect berupa edema
paru dan kegagalan pernafasan akut yang sering fatal.
ASUHAN KEPERAWATAN

1.   Pengkajian.
Dilakukan melalui Primary Survey yang terdiri dari Airway (A),
Breathing (B), dan Circukation (C). setelah teratasi
dilakukan secondary surevy.
Umumnya A tidak ada masalah kecuali pada keracunan melalui
saluran pernafasan. B merupakan masalah yang paling sering yang
ditandai dengan sesak nafas. Sedangkan C pada keracunan makanan
jarang terjadi.

2.   Diagnosa keperawatan.
a.    Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan hiperventilasi.
b.    Diare berhubungan dengan racun.
c.    Nyeri abdomen akut berhubungan dengan agen cidera.

3.   Intervensi keperawatan (NIC).


a.    Untuk diganosa keperawatan 1 : Pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan hiperventilasi.
Hasil akhir yang diharapkan (NOC) :
o   status pernafasan : ventilasi normall.
o   Status : tanda vital dalam batas normal
Intervensi yang dilakukan (NIC) :
o   Manajemen jalan nafas.
o   Terapi oksigen.
o   Pemantauan respirasi. Bantuan ventilasi.
o   Pemantauan tanda vital.
o   Ventilasi mekanik bila perlu.

b.    Untuk diagnosa keperawatan 2 : Diare berhubungan dengan racun


Hasil akhir yang diharpkan (NOC)
o   Eliminasi defekasi normal.
o   Hidrasi (-).
o   Cairan tubuh seimbang.

Intervensi yang dilakukan (NIC).


o   Manajemen diare.
o   Manajemen cairan dan elektrolit.
o   Pemantauan cairan.
o   Manajemen nutrisi.

c.    Untuk diagnosa keperawatan 3 : Nyeri abdomen akut berhubungan


dengan agen cidera.
Hasil yang diharapkan (NOC)
o   Kontrol nyeri yang baik.
o   Tingkat nyeri menurun atau hilang.
Intervensi yang dilakukan (NIC)
o   Manajemen nyeri.
o   Pemberian analgetik.
DAFTAR PUSTAKA.

Departemen kesehatan RI, ( 2000 ) Resusitasi jantung, paru otak


Bantuan hidup lanjut ( Advanced Life Support ) Jakarta.
Emerton, D M ( 1989 ) Principle And Practise Of nursing , University of
Quennsland Press, Australia.
Johnson , M,  et.al (2000), Nursing Outcomes Clasification
(NOC), Mosby : St. Louis.
UPF Penyakit Dalam FK Unair/RSUD Dr.Soetomo Surabaya,( 1994 )
Pedoman Diagnosis dan Terapi, Surabaya.
McCloskey J. C, and Bulecheck, G. M., (1996), Nursing Intervention
Clasification (NIC),Mosby : St Louis.
Phipps , ect, ( 1999 ) Medikal Surgical Nursing : Consept dan Clinical
Pratise, Mosby Year Book, Toronto.
Herdman, t, H (2009), NANDA International : Nursing Diagnosis 2009-
2011, Wiley-Blackwell :  Pholadelphia.
Yayasan AGD 118 (2005), Panduan Basic Trauma And Cardiac Life
Support , Jakarta : Yayasan AGD 118.

Anda mungkin juga menyukai