Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL TERAPI BERMAIN PADA ANAK PRESCHOOL

DI RUANG PUNTADEWA
RS. PERMATA BUNDA PURWODADI

Disusun untuk memenuhi Tugas pada praktek Klinik Stase Anak


Disusun Oleh:
Kelompok 4

1. Rinawati
2. Rim ria Wihasari
3. Ika Permanasari
4. Ngatini
5. Nestri
6. Risa Indaryani
7. Dwi Efrilianto
8. M. Ponco Purnomo
9. Mansyur H

PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN


PROFESI NERS STIKES MUHAMADIYAH KUDUS
TAHUN 2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah bagian integral dari masa kanak-kanak, media yang unik untuk
memfasilitasi perkembangan ekspresi bahasa, ketrampilan komunikasi, perkembangan
emosi, ketrampilan sosial, ketrampilan pengambilan keputusan, dan perkembangan
kognitif pada anak-anak (Landreth, 2001). Bermain juga dikatakan sebagai media
untuk eksplorasi dan penemuan hubungan interpersonal, eksperimen dalam peran
orang dewasa, dan memahami perasaannya sendiri. Bermain adalah rangkaian
perilaku yang sangat kompleks dan multi-dimensional, yang berubah secara signifikan
seiring pertumbuhan dan perkembangan anak, yang lebih mudah untuk diamati
daripada untuk didefinisikan dengan kata-kata. Berdasarkan banyak definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa permainan adalah aktivitas yang mengandung motivasi
instrinsik, memberi kesenangan dan kepuasan bagi siapa yang terlibat, dan dipilih
secara sukarela. Sementara terapi bermain adalah pemanfaatan permainan sebagai
media yang efektif oleh terapis, untuk membantu klien mencegah atau menyelesaikan
kesulitan-kesulitan psikososial dan mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal, melalui kebebasan eksplorasi dan ekspresi diri.
B. TUJUAN
Terapi bermain yang akan dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengurangi kecemasan dan kejenuhan pada anak selama menjalani proses
hospitalisasi.
2. Untuk memenuhi tugas pertumbuhan dan perkembangan anak selama proses
hospitalisasi.

C. SASARAN
Pasien anak prasekolah di Ruang Puntadewa
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Anak usia prasekolah berkembang dari perilaku sensorimotor sebagai alat
pembelajaran dan berinteraksi dengn lingkungan menjadi pembentuk pikiran
simbolik. Anak juga belajar untuk berpartisipasi dalam percakapan sosial. Dalam
aktifitas bermain, anak memiliki kehidupan fantasi aktif, menunjukkan eksperimentasi
dengan ketrampilan baru dan permainan, peningkatan aktifitas bermain, anak dapat
menggunakan dan mengendalikan dirinya sendiri.

B. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


1. Aman
2. Disain jelas
3. Berfungsi untuk meningkatkan imajinasi anak, kemampuan berinteraksi dengan
teman sebaya, pengenalan akan diri sendiri.
4. Sederhana dan menarik
5. Bentuk umum dan tidak mudah rusak

C. KARAKTERISTIK MENURUT TEORI


Karakteristik permainan anak usia prasekolah adalah :
1. Associative Play : dalam permainan ini, anak berinteraksi dengan teman yang
lain tetapi tidak terorganisasi karena tidak ada yang memimpin permainan dan
tujuan permainan tidak jelas.
2. Dramatic Play : anak bermain peran sebagai proses identifikasi terhadap peran
tertentu.
3. Skill Play : permainan yang meningkatkan ketrampilan motorik kasar dan
halus. Semakin sering berlatih, anak akan semakin terampil.
BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. DESKRIPSI PERMAINAN
Terapi bermain yang akan dilakukan adalah menggambar sesuai dengan arahan
pemimpin.
B. TUJUAN PERMAINAN
Permainan yang dilakukan bertujuan untuk :
1. Mengurangi kejenuhan dan kecemasan anak dalam proses hospitalisasi
2. Merangsang daya imajinasi anak
3. Mendorong anak untuk berinteraksi dengan teman sebaya
4. Menstimulasi anak untuk mengenal dirinya
5. Melatih ketrampilan motorik halus anak
C. KETRAMPILAN YANG DIPERLUKAN
1. Kreatifitas
2. Pengendalian emosi
3. Intelegensi
4. Kemampuan motorik
D. JENIS PERMAINAN
Kegiatan bermain yang akan dilakukan adalah menggambar.
E. ALAT BERMAIN
Alat bermain yang mendukung terapi bermain ini adalah :
Perlengkapan menggambar seperti buku gambar, crayon/pastel, pensil dan
penghapus.
F. PROSES BERMAIN
- Anak ditempatkan dalam satu ruang
- Anak bermain diatas tempat tidur, sebelumnya tempat tidur dirapatkan
- 15 menit pertama anak diajak menggambar bersama.
1. Mula-mula anak ditawari untuk menggambar dengan melibatkan orang tua
2. Anak diberikan perlengkapan bermain
3. Anak didorong untuk menggambar sesuatu yang sama sesuai dengan arahan
pemimpin
4. Setelah menyelesaikan kegiatan menggambar, anak diberi reinforcement
positif, misal pujian dan diberi nilai
G. WAKTU PELAKSANAAN
Terapi bermain akan dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Rabu, 5 September 2018
Waktu : 14.30 – 15.00 WIB
H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI
Untuk keamanan perlu diwaspadai hal-hal sebagai berikut :
1. Ketidakmampuan anak untuk beradaptasi sehingga dapat menyebabkan anak
cepat bosan
I. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN
1. Libatkan keluarga supaya anak kooperatif sehingga terapi bermain dapat dilakukan
2. Awasi dengan cermat selama anak menjalani terapi supaya anak tetap aman atau tidak
merasa bosan
J. PENGORGANISASIAN
Leader :
Fasilitator :
Setting tempat :

2 Keterangan :
2 1 1. Anak
3 2. Perawat
3. Orang Tua
K. SISTEM EVALUASI
Setelah melakukan terapi bermain, dievaluasi dalam hal :
1. Anak menikmati permainan
2. Anak mampu menggambar sesuai dengan imajinasinya
3. Anak mampu mengendalikan emosinya
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

Terapi bermain dilaksanakan pada tanggal 5 September 2018 pk 14.30 – 15.00, WIB
mundur dari waktu yang direncanakan karena menyesuaikan dengan situasi ruangan.
Sebelum melakukan terapi bermain, perawat telah melakukan pendekatan kepada anak dan
menyampaikan tentang rencana terapi bermain serta tujuannya. Sehingga ketika saat terapi
bermain tiba, anak tidak merasa takut atau menolak kehadiran perawat.
Setting tempat diatur di mana tempat tidur An.B dan An.N didekatkan, orang tua
mendampingi anaknya selama terapi bermain supaya anak merasa lebih nyaman dan orang
tua bisa terlibat dalam terapi bermain. Terapi bermain sesi pertama yaitu menggambar bebas
selama 15 menit, masing-masing anak dibeir alat menggambar sendiri-sendiri. An.B sering
merengek dan tak bisa menyelesaikan permainan menggambar, sementara An.N dengan
dibimbing perawat dan ibunya bisa menggambar apel dan diwarnai cukup bagus. Pada sesi
kedua menyusun balok sesuai dengan contoh pola yang ada, masing-masing anak mendapat 1
set alat permainan menyusun balok.An.B senang dengan permainan menyusun balok tapi dia
masih sangat tergantung dengan orang tua dan perawat dalam melakukan permainan ini.
Sementara An.N bisa menyusun balok dengan sedikit bimbingan dan bisa menikmati
permainan yang diberikan. Permainan menyusun balok lebih memakan waktu 30 menit
karena anak sangat menikmati permainan ini dan anak tidak mengalami kelelahan sehingga
tak ada salahnya bila permainan ini mundur 15 menit dari waktu yang direncanakan.
Dari keseluruhan pelaksanaan terapi bermain, kedua anak bisa menikmati permainan
dan terjalin keakraban antara anak dengan perawat sehingga mengurangi kecemasan dan
ketakutan anak terhadap proses perawatan di rumah sakit. Alat-alat permainan diberikan
kepada anak supaya anak bisa tetap bermain selama dirawat di rumah sakit.
BAB V
PENUTUP

Karena sasaran terapi bermain adalah anak preschool maka jenis permainan yang
dipilih adalah menggambar dan menyusun balok sesuai dengan pola yang ada. Permainan ini
bertujuan untuk merangsang daya imajinasi anak dan melatih keterampilan motorik halus.
Selain itu juga supaya terjadi interaksi dengan temannya meskipun belum terorganisasi.
Pada saat anak dirawat di rumah sakit dapat mengakibatkan berhentinya
perkembangan normal pada anak dan menimbulkan masalah-masalah baru yang berhubungan
dengan ketakutan dan kecemasan. Sehingga perlu dikembangkan adanya terapi bermain
selama anak dirawat di rumah sakit. Dari terapi bermain yang telah dilakukan terbukti bisa
menimbulkan kedekatan perawat dengan anak sehingga mengurangi kecemasan dan
ketakutan anak terhadap proses perawatan di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai