Anda di halaman 1dari 51

1

A. Judul Penelitian

Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada

Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah Kejuruan

Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara

B. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, generasi

yang memiliki penguasaan ilmu dan teknologi serta memiliki landasan dasar

iman dan taqwa yang kuat dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa

Indonesia serta mewujudkan kesejahteraan umum.1

Pendidikan merupakan suatu proses untuk terciptanya sumber daya

manusia yang berkualitas. Untuk mewujudkan sumber daya manusia yang

berkualitas diperlukan proses belajar, karena dengan belajar manusia akan

memiliki kecerdasan dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan. Belajar

adalah wujud aktivitas pada saat terjadinya pembelajaran di kelas. Aktivitas

yang dimaksud adalah aktifitas fisik dan mental siswa. Belajar adalah suatu

proses dan bukan suatu hasil. Karena itu, belajar berlangsung secara aktif dan

integratif dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai

suatu tujuan.2

Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan

mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,

tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Mungkin masalah

1
Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka setia, 1999), hlm. 10
2
Hadikusumo, Pengantar Pendidikan, ( Semarang: IKIP Semarang Press,1999), hlm. 127
2

yang dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses

pembelajaran, serta berkembang pesatnya teknologi yang telah menyentuh

segala aspek pendidikan. Sehingga, informasi lebih mudah diperloleh, maka

hendaknya siswa aktif berpartisipasi sedemikian mungkin untuk melibatkan

intelektual dan emosional siswa didalam proses belajar. Masih banyak tenaga

pendidik yang menggunakan metode konvensional secara monoton dalam

kegiatan pembelajaran di kelas, sehingga suasana belajar terkesan kaku dan

didominasi oleh sang guru.

Guru bertugas menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mengolah dan

mencerna adalah para siswa sesuai dengan bakat, kemampuan latar belakang

masing-masing. Belajar adalah berbuat dan sekaligus merupakan proses yang

membuat anak didik harus aktif. Bahkan sekarang dipopulerkan suatu kiasan,

“kalau mengajari anak untuk mendapatkan ikan, janganlah si pengajar

memberi ikan, tetapi pengajar cukup memberi kailnya”. Kiasan ini

sebenarnya memiliki makna yang cukup penting dalam kegiatan belajar-

mengajar. Sebab siswa harus aktif sendiri termasuk bagaimana strategi yang

harus ditempuh untuk mendapatkan sesuatu pengetahuan atau nilai. Guru

hanya memberikan acuan atau alat. Ini semua menunjukkan bahwa yang aktif

dan mendominasi aktivitas adalah siswa.3

Siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih oleh guru, dengan

patuh mempelajari urutan yang ditetapkan guru, dan kurang sekali mendapat

kesempatan untuk menyatakan pendapat. Inilah kenyataan yang membuat

3
Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2011), hlm.99
3

integrasi antara guru dengan siswa tetap berjalan macet. Guru sibuk berbicara

di depan kelas sedangkan siswa asyik berbicara di belakang. Tampak taraf

pengajaran masih sekedar menyodorkan tugas-tugas hafalan untuk diuji.

Sistem komunikasi dalam kelas cenderung satu arah yang menunjukkan

bahwa guru-guru masih menerapkan pengajaran sistem konvensional, seperti

menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas.

Pengajaran yang efektif adalah pengajaran yang menyediakan

kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Aktivitas adalah

kegiatan atau keaktifan. Kalaulah dalam pengajaran tradisional asas aktivitas

juga dilaksanakan namun aktivitas tersebut hanya bersifat semu (aktivitas

semu).

Pengajaran modern tidak menolak seluruhnya pendapat tersebut, namun


lebih menitikberatkan pada asas aktivitas sejati. Siswa belajar sambil bekerja.
Dengan bekerja mereka memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan asperk-
aspek tingkah laku lainnya, serta mengembangkan keterampilan yang
bermakna untuk hidup di masyarakat.4

Dalam setiap pembelajaran, seorang guru tentu mempunyai keinginan

dan harapan agar siswanya dapat memperoleh prestasi belajar yang baik,

sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Dalam hal ini untuk

mencapai tujuan PAI, dalam proses belajar mengajar guru harus mampu

menciptakan situasi belajar mengajar yang melibatkan siswa dalam belajar,

sehingga harapan agar siswanya dapat memperoleh prestasi belajar yang baik

dapat tercapai.

Mengajar PAI bukan hanya menyampaikan pengetahuan, konsep atau

teori saja kepada siswa, akan tetapi melakukan perubahan baik aspek
4
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), hlm, 171
4

pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Kadar keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran akan tinggi manakala metode pembelajaran yang

digunakan mampu melibatkan siswa didalamnya.

Adapun lokasi dalam penelitian ini berada di SMK Islam Nurul Hikmah

Sangatta Utara yang terletak di Jl. Yos Sudarso Gg. Rahmad. Berdasarkan

hasil observasi awal, bahwa SMK Islam Nurul Hikmah memiliki visi yaitu

menjadikan SMK Islam Nurul Hikmah sebagai wadah pencetak kerja yang

professional, terampil, dan bertakwa serta berakhlak mulia. Sesuai dengan

visi tersebut maka pengembangan pendidikan berbasis keagamaan

merupakan sasaran utama dalam mewujudkan dakwah islamiyah.

Awal pendirian sekolah ini merupakan sasaran utama dalam

mewujudkan dakwah islamiyah. Berangkat dari semangat pendidikan

berbasis keagamaan itulah dan saran dari berbagai ulama, tokoh masyarakat,

praktisi pendidikan serta pejabat pemerintahan maka dibentuklah sebuah

sekolah dengan konsep pendidikan menengah kejuruan yang berbasis

keagamaan dan bernaung dalam wadah Yayasan Nurul Hikmah yang

kemudian melahirkan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Nurul

Hikmah.

Dengan berdirinya sekolah ini diharapkan mampu memberikan solusi

terhadap permasalahan pendidikan, yakni mampu melahirkan siswa yang

berprestasi khususnya pada pelajaran Pendidikan Agama Islam. SMK Islam

Nurul Hikmah sendiri dalam mengajarkan materi PAI telah menerapkan

metode pembelajaran yang cukup bervariasi seperti metode ceramah, metode


5

diskusi, metode tanya jawab dan metode demonstrasi. Namun melihat

kenyataan yang ada, masih kurangnya siswa berprestasi yang disebabkan

salah satunya oleh penerapan metode pembelajaran yang kurang maksimal,

oleh karena itu SMK Islam Nurul Hikmah berusaha agar metode

pembelajaran yang diterapkan dalam menjelaskan materi PAI dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa sebagai bentuk implementasi tujuan

Pendidikan Agama Islam.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk

meneliti dengan mengangkat judul “Pengaruh Metode Pembelajaran

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam

(PAI) di Sekolah Menengah Kejuruan Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara”

C. Definisi Operasional

Untuk menghindari persepsi yang salah dalam memahami judul

penelitian ini yaitu Pengaruh Metode Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar

Siswa Pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Menengah

Kejuruan Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara, maka peneliti mendeskripsikan

definisi operasional sebagai berikut:

1. Metode Pembelajaran

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah

disusun tercapai secara optimal.5 Abdurrahman Ginting mengatakan, metode

5
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2008), hlm. 147
6

pembelajaran dapat diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan

berbagai prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya

terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran.6

Adapun secara operasional dalam penelitian ini, bahwa metode

pembelajaran PAI yang diterapkan di SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta

Utara seperti metode ceramah, metode diskusi, metode tanya jawab dan

metode demonstrasi.

2. Prestasi Belajar

Secara bahasa, kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan dengan hasil yang telah dicapai.7 Dalam kamus bahasa

Indonesia yang lain mengartikan prestasi adalah hasil yang telah dicapai

melebihi kemampuan.8 Sedangkan belajar adalah penambahan pengetahuan

dan perubahan tingkah laku secara sengaja dengan melalui pengamatan dan

penelitian sehingga memperoleh perilaku baru atau meningkatkan perilaku

yang telah ada.

Adapun secara operasional dalam penelitian ini, bahwa prestasi belajar

PAI di SMK Islam Nurul Hikmah merupakan hasil belajar yang telah

diperoleh oleh siswa dalam waktu yang telah di tentukan yang dievaluasi

melalui ulangan harian dan ulangan semester setelah proses belajar

mengajar dilaksanakan kurang lebih 6 (enam) bulan lamanya.

D. Rumusan Masalah

6
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: Humaniora,
2008), hlm. 42
7
Hamzah Ahmad. Nanda Santoso, Kamus Besar Bahasa Indonesa. (Surabaya: Fajar
Mulia,1999), hlm. 295
8
Rahimsyah. Satyo Adhie, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Aprindo, 2005), hlm.342
7

Dari latar belakang yang penulis sampaikan di atas, dapat dikemukakan

rumusan masalah yaitu: Seberapa besar pengaruh metode pembelajaran PAI

terhadap prestasi belajar siswa di SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh metode pembelajaran PAI terhadap prestasi belajar siswa

di SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara.

Sedangkan manfaat dalam penelitian ini terbagi menjadi manfaat

teoritis dan manfaat praktis.

1. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

pengetahuan khususnya kajian mengenai pengaruh metode pembelajaran

terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) Sekolah Menengah Kejuruan Islam Nurul Hikmah Sangatta

Utara yang didukung oleh teori-teori yang ada.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai bahan masukan bagi SMK Islam Nurul Hikmah sendiri terkait

gambaran pengaruh metode pembelajaran terhadap prestasi belajar

pendidikan agama islam.

b. Diharapkan dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang

dihadapi oleh guru-guru dalam menerapkan metode pembelajaran ketika

mengajar.
8

c. Bagi peneliti hasil penelitian ini dapat menjadi tambahan dan masukan

pengetahuan serta ketrampilan mengenai metode pembelajaran PAI di

Sekolah.

F. Kajian Teoritik

1. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode adalah

cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal.9 Ini berarti metode digunakan untuk

merealisasikan proses belajar mengajar yang telah ditetapkan.

Abdurrahman Ginting mengatakan, metode pembelajaran dapat

diartikan cara atau pola yang khas dalam memanfaatkan berbagai

prinsip dasar pendidikan serta berbagai teknik dan sumber daya

terkait lainnya agar terjadi proses pembelajaran.10

Dengan kata lain metode pembelajaran adalah teknik penyajian

yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran

kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara

kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan

dimanfaatkan oleh murid dengan baik.11

9
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm. 147.
10
Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: Humaniora,
2008), hlm 42.
11
Abu Ahmadi, Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Pustaka Setia,
2005), hlm.52
9

Pada kenyataannya, cara atau metode pembelajaran yang

digunakan untuk menyampaikan informasi berbeda dengan cara

yang ditempuh untuk memantapkan siswa dalam menguasai

pengetahuan, ketrampilan dan sikap. Khusus metode pembelajaran di

kelas, efektifitas metode dipengaruhi oleh faktor tujuan, faktor siswa,

faktor situasi dan faktor guru itu sendiri. Dengan demikian metode

dalam rangkaian sistem pembelajaran memegang peran yang sangat

penting, karena keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada

cara guru dalam menggunakan metode pembelajaran.

b. Ciri-Ciri Metode Pembelajaran yang Baik

Banyak metode yang bisa dipilih oleh seorang guru dalam

kegiatan belajar mengajar. Oleh karena itu setiap guru yang akan

mengajar diharapkan untuk memilih metode yang baik. Karena baik

dan tidaknya suatu metode yang akan digunakan dalam proses

belajar mengajar terletak pada ketepatan memilih suatu metode

sesuai dengan tuntutan proses belajar mengajar. Adapun ciri-ciri

metode yang baik untuk proses belajar mengajar adalah sebagai

berikut:

1) Bersifat luwes, fleksibel dan memiliki daya yang sesuai dengan watak

murid dan materi.

2) Bersifat fungsional dalam menyatukan teori dengan praktik dan

mengantarkan murid pada kemampuan praktis.


10

3) Tidak mereduksi materi, bahkan sebaliknya mengembangkan materi.

4) Memberikan keleluasaan pada murid untuk menyatakan pendapat.

5) Mampu menempatkan guru dalam posisi yang tepat, terhormat dalam

keseluruhan proses pembelajaran.12

Sedangkan dalam penggunaan suatu metode pembelajaran harus

memperhatikan beberapa hal berikut :

1) Metode yang digunakan dapat membangkitkan motif, minat atau

gairah belajar murid

2) Metode yang digunakan dapat menjamin perkembangan kegiatan

kepribadian murid.

3) Metode yang digunakan dapat memberikan kesempatan kepada murid

untuk mewujudkan hasil karya.

4) Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk

belajar lebih lanjut, melakukan eksplorasi dan inovasi

5) Metode yang digunakan dapat mendidik murid dalam teknik belajar

sendiri dan cara memperoleh ilmu pengetahuan melalui usaha pribadi.

6) Metode yang digunakan dapat meniadakan penyajian yang bersifat

verbalitas dan menggantinya dengan pengalaman atau situasi yang

nyata dan bertujuan.

12
Puput Fathurrohman & M. Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui Penanaman
KonsepUmum dan Islami (Bandung: Rafika Aditama, 2007), hlm.56
11

7) Metode yang digunakan dapat menanamkan dan mengembangkan

nilai-nilai serta sikap-sikap utama yang diharapkan dalam kebiasaan

cara bekerja yang baik dalam kehidupan sehari-hari.13

Dari uraian di atas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa suatu

metode yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar bisa

dikatakan baik jika metode itu bisa mengembangkan potensi peserta

didik.

c. Prinsip-Prinsip Penentuan Metode Pembelajaran

Dalam proses belajar mengajar guru dalam menentukan metode

hendaknya tidak asal pakai, guru dalam menentukan metode harus

melalui seleksi yang sesuai dengan perumusan tujuan pembelajaran.

Metode apapun yang dipilih dalam kegiatan belajar mengajar hendaklah

memperhatikan ketepatan (efektifitas) metode pemebelajaran yang

digunakan dalam proses belajar mengajar.

Ketika seorang guru dalam memilih metode pembelajaran untuk

digunakan dalam praktik mengajar, maka harus mempertimbangkan hal-

hal sebagai berikut :

1) Tidak ada metode yang paling unggul karena semua metode

mempunyai karakteristik yang berbeda-beda dan memiliki kelemahan

serta keunggulannya masing-masing

13
Ahmadi & Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Rafika Aditama, 2001 ) hlm.53.
12

2) Setiap metode hanya sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi

tertentu dan tidak sesuai untuk pembelajaran sejumlah kompetensi

lainnya.

3) Setiap kompetensi memiliki karakteristik yang umum maupun yang

spesifik sehingga pembelajaran suatu kompetensi membutuhkan

metode tertentu yang mungkin tidak sama dengan kompetensi yang

lain.

4) Setiap siswa memiliki sensitifitas berbeda terhadap metode

pembelajaran.

5) Setiap siswa memiliki bekal perilaku yang berbeda serta tingkat

kecerdasan yang berbeda pula.

6) Setiap materi pembelajaran membutuhkan waktu dan sarana yang

berbeda.

7) Tidak semua sekolah memiliki sarana dan fasilitas lainnya yang

lengkap.

8) Setiap guru memiliki kemampuan dan sikap yang berbeda dalam

menerapkan suatu metode pembelajaran.14

Dengan alasan di atas, jalan terbaik adalah menggunakan kombinasi

dari metode yang sesuai dengan karakteristik materi yang diajarkan,

karakteristik siswa, kompetensi guru dalam metode yang akan digunakan

dan ketersediaan sarana prasarana dan waktu. Adapun hal-hal yang perlu

Abdurrahman Ginting, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran,(Bandung: Humaniora,


14

2008), hlm 82.


13

diperhatikan dalam penentuan metode pembelajaran adalah sebagai

berikut:

1) Tujuan yang hendak dicapai. Tujuan yang ingin dicapai dalam proses

belajar mengajar harus menjadi perhatian utama bagi seorang guru

dalam menentukan metode apa yang dipakai (serasi).

2) Kemampuan guru. Efektif tidaknya suatu metode pembelajaran

jugasangat dipengaruhi pada kemampuan guru dalam

menggunakannya. Misalnya seorang guru yang mahir dalam

berbicara, maka bisa menggunakan metode ceramah disamping

metode yang lain sebagai pendukungnya.

3) Anak didik. Guru dalam kegiatan belajar mengajar harus

memperhatikan anak didik. Karena mereka mempunyai kemampuan,

bakat, minat, kecerdasan, karakter, latar belakang ekonomi yang

berbeda-beda. Oleh karena itu dengan latar belakang yang berbeda-

beda guru harus pandai dalam menentukan metode pembelajaran yang

akan digunakan.

4) Situasi dan kondisi proses belajar mengajar dimana berlangsung.

5) Situasi dan konsidi proses belajar mengajar yang berada di lingkungan

dekat pasar yang ramai akan berdampak pada metode pembelajaran

yang akan digunakan. Sehingga guru bisa menentukan metode

pembelajaran yang sesuai di lingkungan tersebut.


14

6) Fasilitas yang tersedia. Tersedianya fasilitas seperti, alat peraga,

media pengajaran dan fasilitas-fasilitas lainnya sangat menentukan

terhadap efektif tidaknya suatu metode.

7) Waktu yang tersedia. Disamping hal-hal di atas, masalah waktu yang

tersedia juga harus diperhatikan. Apakah waktunya cukup jika

menggunakan metode yang akan dipakai atau tidak.

8) Kebaikan dan kekurangan suatu metode. Dari masing-masing metode

yang ada, tentu memiliki kebaikan dan kekurangan.15

Adapun prinsip-prinsip penentuan metode dalam proses belajar

mengajar adalah sebagai berikut:

1) Prinsip motivasi dan tujuan belajar. Motivasi memiliki kekuatan yang

sangat dahsyat dalam proses belajar mengajar. Belajar tanpa motivasi

seperti badan tanpa jiwa. Demikian juga tujuan, proses belajar

mengajar yang tidak mempunyai tujuan yang jelas akan tidak terarah.

2) Prinsip kematangan dan perbedaan individual. Semua perkembangan

pada anak memiliki tempo yang berbeda-beda, karena itu setiap guru

agar memperhatikan waktu dan irama perkembangan anak, motif,

intelegensi dan emosi kecepatan menangkap pelajaran, serta

pembawaan dan faktor lingkungan.

3) Prinsip penyediaan peluang dan pengalaman praktis. Belajar dengan

memperhatikan peluang sebesar-besarnya bagi partisipasi anak didik

15
Tahar Yusuf & Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab (Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada, 1999), hlm 7-10.
15

dan pengalaman langsung akan lebih memiliki makna dari pada

belajar verbalistik.

4) Integrasi pemahaman dan pengalaman. Penyatuan pemahaman dan

pengalaman menghendaki suatu proses pembelajaran yang mampu

menerapkan pengalaman nyata dalam suatu proses belajar mengajar.

5) Prinsip fungsional. Belajar merupakan proses pengalaman hidup yang

bermanfaat bagi kehidupan berikutnya. Setiap belajar nampaknya

tidak bisa lepas dari nilai manfaat, sekalipun bisa berupa nilai manfaat

teoritis atau praktis bagi kehidupan sehari-hari.

6) Prinsip penggembiraan. Belajar merupakan proses yang terus berlanjut

tanpa henti, tentu seiring kebutuhan dan tuntutan yang terus

berkembang. Berkaitan dengan kepentingan belajar yang terus

menerus, maka metode mengajar jangan sampai memberi kesan

memberatkan, sehingga kesadaran pada anak untuk belajar cepat

berakhir.16

Dengan memperhatikan prinsip-prinsip penentuan metode

pembelajaran di atas, diharapkan dalam proses belajar mengajar dapat

lebih efektif dan efisien dan dapat mengoptimalkan tercapainya tujuan

yang hendak dicapai, karena dengan memperhatikan prinsip-prinsip

tersebut seorang guru bisa mempertimbangkan mana metode yang sesuai

yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar.

16
Ibid., hlm 56-59
16

d. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Metode-metode pembelajaran tersebut ada yang bersifat terpusat

kepada siswa (student centered) dan yang berpusat pada guru (teacher

centered).

1) Metode Ceramah

Metode ceramah adalah cara penyampaian sebuah materi pelajaran

dengan cara penuturan lisan kepada siswa atau halayak ramai. Metode

ceramah adalah suatu metode pembelajaran yang cara penyampaian

materi-materinya dilakukan dengan cara penerangan dan penuturan

secara lisan.17

Ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam

mengaplikasikan metode ceramah, yaitu sebagai berikut:

a) Langkah persiapan, yaitu menjelaskan kepada siswa tentang tujuan

pelajaran dan pokok-pokok masalah yang akan dibahas dalam

pelajaran tersebut. Guru juga harus memperbanyak bahan apresiasi

untuk membantu mereka memahami pelajaran yang akan disajikan.

b) Langkah Penyajian, tahap ini guru menyajikan bahan yang

berkenaan dengan pokok-pokok masalah

c) Langkah Generaalisasi, yaitu unsur yang sama dan berlainan

dihimpun untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan mengenai

pokok-pokok masalah.

17
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Gaung Persada,
2007), Cet.V, hlm 77.
17

d) Langkah Aplikasi Penggunaan, adalah langkah kesimpulan atau

konklusi yang diperoleh digunakan dalam berbagai situasi yang ada

di sekitar kita, sehingga makna kesimpulan itu menjadi nyata.

Adapun kelebihan yang dimiliki dari metode ceramah adalah:

a) Suasana kelas berjalan dengan tenang karena murid melakukan

aktifitas yang sama, sehingga guru dapat mengawasi murid sekaligus

secara komprehensif.

b) Tidak membutuhkan tenaga yang banyak dan waktu yang lama,

dengan waktu yang singkat murid dapat menerima pelajaran

sekaligus secara bersamaan.

c) Pelajaran bisa dilaksanakan dengan cepat, karena dalam waktu yang

sedikit dapat diuraikan bahan yang banyak.

d) Melatih para pelajar untuk menggunakan pendengarannya dengan

baik sehingga mereka dapat menangkap dan menyimpulkan isi

ceramah dengan cepat dan tepat.

Sedangkan kekurangan yang dimiliki metode ceramah adalah:

a) Interaksi cenderung bersifat teacher centered (berpusat pada guru).

b) Guru kurang dapat mengetahui dengan pasti sejauh mana siswa telah

menguasai bahan ceramah.

c) Mungkin saja siswa memperoleh konsep-konsep lain yang berbeda

dengan apa yang dimaksudkan guru.


18

d) Siswa kurang menangkap apa yang dimaksudkan oleh guru, jika

ceramah berisi istilah-istilah yang kurang/tidak dimengerti oleh

siswa dan akhirnya mengarah kepada verbalisme.

e) Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk memecahkan

masalah. Karena siswa hanya diarahkan untuk mengikuti fikiran

guru.

f) Kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk

mengembangkan kecakapan dan kesempatan mengeluarkan

pendapat.

g) Guru lebih aktif sedangkan murid bersikap pasif.18

2) Metode Diskusi

Muhibbin Syah mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah

metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan

masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi

kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).

Metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar mengajar untuk:

a) Mendorong siswa berpikir kritis.

b) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas

c) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirnya untuk memcahkan

masalah bersama.

d) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban

untuk memecahkan masalah berdsarkan pertimbangan yang seksama.

18
Syaodah, Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), Cet II, hlm 33.
19

Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :

a) Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan

berbagai jalan

b) Menyadarkan ank didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling

mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat diperoleh

keputusan yang lebih baik.

c) Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain

sekalipun berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap

toleransi.

Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :

a) Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar.

b) Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas.

c) Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara.

d) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal

3) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara

memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu

kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media

pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang

disajikan.

Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk

memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang


20

berkenaan dengan bahan pelajaran. Manfaat psikologis pedagogis dari

metode demonstrasi adalah :

a) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan .

b) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari

c) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat

dalam diri siswa

Kelebihan metode demonstrasi sebagai berikut :

a) Membantu anak didik memahami dengan jelas jalannya suatu proses

atau kerja suatu benda.

b) Memudahkan berbagai jenis penjelasan .

c) Kesalahan-kesalahan yeng terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki

melaui pengamatan dan contoh konkret, drngan menghadirkan obyek

sebenarnya.

Kelemahan metode demonstrasi sebagai berikut :

a) Anak didik terkadang sukar melihat dengan jelas benda yang akan

dipertunjukkan.

b) Tidak semua benda dapat didemonstrasikan

c) Sukar dimengerti bila didemonstrasikan oleh guru yang kurang

menguasai apa yang didemonstrasikan.

4) Metode Sosiodrama

Metode sosiodrama ialah penyajian bahan dengan cara

memperlihatkan peragaan, baik dalam bentuk uraian maupun kenyataan.


21

Semuanya berbentuk tingkahlaku dalam hubungan sosio yang kemudian

diminta beberapa orang siswa untuk memerankannya.

Keuntungan yang diperoleh dengan melaksanakan metode

sosiodrama, diantaranya adalah:

a) Untuk mengajar siswa supaya ia bisa menempatkan dirinya dengan

orang lain. Dengan sosiodrama setiap siswa diberi tugas memerankan

hal-hal yang sesuai dengan kemampuannya. Sehingga dalam

pelaksanaan tersebut setiap anak merasa bertanggung jawab terhadap

pelaksanaannya. Pelaksanaan sosiodrama selalu terkait antara satu

siswa dengan siswa yang lain, sehingga dengan cara yang demikian

siswa akan merasakan bagaimana perasaan orang lain yang betul-betul

merasakan sesuai dengan yang diperankan.

b) Guru dapat melihat kenyataan yang sebenarnya dari kemampuan

siswa. Terkadang dalam belajar guru hanya mengetahui kemampuan

siswa dengan jalan observasi saja, sehingga guru tidak bisa melihat

dengan sebenarnya sampai dimana kemampuan siswa dalam

memainkan perananyang dipegangnya

c) Sosiodrama menimbulkan diskusi yang hidup. Setelah sosiodrama

dilaksanakan, ini akan menimbulkan diskusi yang hidup, bukan

sajabagi pemain peran tetapi juga bagi penonton. Terutama jika yang

diperankan itu masalah yang menarik siswa atau masalah yang

hangatdibicarakan. Penonton yang selalu mengikuti sosiodrama bukan

saja pasif menerima apa yang diperankan oleh pemain-pemainnya


22

tetapi mereka akan melakukan kritik dan saran terhadap kekurangan

yang ditemui dalam semua peranan yang dimainkan.

d) Siswa akan mengerti social psychologic. Metode sosiodrama

mendorong siswa mampu menghadapi masalah yang berhubungan

dengan kehidupan manusia. Tentu saja dalam pelaksanaannya siswa

akan memecahkan masalah-masalah yang ada hubungannya sesama

manusia, diantaranya mengetahui apa latar belakang kejadian tersebut

dan bagaimana caramengatasinya dan sebagainya.

e) Metode sosiodrama dapat menarik minat siswa. Metode ini

mempertemukan siswa dengan bermacam-macam pengalaman yang

berguna dalam kehidupan mereka sehari-hari.

f) Melatih siswa untuk berinisiatif dan berkreasi. Siswa dituntut

mengeluarkan pendapatnya pada waktu menyelesaikan drama,

disamping itu mereka juga dapat mengembangkan daya fantasinya

dalam peran yang diinginkannya.19

Kelemahan-kelemahan metode sosiodrama adalah:

a) Sukar untuk memilih anak-anak yang betul-betul berwatak untuk

memecahkan masalah tersebut. Pelaksanaan peranan metode ini

hendaknya betul-betul dilaksanakan seperti apa yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, peranan ini hanya dapat

dimainkan oleh siswa yang betul-betul berbakat dan mempunyai

19
Barnadib, Imam, Filsafat Pendidikan (Sistem dan Metode), (Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan IKIP Yogyakarta, 1999), Cet IV, hlm. 192
23

watak dalam pemecahan tersebut, dan terkadang siswa yang demikian

sulit mencarinya.

b) Perbedaan adat istiadat kebiasaan dan kehidupan-kehidupan dalam

suatu masyarakat akan mempersulit pelaksanaannya. Terkadang

perbedaan adat istiadat masyarakat menjadi titik sensitif timbulnya

perasaan tersinggung di antara para pemain dan penonton. Walaupun

sosiodrama dilaksanakan dengan baik, satu pihak mungkin akan

tersinggung karena pihak lain meskipun banyak pihak yang

menyetujui. Oleh sebab itu, guru hendaklah mengawasi jalannya

sosiodrama tersebut bersifat netral, sehingga tak satupun pihak di

dalam masyarakat akan tersinggung, sehingga tujuan dari sosiodrama

di atas dicapai dengan baik.

c) Anak-anak yang tidak mendapat giliran akan menjadi pasif. Tidak

semua siswa dapat diikutsertakan dalam sosiodrama, terlebih siswa

yang tidak mempunyai watak dan bakat tentang hal itu. Oleh sebab

itu siswa yang tidak ikut serta akan pasif saja, karena tugasnya hanya

sekedar mengikuti jalan sosiodrama saja.

d) Tidak semua materi cocok menggunakan metode sosiodrama. Setiap

metode yang dipakai ada suatu tujuan yang harus dicapai terutama

sekali tujuan yang berhubungan dengan persoalan cara bertingkah

laku dalam kehidupan kelompok. Oleh sebab itu jangan dipergunakan

untuk mencapai suatu tujuan yang bertentangan dengan tujuan di


24

atas, seperti mendramakan suatu sifat sadis, balas dendam dan

sebagainya

e) Membutuhkan kebijaksanaan guru yang lebih. Untuk mencapai

kesuksesan dalam pelaksanaannya, ada langkah-langkah yang harus

dituruti oleh siswa. Oleh sebab itu guru harus memberikan pengertian

yang mendalam terhadap anak-anak. Apabila guru tidak memberikan

pengertian tentang langkah-langkah yang harus ditempuh, maka

sosiodrama akan terlaksana secara tidak teratur sehingga hasil yang

dicapai tidak memuaskan.

Pelaksanaan sosiodrama dapat mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut:

a) Persiapan, mempersiapkan situasi hubungan sosial yang akan

diperagakan atau pemilihan tema cerita. Pada kesempatan ini pula

menjelaskan mengenai peranan-peranan yang dimainkan,

pelaksanaan sosiodrama/peran dan tugas-tugas bagi mereka yang

tidak ikut berperan (penonton).

b) Penentuan pelaku atau pemeran, setelah mengemukakan tema cerita

serta memberi dorongan kepada siswa untuk bermain peranan, maka

diadakanlah penentuan para pemeran dan menjelaskan kapan dan

bagaimana harus memulai melakukan peran. Para pemeran diberi

petunjuk atau contoh sederhana agar mereka siap mental.

c) Permainan sosiodrama, para pemeran memainkan peranannya sesuai

dengan imaginasi atau daya tanggap masing-masing, sampai pada


25

suatu klimaks tertentu atau suatu titik kulminasi (puncak) perdebatan

yang hangat.

d) Ketika diskusi, permainan dihentikan, para pemeran dipersilahkan

duduk kembali, kemudian dilanjutkan dengan diskusi di bawah

bimbingan guru yang diikuti oleh semua siswa. Diskusi berkisar pada

tingkah laku para pemeran dalam hubungannya dengan tema cerita,

sehingga terhadirlah suatu pembicaraan berupa tanggapan, pendapat

dan beberapa kesimpulan.

e) Ulangan permainan, setelah diskusi selesai dilakukan, ulangi

permainan dengan memperhatikan pendapat, saran-saran atau

kesimpulankesimpulan yang diperoleh dari hasil diskusi.20

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar,

sebelum mengetahui pengertian prestasi belajar secara integral, penulis

terlebih dahulu akan menguraikan pengertian prestasi dan belajar secara

terpisah. Secara bahasa, kata prestasi dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia diartikan dengan hasil yang telah dicapai.21Dalam kamus

bahasa Indonesia yang lain mengartikan prestasi adalah hasil yang telah

dicapai melebihi kemampuan.22

20
Widoko, Metode Pembelajaran Konsep, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,2002),
hlm.120

Hamzah Ahmad. Nanda Santoso, Kamus Besar Bahasa Indonesa. (Surabaya: Fajar
21

Mulia,1999), hlm. 295


22
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta, Balai Pustaka, 2003), hlm.342
26

Dari dua pengertian di atas, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa

prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari suatu yang kita kerjakan.

Mengenai pengertian belajar, pada pembahasan sebelumnya penulis telah

membahas banyak pengertian tentang belajar dan menyimpulkan bahwa

belajar adalah penambahan pengetahuan dan perubahan tingkah laku

secara sengaja dengan melalui pengamatan dan penelitian sehingga

memperoleh perilaku baru atau meningkatkan perilaku yang telah ada.

Dari pengertian prestasi dan belajar di atas, dapat dijelaskan bahwa

prestasi belajar merupakan hasil penilaian tugas-tugas yang dilakukan

dalam bentuk angka-angka.23. Tabroni Rusyan menyebutkan prestasi

belajar yang dicapai individu merupakan interaksi berbagai faktor yang

mempengaruhi, baik dari dalam diri (internal) maupun dari luar

(eksternal).24

Faktor internal adalah yang telah ada dalam diri seseorang sebagai

pembawaan sejak lahir seperti kecerdasan, sedangkan faktor eksternal

adalah yang datang dari luar, dari hasil belajar dan bimbingan guru,

orang tua maupun masyarakat disekitarnya.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa

faktor dan potensi yang dimilikinya.

23
Raka Jhoni,Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. (Surabaya: Karya Anda,1999), hlm.6
Tabroni Rusyan, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Remadja
24

Karya,2000), hlm. 81
27

b. Jenis-Jenis Belajar

Walaupun belajar dikatakan berubah, namun untuk mendapatkan

perubahan itu bermacam-macam caranya. Setiap perbuatan belajar

mempunyai ciri masing-masing. Para ahli dengan melihat ciri-ciri yang

ada di dalamnya, mencoba membagi jenis-jenis belajar ini. Oleh karena

itu, sampai saat ini belum ada kesepakatan atau keseragaman dalam

merumuskannya. A. De Block misalnya berbeda dengan C. Van Parreren

dalam merumuskan sistematika jenis-jenis belajar. Demikian juga antara

rumusan sistematika jenis-jenis belajar yang dikemukakan oleh C. Van

Parreren dengan Robert M. Gagne antara lain:

1) Belajar Arti Kata-kata


2) Belajar Kognitif
3) Belajar Menghapal
4) Belajar Teoritis
5) Belajar Konsep
6) Belajar Kaidah
7) Belajar Berpikir
8) Belajar Keterampilan Motorik (Motor Skill)
9) Belajar Estetis.25

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Muhibbin Syah menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi

belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu:

1) Faktor internal (faktor dari dalam diri siswa), yakni keadaan atau

kondisi jasmani dan rohani siswa.

2) Faktor eksternal (faktor dari luar diri siswa), yakni kondisi lingkungan

disekitar siswa.

25
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. (Jakarta: PT Rineka Cipta,2002), hlm.27
28

3) Faktor pendekatan belajar (approach tolesaring), jenis upaya belajar

yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pembelajaran.26

Menurut Tabroni Rusyan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah

1) Faktor internal, diantaranya:

a) Faktor Jasmaniah (fisiologi),

b) Faktor Psikologi, yang terdiri dari:

 Faktor intelektif  yang meliputi:

a) Faktor  potensial, yaitu kecerdasan dan bakat

b) Faktor kecakapan nyata, prestasi yang dimiliki

 Faktor non intelektif yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu

seperti: sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan motivasi, dan lain-

lain.

c) Faktor kematangan fisik maupun psikis.

2) Faktor eksternal, diantaranya:

a) Faktor sosial yang terdiri dari:

 Lingkungan keluarga

 Lingkungan sekolah

 Lingkungan masyarakat

 Lingkungan kelompok
26
Muhibin Syah. Psikologi Pendidikan. (Bandung: IAIN SGD, 2000), hlm. 132
29

b) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, tekhnologi dan

kesenian.

c) Faktor lingkungan fisik, seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar.

d) Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan.27

Dra. Rostiah, dalam bukunya masalah-masalah ilmu keguruan

membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak,

yaitu:

1) Cara orang tua mendidik


2) Suasana keluarga
3) Pengertian orang tua, dan
4) Latar belakang kebudayaan.28

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa pada dasarnya terdiri atas

dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

3. Pendidikan Agama Islam

a. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Kata pendidikan menurut bahasa Arab disebut dengan “tarbiyah,

tardib, ta’lim, yang berarti pendidikan.29Pendidikan adalah pimpinan

orang dewasa terhadap anak dalam perkembangannya ke arah

kedewasaan.30

27
Tabroni Rusyan, (2000) Pendekatan Dalam Proses..., hlm. 162
28
Rostiana, Masalah-masalah Ilmu Keguruan. (Jakarta: Bina Aksara, 1999), hlm. 155
29
Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2004) Cet.IV, hlm.2
30
Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. (Bandung: PT. Rosda
Karya.1999), hlm. 19
30

Agama berasal dari kata “Ad-Din” yang berarti undang-undang atau

hukum religi yang berarti mengumpulkan atau membaca, relegate berarti

mengikat. Agama berasal dari kata “A: tidak. Gama: pergi” jadi agama

berarti tidak pergi, tetap ditempat atau tidak berubah.31

Dalam Ensiklopedia Indonesia, agama diartikan sebagai “himpunan

peraturan keagamaan yang dipergunakan sebagai pedoman hidup dalam

masyarakat, berguna untuk peningkatan kerohanian dan mencapai suatu

kesempurnaan”32 Menurut James Marteneau, agama adalah kepercayaaan

kepada Tuhan yang selalu hidup, yakni kepada jiwa dan kehendak yang

mengatur alam semesta dan mempunyai hubungan moral dengan

manusia.33

Secara etimologi Islam asal kata dari “salima” yang artinya selamat

sentosa yang berarti juga menyerahkan diri, patuh, dan taat.34Muhammad

Abdullah Daaz menyatakan bahwa arti Islam ialah: penyerahan diri

secara total dengan sepenuhnya terhadap kehendak Allah tanpa

perlawanan.35

Secara terminologi, islam berarti ajaran-ajaran yang diwahyukan

Allah SWT kepada manusia melalui Nabi Muhammad SAW sebagai

31
Yusron Razak. Dkk, Pendidikan Agama. (Jakarta: Uhamka Press,2001), hlm. 7
32
Ibid, hlm 2
33
Zuhairini. Dkk.,Filsafat Pendidikan Islam. (Jakarta: Bumi Aksara,2004), hlm. 25
34
Abudin Nata, Dirasah Islamiyah I (Al-Qur’an Dan Al-Hadits) (Jakarta: Raju
Grafindo,1999), hlm. 9
35
Yusron Razak, (2001) Pendidikan Agama..., hlm. 42
31

Rosul.36Sebagaimana yang terdapat dalam firman Allah SWT dalam surat

Al-Fath ayat 28:

ْ ‫ق ِلي‬
‫ُظ ِه َرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َو َكفَى بِاهَّلل ِ َش ِهيدًا‬ ِّ ‫هُ َو الَّ ِذي أَرْ َس َل َرسُولَهُ بِ ْالهُدَى َو ِدي ِن ْال َح‬
Terjemahnya: Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya
terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai
saksi.37

Jadi dari pengertian pendidikan, agama, dan islam, di atas penulis

akan menjabarkan mengenai pengertian pendidikan agama islam.

Al-Abrasyi memberikan pengertian bahwa pendidikan islam adalah

mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia,

mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya

(akhlaknya), teratur pikirannya, halus perasaannya, mahir dalam

pekerjaannya, manis tutur katanya baik dengan lisan atau tulisan.38

Hasan Langgulung mengatakan, pendidikan islam adalah pendidikan

yang memiliki empat macam fungsi, yaitu:

1) Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-peranan

tertentu dalam masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini

berkaitan erat dengan kelanjutan hidup (survival)masyarakat sendiri.

2) Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkutan dengan peranan-

peranan tersebut dari generasi tua kepada generasi muda.

36
Abudin Nata.( 1999) Dirasah Islamiyah....., hlm. 19
37
Kementerian Agama, Al-Quran Terjemahan, (Jakarta : Gramedia, 2010), hlm.217
38
Ramayulis,(2004) Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 3
32

3) Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan untuk memelihara keutuhan

dan kesatuan masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan

hidup (survival) suatu masyarakat dan peradaban. Adapun nilai-nilai

yang dipindahkan  ialah nilai-nilai yang diambil dari lima sumber,

yaitu: al-Qur’an, sunah nabi, qiyas, kemaslahatan umum, dan

kesepakatan atau ijma’ ulama, dan ahli-ahli pikir islam yang dianggap

sesuai dengan sumber dasar, yaitu al-Qur’an dan sunah nabi.

4) Mendidik anak agar beramal di dunia ini untuk memetik hasilnya di

akhirat.39

Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pendidikan islam adalah bimbingan yang dilakukan oleh seorang dewasa

kepada peserta didik dalam masa pertumbuhan agar memiliki

kepribadian muslim.

b. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam

Sebelum penulis menjelaskan ruang lingkup pendidikan agama islam

tersebut, kita harus melihat terlebih dahulu dasar dari pendidikan islam

itu sendiri. Meletakan pola dasar pendidikan islam berarti harus

meletakan nilai-nilai dasar agama yang memberikan ruang lingkup

berkembangnya proses kependidikan islam dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan islam.40

39
Jamaludin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), Cet.  Ke-
2. hlm. 10
40
Athiyah, Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang,1999),
Cet VII, hlm. 175
33

Prinsip-prinsip di bawah ini dapat dijadikan dasar-dasar

pengembangan kependidikan islam, yaitu:

1) Prinsip yang memandang manusia sebagai makhluk yang paling

mulia, karena memiliki hakikat dan martabat yang terbentuk dari

kemampuan-kemampuan kejiwaannya, dimana akal budinya menjadi

tenaga penggerak yang membedakan dari makhluk lainnya. Manusia

menurut pandangan islam, di letakan pada posisi khalifah di muka

bumi ini. Sebagai khalifah manusia diberi kelengkapan hidup rohani

dan jasmani yang memungkinkan dirinya melaksanakan tugas

kekhalifahan tersebut.41

2) Prinsip yang memandang bahwa manusia bukan saja makhluk pribadi,

melainkan juga makhluk sosial, yang berarti makhluk yang harus

hidup sebagai anggota masyarakat sesamanya. Manusia harus mampu

menjalin hubungan dengan manusia lainnya dalam satu ikatan

kekeluargaan yang satu, karena umat manusia seluruhnya adalah

“ummatan wahidatan” (umat yang satu) yang dipersatukan dalam tali

“ukhuwah islamiyah) sebagaimana firman Allah dalam surat Al-

Hujurat Ayat 13 yang berbunyi

ِ ‫ َد هَّللا‬s‫ َر َم ُك ْم ِع ْن‬s‫ا َرفُوا إِ َّن أَ ْك‬ss‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَ لَ ْقنَا ُك ْم ِم ْن َذ َك ٍر َوأُ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُشعُوبًا َوقَبَائِ َل لِتَ َع‬
‫أَ ْتقَا ُك ْم إِ َّن هَّللا َ َعلِي ٌم َخبِي ٌر‬
Terjemahnya: Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu
saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling

41
Ibid, hlm. 78
34

taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha


mengetahui lagi Maha Mengenal (QS. Al-Hujurat: 13).42

3) Prinsip moralitas yang memandang bahwa manusia itu pribadi-pribadi

yang mampu melaksanakan nilai-nilai moral agama dalam hidupnya,

karena itu tanpa nilai-nilai moral kehidupan, manusia akan

menyimpang dari fitrah Allah yang mengandung nilai-nilai islam.

Sedangkan ruang lingkup pendidikan Islam itu adalah mencakup

segala bidang kehidupan manusia di dunia, dimana manusia mampu

memanfaatkannya sebagai tempat menanam benih-benih amaliah, yang

buahnya akan dipetik di akhirat nanti. Maka pembentukan sikaf dan nilai-

nilai amaliyah islam melalui proses kependidikan yang berjalan di atas

kaidah ruang lingkup pendidikan islam yang dimaksud di atas

diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Lapangan Hidup Keagamaan


2) Lapangan  Hidup Berkeluarga
3) Lapangan Hidup Ekonomi
4) Lapangan Hidup Kemasyarakatan
5) Lapangan Hidup Politik
6) Lapangan Hidup Seni Budaya
7) Lapangan Hidup Ilmu Pengetahuan

c. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau

kelompok orang yang melakukan kegiatan. Jadi tujuan ilmu pendidikan

islam, adalah sasaran yang akan dicapai oleh seseorang  atau kelompok

orang yang melaksanakan pendidikan Islam.43

42
Kementerian Agama, Al-Quran Terjemahan, (Jakarta : Gramedia, 2010), hlm.152
43
Jamaludin, (1999) Kapita Selekta Pendidikan Islam...,, hlm. 15-16
35

Arifin menjabarkan tujuan teoritis yang terdiri dari berbagai tingkat

antara lain:

1) Tujuan intermedier, yaitu tujuan yang merupakan batas sasaran

kemampuan yang harus dicapai dalam proses pendidikan pada tingkat

tertentu.

2) Tujuan incidental, merupakan peristiwa tertentu yang tidak

direncanakan, tetapi dapat dijadikan sasaran dari proses pendidikan

pada tujuan intermedier.

3) Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi dari

cita-cita ajaran islam, yang membawa misi bagi kesejahteraan umat

manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin di dunia dan di akhirat.

Ibnu Khadun menyatakan, bahwa tujuan pendidikan Islam ada dua, yaitu:

1) Tujuan keagamaan, maksudnya ialah beramal untuk akhirat, sehingga

ia menemui Tuhannya dan telah menunaikan hak-hak Allah yang

diwajibkan ke atasnya

2) Tujuan ilmiah yang bersifat keduniaan, yaitu apa yang  di ungkapkan

oleh pendidikan, modern dengan tujuan kemanfaatan atau persiapan

untuk hidup.44

Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah

adanya keseimbangan antara masalah keduniawian dan keukhrawian,

serta membimbing anak agar menjadi seorang muslim sejati yang

beriman teguh dan berakhlak mulia, serta berguna bagi masyarakat,

agama, dan negara.


44
Ramayulis, (2004) Ilmu Pendidikan Islam..., hlm. 17
36

G. Kajian Penelitian Yang Relevan

Sebagai peneliti mengemukakan penelitian-penelitian terdahulu

sebagai bahan perbanding dan bahan rujukan serta untuk memberikan

informasi fokus penelitian dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

Adapun penelitian yang terdahulu yang memeilki relevansi dengan

penelitian adalah sebagai berikut:

1. Desti Kurnia Sarasweni (2012), dengan judul penelitian Pengaruh

Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas

V Se-Kecamatan Kebasen. Hasil penelitian ini adalah terdapat

hubungan yang signifikan dan positif antara Bimbingan Belajar

Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas V Se-Kecamatan Kebasen.45

2. Koko Irawanto (2018), dengan judul Pengaruh Remedial Teaching

Pada Bidang Studi Rumpun Agama Islam Terhadap Hasil Belajar

Siswa di MTs Normal Islam Samarinda. Hasil penelitian ini adalah

Program Remedial suatu bentuk kegiatan siswa untuk meningkatkan

prestasi belajar dengan cara menambah pelajaran khususnya bagi

siswa yang berprestasi rendah, untuk mengatasi permasalahan

kesulitan siswa dalam pelajaran dengan program tersebut diharapkan

hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.46

H. Hipotesis Penelitian

45
Desti Kurnia Sarasweni, “Pengaruh Bimbingan Belajar Terhadap Prestasi Belajar
Matematika Siswa Kelas V Se-Kecamatan Kebasen”, Skripsi Fakultas Tarbiyah, (Surabaya,
Perpus. UIN Sunan Ampel, 2012), t.d., hal. 80.
46
Koko Irawanto, “Pengaruh Remedial Teaching Pada Bidang Studi Rumpun Agama Islam
Terhadap Hasil Belajar Siswa di MTs Normal Islam Samarinda”, Skripsi Fakultas Tarbiyah,
(Samarinda, Perpus. IAIN Samarinda, 2018), t.d., hal. 76.
37

Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah

penelitian, yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris. 47 Adapun

hipotesis penelitian ini adalah:

Terdapat pengaruh secara signifikan antara metode pembelajaran

Pendidikan Agama Islam terhadap prestasi belajar siswa di SMK Islam

Nurul Hikmah Sangatta Utara.

I. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendeketan Penelitian

Jika ditinjau dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini

termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu penelitian yang

langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.48 Data-data yang

dikumpulkan dari lapangan langsung terhadap obyek yang bersangkutan

yaitu siswa SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara. Namun jika dilihat

dari sifat penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang

menggunakan data berupa angka sebagai alat menemukan keterangan

mengenai apa yang ingin kita ketahui.49

2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober, bertempat di

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara,

47
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Rajawali Press, 2010) , hlm. 21
Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2008),
48

cet. 3, hlm. 5
49
Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 105-
106
38

yang beralamat di Jl. Yos Sudarso III Gang Rahmat No. 34 Desa Teluk

Lingga Kecamatan Sangatta Utara kabupaten Kutai Timur.

3. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. 50 Sedangkan

sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi.51 Dalam menentukan

jumlah sampel peneliti mengambil pendapat Riduwan yang menyatakan

bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua,

sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika

subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.52

Adapun yang menjadi populasi adalah siswa yang ada di Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara Kab. Kutai

Timur yaitu siswa kelas XI yang berjumlah 34 siswa. Mengingat jumlah

populasi yang kurang dari 100 orang, maka berdasarkan teori di atas maka

peneliti mengambil semua populasi untuk dijadikan sampel responden

sehingga penelitian ini adalah penelitian populasi.

4. Variabel dan Indikator Penelitian

1. Variabel Penelitian

50
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 61
51
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian,(Bandung: Alfabeta,
2010), Cet.3, hlm. 70
52
Ibid, hlm.67
39

Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau

ukuran, yang dimiliki, atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

sesuatu konsep pengertian tertentu. Menurut hubungannya antara satu

variabel dengan variabel lain maka macam-macam variabel dalam

penelitian dibedakan menjadi :53

a. Variabel independent (X): variabel ini sering disebut dengan variabel

antecedent dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependent

(terikat).

Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode

pembelajaran PAI di SMK Islam Nurul Hikmah seperti metode

diskusi, ceramah, tanya jawab dan demonstrasi dengan indikator

menerapkan langkah-langkah metode pembelajaran di atas antara lain

sebagai berikut:

Tabel 1
Indikator dan deskripsi

Langkah-langkah
Metode Deskripsi
Pembelajaran
1. Menyampaikan tujuan Guru menyampaikan semua tujuan
pembelajaran dan pembelajaran yang ingin dicapai pada
memotivasi siswa pelajaran tersebut dan memotivasi siswa
belajar.

53
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &
D) (Bandung : Alfabeta, 2010) hlm. 61
40

2. Menyajikan informasi/ Guru menyajikan informasi kepada siswa,


materi pelajaran baik dengan peragaan (demonstrasi) atau
teks.
3. Mempersiapkan metode Guru mempersiapkan apa saja yang
pembelajaran behubungan dengan metode pembelajaran
disesuaikan dengan yang akan dipraktekkan agar dapat
materi terlaksana dengan baik.

4. Menguasai metode Guru sebisa mungkin menguasai metode


pembelajaran secara pembelajaran yang sedang dipraktekkan
maksimal sebagai alat untuk memahamkan materi
kepada siswa.
5. Memberikan tes Guru memberikan evaluasi materi kepada
evaluasi materi siswa setelah menjelaskan materi dengan
metode pembelajaran yang sudah
dipraktekkan.
6. Memberikan penilaian Guru memberikan penilaian baik dalam
kepada siswa yang aktif aktivitas belajar maupun hasil belajar siswa

b. Variabel dependent (Y) sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen, dalam bahasa Indonesia disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.

Adapun variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar siswa dengan indikator nilai hasil belajar siswa bidang studi

Pendidikan Agama Islam (PAI).

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peniliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner (Angket)
41

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variable

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.

Selian itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup

besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesioner dapat berupa

pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada

responden secara langsung.54

Kuesioner (angket) diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk

mengetahui metode pembelajaran yang telah diterapkan oleh guru.

2. Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung pada objek

penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Observasi

atau pengamatan adalah metode pengumpulan data di mana peneliti atau

kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan

selama penelitian.55

Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang proses

pembelajaran PAI dan kondisi Sekolah atau deskriptif lokasi penelitian

yang ada di SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara.

3. Metode Tes

54
Ibid., hlm. 199
55
Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2008),
cet. 5, hlm. 25
42

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan, baik secara tertulis atau

secara lisan atau perbuatan atau suatu instrumen pengumpulan data dengan

menggunakan serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.56

Tes ini dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang seberapa

besar prestasi belajar PAI siswa setelah diterapkan metode pembelajaran.

4. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen

rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.57 Dalam penelitian ini yang

dimaksud dokumentasi adalah suatu metode pengumpulan data dengan

jalan melihat catatan yang sudah ada. Metode dokumentasi diperlukan

sebagai metode pendukung untuk mengumpulkan data, karena dalam

metode ini dapat diperoleh data-data histories, seperti sejarah berdirinya

SMK Islam Nurul Hikmah Sangatta Utara, visi dan misi sekolah, daftar

siswa, nilai prestasi siswa serta data lain yang mendukung penelitian ini

6. Teknik Analisis Data

56
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2000, hlm. 100
57
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), Edisi VI, Cet. 13, hlm. 231
43

Sebelum dilakukan analisis data mentah diolah terlebih dahulu dengan

menggunakan teknik-teknik sebagai berikut:

1. Editing, yaitu memeriksa kelengkapan dan kejelasan angket yang berhasil

dikumpulkan.

2. Skoring, yaitu memberikan nilai pada setiap jawaban angket, adapun

ketentuan dalam pemberian skor menggunakan skala likert 1 sampai 5,58

sebagaimana diuraikan pada tabel berikut:

Tabel 2
Pedoman Pemberian Skor

Skor Angket
Alternatif Jawaban
Positif Negatif
Selalu 5 1
Sering 4 2
Kadang-Kadang 3 3
Jarang 2 4
Tidak Pernah 1 5

3. Tabulating, yaitu tabulasi data jawaban yang berhasil dikumpulkan ke

dalam tabel-tabel yang telah disediakan. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan dua teknik analisis data yaitu teknik analisis deskriptif

statistik dan teknik analisis korelasi.

Teknik analisis korelasi adalah teknik analisis statistik mengenai

hubungan antara dua variabel atau lebih.59 Derajat hubungannya bisa

diukur dan digambarkan dengan koefisien korelasi. Teknik analisis ini

digunakan dalam menguji besarnya pengaruh dan kontribusi variabel X

(metode pembelajaran PAI) terhadap variabel Y (prestasi belajar PAI).


58
Riduwan, (2008) Skala Pengukuran Variabel..., hlm. 45
59
Ibid, hlm 179
44

Teknik analisa data yang digunakan adalah Teknik Korelasi Product

Moment-atau lengkapnya Product of the Moment Correlation, yang

dikembangkan oleh Karl Pearson.60

Adapun rumus yang digunakan adalah:61

N . ∑ XY −( ∑ X ) ( ∑ Y )
r xy =
√¿ ¿ ¿

Keterangan:
r xy= Angka indeks korelasi “r” Pearson products moment corelation
N = Jumlah responden
X = Metode pembelajaran PAI
Y = Prestasi belajar PAI
XY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan skor Y
X = Jumlah seluruh skor X
Y = Jumlah seluruh skor variabel Y
X² = Jumlah kuadrat variabel X
Y² = Jumlah kuadrat variabel Y

Selanjutnya jika ro sama dengan atau lebih besar daripada rt maka

hipotesis alternatif (Ha) disetujui atau diterima atau terbukti kebenarannya

tetapi jika sebaliknya, maka hipotesis nihil (Ho) tidak dapat disetujui atau

tidak dapat diterima atau tidak terbukti kebenarannya.62

Dalam melakukan interpretasi koefisien korelasi nilai r, digunakan pedoman

sebagai berikut .63

Tabel 3

60
Ibid, hlm. 190
61
Ibid, hlm. 209
62
Ibid, hlm, 195
63
Sugiyono, (2010) Metode Penelitian Pendidikan ......, hlm. 257
45

Interpretasi koefisien korelasi nilai r koefisien

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80-1,000 Sangat Kuat
0,60-0,799 Kuat
0,40-0,599 Sedang
0,20-0,399 Rendah
0,00-0,199 Sangat Rendah

Setelah memperoleh nilai r atau korelasi kemudian dilakukan

pengujian hipotesa dengan menggunakan rumus uji t sebagai berikut:64

r √ n−2
t h itung=
√ 1−r 2
Keterangan: t hitung =Nilai t
r =Nilai koefisienkorelasi
n=Jumlah sampel
Dalam uji t ini taraf kepercayaan yang di gunakan sebesar 5%

dengan ketentuan yaitu jika nilai t hitung > dari nilai t tabel, maka H a di

terima, tapi jika nilai t hitung < dari t tabel, maka H a ditolak dan Ho

diterima.65

Adapun langkah-langkah analisis membuat Ha dan Ho dalam

bentuk kalimat, membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik, membuat

tabel penolong untuk menghitung korelasi, mencari r hitung dengan cara

memasukan angka statistik dari tabel penolong kedalam rumus korelasi

64
Ibid, hlm 134
65
Ibid, hlm. 258
46

PPMC, mencari besarnya sumbangan (kontribusi) variabel X terhadap

variabel Y dengan rumus koefisien determinan:66

KD = r2 x 100%

r = nilai koefisien korelasi

J. Sistematika Laporan Penelitian

Skripsi ini disusun terdiri atas lima bab yang dirinci dalam sub-sub bab

sebagai berikut:

Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 (lima) Bab, dimana uraian

bab-bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, definisi operasional,

perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

Bab ini berisikan tentang deskripsi teori, kajian penelitian yang relevan dan

hipotesis penelitian.

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang jenis dan pendekatan penelitian, waktu dan tempat

penelitian, populasi, sampel dan teknik sampling, variabel penelitian dan

indikator, teknik pengumpulan data, uji instrumen penelitian, dan teknik

analisis data.

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

66
Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian,(Bandung: Alfabeta,
2010), Cet.3, hlm. 76
47

Bab ini berisikan tentang gambaran objek penelitian, deskripsi data dan

pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian

BAB V : PENUTUP

Bab ini berisikan tentang simpulan dan saran-saran.

Bagian akhir berisi daftar pustaka dan lampiran-lampiran

DAFTAR PUSTAKA
48

Ahmadi Abu & Joko Tri Prastya, Strategi Belajar Mengajar, Bandung: CV
Pustaka Setia, 2005

Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang,1999


Barnadib Imam, Filsafat Pendidikan (Sistem dan Metode), Yogyakarta: Yayasan
Penerbitan IKIP Yogyakarta,2000

Djamarah Syaiful Bahri, Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002

Fathurrohman Pupuh & Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar melalui


Penanaman KonsepUmum dan Islami, Bandung: Rafika Aditama, 2007

Ginting Abdurrahman, Esensi Praktis Belajar dan Pembelajaran, Bandung:


Humaniora, 2008

Hadikusumo, Pengantar Pendidikan,Semarang: IKIP Semarang Press, 1999.

Hamalik Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008.

Hamzah Ahmad, Kamus Besar Bahasa Indonesa. Surabaya: Fajar Mulia,1999

Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
2008

Jhoni Raka, Pengukuran Dan Penilaian Pendidikan. Surabaya: Karya Anda,1999

Jamaludin, Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia,1999


Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010

Nata Abudin, Dirasah Islamiyah I (Al-Qur’an Dan Al-Hadits), Jakarta: Raju


Grafindo,1999.

Purwanto Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis. Bandung: PT. Rosda
Karya.1998
Rusyan Tabroni, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar.Bandung: Remaja
2011

Rahimsyah, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Aprindo, 2005


Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia,2004

Rostiana, Masalah-masalah Ilmu Keguruan. Jakarta: Bina Aksara, 1999


49

Razak Yusron. Dkk, Pendidikan Agam, Jakarta: Uhamka Press, 2001

Riduwan, Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian, Bandung: Alfabeta,


2010

Riduwan, Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Bandung: Alfabeta,


2008

Sadirman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Raja grafindo


Persada, 2011

Sanjaya Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,


Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008

Suryabrata Sumadi, Metodologi penelitian, Jakarta: Rajawali Press, 2010

Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2011

Sudjana Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2000

Syaodah & Nana Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya, 2006
Syah Muhibin. Psikologi Pendidikan. Bandung: UIN Sunan Gunung Jati, 2010
Uhbiyati Nur, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: Pustaka setia, 1999

Widoko, Metode Pembelajaran Konsep, Surabaya: Universitas Negeri Surabaya,


2002
Yamin, Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung
Persada, 2007
Yusuf Tahar & Saiful Anwar, Metodologi Pengajaran Agama dan Bahasa Arab
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997
Zuhairini, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004
50

ANGKET UNTUK SISWA TENTANG METODE PEMBELAJARAN


PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK ISLAM NURUL HIKMAH
SANGATTA UTARA

Nama Responden :

Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan teliti pertanyaan di bawah ini
2. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c, d dan e
3. Keterbukaan saudara dalam menjawab pertanyaan ini akan sangat
membantu keberhasilan penelitian ini.
4. Keterangan skor jawaban, antara lain:
a . Selalu = 5 b . Sering = 4 c. Kadang-kadang = 3 d. Jarang = 2
e. Tidak pernah = 1
PERTANYAAN
1. Apakah bapak/ibu guru ketika mengajar menyampaikan tujuan
pembelajaran sebelum metode pembelajaran diterapkan?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
2. Apakah bapak/ibu guru ketika menerapkan metode pembelajaran dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
3. Apakah bapak/ibu guru menyajikan informasi atau materi pelajaran baik
dengan teks atau alat peraga sesuai dengan metode pembelajaran?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
4. Apakah bapak/ibu guru mempersiapkan metode pembelajaran disesuaikan
dengan materi?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
5. Apakah bapak/ibu guru menguasai metode pembelajaran secara maksimal?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
51

6. Apakah anda memahami materi yang dipelajari melalui metode


pembelajaran yang diterapkan oleh guru?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
7. Apakah metode pembelajaran yang digunakan oleh guru menjadikan anda
lebih aktif dalam diskusi kelas dan kelompok?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
8. Apakah aktivitas belajar anda meningkat dengan metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
9. Apakah anda mendapatkan pengetahuan baru pada metode pembelajaran
yang digunakan guru selama proses pembelajaran?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
10. Apakah metode pembelajaran yang digunakan mampu mengembangkan
kemampuan anda dalam berpikir krtitis?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
11. Apakah metode pembelajaran yang diterapkan dapat memberikan
kesempatan kepada anda untuk menyatakan pendapat?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
12. Apakah metode pembelajaran yang diterapkan dapat mengarahkan anda
dalam menjawab pertanyaan dari kelompok lain?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
13. Apakah metode pembelajaran yang diterapkan dapat membantu anda
menyimpulkan materi pelajaran yang telah dibahas?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
14. Apakah metode pembelajaran yang diterapkan dapat meningkatkan
kreativitas anda dalam mendiskusikan materi yang dibahas di kelas?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah
15. Apakah hasil belajar anda meningkat dengan metode pembelajaran yang
diterapkan oleh guru?
a.Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Jarang e. Tidak Pernah

Anda mungkin juga menyukai