Cuci Piring Siwi
Cuci Piring Siwi
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Texapon merupakan nama dagang dari senyawa kimia Sodium Lauryl Sulfate
(SLS). Texapon mempunyai bentuk berupa gel dengan warna bening. Texapon
merupakan bahan yang menghasilkan busa.
Natrium klorida biasa dikenal sebagai garam dapur. Merupakan senyawa ionik
dengan rumus NaCl. NaCl adalah garam yang paling bertanggung jawab atas salinitas
dari laut dan dari cairan extrakulikuler dari multiser banyak organisme sebagai bahan
utama dalam garam yang dapat dimakan ini, biasanya digunakan sebagai bumbu makan
dan makanan pengawet. Dalam pembuatan sabun cair fungsinya sebagai pengental sabun
yang masih berupa air.
3. Natrium Sulfat
Natrium sulfat atau biasa juga disebut sodium sulfat dan salt cake merupakam
padatan berbentuk kristal putih yang larut dalam air dan gliserol. Natrium sulfat
tidak beracun dan tidak mudah terbakar.
4. Air
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun
atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar. Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia.
Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion
hidroksida (OH-).
5. Pewarna
pigmen yang digunakan biasanya stabil dan konsentrasinya kecil sekali (0,01
0,5%). Titanium dioksida 0,01% ditambahkan pada berbagai sabun untuk
menimbulkan efek berkilau. Akhir-akhir ini dibuat sabun tanpa warna dan
transparan (Wasitaatmadja, 1997).
6. Melati essens
Isi sabun tidak lengkap bila tidak ditambahkan parfum sebagai pewangi. Pewangi
ini harus berada dalam pH dan warna yang berbeda pula. Setiap pabrik memilih
bau dan warna sabunbergantung pada permintaan pasar atau masyarakat
pemakainya. Biasanya dibutuhkan wangi parfum yang tidak sama untuk
membedakan produk masing-masing (Wasitaatmadja, 1997).
Texapon 50 g Na2SO4 50 g
Pencampuran
+ larutan NaCl
Pendiaman 24 jam
4.1.2 Nilai pH
Sampel
Pengulangan
Kel. 2 Kel. 6
1 6,9 6,9
2 6,9 6,8
3 6,8 7,1
Pada praktikum pembuatan sabun cuci piring , dilakukan pengamatan pada uji
viskositas, Ph dan daya buih dan didapatkan hasil sebagai berikut.
Pada uji coba viskositas, dengan nilai 1 sedikit cair , 2 agak cair , 3 kental , 4
agak kental dan 5 sangat kental ; didaptkan hasil viskositas pada nilai uji 4
yaitu agak kental.
Viskositas dipengaruhi oleh kadar air dalam sabun tersebut. Makin sedikit kadar air
dalam sabun viskositas semakin tinggi, dan sebaliknya makin banyak kadar air dalarn
sabun maka viskositas semakin rendah (Abdurahman, 2009). Selain itu kemungkinan
disebabkan kurangnya bahan pengental yang ditambahkan atau kadar air yang terlalu
tinggi sehingga viskositas kedua kelompok memiliki hasil yang sama.
Pada pengujian Ph didapatkan hasil bahwa sabun cuci piring yang dihasilkan
mendekati Ph netral.
Nilai pH merupakan parameter yang sangat penting dalam pembuatan sabun, karena
nilai pH menentukan kelayakan sabun untuk digunakan (Makin, 2012). Nilai pH
larutan sabun bergantung pada jenis lemak, sebagai contoh sabun yang dibuat dari
minyak kelapa mempunyai pH antara 9 dan 10, sedangkan sabun dari lemak hewani
memberikan pH sekitar 10,8. Dari praktikum yang telah dilakukan pH sabun cuci
piring kedua kelompok yaitu 6,687 (kelompok 2) dan 6,93 (kelompok 6).
Nilai pH mempunyai kecenderungan semakin turun dengan semakin lamanya
pengadukan dan semakin banyaknya rasio air/sabun. Hal tersebut karena alkali yang
digunakan (KOH) bereaksi semakin sempurna dengan asam-asam lemak yang
terdapat dalam minyak, sehingga residu KOH semakin rendah dan sabun tidak lagi
menjadi terlalu basa. Selain itu, peningkatan rasio air menyebabkan pH menurun,
karena air bersifat netral sehingga penambahan air menyebabkan konsentrasi sabun
turun dan akibatnya pH menurun. Lama pengadukan berpengaruh sangat nyata
terhadap pH sabun cair dan rasio air/sabun berpengaruh nyata terhadap pH sabun cair.
Namun interaksi antara kedua tidak berbeda nyata.
Salah satu daya tarik sabun adalah kandungan buihnya. Perilaku konsumen
menunjukkan bahwa akan puas jika, sabun yang dipakai berbuih banyak. Sabun cuci
piring kedua kelompok menunjukan hasil sedikit buih (kelompok 2) dan banyak buih
(kelompok 6). Daya buih mempunyai kecenderungan makin menurun dengan
semakin lamanya pengadukan dan sema-kin banyaknya rasio air-sabun.
Adanya penurunan buih tersebut karena dipengaruhi oleh pH, sehingga
semakin menurun pH daya buih yang dihasilkan ikut menurun. Disamping itu,
adanya peningkatan jumlah air yang ditambahkan dalam sabun juga berpengaruh
terhadap buih yang dihasilkan. Hal tersebut dapat dilihat dari daya bersih sabun cair
yang dihasilkan, karena daya buih sabun menunjukkan tingkat keefektifan daya
bersih dari sabun (Setokromo, 2004), sehingga adanya penurunan daya buih akibat
penambahan air menunjukkan daya bersih sabun ikut menurun.
BAB 6. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Viskositas sabun cuci piring kedua kelompok menunjukan hasil yang sama yaitu
agak kental
2. pH sabun cuci piring kedua kelompok yaitu 6,687 (kelompok 2) dan 6,93
(kelompok 6).
3. Sabun cuci piring kedua kelompok menunjukan hasil sedikit buih (kelompok 2)
dan banyak buih (kelompok 6). Daya buih mempunyai kecenderungan makin
menurun dengan semakin lamanya pengadukan dan sema-kin banyaknya rasio
air-sabun.
6.2 Saran
Saran untuk praktikum ini yaitu praktikan harus lebih kondusif saat
melakukan praktikum, karena hal tersebut dapat mempengaruhi hasil akhir. Selain itu
pembagian tugas harus dilakukan secara merata agar semua praktikan dapat mengerti
tahapan tahapan yang akan dilakukan dalam praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Arthur D. Little, Environtment & Human Safety of Major Surfactant, The Soap &
Detergent Association, 1989.
Qisti, R., 2009, Sifat Kimia Sabun Transparan Dengan Penambahan Madu Pada
Konsetrasi Yang Berbeda, Skripsi, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor,
Bogor