Disusun oleh :
Kelompok 8/THP A 2017
Faizah Yuski Zamzami (151710101009)
Laroiba Fiddina (171710101003)
Wahyu Amardisiwi (171710101016)
Septha Ananda R. (171710101072)
2. Proses Pengolahan
2.1 Pengolahan tepung umbi porang
Pemanfaatan umbi porang dalam industri pangan ataupun non pangan
masih sangat kurang. Porang tidak dapat diolah langsung menjadi karena
kandungan kalsium oksalat yang menyebabkan rasa gatal, sehingga sering diolah
terlebih dahulu menjadi tepung. Tepung umbi porang terbuat dari umbi porang
yang mempunyai kandungan glukoman tinggi. Glukomanan adalah salah satu
komponen kimia terpenting yang terdapat dalam umbi iles-iles yang merupakan
polisakarida dari jenis hemiselulosa.
Gambar 2. (a) tepung umbi porang (b) produk komersil olahan tepung porang
(sumber: http://pangan.litbang.pertanian.go.id/berita-730-tanaman-porang-kekayaan-
hayati-umbiumbian-indonesia.html)
Pada pembuatan umbi porang dapat dilakukan dengan dua cara kimiawi atau
mekanis. Secara mekanik dilakukan dengan tahap pengecilan ukuran dan
pengayakan, secara kimiawi dengan pembentukan kristalan kembali dengan
etanol. Manfaat Glukomanan yaitu sebagai zat pengental. Di industri makanan,
tepung umbi porang dapat digunakan sebagai zat pengental misalnya dalam
pembuatan sirop, sari buah, stabilizer mayo. Salah satu makanan dapat dibuat
makanan yaitu dengan pencampuran larutan mannan dan air kapur. Produk yang
dihasilkan dikenal dengan nama konnyaku dan shirataki. Jika dikonsumsi bahan
makanan ini dapat berperan sebagai dietary fiber yang dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam darah (Pusat Penelitian dan Pengembangan Indonesia, 2013).
Chip porang dengan kadar air kurang dari 6% ditumbuk. Hasil
penumbukan selanjutnya dimasukkan ke-dalam ball mill, tepung mulai digiling
dengan menghidupkan ball mill.. Setelah waktu penggilingan selesai, dilakukan
penghalusan tepung porang menggunakan alat cyclone, diatur kecepatan aliran
udara yang digunakan. Tepung hasil penggilingan disedot atau dimasukkan
kedalam cyclone. Tepung porang difraksinasi (pemisahan senyawa berdasarkan
berat jenis), dimana fraksi berat akan turun kebawah mulut cyclone dan fraksi
ringan dihembuskan keluar dari. Pada tahap ini, kalsium oksalat dan zat pengotor
yang lain akan dibuang dengan cara dihembuskan). Selanjutnya, dilakukan
pencucian dengan etanol. Tahapan ini bertujuan untuk meminimalisir kandungan
kalsium oksalat (dapat menyebabkan gatal pada kulit dan mengendap di ginjal
serta merusak hati) dan zat-zat pengotor pada tepung porang sehingga yang tersisa
sebagian besar adalah glukomanan.
chip porang
pengeringan
+etanol
pengadukan/pencucian ±4jam
ampas
tepung porang
Pencampuran
Evanuarini, H., Nurliyani, I., dan Hastuti, P. 2015. Characteristic of Low Fat
Mayonnaise Containing Porang Flour as Stabilizer. Pakistan Journal of
Nutrition. 14(7): 392-395.
Sumarwoto, 2012. Peluang Bisnis beberapa Macam Produk Hasil Tanaman Iles
Kuning di DIY Melalui Kemitraan dan Teknik Budaya.Yogyakarta:
Business Conference.
Wahyuningtyas, R. D., R. Azrianingsih, dan B. Rahardi. 2013. Peta dan Struktur
Vegetasi Naungan Porang (Amorphophallus muelleri Blume) di Wilayah
Malang Raya. Jurnal Biotropika.