TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Umbi Dahlia
Umbi dari tanaman dahlia terhubung pada pangkal batang, pada bagian ini
setiap tunas baru dihasilkan (Abddillah, 2012). Setiap tunas terdiri dari hanya satu
umbi, sehingga apabila dilakukan perbanyakan vegetatif yang berasal dari umbi,
mata tunas di bagian pangkal umbi harus disertakan dan tidak boleh terpotong
(Cornell, 2003). Komposisi Bunga dahlia dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Komposisi umbi bunga dahlia
Komposisi
Kadar %/% berat kering
Karbohidrat
76,8-82,80
1.1 Inulin
69,26-75,48
1.2 Gula reduksi
4,4-6,6
2
Serat
3,3-5,4
3
Lemak
0,5-1,0
4
Protein
3,9-5,7
5
Abu
0,2-0,4
Sumber : Saryono, dkk (1998)
No.
1
Tiga lokasi penting yang dapat dijadikan pembudidayaan bunga dahlia yaitu
Kota Bukit Tinggi, Kabupaten Agam dan Solok Selatan. Bukit Tinggi dan
Kabupaten Agam sudah dicanangkan menjadi The City of Dahlia sehingga
penanaman bunga dahlia tidak hanya untuk hiasan melainkan untuk produksi
inulin.
2.2
Pati
Pati murni mengandung granula mikro yang mengandung struktur internal
yang kompleks. Pada suhu kamar granula dapat larut dalam air. Namun jika
dipanaskan hingga suhu 60oC granula akan lumer menghasilkan kenaikan
viskositas (kekentalan). Pati (C6H10O5)n telah dikenal di Mesir sejak 4000 tahun
sebelum Masehi. Pati adalah salah satu jenis polisakarida yang amat luas tersebar
di alam. Bahan ini disimpan sebagai cadangan makanan bagi tumbuh-tumbuhan di
dalam biji buah (padi, jagung, gandum, jawawut, sorghum dan lain-lain), di dalam
umbi (umbi dahlia, ubi kayu, ubi jalar, huwi, talas, kentang dan lain-lain) dan
pada batang (aren, sagu dan lain-lain).
Di dalam sel pati terdapat dalam bentuk ikatan dengan air, lemak, silikat
serta senyawa-senyawa lainnya terutama fosfat. Di lihat dari susunan kimianya,
pati adalah polimer dari glukosa atau maltosa. Unit terkecil di dalam rantai pati
adalah glukosa yang merupakan hasil proses fotosintesa di dalam bagian tubuh
tumbuh-tumbuhan yang mengandung khlorofil.
Pati umumnya terdiri dari dua fraksi yaitu amilosa dan amilopektin.
Perbedaannya antara lain ialah bahwa fraksi amilosa itu tidak bercabang
sedangkan fraksi amilopektin bercabang. Jenis ikatan antara dua sakarida adalah
1,4--glukosidik. Bila ada cabang maka ikatan cabang adalah 1,6--glukosidik
(Martoharsono, 1990).
Berdasarkan jumlah molekul glukosa di dalam pati, susunan kimia pati
sangat bervariasi, bergantung pada tanaman asal pati tersebut. Walaupun
demikian, secara garis besar pati dapat dibedakan atas:
1. Amilosa
Di dalam amilosa, molekul-molekul glukosa saling bergandengan. Molekul
amilosa terdiri dari 70 hingga 350 unit glukosa yang berikatan membentuk
rantai lurus. Kira-kira 20% pati adalah amilosa.
2. Amilopektin
Pada amilopektin, sebagian dari molekul-molekul glukosa di dalam rantai
percabangannya saling berikatan. Molekul ini terdiri dari hingga 100.000 unit
glukosa yang berikatan membentuk struktur rantai cabang (Gaman dan
Sherrington, 1992).
Pati dapat dihidrolisis sempurna dengan menggunakan asam sehingga
menghasilkan glukosa. Hidrolisis juga dapat dilakukan dengan larutan enzim
amilase. Dalam ludah dan dalam cairan yang dikeluarkan oleh pankreas terdapat
amilase yang bekerja terhadap amilum yang terdapat dalam makanan kita. Oleh
enzim amilase, amilosa diubah menjadi maltosa dalam bentuk betha maltosa
(Poedjiadi,A,1994).
Beberapa sifat pati adalah mempunyai rasa yang tidak manis, tidak larut
dalam air dingin tetapi di dalam air panas dapat membentuk sel yang bersifat
kental dan sifat kekentalannya ini dapat digunakan untuk mengatur tekstur
makanan dan sifat jelnya dapat diubah oleh gula atau asam (Winarno, F.G, 1986).
2.3
Sirup Glukosa
Menurut SNI 01-2978-1992, sirup glukosa adalah cairan jernih dan kental
dengan komponen utamanya glukosa, yang diperoleh dari hidrolisis pati dengan
cara kimia atau enzimatik. Sirup glukosa yang mempunyai nama lain dectrose
adalah salah satu produk bahan pemanis makanan dan minuman berbentuk cairan,
tidak berbau dan tidak berwarna tetapi memiliki rasa manis yang tinggi.
Pembuatan sirup glukosa atau sering juga disebut gula cair ini menggunakan
bahan baku yang berasal dari pati umbi-umbian seperti pati dari ubi jalar, ubi
ganyong, garut, kimpul, ataupun suweg yang kurang dimanfaatkan dan
dikembangkan di Indonesia. Pembuatan sirup glukosa menggunakan bahan umbi
dahlia masih jarang dilakukan, melihat umbi dahlia juga merupakan sumber
karbohidrat yang kaya akan gula oleh karena itu dilakukan penelitian pembuatan
sirup dengan bantuan enzimdan diharapkan menjadi alternatif pengganti gula pasir
(sukrosa) untuk memenuhi kebutuhan pokok pangan penduduk Indonesia.
Pembuatan sirup glukosa secara enzimatis dapat dikembangkan di pedesaan
karena tidak banyak menggunakan bahan kimia sehingga aman dan tidak
mencemarilingkungan. Bahan lain yang diperlukan adalah enzim amilase. Proses
hidrolisis pada dasarnya adalah pemutusan rantai polimer pati (C6H10O5)n menjadi
unit-unit monosakarida (C6H12O6)(Meyer.,1978). Untuk sirup glukosa dapat
dihilat pada Gambar 2.3.
Syarat Baku Mutu Sirup Glukosa dapat dilihat pada tabel 2.2.
Tabel 2.2. Syarat mutu sirup glukosa SNI 01-3544-1994
No
KriteriaUji
Satuan
Persyaratan
1. Keadaan :
1.1 Aroma
TidakBerbau
1.2 Rasa
Manis
1.3 Warna
TidakBerwarna
1.4 Air
% (b/b)
Maks 20
1.5 Abu
% (b/b)
Maks 1
2. Jumlahgula
% (b/b)
Min 65
(dihitungsebagaisakarosa)
3. BahanTambahanMakanan :
3.1 Pemanisbuatan
Tidakbolehada
4. Cemaranlogam :
mg/kg
Maks 10
Timah (Pb)
mg/kg
Maks 10
Tembaga (Cu)
mg/kg
Maks 25
Seng (Zn)
5. CemaranArsen (As)
mg/kg
Maks 0,5
6. CemaranMikroba :
6.1 Angkalempeng total
Koloni/ml
Maks 5x102
6.2 Coliform
APM/ml
Maks 20
6.3 E. Coli
APM/ml
<3
6.4 Salmonella
Koloni/ml
Negatif
6.5 S.Aureus
Koloni/ml
0
6.6 Vibrio cholera
Koloni/ml
Negatif
6.7 Kapang
Koloni/ml
Maks 50
6.8 Khamir
Koloni/ml
Maks 50
Sumber: StandarisasiNasional Indonesia (1994)
gugus
-CHO).
Lima
karbon
dan
satu oksigennya membentuk cincin yang disebut cincin piranosa, bentuk paling
stabil untuk aldosa berkabon enam. Dalam cincin ini, tiap karbon terikat pada
gugus sampinghidroksil dan hidrogen kecuali atom kelimanya, yang terikat pada
atom karbon keenam di luar cincin, membentuk suatu gugus CH2OH. Struktur
cincin ini berada dalam kesetimbangan dengan bentuk yang lebih reaktif, yang
proporsinya 0.0026% pada pH 7.
Glukosa merupakan sumber tenaga. Kita dapat menduga alasan mengapa
glukosa dan bukan monosakarida lain seperti fruktosa, begitu banyak digunakan.
Glukosa dapat dibentuk dari formaldehida pada keadaan abiotik, sehingga akan
mudah tersedia bagi sistem biokimia primitif. Hal yang lebih penting bagi
organisme tingkat atas adalah kecenderungan glukosa, dibandingkan dengan gula
heksosa lainnya, yang tidak mudah bereaksi secara nonspesifik dengan
gugus amino suatu protein. Bentuk rantai glukosa dapat dilihat pada gambar 2.5.
2.4
Enzim
Enzim merupakan senyawa protein kompleks yang dihasilkan oleh sel-sel
organisme dan berfungsi sebagai katalisator suatu reaksi kimia. Kerja enzim
sangat spesifik, karena strukturnya hanya dapat mengkatalisis satu tipe reaksi
kimia saja dari suatu substrat seperti hidrolisis, oksidasi dan reduksi (Purba,
2006). Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi sebagai katalis
(senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis bereaksi) dalam suatu
reaksi kimia organik. Molekul awal yang disebut substrat akan dipercepat
perubahannya menjadi molekul lain yang disebut produk.
10
bertujuan
untuk
menghilangkan
bau,
warna,
kotoran
dan
11
glukoamilase
(amiloglukosidase).
Hidrolisa
enzim
lebih
banyak
2.5
Enzim Amilase
Amilase adalah kelompok enzim yang memiliki kemampuan memutuskan
ikatan glikosida yang terdapat pada senyawa polimer karbohidrat. Hasil molekul
amilum ini akan menjadi monomer-monomer yang lebih sederhana. Amilase
dihasilkan oleh berbagai jenis organisme hidup, mulai dari tumbuhan, hewan,
manusia bahkan pada mikroorganisme seperti bakteri dan fungi. Kelompok enzim
ini memiliki banyak variasi dalam aktivitasnya, sangat spesifik, tergantung pada
sumber organismenya dan tempatnya bekerja (Dessy, 2008: 30). Enzim amilase
dikelompokkan menjadi tiga golongan enzim, yaitu:
a. Alfa amilase (-amilase)
Enzim Alfha-amylase (EA) atau -amilase adalah salah satu enzim yang
berperan dalam proses degradasi pati, sejenis makromolekul karbohidrat.
Struktur molekuler dari enzim ini adalah -1,4-glukanohidrolase. Bersama
dengan enzim pendegradasi pati lain, -amilase termasuk ke dalam golongan
enzim kelas 13 glikosil hidrolase (E.C.3.2.1.1). -amilase ini memiliki
beberapa sisi aktif yang dapat mengikat 4 hingga 10 molekul substrat sekaligus
dan hanya dapat digunakan pada proses perombakan pati atau amilum secara
acak dari tengah atau dari bagian dalam molekul pada proses hidrolisis untuk
menghasilkan glukosa.
Merupakan enzim ekstraseluler yang bersifat termostabil dan berfungsi
menghidrolisis ikatan -1,4-glikosida dari bagian dalam molekul pati
(karbohidrat) baik pada amilosa dan amilopektin sehingga terbentuk molekulmolekul yang lebih pendek. Hasil dari pemotongan enzim ini antara lain
glukosa, maltosa dan dekstrin. (Wikipedia,2013).
12
13
c.
1,4--D-glukan
glukohidrolase,
exo-1,4--glukosidase,
glukoamilase,
Terdapat 3 macam sub unit enzim amilase untuk memecah tepung (Sardjoko,
1994: 166), yaitu:
a. Endoamilase
Endoamilase adalah -amilase yang memecahkan ikatan -1,4-glikosida pada
amilosa dan amilopektin untuk menghasilkan oligosakarida dengan panjang
rantai yang bermacam-macam dan konfigurasi pada unit pereduksi glukosa
C1. -Amilase yang termostabil digunakan pada cairan yang bersuhu tinggi.
Enzim dari Bacillus amyloliquefaciens mempunyai suhu optimum 70C,
dibandingkan dengan 92C untuk enzim yang diisolasi dari Bacillus
licheniformis.
b. Eksoamilase
Eksoamilase memecah ikatan -1,4-glikosida. Eksoamilase glukogenik juga
mampu menghidrolisis ikatan -1,6-glukosida pada oligosakarida yang
bercabang, sedang eksoamilase maltogenik (misalnya -amilase padi-padian)
tidak mampu melewati titik-titik percabangan. Pengambilan produk molekul
rendah, berturut-turut seperti misalnya glukosa dan maltose dari ujung polimer
pati yang tidak dapat direduksi menyebabkan secara perlahan-lahan turunnya
viskositas dan produk yang demikian itu memiliki konfigurasi- pada C1
glukosa tereduksi.
c. Enzim penghilang cabang
Glukoamilase merupakan enzim yang memiliki kekhususan yang rendah,
menghidrolisis ikatan -1,3 dan -1,6 pada laju lebih rendah daripada -1,4.
Enzim ini mampu mengadakan polimerisasi glukosa menjadi maltosa dan
isomaltosa, tetapi proses pembentukan gula tidak pernah mencapai
14
keseimbangan, dengan demikian reaksi ini tidak tampak nyata. Pengaruh enzim
glukoamilase menyebabkan posisi dapat diubah menjadi , pH optimal 4-5,
dan suhu optimal 50-60 C (Winarno, 1984: 59). Enzim ini secara industri
dipakai pada produksi sirup jagung dan glukosa (Smith, 1997: 457).
2.6
Hidrolisis
Hidrolisis adalah suatu proses antara reaktan dengan air agar suatu senyawa
hidrolisis
secara
enzimatis
memiliki
keunggulan
bila
15
murah, dihasilkan lebih sedikit abu dan produk samping serta kerusakan
warna dapat diminimalkan (Sutrisno,Aji,2015).
Hidrolisis secara enzimatis memutus rantai pati secara spesifik pada
percabangan
tertentu.
Pada
hidrolisis
pati
secara
enzimatis
untuk
2.
Untuk dapatkan hasil sirup glukosa yang lebih jernih dan bersih
Untuk enzim yang dipakai masih impor dan harganya relatif mahal.
16
Untuk cocok untuk kondisi kritis saat ini karena seluruh bahan
tersedia di dalam negeri.
Katalisator
Hampir semua reaksi hidrolisa memerlukan katalisator untuk
mempercepat jalannya reaksi. Katalisator yang dipakai dapat berupa enzim
atau asam karena kerjanya lebih cepat. Asam yang dipakai beranekaragam
mulai dari asam klorida (Agra dkk, 1973; Stout & Rydberg Jr., 1939), Asam
sulfat sampai asam nitrat.
2.
3.
Pencampuran (pengadukan)
Supaya zat pereaksi dapat saling bertumbukan dengan sebaik-baiknya,
maka perlu adanya pencampuran. Untuk proses batch, hal ini dapat dicapai
dengan bantuan pengaduk atau alat pengocok (Agra dkk,1973).
17
4.
disenangi
karena
memperbaiki tekstur.
dapat
mencegah
kerusakan
mikrobiologis
dan