Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“BIOTEKNOLOGI”
(KULTUR JARINGAN HEWAN)

Oleh:
Kelompok 6
1. Deby Lovelia Esa (18231005)
2. May Sarah (18231033)
3. Mega Wati (18231017)
4. Murtiana Pohan (18231020)
5. Mutia Saldy (18231021)
6. Salsa Billa (18231038)

Dosen Pengampu : Dr. Skunda Dilliarosta, M.Pd.

PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya
kelompok kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KULTUR JARINGAN HEWAN”.
Makalah ini disusun dengan maksud untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Bioteknologi dan
menambah pengetahuan bagi para pembacanya.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Ibuk sebagai dosen mata kuliah Bioteknologi
yang telah membimbing kami. Kami berharap agar makalah ini dapat diterima dan bermanfaat
khususnya bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan
dan bahan pembelajaran.
Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan
dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu
dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang
membangun dari dosen senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah
kedepannya.

Padangsidimpuan, 2 Maret 2021

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup atau

memperbanyak sel dalam kondisi invitro . Hasil dari kultur jaringan tersebut, selanjutnya

dapat digunakan untuk berbagai macam percobaan, seperti uji efektivitas dan toksisitas

suatu zat. Memproduksi bahan-bahan tertentu seperti vaksin, hormon, antibodi, dan enzim.

Salah satu sel yang dapat digunakan untuk keperluan di atas adalah selparu-paru.

Pengembangan sel paru-paru fetus hamster memiliki beberapa kendala diantaranya yaitu

produksi radikal bebal yang berlebih. Radikal bebas in vitro diduga berasal dari beberapa

perlakuan yang dilakukan pada saat kutur, seperti washing, sentrifus, dan tripsinasi. Pada

proses metabolisme normal, sel juga menghasilkan partikel-partikel kecil yang disebut

sebagai radikal bebas.

Partikel-partikel tersebut dapat merusak jaringan normal apabila jumlahnya terlalu

banyak. Sumber utama radikal bebas adalah adanya elektron yang tidak berpasangan pada

rantai transport elektron, misalnya yang ada dalam mitokondria, retikulum endoplasma dan

molekul oksigen yang menghasilkan superoksida. Menetralisir terbentuknya radikal bebas,

maka dibutuhkan suatu antioksidan yang dapat melindungi membran sel dari radikal bebas.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah itukultur jaringan hewan?


2. Apa manfaat kultur jaringan hewan?
3. Apa itu Medium Kultur Jaringan Hewan?
4. Apakah Eksplan Dalam Kultur Jaringan Hewan?
5. Bagaimana Teknik Kultur Jaringan Pada Hewan?
6. Apa saja Aplikasi Kultur Jaringan Hewan?

C. Tujuan

1. Dapat mengetahui apa itu kultur jaringan hewan!


2. Dapat mengetahui apa manfaat dari kultur jaringan hewan!
3. Dapat mengetahui apa itu medium kultur jaringan hewan!
4. Dapat mengetahui apa eksplan dalam kultur jaringan hewan!
5. Dapat mengetahui teknik dalam kultur jaringan hewan!
6. Dapat mengetahui apa saja aplikassi dalam kultur jaringan hewan!
BAB II

PEMBAHASAN

Kultur Jaringan Hewan

A. Pengertian Kultur Jaringan Hewan

Kultur jaringan hewan merupakan metode untuk memelihara sel hidup atau memperbanyak
sel dalam kondisi in vitro (dalam gelas) karena jaringan dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau
cawan Petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Kultur jaringan pada dasarnya dapat
dilakukan baik pada tumbuhan maupun hewan, karena sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
sifat totipotensi). Hasil dari kultur jaringan tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai
macam percobaan, seperti uji efektivitas dan toksisitas suatu zat. Hasil dari kultur jaringan
tersebut, selanjutnya dapat digunakan untuk berbagai macam percobaan, seperti uji efektivitas
dan toksisitas suatu zat. Totipotensi adalah kemampuan sel-sel / jaringan untuk tumbuh menjadi
individu baru yang identik dengan induknya, karena sel-sel/ jaringan tersebut memilki sifat
metabolisme, tetapi untuk mengkultur jaringan yang berbeda, maka memerlukan komposisi
media tertentu.(Stipanuk, 2000)

Kultur jaringan hewan adalah adanya sifat totipotensi sel yaitu setiap sel mengandung seluruh
informasi genetik dan mempunyai kemampuan untuk dapat berkembang menjadi individu yang
sama dengan induknya. Kultur jaringan tumbuhan berkembang lebih pesat dan daya totipotensi
yang lebih tinggi daripada kultur jaringan hewan, mengingat kultur jaringan tumbuhan lebih
mudah dilakukan dengan biaya yang relatif murah dan angka keberhasilan yang lebih tinggi
karena sel hewan memilki  struktur yang lebih komplek daripada sel tumbuhan baik secara
morfologi maupun fisiologis (aktivitas metabolisme lebih banyak) maka peralatan yang
digunakan dalam kultur jaringan hewan lebih mahal serta faktor teknis dalam kultur jaringan
hewan lebih sulit. Menunjang keberhasilan kultur jaringan hewan, maka dalam melaksanakan
kultur jaringan hewan ini memerlukan berbagai prasyarat untuk mendukung kehidupan jaringan
yang dibiakkan. Prasyarat yang paling esensial adalah wadah dan media tumbuh yang steril.
Media adalah tempat bagi jaringan untuk tumbuh (membelah dan berkembangbiak) dan
mengambil nutrisi yang mendukung kehidupan jaringan. Media tumbuh harus mengandung
berbagai bahan/ nutrisi yang diperlukan jaringan untuk hidup dan memperbanyak dirinya seperti
air, vitamin, mineral dan hormon. (Rat, B..2008)

B. Manfaat Kultur Jaringan

1. Pemanfaatan Kultur Sel dalam Penelitian

Kultur jaringan / sel hewan telah menjadi khasanah fundamental dalam bidang
ilmu pengetahuan, seperti; biologi, kedokteran, farmasi, imunologi, dan bioteknologi.
Setelah periode 1970-an banyak penemuan-penemuan dalam berbagai disiplin ilmu yang
tidak terlepas dari pemanfaatan kultur jaringan seperti:

a) Transport intramembran seperti: (1) aktivitas dan perpindahan RNA dari inti ke
sitoplasma dan translokasi hormon, (2) pompa ion dan natrium, (3) molekul karier
untuk mengangkut glukosa, (4) reseptor hormon dan molekul lainnya.
b) Aktivitas intraseluler seperti: (1) replikasi DNA, (2) ekspresi gena, (3) sintesis protein,
(2) isolasi sel mediator, dan (3) (4) analisis kromosom untuk melihat kelainan genetik
dari bayi dalam kandungan, mengetahui efek toksik dari komponen obat, penentuan
(diagnosis) adanya virus / bakteri, dan pemantauan efek pencemaran lingkungan.
c) Metabolisme intra-seluler seperti; (1) nutrisi, (2) inversi dan adanya induksi
transformasi dari virus atau agen kimiawi (obat-obatan), (3) regulasi steroidogenesis
pada sel-sel steroidogenik, (4) peran molekul Insulin-like growth factor I (IGF-I )
terhadap pertumbuhan dan diferensiasi berbagai jenis sel. (4) Metabolisme energi,
lemak, dan protein, (5) reseptor kompleks dan fluktuasi mediator kimia dan metabolit
dalam sel.
d) Interaksi antar-sel, seperti: (1) sinyal antar-sel, (2) populasi kinetik dan adhesi sel, (3)
peran berbagai hormon pada sel-sel ovarium secara langsung misalnya pengaruh
estrogen terhadap ekspresi R-LH.
2. Pemanfaatan Kultur Sel dalam Bioteknologi

Semakin berkembangnya dukungan dan penguasaan teknologi laboratorium


sangat memungkinkan membuat kultur sel primer dari berbagai jenis sel hewan maupun
manusia. Perkembangan kultur jaringan sebagai teknik baru dalam bidang biologi
mempunyai kaitan erat dengan perkembangan bioteknologi. Penerapan kultur jaringan
dalam bidang industry (bioteknologi) antara lain:

1) Produksi virus yang kemudian dibuat vaksin.


2) Produksi Antibodi-monoklonal (MAB).

C. Medium Kultur Jaringan Hewan

Media kultur jaringan hewan di dalamnya harus terdapat kondisi fisik yang optimal
meliputi pH, tekanan, sumber energi dan sumber karbon, asam amino, vitamin, mineral dan air .
Hal ini berlaku baik untuk kultur sel dan jaringan hewan maupun tumbuhan, sampai saat ini telah
dilakukan banyak penelitian tentang media untuk kultur sel dan jaringan hewan maupun
tumbuhan. Pada dasarnya medium untuk kultur sel dan jaringan dapat berupa media alami
maupun buatan. Berdasarkan asalnya, media dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Media alami

Media alami adalah media yang diperoleh dari bahan-bahan alami seperti ekstrak
buah-buahan, darah, ekstrak sel dan lain-lainya. Plasma darah merupakan komponen
terbesar dalam darah, karena lebih dari separuh darah mengandung plasma darah. Hampir
90% bagian dari plasma darah adalah air. Plasma darah berfungsi untuk mengangkut sari
makanan ke sel-sel serta membawa sisa pembakaran dari sel ke tempat pembuangan.
Media alami merupakan media yang kompleks yaitu mengandung karbon, sumber N
(asam amino) vitamin, mineral, air, serta hormon dan enzim-enzim. Kultur jaringan
tumbuhan dapat menggunakan media alami maupun media buatan dengan tingkat
keberhasilan yang sama, tetapi pada kultur jaringan hewan penggunaan media alami
seperti serum juga memberikan tingkat keberhasilan yang tinggi pada kultur jaringan
hewan.

Darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah adalah bagian darah yang cair. Plasma darah merupakan salah satu contoh media
alami dalam kultur jaringan hewan. Darah adalah cairan yang terdapat pada semua hewan
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai
pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang
berarti darah. 

Plasma darah ini digunakan sebagai media alami dalam kultur jaringan hewan,
karena plasma darah mengandung berbagai nutrisi yang diperlukan oleh sel-sel/ jaringan
yang sedang dikultur, untuk tumbuh (membelah dan berkembangbiak). Plasma darah
mengandung 91,5% air dan 8,5% zat-zat terlarut. Zat-zat yang terlarut dalam plasma
darah meliputi molekul-molekul dan berbagai ion yaitu glukosa sebagai sumber energi
dan asam-asam amino. Ion-ion yang terdapat dalam plasma darah adalah ion Natrium
(Na+) dan Klor (Cl-). Plasma darah mengandung 7% molekul-molekul protein seperti;
serum albumin 4%, serum globulin 2,7% dan fibrinogen 0,3%. Serum adalah cairan darah
yang tidak mengandung fibrinogen (komponen yang berperan dalam proses pembekuan
darah). Bahan alami yang digunakan untuk menumbuhkan sel dari jaringan dapat
dikelompokkan dalam tiga kategori,  yaitu:

1) Koagulat, misalnya koagulan plasma darah dan kolagen.


2) Cairan bologis, misalnya serum.
3) Ekstrak jaringan, misalnya ekstrak embrio.

2. Media Buatan

Media alami tidak dapat ditentukan komponen-komponen penyusuna secara pasti,


demikian juga dengan prosentase masing-masing komponen masih belum dapat
ditentukan. Hal ini disebabkan media alami adalah media yang kompleks. Oleh sebab itu
media alami kurang tepat jika digunakan dalam penelitian. Pada saat ini telah
dikembangkan media buatan. Media buatan komposisinya dan prosentase kandungan zat-
zat nutriennya dapat diketahui dengan pasti. Disamping itu, media buatan dapat
diamanipulasi komposisi komponen penyusunya sehingga media buatan sangat cocok
digunakan dalam percobaan dan penelitian.

Media buatan dapat memberikan hasil yang sama baiknya dengan media alami
apabila komponen-komponen dan kondosi fisik yang diperlukan oleh sel atau jaringan
yang dikultur pada media tersebut terpenuhi. Sedangkan berdasarkan kebutuhannya
media dibagi menjadi 3, yaitu:

a. Minimum essential medium (MEM) adalah yaitu medium dasar yang tersusun atas
BSS, asam amino esensial dan vitamin.
b. Medium pemelihara (maintenance medium/mm) adalah medium yang
digunakan untuk memelihara kehidupan sel dalam metabolisme rendah dan jangka
waktu agak lama. Medium ini terdiri dari mem dan serum konsentrasi rendah (2 – 5
%).
c. Medium penumbuh (growth medium) adalah medium yang diperkaya dengan
nutrien-nutrien untuk menumbuhkan kultur sel secara cepat, medium ini
ditambahkan serum cukup banyak (10 – 20 %).

D. Eksplan Dalam Kultur Jaringan Hewan

Eksplan untuk kultur jaringan hewan biasanya didapatkan dari sumber yang berbeda,
yaitu dari embrio dan jaringan hewan dewasa. Kultur embrio bermanfaat untuk memperpendek
siklus perkembangbiakan dan menghindari keguguran embrio. Jaringan embrionik yang
digunakan pada kultur jaringan hewan pada dasarnya sudah steril. Jika pada saat pengambilan
eksplan diterapkan teknik aseptik, maka jaringan embrio tersebut sudah siap digunakan. Jaringan
embrionik dapat tumbuh dengan cepat, tidak tergregasi dan bermigrasi dengan cepat. Mitosis
pada jaringan embrionik segera terjadi setelah dikultur. Sedangkan jaringan yang diambil dari
hewan dewasa yang dapat tumbuh cepat biasanya adalah sel-sel epitel dan jaringan tumor.
Jaringan embrionik telor ayam yang digunakan pada ini tersusun oleh sel-sel fibroblas. Sel
fibroblas adalah sel penyusun jaringan ikat longgar yang berbentuk serat dan mensekerikan
protein ke matriks.

E. Teknik Kultur Jaringan Pada Hewan

Cara kultur jaringan hewan harus dilakukan pada suatu ukuran kecil (area yang relatif
kecil) untuk meminimalkan kemungkinan terjadinya kontaminasi. Keadaan lingkungan baik
didalam kultur (media) maupun diluar kultur (udara, praktikan/ manusia yang melakukan kultur,
kondisi laboratorium) harus dioptimalkan. Selama kultur, faktor fisik seperti unsur hara dan
hormon harus diperhatikan. Semua sumber kontaminasi (ruangan laboratorium, laminer dan alat-
alat bedah untuk kultur) harus ditiadakan dengan cara sterilisasi. Berdasarkan tempat yang
digunakan untuk kultur sel atau jaringan hewan terdapat 3 teknik kultur jaringan yaitu : 

1. Slide Culture adalah yaitu menumbuhkan kultur sel pada gelas obyek cekung.

2. Flask Culture  adalah menumbuhkan kultur sel pada cawan kultur.

Flask Culture memberikan keuntungan lebih jika dibandingkan dengan slide


culture. Dengan Flask Culture jaringan dapat dikultur sampai berbulan-bulan, bahkan
bertaun-tahun. Sejumlah besar kultur dapat dipersiapkan secara komperatif. Kultur dapat
berkembang lebih pesat. Medium dapat dapat diambil untuk keperluan pengujian, fase
gas dapat dikontrol dengan mudah dan jumlah medium dapat dapat diukur secara tepat.
Wadah yang baik untuk flask culture adalah Carrel flask. Terdapat dua tipe Flask Culture,
yaitu Thick Clot Culture dan Thin Clot Culture. Thick Clot Culture sangat baik untuk
mendukung pertumbuhan yang cepat dari suatu kultur jaringan. Lapisan medium dari
Thick Culture dapt diambil beserta eksplanya untuk keperluan pewarnaan. Sedangkan
Thin Culture sangat baik sebagai uji pengaruh makanan pada medium terhadap kultur.

Prosedur pelaksanaan Flask Culture sebagai berikut:

1. Mengambil beberapa carrel flask yang berdiameter 3,5 cm dan membakar bagian
mulut cawan/tepi tesebut.

2. Meneteskan satu tetes plasma ke dasar cawan dan menebarkan plasma tersebut denga
spatula.
3. Dengan menggunakan spatula, memasukkan sejumlah eksplan kedalam cawan dan
mengatur posisinya.

4. Sesudah plasma mengeras maka eksplan akan terfiksasi pada posisi masing-masing,
kemudian menambahkan medium ekstra. Untuk thick culture yang ditambahkan
adalah serum dengan konsentrasi dan volume yang sama.

5. Kemudian hasilnya disimpan dalam cawan dan disimpan dalam inkubator yang
mengandung gas CO2 5%.

Penggantian medium pada Flask Culture dapat ditempuh dengan cara sebagai berikut:

1. Medium yang lama disedot dengan menggunakan pipet untuk dibuang.

2. Menambahkan medium baru dengan volume 1,2 ml.

3. Cawan dimasukkan kedalam inkubator yang mengandung CO2 seperti semula.

Pada thick clot culture penggatian medium dapat dtempuh dengan jalan cawan


dibalik dan plasma dialirkan selama bebepara jam. Selanjutnya diberikan medium baru.
Dalam kasus tertentu penambahan lapisan plsma dapat ditempuh dengan jalan
meneteskan plasma segar supaya membentuk lapisan. Flask Culture juga memungkinkan
untuk dilakukan pemindahan eksplan. Eksplan yang telah tumbuh dapat diambil dengan
mudah dan dipotong-potong menjadi beberapa potongan dan masing-masing potongan
dapat diperlakukan sebagai eksplan.

3. Test-tube Culture adalah menumbuhkan kultur sel pada tabung reaksi, botol terutama
untuk jenis sel yang tidak melekat.

F. Aplikasi Kultur Jaringan Hewan

a. Produksi vaksin antivirus


b. Pemahaman neoplasia (penelitian kanker)
c. Transfer DNA ke sel kultur (atau siRNA)
d. Produksi antibodi monoklonal (imunologi)
e. Produksi hormon pertumbuhan manusia, insulin, interferon
f. Stem kultur sel berdiferensiasi menjadi neuron
g. Menanamkan neuron janin normal pada pasien dengan Parkinson
h. Homografting dan bedah rekonstruksi menggunakan sel dari tubuh pasien
i. Fertilisasi in vitro (kultur embrio)

Contoh Langkah Kerja Proses Pembuatan Kultur Jaringan Hewan dengan Menggunakan
Media Alami

Pembuatan Media Alami

1. Mensterilkan Laminar Air Flow (LAF) dan ruangan dengan sinar UV selama 2 jam.

2. Menyiapkan alat-alat yang telah disterilkan antara lain: spet 1 ml; membran milipore;
botol kaca dengan diameter mulut 3 cm; aluminium foil; pembakar spiritus.

3. Menyiapkan bahan-bahan antara lain: darah ayam yang segar yang telah diberi amonium
oksalat sebagai antikoagulan; alkohol 70%; spirtus.

4. Mensentrifuge darah selama 30 x 2 menit, sehingga terbentuk lapisan plasma darah


(bagian atas) dan lapisan sel-sel darah (bagian bawah).

5. Menyiapkan spet yang diambil bagian jarumnya.

6. Membuka kemasan membran milipore, menggabungkan ujung spet dengan salah satu
bagian pada permukaan atas membran milipore.

7. Menempelkan membran milipore pada mulut botol dengan bantuan spet secara aseptik.
Bagian tepi dipegang agar membran tidak bergeser.

8. Melepaskan spet dari membran milipore, kemudian mengambil lapisan plasma darah
dengan spet.

9. Menyaring plasma darah ke dalam botol melalui membran milipore.

10. Setelah semua plasma darah tersaring ke dalam botol, lalu mengambil membran milipore
dan menutup botol dengan penutupnya. Kemudian ditutup lagi dengan aluminium foil.

Keterangan : langkah kerja no. 5 –10 dilakukan di Laminar Air Flow (LAF} dan secara aseptik.
Langkah Kerja Preparasi Sel-sel Fibroblas & Penginokulasian

1. Mensterilkan Laminar Air Flow (LAF) dan ruangan dengan sinar UV selama 2 jam.

2. Menyiapkan alat-alat antara lain: spet 1 ml (6 buah); gunting bedah; pinset; cawan petri;
cawan kultur; botol vial; stirel; aluminium foil;. yang telah disterilisasi dengan
menggunakan oven pada suhu 160 0C selama 2 jam. Selain itu juga menyiapkan
pembakar spiritus dan inverted microscope untuk mengamati pertumbuhan sel-sel
fibroblast dalam cawan kultur.

3. Menyiapkan telur ayam umur 9 hari.

4. Menyemprot telur dengan alcohol 70% kemudian memecah telur pada bagian ujung yang
tumpul, mengambil embrio, meletakkan pada cawan petri steril yang telah diberi larutan
PBS.

5. Memotong bagian leher embrio dalam larutan PBS dengan gunting, kemudian memotong
bagian sayap dan kaki.

6. Memotong embrio sekecil mungkin.

7. Menyiapkan tabung sentrifuge yang telah diisi PBS kemudian memasukkan potongan
embrio ke dalam tabung tersebut.

8. Mengurangi PBS di dalam tabung sentrifuge yang berisi potongan embrio sampai
volumenya 5 ml, kemudian menambahkan tripsin dengan perbandingan 1 : 1.

9. Memanasi tabung yang berisi potongan embrio tersebut ke dalam air mendidih dengan
suhu 37 – 40 derajat Celcius selama 5 menit kemudian digoyang-goyang selama 5 menit,
dan diulangi sampai 3 kali.

10. Mengamati dengan menggunakan mikroskop inverted, jika tripsinasi belum berhasil
maka perlu diulang lagi.

11. Mensentrifuge potongan embrio dengan kecepatan 2000 rpm selama 5 menit, sehingga
sel terkumpul di dasar tabung.
12. Menyedot PBS dengan menggunakan syringe, kemudian endapan sel diberi medium
plasma darah ayam.Suspensi sel dalam medium disaring dengan menggunakan kain nilon
T 100 steril berlapis 3 – 4.

13. Menanam suspensi sel dalam cawan kultur, kemudian diinkubasikan di dalam inkubator
dengan suhu 37 C.

14. Mengamati perkembangan sel setiap hari (minimal 3 hari sekali) dengan menggunakan
mikroskop inverted.

Untuk mengetahui hasil percobaan praktikum kultur jaringan hewan, silahkan dibaca di:
DAFTAR PUSTAKA

Rat, B., 2008, Pemeliharaan Pembiakan dan Penggunaan Hewan Percobaan di Daerah Tropis,
terjemahan Susanto Mangkuwidjoyo, UI Press, Jakarta

Stipanuk, M.H., 2000, Biochemical and Fisiological Astects of Human Nutrition,W.B.


SoundersCompany,Philadelphia, 544

Anda mungkin juga menyukai