TESIS
Oleh :
Ariyanto,SE
1825005
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
sedikit, terbukti bahwa kurang lebih 70 persen belanja negara dicover oleh pajak
biaya. Biaya ini dapat diperoleh dari penerimaan pajak. Dewasa ini pajak
menggiring penanaman modal, baik dalam negeri maupun luar negeri, diberikan
dalam negeri, pemerintah menetapkan bea masuk yang tinggi untuk produk luar
negeri.
dapat dikendalikan, Hal ini bisa dilakukan antara lain dengan jalan mengatur
dan efisien.
akan digunakan untuk membiayai semua kepentingan umum, termasuk juga untuk
kebijakan pajak. Pajak dapat sebagai alat untuk mencapai tujuan, contohnya
dalam rangka menggiring investasi, baik dalam negeri maupun luar negeri,
produksi dalam negeri, pemerintah mengatur bea masuk yang tinggi untuk produk
mencapai 92,23 persen dari estimasi yang ditetapkan untuk Tahun Anggaran 2018
Realisasi Penerimaan Pajak dan PNBP Neto Tahun Anggaran 2018 dan 2017
sebagaimana
(https://stats.pajak.go.id/sites/default/files/202003/Laporan%20Keuangan%20TA
%202018%20Audited.pdf)
Sikap Wajib Pajak yang buruk dapat menurunkan pendapatan pajak
negara. Bila setiap Wajib Pajak tersadarkan akan pentingnya kewajibannya untuk
membayar pajak, tentu penerimaan negara akan terus meningkat dikarenakan oleh
jumlah Wajib Pajak potensial semakin tinggi. Meskipun jumlah Wajib Pajak
tentang perpajakan yang ada. Pelanggaran tidak membayar pajak banyak terjadi
fiskus akan lebih baik dan pelanggaran pajak akan menurun yang akan berdampak
pemeriksaan oleh pejabat fungsional yang dilakukan oleh KPP Madya Bogor di
Bogor. Peran dari anggota tim pemeriksa sangatlah menentukan hasil dari
melakukan pengujian dari Pengaruh Sikap & Norma Subjektif terhadap Perilaku
3. Para pengusaha saling memengaruhi satu sama lain untuk tidak membayar
Wajib Pajak tidak mengerti tentang peraturan perpajakan yang ada, hal
optimal dan kurangnya pemeriksaan dari pihak fiskus yang berarti bahwa
5. Masih banyak Wajib Pajak potensial yang belum terdaftar sebagai Wajib
faktor tersebut diduga kuat memengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi.
4. Perumusan Masalah
Madya Bogor?
Madya Bogor ?
Manfaat dari suatu penelitian terdiri dari dua aspek yaitu mencakup
kegunaan bagi perkembangan akademis dan kegunaan praktis serta sosial bagi
upaya pemecahan masalah. Maka dari itu, manfaat penelitian yang dihasilkan
adalah :
TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
A. Pajak
pajak, sistem pemungutan pajak, wajib pajak dan sanksi perpajakan akan
Indonesia No. 28 Tahun 2007, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan
tiada mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan
1. Iuran dari rakyat kepada negara. Yang berhak memungut pajak hanyalah
Fungsi Pajak Menurut Resmi (2014:3), terdapat dua fungsi pajak yaitu:
negara.
1. Asas Domisili (Asas Tempat Tinggal) Asas ini menyatakan bahwa negara
maupun luar negeri. Setiap wajib pajak yang berdomisili atau bertempat
untuk menentukan besarnya pajak terutang ada pada fiskus. b) Wajib pajak
sendiri pajak yang terutang, c) Fiskus tidak ikut campur dan hanya
mengawasi.
3. With Holding System Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang
memberi wewenang kepada pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan wajib
yang terutang ada pada pihak ketiga, pihak selain fiskus dan wajib pajak.
Wajib Pajak Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayaran pajak, pemotongan pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak
sanksi perpajakan merupakan alat pencegah (preventif) agar wajib pajak tidak
dan penjara.
berperilaku tertentu. Menurut Ajzen (dalam Hidayat dan Nugroho, 2010) faktor
sentral dari perilaku individu adalah bahwa perilaku itu dipengaruhi oleh niat
control). Orang dapat saja memiliki berbagai macam keyakinan terhadap suatu
perilaku, namun ketika dihadapkan pada suatu kejadian tertentu, hanya sedikit
keyakinan individu akan hasil suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut.
harapan normatif orang lain yang menjadi rujukannya, seperti keluarga, teman,
dan konsultan pajak, dan motivasi untuk mencapai harapan tersebut. Harapan
normatif ini membentuk variabel normatif subjektif (subjective norm) atas suatu
dan motivasi untuk patuh (Sulistomo dan Prastiwi,2011). TPB menjelaskan bahwa
niat individu untuk berperilaku ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : attitude toward
adalah niat yang timbul dari individu tersebut untuk berperilaku dan niat tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari individu
tersebut. Niat untuk melakukan suatu perilaku tersebut dipengaruhi oleh tiga
variabel yaitu attitude toward the behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol
perilaku.
Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan sebelumnya oleh Fishbein dan
Ajzen pada tahun 1975. Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) TPB menjelaskan
mudah atau tidaknya untuk melakukan perilaku dan diasumsikan untuk bercermin
pada pengalaman di masa lalu seperti gangguan dan rintangan yang bisa
seorang individu merasa bahwa pelaksanaan atau bukan pelaksanaan dari perilaku
keterpihakan suatu sikap dan norma subjektif terhadap perilaku, dan semakin
besar kontrol perilaku yang dipersepsikan, maka semakin besar pula niat individu
C. Norma Subyektif
memiliki arti aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang
sesuai dan berterima; aturan, ukuran atau akidah yang dipakai sebagai tolak ukur
pokok atau halnya. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa norma
subjektif merupakan ukuran yang dipakai sebagai tolak ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu menurut pandangan atau perasaan masing-masing
subyektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu dimana satu
atau lebih orang di sekitarnya (misalnya teman, saudara) untuk menyetujui atau
tidak menyetujui suatu perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk
orang yang berada disekitar individu tersebut yang dirasa sangat berperan dalam
dimaksud antara lain saudara, teman, konsultan pajak, petugas pajak dan masih
tertentu. Dalam model TPB, kontrol perilaku yang yang dipersepsikan mengacu
diinginkan, terkait dengan keyakinan akan tersedia atau tidaknya sumber dan
kesempatan yang diperlakukan untuk mewujudkan perilaku tertentu (Ajzen dalam
lalu dengan tingkah 16 laku, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh informasi yang
tidak langsung akan tingkah laku tersebut yang diperoleh dengan mengobservasi
bertingkah laku (control belief). Serta presepsi individu terhadap seberapa kuat
tersebut.
Sikap (Attitude) ialah faktor dari dalam diri seseorang yang dipelajari agar
dapat memberikan respon positif maupun respon negatif pada penilaian sesuatu yang
diberikan. Sikap memiliki beberapa poin penting yang harus dijabarkan. Di antaranya
adalah: a) Sikap berorientasi pada respon yang mana sikap merupakan bentuk dari
perasaan yang tidak keduanya pada sebuah objek. b) Sikap berorientasi kepada
kesiapan respon seperti sikap sebagai kesiapan untuk bereaksi pada sebuah objek
dengan menggunakan cara tertentu. Namun jika dihadapkan pada suatu stimulus yang
antisipasi untuk bisa menyesuaikan diri dari situasi sosial yang sudah dikondisikan
Rahayunigsih (2008).
Adapun indikator sikap wajib pajak ini adalah: (1) Sikap wajib pajak terhadap
pelayanan pajak (2) Sikap wajib pajak terhadap sanksi pajak (3) Sikap wajib pajak
terhadap peraturan pajak yang berlaku (4) Sikap wajib pajak terhadap administrasi
pajak.
2. Kerangka Teoritis
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik (Indriantoro dan
dan sampel yang menjadi obyek penelitian ini adalah wajib pajak orang pribadi
sebagai wajib pajak orang pribadi pada kantor pelayanan pajak pratama
N : ukuran populasi
peneliti mempunyai tujuan atau target tertentu dalam memilih sampel secara tidak
acak (Indriantoro dan Supomo, 2014:131). Tujuan dan target dalam penelitian ini
ialah memilih kecamatan tertentu yang memiliki jumlah wajib pajak orang pribadi
yang paling banyak di suatu kabupaten. Kemudian yang dijadikan sampel adalah
penduduk yang memiliki nomer pokok wajib pajak dan menghitung sendiri
kewajiban perpajaknya.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data subyek.
Data subyek adalah jenis data penelitian yang berupa opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik dari seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subyek
data penelitian merupakan respon tertulis dari responden yang diberikan kepada
peneliti sebagai tanggapan atas pertanyaan tertulis (kuisioner) yang telah diajukan.
Sumber data berasal dari data primer. Data primer merupakan sumber data
penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media
dalam penelitian ini berupa opini subyek penelitian (responden) secara individual.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei melalui
Pertanyaan tersebut diajukan dalam bentuk kuisioner secara personal oleh peneliti.
responden guna memberi penjelasan terkait dengan isi kuisioner tersebut dan hasil
Penelitian ini adalah skala likert. Skala likert merupakan metode yang
subyek, obyek atau kejadian tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2014:104). Bobot
dalam setiap kategori bisa saja berubah, bergantung pada variabel yang ingin
diteliti. Dalam penelitian ini menghapus poin ketiga yaitu netral, karena untuk
menghindari bias dari jawaban yang diberikan oleh responden. Skala likert yang
penelitian yang berupa konsep yang mempunyai variabel nilai (Taher, 2011:54).
Penelitian ini menggunakan enam variabel yang dibentuk dari satu atau beberapa
penelitian ini yang termasuk dalam variabel independen adalah sikap wajib
yang dilakukan terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
A. Statistik Deskriptif
diteliti.
digunakan valid dan reliabel, sebab kebenaran data yang diolah sangat
1. Uji Validitas
Kesahihan suatu alat ukur adalah kemampuan alat ukur itu untuk
mengukur apa yang sebenarnya harus diukur atau dengan perkataan lain
Kesahihan itu perlu sebab pemrosesan data yang tidak sahih atau bisa akan
total skor. Bila korelasi antara masing-masing butir terhadap total skor
tersebut lebih besar dari nilai r tabel maka instrumen pertanyaan yang
2. Uji Reliabilitas
diulangi dua kali atau lebih, Reliabilitas adalah indeks yang menujukkan
sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan.
heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi dalam penggunaan analisis
jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat
model ini adalah dengan melihat bahwa adanya R2 yang tinggi dalam
model tetapi tingkat signifikasi t-statistiknya sangat kecil dari hasil regresi
tersebut dan cenderung banyak yang tidak signifikan. Selain itu untuk
adalah koefisien determinasi dari regresi atas suatu variabel bebas terhadap
VIF, semakin rendah nilai VIF semakin rendah derajat kolinearitas yang
multikolinearitas).
besar daripada 10 (VIF hitung > 10), maka Hn yang berarti terdapat
3. Uji Heterokedastisitas
residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada
Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah
hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2,
X3, ..... Xn) dengan variabel dependen (Y). Analisis ini untuk mengetahui
negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen apabila nilai
a = Konstanta
𝛽𝛽 = Koefisien
e = error (5%)
positif, demikian pula sebaliknya jika Sig t lebih kecil dari 0,05, maka H1
negatif. Bila H1 positif, ini berarti ada hubungan yang signifikan antara
variabel dependen.