Tahun 2020, merupakan tahun yang dirasa paling berat yang pernah di
alami oleh kalangan masyarakat maupun Element Pemerintah, tahun dimana
sebuah keadaan yang tidak di inginkan kehadirannya oleh orang banyak, baik oleh
masyarakat , pemerintahan bahkan penjuru dunia sekalipun. Ya, apalagi namanya
kalau bukan covid-19 atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Virus Corona.
Seiring dengan berjalannya waktu, keadaan virus corona yang hingga saat
ini masih berada di sekitar kita, yang semakin lama semakin membuat banyak
sekali segala aspek mengalami keruntuhan. Seperti aspek sosial, aspek ekonomi,
aspek kesehatan, dan yang paling dirasakan berpengaruh bagi siswa pelajar adalah
aspek pendidikan.
Dan dampak dari adanya pembelajaran daring yang paling dirasakan oleh
pelajar adalah kurangnya pemahaman materi belajar, sulitnya menerima
penjelasan jika ada persoalan yang tidak dimengerti dan munculnya rasa bosan
dan jenuh dalam proses belajar mengajar. Dan juga Menurut Pak Nadiem
Mendikbud “para peserta didik juga mengalami kesulitan berkonsentrasi belajar
dari rumah serta meningkatnya rasa jenuh yang berpotensi menimbulkan
gangguan pada kesehatan jiwa”
“kasus pembunuhan anak oleh seorang ibu yang kesal akibat anak
kesulitan mengikuti PJJ (Pelajaran jarak jauh) harus menjadi peringatan keras
bagi kita semua” ucap Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
Bukan hanya covid-19 yang membuat wajah dan masa depan pendidikan
kita menjadi tidak menentu. Bukan baru hari-hari ini saja, kita semua mengeluh
realitas pendidikan yang harus kita laksanakan. Tapi sejatinya, sudah sejak lama
permasalahan pendidikan di Indonesia belum terselesaikan mulai dari
permasalahan pendidikan yang muncul dari perspektif sistemnya sampai
permasalahan pendidikan yang muncul sebagai suatu system yang kompleks.
Oleh karena itu, ketika saya terpilih menjadi anggota legislator, ada solusi yang
akan saya kerjakan untuk tetap mengoptimalisasikan Gerakan Merdeka Belajar di
Pelosok Negeri walaupun kita sekarang berada dalam situasi pandemi Covid-19.
Terkait fungsi perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi disini kita membutuhkan
kerja sama lintas sectoral baik dari tingkat Menteri sampai di tingkat paling
bawah yaitu pemerintah desa dan masyarakat itu sendiri. Dalam fungsi
perencanaan, disini saya akan melibatkan beberapa komisi di DPR dan beberapa
Kementrian seperti Kementrian Desa, Kementrian Kominfo dan Kementrian
Pendidikan itu sendiri untuk membuat rencana anggaran khususnya terkait sarana
dan prasarana dalam pembelajaran sistem Daring, sebagai contoh perencanaan
pembangunan tower sinyal internet, pemberian fasilitas hp/gawai kepada pelajar
untuk pembelajaran secara daring dirumah