Anda di halaman 1dari 4

MODUL II

HUKUM DAGANG
BADAN HUKUM PERORANGAN

H. SYAHRULLAH, SH, MH

SEKOLAH TINGGI ILMU HUKUM (STIH)


MUHAMMADIYAH BIMA

2020
II
BADAN USAHA PERSEORANGAN

Organisasi bisnis atau badan usaha perseorangan adalah badan usaha yang
banyak digunakan di Indonesia, khususnya pengusaha kecil dan beberapa pengusaha
menengah. Ini adalah bentuk badan usaha yang paling sederhana. Organisasi
perusahaan perseorangan adalah badan usaha perusahaan yang dimiliki oleh satu
orang saja. Satu orang pengusaha yang menjadi pemilik badan usaha itu yang
menjalankan perusahaan. Di dalam badan usaha perseorangan ini yang menjadi
pengusaha hanya satu orang. Dengan demikian modal usaha tersebut hanya dimiliki
satu orang pula. Jika di dalam perusahaan tersebut banyak orang bekerja, mereka
hanyalah pembantu pengusaha dalam perusahaan berdasarkan perjanjian kerja atau
pemberian kuasa.
Di dalam peraturan perundang-undangan tidak dijumpai adanya pengaturan khusus
mengenai perusahaan perseorangan sebagaimana halnya bentuk badan usaha lainnya
seperti Perseroan Terbatas (PT), Persekutuan Komanditer (CV), atau juga Koperasi.
Menurut H.M.N. Purwosutjipto, bentuk perusahaan perseorangan secara resmi tidak
ada. Di dalam dunia bisnis, masyarakat telah mengenal dan menerima bentuk badan
usaha perseorangan yang disebut Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang (UD).
Misalnya “PD Lautan Mas” dan “PD Jin Lung”. 1 Tidak berarti kalau ada nama “PD”
atau “UD” selalu bermakna bisnis tersebut dilaksanakan oleh badan usaha
perseorangan. Ada juga bisnis yang dijalankan dengan bentuk persekutuan perdata
memakai nama “UD” atau “PD”.
Di Belanda, organisasi bisnis semacam PD atau UD ini disebut eenmanszaak.
Sebagai perbandingan, badan usaha ini di Inggris dikenal dengan sebagai Sole
Traders dan di Amerika Serikat dikenal sebagai Sole Proprietorships. Sole
Proprietorship adalah organisasi bisnis yang tidak berbadan hukum yang dimiliki

1
Perhatikan H.M.N Purwosutjipto, op.cit, h. 2
oleh satu orang yang disebut dengan sole proprietor.2 Seorang proprietor3 memiliki
sendiri seluruh kekayaan atau asset perusahaan dan bertanggungjawab sendiri pula
atas seluruh utang perusahaan.4
Pemilik itulah menjalankan bisnis Sole Proprietorship adalah bentuk badan usaha
yang paling sederhana. Tidak ada persyaratan formal dalam mendirikan badan usaha
ini. Kebanyakan pengusaha kecil dan beberapa pengusaha menengah menjalankan
perusahan dalam bentuk badan usaha ini. Lebih dari 2/3 (dua pertiga) bisnis di
Amerika Serikat dijalankan dengan sole proprietorship. Mereka umumnya pengusaha
kecil, sekitar 99 % dari sole proprietorship di Amerika Serikat memiliki pemasukan
kurang dari US $ 1,000,000.00 (satu juta dolar Amerika Serikat) per tahun.
Organisasi bisnis yang dimiliki dan dijalankan oleh satu orang ini bersifat informal
dan home office yang menjalankan bisnis seperti restoran atau perusahan konstruksi
kecil. Sekarang bisnis online yang menjual barang atau jasa domestik umumnya
dilakukan sole proprietorship.5
Organisasi bisnis semacam memiliki sejumlah keuntungan dan kelemahan. Ada
beberapa keuntungan dalam menjalankan perusahaan dengan badan usaha
perseorangan ini, diantaranya adalah:6
1. biaya yang rendah dalam membentuk badan usaha perseorangan;
2. pemilik memiliki hak untuk mengambil keputusan bisnis;
3. pemilik memiliki seluruh bisnis;
4. pemilik memiliki hak untuk menikmati sendiri seluruh keuntungan bisnis;
dan
5. pemilik dapat mudah mengalihkan atau menjual badan usaha ini bilamana ia
tidak mau lagi menjalankan bisnis.

2
Henry R. Cheeseman, op.cit., hlm 692.
3
Pemilik Sole Proprietorships.
4
Angela Schneeman, The Law of Corporation, Partnerships, and Sole Proprietorships (New
York: Delmar Publisher, 1997), hlm. 1
5
Roger LeRoy Miller dan Gaylord A. Jentz, Fundamentals of Business Law (Ohio: Thomson,
2005), hlm 495.
6
Henry R. Cheeseman, op.cit., hlm 691
Namun demikian, badan usaha ini juga memiliki beberapa kelemahan
diantaranya:7
1. badan usaha ini memiliki akses modal yang terbatas, akses mendapatkan
kredit bank, yaitu kredit perorangan ; dan
2. pemilik menanggung semua risiko kerugian bisnis. Dia dapat kehilangan
semua modal yang diinvestasikan, bahkan bertanggung secara pribadi
(personal liability).
Dia bertanggungjawab sampai kepada harta pribadi. Dengan kata lain.
Pemilik bertanggungjawab secara tidak terbatas. Karena itu, kreditor dapat
mengajukan tuntutan kepada pemilik sampai kepada harta pribadinya
(personal assets).8
Misalnya Anto membuka bisnis dengan mendirikan sebuah toko pakaian.
Bisnis dijalankan dengan badan usaha perorangan. Untuk kepentingan bisnis
itu, ia memasukkan modal sebesar Rp 80.000.000.000,00 (delapanpuluh juta
rupiah). Pada saat bisnis mulai berkembang, dia memerlukan tambahan
modal dari bank. Badan usaha ini mendapat kredit dari suatu bank sebesar
Rp. 200.000.000,00 (duaratus juta rupiah). Setelah waktu berjalan bisnis
mengalami kerugian dengan meninggalkan sejumlah utang kepada bank dan
kreditor lainnya seperti pemasok pakaian. Anto menutup usaha tersebut.
Kekayaan badan usaha perorangan tidak cukup untuk melunasi utang-utang
dimaksud. Dalam keadaan demikian, dia bertanggungjawab untuk melunasi
kekurangan tersebut yang diambil dari kekayaan pribadinya.

7
Ibid
8
Ibid, h. 692.

Anda mungkin juga menyukai