Anda di halaman 1dari 11

Analisis Yuridis Peraturan Menteri Perhubungan No.

12 Tahun 2019 Terkait


Pengawasan Pemerintah Daerah terhadap Ojek Online

Proposal Penelitian

Oleh :

Muhammad Tio Salsa Wijaya

NIM. 17040704060

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM

JURUSAN HUKUM

PRODI S1 ILMU HUKUM

2019
Daftar isi

BAB 1 Pendahuluan 3
A. Latar Belakang 3
B. Rumusan Masalah 6
C. Tujuan Penelitian 6
D. Manfaat Penelitian 7
E. Kerangka Berfikir 7
F. Metode Penelitian 8
`1. Pendekatan Penelitian 8

2. Jenis Bahan Hukum 8

a) bahan hukum Primer 8

b) bahan hukum Sekunder 8

3. Jenis Bahan Non Hukum 8

G. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum 9


H. Teknik Analisis Bahan Hukum9

A. Latar Belakang

2
Perkembangan zaman millenial semakin dinamis dan unik, sehingga
peraturan perundang-undangan juga harus mengikuti pekermbangan zaman agar
perkembangan negara tetap stabil dan kondusif. Hampir seluruh penduduk dunia
masing-masing sudah terkoneksi dengan internet  dunia maya atau sosmed seperti
Instagram, youtube, facebook ,twitter dan lain-lain, sehingga kita dimudahkan
dengan teknologi yang seolah-olah membuat kita merasakan indahnya dunia di
tempat lain tanpa diharuskan untuk pergi kesana. Dengan kebebasan tersebut, juga
perlu dipahami terkait kebijakan dalam menggunakan internet agar tidak
menimbulkan kejahatan online atau disebut sebagai cybercrime.

Tingginya para pengguna smartphone di Indonesia tidak hanya disebabkan


oleh besarnya ketersediaan berbagai macam produk-produk smartphone tetapi juga
disebabkan oleh meratanya jaringan internet. Smartphone sangat identik dengan
layanan aplikasi yang selalu terhubung dengan jaringan internet. Salah satu
penggunaan aplikasi berbasis mobile yang saat ini sedang marak di kalangan
masyarakat Indonesia adalah pada sektor transportasi. Transportasi tentu sangat
penting dalam kehidupan manusia. Transportasi sebagai alat yang digunakan
manusia dalam melakukan berbagai aktifitas. Transportasi atau pengangkutan
merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat
Indonesia.1 Secara umum, transportasi dapat diartikan sebagai usaha pemindahan,
atau pergerakan orang atau barang dari suatu lokasi, yang disebut lokasi asal, ke
lokasi lain, yang biasa disebut lokasi tujuan, untuk keperluan tertentu dengan
mempergunakan alat tertentu pula.2

Terutama di Kota, segala kegiatannya memerlukan transportasi sebagai


sarana dan prasarana agar efektif dan efisien. Selain itu, Tamin mengungkapkan
bahwa, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama, yaitu:

(1) sebagai alat bantu untuk mengarahkan pembangunan di daerah perkotaan;

(2) sebagai prasarana bagi pergerakan manusia dan/atau barang yang timbul akibat
adanya kegiatan di daerah perkotaan tersebut.3

Oleh karena itu, para pengembang aplikasi mobile bersaing memberikan berbagai
inovasi untuk memudahkan para konsumen dalam menggunakan jasa transportasi
melalui pemesanan secara online jenis jasa yang diperlukan hanya melalui aplikasi
di smartphone mereka. Perushaan penyedia layanan jasa transportasi online yang
ada di Indonesia adalah Go-jek, Uber dan Grab yang masing-masing terdiri dari
kendaraan roda dua (R2) dan roda empat (R4). 4 Sehingga perkembangan regulasi
baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah(melalui otonomi daerah)
perlu segera dipercepat dan dituntaskan.

Otonomi adalah kebebasan dan kemandirian suatu pemerintahan lebih


rendah untuk mengatur sebagian urusan pemerintahan.5 Otonomi merupakan
1
Siti Nurchotimah, Surabaya: Fakultas Ushuludin Dan Filsafat Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya. 2018. Hlm 3.
2
Fidel Miro, Pengantar Sistem Transportasi, Penerbit Erlangga, 2012. hlm 1.
3
Tamin Ofyar Z, Perencanaan dan Pemodelan Transportasi, Bandung: Penerbit ITB, 1997. hlm 5.
4
Siti Nurchotimah, op.cit., hlm 3.
5
Yuri Sulistyo, Antikowati, & Rosita Indrayati, Pengawasan Pemerintah Terhadap Produk Hukum
Daerah (Peraturan Daerah) Melalui Mekanisme Pembatalan Peraturan Daerah Berdasarkan Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Jember : e-Journal Lentera Hukum,
April 2014, I (1): 1-12. Hlm 2.

3
atribut dari Negara dan bukan atribut dari bagian-bagian Negara seperti Gemeente,
Provincie dan sebagainya.6 Dalam hal pemberian otonomi kepada daerah tentu
berimplikasi pada berhaknya tiap-tiap daerah dalam mengurus dan mengatur
sendiri pemerintahan daerah secara otonom atau mandiri, salah satu implikasi yang
menjadi titik berat disini adalah di mana daerah diberi hak untuk membentuk dan
menetapkan Peraturan daerah (selanjutnya disebut Perda) dan peraturan-peraturan
lain untuk melaksanakan otonomi daerah.

Secara prinsip, negara akan semakin berkembang pesat karena adanya


kemauan dari negara itu sendiri. Di negara kita sendiri juga masih mengusahakan
untuk mengembangkan sistem teknologi yang mumpuni demi terciptanya inovasi
dan mempermudah pekerjaan sehari-hari manusia. salah satu sistem teknologi yang
telah menjamur di kalangan masyarakat Indonesia yaitu aplikasi ojek online.
Aplikasi ini merupakan sistem transportasi jasa antar baik berupa penumpang
manusia maupun barang, tergantung dari jenis jasa yang ditawarkan. Hubungan
antar pengemudi atau driver ojek online dengan penyedia aplikasi atau aplikator
yakni sebagai mitra kerja. Cara penggunaan aplikasi pun terbilang mudah, untuk
sistem pemesanan hanya dilakukan lewat Smartphone canggih minimal sistem
android. Ketika konsumen telah memilih lokasi tujuan dan mengklik pesan, nanti
aplikasi tersebut akan mencari sinyal driver agar disambungkan dengan
penumpang atau konsumen yang membutuhkan jasa tersebut. Dengan mudahnya
si konsumen akan dijemput driver sesuai dengan aplikasi dan diantar sesuai
dengan tujuan.

Transportasi online muncul di tengah kondisi sistem transportasi di


Indonesia yang belum tertata dengan baik. Beberapa perusahaan besar berlomba
untuk membentuk perusahaan transportasi berbasis aplikasi online, beberapa di
antaranya adalah Gojek, Grab maupun Uber. Bagi sebagian orang transportasi
online merupakan solusi atas sistem transportasi yang masih buruk, namun di sisi
lain merupakan masalah bagi orang-orang yang menggantungkan hidup dari jasa
transportasi yang tidak mengandalkan teknologi. 7

Rilisnya aplikasi pertama ojek Online yaitu Gojek telah dirilis pada tahun
2011, namun popularitasnya baru setelah tahun 2015 sejak dirilisnya aplikasi Gojek
untuk sistem android dan IOS. Tidak lama kemudian, muncul perusahaan lain yang
sejenis sebagai rival dalam dunia bisnis. Hingga kini, semakin marak pengemudi
Ojek Online di Indonesia dikarenakan minat dan pandangan masyarakat terhadap
ojek online sangat positif. Cara menggunakan layanan ini sudah dikemas dalam
sebuah aplikasi yang harus didownload pada smartphone pengguna. Kemudian
pemesanan dan pembayarannya pun sangat praktis. Standart tarif sudah ada
sebelum pemesanan dilakukan yang dihitung per kilometer. Besarnya biaya
perjalanan akan muncul sesuai dengan jarak yang ditempuh dari tempat
penjemputan hingga ke tujuan. Fasilitas lain yang menjadi andalan jasa transportasi
online R2 adalah sudah tersedianya helm berstandart Nasional Indonesia dan
masker sebagai pelindung hidung. Sedangkan untuk R4 karena kendaraan pribadi
yang digunakan, dapat dipastikan nyaman karena fasilitasnya lengkap, seperti
sabuk pengaman, AC dan audio. Tarif yang ditetapkan juga relatif lebih murah jika
dibandingkan dengan transportasi konvensional. Sehingga masyarakat lebih
6
M Nur Sholikin, dkk, Laporan Kajian Implementasi Pengawasan Perda Oleh Pemerintah Dan
Mahkamah Agung, Pusat Kajian Hukum Dan Kebijakan Indonesia, 2011. hlm. 9.
7
Endang Wahyusetyawati, Dilema Pengaturan Transportasi Online, RechtsVinding Online,i 2017.
Hlm. 1

4
antusias menggunakan transportasi berbasis online ini dibanding transportasi
konvensional. Seperti yang dikatakan Rahardjo Adisasmita, khususnya mengenai
pemindahan barang-barang, kualitas jasa transportasi barang harus dilaksanakan
secara efektif dan efisien dengan cara lancar/cepat, aman, teratur, bertanggung
jawab, dan murah.

Sepak terjang aplikasi ojek online dalam karirnya, sempat terjadi penolakan
dari komunitas/ pihak penyedia ojek tradisional atau konvensional karena
dianggap telah mengambil pelanggannya. Hal itu sempat terjadi kericuhan selama
beberapa bulan. Hingga akhirnya Pemerintah turun tangan dengan melakukan
mediasi antara pihak ojek online dengan ojek tradisional. Hasil dari mediasi
tersebut ialah ojek online masih boleh beroperasi asalkan tidak boleh mencari
penumpang di area yang tidak diperbolehkan.

Seiring berjalannya waktu, akhirnya pemerintah mengeluarkan Peraturan


Menteri Perhubungan No. 12 Tahun 2019 tentang Pelindungan Keselamatan
Pengguna Sepeda Motor yang Digunakan Untuk Kepentingan Masyarakat.
Peraturan ini terdiri dari 8 bab dan 21 pasal dan aspek yang ditentukan yakni
tentang biaya jasa, perlindungan masyarakat, dan pengawasan. Peraturan ini
bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum dan kepastian hukum dan sifat
peraturan ini yaitu diskresi dikarenakan ojek online bukan termasuk angkutan
umum, sehingga Kementerian Perhubungan tidak bisa mengatur pada dasarnya.
Meski peraturan ini belum mengatur secara spesifik mengenai tarif, tetapi peraturan
ini telah menjadi awal yang baik, utamanya dalam penentuan jasa tarif akan
dirundingkan antara pemerintah, perusahaan aplikasi dan driver. Meski peraturan
ini sudah keluar, namun peraturan ini dianggap diskresi karena bertentangan
dengan UU yang lebih tinggi, yakni UU Nomor 22 Tahun 2009

Ombudsman RI menilai Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub)


tentang ojek via aplikasi daring (online) masih cacat hukum. Pasalnya, hal itu
bertentangan dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan. Komisioner Ombudsman RI Alvin Lie memaparkan Permenhub Nomor 12
Tahun 2019 tentang Perlindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor yang
Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat masih cacat hukum. Pasalnya, aturan
itu dinilai bertentangan dengan UU Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan. Secara rinci dijelaskan, dalam pasal 138 ayat 3 disebutkan bahwa
“angkutan umum orang dan atau barang hanya dilakukan dengan kendaraan
bermotor umum.”. Oleh sebab itu, Ombudsman menyarankan agar Kementerian
Perhubungan mengajukan kepada Presiden Joko Widodo untuk mengajukan
Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu). Dengan demikian, Ojek
Online atau ojol memiliki payung hukum yang kuat. Salah satu revisinya yaitu
mencantumkan kendaraan roda dua sebagai angkutan umum.8

Permenhub 12/2019 dan Kepmenhub 384/2019, tidak memberikan ruang


bagi Pemerintah Daerah untuk mengatur lebih lanjut mengenai operasional ojek
online. Pasal 19 Permenhub 12/2019 hanya menyebutkan bahwa Pemerintah
Daerah melakukan pengawasan terhadap penggunaan sepeda motor untuk
kepentingan masyarakat. Maksud pasal ini tidak jelas. Dengan hanya melakukan
pengawasan apakah artinya Pemerintah Daerah tidak berwenang untuk
menentukan kuota ojek online maupun tarif di daerahnya. Sebagai ilustrasi, pada
8
Ombudsman RI, diakses pada https://ombudsman.go.id/news/r/aturan-ojol-cacat-hukum-
ombudsman-usul-jokowi-ajukan-perpu Tanggal 3 Desember 2019.

5
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 118 Tahun 2018 mengenai taksi online,
Gubernur diberikan kewenangan untuk menentukan tarif batas atas dan tarif batas
bawah.9

Jadi, dalam Permenhub No. 12 tahun 2019 ini masih terdapat kekurangan
dan kejanggalan. Dalam peraturan ini masih perlu banyak dikaji, misalnya
mengenai hubungan antara perusahaan aplikasi dan driver yang masih berstatus
mitra, yang bukan merupakan perjanjian kerja, sehingga keterikatan dan
perlindungan dari perusahaan aplikasi kepada driver maupun konsumen belum
terjamin, berbeda dengan perusahaan transportasi lain yang sudah lama berjalan
seperti KAI. Kejanggalan yang lain terdapat pada pasal 19 yang berbunyi :

“Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah melakukan pengawasan terhadap


penggunaan Sepeda Motor untuk kepentingan masyarakat”

Di pasal tersebut tertera bahwa pengawasan akan dilakukan oleh pemerintah dan
atau pemerintah daerah. Wujud dari pengawasan terhadap ojek online masih
belum diatur secara jelas di pasal ini, sehingga perlu dikaji ulang terkait
pengawasan yang diamanahkan kepada pemerintah dan atau pemerintah daerah.
Sehingga perlu tindakan lebih lanjut menanggapi peraturan yang diskresi ini,
sehingga dapat membuahkan hasil jaminan hukum yang kuat terkait adanya
transportasi Ojek Online

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana Pengawasan pemerintah daerah terkait ojek online yang diatur
dalam Permenhub No 12. Tahun 2019?
2. Bagaimana kewenangan pemerintah dalam menentukan batas tarif atas dan
bawah terkait ojek online?

C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui bentuk-bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah
daerah terkait operasional ojek online yang dimaksud dalam Permenhub
No. 12 Tahun 2019
2. Memahami kewenangan Pemerintah daerah menurut peraturan
perundang-undangan yang terkait dalam menentukan tarif atas dan
bawah suatu jasa Ojek Online

D. Manfaat penelitian
1. Manfaat Teoritis
Mengetahui dan memahami tentang pengawasan pemerintah daerah
terhadap ojek online yang dimaksud dalam Permenhub No. 12 Tahun
2019.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis bagi masyarakat adalah memberikan pengetahuan
informasi terkait pengawasan pemerintah daerah terhadap ojek online

9
Hukum Online, Payung Hukum Semu Ojek Online Oleh: Bagus Aditya, diakses pada
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ccfc402b1c4c/payung-hukum-semu-ojek-online-
oleh--bagus-aditya/, tanggal 20 November 2019

6
serta kewenangan pemerintah daerah dalam penentuan tarif aplikasi
yang sesuai dengan tingkat jasa yang diberikan oleh ojek online.

E. Kerangka Berfikir

Analisis Yuridis Peraturan Menteri


Perhubungan No.12 Tahun 2019 Terkait
Pengawasan Pemerintah Daerah
terhadap Ojek Online

Pengawasan pemerintah daerah terkait Kewenangan pemerintah dalam


ojek online yang diatur dalam Permenhub menentukan batas tarif atas dan
No 12. Tahun 2019 bawah terkait ojek online?

UU No. 23 Tahun 2014


1. Permenhub No.118 tahun
2018
Pengawasan Preventif Pengawasan Represif 2. Permenhub No.12 tahun 2019

Pasal 22 Permenhub Pasal 11 Permenhub


No .118 Tahun 2018 No .12 Tahun 2019

F. Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pada penelitian ini pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan perundang-undangan (statue Approach). Pendekatan
perundangan-undangan adalah pendekatan yang dilakukan dengan
menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut
dengan isu hukum yang ditangani10, dimana menggunakan
peraturan perundang-undangan seperti UUD NRI 1945, UU Lalu
Lintas dan Jalan , UU No. 23 Tahun 2014, Permenhub No 118 Tahun
2018, Permenhub No. 12 Tahun 2019.
Selain menggunakan pendekatan perundang-undangan,
penelitian ini menggunakan pendekatan konsep (Conseptual
Approach) untuk mempertajam analisis penelitian. Pendekatan

10
Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2011, hlm 24

7
konsep dilakukan dengan mempelajari pandangan-pandangan dan
doktrin-doktrin yang berkaitan dengan transportasi ojek online.

2. Jenis Bahan Hukum


a) Bahan Hukum Primer
Bahan hukum primer yang digunakan terdiri atas peraturan
perundang-undangan terkait pengawasan pemerintah daerah
kewenangan pemerintah dalam menentukan tarif atas dan bawah
ojek online.
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945
2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009
Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025)
3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
4) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
Pm 118 Tahun 2018 Tentang Penyelenggaraan Angkutan
Sewa Khusus (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018
Nomor 1675)
5) Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor
12 Tahun 2019 Tentang Pelindungan Keselamatan Pengguna
Sepeda Motor Yang Digunakan Untuk Kepentingan
Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 266 )

b) Bahan Hukum Sekunder


Bahan hukum sekunder yang memiliki kaitan dengan bahan
hukum primer untuk membantu menganalisis bahan hukum
primer seperti jurnal ilmiah, buku-buku yang ditulis oleh para
ahli hukum, serta naskahnaskah penelitian lain yang sejenis.
11
Dalam penelitian ini, bahan-bahan hukum sekunder diperoleh
dari buku-buku teks dan pendapat para sarjana hukum yang
berkaitan dengan kewenangan pemerintah dan diskresi suatu
peraturan

c) Jenis Bahan Non Hukum


Bahan non hukum diperoleh dari hasil wawancara oleh pihak
pemerintah daerah, aplikator pengguna jasa ojek online yang
kemudian diolah menjadi bahan hukum.

G. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum


Teknik Pengumpulan bahan hukum menggunakan metode
studi kepustakaan yakni dengan mengumpulkan dan menelaah

11
Hezron Sabar Rotua T. dan Dicky E.P., Rekonstruksi Konstitusi Dalam Regional Representative
Dewan Perwakilan Daerah Terhadap Fungsi Legislatif, Surabaya: Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum,
Universitas Negeri Surabaya, 2018. Hlm 269.

8
data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui kegiatan studi
dokumen berupa buku–buku, makalah dan peraturan
perundang-undangan yang berhubungan dengan pengawasan
Pemerintah daerah terkait Ojek Online. The collection of legal
materials is done by literature study method in accordance with the
approach used.12 Pengumpulan bahan hukum dilakukan dengan
metode studi literatur sesuai dengan pendekatan yang
digunakan.

H. Teknik Analisis Bahan Hukum


Data yang telah diperoleh, lalu diolah kemudian dianalisa
secara kualitatif yaitu dilakukan dengan menggambarkan data
yang dihasilkan dalam bentuk uraian kalimat atau penjelasan.
Dari analisis data tersebut dilanjutkan dengan menarik
kesimpulan secara induktif yaitu suatu cara berfikir yang
didasarkan pada fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian
dilanjutkan dengan pengambilan kesimpulan yang bersifat
khusus yang merupakan jawaban dari permasalahan
berdasarkan hasil penelitian dan selanjutnya diberikan beberapa
saran.

Daftar Pustaka

Buku

Marzuki, Peter Mahmud. 2011. Penelitian Hukum. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.

Miro, Fidel. 2012. Pengantar Sistem Transportasi. Jakarta: Erlangga.

Skripsi/Jurnal/Tesis

HSR. Tinambunan, Hananto Widodo dan GA Ahmad. 2018. "The reconstruction of


revocation againts the rights to vote or to be voted in public post for those
who are found guilty in corruption case in Indonesia from a progressive
legal perspective." IOP Conf. Series: Journal of Physics 2.

12
HSR. Tinambunan , H. Widodo and GA. Ahmad, The reconstruction of revocation againts the rights
to vote or to be voted in public post for those who are found guilty in corruption case in Indonesia
from a progressive legal perspective,Surabaya: IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. Series 953
(2018) 012170. Hlm 2.

9
M. Nur Sholikin, dkk. 2011. "Laporan Kajian Implementasi Pengawasan Perda Oleh
Pemerintah Dan Mahkamah Agung, Pusat Kajian Hukum Dan Kebijakan
Indonesia." 9.

Nurchotimah, Siti. 2018. "Persepsi Masyarakat Tentang Kebijakan Transportasi


Online Di Terminal Purabaya Sidoarjo." Universitas Negeri Sunan Ampel
Surabaya 3.

Prasetyo, Hezron Sabar Rotua Tinambunan dan Dicky Eko. 2018. "Rekonstruksi
Konstitusi Dalam Regional Representative Dewan Perwakilan Daerah
Terhadap Fungsi Legislatif." Jurnaal Novum 269.

Wahyusetyawati, Endang. 2017. "Dilema Pengaturan Transportasi Online."


RechtsVinding Online 1.

Yuri Sulistyo, Antikowati & Rosita Indrayati. 2014. "Pengawasan Pemerintah


Terhadap Produk Hukum Daerah (Peraturan Daerah) Melalui Mekanisme
Pembatalan Peraturan Daerah Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32
Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah." e-Journal Lentera Hukum 2.

Z, Tamin Ofyar. 1997. Perencanaan dan Pemodelan Transportasi. Bandung: ITB.

Website

Online, Hukum. 2019. Hukum Online. Maret.


https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5ccfc402b1c4c/payung-
hukum-semu-ojek-online-oleh--bagus-aditya/.

RI, Ombudsman. 2019. "Aturan Ojol Cacat Hukum, Ombudsman Usul Jokowi
Ajukan Perpu." Jakarta.

Peraturan Perundang-undangan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas


Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan


Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor Pm 118 Tahun 2018


Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sewa Khusus (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 1675)

Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2019 Tentang


Pelindungan Keselamatan Pengguna Sepeda Motor Yang Digunakan Untuk
Kepentingan Masyarakat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019
Nomor 266 )

10
11

Anda mungkin juga menyukai