PENDAHULUAN
rendah harus berpegangan pada norma hukum yang lebih tinggi, dan
1
Berdasarkan uraian itulah penulis tertarik untuk mengkaji lebih
Perundang-Undangan di Indonesia.”
2
BAB II
PEMBAHASAN
norma berasal dari bahasa latin, atau kaidah dalam bahasa arab, dan
bertingkah laku dalam masyarakat. Jadi, inti suatu norma adalah segala
a. Memerintah
b. Melarang
c. Menguasakan
d. Membolehkan
3
secara lebih mendalam lagi teori “stufenbau” dari Kelsen. Menurut
Kelsen, maka tata kaedah hukum dari suatu negara, merupakan suatu
lapis dalam suatu hierarki tata susunan, dimana suatu norma yang
sampai pada suatu norma yang tidak dapat ditelusuri lebih lanjut
4
dan bersifat hipotetis dan fiktif. Sehingga kaidah dasar diatas sering
tersebut tidak lagi dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi,
5
Tidak ada sistem didunia ini yang secara positif mengatur
dalam hal UUD ada ungkapan “the supreme law of the land”.7
lain, dan juga sampai derajat tertentu, menentukan isi dari norma
yang lainnya itu. Karena, norma hukum yang satu valid lantaran
dibuat dengan cara yang ditentukan oleh suatu norma hukum yang
lain, dan norma hukum yang lain ini menjadi landasan validitas dari
dibawah berlaku dan bersumber, dan berdasar dari norm yang lebih
6
tinggi, dan norma lebih tinggi juga bersumber dan berdasar dari
norma yang lebih tinggi lagi begitu seterusnya sampai berhenti pada
sistem norma yang dinamis. Oleh sebab itu, hukum selalu dibentuk
suatu Hierarki.9
hari untuk menunjuk pada sistem norma yang berlaku dan diberlakukan
dipisahkan.10
7
Theory, secara umum dapat dikelompokan peraturan perundang-
pelaksanaan; dan
peraturan pemerintah.
adalah:11
Konvensi Ketatanegaraan;
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
9
B. Saran
maka tentunya tidak ada salahnya ketika kita menerapkan hal itu
10
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta. h. 54
8. Hans Kelsen. 2010. Teori Umum Tentang Hukum dan Negara (Theory Of
11
11. Jimly Asshiddiqie & M. Ali Safaat. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang
Jakarta. h 171.
12