Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“TEKANAN OSMOTIK”

Nama Kelompok :

1. Kadek Edy Januar Sanjaya (10)

2. I Gusti Pt. Indra Yuda Pramana (15)

3. Ida Ayu Kemala Wasita Manuaba (19)

4. A. A. Gede Mahardhika Geriya (23)

5. A. A. Ratu Hendri Trijaya Wirotami (30)

TEKANAN OSMOTIK LARUTAN

Tujuan : Mengetahui proses terjadinya peristiwa osmotik


Dasar Teori :
Peristiwa perembesan molekul pelarut dari pelarut ke dalam larutan, atau dari larutan lebih
encer ke larutan lebih pekat, melalui membran semipermeabel. Ketika terjadi perbedaan tekanan
hidrostatika maksimum antara suatu larutan dengan pelarutnya disebut tekanan osmotik larutan.
Tekanan osmotik tergolong sifat koligatif karena harganya bergantung pada konsentrasi
dan bukan jenis partikel zat erlarutnya. Menurut van’t Hoff, tekanan osmotik larutan-larutan
encer dapat dihitung dengan rumus yang serupa dengan persamaan gas ideal, yaitu:

π = M RT

M = molaritas larutan
π = Tekanan Osmotik
R = Tetapan gas (0,08205 L atm mol -1 K -1)

Alat dan Bahan:


1. Gelas Kimia 1000ml (6 buah) 5. Penggaris
2. Garam Dapur 6. Jangka Sorong
3. Air Murni 7. Timbangan
4. Timun Segar (6 buah dengan d=5cm) 8. Sendok

Cara Kerja:
I. Pembuatan Larutan
1. Buat larutan garam 0,5 M dalam 750 mL air murni berdasarkan rumus molaritas
kelompok kam mendapatkan:
M= n
V
0,5 M = n n = 0,375 mol
0,75 L n = gr/Mr
gr = Mr X gr 21,9 gram
2. Buat larutan garam 1 M dalam 750 mL air murni berdasarkan rumus molaritas
yaitu:
3. M= n
V
1M= n n = 0,75 mol
0,75 L n = gr/Mr
gr = Mr X gr 43,875 gram
Baik larutan garam 0,5 M maupun 1 M masing-masing diletakkan pada 4 gelas
kimia 1000mL dengan masing-masing @750 mL.

II. Langkah Kerja


1. Bagi penelitian menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 2
gelas kimia yang berisi larutan garam 0,5 M dan 1 M serta satu gelas kimia yang
berisi 750mL air murni. Kelompok kontrol beri nama K1,K2, dan K3, sedangkan
kelompok perlakuan beri nama P1, P2 dan P3.
2. Untuk kelompok perlakuan rendam timun dengan diameter 5 cm didalamnya,
diamkan semalaman.
3. Untuk kelompok perlakuan, kupas timun terlebih dahulu selanjutnya rendam
semalaman.
4. Keesokan harinya amati perubahan tekstur dan ukurannya dengan menggunakan
jangka sorong.

Hasil Percobaan:

KONTROL PERLAKUAN

K1 K2 (0,5M) K3(1M) P1 P2 (0,5M) P3 (1M)

d=5cm d=4,3cm d=4 cm d=5cm d=3,9 cm d=3,4 cm

∆X Ukuran ∆X=0,7 ∆X=1 cm, Ukuran ∆X=1,1 ∆X=1,6


tetap sama, cm, tekstur tekstur tetap sama, cm, tekstur cm, tekstur
tetapi lunak dan lunak dan tetapi lunak dan lebih lunak
teksturnya terjadi terjadi teksturnya bagian luar daripada
berubah penyusutan penyusutan berubah timun P2 dan
menjadi (kulit (kulit kisut). menjadi mengunin bagian luar
sedikit lebih kisut). lebih lunak. g (layu) timun
lunak tetapi serta menguning
kulit masih terlihat (layu)
segar (tidak kisut. serta
terlihat terlihat
kisut). kisut.

Dari percobaan ini pada kelompok kontrol terjadi peristiwa osmotik pada K2 dan
K3, dilihat dari adanya penyusutan ukuran serta bentuk fisiknya berubah, sedangkan pada K1
tidak terlihat perubahan yang signifikan, mungkin karena beda konsentrasi pelarut dan zat
terlarutnya belum cukup besar. Perubahan fisik dan ukuran K2 < K3, hal ini tergantung dari
konsentrasi larutan garam.
Sedangkan pada kelompok perlakuan terjadi peristiwa osmotik pada P2 dan P3,
dilihat dari adanya penyusutan ukuran serta bentuk fisiknya berubah, sedangkan pada P1 tidak
terlihat perubahan yang signifikan, mungkin karena beda konsentrasi pelarut dan zat terlarutnya
belum cukup besar. Perubahan fisik dan ukuran P2 < P3, hal ini tergantung dari konsentrasi
larutan garam. Dari kedua percobaan diatas dapat dilihat pula bahwa perubahan pada P2 > K2,
hal ini dimungkinkan karena peristiwa osmotik yang terjadi lebih besar karena pori-porinya
terpapar langsung dengan beda konsentrasi yang tinggi, sedangkan K2 masih dilindungi dengan
kulit timun yang membuat pori-pori (membran semipermeabel) lebih kecil, begitu pula pada
perubahan P3 > K3.

SIMPULAN
Dari percobaan dan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Peristiwa osmotik tidak bergantung pada jenis partikel zat terlarutnya tetapi bergantung
pada konsentrasi zatnya.
2. Kelompok kontrol (tidak dikupas) memiliki perubahan ukuran ataupun perubahan fisik
yang lebih sedikit dibandingkan kelompok perlakuan (dikupas).
3. Percobaan ini membuktikan peristiwa osmotik hipertonik, karena konsentrasi larutan
garam lebih pekat dibandingkan konsentrasi cairan didalam timun, sehingga cairan keluar
dari dalam timun dan timun akan mengkerut.

Anda mungkin juga menyukai