Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Menghindari Sifat Dengki

Dibuat untuk memenuhi Tugas Kuliah Materi Hadist Maudhu’i

Dosen Pengampu: DR. MOHAMMAD FATTAH, M.A

Oleh:

Sayyidah Fatimatuz Zahro


PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT DIROSAT ISLAMIYAH AL-AMIEN PRENDUAN
SUMENEP MADURA JAWA TIMUR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengki merupakan salah satu sifat yang tercela. Rasa dengki atau iri kepada orang
lain timbul karena berbagai sebab antara lain seseorang yang melihat orang lain
memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya atau karena menginginkan sesuatu yang
dimiliki orang lain dengan jalan yang tidak benar. Rasa dengki akan menimbulkan
rasa benci dan tidak senang. Bahkan tidak mustahil bisa mendorong timbulnya
tindakan kejam dan tidak terkendali. Dalam Al-Qur’an banyak diceritakan bagaimana
rasa dengki ini berdampak negatif bagi sejarah manusia seperti cerita tentang qobil
dan Habil, Nabi Yusuf As dan saudara-saudaranya, Nabi Muhammad SAW dan
orang-orang musyrik dan lain-lain.

Allah Swt memerintahkan kita untuk meminta perlindungan dari kejahatan


orang-orang yang dengki “min syarri hasidin idza hasad” Rasulullah SAW juga
mengingatkan kepada kita untuk menghindari sifat dengki sejauh mungkin yaitu
dengan cara bersyukur atas segala nikmat yang Allah SWT berikan kepada kita
sekecil apapun, dan selalu melihat orang-orang yang memiliki kekurangan. karena
dengki bisa menghilangkan kebaikan sebagaimana api yang memakan kayu bakar.
Dari Latar belakang masalah diatas pemakalah ingin membahas tentang pengertian
dengki, hukum dengki, macam-macam sifat dengki (Hasad), bahaya dari sifat dengki,
sebab-sebab timbulnya rasa dengki, upaya untuk menghindari sifat dengki serta sifat
hasad yang diperbolehkan.

B. Sanad Dan Matan Hadis


ِ ِ‫ي ح َّد َثنَا أَبو َع ِام ٍر ي ْعنِي َع ْب َد الْمل‬
‫ك بْ َن َع ْم ٍرو َح َّد َثنَا ُسلَْي َما ُن بْ ُن بِاَل ٍل َع ْن‬ ِ ِ ‫ح َّد َثنَا عُثْما ُن بن‬
َ َ ُ َ ُّ ‫صال ٍح الَْب ْغ َداد‬
َ ُْ َ َ

َ َ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ِ ‫يد َعن جد‬


ٍ ِ ِ ِ
‫ْح َس َد فَِإ َّن‬
َ ‫ال إِيَّا ُك ْم َوال‬ َ ‫َن النَّبِ َّي‬
َّ ‫ِّه َع ْن أَبِي ُه َرْي َرَة أ‬ َ ْ ‫يم بْ ِن أَبِي أَس‬
َ ‫إ ْب َراه‬
ِ
‫ب‬
َ َ‫ْحط‬ ُ ‫ْح َسنَات َك َما تَأْ ُك ُل الن‬
َ ‫َّار ال‬ َ ‫ْح َس َد يَأْ ُك ُل ال‬
َ ‫ال‬
Telah menceritakan kepada kami Utsman bin Shalih Al Baghdadi berkata, telah
menceritakan kepada kami Abu Amir -maksudnya Abdul Malik bin Amru- berkata, telah
menceritakan kepada kami Sulaiman bin Bilal dari Ibrahim bin Abu Asid dari Kakeknya
dari Abu Hurairah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jauhilah hasad
(dengki), karena hasad  dapat memakan kebaikan seperti api memakan kayu bakar."
C. Kosa Kata
‫ = إِيَّا ُك ْم‬Jauhilah.

‫َّار‬
ُ ‫ = الن‬Api Neraka.
‫س ُد‬
ُ ‫ يَ ْح‬-‫ = َح َس َد‬Dengki.
‫ب‬
َ َ‫ْحط‬
َ ‫ = ال‬Kayu Bakar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dengki
Dengki menurut bahasa dan syaria’at adalah menginginkan hilangnya nikmat
dari orang yang didengki, lalu kenikmatan itu pindah kepada dirinya atau kepada
orang lain. Dengki merupakan akhlak tercela yang sering ada dalam watak
manusia karena pada umumnya manusia tidak suka jika ada yang lebih unggul
darinya dalam suatu kelebihan baik itu berbentuk kekayaan, harta benda,
kedudukan, pangkat atau jabatan dan sebagainya.1 Adapun menurut Imam Al-
Ghazali dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah Swt kepada
orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. diantara dalil
yang mencela perbuatan dengki dalam Firman Allah Swt QS. An-Nisa’: 54 yang
berbunyi:

‫اه ْم‬ ِ ِ ‫آل إِبر ِاه‬ ِ ِ ْ َ‫اهم اللَّهُ ِمن ف‬


ُ َ‫ْمةَ َوآَت ْين‬
َ ‫اب َوالْحك‬
َ َ‫يم الْكت‬
َ َ ْ َ ‫ضله َف َق ْد آَت ْينَا‬ ْ ُ ُ َ‫َّاس َعلَى َما آت‬
َ ‫س ُدو َن الن‬
ُ ‫أ َْم يَ ْح‬
‫يما‬ ِ
ً ‫ُم ْل ًكا َعظ‬

Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah
berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. 2. Hukum
dengki semua manusia, baik yang paham agama maupun yang tidak, telah sepakat
untuk mengharamkan sifat dengki (Hasad). Sebagaimana dalam firman Allah SWT
dalam QS. An-Nisa’ : 32 yang berbunyi:

1
Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta: Darul Uswah,
2013) hal. 380
2
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2010). Hal. 132.
‫يب ِم َّما‬ ِ ِ ‫صيب ِم َّما ا ْكتَسبوا ولِلن‬
ِ ِ ‫لرج‬ ِ ٍ ‫ض ُكم َعلَى بع‬ ِِ
ٌ ‫ِّساء نَص‬
َ َ َُ ٌ َ‫ال ن‬ َ ِّ ‫ض ل‬ َْ ْ َ ‫َّل اللَّهُ به َب ْع‬
َ ‫َوالَ َتتَ َمن َّْوا َما فَض‬
ِ ٍ ِ ِ ِ ْ َ‫ا ْكتَسبن واسأَلُوا اللَّهَ ِمن ف‬
ً ‫ضله إِ َّن اللَّهَ َكا َن ب ُك ِّل َش ْيء َعل‬
‫يما‬ ْ ْ َ َ َْ

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari
apa yang mereka usahakan, dan bagi para perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.3

Sebagaimana juga diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari hadis Anas bin
Malik dari Nabi Muhammad SAW bersabda:

ُ‫صلَّى اللَّه‬ ِ َ ‫َن رس‬ ٍِ ٌ ِ‫ف أَ ْخَب َرنَا َمال‬


ٍ ‫ك َع ْن ابْ ِن ِش َه‬ ِ
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َّ ‫س بْ ِن َمالك أ‬
ِ َ‫اب َع ْن أَن‬ ُ ُ‫َح َّد َثنَا َع ْب ُد اللَّه بْ ُن ي‬
َ ‫وس‬

َ َ‫اس ُدوا َواَل تَ َد َاب ُروا َوُكونُوا ِعب‬


‫اد اللَّ ِه إِ ْخ َوانًا َواَل يَ ِح ُّل لِ ُم ْسلِ ٍم أَ ْن‬ َ ‫ضوا َواَل تَ َح‬ َ َ‫َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
ُ َ‫ال اَل َتبَاغ‬
ِ ‫ي ْهجر أَ َخاهُ َفو َق ثَاَل‬
ٍ َ‫ث لَي‬
‫ال‬ ْ َُ َ

Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada
kami Malik dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling
mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-
hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan
saudaranya melebihi tiga malam."

B. Macam-Macam Orang Yang Hasad (Dengki).


1. Orang yang menghendaki nikmat Allah Swt untuk lenyap dari orang yang ia
dengki dengan cara bertindak dzalim kepadanya, baik dengan ucapan atau
perbuatan. Diantara mereka ada yang mengharapkan nikmat itu berpindah
kepada dirinya dan sebagian yang lain menghendaki hilangnya nikmat dari
3
Al-Qur’an dan Terjemahan Wanita, (Bandung: Jabal, 2010)
orang yang ia dengki saja tanpa menghendaki nikmat itu berpindah
kepadanya. Ini merupakan sifat dengki yang paling buruk dan jelek.
2. Orang yang dengki kepada orang lain, tetapi dia tidak menuruti tuntunan
hasadnya, yaitu tidak berbuat dzalim kepada orang yang ia dengki, baik
dengan ucapan maupun perbuatan.
3. Orang yang dengki akan tetapi dia bergegas untuk menghilangkannya dan
berbuat baik kepada orang yang dia dengki dengan menampakkan kebaikan
kepadanya, mendoakannya, dan menyebarkan kelebihannya. Ini merupakan
sifat dengki (Hasad) yang paling baik.4
C. Sebab-Sebab Timbulnya Rasa Dengki
Sifat hasad atau dengki dapat ditimbulkan oleh beberapa sebab antara lain:
1. Tidak bersyukur terhadap nikmat yang diberikan Allah SWT. Orang yang
tidak bersyukur selalu merasa kekurangan dan tidak puas. Ia selalu
membandingkan dirinya dengan keadaan orang lain. Jika orang itu beruntung,
maka ia merasa iri hati.
2. Adanya perasaan tidak senang kepada orang lain . jika seseorang merasa tidak
senang atau kecewa kepada orang lain maka timbul keinginan untuk
membalas, ia akan merasa senang jika orang yang pernah mengecewakannya
mendapat kesusahan. Sebaliknya ia akan merasa tidak senang jika orang itu
mendapat keberuntungan.
3. Sifat hasad timbul karena adanya permusuhan, kebencian, takabbur
(sombong), ujub (bangga diri), ambisius, bakhil (kikir) dan buruknya akhlak.
Orang yang didalam hatinya tertanam kebencian, baik karena permusuhan
atau karena tersinggung dan tersakiti , ini akan menjadi penyebab terbesar
munculnya api hasad pada diri seseorang.5
D. Bahaya Dari Sifat Hasad (Dengki).

4
Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta: Darul Uswah,
2013) Hal. 381
5
Purwanto, Ihya’Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama 2, (Bandung: Marja, 2011), hlm. 277.
1. Dengki dapat menyebabkan terpecah belahnya umat Islam karena orang yang
dengki dibenci manusia.
2. Dengki dapat menghapus semua amal kebaikan yang telah dikerjakan.
3. Dengki menghambat seseorang dari berusaha untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat karena dia selalu berfikir dan berada dalam kegelisahan.
Orang yang dengki akan merasa kesempitan dalam dada dan hatinya. Dia
senantiasa merasa panas dan tidak suka apabila melihat orang lain
mendapatkan kenikmatan. Dia selalu berharap agar kenikmatan orang lain itu
berpindah padanya. Dengan demikian jika seseorang tidak mau menghindari
sifat hasad maka kehidupannya akan selalu merasa tidak tenang dan gelisah.
4. Sifat dengki akan menimbulkan pelakunya untuk berbuat jahat seperti jiwa
yang egois, ingin menang sendiri dan ingin segala sesuatu itu menjadi
miliknya.
5. Perasaan dengki bisa menimbulkan gangguan mental seperti perasaan
tertekan, merasa tidak aman dan nyaman, tindakan terpaksa, frustrasi, rasa
takut tak beralasan, dan akan menimbulkan gangguan-gangguan mental bagi
orang lain yang didengkinya.6
E. Upaya Untuk Menghindari Sifat Hasad (Dengki)
1. Berbaik sangka kepada Allah SWT
Sikap ini termasuk bagian dari ibadah hati yang memiliki nilai yang sangat
besar. Dengan berbaik sangka kepada Allah SWT, seseorang akan terjauhkan
dari perasaan iri dan dengki (hasad). Keyakinan yang kuat akan ke maha
adilan Allah SWT terhadap masing-masing hambanya yang akan melahirkan
sikap ikhlas dan tawakkal kepadanya dan juga akan menanamkan keyakinan
sesuai dengan konsekuensi dari nama dan sifatnya.
2. Yakin dengan ketentuan Allah SWT

6
Muhammad Al-Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Daar Al-Baasyirah, 2005) hal. 1024-
1025.
Seseorang yang telah yakin bahwa masing-masing orang telah ditentukan
kadar kenikmatan dan kesusahan yang akan didapatkannya sampai hari
kiamat. Kenikmatan yang diperoleh seseorang tidaklah bisa dilenyapkan
dengan kedengkian seseorang terhadap orang yang diberikan nikmat oleh
Allah SWT, karena itu ukurannya sudah Allah SWT tetapkan baginya. Dalam
kitab al-fawaid, ibnul qayyim berkata, “jadi hasad itu hakikatnya menentang
qadha dan qadar Allah SWT. Oleh karenanya orang yang yakin akan
ketetapan dan ketentuan (Taqdir) Allah SWT, dia tidak akan protes dan
berbuat hasad, karena apa yang telah Allah SWT tetapkan atas dirinya.
3. Berlapang dada (Ash-Shafhu) dengan pemberian Allah SWT
Seseorang akan dapat menghindari penyakit hasad jika dia berlapang dada dan
menerima apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya dengan penuh syukur
dan sabar. Tidak cepat sombong dan ujub ketika mendapat nikmat dan
kelebihan dari yang lain, dan tidak lupa diri saat memperoleh kenikmatan
yang besar. Dan sebaliknya tidak menjadi hasad disaat memperoleh
kesusahan.serta jangan lupa untuk bersyukur dan bersabar karena Syukur dan
sabar menjadi kunci penting dalam mengantisipasi datangnya hasad pada diri
seseorang. Bersyukur disaat mendapat anugerah dan bersabar ketika mendapat
musibah.
4. Memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat hasad
Do’a merupakan senjata orang mukmin bagi orang yang beriman. Untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkannya orang yang beriman tidak cukup
berbekal pengetahuan dan keterampilannya saja, tetapi dia harus memohon
kepada Allah SWT agar dikabulkan setiap permintaan dan permohonannya.
Seseorang yang ingin terhindar dari penyakit hasad hendaknya dia banyak
berdo’a kepada Allah SWT agar dijauhkan dari penyakit tersebut
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam Qur’an surah Al-Hasyr: 10
yang berbunyi:
7

ِ ‫والَّ ِذين جاءوا ِمن ب ْع ِد ِهم ي ُقولُو َن رَّبنَا ا ْغ ِفر لَنَا وإل ْخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاإليم‬
‫ان َوال تَ ْج َع ْل فِي ُقلُ ْوبِنَا‬ َ ََ َ َ َ ْ َ َْ َْ ُ َ َ َ
ِ ٌ ‫ك رء‬ ِِ ِ
‫يم‬
ٌ ‫وف َرح‬ُ َ َ َّ‫آمنُوا َرَّبنَا إِن‬ َ ‫غالًّ للَّذ‬
َ ‫ين‬
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka
berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
Selain itu, orang yang mempunyai sifat dengki Menurut Imam Al-Ghazali
dapat disembuhkan dengan dua cara yaitu :
Pertama, orang yang di dengkinya itu hendaknya mengetahui dan yakin
bahwa kedengkiannya akan membawa kerusakan atas dirinya di dunia dan
akhirat. Dan tidak akan mengurangi nikmat bagi orang yang didengkinya.
Kedua, hendaknya orang yang dengki itu menghilangkan sesuatu yang
dikehendaki kedengkiannya dengan jalan mengganti lawannya baik
kedengkiannya berupa ucapan atau perbuatan apabila kedengkiannya itu
berupa ingin menyombongkan diri kepada orang yang didengkinya hendaknya
ia merendahkan hati dan meminta maaf kepada yang didengkinya. Jika
kedengkiannya berupa ingin mencaci maki kepada yang didengkinya, maka
hendaknya ia ganti dengan memujinya kepada orang yang didengkinya. Jika
kedengkian itu berupa ingin menghilangkan kenikmatan yang dimiliki orang
yang didengkinya, maka hendaklah ia berusaha menambah kenikmatan yang
telah dimiliki oleh orang yang didengkinya.8
F. Sifat Hasad (Iri/Dengki) yang diperbolehkan
Ada 2 hal sifat hasad (Iri/Dengki) yang diperbolehkan dalam Islam
diantaranya orang yang iri/dengki kepada orang lain karena orang yang
7
Rik Suhardi, Akhlak madzmumah dan cara pencegahannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2020) Hal. 93-
98.
8
Moh. Sholeh, Bertobat Sambil Berobat, (Jakarta: Mizan Publika, 2008) Hal. 141
didengkinya memperoleh kenikmatan berupa membaca Al-Qur’an siang dan
malam sampai dia bisa menghafal Al-Qur’an dan orang yang iri/dengki kepada
orang lain karena orang yang didengkinya memperoleh kenikamatan berupa harta
kemudian dia sedekahkan kepada orang lain. Sebagaimana dalam Sabda Nabi
Muhammad SAW Riwayat Imam Al-Bukhari yang berbunyi:

ُ‫ض َي اللَّه‬ َ ََ َ َّ ‫ال َح َّدثَنِي َسالِ ُم بْ ُن َع ْب ِد اللَّ ِه أ‬


ِ ‫َن َع ْب َد اللَّ ِه بْن عُمر ر‬ ِّ ‫الزْه ِر‬
َ َ‫ي ق‬ ِ
ٌ ‫َح َّد َثنَا أَبُو الْيَ َمان أَ ْخَب َرنَا ُش َع ْي‬
ُّ ‫ب َع ْن‬
ِ ُ ‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َي ُق‬ ِ َ ‫ت رس‬ ِ َ ‫َع ْن ُهما‬
َ َ‫ول اَل َح َس َد إِاَّل َعلَى ا ْثنََت ْي ِن َر ُج ٌل آتَاهُ اللَّهُ الْكت‬
‫اب‬ َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ ُ ‫قال َسم ْع‬ َ
ِِ ِِ
َ ‫اء اللَّْي ِل َوالن‬
‫َّها ِر‬ َ َ‫اء اللَّْي ِل َوَر ُج ٌل أَ ْعطَاهُ اللَّهُ َمااًل َف ُه َو َيت‬
َ َ‫ص َّد ُق به آن‬ َ َ‫َوقَ َام به آن‬
Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman Telah mengabarkan kepada kami Syu'aib
dari Az Zuhri ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Salim bin Abdullah bahwasanya;
Abdullah bin Umar radiallahu 'anhuma berkata; Aku mendengar Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Tidak diperbolehkan hasad  kecuali pada dua hal, yaitu;
Seorang yang diberi karunia Al-Quran oleh Allah SWT sehingga ia membacanya (shalat
dengannya) di pertengahan malam dan siang. Dan seseorang yang diberi karunia harta
oleh, sehingga ia menginfakkannya pada malam dan siang hari."
Dan dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim :
ٍ ‫ال َعب ُد اللَّ ِه بن مسع‬ ِ ِ ِ
‫ود ح و َح َّد َثنَا‬ُْ َ ُْ ْ َ َ‫ال ق‬ ٍ ‫يل َع ْن َق ْي‬
َ َ‫س ق‬ ٌ ‫و َح َّد َثنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَبِي َش ْيبَةَ َح َّد َثنَا َوك‬
َ ‫يع َع ْن إ ْس َمع‬
ٍ ‫ت َعب َد اللَّ ِه بن مسع‬ ِ ِ
‫ود َي ُقواُل‬ُْ َ َْ ْ ُ ‫ال َس ِم ْع‬ ٍ ْ‫يل َع ْن ي‬
َ َ‫س ق‬ ِ ِ
ُ ‫ابْ ُن نُ َم ْي ٍر َح َّد َثنَا أَبي َوُم َح َّم ُد بْ ُن ب ْش ٍر قَااَل َح َّد َثنَا إ ْس َماع‬
‫صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم اَل َح َس َد إِاَّل فِي ا ْثنََت ْي ِن َر ُج ٌل آتَاهُ اللَّهُ َمااًل فَ َسلَّطَهُ َعلَى َهلَ َكتِ ِه فِي‬ ِ ُ ‫ال رس‬
َ ‫ول اللَّه‬ ُ َ َ َ‫ق‬
ِ ‫الْح ِّق ورجل آتَاهُ اللَّهُ ِحكْمةً َف ُهو ي ْق‬
َ‫ضي بِ َها َوُي َعلِّ ُمه‬ َ َ َ ٌ ُ ََ َ
Dan telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan
kepada kami Waki' dari Isma'il dari Qais ia berkata, Abdullah bin Mas'ud berkata;
-dalam jalur lain- Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair telah menceritakan
kepada kami bapakku dan Muhammad bin Bisyr keduanya berkata, telah menceritakan
kepada kami Isma'il dari Qais ia berkata, aku mendengar Abdullah bin Mas'ud berkata;
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidak boleh hasad (dengki) kecuali
pada dua hal. (Pertama) kepada seseorang yang dikaruniakan Allah harta kekayaan,
lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Dan yang kedua) kepada seorang laki-laki
yang diberi Allah hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga
mengajarkannya." 9

BAB III

9
Rik Suhardi, Akhlak madzmumah dan cara pencegahannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2020) Hal. 88-
89
KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dengki adalah


menginginkan kenikmatan yang diberikan Allah Swt itu hilang atau berpindah dari
orang yang didengki baik itu berpindah kepada dirinya maupun kepada orang lain.
Sifat hasad atau dengki banyak memberikan dampak negatif kepada orang yang
dengki dan orang yang didengki, untuk itu kita sebagai muslim yang baik harus
senantiasa menghindari dan menjauhi sifat hasad (dengki) dan sifat-sifat tercela
lainnya agar hidup kita menjadi damai dan tentram tidak dibayang-bayangi rasa benci
ataupun rasa tidak suka kepada orang lain.

Demikianlah makalah ini saya buat semoga apa yang saya sampaikan dapat
memberikan manfaat yang baik untuk kehidupan dunia dan akhirat kelak. jika ada
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi karena
“Manusia tak luput dari kesalahan dan dosa” berharap mendapat kritikan atau saran
dari dosen pengampu untuk bisa lebih baik dalam tugas makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Bugha, Dib Mustafa, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta:
Darul Uswah, 2013).

Al-Qur’an dan Terjemahan Wanita, (Bandung: Jabal, 2010)

Al-Usaimin, Muhammad Syarah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Daar Al-Baasyirah,


2005).

Anwar, Rosihon, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2010)

Purwanto, Ihya’Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama 2, (Bandung: Marja,


2011).

Sholeh, Moh, Bertobat Sambil Berobat, (Jakarta: Mizan Publika, 2008).

Suhardi, Rik Akhlak madzmumah dan cara pencegahannya, (Yogyakarta:


Deepublish, 2020).

Anda mungkin juga menyukai