Oleh:
PENDAHULUAN
Dengki merupakan salah satu sifat yang tercela. Rasa dengki atau iri kepada orang
lain timbul karena berbagai sebab antara lain seseorang yang melihat orang lain
memiliki kelebihan yang tidak dimilikinya atau karena menginginkan sesuatu yang
dimiliki orang lain dengan jalan yang tidak benar. Rasa dengki akan menimbulkan
rasa benci dan tidak senang. Bahkan tidak mustahil bisa mendorong timbulnya
tindakan kejam dan tidak terkendali. Dalam Al-Qur’an banyak diceritakan bagaimana
rasa dengki ini berdampak negatif bagi sejarah manusia seperti cerita tentang qobil
dan Habil, Nabi Yusuf As dan saudara-saudaranya, Nabi Muhammad SAW dan
orang-orang musyrik dan lain-lain.
َّار
ُ = النApi Neraka.
س ُد
ُ يَ ْح- = َح َس َدDengki.
ب
َ َْحط
َ = الKayu Bakar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dengki
Dengki menurut bahasa dan syaria’at adalah menginginkan hilangnya nikmat
dari orang yang didengki, lalu kenikmatan itu pindah kepada dirinya atau kepada
orang lain. Dengki merupakan akhlak tercela yang sering ada dalam watak
manusia karena pada umumnya manusia tidak suka jika ada yang lebih unggul
darinya dalam suatu kelebihan baik itu berbentuk kekayaan, harta benda,
kedudukan, pangkat atau jabatan dan sebagainya.1 Adapun menurut Imam Al-
Ghazali dengki adalah membenci kenikmatan yang diberikan Allah Swt kepada
orang lain dan ingin agar orang tersebut kehilangan kenikmatan itu. diantara dalil
yang mencela perbuatan dengki dalam Firman Allah Swt QS. An-Nisa’: 54 yang
berbunyi:
Ataukah mereka dengki kepada manusia (Muhammad) lantaran karunia yang Allah telah
berikan kepadanya? sesungguhnya Kami telah memberikan Kitab dan Hikmah kepada
keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar. 2. Hukum
dengki semua manusia, baik yang paham agama maupun yang tidak, telah sepakat
untuk mengharamkan sifat dengki (Hasad). Sebagaimana dalam firman Allah SWT
dalam QS. An-Nisa’ : 32 yang berbunyi:
1
Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta: Darul Uswah,
2013) hal. 380
2
Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Cv. Pustaka Setia, 2010). Hal. 132.
يب ِم َّما ِ ِ صيب ِم َّما ا ْكتَسبوا ولِلن
ِ ِ لرج ِ ٍ ض ُكم َعلَى بع ِِ
ٌ ِّساء نَص
َ َ َُ ٌ َال ن َ ِّ ض ل َْ ْ َ َّل اللَّهُ به َب ْع
َ َوالَ َتتَ َمن َّْوا َما فَض
ِ ٍ ِ ِ ِ ْ َا ْكتَسبن واسأَلُوا اللَّهَ ِمن ف
ً ضله إِ َّن اللَّهَ َكا َن ب ُك ِّل َش ْيء َعل
يما ْ ْ َ َ َْ
Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebagian
kamu lebih banyak dari sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari
apa yang mereka usahakan, dan bagi para perempuan (pun) ada bagian dari apa
yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya.
Sungguh Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.3
Sebagaimana juga diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dari hadis Anas bin
Malik dari Nabi Muhammad SAW bersabda:
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada
kami Malik dari Ibnu Syihab dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian saling membenci, janganlah saling
mendengki dan janganlah kalian saling membelakangi dan jadilah kalian hamba-
hamba Allah yang bersaudara, dan tidak halal bagi seorang muslim mendiamkan
saudaranya melebihi tiga malam."
4
Musthafa Dib Al-Bugha, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta: Darul Uswah,
2013) Hal. 381
5
Purwanto, Ihya’Ulumuddin: Menghidupkan Ilmu-Ilmu Agama 2, (Bandung: Marja, 2011), hlm. 277.
1. Dengki dapat menyebabkan terpecah belahnya umat Islam karena orang yang
dengki dibenci manusia.
2. Dengki dapat menghapus semua amal kebaikan yang telah dikerjakan.
3. Dengki menghambat seseorang dari berusaha untuk melakukan sesuatu yang
bermanfaat karena dia selalu berfikir dan berada dalam kegelisahan.
Orang yang dengki akan merasa kesempitan dalam dada dan hatinya. Dia
senantiasa merasa panas dan tidak suka apabila melihat orang lain
mendapatkan kenikmatan. Dia selalu berharap agar kenikmatan orang lain itu
berpindah padanya. Dengan demikian jika seseorang tidak mau menghindari
sifat hasad maka kehidupannya akan selalu merasa tidak tenang dan gelisah.
4. Sifat dengki akan menimbulkan pelakunya untuk berbuat jahat seperti jiwa
yang egois, ingin menang sendiri dan ingin segala sesuatu itu menjadi
miliknya.
5. Perasaan dengki bisa menimbulkan gangguan mental seperti perasaan
tertekan, merasa tidak aman dan nyaman, tindakan terpaksa, frustrasi, rasa
takut tak beralasan, dan akan menimbulkan gangguan-gangguan mental bagi
orang lain yang didengkinya.6
E. Upaya Untuk Menghindari Sifat Hasad (Dengki)
1. Berbaik sangka kepada Allah SWT
Sikap ini termasuk bagian dari ibadah hati yang memiliki nilai yang sangat
besar. Dengan berbaik sangka kepada Allah SWT, seseorang akan terjauhkan
dari perasaan iri dan dengki (hasad). Keyakinan yang kuat akan ke maha
adilan Allah SWT terhadap masing-masing hambanya yang akan melahirkan
sikap ikhlas dan tawakkal kepadanya dan juga akan menanamkan keyakinan
sesuai dengan konsekuensi dari nama dan sifatnya.
2. Yakin dengan ketentuan Allah SWT
6
Muhammad Al-Utsaimin, Syarah Riyadhus Shalihin, (Jakarta: Daar Al-Baasyirah, 2005) hal. 1024-
1025.
Seseorang yang telah yakin bahwa masing-masing orang telah ditentukan
kadar kenikmatan dan kesusahan yang akan didapatkannya sampai hari
kiamat. Kenikmatan yang diperoleh seseorang tidaklah bisa dilenyapkan
dengan kedengkian seseorang terhadap orang yang diberikan nikmat oleh
Allah SWT, karena itu ukurannya sudah Allah SWT tetapkan baginya. Dalam
kitab al-fawaid, ibnul qayyim berkata, “jadi hasad itu hakikatnya menentang
qadha dan qadar Allah SWT. Oleh karenanya orang yang yakin akan
ketetapan dan ketentuan (Taqdir) Allah SWT, dia tidak akan protes dan
berbuat hasad, karena apa yang telah Allah SWT tetapkan atas dirinya.
3. Berlapang dada (Ash-Shafhu) dengan pemberian Allah SWT
Seseorang akan dapat menghindari penyakit hasad jika dia berlapang dada dan
menerima apa yang telah Allah SWT berikan kepadanya dengan penuh syukur
dan sabar. Tidak cepat sombong dan ujub ketika mendapat nikmat dan
kelebihan dari yang lain, dan tidak lupa diri saat memperoleh kenikmatan
yang besar. Dan sebaliknya tidak menjadi hasad disaat memperoleh
kesusahan.serta jangan lupa untuk bersyukur dan bersabar karena Syukur dan
sabar menjadi kunci penting dalam mengantisipasi datangnya hasad pada diri
seseorang. Bersyukur disaat mendapat anugerah dan bersabar ketika mendapat
musibah.
4. Memohon kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat hasad
Do’a merupakan senjata orang mukmin bagi orang yang beriman. Untuk
mendapatkan sesuatu yang diharapkannya orang yang beriman tidak cukup
berbekal pengetahuan dan keterampilannya saja, tetapi dia harus memohon
kepada Allah SWT agar dikabulkan setiap permintaan dan permohonannya.
Seseorang yang ingin terhindar dari penyakit hasad hendaknya dia banyak
berdo’a kepada Allah SWT agar dijauhkan dari penyakit tersebut
Sebagaimana dalam Firman Allah SWT dalam Qur’an surah Al-Hasyr: 10
yang berbunyi:
7
ِ والَّ ِذين جاءوا ِمن ب ْع ِد ِهم ي ُقولُو َن رَّبنَا ا ْغ ِفر لَنَا وإل ْخوانِنَا الَّ ِذين سب ُقونَا بِاإليم
ان َوال تَ ْج َع ْل فِي ُقلُ ْوبِنَا َ ََ َ َ َ ْ َ َْ َْ ُ َ َ َ
ِ ٌ ك رء ِِ ِ
يم
ٌ وف َرحُ َ َ َّآمنُوا َرَّبنَا إِن َ غالًّ للَّذ
َ ين
“Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Ansar), mereka
berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah
beriman lebih dahulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian
dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, sesungguhnya
Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang".
Selain itu, orang yang mempunyai sifat dengki Menurut Imam Al-Ghazali
dapat disembuhkan dengan dua cara yaitu :
Pertama, orang yang di dengkinya itu hendaknya mengetahui dan yakin
bahwa kedengkiannya akan membawa kerusakan atas dirinya di dunia dan
akhirat. Dan tidak akan mengurangi nikmat bagi orang yang didengkinya.
Kedua, hendaknya orang yang dengki itu menghilangkan sesuatu yang
dikehendaki kedengkiannya dengan jalan mengganti lawannya baik
kedengkiannya berupa ucapan atau perbuatan apabila kedengkiannya itu
berupa ingin menyombongkan diri kepada orang yang didengkinya hendaknya
ia merendahkan hati dan meminta maaf kepada yang didengkinya. Jika
kedengkiannya berupa ingin mencaci maki kepada yang didengkinya, maka
hendaknya ia ganti dengan memujinya kepada orang yang didengkinya. Jika
kedengkian itu berupa ingin menghilangkan kenikmatan yang dimiliki orang
yang didengkinya, maka hendaklah ia berusaha menambah kenikmatan yang
telah dimiliki oleh orang yang didengkinya.8
F. Sifat Hasad (Iri/Dengki) yang diperbolehkan
Ada 2 hal sifat hasad (Iri/Dengki) yang diperbolehkan dalam Islam
diantaranya orang yang iri/dengki kepada orang lain karena orang yang
7
Rik Suhardi, Akhlak madzmumah dan cara pencegahannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2020) Hal. 93-
98.
8
Moh. Sholeh, Bertobat Sambil Berobat, (Jakarta: Mizan Publika, 2008) Hal. 141
didengkinya memperoleh kenikmatan berupa membaca Al-Qur’an siang dan
malam sampai dia bisa menghafal Al-Qur’an dan orang yang iri/dengki kepada
orang lain karena orang yang didengkinya memperoleh kenikamatan berupa harta
kemudian dia sedekahkan kepada orang lain. Sebagaimana dalam Sabda Nabi
Muhammad SAW Riwayat Imam Al-Bukhari yang berbunyi:
BAB III
9
Rik Suhardi, Akhlak madzmumah dan cara pencegahannya, (Yogyakarta: Deepublish, 2020) Hal. 88-
89
KESIMPULAN DAN SARAN
Demikianlah makalah ini saya buat semoga apa yang saya sampaikan dapat
memberikan manfaat yang baik untuk kehidupan dunia dan akhirat kelak. jika ada
kekurangan dan kesalahan dalam makalah ini mohon untuk dimaklumi karena
“Manusia tak luput dari kesalahan dan dosa” berharap mendapat kritikan atau saran
dari dosen pengampu untuk bisa lebih baik dalam tugas makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Bugha, Dib Mustafa, Al-Wafi Syarah Hadis Arba’in An-Nawawi, (Yogyakarta:
Darul Uswah, 2013).