Tafsir Tahlili 4
4. Sebutkan ciri-ciri orang Mukmin dan ciri-ciri orang munafik yang terdapat dalam al-Qur’an?
Dan sebutkan siapa saja tokoh-tokohnya?
5. Mengapa seorang muslim tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah swt saat ia terjerumus dalam
dosa dan kemaksiatan? dan kapan taubat seseorang diterima oleh Allah swt?
Nb: Jawaban ditulis menggunakan kertas folio bergaris dengan menyertakan biodata diri (Mata
Kuliah, Nama, Asal, Semester, Fakultas dan Nimko) kemudian lembar jawaban dikumpulkan pada
Ketua kelas.
a. Menurut Musaid Al-Thayyar Tafsir Tahlili adalah Mufasir yang bertumpu penafsiran
ayat sesuai dengan urutan dalam surah kemudian menyebutkan kandungannya baik
makna, pendapat ulama, I’rab, Balaghah, hukum dan lainnya yang diperhatikan
Mufasir.
M. Quraish Shihab, Metode Tafsir Tahlili merupakan suatu bentuk tafsir dimana para mufasir mengkaji
dan menjelaskan ayat-ayat al-Quran dari segi maknanya sesuai dengan pandangan, kecendrungan, dan
keinginan mufassir nya, menafsirkan secara runtut sesuai dengan ayat demi ayat dan surat demi
surat,sesuai dengan urutan dalam mushaf al-Qur’an.
Menurut Muhammad Baqir al-Shadr, metode tafsīr
tajziʾī adalah suatu metode tafsir yang digunakan oleh para mufassir
yang berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai
seginya, dengan memperhatikan runtutan ayat sebagaimana yang
tercantum dalam mushaf
Menurut Abdul Hayy al-Farmawi menyatakan, Tafsir Tahlili dengan suatu metode tafsir yang bermaksud
menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Qur’an dari seluruh aspeknya.
penafsiran ayatayat lain yang sama dengannya. Kedua,melahirkan produk penafsiran yang subjektif.
Keluasan
ruang lingkup metode tahlili, selain merupakan kelebihan, juga
merupakan kelemahan mufasir dalam menafsirkan al-Qur’an secara
subyektif. Terbukanya pintu penafsiran yang lebar pada metode ini
terkadang menafsirkan al-Qur’an berdasarkan keinginan hawa nafsu dengan mengesampingkan
kaidah-kaidah yang berlaku. Ketiga, produk Tafsīr Taḥlīlī tidak mampu memberi jawaban
tuntas terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi, terutamapersoalanpersoalan
aktual yang sedang dihadapi oleh umat Islam. Hal itu
disebabkan karena ruang lingkup penasirannya yang sangat luas, sehingga
justru tidak dapat menyelesaikan satu pokok bahasan, karena seringkali
satu pokok bahasan diuraikan dari salah satau segi atau aspeknya atau
kelanjutannya pada ayat yang lain. Keempat,masuknya pemikiran isrāīlliyāt dalam penafsiran tahlīlī.
Hal ini dikarenakan metode Tafsīr Taḥlīlī tidak membatasi sumber dan
materi yang digunakan untuk mengemukakan pemikiran-pemikiran
tafsirnya. Karenanya, berbagai pemikiran dapat masuk ke dalamnya, tidak
terkecuali pemikiran israilliat.
Abdullah bin Ubay yang dikenal dengan nama Ibnu Salul dari bani Khazraj.
5. Karena