Anda di halaman 1dari 12

MOCH RIFQI THORIQUL PUTRA / 201810170311032

PEREKONOMIAN INDONESIA

ANALISIS PRO DAN KONTRA ADANYA PERPINDAHAN

IBUKOTA YANG BARU DI INDONESIA

(Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perekonomian Indonesia)

OLEH :

MOCH RIFQI THORIQUL PUTRA (201810170311032)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga
kami mampu menyusun makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perekonomian
Indonesia. Terimakasih kepada bapak Muhammad Firmansyah selaku dosen pengampu mata
kuliah ini yang telah mendampingi dalam penyusunan makalah ini.

Makalah ini sekiranya membahas mengenai pro dan kontra adanya perpindahan ibukota yang
baru di Indonesia. Karena keterbatasan kemampuan dan waktu kami kurang maksimal dalam
penyusunan makalah ini. Kami sangan mengharapkan masukan yang membangun untuk
makalah kami dari segi isi dan tata bahasa.

Kami mohon maaf atas segala kekurangan dalam makalah kami. Kami sangat mengharap
masukan dari Anda.

29 Maret 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER................................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
DAFTAR ISIS..................................................................................................................... iii
BAB I................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................... 1
1.3 Manfaat......................................................................................................................... 1

BAB II................................................................................................................................. 2

PEMBAHASAN.................................................................................................................. 2

2.1 Pendapat yang pro (memihak) terhadap perpindahan ibukota yang baru...................... 2

2.2 Pendapat yang kontra (anti/tidak setuju) terhadap perpindahan ibukota yang baru...... 3

BAB III................................................................................................................................ 6

KESIMPULAN................................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ibu kota dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah kota tempat kedudukan pusat
pemerintahan suatu negara, tempat dihimpun unsur administratif, yaitu eksekutif,
legislatif, dan yudikatif. Definisi tersebut menjelaskan pengertian ibu kota untuk negara.
Dalam praktik pemerintahan, hampir setiap tingkatan administrasi pemerintahan memiliki
ibu kota dan pada kenyataannya, di beberapa negara, pusat pemerintahan tidak
berkedudukan di ibu kota. Sehingga, ibu kota adalah kota atau munisipalitas penting atau
utama di sebuah negara, negara bagian, provinsi, atau wilayah administratif lainnya, yang
biasanya menjadi tempat kedudukan pusat administrasi pemerintahan. Status ibu kota
ditetapkan berdasarkan konstitusi atau undang-undang. Di beberapa wilayah yurisdiksi,
termasuk beberapa negara, tempat kedudukan cabang-cabang pemerintahan, yaitu
eksekutif, legislatif, dan yudikatif, berada di lokasi yang berbeda-beda
Secara konstitusional, Jakarta ditetapkan sebagai ibu kota Indonesia melalui Undang-
Undang Nomor 10 Tahun 1964. Jakarta telah menjadi pusat pemerintahan sejak masih
bernama Batavia pada masa Hindia Belanda. Pada awal abad ke-20 ada upaya oleh
Pemerintahan Hindia Belanda untuk mengubah lokasi ibu kota dari Batavia ke Bandung,
walaupun gagal karena Depresi Besar dan Perang Dunia II. Setelah menjadi wacana
selama puluhan tahun, Presiden Joko Widodo mengumumkan pemindahan ibu kota
negara ke Kalimantan Timur pada tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah


1. Pendapat yang pro ( memihak ) terhadap perpindahan ibukota yang baru
2. Pendapat yang kontra ( anti/tidak setuju ) terhadap perpindahan ibukota yang
baru

1.3 Manfaat
Untuk mengetahui dampak positif dan negatif terhadap pemindahan ibukota Negara
Indonesia yang baru.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pendapat yang pro ( memihak ) terhadap perpindahan ibukota yang baru

Pada saat ini pemerintah Indonesia sudah merencanakan tentang tindakan untuk
memindah ibukota negara yang saat ini berada di Jakarta menuju Kalimantan.
Perpindahan ini dilakukan karena, Jakarta sudah termasuk diurutan nomer 9 untuk kota
terpadat didunia, karena terlalu banyaknya pertumbuhan urbanisasi yang sangat tinggi. Ini
menyebabkan Jakarta selalu mengalami kemacetan dan commuting time setiap harinya
dan polusi udara yang sangat tinggi hingga, Kota Jakarta dinobatkan pada ranking 1 kota
dengan kualitas udara terburuk didunia. Kemacetan di Jakarta sudah bisa anggap sangat
parah dan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Diketahui bahwa commuting
time Jakarta 2-3 jam/trip atau 4-5 jam/round trip. Kemacetan di Jakarta juga memberikan
dampak negatif pada perekonomian negara dikarenakan, kurigan ekonomi akibat
kemacetan meningkat dari Rp 56 Triliun per tahun di tahun 2013, kini menjadi Rp65
Triliun per tahun pada tahun 2017. Yang jika makin lama dibiarkan akan berdampak pada
perekonomian ngeara yang akan berdampak pada masyarakat Indonesia. Tidak hanya
polusi udara saja, di Jakarta banyak masyarakat yang sudah tidak peduli akan lingkungan
dan menyebabkan polusi air, dan akhirnya menyebabkan langkanya pasokan air bersih.
Bukan di Jakarta saja tetapi Pulau Jawa juga sudah mengalami krisis air bersih. Dan
dengan adanya dampak urbanisasi tinggi, banyak masyarakat yang susah untuk
mendapatkan pekerjaan dan banyak masyarakat yang akhirnya menjadi pengangguran
dan menyebabkan tingkat angka kriminalitas di Jakarta pun semakin tinggi. Apalagi
sekitar 57% penduduk Indonesia sudah terkonsentrasi di Pulau Jawa, hal ini yang menjadi
pertimbangan pemerintah untuk memindahkan ibukota negara Indonesia. Karena pada
saaat pemindahan ibu kota negara Indonesia ke Kalimantan Timur, sebagai salah satu
langkah strategis pemerintah untuk meredistribusi penduduk yang selama ini
terkonsentrasi di jawa, khususnya Jakarta yang memiliki beban berat, sehingga perlu
dilakukan redistribusi fungsi sebagai ibu kota negara, agar Jakarta tetap maju dan
berkembang menjadi pusat bisnis, pusat jasa, pusat industri dan pusat perdagangan.

Pemerintah memilih Pulau Kalimantan sebagai ibukota yang baru bukan semata mata
hanya asal memilih pulau, akan tetapi pemerintah memikirkan dampak baik dan dampak

2
buruk bagi keberlangsungan pemerintahan Indonesia. Pemerintah menetapkan
Kalimantan

2
Timur yang tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamantan Samboja sebagai
pemindahan ibukota yang baru karena letaknya yang berada ditengah wilayah Indonesia.
Lokasi ini dipilih juga karena wilayah tengah Indonesia bebas akan bencan alam gempa
dan tsunami. Seperti yang kita ketahui bahwasannya Pulau Jawa memiliki banyak gunung
merapi yang masih aktif yang dapat mengancam dan berpotensi adanya tsunami, dan
Jakarta pun sudah menjadi langganan banjir yang semakin lama jika dibiarkan akan
berdampak buruk pada jalannya pemerintahan. Buruknya jika ibukota Indonesia masih
berada Jakarta, dan pada suatu waktu Jakarta terkena bencana alam maka Indonesia akan
mengalami masalah yang sangat besar. Karena Indonesia mempunyai kota bisnis dan kota
pemerintahan disatu wilayah yang sama, jadi disaat Jakarta lumpuh maka kehidupan yang
ada di Indonesia pun akan ikut lumpuh.

Pemerintah juga memikirkan bahwa di Pulau Jawa tepatnya, sudah mulai kekurangan
lahan untuk mengembangkan pemerintahan yang semakin maju dan semakin baik. Semua
ini dikarenakan tingkat konversi lahan yang tinggi yang digunakan untuk pembangunan
pemerintah. Secara tidak langsung lahan yang awalnya digunakan untuk tumbuhnya
pohon yang memberi dampak yang positif bagi kita, sudah mulai habis dan malah akan
memberikan dampak negatif pada kita jangka panjangnya, contohnya bencana banjir dan
tanah longsor. Kalimantan menjadi pulau yang terpilih menjadi pemindahan ibukota yang
baru diakrenakan, Kalimantan sudah termasuk kriteria penentuan lokasi bagi pemerintah.
Kriteria penutuan lokasi pemerintah adalah ketersedian lahan luas milik negara,
kemeringan lahan dan daya dukung tanah, ketersediaan sumber daya air, lokasi bebas
bencana banjir, kebakaran hutan dan lahan, dekat dengan kota eksisting yang sudah
berkembang, sosial budaya, dan pertahanan dan keamaan. Salah satu yang mendasari
Kalimantan sebagai tempat pemindahan ibukota yang baru karena, pemerintah
menginginkan ketersediannya lahan luas milik negara, yang juga sudah kita ketahui
bahwa Kalimantan adalah pulau terbesar yang ada di Indonesia yang memeliki lahan yang
luas. Yang nantinya dapat digunakan pemerintah sebagai tempat ibukota yang baru dan
pengembangan pemerintahan Indonesia yang lebih maju, yang dapat mengantarkan
Indonesia sebagai negara maju bukan negara berkembang lagi.

2.2 Pendapat yang kontra ( anti/tidak setuju ) terhadap perpindahan ibukota yang
baru

3
Walapun banyak dampak positif dari pemindahan ibukota negara Indonesia yang
baru, kita juga harus memikirkan dampak buruk yang akan terjadi kedepannya.
Sebagaimana kita tahu Pulau Kalimantan adalah pulau terbesar yang ada di Indonesia
yang memilik hutan yang sangat luas yang didalamnya berada fauna dan flora yang
sangat beragam jenisnya. Dan hutan di Kalimantan juga termasuk dalam urutan hutan
yang berkontibusi sebagai paru-paru dunia atau penghasil oksigen terbesar didunia. Jika
kedepannya pemerintah Indonesia tetap memindahkan ibukota ke daerah Kalimantan,
maka pemerintah secara tidak langsung memerlukan lahan yang sangat luas untuk
dijadikan sebagai tempat pembangunan ibukota dan sistem pemerintahan yang baru.
Maka otomatis cara yang akan dilakukan pemerintah yaitu membakar hutan yang ada di
Kalimantan, karena dalam teorinya cara untuk membuka lahan baru adalah dengan cara
membakar daerah yang akan dijadikan lahan baru. Walaupun ada cara selain membakar
hutan, tetap saja pemerintah melalukan tindakan yang dapat merusak hutan dan ekosistem
yang ada didalam hutan tersebut. Jika hutan dirusak untuk lahan baru, maka akan
berdampak pada hilangnya habitat asli hewan atau tumbuhan yang ada didalam hutan,
dan semakin lama hewan dan tumbuhan yang ada diIndonesia makin hari akan makin
cepat punah salah satunya adalah orangutan asli pulau Kalimantan. Pemerintah juga
mengurangi pemasok oksigen terbesar yang ada di Indonesia.

Selain itu jika pemerintah sudah membangun ibukota yang baru, maka mau tidak mau
semua pegawai bekerja dipemerintahan yang kurang lebih berjumlah satu setengah juta
pegawai akan berpindah ke Kalimantan. Dengan adanya perpindahan itu beresiko pada
dampak negatif yang ada di lingkungan sekitar. Dan masyrakat yang lain, khususnya para
pengusaha akan ikut pindah ke daerah ibukota baru karena di anggap sebagai kota
metropolitan yang baru yang akan membuka jalan untuk mendatangkan keuntungan yang
besar. Dibalik itu para pengusaha dan para masyarakat yang lain akan mengekspansi
lahan pertanian maupun hutan karena permintaan makanan yang meningkat. Selain itu
juga pasti akan meningkatnya perburuan yang terjadi di daerah sana untuk dijual sebagai
konsumsi orang yang berada di daerah ibukota yang baru.

Pemerintah juga seharusnya memikirkan dampak buruk dari pemindahan ibu kota ini,
karena tidak mungkin hanya membutuhkan waktu 4 tahun untuk memindahkan ibukota.
Diliat dari negara lain, proses pemindahan ibukota memerlukan rata rata belasan sampai
puluhan tahun. Jika pada saat proses pemindahan ibukota yang baru ini berjalan sangat
lama tanpa ada pengawasan yang sangat tegas, pada saat proses pemindahan ini pasti

4
rentan terjadinya korupsi yang dilakukan banyak pihak yang kurang bertanggung jawab.
Karena

4
kita bisa lihat budaya para penguasa yang slalu mengkorupsi dana pada saat terjadinya
proyek yang sangat besar. Apabali pasti pemerintah memerlukan banyak dana untuk
mendukung proses ini. Dana yang dikeluarkan Indonesia untuk pemindahan ibu kota ini
sebesar Rp 485,2 Triliun yang memiliki skema, 19,2% atau Rp 93,5 dari APBN, 54,6%
atau Rp 265,2 T dari KPBU, dan 26,2% atau 127,3 Triliun dari Swasta. Padahal jika
dilihat pemerintah Indonesia mengeluarkan dana sebesar tersebut untuk pemindahan
ibukota dinilai kurang efektif, karena disaat sekarang ini perekonomian Indonesia tidak
sedang baik baik saja. Banyak hutang yang harus dibayarkan oleh Indonesia. Lebih baik
jika Indonesia menggunakan dana tersebut untuk menyetabilkan perekonomian negara
terlebih dahulu, dan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Indonesia. Dan
melakukan infrastruk ke seluruh daerah yang berada di Indonesia agar semua masyarakat
merasakan kesetaraan yang sama dari pemerintahan Indonesia. Pemerintah harus
memikirkan dahulu dan jangan tergesa gesa dalam pengambilan keputusann, karena
banyak dampak negatif yang bisa terjadi dalam proses pemindahan ibukota yang baru.
Mungkin banyak kalangan yang senang tetapi juga banyak kalangan yang masih merasa
tertindas.

5
BAB III

KESIMPULAN

Pada analisis pro dan kontra mengenani adanya pemindahan ibukota yang baru di
Indonesia ini. Masih banyak yang harus dipikirkan pemerintah untuk melakukan proses
pemindahan ibukota baru ini. Pemerintah tidak boleh terbutakan akan dampak positifnya,
melainkan harus memikirkan dampak negatifnya dalam jangka panjang. Selain itu masih
sedang tidak stabilnya perekonomian Indonesia dan tingkat pengangguran yang tinggi,
sebaiknya pemerintah menyelesaika masalah tersebut agar perekonomian stabil kembali
dan untuk kemajuan ekonomi Indonesia.

Pemerintah sebaiknya meminta pendapat kepada masyarakat Indonesia, dan mampu


mendengarkan dan menanggapi apa yang menjadi keputusan bersama agar berjalannya
pemerintahan Indonesia yang baik dan searah dengan masyarakatnya juga

6
DAFTAR PUSTAKA

 https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kota
 https://id.wikipedia.org/wiki/Ibu_kota_Indonesia
 Renacan Pemindahan Ibu Kota Negara, Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, dalam acara Youth
Talks, Jakarta, 20 Agustus 2019

Anda mungkin juga menyukai