Anda di halaman 1dari 11

Kelas :A

Kelompok :6

INTERPRETASI – PSAK Nomor 23

Akuntansi Pengakuan Pendapatan pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Disusun Oleh:

1. Sinta Reka Mayangsari 201810170311026


2. Rian Khosy Riswanda 201810170311029
3. Tika Ayu Cahyanti 201810170311030
4. Moch Rifqi Thoriqul Putra 201810170311032

Dosen Koordinator : Masiyah Kholmi, Dr., MM., Ak., CA


Dosen Pengampu : Sri Wibawani WA., Dra., M.Si, Ak., CA

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis


Universitas Muhammadiyah Malang
November 2021
BAB 1
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 Sejarah Singkat PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.


PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk merupakan grup pengembang
infrastruktur terintegrasi dengan kompetensi inti di bidang infrastruktur dan konstruksi
bangunan, perdagangan aspal dan Liquid Petroleum Gas (LPG), manufaktur beton
pracetak, serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal, dan jasa pemeliharaan. Didirikan pada
tanggal 23 Desember 1982 sebagai Divisi Kontraktor PT Pembangunan Jaya, Perseroan
menjadi badan hukum tersendiri pada tahun berikutnya, dengan nama PT Jaya Konstruksi
Manggala Pratama Tbk (“Perseroan”), berdasarkan Akta Notaris No. 45 yang dibuat di
hadapan Notaris Hobropoerwanto, SH., yang telah diubah dengan Akta Notaris No. 21
dengan Notaris yang sama pada tanggal 20 Mei 1983 dan diumumkan dalam Lembaran
Negara No. 96, Tambahan No. 1031 tanggal 2 Desember 1983. Nama Perseroan tetap
sama sejak saat itu. PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk go public pada Desember
2007 dengan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI). Visi dan misi PT Jaya
Kontruksi Manggal Pratama Tbk, ialah:
 Visi:
Menjadi perusahaan yang unggul dan merupakan aset nasional melalui bisnis
pengembangan perkotaan dengan memanfaatkan reputasi dan sinergi grup.
 Misi:
1. Mengutamakan pertumbuhan yang berkesinambungan, berkualitas dan berwawasan
lingkungan;
2. Memberi nilai tambah bagi stakeholder melalui inovasi dan teknologi;
3. Menyediakan wadah bagi sumber daya manusia unggul untuk berkarya, berkreasi
dan tumbuh bersama berlandaskan nilai-nilai dan budaya Jaya.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, untuk mencapai maksud dan tujuannya,
Perseroan dapat menjalankan kegiatan usaha utama dan penunjang sebagai berikut:
1. Kegiatan usaha utama :
a. Menjalankan usaha di bidang pembangunan
b. Menjalankan usaha di bidang perdagangan
c. Menjalankan usaha di bidang perindustrian
d. Menjalankan usaha di bidang jasa.

1
2

2. Kegiatan usaha penunjang :


a. Menjalankan usaha di bidang pengembangan lahan dan bangunan
b. Menjalankan usaha di bidang ekspor impor dan perdagangan barang-barang hasil
industri kimia.
Untuk mendukung ekspansi bisnisnya, Perseroan telah mengakuisisi empat entitas
anak langsung: PT Jaya Trade Indonesia, PT Jaya Teknik Indonesia, PT Jaya Beton
Indonesia dan PT Jaya Daido Concrete (profil singkat dapat dilihat di bawah). Portofolio
ini semakin berkembang dengan dilakukannya akuisisi entitas anak tidak langsung, yaitu:
PT Jaya Gas Indonesia, PT Toba Gena Utama, PT Sarana Bitung Utama, PT Metroja
Mandiri, PT Kenrope Utama, PT Sarana Merpati Utama, PT Adibaroto Nugratama, PT
Adigas Jaya Pratama, PT Sarana Lampung Utama, PT Sarana Lombok Utama, PT Sarana
Jambi Utama, PT Global Bitumen Utama dan PT Jaya Celcon Prima.
Pada perseroan persediaan dinyatakan berdasarkan jumlah terendah antara biaya
perolehan dan nilai realisasi neto. Biaya persediaan terdiri dari seluruh biaya pembelian,
biaya konversi, dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan
lokasi saat ini. Biaya perolehan persediaan perusahaan dan entitas anak ditetapkan
berdasarkan metode masuk pertama, keluar pertama. Pada entitas anak yang lain, biaya
perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang kecuali untuk bahan baku, bahan
pembantu dan suku cadang yang dinyatakan dengan metode masuk pertama, keluar
pertama.
Pada tahun 2020 perseroan telah berhasil membukukan pendapatan, laba tahun
berjalan, pendapatan konsolidasian, dan laba kotor yang mengalami penurunan dari tahun
2019, sebagaimana yang dijelaskan pada tabel dibawah ini :
Tabel 1.1
KENAIKAN /
KETERANGAN TAHUN 2019 TAHUN 2020
PENURUNAN
Pendapatan Rp.5.500.000.000.000 Rp. 3.000.000.000.000 45%
Laba Tahun
Rp.202.000.000.000 Rp.52.000.000.000 74%
Berjalan
Pendapatan
Rp5.500.000.000.000 Rp.3.000.000.000.000 44,9%
Konsolidasian
Laba Kotor Rp.942.000.000.000 Rp.459.000.000.000 51%

Hal ini diakibatkan karena pembatasan pergerakan, protokol kesehatan yang ketat,
dan realokasi anggaran ke program pemulihan ekonomi nasional menyebabkan kontraksi
3

pasar konstruksi selama 2020. Persaingan semakin ketat karena proyek-proyek yang
dibiayai oleh pemerintah dan swasta ditunda, dan margin berada dalam tekanan akibat
biaya tambahan dalam menjalankan bisnis selama pandemi.
BAB II
RINGKASAN PSAK NO. 23 (AKUNTANSI PENGAKUAN PENDAPATAN)

Menurut PSAK No. 23 (revisi 2017) penghasilan didefinisikan dalam kerangka


dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi
selama periode akuntansi dalam bentuk arus masuk atau peningkatan aset atau penurunan
liabilitas yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal. Penghasilan (income) meliputi pendapatan (revenue) maupun keuntungan
(gain). Pendapatan adalah penghasilan yang timbul selama dalam aktivitas normal entitas
dan dikenal dengan bermacam-macam sebutan yang berbeda seperti penjualan,
penghasilan jasa (fees), bunga, dividen dan royalti. Tujuan Pernyataan ini adalah mengatur
perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu.
Pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian berikut ini: (a) penjualan barang;
(b) penjualan jasa; dan (c) penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan
bunga, royalti, dan dividen. Juga mengatur pendapatan yang timbul dari: (a) perjanjian
sewa (lihat PSAK 30 (revisi 2007): Sewa); (b) dividen yang timbul dari investasi yang
dicatat sesuai metode ekuitas (lihat PSAK 15 (revisi 2009): Investasi pada Entitas
Asosiasi); (c) kontrak asuransi yang termasuk dalam ruang lingkup PSAK 28: Akuntansi
Asuransi Kerugian dan PSAK 36: Akuntansi Asuransi Jiwa. (d) perubahan nilai wajar dari
aset dan liabilitas keuangan atau pelepasannya (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instrumen
Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran); (e) perubahan nilai aset lancar lainnya; (f)
ekstraksi hasil tambang (lihat PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum).

2.1 PENGAKUAN (IDENTIFIKASI)


Menurut PSAK No. 23 (revisi 2017) pendapatan dapat timbul dari transaksi atau
kejadian seperti penjualan barang, penjualan jasa, dan penggunaan aset oleh pihak lain
yang menghasilkan bunga, royalti, dan dividen.
2.1.1 Penjualan barang diakui jika:
1) Entitas telah memindahkan risiko dan manfaat kepemilikan barang secara
signifikan kepada pembeli.
2) Entitas tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait dengan
kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian efektif atas batang
yang dijual.
3) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

4
5

4) Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi tersebut akan
mengalir kepada entitas tersebut.
5) Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan tersebut
dapat diukur dengan andal.
2.1.2 Pada Penjualan jasa
Jika dapat diestimasi secara handal maka akan diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi. Jika tidak dapat diestimasi maka diakui hanya yang
berkaitan dengan beban terakui yang dapat dipulihkan. Kriteria transaksi dapat
diestimasikan dengan andal sebagai berikut:
1) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal
2) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
dapat diperoleh entitas
3) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur
dengan andal
4) Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi tersebut
dapat diukur dengan andal.
2.1.3 Bunga, royalti, dan dividen diakui jika:
1) Kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh entitas
2) Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.

2.2 PENGUKURAN
Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima.
Jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antara
entitas dan pembeli atau pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar
imbalan yang diterima atau dapat diterima oleh entitas dikurangi jumlah diskon dagang
dan rabat volume yang diperbolehkan oleh entitas (PSAK No. 23, revisi 2017).
Pada umumnya, imbalan tersebut berbentuk kas atau setara kas dan jumlah
pendapatan adalah jumlah kas atau setara kas yang diterima/dapat diterima. Akan tetapi
jika arus masuk dari kas atau setara kas ditangguhkan, maka nilai wajar dari imbalan
tersebut mungkin kurang dari jumlah nominal kas yang diterima atau dapat diterima.
Jasa di pertukarkan untuk barang atau jasa dengan sifat atau nilai yang serupa, maka
tidak dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan dan jika barang di jual
6

atau jasa diberikan untuk dipertukarkan dengan barang atau jasa yang tidak serupa, maka
pertukaran tersebut dianggap sebagai transaksi yang menghasilkan pendapatan.
Pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima,
disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang dialihkan. Jika nilai wajar dari barang
atau jasa yang diterima tidak dapat diukur secara andal , maka pendapatan tersebut diukur
pada nilai wajar dari barang atau jasa yang diserahkan, disesuikan dengan jumlah kas atau
setara kas yang dialihkan.

2.3 PENGUNGKAPAN
Dalam PSAK No. 23 revisi 2017 entitas mengungkapkan:
1) Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan, termasuk metode
yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang melibatkan
pemberian jasa.
2) Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama periode tersebut,
termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti,
dan dividen.
3) Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam
setiap kategori signifikan dari pendapatan.
BAB III
INTERPRETASI KASUS PT. JAYA KONTRUKSI MANGGALA PRATAMA Tbk

3.1 Implementasi PSAK No. 23 pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.
1. Pengakuan (Identifikasi) dan pengukuran
Dalam CALK Hal. 41 Indeks 2 w pendapatan diakui bila besar kemungkinan
manfaat ekonomi akan diperoleh oleh grup dan jumlahnya dapat diukur secara handal.
Terdapat beberapa kriteria spesifik yang harus dipenuhi sebelum pendapatan diakui.
 Penjualan barang
Penjualan barang diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas
barang kepada pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang, atau dalam hal
barang disimpan di gudang Grup atas permintaan pelanggan, pada saat diterbitkan
faktur.
 Penjualan jasa
Pendapatan jasa diakui saat jasa diberikan dengan mengacu pada tingkat
penyelesaian transaksi.
 Pendapatan bunga, royalty dan dividen
Bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, royalty diakui
dengan dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan, dan dividen
diakui jika hak pemegang saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.
 Pendapatan Konstruksi
Metode yang digunakan untuk menentukan pendapatan kontrak yang diakui
dalam periode berjalan adalah persentase penyelesaian. Metode yang digunakan
untuk menentukan tahap penyelesaian kontrak adalah metode survei. Jika
kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total
pendapatan kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. Biaya
kontrak terdiri dari biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak, biaya yang
dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat dialokasikan
pada kontrak, dan biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan
sesuai isi kontrak. Beban diakui pada saat terjadinya dengan dasar akrual.
Pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk. pendapatan diukur pada nilai
wajar pembayaran yang diterima, tidak termasuk diskon, rabat (diskon penjualan) dan
Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

7
8

2. Pengungkapan
Dalam CALK Hal. 17 Indeks 2 f, seluruh transaksi dan saldo yang signifikan dengan
pihak berelasi diungkapkan dalam catatan yang relevan. Dalam laporan laba rugi tahun
2020, perseroan mengungkapkan pendapatan usaha yang diperoleh sebesar Rp3,013.8
miliar, menurun sebesar 44.9% dibandingkan pendapatan usaha tahun 2019 sebesar
Rp5,470.8 miliar. Pendapatan tersebut diperoleh dari bisnis jasa kontruksi berdasarkan
progress atau kemajuan fisik di lapangan. Pendapatan lainnya diperoleh dari
perdagangan, manufaktur dan sewa.

3.2 Interpretasi PSAK No. 23 pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk.

Dalam ringkasan PSAK No. 23 revisi 2017 pengakuan diakui apabila jumlah
pendapatan dapat diukur dengan andal dan kemungkinan besar manfaat ekonomi
sehubungan dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas. Berdasarkan hasil tinjauan
implementasi terkait dengan pengakuan pendapatan pada PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk menyatakan bahwa pendapatan yang diakui meliputi pendapatan usaha yang
terbagi menjadi yaitu pendapatan Jasa konstruksi, pendapatan Aspal, Manufaktur Pile-
Beton, Gas, Handling equipment dan penyewaan kapal, pendapatan bunga, dan jasa
pemeliharaan-perbaikan.
 Pendapatan Jasa konstruksi, Handling equipment dan penyewaan kapal pada PT. Jaya
Konstruksi Manggala Pratama Tbk diakui saat jasa diberikan dengan mengacu pada
tingkat penyelesaian transaksi dengan metode yang digunakan untuk menentukan
pendapatan kontrak yang diakui dalam periode berjalan adalah persentase
penyelesaian Hal ini telah sesuai dengan PSAK No. 23
 Pendapatan barang dari aspal, beton, dan gas pada PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada
pelanggan, yaitu pada saat penyerahan barang, atau dalam hal barang disimpan di
gudang Grup atas permintaan pelanggan, pada saat diterbitkan faktur. Hal ini telah
sesuai dengan PSAK No. 23
 Pendapatan bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Hal ini
telah sesuai dengan PSAK No. 23
Dengan hasil temuan tersebut segala pendapatan yang diakui oleh PT. Jaya Konstruksi
Manggala Pratama Tbk telah sesuai dengan PSAK 23.
9

Dalam ringkasan PSAK No 23 pengukuran diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima yang dimana jumlahnya telah disepakati antara entitas dan
pembeli atau pengguna aset. Pengukuran yang diterapkan PT. Jaya Konstruksi Manggala
Pratama Tbk yaitu dengan konsep biaya perolehan yang telah disepakati antar entitas salah
satunya berbentuk kas dan setara kas kecuali dengan beberapa akun tertentu yang
didasarkan pengukuran lain sebagaimana telah dijelaskan dalam kebijakan PSAK No. 23
revisi 2017

Dalam PSAK No. 23 revisi 2017 pengungkapan terbagi dari beberapa bagian yang
pertama mengenai kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,
termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian transaksi yang
melibatkan pemberian jasa. Kedua, jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang
diakui selama periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari penjualan barang,
penjualan jasa, bunga, royalti, dan dividen. Ketiga, jumlah pendapatan yang berasal dari
pertukaran barang atau jasa yang tercakup dalam setiap kategori signifikan dari
pendapatan. Berdasarkan hasil tinjauan implementasi terkait dengan pengungkapan
pendapatan pada PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk menyatakan bahwa
kebijakan akuntansi yang digunakan untuk mengakui pendapatan dan metode yang
digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian. Jumlah setiap kategori signifikan dari
pendapatan yang diakui dalam periode tersebut, melalui sekretarisnya perusahaan
melakukan pengungkapan rutin dengan berbagai pihak yaitu komunitas investasi, OJK,
BEI dan tentunya kepada masyarakat umum, dengan begitu implementasi pengungkapan
yang dilakukan oleh perusahaan telah sesuai dengan apa yang telah tertuang dalam PSAK
No. 23.
BAB IV
KESIMPULAN
PT. Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk didirikan pada tanggal 23 Desember
1982 sebagai Divisi Kontraktor PT Pembangunan Jaya, Perseroan menjadi badan hukum
tersendiri pada tahun berikutnya, dengan nama PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk
(“Perseroan”). PT Jaya Konstruksi Manggala Pratama Tbk merupakan grup pengembang
infrastruktur terintegrasi dengan kompetensi inti di bidang infrastruktur dan konstruksi
bangunan, perdagangan aspal dan Liquid Petroleum Gas (LPG), manufaktur beton pracetak,
serta pekerjaan mekanikal dan elektrikal, dan jasa pemeliharaan.
Penerapan PSAK No. 23 revisi 2017 sudah diterapkan dengan baik oleh PT Jaya
Konstruksi Manggala Pratama Tbk. Perusahaan melakukan pengakuan apabila jumlah
pendapatan dapat diukur dengan andal dan kemungkinan besar manfaat ekonomi sehubungan
dengan transaksi tersebut dapat diperoleh entitas. Pada pengukuran pendapatan PT Jaya
Konstruksi Manggal Pratama Tbk di ukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
dapat diterima yang dimana jumlahnya telah disepakati antara entitas dan pembeli atau
pengguna aset. Pengungkapan pendapatan pada PT Jaya Konstruksi Manggal Pratama Tbk
terbagi dari beberapa bagian yang pertama kebijakan akuntansi yang digunakan untuk
mengakui pendapatan dan metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian,
jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui dalam periode tersebut, melalui
sekretarisnya perusahaan melakukan pengungkapan rutin dengan berbagai pihak yaitu
komunitas investasi, OJK, BEI dan tentunya kepada masyarakat umum.

10

Anda mungkin juga menyukai