DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
KELAS 1AK3
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan Penulisan
Makalah ini disusun dalam rangka mengingat kembali sejarah islam yang telah
berlalu, sebagai cermin pertimbangan untuk masa mendatang.
BAB II
PEMBAHASAN
Tak ada gading ang tak retak. Mungkin pepatah inilah ang sangat pas
untuk dijadikan cermin atas kejayaan ang digapai bani Abbasiah. Meskipun
Daulah Abbasiyah begitu bercahaya dalam mendulang kesuksesan dalam hampir
segala bidang, namun akhirnya iapun mulai kaku dan akhirnya runtuh.
Menurut beberapa literatur, ada beberapa sebab keruntuhan daulah Abbasyiah,
yaitu
A. Faktor Internal
a) Mayoritas kholifah Abbasyiah periode akhir lebih mementingkan urusan
pribadi dan melalaikan tugas dan kewajiban mereka terhadap negara.
b) Luasnya wilayah kekuasaan kerajaan Abbasyiah, sementara komunikasi
pusat dengan daerah sulit dilakukuan.
c) Semakin kuatnya pengaruh keturunan Turki, mengakibatkan kelompok
Arab dan Persia menaruh kecemburuan atas posisi mereka.
d) Dengan profesionalisasi angkatan bersenjata ketergantungan khalifah
kepada mereka sangat tinggi.
e) Permusuhan antar kelompok suku dan kelompok agama.
f) Merajalelanya korupsi dikalangan pejabat kerajaan.
B. Faktor Eksternal
3.1 Kesimpulan
Dinamakan khilafah bani Abbasiyah karena para pendiri dan penguasanya
adalah keturunan al Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasti ini didirikan
oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah ibn Abbas.
Berdirinya Dinasti ini tidak terlepas dari keamburadulan Dinasti sebelumny,
dinasti Umaiyah.
Pada mulanya ibu kota negera adalah al-Hasyimiyah dekat kufah. Namun
untuk lebih memantapkan dan menjaga setabilitas Negara al-Mansyur
memindahkan ibu kota Negara ke Bagdad. Dengan demikian pusat pemerintahan
dinasti Abasiyah berada di tengah-tengah bangsa Persia. Al-Mansyur melakukan
konsolidasi dan penertiban pemerintahannya. Dia mengangkat sejumlah personal
untuk menduduki jabatan di lembaga eksekutif dan yudikatif. Puncak
perkembangan dinasti Abbasiyah tidak seluruhnya berawal dari kreatifitas
penguasa Bani Abbasiyah sendiri. Sebagian diantaranya sudah dimulai sejak awal
kebangkitan Islam. Dalam bidang pendidikan misalnya di awal Islam, lembaga
pendidikan sudah mulai berkembang. Namun lembaga-lembaga ini kemudian
berkembang pada masa pemerintahan Bani Abas dengan berdirinya perpustakaan
dan akademi.
Pada beberapa dekade terakhir, daulah Abbasiyah mulai mengalami
kemunduran, terutama dalam bidang politiknya, dan akhirnya membawanya pada
perpecahan yang menjadi akhir sejarah daulah abbasiyah.
3.2 Saran
Dari penjelasan di atas kita sebagai umat Islam dapat mengambil
pelajaran. Sebuah sistem yang teratur akan menghasilkan pencapaian tujuan yang
maksimal, seperti kisah pendirian dinasti Abbasiyah. Mereka bisa mendirikan
dinasti di dalam sebuah negara yang dikuasai suatu dinasti yang menomorduakan
mereka. Selain itu dari sejarah kekuasaan dinasti Abbasiyah ini kita juga bisa
mengambil manfaat yang bisa kita rasakan sampai saat ini, yaitu perkembangan
ilmu pengetahuan. Seharusnya kita yang hidup pada zaman modern bisa
meneruskan perjuangan para ilmuwan zaman daulah Abbasiyah dahulu.
Sebaliknya, kita juga dapat belajar dari kekurangan-kekurangan yang ada pada
dinasti besar ini agar tidak sampai terjadi pada diri kita dan anak cucu kita.
Mereka telah dibutakan oleh kekuasaan, sehingga mereka tega membantai hampir
seluruh keluarga dinasti Umayyah yang notabene adalah sesama umat Islam.
Selain itu kecerobohan yang terjadi pada masa dinasti Umayyah terulang lagi pada
masa dinasti Abbasiyah yang menyebabkan runtuhnya kekuasaan dinasti
Abbasiyah. Kebiasaan penguasa berfoya-foya menyebabkan runtuhnya kekuasaan
yang telah susah payah mereka dirikan.