Anda di halaman 1dari 3

Definisi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih

dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang (Kemenkes, 2013).

Faktor pemicu hipertensi dapat dibedakan atas yang tidak dapat terkontrol (seperti keturunan,
jenis kelamin, dan umur) dan yang dapat dikontrol (seperti kegemukan, kurang olahraga,
merokok, serta konsumsi alkohol dan garam)

Gejala yang dirasakan :


1. Sakit kepala
2. Gelisah
3. Jantung berdebar-debar
4. Pusing
5. Penglihatan kabur
6. Rasa sakit di dada
7. mudah lelah, dll (Depkes RI,2016)

Komplikasi

Menurut Wijaya & Putri (2013), komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ-organ tubuh
sebagai berikut :

a) Jantung
Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyakit jantung
koroner. Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot
jantung akan mengendor dan berkurang elastisitasnya, yang disebut
dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak lagi mampu memompa sehingga
banyaknya cairan yang tertahan diparu maupun jaringan tubuh lain yang dapat
menyebabkan sesak nafas atau oedema. Kondisi ini disebut gagal jantung.
b) Otak
Komplikasi hipertensi pada otak, menimbulkan resiko stroke, apabila tidak
diobati resiko terkena stroke 7 kali lebih besar.
c) Ginjal
Hipertensi juga menyebabkan kerusakan ginjal, hipertensi dapat menyebabkan
kerusakan sistem penyaringan didalam ginjal akibat lambat laun ginjal tidak
mampu membuang zat-zat yang 35 tidak dibutuhkan tubuh yang masuk melalu
aliran darah dan terjadi penumpukan di dalam tubuh.
d) Mata
Hipertensi dapat mengakibatkan retinopati hipertensi dan menimbulkan kebutaan.

Penatalaksanaan
Penatalaksaan hipertensi dapat dilakukan dengan menggunakan terapi farmakologi
dan terapi non farmakologi (Lyndon, 2014).
a. Terapi Farmakologi
Terapi farmakologi dapat diberikan obat antihipertensi, diuretic, vasodilator,
antagonis kalsium, antagonis adrenergic-beta, inhibitor, dan ARb.
b. Terapi Non Farmakologi
1. Dengan menjalankan pola hidup sehat, antar lain :
 Penurunan berat badan, dengan cara mengganti makanan yang tidak sehat
dengan banyak mengkonsumi sayur dan buah-buahan.
 Mengurangi asupan garam tidak melebihi 2 gr/hari. Makanan yang banyak
mengandung garam banyak terdapat pada makanan cepat saji, makanan
kaleng, daging olahan dan lain-lain.
 Lakukan olah raga secara teratur lebih kurang 60 menit/hari. Jika tidak
memiliki banyak waktu, bisa melakukan olah raga jalan kaki, mengendarai
sepeda atau menaiki tangga dalam aktifitas rutin ditempat kerja.
 Hindari konsumsi alkohol, hentikan merokok dan hindari asap rokok.
2. Terapi Relaksasi
Beberapa terapi relaksasi yang dapat dilakukan untuk penurunan tekanan
darah pada penderita hipertensi adalah teknik nafas dalam, teknik relaksasi
otot progresif, guided imaginary dan meditasi.

Diet Hipertensi

Salah satu diet yang direkomendasikan oleh National Institute of Health dan National, Heart,
Lung, and Blood Institute (2006) adalah pengaturan diet makan harian DASH (Dietary
Approaches to Stop Hypertension). DASH adalah diet yang berfokus pada pengurangan
konsumsi garam serta lemak jenuh, dan juga meningkatkan konsumsi makanan dengan kadar
kalium, kalsium, magnesium, serta serat yang tinggi.

Diet makan harian ini berfokus pada peningkatan asupan makanan yang kaya nutrisi dan dapat
menurunkan tekanan darah.

Diet Makanan Harian DASH :

Anda mungkin juga menyukai