Analisa Data, Luaran, Intervensi Agregat Dewasa Anemia
Analisa Data, Luaran, Intervensi Agregat Dewasa Anemia
DIVISI DATA
DEWASA Hasil Kuesioner / Angket
- Hasil penyebaran kuesioner via google form didapatkan bahwa
klien komunitas virtual C’20 ada yang mengalami gastritis,
anemia, dan rematik.
- Hasil penyebaran kuesioner via google form didapatkan bahwa
klien komunitas virtual C’20 usia dewasa mengalami anemia
sebanyak 6 responden (12,8 %).
- Klien komunitas virtual C’20 memiliki kebiasaan tidak sehat
seperti merokok atau ngopi (29,8 %), makan tidak teratur (31,9
%), dan kurang istirahat (17 %).
- Klien komunitas virtual C’20 memiliki beberapa aktivitas
didalam rumah, seperti membersihkan rumah (48,9 %), dan
memasak / mengasuh anak (27,7 %).
- Klien komunitas virtual C’20 juga memiliki kegiatan diluar
rumah seperti bekerja (59,6 %), berbelanja (17 %) dan pengajian
(4,3 %).
(Pengetahuan Klien)
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 memiliki
pengetahuan yang kurang terhadap anemia / kurang darah dan
50% pengetahuan baik tentang anemia / kurang darah.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
tentang pengertian anemia.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
tanda dan gejala anemia.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
penyebab terjadinya anemia pada seseorang.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
kadar sel darah merah normal dalam tubuh orang dewasa.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
dampak dari anemia.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
apa penghambat penyerapan zat besi oleh tubuh.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
vitamin yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi dalam
tubuh.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
cara pencegahan anemia.
- Sebannyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak
mengetahui makanan sumber zat bei yang berasal dari hewani.
- Sebanyak 16,7% klien komunitas virtual C’20 tidak mengetahui
makanan sumber zat besi yang berasal dari tumbuhan.
(Sikap Klien)
- Sebanyak 66,7% klien komunitas virtual C’20 memiliki sikap
positif terhadap masalah anemia yang diderita dan sebanyak
33,3% bersikap negatif terhadap masalah anemia yang
dideritanya.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju
bahwa anemia merupakan penyakit yang tidak berbahaya.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju
anemia segera dicegah, sebanyak 33,3% setuju anemia segera
dicegah dan 33,3% sangat menyetujui hal tersebut.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju jika
harus selalu waspada dan mengantisipasi terjadinya anemia
walaupun dapat menyerang siapa saja, sebanyak 50% setuju dan
16,7% sangat menyetujui hal tersebut.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju
meminum suplemen zat besi jika merasa lemas, pusing dan letih,
sebanyak 33,3% mengetujui dan 16,7% sangat mengetujui hal
tersebut.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju
meminum suplemen zat besi walaupun sudah mengkonsumsi
makanan yang bergizi.
- Sebanyak 100% klien komunitas virtual C’20 setuju
mengingatkan orang lain untuk segera mencegah anemia
sebelum bertambah parah.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 setuju untuk
mencegah anemia tidak ada pantangan makanan.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20 tidak setuju
bahwa anemia menimbulkan gejala cepat lelah saat beraktivitas,
sebanyak 50% menyetujuinya dan 16,7% sangat setuju dengan
hal tersebut.
- Seluruh klien komunitas virtual C’20 tidak setuju untuk minum
suplemen tambah darah 1 kali dalam seminggu.
(Tindakan Terkait Kesehatan)
- Sebanyak 16,7% klien komunitas virtual C’20 kurang baik
dalam melakukan tindakan terkait kesehatan dan 83,3% cukup
baik dalam melakukan tindakan terkait kesehatan.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 tidak pernah
memperhatikan kandungan gizi dalam makanan.
- Sebanyak 66,7% klien komunitas virtual C’20 terkadang makan
makanan siap saji dan sebanyak 33,3% klien komunitas virtual
C’20 sering melakukan hal tersebut.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 tidak pernah
menyediakan tablt tama]bah darah dirumah dan sebanyak 16,7%
selalu menyediakan.
- Sebanyak 66,7% klien komunitas virtual C’20 tidak pernah
membeli tablet tambah darah di apotek terdekat dan sebanyak
33,3% kadang-kadang membelinya di apotek terdekat.
- Seluruh klien komunitas virtual C’20 tidak pernah mengetahui
cara meminum tablet tambah darah.
(Upaya Pencegahan Anemia)
- Sebanyak 100% klien komunitas virtual C’20 cukup baik dalam
melakukan pencegahan terhadap masalah anemia.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20 sering makan
makanan yang mengandung protein seperti ikan, tempe, tahu,
telur dan ayam setiap hari.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 kadang-kadang
makan sayuran yang berwarna hijau setiap kali makan dan
sebanyak 16,7% sering memakannya.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 kadang-kadang
makan makanan sumber vitamin C dan 16,7% sering
memakannya.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20 tidak pernah
meminum tablet tambah darah sesuai dosis yang dianjurkan.
- Sebannyak 66,7% klien komunitas virtual C’20 kadang-kadang
minum teh atau kopi bersamaan sewaktu makan dan sebanyak
33,3% tidak pernah melakukan hal tersebut.
Studi Literatur
- World Health Organization (WHO) menyebutkan anemia
termasuk 10 masalah kesehatan terbesar pada abad modern ini.
Prevalensi anemia di dunia sangat tinggi, terutama di negara –
negara berkembang. Penderita anemia diperkirakan dua milyar
dengan prevalensi terbanyak diwilayah Asia dan Afrika (WHO,
2015).
- Wanita Usia Subur (WUS) yang tiak hamil merupakan
kelompok dengan prevalensi anemia cukup tinggi yaitu sebesar
29% di Dunia, 31,6% di Asia (peringkat kedua setelah Afrika)
dan 41,5% di Asia Tenggara (WHO, 2015).
- Anemia bila dilihat berdasarkan kelompok umur pada tahun
2018, kelompok umur 15 – 24 tahun sebesar 84,6%, keompok
umur 25 – 34 tahun sebesar 33,7%, kelompok umur 35 – 44
tahun sebesar 33,6% dan kelompok 45 – 54 tahun sebesar 24%
(Kemenkes RI, 2019).
- Provinsi Sumatera Barat, Prevalensi anemia diatas rata – rata
prevalensi nasional (14,8%) menurut acuan SK Menkes
prevalensi anemia yaitu sebesar 29,8% perempuan dan 27,6%
untuk laki-laki (Kemenkes, 2013)
- Provinsi Sumatera Barat menduduki posisi keempat teratas
penderita anemia wanita setelah Maluku, Sulawesi Tenggara dan
Gorontalo (Kemenkes 2013).
- Data dinas kesehatan Kota Padang menyebutkan kejadian
anemia di Kota Padang adalah sebesar 24,5% (Dinkes Kota
Padang, 2015).
- Menurut penelitian Jaelani dkk (2016), jenis kelamin perempuan
lebih mendominasi jika dibandingkan dengan laki-laki,
presentasi pada perempuan 23,9% dan laki-laki 18,4%.
- Menurut Yuniarti (2015) sebanyak 40,8% responden tidak
mengkonsumsi tablet tambah darah karena tablet tambah darah
memiliki rasa tidak enak dan bau amis, selain itu responden
merasa bosan, lupa dan malas untuk mengkonsumsi tablet
tambah darah.
- Hasil penelitian Amirudin (2017) bahwa penyebab kejadian
anemia dapat disebabkan oleh asupan zat besi yang tidak cukup
dan penyerapan tidak adekuat, masa pubertas, masa kehamilan
dan pola makan yang tidak seimbang.
- Hasil penelitian Rimawati dkk (2020) menyatakan konsumsi
makanan yang mengandung zat besi seperti ubi jalar dan
konsumsi makanan yang mengandung zat pembantu penyerapan
Fe seperti buah-buahan yang mengandung vitamin C serta
makaan tinggi vitamin B9 dan B12 seperti kacang hijau dan
rumput laut, yang dapat meningkatkan kadar hemoglobin darah.
- Suplemen zat besi pada ibu hamil dapat menurunkan sebesar
73% insiden anemia pada kehamilan aterm dan 67% insiden
anemia defisensi pada kehamilan aterm, hal ini karena suplemen
zat besi dapat meningkatkan antara lain retikulosit, sel darah
merah dan hemoglobin (Farid Husin, 2014).
- Hasil penelitian Dieniyah dkk (2019) didapatkan bahwa tidak
ada terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kejadian anemia, dengan nilai p > α (0,05).
- Hasil penelitian Suryani dkk (2015) bahwasanya tidak terdapat
hubungan antara pengetahuan anemia dengan kejadian anemia
dan tidak terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian
anemia (p > α 0,05).
Analisa Data Divisi Dewasa
DATA MASALAH
Data Mayor (Objektif) Pemeliharaan Kesehatan
1. Kurang Menunjukkan Perilaku Adaptif Terhadap Tidak Efektif Pada
Perubahan Lingkungan Komunitas Virtual C’20 b.d
- Sebanyak 33,3% bersikap negatif terhadap Ketidakmampuan Mengatasi
masalah anemia yang dideritanya. Masalah (Invidu)
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20
tidak setuju bahwa anemia merupakan penyakit
yang tidak berbahaya.
- Sebanyak 33,3% klien komunitas virtual C’20
tidak setuju jika harus selalu waspada dan
mengantisipasi terjadinya anemia walaupun
dapat menyerang siapa saja.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20
tidak setuju meminum suplemen zat besi jika
merasa lemas, pusing dan letih.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20
setuju untuk mencegah anemia tidak ada
pantangan makanan.
2. Kurang Menunjukkan Pemahaman tentang Perilaku
Sehat
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20
memiliki pengetahuan yang kurang terhadap
anemia / kurang darah.
- Sebannyak 33,3% klien komunitas virtual C’20
tidak mengetahui makanan sumber zat besi yang
berasal dari hewani.
- Sebanyak 16,7% klien komunitas virtual C’20
tidak mengetahui makanan sumber zat besi yang
berasal dari tumbuhan.
3. Tidak Mampu Menjalankan Perilaku Sehat
- Sebanyak 16,7% klien komunitas virtual C’20
kurang baik dalam melakukan tindakan terkait
kesehatan.
- Sebanyak 50% klien komunitas virtual C’20
tidak pernah memperhatikan kandungan gizi
dalam makanan.
- Sebanyak 66,7% klien komunitas virtual C’20
terkadang makan makanan siap saji.
- Sebanyak 83,3% klien komunitas virtual C’20
tidak pernah menyediakan tablet tambah darah
dirumah.
Prevensi Sekunder
Promosi Perilaku Upaya Kesehatan (I.12472)
Definisi : Meningkatkan perubahan perilaku
penderita / klien agar memiliki kemauan dan
kemampuan yang kondusif bagi kesehatan secara
menyeluruh baik bagi lingkungan maupun
masyarakat sekitarnya.
Tindakan :
Observasi
- Identifikasi perilaku upaya kesehatan yang
dapat ditingkatkan.
Terapeutik
- Berikan lingkungan yang mendukung
kesehatan.
- Orientasi pelayanan kesehatan yang dapat
di manfaatkan.
Edukasi
- Anjurkan menggunakan air bersih.
- Anjurkan mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun.
- Anjurkan makan sayur dan buah setiap
hari.
- Anjurkan melakukan aktivitas fisik setiap
hari.
1. Masalah keperawatan
Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada agregat dewasa community virtual C’20
2. Implementasi
a) Kekuatan (strong)
b) Kelemahan (weakness)
penyuluhan.
c) Peluang (opportunity)
Partisipan komunitas virtual C’20 semua punya alat komunikasi seperti HP
d) Ancaman (treath)
3. Hasil Evaluasi
c. Seluruh anggota virtual 100% paham tanda dan gejala dari penyakit anemia
d. Seluruh anggota virtual 100% paham akibat yang ditimbulkan oleh penyakit anemia
penyakit anemia
Amirudin. (2017). Faktor Resiko Kejadian Anemia Pada Ibu Hamil. Makasar : FKM
UH
Farid, Husin. (2014). Asuhan Kehamilan Berbasis Bukti. Sagung Seto : Jakarta.
Jaelani dkk. (2016). Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada
Ibu. Politeknik Kesehatan Kementrian Bengkulu.
Kemenkes RI. (2019). Hasil Utama Riskes 2018 Kementrian Kesehatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Jakarta : Kemenkes RI.
Octasila dkk. (2020). Uji Media Edukasi Tentang Pola Konsumsi Tablet Fe Untuk
Mencegah Kejadian Resiko Tinggi Anemia Ibu Hamil. Indonesian Journal of
Midwifery. Vol 3 No 1.
Tim Pokja DKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi I.
Jakarta Selatan.