1 (September, 2021)
ABSTRAK
Anemia merupakan keadaan dimana jumlah eritrosit (sel darah merah) kurang dari jumlah normalnya yang
disebabkan kurangnya konsumsi zat besi. Prevalensi anemia di di Indonesia berdasarkan survei demografi
dan kesehatan Indonesia 2017, anak usia 5-12 tahun sekitar 26%, wanita usia 13-18 tahun sekitar 23%,
pria berusia 13-18 tahun sekitar 17%. Wanita memiliki faktor resiko dua kali lipat kekurangan zat besi
dibandingkan pria. Penggunaan obat herbal dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang berkhasiat.
Tujuan review ini memberikan informasi mengenai pemanfaatan tanaman herbal dalam mengurangi dan
mengatasi terjadinya anemia. Literatur yang digunakan pada review artikel ini berupa e-book, jurnal
internasional, dan jurnal nasional yang didapatkan pada penyedia jurnal di nternet serta situs resmi
lembaga kesehatan baik itu nasional maupun internasional. Anemia dapat diatasi dengan daun kelor
(Moringa oleifera L), buah jambu biji merah (Psidium guajava L.), bayam merah (Amaranthus tricolor L),
kacang hijau (Phaseolus radiatus L), ciplukan (Physalis peruviana), kurma (Phoenix dactylifera), pepaya
(Carica papaya), buah naga (Hylocereus polyhizu) dan buah kelapa (Cocos nucifera L).
ABSTRACT
Anemia is a condition where the number of erythrocytes (red blood cells) is less than the normal number.
This is due to a lack of iron consumption. The prevalence of anemia in Indonesia based on the 2017
Indonesian demographic and health survey, children aged 5-12 years is around 26%, women aged 13-18
years is around 23%, men aged 13-18 years is around 17%. Women have twice the risk factors for iron
deficiency than men. The use of herbal medicine is done by utilizing efficacious plants. The purpose of this
review is to provide information on the use of herbal plants in reducing and overcoming anemia. The
literature used in this article review is in the form of e-books, international journals, and national journals
obtained from journal providers on the internet and official websites of health institutions, both national and
international. Anemia can be treated with Moringa leaves (Moringa oleifera L), red guava fruit (Psidium
guajava L.), red spinach (Amaranthus tricolor L), green beans (Phaseolus radiatus L), ciplukan (Physalis
peruviana), dates (Phoenix dactylifera) , papaya (Carica papaya), dragon fruit (Hylocereus polyhizu and
coconut fruit (Cocos nucifera L).
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 454
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
2019). Gejala-gejala yang dapat dialami penderita Hal ini dapat disebabkan wanita mengalami
anemia yaitu mata berkunang-kunang, wajah proses menstruasi. Berdasarkan pada penelitian
pucat, lemah, pusing dan lesu. Selain kurangnya Srivastava et.al (2016) di India bahwa wanita
konsumsi zat besi faktor lainnya yang dapat muda dua kali lipat kekurangan zat besi
menyebabkan anemia diantaranya pendarahan dibandingkan remaja putra (Srivastava et.al.,
hebat, kekurangan vitamin B12 dan C, kurangnya 2016). Wanita muda adalah generasi penerus
asam folat, infeksi cacing, penyakit malaria, pada masyarakat sehingga mereka harus tumbuh
leukimia, status gizi, lamanya menstruasi, tingkat dengan optimal. Status gizi anak pada masa ini
pengetahuan dan tingkat ekonomi (Muhayatu & merupakan cerminan kualitas sumber daya pada
Ratnawati, 2019). masa depan, khususnya masa remaja. Selain itu,
Klasifikasi anemia berdasarkan morfolongi wanita muda merupakan calon ibu dimasa
terbagi menjadi tiga yaitu anemia makrostik, mendatang. Ketika masa remaja telah menderita
anemia mikrositik dan anemia normostik. Anemia anemia maka pada masa hamil akan lebih parah
makrostik adalah anemia dengan ciri MCV > 100 karena membutuhkan gizi yang lebih banyak.
fL. Penyebab anemia ini dikarenakan retikulosit Apabila tidak ditangani maka berdampak buruk
yang meningkat, adanya metabolisme abnormal baik di masa sekarang atau dimasa yang akan
asam nukleat pada prekusor eritrost, maturasi mendatang (Apriyanti, 2019).
eritrosit yang terganggu, alkohol, penyakit hati Pengobatan Tradisional yang berasal dari
dan hipotiroidisme. Anemia mikrostik adalah tanaman adalah perwujudan masyarakat dalam
anemia dengan eritrosit yang mengecil dengan menyelesaikan permasalahan kesehatan. WHO
MCV < 80 fL. Anemia ini disebabkan kurangnya juga merekomendasikan penggunaan obat
zat besi, terjadi keracunan logam, berkurangnya tradisional sebagai pemeliharaan kesehatan
sintesis globin. Sedangkan anemia normostik masyarakat, pengobatan serta pencegahan
merupakan anemia dengan karakteristik MCV penyakit khususnya penyakit kronis (WHO, 2003).
normaal antara 80-100 fL. Penyebab anemia Oleh karena itu, penggunaan obat herbal sangat
normostik yaitu anemia hemolitik, penyakit ginjal diterima secara luas di seluruh negara dapat
kronik, sindrom kardiorenal, dan anemia hemolitik dilihat dari prevalensi penggunaan obat herbal di
disebabkan kelainan intrinsik dan ekstrinsik sel Spanyol sekitar 41%, Kanada 70% dan 82% di
darah merah (Irawan, 2013). Berdasarkan WHO Australia (WHO, 2013). Di Indonesia sendiri
2001 nilai Hb normal usia 5-11 tahun < 11,5 g/dL, penggunaan obat herbal menjadi warisan budaya
12-14 tahun ≤12,0 g/dL, sedangkan usia diatas karena telah dilakukan sejak nenek moyang
15 tahun untuk wanita > 12,0 g/dL dan pria > 12,0 hingga sekarang. Penggunaan obat herbal
g/dL (Gunadi et.al., 2016). dilakukan dengan memanfaatkan tanaman yang
Anemia adalah salah satu masalah kesehatan berkhasiat. Menariknya, sekitar 80 persen
diseluruh dunia baik negara maju bahkan negara populasi tanaman herbal yang ada didunia
berkembang. Prevalensi anemia di dunia menurut tumbuh di Indonesia. Sehingga menjadi
WHO pada tahun 2015 sekitar 40-88% (Apriyanti, keunggulan tersendiri karena mudah mudah
2019). Negara- negara tertinggi penderita ditemui disekitar kita (Jennifer & Saptutyningsih,
anemia ditemukan di Asia Selatan yaitu pada 2015). Keunggulan lainnya dalam penggunaan
negara Bangladesh sekitar 70%, Nepal 67% dan tanaman herbal rendahnya efek samping yang
Maldives sekitar 62% (Ningsih & Lestari, 2020). ditimbulkan dibandingan denganp penggunaan
Sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan obat konvensional, harga yang cukup terjangkau
survei demografi dan kesehatan Indonesia 2017, dan relatif lebih aman (Aseptianova, 2019).
prevalensi anemia pada anak usia 5-12 tahun Tanaman herbal juga memiliki reseptor, struktur
sekitar 26%, wanita usia 13-18 tahun sekitar 23% kimianya dan hormon yang sama dengan
sedangkan pada pria berusia 13-18 tahun sekitar manusia (Utami, 2008).
17% (Kemenkes, 2018). Sejalan dengan Berdasarkan uraian di atas, artikel ini ditulis
Riskesdas pada tahun 2018 prevalensi anemia harapanya dapat memberikan informasi
banyak ditemukan pada perempuan sebesar 27,2 mengenai pemanfaatan tanaman herbal dalam
%, sedangkan laki-laki lebih rendah yaitu sebesar mengurangi dan mengatasi serta mencegah
20,3% (Balitbangkes, 2018). terjadinya anemia berdasarkan sumber literatur.
Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan
bahwa wanit lebih beresiko mengalami anemia. METODE PENELITIAN
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 455
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
Literatur yang digunakan pada review artikel ini menstruasi yang tidak teratur. Penelitian lainnya
berupa e-book, jurnal yang didapatkan pada juga menunjukkan pemberian teh daun kelor
penyedia jurnal di Internet baik itu nasional dapat mempengaruhi penurunan dismenore atau
maupun internasional. nyeri yang terjadi saat menstruasi (Hamdiyah &
Sukarta, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN B. Buah Jambu Biji Merah (Psidium guajava
L.)
A. Daun Kelor (Moringa oleifera Lamk) Jambu biji merah merupakan tanaman yang
Tanaman kelor merupakan tumbuhan asli banyak dijumpai di daerah tropis maupun
sub-Himalaya di India, Pakistan, Banglades dan subtropis. Jambu biji merah merupakan tanaman
Afganistan, namun dapat pula tumbuh di daerah perdu yang dapat tumbuh mencapai 9 meter,
tropis. Moringa oleifera dapat tumbuh mencapai dengan batang berbentuk segiempat, permukaan
7-12 m, bentuk batang lurus, berwarna putih, kulit kulitnya licin, tipis dan mudah terkelupas.
tipis dan kasar pada permukaannya. Sedangkan Sedangkan daunya berbentuk lonjong, jorong dan
daunya berbentuk bulat telur tersusun majemuk bulat telur terbalik (Fadhilah et.al., 2018). Ukuran
dan akan gugur pada musim kemarau. Akarnya buah jambu biji sekitar 4-12 cm, bentuknya bulat
tunggang dan berbau tajam. Adapun klasifikasi ataupun bulat lonjong, teksturnya kasar ataupun
tumbuhan ini yaitu : halus. Warna kulit jambu biji merah hijau dan
Kingdom : Plantae akan berwarna kuning ketika buah matang.
Divisi : Magnoliophyta Beraroma khas dan daging buah berwarna merah
Ordo : Brassicales (Henny et.al., 2021). Klasifikasi dari buah jambu
Famili : Moringaceae biji merah yaitu :
Genus : Moringa Kingdom : Plantae
Spesies : Moringa olifera L. Divisi : Spermatophyta
(Affandi, 2019). Kelas : dicotyledonae
Ordo : Myrtales
Famil : Myrtaceae
Genus : Psidium
Spesies : Psidium guajava Linn
(Parimin, 2018)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 456
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
memindahkan besi dari transferin didalam plasma pada 20 remaja putri di SMK Al-Islam kudus
ke ferritin (Almatsier, 2003). Feritin adalah protein mengalami peningkatan kadar Hb dari 10,30 gr/dl
penting yang menyimpan zat besi dan menjadi 10,89 gr/dl. Penelitian lainnya juga
membentuk hemoglobin serta sel darah merah. mengungkapkan kadar zat besi dalam darah
Hal ini sejalan berdasarkan hasil penelitian yang lebih tinggi dengan pemberian bayam merah
dilakukan Rusdi et.al (2018) bahwa pemberian jus dibandingkan suplemen penambah darah
jambu biji merah dapat meningkatkan kadar (Hadiwinata et.al., 2015). Hal tersebut disebabkan
ferritin pada remaja putri penderita anemia. Selain kandungan zat besi pada bayam merah cukup
itu, pemberian jus jambu biji merah dengan tinggi dibandingkan sayur lainnya. Dalam 100
takaran 400 gram kepada remaja putri di kota gram bayam merah terdapat 7 gram zat besi
Padang panjang selama empat hari berturut-turut (Atmaritha, 2005). Diketahui zat besi merupakan
menunjukkan adanya peningkatan kadar Hb mikroelemen yang dibutuhkan dalam membentuk
(Muwaidah, 2020). sel darah merah (hemopoboesis) (Faralia, 2012).
Selain itu, terdapat pula faktor lainnya seperti
C. Bayam merah (Amaranthus tricolor L) vitamin C, vitamin B6, dan folat yang membantu
Di Indonesia bayam merah mulai menyebar proses terjadinya induksi zat besi dalam tubuh.
pada abad ke-19. Bayam merah berasal dari Bayam merah juga memiliki karetenoid dan
Amerika dan Selandia Baru dengan nama genus flavonoid. Kedua zat ini merupakan antioksidan.
Amaranthus. Bayam merah mempunyai bentuk Jenis utama dari karetenoid pada bayam merah
daun bulat dengan bagian ujungnya yang runcing adalah beta karoten sedangkan flavonoid yaitu
dan berwarna kemerahan. Batang bayam merah luetin dan kuersetin (Purnawijayanti, 2009).
tegak, tebal dan berdaging serta relatif banyak
mengandung air. Bunganya tersusun dalam D. Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L)
malai dan keluar dari ujung tanaman. Bentuk akar Kacang hijau memiliki akar tunggang dengan
bayam merah tunggang dan tersebar kedalaman panjang kurang lebih 1 meter. Batang kacang
sekitar 20-40 cm. Bayam merah memiliki hijau mengayu berbatang jenis perdu (semak),
klasifikasi sebagai berikut : permukaanya berbulu berwarna coklat muda atau
Kingdom : Plantae hijau. Batang kacang hijau dapat tumbuh tinggi
Subkingdom : Tracheobionta mencapai 30 cm-100 cm, bercabang dan
Superdivisi : Spermatophyta menyebar ke semua arah. Bentuk daun lonjong
Divisi : Magnoliophyta dan runcing pada bagain ujung, berwarna hijau
Class : Magnoliopsida hingga hijau tua. Sedangkan buahnya berbentuk
Ordo : Hamamedlidae polong, berbulu pendek, bersekmen-sekmen,
Family : Amaranthacease berwarna hijau kusam atau mengkilap dan dapat
Genus : Amaranthus pula berwarna kuning, coklat serta hitam.
Species : Amaranthus tricolor L Tanaman kacang hijau memiliki klasifikasi
(Hennny et.al, 2021) sebagai berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Sub-divisi : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Vigna
Species : Phaseolus radiatus L
(Aidah, 2020).
Gambar 3. Bayam Merah (Hennny et.al, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 457
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 458
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 459
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 460
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
Terimakasih atas bantuan dari Husnul Mencit Swiss Webster Jantan Dengan
Khatimah dan Syifa Auliani mahasiswa Prodi Metode Geliat (Sigmund).Jurnal Ilmiah
Farmasi FMIPA Universitas Lambung Mangkurat, Farmako Bahari. 11: 75-88.
sehingga terselesaikannya artikel review ini..
Faridah, U., Subiwati & R. Ayuningrum. 2017.
DAFTAR PUSTAKA Bayam Merah Untuk Peningkatan Kadar
Hemoglobin Remaja Putri Kelas Xii SMK Al-
Affandi, N.N. 2019. Kelor Tanaman Ajaib Untuk Islam Kudus. Jurnal SMART Keperawatan
Kehidupan Yang Lebih Sehat. Deepublish, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes).
Yogyakarta. Karya Husada Semarang. 4 : 90-96.
Aidah, S. N. 2020. Ensiklopedi Kacang Hijau Faridah, U & V. Indraswari. 2017. Pemberian
Deskripsi, Filosofi, Manfaat, Budidaya, dan Kacang Hijau Sebagai Upaya Peningkatan
Peluang Bisnisnya. KBM Indonesia, Kadar Hemoglobin Pada Remaja Putri.
Yogyakarta. Stikes Muhammadiyah Kudus. 1: 215 -222.
Almatsier, S. 2003. Prinsip dasar ilmu Gizi. Faralia. 2012. Keajaiban Antioksidan Bayam. Alex
Gramedia pustaka utama, jakarta. Media Komputindo, Jakarta.
Apriyanti, F. 2019. Hubungan status Gizi dengan Fatmawati, S. 2019. Bioaktivitas dan Konstituen
Kejadian Anemia pada Remaja Putri SMAN Kimia Tanaman Obat Indonesia.
1 Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan Deepublish, Yogyakarta.
Tahun 2019. Jurnal Doppler Universitas
Pahlawan Tuanku Tambuasai. 3: 18-21. Fitriasnani, M.E., S. Aminah & Sofianah. 2019.
Pengaruh Konsumsi Buah Naga
Apriyanti, R.N., E. Pujiastuti & D. S. Rahimah. (Hylocereus) terhadap Kadar Hemoglobin
2015. Kurma dari Gurun Tropis. Trubus pada Siswi dengan Anemia di SMAN 5
Swadaya, Jakarta. Kota Kediri Tahun 2019. Journal of issues in
Midwifery. 4 : 41-53.
Aseptianova. 2019. Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga Untuk Pengobatan Keluarga Di Fitriyah, S. G., Sunarsih & Y. Evayanti. 2020. Air
Kelurahan Kebun Bunga Kecamatan Kelapa Muda Terjadap Nyeri Haid. Jurnal
Sukarami Kota Palembang. Jurnal Medika Malahayati. 4: 312-320.
Pengabdian pada Masyarakat. 4: 1-25.
Ghasanni, N., Suliati & R. Sasongkowati. 2018.
Atmarita. 2005. Daftar Komposisi Bahan Pengaruh Jus Buah Naga Merah terhadap
Makanan. Persagi, Jakarta. Kadar hemoglobin dan Jumlah Eritrosit
pada Mencit (mus musculus L) yang di
Balitbangkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar Induksi siklamat. Analis kesehatan Sains. 7:
(Riskesdas). Badan penelitian dan 596-602.
pengembangan Kementerian Kesehatan RI,
Jakarta. Gunandi, V. I.R., Y. M. Mewo & M. Tiho. 2016.
Gambaran Kadar Hemoglobin pada Pekerja
Ersila, W & L. D. Prafitri. 2016. Efektifitas Bangunan. Jurnal e-Biomedik. 4: 1-6.
Pemberian Tablet Zat Besi Ditambah
Pepaya(Carica Papaya L.) Terhadap Hadiwinata, G., D.K. Jasaputra & A. Suhendra.
Peningkatan Kadar Hemoglobin Pada 2015. Efek Pemberian Bayam Merah
Remaja Putri Anemia Di Stikes (Amaranthus gangeticus L.) Terhadap
Muhammadiyah Pekajangan Tahun 2016. Kadar Fe Serum Pada Tikus Wistar Betina.
Stikes Muhammadiyah. 1: 67-75. 1:1-7.
Fadhilla, G., I. K. Adnyana & R. Chaniago. 2020. Hamdiyah & Sukarta, A. 2019. Pengaruh
Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Pemberian Teh Daun Kelor (Moringa
Ciplukan (Physalis peruviana L.) Pada
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 461
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 462
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 1 (September, 2021)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 463