2. Etiologi
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasisuhu sentral
(misalnya : perdarahan otak, koma). Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam
adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang
menyertai demam.Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau
sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
a. Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan
pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
b. Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001).
3. Patofisologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke
tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan
luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya
membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi danmenghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi
zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat
demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.Menggigil. Bila pengaturan termostat
dengan mendadak diubah dari tingkat normal kenilai yang lebih tinggi dari normal sebagai
akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen ataudehidrasi. Suhu tubuh biasanya
memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.. Bila faktor yang menyebabkan
suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,termostat hipotalamus dengan mendadak
berada pada nilai rendah, mungkin malahankembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000).
4. Manifestasi klinis
Sewaktu demam berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis pada demamnya. Ada 3
fase yang terjadi selama demam berlangsung, yaitu :
a. Fase I (awitan dingin atau menggigil)
Pada fase awal ini demam akan disertai dengan :
1) Peningkatan denyut jantung.
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan.
3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.
4) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi.
5) Merasakan sensasi dingin.
6) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontruksi.
7) Rambut kulit berdiri.
8) Pengeluaran keringat berlebihan.
9) Peningkatan suhu tubuh.
b. Fase 2 (proses demam)
Selama proses demam berlangsung akan disertai dengan :
1) Proses menggigil hilang.
2) Kulit terasa hangat (panas).
3) Merasa tidak panas (dingin).
4) Peningkatan nadi dan laju pernapasan.
5) Peningkatan rasa haus.
6) Dehidrasi ringan hingga berat.
7) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel sara.
8) Lesi mulut.
9) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang).
10) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein.
c.Fase III (pemulihan)
Saat fase pemuliha makan akan disertai :
1) Kulit tampak merah dan hangat.
2) Berkeringat.
3) Menggigil ringan.
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi.
5. Komplikasi
a. Dehidrasi : yang berasal dari demam akibat peningkatan penguapan cairan tubuh.
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya
sebentar, tidak berulang.
6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin harus
dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibody di
dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan
adanya aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain
penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang
dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik
lain.
7. Penatalaksanaan medis
a. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-
kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
1) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diaremenyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agarcairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuhmemperoleh gantinya.
4) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
5) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannyauntuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuhdigunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Janganmenggunakan air es karena justru akan
membuat pembuluh darmtr.menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alcohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinggaset point hipotalamus direndahkan
kembali menjadi normal yang mandiperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaranpanas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
1. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
2.Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendoktehsirup parasetamol
3.Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok tehsirup
parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus laldilarutkan dengan
air atau teh manis. Obat penurun panas ini diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok
takaran obat dengan ukuran 5 ml setiapsendoknya
B. TINJAUAN TEORI ASKEP DEMAM FEBRIS
1. Pengkajian
a. Hipertermi
Data Subjektif
1) Pasien mengeluh panas .
2) Pasien mengatakan badannya lemah/lemas.
Data Objektif
1) Suhu tubuh > 37°C.
2) Takikardi.
3) Mukosa bibir kering.
b. Gangguan pola tidur
Data subjektif
1) Tidur tidak puas.
2) Sering terbangun di malam hari.
Data objektif
1) Insomnia
2) Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur.
3) Inkontenensia urine.
c. Resiko kekurangan volume cairan
Data subjektif
1) Haus
Data objektif
1) Turgor kulit kembali lambat.
2) Membrane mukosa kering.
3) Takikardi.
4) Suhu meningkat.
d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Data subjektif
1) Mengeluh cepat kenyang setelah makan
2) Mengeluh keram atau nyeri abdomen.
3) Mengeluh nafsu makan menurun.
Data Objektif
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
2) Bising usus hiperaktif.
3) Otot pengunyah lemah.
4) Otot menelan lemah.
5) Membrane mukosa pucat .
6) Sariawan.
7) Serum albumin turun.
8) Rambut rontok berlebihan.
9) Diare.
e. Defisiensi pengetahuan
Data subjektif
1) Ketidaktahuan tentang informasi kesehatan.
Data objektif
1) Ketidakakuratan mengikuti instruksi.
2) Selalu bertanya tentang penyakitnya.
3) Apatis.
2. Diagnose keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan:
1) Ansietas.
2) Penurunan respirasi.
3) Dehidrasi.
4) Pemajanan lingkungan yang panas.
5) Penyakit.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
1) Suhu lingkungan sekitar.
2) Kurang control tidur.
3) Kurang privasi, pencahyaan.
4) Bising, bau gas
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
1) Kehilangan volume cairan aktif.
2) Kehilangan berlebihan melalui rute normal.
3) Barat badan ekstrem.
4) Penyimpangan yang mempengaruhi asupan cairan.
d. Ketidakseimbangan nutris kurang dari kebutuha tubuh berhubungan dengan:
1) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
2) Ketidakmampuan untuk menelam makanan.
3) Ketidakmampuanuntuk mengabsorpsi makanan.
e. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan :
1) Keterbatasan kognitif.
2) Kurang pajanan.
3) Kurang minat dan belajar.
4) Kurang dapat mengingat.
5) Tidak familiar dengan sumber informasi
3. Perencanaan
Prioritas diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan proses penyakit ditandai dengan
demam terus-menerus.
3. Memberikan
3. Gambarkan proses
gambaran tentang
penyakit dengan cara
proses terjadinya
yang tepat.
penyakit kepada
pasien dapat
meningkatkan
pengetahuan pasien
tentang penyakit yang
ia derita.
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi
1) Diagnosa 1 : hipertermi
a) Suhu tubuh dalam rentan normal.
b) Nadi dan respirasi dalam batas normal .
2) Diagnosa 2 : gangguan pola tidur
a) Jumlah tidur dalam batas normal.
b) Perasaan segar setelah bangun.
3) Kekurangan volume cairan
a) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
b) Mukosa bibir lembab.
c) Turgor jkulit elastis.
4) Diagnosa 3: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutruhan tubuh.
a) Ada kenaikan berat badan pasien.
b) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
c) Ada peningakatan pada porsi makan pasien.
Daftar pustaka
NANDA.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA Nic-Noc.Yogyakarta:Medication
Indra sari , Rosa “BAB II KONSEP DASAR”.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-
bab2.pdfKONSEP DASAR. diakses pada tanggal 10 desember 2018.
Kenshin , Joe Hatake “ LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS ATAU DEMAM PADA
ANAK”. https://kupdf.net/download/lp-febris-pada-anak_59b3c84cdc0d60133d568edd_pdf .
diakses pada tanggal 10 desember 2018.