Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS

A. KONSEP TEORI DEMAM


1. Definisi Febris
Febris atau demam adalah suatu keadaan di mana pengeluaran produksi panas yang tidak
mampu untuk dipertahankan karena terjadinya peningkatan suhu tubuh abnormal (Valita,
2007). Produksi panas dapat meningkat atau menurun dapat dipengaruhi oleh berbagai
sebab, misalnya penyakit atau stres, suhu tubuh yang terlalu ekstrim baik panas ataupun
dingin dapat memicu kematian (Hidayat, 2008). Sedangkan menurut (Widjaja, 2001)
Febris atau demam merupakan reaksi alamiah dari tubuh manusia dalamusaha manusia
untuk melakukan perlawanan terdapat beragam penyakit yang masuk atau yang berada di
dalam tubuh manusia. Normalnya suhu tubuh manusia berkisar antara 36 °C-37°C, di mana
pada suhu tersebut diartikan sebagai keseimbangan antara produksi panas tubuh yang
diproduksi dan panas yang hilang dari tubuh. Penyakit febris atau demam Tidakhanya
diderita pada anak-anak, tetapi pada manusia dewasa maupun lansia juga, tergantung dari
sistem imun setiap individu itu sendiri (Hidayat, 2008).
Menurut Tamsuri(2007), suhu tubuh dibagi :
a.Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C.
b.Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36°C – 37,5°C.
c.Hipertermi, bila suhu tubuh antara 37,5°C – 40°C.
d.Hiperpirexia, bila suhu tubuh lebih dari 40°C.

2. Etiologi
Penyebab febris selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,keganasan
atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasisuhu sentral
(misalnya : perdarahan otak, koma). Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam
adalah cara timbul demam, lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang
menyertai demam.Febris umumnya terjadi akibat adanya gangguan pada hipotalamus, atau
sebaliknya dapat disebabkan oleh setiap gangguan berikut:
a. Penyebab umum febris pada bayi antara lain infeksi saluran pernapasan atas dan
bawah, faringitis, otitis media, dan infeksi virus umum dan enteric. Reaksi vaksinasi dan
pakaian yang terlalu tebal juga seringmenjadipenyebab demam pada bayi.
b. Penyebab febris yang lebih serius antara lain infeksi saluran kemih, pneumonia,
bakteremia, meningitis, osteomielitis, atritis septic, kanker, gangguan imunologik,
keracunan atau overdosis obat, dan dehidrasi. (Muscari, 2001).

3. Patofisologi
Demam adalah sebagai mekanisme pertahanan tubuh (respon imun) anak terhadap infeksi
atau zatasing yang masuk ke dalam tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke
tubuh akan merangsang sistem pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen.Pirogen
adalah zat penyebab demam, ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan
luar tubuh (pirogen eksogen) yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau
merupakan reaksi imunologik terhadap benda asing (noninfeksi). Pirogen selanjutnya
membawa pesan melalui alat penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk
disampaikan ke pusat pengatur panas di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan
dirangsang pelepasan asam arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi
prostaglandin (PGEZ). Ini akan menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara
menyempitkan pembuluh darah tepi danmenghambat sekresi kelenjar keringat.
Pengeluaran panas menurun, terjadilah ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran
panas. Inilah yang menimbulkan demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan
merangsang aktivitas “tentara” tubuh (sel makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi
zat asing tersebut dengan meningkatkan proteolisis yang menghasilkan asam amino yang
berperan dalam pembentukan antibodi atau sistem kekebalan tubuh. Sedangkan sifat-sifat
demam dapat berupa menggigil atau krisis/flush.Menggigil. Bila pengaturan termostat
dengan mendadak diubah dari tingkat normal kenilai yang lebih tinggi dari normal sebagai
akibat dari kerusakan jaringan,zat pirogen ataudehidrasi. Suhu tubuh biasanya
memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru.. Bila faktor yang menyebabkan
suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan,termostat hipotalamus dengan mendadak
berada pada nilai rendah, mungkin malahankembali ke tingkat normal. (Corwin, 2000).
4. Manifestasi klinis
Sewaktu demam berlangsung, akan terlihat berbagai gejala klinis pada demamnya. Ada 3
fase yang terjadi selama demam berlangsung, yaitu :
a. Fase I (awitan dingin atau menggigil)
Pada fase awal ini demam akan disertai dengan :
1) Peningkatan denyut jantung.
2) Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan.
3) Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot.
4) Kulit pucat dan dingin karena vasokontriksi.
5) Merasakan sensasi dingin.
6) Dasar kuku mengalami sianosis karena vasokontruksi.
7) Rambut kulit berdiri.
8) Pengeluaran keringat berlebihan.
9) Peningkatan suhu tubuh.
b. Fase 2 (proses demam)
Selama proses demam berlangsung akan disertai dengan :
1) Proses menggigil hilang.
2) Kulit terasa hangat (panas).
3) Merasa tidak panas (dingin).
4) Peningkatan nadi dan laju pernapasan.
5) Peningkatan rasa haus.
6) Dehidrasi ringan hingga berat.
7) Mengantuk, delirium, atau kejang akibat iritasi sel sara.
8) Lesi mulut.
9) Kehilangan nafsu makan (bila demam memanjang).
10) Kelemahan, keletihan, dan nyeri ringan pada otot akibat katabolisme protein.
c.Fase III (pemulihan)
Saat fase pemuliha makan akan disertai :
1) Kulit tampak merah dan hangat.
2) Berkeringat.
3) Menggigil ringan.
4) Kemungkinan mengalami dehidrasi.

5. Komplikasi
a. Dehidrasi : yang berasal dari demam akibat peningkatan penguapan cairan tubuh.
b. Kejang demam : jarang sekali terjadi (1 dari 30 anak demam). Sering terjadi pada anak
usia 6 bulan sampai 5 tahun. Serangan dalam 24 jam pertama demam dan umumnya
sebentar, tidak berulang.

6. Pemeriksaan diagnostik
Pemeriksaan laboratorium
a. Hematologi
Kadar hemoglobin dapat normal atau menurun bila terjadi penyulit perdarahan usus.
b. Kimia darah
Pemeriksaan elektrolit, kadar glukosa, blood urea nitrogen dan kreatinin harus
dilakukan.
c. Imunorologi
Widal : pemeriksaan serologi ini ditujukan untuk mendeteksi adanya antibody di
dalam darah terhadap antigen kuman Salmonella typhi. Hasil positif dinytakan dengan
adanya aglutinasi. Hasil negative palsu dapat disebabkan oleh karena antara lain
penderita sudah mendapatkan terapi antibiotika, waktu pengambilan darah kurang
dari 1 minggu sakit, keadaan umum pasien buruk, dan adanya penyakit imunologik
lain.

7. Penatalaksanaan medis
a. Secara Fisik
Mengawasi kondisi klien dengan : Pengukuran suhu secara berkala setiap 4-6 jam.
Perhatikan apakah anak tidur gelisah, sering terkejut, atau mengigau. Perhatikan pula
apakah mata anak cenderung melirik ke atas atau apakah anak mengalami kejang-
kejang. Demam yang disertai kejang yang terlalu lama akan berbahaya bagi
perkembangan otak, karena oksigen tidak mampu mencapai otak. Terputusnya suplai
oksigen ke otak akan berakibat rusaknya sel-sel otak. Dalam keadaan demikian, cacat
seumur hidup dapat terjadi berupa rusaknya fungsi intelektual tertentu.
1) Bukalah pakaian dan selimut yang berlebihan
2) Memperhatikan aliran udara di dalam ruangan
3) Berikan cairan melalui mulut, minum sebanyak-banyaknyaMinuman yang
diberikan dapat berupa air putih, susu (anak diaremenyesuaikan), air buah atau air
teh. Tujuannnya adalah agarcairan tubuh yang menguap akibat naiknya suhu
tubuhmemperoleh gantinya.
4) Tidur yang cukup agar metabolisme berkurang
5) Kompres dengan air biasa pada dahi, ketiak,lipat paha. Tujuannyauntuk
menurunkan suhu tubuh dipermukaan tubuh anak. Turunnya suhu tubuh
dipermukaan tubuh ini dapat terjadi karena panas tubuhdigunakan untuk
menguapkan air pada kain kompres. Janganmenggunakan air es karena justru akan
membuat pembuluh darmtr.menyempit dan panas tidak dapat keluar. Menggunakan
alcohol dapat menyebabkan iritasi dan intoksikasi (keracunan).
b. Obat-obatan Antipiretik
Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengaturan suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinggaset point hipotalamus direndahkan
kembali menjadi normal yang mandiperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaranpanas tidak ada lagi. Petunjuk pemberian antipiretik:
1. Bayi 6 – 12 bulan : ½-1 sendok the sirup parasetamol
2.Anak 1 – 6 tahun : ¼-½ parasetamol 500 mg atau 1-1½ sendoktehsirup parasetamol
3.Anak 6 – 12 tahun : ½-1 tablet parasetamol 500 mg atau 2 sendok tehsirup
parasetamol.Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus laldilarutkan dengan
air atau teh manis. Obat penurun panas ini diberikan 3 kali sehari.Gunakan sendok
takaran obat dengan ukuran 5 ml setiapsendoknya
B. TINJAUAN TEORI ASKEP DEMAM FEBRIS
1. Pengkajian
a. Hipertermi
Data Subjektif
1) Pasien mengeluh panas .
2) Pasien mengatakan badannya lemah/lemas.
Data Objektif
1) Suhu tubuh > 37°C.
2) Takikardi.
3) Mukosa bibir kering.
b. Gangguan pola tidur
Data subjektif
1) Tidur tidak puas.
2) Sering terbangun di malam hari.
Data objektif
1) Insomnia
2) Jumlah tidur kurang dari kebutuhan sesuai umur.
3) Inkontenensia urine.
c. Resiko kekurangan volume cairan
Data subjektif
1) Haus
Data objektif
1) Turgor kulit kembali lambat.
2) Membrane mukosa kering.
3) Takikardi.
4) Suhu meningkat.
d. Ketidakseimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
Data subjektif
1) Mengeluh cepat kenyang setelah makan
2) Mengeluh keram atau nyeri abdomen.
3) Mengeluh nafsu makan menurun.
Data Objektif
1) Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal.
2) Bising usus hiperaktif.
3) Otot pengunyah lemah.
4) Otot menelan lemah.
5) Membrane mukosa pucat .
6) Sariawan.
7) Serum albumin turun.
8) Rambut rontok berlebihan.
9) Diare.
e. Defisiensi pengetahuan
Data subjektif
1) Ketidaktahuan tentang informasi kesehatan.
Data objektif
1) Ketidakakuratan mengikuti instruksi.
2) Selalu bertanya tentang penyakitnya.
3) Apatis.

2. Diagnose keperawatan
a. Hipertermi berhubungan dengan:
1) Ansietas.
2) Penurunan respirasi.
3) Dehidrasi.
4) Pemajanan lingkungan yang panas.
5) Penyakit.
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan:
1) Suhu lingkungan sekitar.
2) Kurang control tidur.
3) Kurang privasi, pencahyaan.
4) Bising, bau gas
c. Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan :
1) Kehilangan volume cairan aktif.
2) Kehilangan berlebihan melalui rute normal.
3) Barat badan ekstrem.
4) Penyimpangan yang mempengaruhi asupan cairan.
d. Ketidakseimbangan nutris kurang dari kebutuha tubuh berhubungan dengan:
1) Ketidakmampuan untuk mencerna makanan.
2) Ketidakmampuan untuk menelam makanan.
3) Ketidakmampuanuntuk mengabsorpsi makanan.
e. Difisiensi pengetahuan berhubungan dengan :
1) Keterbatasan kognitif.
2) Kurang pajanan.
3) Kurang minat dan belajar.
4) Kurang dapat mengingat.
5) Tidak familiar dengan sumber informasi

3. Perencanaan
Prioritas diagnosa keperawatan hipertermi berhubungan proses penyakit ditandai dengan
demam terus-menerus.

No dx Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1 Setelah dilakukan 1. Memonitor tanda- 1. Tanda-tanda vital
tindakan keperawatan tanda vital merupakan acuan
selama 3x24 jam untuk mengetahui
diharapkan masalah 2. Anjurkan kepada keadaan umum
hipertermi teratasi keluarga pasien pasien.
dengan kriteria hasil untuk memakai 2. Untuk menjaga
1. Suhu dalam pakaian yang tipis agar pasien
rentan normal dan menyerap merasa nyaman
2. RR dan nadi keringat. dan pakaian tipis
dalam rentan yang dikenakan
normal. membantu
penguapan tubuh.

3. Anjurkan kepada 3. Peningkatan suhu


keluarga pasien tubuh
untuk memberikan mengakibatkan
pasien minum yang penguapan tubuh
banyak. sehingga perlu di
imbangi dengan
asupan cairan
yang banyak
untuk mencegah
terjadinya
dehidrasi.

4. Berikan kompres air 4. Kompres air


hangat pada dahi hangat membantu
dan ketiak. untuk
menurunkan suhu
tubuh.
Kalaborasi
1. Pemberian 1. Membantu dalam
antipiretik menurunkan
( parasetamol) panas
2 Setelah dilakukan 1. Monitor atau catat 1. Mengetahui
tindakan keperawatan kebutuhan tidur perkembangan
selama 3x24 jam pasien setiap hari pola tidur.
diharapkan gangguan dan jam
pola tidur teratasi 2. Diskusikan dengan 2. Meningkatkan pola
dengan kriteria hasil pasien dan tidur yang baik
1. Jumlah jam keluarga tentang secara mandiri.
tidur dalam teknik tidur pasien.
batas normal 3. Ciptakan lingkungan 3. Agar priode tidur
6-8 jam per yang nyaman. tidak terganggu
hari. dan pasien merasa
rileks.
2. Perasaan segar
sesudah tidur 4. Memberikan
atau istirahat. 4. Jelaskan pentingnya informasi kepada
3. Mampu tidur yang adekuat pasien dan
mengidentifika keluarga tentang
si hal-hal yang pentingnya
meningkatkan memepertahankan
tidur. pola tidur yang
adekuat.
3 Setelah dilakukan 1. Pantau tanda dan gejala 1. Penurunan sirkulasi
tindakan
kekurangan cairan dan volume cairan
keperawatan
selama 3 x 24 jam elektrolit menyebabkan
diharapkan
kekeringan mukosa
kebutuhan volume
cairan terpenuhi, dan pemekatan urin.
dengan kriteria Deteksi dini
hasil:
memungkinkan terapi
1. Tanda-tanda
dihidrasi tidak pergantian cairan
ada
segera untuk
2. mukosa mulut
dan bibir memperbaiki deficit
lembab
2. Dehidrasi dapat
3. balance cairan 2. Pantau intake dan
seimbang, meningkatkan laju
output
turgor kulit
filtrasi glomerulus
elastis.
membuat keluaran
tak adekuat untuk
membersihkan sisa
metabolisme.
3. Mendeteksi
3. Timbang berat badan
kehilangan cairan ,
setiap hari
penurunan 1 kg BB
sama dengan
kehilangan cairan 1 lt
4. Mengganti cairan dan
4. Anjurkan keluarga
elektrolit yang hilang
untuk banyak memberi
secara oral
minum air putih (2000-
2500 cc/hari)
5. Kolaborasi :
1) koreksi keseimbang
1) Pemeriksaan
cairan dan elektrolit,
laboratorium serum
BUN untuk
elektrolit (Na, K,Ca,
mengetahui faal ginjal
BUN)
(kompensasi).

2) Mengganti cairan dan


2) Cairan parenteral
elektrolit secara
( IV line ) sesuai
adekuat dan cepat.
dengan umur
3). Anti sekresin
3) Obat-obatan : untuk menurunkan
sekresi cairan dan
(antisekresin,
elektrolit agar
antispasmolitik, simbang,
antispasmolitik untuk
antibiotik)
proses absorbsi
normal, antibiotik
sebagai anti bakteri
berspektrum luas
untuk menghambat
endotoksin.
4 Setelah dilakukan 1. Berikan HE tentang 1. Menambah
tindakan 3x24 jam pentingnya nutrisi pengetahuan
diharapkan bagi pasien. keluarga tentang
ketidakseimbangn nutrisi.
nutris kurang dari 2. Anjurkan untuk 2. Menghindari
kebutuhan tubuh banyak istirahat. peningkatan kerja
teratasi dengan lambung.
kriteria hasil
1. Adanya 3. Anjurkan untuk 3. Meningkatkan
peningkatan memeberi makanan nafsu makan.
berat badan kesukaan selama
sesuai dengan tidaka da alergi
tujuan pada pasien.
2. Mampu
mengidentifika 4. Anjurkan untuk 4. Makanan hanagt
si kebutuhan memberi makanan lebih enak
nutrisi yang hangat. dimakan.
3. Tidak ada tanda-
tanda 5. Timbang berat 5. Untuk emngetahui
malnutrisi badan. pertumbuhan dan
perkembangan
pasien.
5 Setelah dilakukan NIC: 1. Dengan memberikan
tindakan 3x24 jam
1. Gambarkan tanda dan informasi tentang
diharapkan defisiensi
pengetahuan teratasi gejala yang biasa tanda dan gejala yang
dengan kriteria hasil
muncul pada penyakit, biasa muncul pada
1. Pasien dan
keluarga dengan cara yang tepat. penyakit yang diderita
menyatakan
oleh pasien maka
pemahaman
tentang pasien dapat
penyakit,
mengetahui
kondisi
,prognosis dan perubahan pada tubuh
program
yang diakibatkan oleh
pengobatan.
2. Pasien dan penyakit yang diderita
kelurga
serta bagaimana
mampu
melaksanakan penanganannya.
prosedur yang
dijelaskan
2. Dengan pemberian
secara benar.
3. Pasien dan edukasi pada pasien
2. Berikan edukasi
keluarga
tentang pantangan
mampu padapasien tentang
menjelaskan makanan yang perlu
pantangan makanan
kembali apa
dihindari maka pasien
yang yang harus dihindari
dijealskan oleh dapat memilih dan
perawatan dan
menentukan makanan
tim kesehatan
apa yang bisa
dikonsumsi.

3. Memberikan
3. Gambarkan proses
gambaran tentang
penyakit dengan cara
proses terjadinya
yang tepat.
penyakit kepada
pasien dapat
meningkatkan
pengetahuan pasien
tentang penyakit yang
ia derita.
4. Implementasi keperawatan

Implementasi keperawatan merupakan tibdakan yang sudah direncanakan dalam


renacan tindakan keperawatan
1. Mandiri : aktivitas perawatan yang didasarkan pada kemampuan sendiri dan bukan
petunjuk/perintah dari petugas kesehatan.
2. Delegatif : tindakan keperawatan atas instruksi yang diberikan pleh petugas
kesehatan yang berwenang.
3. Kalaboratif : tindakan perawatan dan petugas kesehatan yang lain dimana
didasarkan atas kepetusan bersama.

5. Evaluasi
1) Diagnosa 1 : hipertermi
a) Suhu tubuh dalam rentan normal.
b) Nadi dan respirasi dalam batas normal .
2) Diagnosa 2 : gangguan pola tidur
a) Jumlah tidur dalam batas normal.
b) Perasaan segar setelah bangun.
3) Kekurangan volume cairan
a) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi.
b) Mukosa bibir lembab.
c) Turgor jkulit elastis.
4) Diagnosa 3: ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutruhan tubuh.
a) Ada kenaikan berat badan pasien.
b) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.
c) Ada peningakatan pada porsi makan pasien.

5) Diagnosa 5 :Defisiensi pengetahuan :


a) Pasien dan keluarga paham tentang penyakit.
b) Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur.

Daftar pustaka
NANDA.(2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan
NANDA Nic-Noc.Yogyakarta:Medication
Indra sari , Rosa “BAB II KONSEP DASAR”.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-siswanto02-5263-2-
bab2.pdfKONSEP DASAR. diakses pada tanggal 10 desember 2018.
Kenshin , Joe Hatake “ LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS ATAU DEMAM PADA
ANAK”. https://kupdf.net/download/lp-febris-pada-anak_59b3c84cdc0d60133d568edd_pdf .
diakses pada tanggal 10 desember 2018.

LAPORAN PENDAHULUAN FEBRIS DI RUANG DURIAN RSUD KABUPATEN


KLUNGKUNG
Oleh :
NI KADEK NOVI ANTARI
16C11843

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN BALI


TAHUN 2018

Anda mungkin juga menyukai