Anda di halaman 1dari 15

MENGENAL FRAUD

Tri Widianto.,SE.,MM.
Apa itu Fraud?
Fraud adalah tindakan curang, yang dilakukan
sedemikian rupa, sehingga menguntungkan diri-
sendiri/kelompok ATAU merugikan pihak lain
(perorangan, perusahaan atau institusi).”
Klarifikasi Penyebab Fraud :
1. The Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)
2. Standart Auditing (SA 316)
3. Type Triangle
4. Bidang TI, Komunikasi dan Multimedia
5. UU Pemberantasan TiPiKor : UU 31 thn 1999
6. KUHP
7. White collar Crime : Oleh Edwin H. Sutherland 1939
Jenis-jenis Fraud
Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)

◦1. Fraud Terhadap Aset (Asset Misappropriation) :


cash dan non cash
◦2. Fraud Terhadap Laporan Keuangan :
◦3. Korupsi (Corruption) :
1. Konflik kepentingan (conflict of interest)
2. Menyuap atau Menerima Suap, Imbal-Balik (briberies and excoriation)
Unsur – Unsur Fraud :
1) ada pernyataan yang salah / menyesatkan pada data
2) Perbuatan tidak sesuai dengan standar peraturan dan ketentuan yang ada
3) Penyalahgunaan Wewenang untuk kepentingan pribadi
4) Meliputi masa lampau atau sekarang
5) Didukung fakta bersifat material
6) Dilakukan secara sengaja
7) Ada yang dirugikan dan ada yang diuntungkan
Penyebab Fraud
1. Incentive / Pressure
2. Opportunity
3. Rationalization
4. Kemampuan
5. Keserakahan
6. Motivasi
Gejala Kemunculan Fraud

1. Gejala kecurangan pada manajemen


o Ketidakcocokan diantara manajemen puncak
o Tingkat komplain yang tinggi terhadap organisasi/perusahaan dari pihak konsumen, pemasok, atau
badan otoritas.
o Perusahaan mengambil kredit sampai batas maksimal untuk jangka waktu yang lama
o Terdapat peningkatan jumlah ayat jurnal penyesuaian pada akhir tahun buku.

2. Gejala kecurangan pada karyawan / pegawai


o Pembuatan ayat jurnal penyesuaian tanpa otorisasi manajemen dan tanpa perincian/penjelasan
pendukung.
o Penghancuran, penghilangan, pengrusakan dokumen pendukung pembayaran.
o Kemahalan harga barang yang dibeli
o Penggantian mutu barang
Tanda2 Prilaku yang mudah Fraud
1. Perubahan perilaku secara signifikan, seperti: easy going, tidak seperti biasanya, gaya hidup
mewah, mobil atau pakaian mahal
2. Gaya hidup di atas rata-rata
3. Sedang mengalami trauma emosional di rumah atau tempat kerja.
4. Penjudi berat , Penggemar dunia Intertain yang berlebihan
5. Sedang dililit utang.
Contoh – Contoh tindakan FRAUD
1. Fraud Pada Kas (Penyalahgunaan Aset):
❑Membuat memo debit untuk akun persediaan, untuk kemudiaan bisa mengeluarkan
barang persediaan
❑Mengeluarkan barang dari gudang dalam jumlah yang lebih besar dari packing list (srat
jalan)
❑Menggelapkan piranti kerja protable (kamera, scanner, keyboard, maouse, monitor,
komputer, laptop, tablet, handphone, dll).
❑Mencuri informasi tentang pelanggan yang dirahasiakan oleh perusahaan untuk dijual ke
perusahaan pesaing atau pihak ketiga lainnya.
❑Menjual rancangan/design/atau informasi sehubungan dengan itu, untuk kemudian dijual
kepada perusahaan pesaing atau pihak ketiga lainnya.
❑Menerima barang hadiah/gift/souvenir apapu bentuknya dari pemasok, di luar kebijakan
perusahaan, tanpa seijin pihak yang berwenang dalam perusahaan.
❑Mengunakan property perusahaan secara tidak sah, untuk kepentingan bukan perusahaan, tanpa seijin pihak
berwenang dalam perusahaan.
❑Inside trading (perusahaan dalam perusahaan), menjalankan bisnis pribadi di dalam persuahaan—entah itu
bertindak selaku vendor, pelanggan, atau broker, tanpa persetujuan dari pihak yang berwenang di dalam
perusahaan
2. Contoh Modus Fraud Dalam Proses Pembelian
❑Mengubah Purchase Request dan Purchase Order (PO) yang sah, tanpa seijin pihak otoritas.
❑Menyalin atau memalsukan tandatangan approval Purchase Request dan Purchase Order.
❑Memalsukan kelengkapan dokumen tagihan
❑Menyalin atau memalsukan tandatangan otorisasi pembayaran
❑Mengajukan faktur pembayaran palsu dari pemasok fiktif.
❑Mengubah termin pembayaran/kredit yang sah tanpa persetujuan dari pihak yang
berwenang di dalam perusahaan.
❑Mengubah daftar harga barang-barang yang dibeli oleh perusahaan
❑Menahan pembayaran ke vendor untuk alasan dan kepentingan pribadi.
❑Membocorkan informasi kepada vendor sehubungan dengan tender pembelian yang
diselenggarakan oleh perusahaan.
❑Memberikan perioritas pembayaran istimewa kepada vendor tertentu, di luar analisa umur
utang—tanpa seijin pihak yang berwenang di dalam perusahaan.
3. Contoh Modus Fraud Dalam Proses Penggajian:
❑Memasukan nama dan identitas karyawan fiktif yang sesungguhnya tidak ada
❑Memalsukan atau mengubah jam/hari kerja pegawai—yang dibayar berdasarkan jam atau
hari.
❑Memasukan catatan lembur fiktif
❑Memotong pembayaran gaji pegawai, seolah-olah hukuman dari perusahaan, untuk
kemudian selisihnya dikantongi sendiri.
❑Berkolusi dengan pegawai lain untuk menaikan nominal komisi penjualan
❑Menaikan upah/gaji, mengubah rate lembur tanpa instruksi dari pihak yang berwenang.
❑Memanipulasi catatan jumlah cuti yang telah diambil
❑Mengajukan klaim pembayaran perawatan kesehatan fiktif
❑Memalsukan atau mengubah angka nominal klaim penggantian biayaberobat
❑Membuat klaim kompensasi pegawai kontrak/borongan untuk pekerjaan yang
sesungguhnya tidak ada.
❑Dengan sengaja menunda penghapusan nama pegawai yang berhenti, untuk kemudian
gajinya tetap dibayarkan untuk dikantongi sendiri (kerap terjadi di perusahaan-perusahaan
besar)
❑Membayarkan dana tunjangan (kesehatan, asuransi, pendidikan) untuk pegawai yang sudah
berhenti
4. Contoh Modus Fraud Pada Laporan Keuangan:
❑Dengan sengaja melakukan pengakuan pendapatan terlalu besar/terlalu kecil
❑Dengan sengaja tidak melakukan penutupan buku di akhir periode (untuk melakukan perubahan-
perubahan tanpa perlu adjustment)
❑Dengan sengaja menaikan nilai penjualan menjelang penutupan buku, untuk kemudian di ajust setelah
periode berlalu.
❑Dengan sengaja memundurkan tanggal kontrak (PO) penjualan
❑Mencatat penjualan dan pengiriman barang fiktif
❑Memasukan nilai penjualan yang lebih besar dari kenyataannya
❑Tidak mencatat dan menghilangkan bukti transaksi penjualan agar laba nampak kecil (untuk
penghindaran pajak)
❑Dengan sengaja memasukaan jenis penjualan non-operasional ke kelompok pendapatan opersional,
atau sebaliknya.
❑Memanipulasi angka diskon atau rabat
❑Membuat estimasi barang kembali, melakukan perubahan harga dan jenis konsesi lainnya
❑Dengan sengaja tidak mencatat barang retur
❑Mengakui pendapatan atas tagihan yang jelas-jelas ditolak oleh pelanggan
❑Mengakui pendapatan (revenue) atas contoh produk (sample/mock up/model) yang terkirim, padahal
aslinya tidak dibayar, agar pendapatan nampak besar pada Laporan Laba/Rugi.
Lanjutan…..
❑Mengakui pengiriman barang konsinyasi sebagai penjualan putus
❑Dengan sengaja menghilangkan bukti transaksi biaya/pendapatan untuk menghindari pengakuan
biaya/pendapatan.
❑Dengan sengaja membuat bukti transaksi biaya/pendapatan untuk menaikan atau menurunkan pendapatan.
❑Dengan sengaja tidak mengakui atau menunda kewajiban kontinjensi
❑Dengan sengaja menggunakan estimasi persentase pendapatan lebih besar atau lebih kecil dari yang
seharusnya, dari metode pengakuan pendapatan persentase penyelesaian kontrak
❑Dengan sengaja mengakui piutang dari pihak yang memiliki hubungan istimewa
❑Membuat surat perjanjian tidak sah untuk dijadikan bukti transaksi
❑Mengakui pendapatan atas penyelesaian barang yang sesungguhnya tidak akan pernah dikirimkan ke
pelanggan.
❑Mencatat adanya pengiriman barang lebih awal (entah sebagian atau seluruhnya), padahal sesungguhnya
barang belum terkirim.
❑Mengakui perolehan aset tetap fiktif.
❑Mengakui nilai pembelian aset bersih lebih tinggi dari kesepakatan yang sesungguhnya, dalam proses merger
dan akuisisi.
❑ Mengubah angka nilai wajar aset atas hasil revaluasi
❑Mengakapitalisasikan suatu biaya (kedalam aset) yang seharusnya tidak dikapitalisasi.
Lanjutan…
❑Mengakui sewa pembiayaan sebagai biaya sewa, untuk menghindari pengakuan kewajiban sewa.
❑Mensekemakan metode penyusutan atau amortisasi sedemikian rupa sehingga menjadi lebih besar
atau lebih kecil, untuk maksud menaikan nilai aset atau menaikan pendapatan.
❑Mengakui goodwill dan aset tak berwujud lainnya dalam nilai yang lebih besar dari yang seharusnya.
❑Mengakui adanya investasi yang sesungguhnya fiktif
❑Memanipulasi nilai wajar investasi dari hasil revaluasi yang sah atau dengan sengaja tidak melakukan
revaluasi saat harga pasar instrument invetasi mengalami penurunan
❑Mengakui adanya rekening bank dan rekening koran yang sesungguhnya tidak ada
❑Menaikan nilai barang bersediaan dengan memasukan barang persediaan fiktif.
❑Menggunakan metode penilain barang persediaan yang tidak sesuai (tidak diijinkan oleh standar).
❑Dengan sengaja menggunakan metode penilaian barang persediaan secara tidak konsisten
❑Mengakui nilai tagihan lebih besar dari yang sesungguhnya.
❑Dengan sengaja mengakrualkan biaya yang sesungguhnya telah terjadi dan nilai nominalnya sudah
diketahui secara pasti (sudah ada tagihan)
❑Mengakui nilai utang yang lebih kecil dari yang seharusnya
❑Mensekemakan penentuan provisi, cadangan, termasuk penurunan nilai dan translasi mata uang asing,
sedemikian rupa untuk menaikan nilai aset atau menurunkan nilai liabilitas
❑Perlakuan atas transaksi inter-company yang tidak sesuai.
❑Perlakuan penukaran atau penarikan aset yang tidak sesuai
5. Contoh Modus Korupsi, Kolusi dan Nepotisme:
❑Memberi perlakuan istimewa kepada pelanggan dan/atau vendor guna memperoleh suap—yang biasa
disebut dengan “balas jasa” (kickback).
❑Berkolusi dengan pihak pelanggan/dan atau vendor.
❑Menerima suap dari vendor, setelah memberi perlakuan istimewa (yang menguntungkan vendor).
❑Menerima suap atas pemberian kontrak
❑Menyetujui pemberian order kepada supplier guna memperoleh suap
❑Membayar atau tidak membayar vendor, yang secara langsung-tidak langsung memberi keuntungan
komersial atau bentuk manfaat kompetitif lainnya bagi pada vendor lain, dan memperoleh suap darinya.
❑Menyuap petugas/pejabat pemerintah guna memperoleh perlakuan istimewa atau keuntungan
tertentu (misal: auditor pajak, bea cukai, imigrasi, dll).
❑Menerima suap dari perusahaan terakuisisi, sehubungan dengan akuisi bisnis, setelah memberikan
perlakuan istimewa yang menguntungkan bagi perusahaan terakuisisi. (biasanya oleh senior
management)
❑Menjual property perusahaan di bawah harga pasar, guna memperoleh suap dari pembeli.

Anda mungkin juga menyukai