Yuganur Wijanarko
Alias “Papah Lauren”
Analisa Fundamental adalah studi tentang ekonomi, industri, dan kondisi
perusahaan untuk memperhitungkan nilai dari saham perusahaan. Analisa
fundamental menitikberatkan pada data-data kunci dalam laporan keuangan
perusahaan untuk memperhitungkan apakah harga saham sudah di apresiasi
secara akurat.
Setelah melihat dari sisi ekonomi dan industri kita perlu memperhitungkan
kesehatan keuangan sebuah perusahaan. Jika sebuah perusahaan yang telah
kita analisa secara ekonomi dan industri itu baik tapi kita tidak menghitung
kondisi perusahaan tersebut maka akan sia-sia lah semua analisa
fundamental yang kita lakukan.
Karena pasar saham adalah pasar ekspektasi dimana semua pemegang saham
mengharapkan perusahaannya selalu menghasilkan laba yang pada akhirnya
laba ini akan di bagikan kepada pemegang saham yang kita kenal dengan istilah
deviden.
Net profit margin adalah rasio profitability yang dihitung dengan membagi
keuntungan bersih dengan total penjualan.
Rasio ini menunjukan keuntungan bersih dengan total penjualan yang dapat
di peroleh dari setiap rupiah penjualan.
Sebagai ilustrasi, apabila profit margin sebuah perusahaan adalah 30%
jumlah keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap Rp 1000 adalah Rp 300
Price earning ratio /PER adalah rasio price yang dihitung dengan membagi
harga saham saat ini dengan Earning Per Share( EPS),
EPS sendiri merupakan rasio yang menunjukan berapa besar keuntungan
yang diperoleh investor atau pemegang saham per saham.
Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan pemegang saham
karena semakin besar laba yang disediakan untuk pemegang saham.
Nilai Buku adalah rasio price yang dihitung dengan membagi total aset bersih (
Aset - Hutang ) dengan total saham yang beredar
Book Value digunakan untuk melihat harga suatu securitas apakah overpriced
atau underprice
Price to book value atau PBV menggambarkan seberapa besar pasar menghargai
nilai buku saham suatu perusahaan. Makin Tinggi rasio ini berarti pasar percaya
akan prospek perusahaan tersebut.
Current Ratio adalah rasio likuiditas yang dihitung dengan membagi aset saat ini
dengan hutang saat ini.
Debt rasio adalah rasio leverage yang dihitung dengan membagi total hutang
dengan total aset.
Rasio ini mengukur seberapa banyak aset yang dibiayai oleh hutang. Sebagai
contoh, debt ratio 40% menunjukkan bahwa 40% dari aset dibiayai oleh
hutang.
Hutang bisa berarti buruk bisa juga berarti bagus. Selama ekonomi sulit dan
suku bunga tinggi, perusahaan yang memiliki debt rasio yang tinggi dapat
mengalami masalah keuangan, sebaliknya juga selama ekonomi baik dan suku
bunga rendah hutang dapat meningkatkan keuntungan
4. Menghitung nilai saham perusahaan
Status sebagai perusahaan BUMN juga bisa menjadi plus faktor untuk safety.
Menyaring Emitten dengan analisa Fundamental
1. Mengikuti skema “syariah islam” tidak membeli perusahaan listed dengan
DER (debt equity ratio) diatas 2x (highly leverage) namun bisa ada
pengecualian bila ada prospek untuk mengurangi posisi hutang untuk
perusahaan tsb melalui berbagai corporate action.
2. Saham dengan PER diatas 25x sebaiknya tidak dimasukan kedalam portfolio
investasi kecuali ada prospek untuk perbaikan laba yang cukup signifikan di
kemudian hari yang dapat menurunkan PER atau secara valuasi price to
book (PBV) murah.
4. Net profit margin (NPM) atau Operating profit Margin (OPM) sebaiknya
harus diatas cost of capital/equity.
Memilih Emitten Perbankan: Murah Vs Untung
• Pilih satu bank BUMN, satu lagi swasta dengan market cap terbesar untuk
dimasukan ke portofolio.
• BMRI & BBNI memiliki jumlah loan portofolio yang sama, namun ROE/NPM
BMRI yang jauh lebih tinggi dari BBNI menandakan kredit macet sedikit
lebih besar di BBNI
• Valuasi BBKP jauh lebih murah dari BBRI namun, ROE/NPM BBRI yang lebih
tinggi dengan loan porto lebih kecil menandakan BBRI lebih effisien dalam
manajemen hutang portofolionya versus BBKP
PER09 PBV09 ROE09 NPM09 DER09
BBRI 14x 4x 28% 20% 9.61x
BMRI 15x 3.4x 22% 20% 10x
BBNI 12x 2.3x 10% 19% 10x
BJBR 11x 4x 34% 22% 11.4x
BBKP 9x 1.5x 17% 11% 15x
BBCA 19x 5x 26% 27% 9x
BDMN 16x 2.6x 16.60% 16.50% 4.7x
SDRA 13x 1.8x 14% 11% 7x
PNBN 19x 2.5x 14% 13.60% 7x
BNLI 11x 2.2x 11% 20% 11X
• Loan portofolio terbesar (dilihat dari DER) adalah BJBR dengan ROE terbesar (22%)
• Bank paling effisien dalam keuntungan margin dari loan portofolionya adalah BBCA
dengan NPM 09 sekitar 27%
• Secara Valuasi PER/PBV09 yang paling murah adalah BBKP, namun NPM09 terkecil
Mining: Energy-(Batubara) Mahal no problem
• Pilih emitten dengan market cap terbesar karena disitu minat asing akan
banyak, emitten dengan cap kecil lebih mudah terkena “market
cornering”.
• Pilih yang mempunyai hutang rendah (DER dibawa 2x) agar potensi future
capex besar
• Fokus ke pemakai end user domestik & fixed kontrak agar tidak rentan
terhadap fluktuasi harga batubara & permintaan export yang menurun.
PER09 PBV09 ROE09 NPM09 DER09
ADRO 19x 3.7x 19% 14% 1.30x
BUMI 9x 2.1x 24% 10% 3.6x
ITMG 18x 7x 39% 17% 0.76x
PTBA 20x 7x 34.00% 24% 0.41x
DOID 15x 12x 13% 8% 14x
BYAN 12x 12x 13% 4% 1.70x
CNKO 60x 1x 1% 1% 0.37x
• ADRO bila dilihat dari kacamata valuasi, market cap & profitabilitas
merupakan pilihan utama, namun bila anda mencari yang untung
(ROE/NPM besar) tapi tidak mempermasalahkan valuasi, maka ITMG
& PTBA adalah jawabannya.
Property: Profitabilitas versus Valuasi
• Dalam memilih emitten property sebaiknya melihat dari segi profitabiltas
(ROE/NPM) dengan memilih DILD, BSDE & ASRI versus valuasi murah (PBV &
NAVS/saham) seperti BKSL & ELTY.
• Pilihan yang mempunyai market cap terbesar di sektor tersebut adalah ASII, UNVR,
GGRM, HMSP & INDF.