Anda di halaman 1dari 10

PENGELOLAAN ARSIP ASET DESA DALAM

PROSES TEMU KEMBALI ARSIP DI DINAS KEARSIPAN DAN


PERPUSTAKAAN KABUPATEN BANJARNEGARA
(ACTION RESEARCH)
Thaariq Wisnu Viaztri*), Sri Indrahti

Program Studi S-1 IlmuPerpustakaan, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Diponegoro,


Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses dan permasalahan pengelolaan arsip aset desa di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara serta untuk memperbaiki permasalahan tersebut. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan model penelitian
tindakan (action research). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa permasalahan pengelolaan arsip aset desa di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara yang menyulitkan arsiparis untuk melakukan proses
temu kembali, seperti kurang jelasnya informasi yang terdapat dalam daftar arsip aset desa serta tidak adanya
formulir penggunaan yang dapat digunakan sebagai kontrol terhadap penggunaan arsip aset desa di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti telah melakukan
upaya perbaikan dengan memperbaiki daftar arsip aset desa serta membuat formulir penggunaan. Perbaikan
daftar arsip aset desa tersebut, dilakukan guna memudahkan arsiparis dalam melakukan proses temu kembali.
Dimana temu kembali arsip dapat dikatakan efektif apabila arsiparis dapat menemukan arsip dalam kurun
waktu kurang dari 1 (satu) menit. Selain waktu yang cepat, sistem temu kembali dapat dikatakan efektif
apabila sistem tersebut dapat memanggil dokumen sesuai dengan permintaan pengguna.

Kata Kunci: aset desa; arsip aset desa, temu kembali arsip; Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Banjarnegara.

Abstract
[Title: This research, discuss the Management Record of Village Aset In The Retrieval of Archives In Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara]. This research aims to determine the processes and
problems of managing village asset records in the Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Banjarnegara and to correct these problems. The research method used in this study uses qualitative methods
with action research models. The techniques for collecting the data were observation and interview. The
results of study show that several problems in managing village asset records in the Dinas Kearsipan dan
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara which makes it difficult for archivists to conduct the retrieval process,
such as lack of clarity in the information contained in the archive list of village assets and the absence of usage
forms that can be used as control over use of village asset records in the Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara. To know this,the researcher has made improvements by improving the archive list of
village assets and making use forms. Improvement of the list of village asset records, carried out in order to
facilitate archivists in conducting the retrieval process. Where archive retrieval can be said to be effective if
the archivist can find the archive in less than 1 (one) minute. In addition the efficient time, the retrieval system
can be said to be effective if the system can get documents according to user requests.

Keywords: village assets; archives of village assets; archive retrieval; Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi
E-mail: thaariqwisnuviaztri@gmail.com
1. Pendahuluan
Indonesia adalah negara kesatuan dengan aset berdasarkan jenis/kriteria arsip aset.
berbagai suku bangsa yang tersebar dari Sabang Selanjutnya arsip aset dilakukan pemberkasan.
hingga Meraoke, sehingga sangatlah sulit apabila Pemberkasan arsip aset dilakukan dengan cara
Indonesia dalam sistem pemerintahannya terpusat mencari kelengkapan berkas arsip aset dengan
pada satu titik atau menggunakan sitem yang menyatukan informasi dan fisik arsip aset yang
sentralistik. Indonesia pasca reformasi, sistem memiliki keterkaitan informasi. Langkah terakhir
pemerintahan desentralistik semakin kuat dengan dalam penataan arsip aset desa yaitu arsip aset desa
adanya sistem otonomi daerah, dimana daerah- yang telah dikelompokkan berdasarkan klasifikasi/
daerah di seluruh indonesia dapat mengurusi kelompok berkas arsip aset, kemudian disusun
kepentingannya sendiri berdasarkan kewenangan Daftar Arsip Aset yang berguna sebagai sarana
yang telah diotonomikan. Dari sistem desentralisasi bantu penemuan kembali arsip.
yang ada di Indonesia, ada yang berbeda dimana Tahap kedua dalam pengelolaan arsip aset
selain pemerintahan provinsi dan kabupaten/kota, desa yaitu penyimpanan arsip. Prinsip dasar
ada juga yaitu pemerintahan desa. penyimpanan arsip yaitu mencakup keamanan,
Pemerintahan desa tersebut memiliki mudah diakses dan efisien (Peraturan Gubernur
kekayaan berupa aset desa yang menghasilkan Jawa Tengah Nomor 90 Tahun 2010, 2011: 16-17).
manfaat finansial dan ekonomi yang dapat diperoleh Keamanan yang dimaksud yaitu penyimpanan arsip
pada masa yang akan datang. Aset desa sendiri harus dapat menjamin keamannya dari segala faktor
merupakan segala sesuatu yang bernilai, yang dapat perusak arsip dan pencurian informasi, mudah
dikelola dan dikontrol oleh desa, dan dimanfaatkan diakses yaitu penyimpanan arsip harus dapat
untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat desa. menjamin akses secara cepat, tepat dan aman oleh
Aset desa berasal dari kekayaan asli desa, dibeli atau pihak yang berwenang menerimanya, serta efisien
diperoleh atas beban Anggaran Pendapatan dan yaitu ruang simpan arsip disesuaikan dengan
Belanja Desa (APBDesa) atau perolehan hak volume dan jenis arsip yang ada. Sistem
lainnya yang sah (Sutaryono, 2014: xvii). penyimpanan arsip bisa dilakukan berdasarkan
Kegiatan pengadaan aset desa tersebut dalam sistem abjad, sistem geografis, sistem subjek, sistem
pelaksanaannya menghasilkan sebuah arsip yang nomor, sistem kronologi, dan sistem warna
dapat digunakan sebagai bahan pertanggungjawaban (Sugiarto, 2005: 52-73).
dan bukti otentik keberadaan aset desa. Salah satu Tahap ketiga dalam pengelolaan arsip aset
contoh arsip aset desa yaitu yang berada di Dinas desa adalah pemeliharaan arsip. Mengingat
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten pentingnya arsip aset desa bagi sebuah desa, maka
Banjarnegara. Pengelolaan arsip aset desa di Dinas perlu dilakukan pemeliharaan arsip. Pemeliharaan
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten arsip dilakukan dengan menjamin kondisi fisik serta
Banjarnegara. pada penerapannya belum berjalan lingkungan penyimpanan arsip. Tempat
dengan optimal. Hal ini dapat diketahui dari sistem penyimpanan arsip bentuk elektronik, harus
pengelolaannya terdapat beberapa masalah. Masalah terhindar dari medan magnet. Sedangkan untuk
tersebut tentunya akan berdampak pada proses temu lingkungan penyimpanan arsip, harus memerhatikan
kembali arsip yang dilakukan oleh pengguna. Untuk suhu ruangan, kelembaban ruangan, serta intensitas
mengatasi permasalahan tersebut maka peneliti cahaya yang masuk kedalam ruang penyimpanan
melakukan analisis kemudian melakukan kegiatan arsip.
perbaikan yang bertujuan untuk menjadikan Tahap keempat adalah penggunaan arsip.
pengelolaan yang sudah ada menjadi lebih baik dan Mengingat arsip aset merupakan arsip yang sangat
tentunya akan menunjang proses temu kembali penting, maka untuk mendapatkan akses guna
arsip. menggunakan arsip aset perlu diperhatikan beberapa
Pada penelitian sebelumnya, penelitian ini hal diantaranya kewenangan pemberian ijin
menggunakan penelitian yang berjudul menggunakan arsip ada pada Pimpinan atau petugas
Implementasi Program Arsip Masuk Desa oleh yang memperoleh pendelegasian wewenang dari
Rohmatun. Penelitian ini membahas mengenai pimpinan, kepala unit kearsipan bertanggung jawab
pelaksanaan program arsip masuk desa (AMD), terhadap keluar masuk arsip yang digunakan,
kendala dalam pelaksanaan program AMD, serta penggunaan fisik arsip vital hanya berlaku selama
alternatif pemecahan masalah. Persamaan dalam jam kerja, pengguna wajib mengisi formulir
penelitian ini adalah membahas mengenai analisis penggunaan atau buku kontrol penggunaan arsip
arsip sebuah desa. Sedangkan perbedaan dengan yang disetujui oleh pimpinan, pengguna tidak
penelitian ini adalah cakupan wilayah dan spesifik diperkenankan menambah atau mengurangi isi arsip
kajian penelitian. yang digunakan dan bertanggungjawab
Tahapan awal pengelolaan arsip aset desa mengembalikan arsip dalam keadaan utuh serta out
adalah tahap penataan arsip. Tahap penataan dimulai indicator/tanda keluar harus disediakan dan
dengan mendeskripsikan arsip aset. Pendeskripsian diletakkan pada arsip yang dipinjam.
arsip aset dilakukan dengan mengelompokkan arsip
Tahap terakhir yaitu penyusutan arsip. Putra (2014: 20), penelitian tindakan merupakan
Penyusutan arsip dapat dilakukan melalui dua cara kombinasi dari penyelidikan dan tindakan yang
yaitu penyerahan arsip dan pemusnahan arsip. dimaksudkan untuk mendukung adanya perubahan
Penyerahan arsip dilakukan apabila arsip sudah serta mengukur dampak dari perubahan tersebut.
tidak digunakan untuk kegiatan administrasi Pada penelitian ini pada awalnya peneliti melakukan
SKPD/BUMD diserahkan ke Lembaga Kearsipan analisis untuk mengetahui permasalahan dan
Daerah sebagai arsip statis. Sedangkan pemusnahan membuat solusi kemudian menerapkannya.
arsip dilakukan terhadap arsip yang tidak Informan penelitian adalah orang yang
mempunyai nilai guna lagi sesuai dengan Jadwal mempunyai banyak pengalaman tentang latar
Retensi Arsip yang berlaku. Pemusnahan harus penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan
mendapat persetujuan Lembaga Kearsipan Daerah informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian
tingkat Provinsi dan mematuhi peraturan (Moleong, 2007: 132). Ruang lingkup informan
perundangan yang berlaku. dalam penelitian ini adalah pegawai yang
Pada dasarnya, dengan adanya sistem memahami tentang pengelolaan arsip aset desa dan
pengelolaan arsip aset desa yang baik akan temu kembali arsip serta pengguna arsip yang
berhubungan pada cepatnya temu kembali arsip pernah membutuhkan arsip aset desa di Dinas
yang dilakukan oleh arsiparis. Sistem temu kembali Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
adalah proses yang berhubungan dengan Banjarnegara. Informan penelitian tersebut dipilih
representasi, penyimpanan, pencarian dengan dengan mempertimbangkan kriteria tertentu.
pemanggilan informasi yang relevan dengan Metode pengumpulan data yang digunakan
kebutuhan informasi yang diinginkan pengguna dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(Ingwerson dalam Hasugian, 2006: 3). Menurut 1. Observasi
Rijsbergen (1995: 4) pada proses temu kembali arsip Observasi merupakan proses sederhana mengamat-
terdapat tiga komponen yang digunakan untuk amati dan merekam peristiwa atau sebuah situasi
mendukung tercapainya temu kembali arsip yaitu (Sulistyo-Basuki, 2006: 148). Penelitian ini
input (pengguna), processor (sistem dalam menggunakan jenis observasi partisipan dimana
komputer), dan output (hasil). peneliti ikut berperan sebagai pengelola arsip
Temu kembali arsip dimulai dengan dengan mengamati pengelolaan arsip aset desa dan
penginputan query kedalam sistem temu kembali proses temu kembalinya.
arsip di komputer. Selanjutnya, processor akan Pada penelitian ini, hal pertama yang
melakukan proses pencarian sebagai respon dilakukan dalam proses observasi adalah meminta
terhadap query yang sebelumnya diinputkan ke izin untuk melakukan penelitian ke bagian Tata
sistem temu kembali arsip di komputer. Setelah Usaha Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
melakukan pencarian, sistem dalam komputer Kabupaten Banjarnegara. Setelah mendapatkan izin,
mengirimkan respon terhadap query, processor akan peneliti diarahkan untuk melakukan observasi untuk
memunculkan output yang biasanya merupakan mencari permasalahan yang ada di Dinas Kearsipan
kumpulan kutipan atau nomor dokumen. Lee Pao dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara dengan
(dalam Hasugian, 2003: 3) menyebutkan bahwa didampingi oleh seorang arsiparis di bidang
efektifitas dari suatu sistem temu kembali informasi kearsipan. Selain mencari permasalahan, observasi
adalah kemampuan dari sistem itu untuk memanggil juga dilakukan untuk mendapatkan data primer
berbagai dokumen dari suatu basis data sesuai berupa dokumentasi foto-foto sebagai penunjang
dengan permintaan pengguna. Selain itu, Gie (2007: penulisan hasil penelitian.
125) menyebutkan bahwa jangka waktu yang baik 2. Wawancara
dalam temu kembali arsip yaitu tidak lebih dari satu Menurut Arikunto (2010: 198), wawancara adalah
menit. dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tujuan untuk memperoleh informasi dari
pengelolaan arsip aset desa dalam proses temu terwawancara. Teknik wawancara yang digunakan
kembali arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dalam penelitian ini menggunakan teknik
Kabupaten Banjarnegara serta untuk mengetahui wawancara semi-terstruktur. Menurut Sulistyo-
dampak yang ditimbulkan setelah perbaikan Basuki (2006: 172), wawancara semi-terstruktur
pengelolaan arsip aset desa yang dilakukan oleh adalah wawancara dilakukan dengan urutan
peneliti di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan pertanyaan yang diajukan tidak harus mengikuti
Kabupaten Banjarnegara. Melalui kajian ini ketentuan secara ketat. Wawancara direkam dan
diharapkan dapat memberikan informasi mengenai ditranskrip untuk mempermudah analisis data
pengelolaan arsip aset desa di Dinas Kearsipan dan dengan durasi wawancara sekitar 40-60 menit untuk
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. masing-masing informan karena wawancara yang
baik adalah wawancara yang tidak lebih dari satu
2. Metode Penelitian jam (Bungin, 2012: 160).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif Sebuah penelitian harus memiliki data yang
dengan model tindakan (action research). Menurut valid, reliable dan objektif agar dapat dibuktikan
kebenarannya sehingga penelitian ini harus dicek Penataan arsip merupakan proses mengatur
kevalidan dan keabsahan data melalui metode arsip dalam suatu tatanan yang sistematis. Penataan
triangulasi. Moleong (2013: 330) menyatakan arsip bertujuan agar arsip tertata dengan baik dan
bahwa, triangulasi merupakan teknik pemeriksaan tertata sesuai dengan sistem yang digunakan.
keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu diluar Pengelolaan arsip aset desa di Dinas Kearsipan dan
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara dimulai
pembanding terhadap sebuah data. Pada penelitian dengan pembuatan program kerja untuk melakukan
ini peneliti menggunakan model triangulasi teknik. penarikan arsip dari masing-masing desa yang ada
Menurut Sugiyono (2012: 274) triangulasi teknik di Kabupaten Banjarnegara yang bersifat
berguna untuk menguji kredibilitas data yang peminjaman sementara. Penarikan tersebut
dilakukan dengan cara mengecek data kepada bertujuan untuk melakukan pem-back up-an arsip
sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. aset desa. Hasil back up tersebut dimasukkan
Proses triangulasi teknik dilakukan dengan kedalam CD yang selanjutnya CD tersebut
mengungkapkan data melalui wawancara dengan dibungkus menggunakan kertas pembungkus dan
para informan, lalu dicek dengan hasil observasi. dimasukkan kedalam folder. CD berisi hasil back up
Tahap selanjutnya yaitu data yang telah arsip aset desa tersebut disimpan di Dinas Kearsipan
dikumpulkan kemudian dilaksanakan analisis data dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara
oleh peneliti. Menurut Miles dan Hubermen (1992: sementara fisik arsip dikembalikan untuk disimpan
15-20) terdapat tiga aktivitas dalam analisis data, di masing-masing desa.
yaitu :1) Reduksi data, merupakan suatu bentuk Pada kenyataannya dapat diketahui bahwa
analisis dengan mempertajam, menggolongkan, proses penataan arsip aset desa di Dinas Kearsipan
mengarahkan, membuang yang tidak diperlukan, dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara secara
dan mengorganisasi data dalam suatu cara untuk umum sudah sesuai dengan Peraturan Gubernur
menggambarkan dan memverifikasi kesimpulan Jawa Tengah Nomor 90 Tahun 2010 tentang
akhir, 2) Penyajian data, adalah menjelaskan analisis Pedoman Pengelolaan Arsip Vital di Lingkungan
data yang sudah diperoleh dalam penelitian yang Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah yaitu kegiatan
kemudian dirubah kedalam format narasi yang penataan arsip aset desa menerapkan prosedur dan
panjang dengan mengelompokkan berdasarkan menggunakan sarana yang ditentukan dalam
permasalahannya, 3) Pengambilan kesimpulan pedoman penataan untuk masing-masing media
Setelah semua data tersaji, permasalahan yang arsip. Namun dalam tahapan penataan ini terdapat
menjadi objek penelitian dapat dipahami kemudian permasalahan.
ditarik kesimpulan yang kemudian menjadi hasil Permasalahan pada pencatatan arsip aset desa
dari penelitian. berdasarkan hasil observasi, yaitu pada kegiatan
penataan arsip, dilakukan kegiatan pembuatan daftar
3. Hasil dan Pembahasan arsip aset desa. Daftar arsip aset desa di Dinas
3.1 Pengelolaan Arsip Aset Desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara yang ada memuat kolom nomor,
Banjarnegara kecamatan, desa, nomor CD, uraian, tahun akuisisi,
Pengelolaan arsip aset desa di Dinas keterangan fisik, keterangan softcopy, dan
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten keterangan nomor boks. Akan tetapi dalam daftar
Banjarnegara dilakukan oleh Seksi Pengelolaan Dan arsip aset desa tersebut memuat informasi yang
Pengembangan Arsip di bawah Bidang Kearsipan tidak lengkap. Tidak lengkap disini maksudnya
berdasarkan Pasal 16 Peraturan Bupati Nomor 77 adalah dalam kolom uraian hanya berisi informasi
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan mengenai judul folder yang ada di dalam CD
Organisasi, Tugas dan Fungsi, serta Tata Kerja sehingga arsiparis tidak mengetahui secara pasti
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten file-file yang ada di CD.
Banjarnegara. Pengelolaan arsip aset desa di Dinas 3.1.2 Penyimpanan Arsip Aset Desa di Dinas
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Banjarnegara belum sepenuhnya sesuai dengan teori Banjarnegara
yang ada. Pengelolaan arsip aset desa di Dinas Menurut Widjaja (1986: 103), penyimpanan
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten arsip merupakan suatu rangkaian cara yang teratur
Banjarnegara terdapat beberapa permasalahan berdasarkan aturan tertentu untuk menyusun atau
sehingga berdampak pada proses temu kembali menyimpan arsip sehingga apabila diperlukan dapat
yang dilakukan oleh arsiparis. Adapun tahapan ditemukan kembali secara tepat.
pengelolaan arsip aset desa dalam penelitian ini Proses penyimpanan arsip aset desa di Dinas
akan dijelaskan pada subbab berikut ini: Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
3.1.1 Penataan Arsip Aset Desa Dinas Kearsipan Banjarnegara dimulai dengan melakukan scanning
dan Perpustakaan Kabupaten terhadap arsip aset desa. Hasil scan tersebut
Banjarnegara dimasukkan kedalam CD. CD-CD tersebut diberi
keterangan mengenai informasi nama desa sesuai
arsip yang didalamnya. Setelah itu CD tersebut yang disetujui oleh pimpinan, 5) Pengguna tidak
dibungkus dengan kertas dan dimasukkan kedalam diperkenankan menambah atau mengurangi isi arsip
folder. Folder tersebut selanjutnya disimpan di yang digunakan dan bertanggungjawab
filling cabinet. Kegiatan penyimpanan aset desa di mengembalikan arsip dalam keadaan utuh, serta 6)
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Out indikator/tanda keluar harus disediakan dan
Banjarnegara tersebut menggunakan sistem diletakkan pada arsip yang dipinjam.
gabungan, yaitu sistem geografis yang diurutkan Kegiatan penggunaan arsip aset desa di
sesuai dengan abjad wilayah arsip aset desa. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
3.1.3 Pemeliharaan Arsip Aset Desa di Dinas Banjarnegara dimulai dari pengguna
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten memberitahukan kepada arsiparis dengan membawa
Banjarnegara surat rekomendasi dari kepala desa kemudian
Soedarmayanti (2003: 110-111) arsiparis mencarikan arsip sesuai dengan kebutuhan
menyebutkan bahwa pemeliharaan arsip adalah pengguna. Setelah arsip ditemukan, arsip dapat di
kegiatan membersihkan arsip secara rutin untuk copy menggunakan flashdisk atau di print.
mencegah kerusakan akibat beberapa sebab. Dalam Pada kenyataannya di lapangan, dapat
Peraturan Gubernur Nomor 90 Tahun 2010 (2011: diketahui bahwa penggunaan yang dilakukan belum
17) dijelaskan bahwa pemeliharaan arsip dilakukan sesuai dengan teori yang telah dikemukakan oleh
melalui pemeliharaan lingkungan penyimpanan dan Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 90 Tahun
pemeliharaan fisik dokumen. 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Arsip Vital di
Pemeliharaan lingkungan dilakukan dengan Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. Hal
cara menjaga kebersihan lingkungan penyimpanan itu dapat dilihat dengan tidak adanya formulir
arsip, menjaga suhu dan kelembaban lingkungan penggunaan arsip. Formulir penggunaan arsip
penyimpanan arsip, serta memperhatikan sirkulasi tersebut tidak hanya berguna untuk mengetahui
udara dan pencahayaan lingkungan penyimpanan identitas peminjam tetapi juga untuk keperluan
arsip. Menurut ANRI (2011: 5), suhu standar untuk penggunaan arsip.
ruang penyimpanan media baru (media magnetik) 3.1.5 Penyusutan Arsip Aset Desa di Dinas
yaitu bersuhu 18˚C sedangkan standar kelembaban Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
yang direkomendasikan yaitu 35% RH. Sedangkan Banjarnegara
untuk intensitas cahaya, syarat yang Penyusutan arsip merupakan upaya untuk
direkomendasikan yaitu maksimal 55 lux. Untuk mengurangi jumlah arsip yang tercipta. Masalah
mengukur suhu dan kelembaban ruang penyimpanan yang dihadapi bukan saja menyangkut ruangan
arsip dapat menggunakan alat pengukur berupa penyimpanan, tetapi juga menimbulkan pemborosan
termohygrograph, thermohygrometer, data logger dari berbagai bidang seperti pembiayaan
thermohygrometer, atau psychrometer. Sedangkan penggunaan peralatan, penyediaan tenaga, serta
untuk intensitas cahaya dapat menggunakan UV untuk pemeliharaan dan perawatannya (Martono,
lightmeter sebagai alat mengukur intensitas cahaya. 1994: 39).
Pada kenyataannya, terdapat permasalahan Akan tetapi pada kenyataannya, dapat
pada tahapan ini yaitu AC yang ada hanya diketahui bahwa Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
dihidupkan pada saat jam kerja. Hal itu tentunya Kabupaten Banjarnegara belum pernah melakukan
akan memengaruhi kelembaban dan suhu udara di penyusutan arsip aset desa. Hal itu selain
ruang penyimpanan arsip aset desa. Selain itu, Dinas dikarenakan pengelolaan arsip aset desa masih
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten tergolong program baru di Dinas Kearsipan dan
Banjarnegara belum memiliki alat untuk mengukur Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara, arsip aset
suhu, kelembaban ruangan dan intensitas cahaya. desa juga merupakan arsip vital yang dimiliki oleh
3.1.4 Penggunaan Arsip Aset Desa di Dinas desa. Sehingga apabila dilakukan penyusutan baik
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten dengan cara pemusnahan atau penyerahan ke arsip
Banjarnegara nasional yaitu ANRI, akan mengakibatkan
Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 90 kekacauan.
Tahun 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Arsip 3.2 Temu Kembali Arsip Aset Desa di Dinas
Vital di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Tengah (2010: 17) menjelaskan bahwa dalam Banjarnegara
penggunaan arsip vital yang harus diperhatikan Temu kembali arsip adalah bagian dari
adalah 1) Kewenangan pemberian ijin menggunakan proses penggunaan arsip yang berupa menemukan
arsip, ada pada pimpinan atau petugas yang kembali arsip baik secara fisik maupun isi informasi
memperoleh pendelegasian wewenang dari yang terkandung dalam sebuah arsip. Salah satu
pimpinan, 2) Kepala unit kearsipan bertanggung tujuan pemeliharaan arsip adalah agar suatu saat
jawab terhadap keluar masuk arsip yang digunakan, dapat ditemukan kembali dengan mudah apabila
3) Penggunaan fisik arsip hanya berlaku selama jam diperlukan (Sedarmayanti, 2003: 14). Temu kembali
kerja, 4) Pengguna wajib mengisi formulir arsip aset desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
penggunaan atau buku kontrol penggunaan arsip Kabupaten Banjarnegara merupakan upaya untuk
menemukan kembali arsip aset desa baik secara fisik 3.3 Sarana dan Prasarana Pengelolaan Arsip
maupun nilai informasi yang terkandung dalam Aset Desa di Dinas Kearsipan dan
arsip aset desa kemudian menggunakannya untuk Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara
keperluan pengguna. Ketersediaan sarana dan prasarana
Pihak yang menggunakan arsip aset desa di merupakan elemen penting dalam kegiatan
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten pengelolaan arsip. Kegiatan tersebut sangat
Banjarnegara adalah peneliti serta masyarakat membutuhkan adanya sarana prasarana yang
khususnya perangkat desa. Peneliti dapat memadai. Sarana dan prasarana di Dinas Kearsipan
menggunakan arsip aset desa sebagai bahan acuan dan Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara meliputi
atau referensi untuk mendukung dalam penyusunan satu buah filling cabinet. Filing cabinet, yaitu sarana
laporan penelitian. Sedangkan bagi perangkat desa, untuk menyimpan arsip vital, memiliki karakteristik
perangkat desa dapat menggunakan arsip aset desa tidak mudah terbakar dengan daya tahan sekurang-
untuk keperluan dokumentasi desa serta transparasi kurangnya 4 jam kebakaran, kedap air dan dapat
pembuktian kegiatan kepada masyarakat. Adapun dikunci.
pihak yang berperan dalam kelancaran proses temu Selain itu empat buah komputer untuk
kembali arsip aset desa di Dinas Kearsipan dan memutar CD arsip aset desa, satu buah scanner
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara adalah untuk mengalihmediakan arsip aset desa, dan CD
arsiparis sebagai pihak yang bertanggung jawab untuk tempat mem-back up arsip aset desa.
dalam mengelola arsip aset desa. Pengelolaan arsip aset desa juga menggunakan
Sedarmayanti (2003: 44) menyebutkan harddisk untuk menyimpan hasil back up arsip aset
bahwa pada umumnya kegiatan temu kembali arsip desa.
dapat dilakukan dengan menggunakan cara manual,
elektronik, atau dua-duanya. Temu kembali arsip 3.4 Kendala dalam Pengelolaan Arsip Aset Desa
aset desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara menggunakan cara manual Kabupaten Banjarnegara
dengan alat bantu temu kembali berupa daftar arsip. Kegiatan pengelolaan arsip aset desa
Proses temu kembali arsip dimulai dengan arsiparis melibatkan banyak sumber daya pendukung seperti
membuka daftar arsip. Apabila arsip yang dimaksud sumber daya manusia, sarana dan prasarana, serta
oleh pengguna ada di Dinas Kearsipan dan anggaran. Pelaksanaan kegiatan pengelolaan
Perpustkaan Kabupaten Banjarnegara, arsiparis akan tersebut menjadi tanggungjawab seksi pengelolaan
melakukan temu kembali arsip dengan membuka dan pengembangan arsip berada di bawah bidang
CD arsip aset desa. kearsipan yang bertanggung jawab langsung kepada
Gie (2007: 125) menyebutkan bahwa jangka Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
waktu yang baik dalam temu kembali arsip yaitu Kabupaten Banjarnegara.
tidak lebih dari satu menit. Waktu yang dibutuhkan Kendala yang dihadapi Dinas Kearsipan dan
arsiparis untuk melakukan temu kembali arsip aset Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara dalam
desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan melakukan pengelolaan arsip aset desa di Dinas
Kabupaten Banjarnegara sebenarnya tidak sampai Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
10 menit. Akan tetapi apabila disesuaikan dengan Banjarnegara yaitu berkaitan dengan anggaran.
teori Gie, dapat disimpulkan bahwa temu kembali Kendala dalam segi anggaran muncul dikarenakan
arsip di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan masalah kearsipan masih dianggap sepele sehingga
Kabupaten Banjarnegara masih belum maksimal anggaran yang disediakan masih terbatas.
ditandai dengan waktu yang dibutuhkan lebih dari Setelah itu berkaitan dengan sumber daya
satu menit. Sehingga perlu adanya perbaikan pada manusia. Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
pengelolaan arsip guna menjadikan arsiparis lebih Kabupaten Banjarnegara sangat membutuhkan
cepat dalam melakukan proses temu kembali arsip. tenaga teknis yang menguasai teknologi informasi.
Temu kembali arsip bisa dikatakan efektif Hal itu dikarenakan tenaga di Dinas Kearsipan dan
tidak hanya dilihat dari cepat atau tidaknya petugas Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara yang
dalam melakukan pencarian. Hasugian (2003: 27) menguasai teknologi informasi belum ada sehingga
mengatakan bahwa temu kembali arsip dikatakan apabila terjadi kerusakan berkaitan dengan
efektif apabila sistem temu kembali tersebut dapat teknologi, petugas yang ada tidak bisa mengatasi.
memanggil dokumen sesuai dengan permintaan Kemudian berkaitan dengan sarana dan prasarana.
pengguna. Berdasarkan hasil wawancara dengan Hal itu dikarenakan dengan anggaran yang terbatas,
pengguna sebagai informan dapat diketahui bahwa maka sarana dan prasarana yang ada juga sangat
temu kembali arsip yang dilakukan oleh arsiparis di terbatas.
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten Akan tetapi pada pelaksanaannya, Dinas
Banjarnegara sudah sesuai dengan kebutuhan Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
pengguna. Hal itu terlihat dari pengguna dapat Banjarnegara terus berupaya untuk mengatasi
mendapatkan arsip yang dibutuhkan. kendala-kendala yang dihadapi dalam pengelolaan
arsip aset desa. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi kendala-kendala dalam pengelolaan arsip menjadi rincian perencanaan pengelolaan yang akan
aset desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan dilaksanakan. Perencanaan tindakan pengelolaan
Kabupaten Banjarnegara dari sisi anggaran yaitu arsip aset desa dilakukan dengan cara diskusi
dengan mengajukan perubahan anggaran, dalam hal dengan pihak arsiparis di Dinas Kearsipan dan
ini dilakukan dengan cara menaikkan anggaran yang Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. Rencana
diminta. tindakan yang akan dilakukan yaitu yang pertama
Selain itu untuk mengatasi kendala dari sisi memperbaiki daftar arsip aset desa yang ada
sarana dan prasarana, arsip yang disimpan tidak menjadi lebih jelas dengan cara menguraikan dan
harus menggunakan sarana yang semestinya. membuang arsip yang tidak berhubungan dengan
Kemudian dari sisi sumber daya manusia (SDM), aset desa dari daftar arsip aset desa. Selanjutnya
Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten mendeskripsikan uraian yang terkandung di dalam
Banjarnegara mengirim karyawan/petugas untuk arsip aset desa secara lebih mendetail. Rencana
mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) serta tindakan kedua yang akan peneliti lakukan yaitu
bimbingan teknis (bimtek) baik di tingkat provinsi memperbaiki penyimpanan arsip aset desa dengan
maupun nasional. merujuk pada urutan arsip yang ada dalam daftar
3.5 Upaya Perbaikan Pengelolaan Arsip Aset arsip aset desa yang dibuat oleh peneliti. Serta
Desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan rencana tindakan ketiga yang akan peneliti lakukan
Kabupaten Banjarnegara yaitu membuat formulir penggunaan arsip aset desa.
Pengelolaan arsip aset desa di Dinas Tahapan setelah refleksi adalah tahapan
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten tindakan. Perencanaan yang telah dirumuskan
Banjarnegara pada dasarnya sudah mengikuti aturan kemudian diimplementasikan melalui tahap
yang berlaku yaitu sesuai Peraturan Gubernur Jawa tindakan. Tahapan tindakan ini adalah tahapan
Tengah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Pedoman peneliti melaksanakan kegiatan perbaikan
Pengelolaan Arsip Vital di Lingkungan pengelolaan arsip aset desa yang dilaksanakan
Pemerintahan Provinsi Jawa Tengah, namun dalam berdasarkan acuan dari tahapan refleksi. Deskripsi
penerapannya pengelolaan arsip aset desa belum kegiatan tersebut akan dijelaskan pada sub bab
maksimal, hal ini terbukti dengan adanya berikut ini :
permasalahan pada beberapa tahapan pengelolaan 3.5.1 Perbaikan Daftar Arsip Aset Desa
arsip aset desa dan proses temu kembalinya Tahap perbaikan daftar arsip aset desa
sehingga menyulitkan arsiparis dalam melakukan bertujuan untuk memperbaiki permasalahan
proses pencariannya. Untuk mengatasi hal tersebut, pengelolaan arsip dalam tahapan penataan arsip aset
maka peneliti berupaya untuk memperbaiki desa. Penataan arsip aset desa yang sudah ada
permasalahan tersebut dengan melakukan upaya sebelumnya sebenarnya sudah terdapat daftar arsip
perbaikan menggunakan berbagai inovasi untuk aset desa. Akan tetapi daftar arsip yang ada tersebut
mengatasinya. Adapun tahapan yang dilakukan oleh memuat informasi yang kurang jelas sehingga
peneliti adalah observasi, refleksi, tindakan, evaluasi membingungkan ketika arsiparis akan mencari arsip
dan modifikasi. aset desa yang dibutuhkan oleh pengguna. Selain
Tahap observasi. Observasi dilakukan itu, daftar arsip yang sudah ada sebelumnya belum
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung sepenuhnya tersusun berdasarkan sistem geografis.
untuk mengetahui permasalahan pengelolaan arsip Daftar arsip di Dinas Kearsipan dan
aset desa dalam proses temu kembali arsip di Dinas Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara yang sudah
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten ada memuat kolom nomor, kecamatan, desa, nomor
Banjarnegara. Permasalahan yang ditemukan selama CD, uraian, tahun akuisisi, keterangan fisik,
observasi di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan keterangan softcopy, dan keterangan nomor boks.
Kabupaten Banjarnegara yaitu pada proses Kolom kecamatan berisi keterangan nama
penataan, daftar arsip yang ada berisi informasi kecamatan asal arsip. Kolom desa berisi keterangan
yang kurang jelas. Selain itu pada proses nama desa asal arsip. Kolom nomor CD memuat
penggunaan arsip aset desa, Dinas Kearsipan dan kode nomor urut penyimpanan CD. Kolom uraian
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara belum memuat informasi singkat mengenai arsip yang ada
menyediakan formulir penggunaan. Formulir dalam CD. Kolom tahun akuisisi memuat
penggunaan tersebut tidak hanya berguna untuk keterangan tahun arsip aset desa di back up oleh
mengetahui identitas peminjam tetapi juga Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
keperluan penggunaan arsip di Dinas Kearsipan dan Banjarnegara. Kolom keterangan fisik memuat
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. keterangan lokasi tempat penyimpanan fisik arsip
Setelah diketahui permasalahan yang ada, aset desa, keterangan soft copy memuat keterangan
tahapan selanjutnya adalah tahap refleksi. Hasil lokasi tempat penyimpanan soft copy arsip
observasi yang telah diperoleh selanjutnya sedangkan keterangan nomor boks memuat
direfleksikan yaitu dianalisa secara mendalam, keterangan nomor urut boks dalam lemari
dinilai, dipertanyakan dan dikaji ulang. Hasil dari penyimpanan.
tahapan refleksi kemudian dirumuskan kembali
Perbaikan daftar arsip aset desa dilakukan yang ada dalam daftar arsip aset desa yang dibuat
dengan langkah pertama yaitu memilah foto-foto oleh peneliti. Dimana arsip dengan urutan teratas
yang berhubungan dengan arsip aset desa, dimana dalam daftar arsip disimpan pada posisi depan
apabila terdapat foto yang tidak berhubungan didalam folder arsip. Semakin bawah urutan dalam
dengan arsip aset desa maka peneliti tidak daftar arsip, maka posisi arsip semakin belakang
memasukkan foto tersebut kedalam daftar arsip aset didalam folder..
desa. Langkah selanjutnya yaitu peneliti Tahap penyimpanan yang dilaksanakan
mendiskripsikan uraian informasi yang terkandung tersebut mengacu pada penataan arsip secara
di dalam arsip aset desa. Pendiskripsian arsip aset kronologis, yaitu penataan arsip yang diurutkan
desa pada tahapan ini adalah mendiskripsikan isi berdasarakan urutan tahun pembuatan arsip. Pada
informasi yang terkandung di dalam arsip aset desa gambar 5.17 diatas dapat diketahui bahwa
secara lebih mendetail. Lebih mendetail disini penyimpanan arsip aset desa yang dilakukan oleh
maksudnya yaitu berisi informasi ringkas dimana peneliti yaitu arsip aset desa ditata berdasarkan
sebelum arsiparis melihat arsip di dalam CD, kronologis sebagai acuan dalam penataannya. Arsip
arsiparis dapat mengetahui keberadaan arsip yang aset desa ditata dengan dimulai dari arsip dengan
dibutuhkan oleh pengguna berada di dalam CD yang umur pembuatan yang tertua sampai yang termuda.
mana. Langkah terakhir yaitu peneliti mengurutkan Maksudnya yaitu arsip dengan tahun pembuatan
daftar arsip aset desa berdasarkan sistem kronologis tertua berada diurutan paling depan, semakin muda
dengan urutan arsip tertua berada di atas didalam tahun pembuatan arsip maka urutan dalam folder
daftar. Semakin muda umur arsip, maka urutan arsip semakin kebelakang.
semakin kebawah.
Uraian informasi yang terdapat di dalam 3.5.3 Pembuatan Formulir Penggunaan Arsip
daftar arsip aset desa memuat beberapa informasi Aset Desa
yang diantaranya Nomor CD, Judul File, Foto dan Penggunaan arsip aset desa di Dinas
Uraian, Anggaran, Tahun Terciptanya Arsip, serta Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
Keterangan Lokasi Penyimpanan Arsip meliputi Banjarnegara selama ini belum menggunakan
Keterangan Lokasi Fisik Arsip dan Soft Copy Arsip. formulir penggunaan arsip aset desa. Formulir
Kolom nomor CD memuat kode nomor urut penggunaan tersebut tidak hanya berguna untuk
penyimpanan CD. Kolom judul file memuat mengetahui identitas peminjam tetapi juga
keterangan file apa saja yang ada didalam CD keperluan penggunaan arsip. Pembuatan formulir
tersebut. Kolom foto dan uraian berisi foto serta penggunaan arsip aset desa yang dilakukan oleh
keterangan isi arsip aset desa yang diuraikan secara peneliti mengacu pada Peraturan Gubernur Jawa
ringkas dan jelas. Kolom anggaran berisi informasi Tengah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Pedoman
anggaran pendanaan yang diperlukan dalam Pengelolaan Arsip Vital di Lingkungan Pemerintah
kegiatan yang ada di foto. Kolom tahun terciptanya Provinsi Jawa Tengah (2010: 19) dengan sedikit
arsip memuat informasi tahun terciptanya arsip aset perubahan untuk menyesuaikan kondisi penggunaan
desa. Kolom keterangan memuat keterangan lokasi arsip aset desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
tempat penyimpanan fisik arsip aset desa dan lokasi Kabupaten Banjarnegara.
penyimpanan soft copy arsip. Perubahan yang dimaksud yaitu apabila
3.5.2 Perbaikan Penyimpanan Arsip Aset Desa dalam Peraturan Gubernur Jawa Tengah terdapat
Penyimpanan arsip aset desa berfungsi untuk kolom berisi keterangan paraf/tanggal peminjaman,
memudahkan arsiparis dalam menemukan kembali peneliti hanya membuat kolom berisi keterangan
arsip dan mengamankan arsip. Perbaikan paraf. Selain itu kolom paraf/tanggal pengembalian
penyimpanan arsip aset desa dilakukan untuk dihilangkan karena arsip aset desa yang digunakan
memperbaiki permasalahan penyimpanan yang di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
masih sulit untuk ditemukan kembali. Kesulitan Banjarnegara tidak dipinjam melainkan di print atau
tersebut terlihat dari belum jelasnya daftar arsip aset di copy sehingga tidak diperlukan kolom tanggal
desa dan deskripsi arsip yang ada di masing-masing pengembalian.
CD. Formulir penggunaan arsip aset desa yang
Penyimpanan arsip Dinas Kearsipan dan dibuat oleh peneliti memuat kerterangan tanggal
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara yang sudah penggunaan arsip, nama pengguna, kode arsip aset
ada masih disusun berdasarkan urutan abjad dan desa, isi ringkas arsip, jumlah arsip yang dipinjam,
geografis sesuai dengan daftar arsip sebelum serta paraf. Kolom tanggal penggunaan arsip
dilakukan perbaikan daftar arsip aset desa. Arsip memuat keterangan tanggal dimana pengguna
disusun berdasarkan dari huruf pertama abjad (A) tersebut meminta arsip kepada arsiparis. Kolom
berada pada susunan urutan paling atas. Bagian nama pengguna memuat keterangan nama pengguna
akhir atau paling bawah urutan arsip adalah huruf yang menggunakan arsip. Kolom kode arsip aset
abjad paling akhir (Z). desa memuat ketererangan kode nomor urut
Perbaikan penyimpanan arsip aset desa yang penyimpanan CD sesuai dengan nomor CD yang
dilakukan oleh peneliti merujuk pada urutan arsip ada di daftar arsip. Kolom isi ringkas arsip memuat
keterangan isi arsip sesuai dengan uraian ringkas wawancara dengan arsiparis di Dinas Kearsipan dan
yang ada di daftar arsip. Kolom jumlah memuat Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara, dapat
keterangan jumlah arsip yang dipinjam oleh dinyatakan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh
pengguna. Serta kolom paraf memuat keterangan peneliti tergolong mudah sehingga untuk
tanda tangan pengguna. kedepannya dapat dilanjutkan oleh arsiparis di
Setelah tahap tindakan selesai, tahapan Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
selanjutnya adalah evaluasi. Pada tahap evaluasi Banjarnegara.
dilaksanakan penilaian dari pihak arsiparis selaku Tahapan terakhir yaitu tahap modifikasi.
pengelola dan pelaksana temu kembali arsip aset Setelah tahap evaluasi dilaksanakan, maka tahapan
desa. Hasil evaluasi menyatakan bahwa perbaikan selanjutnya dilakukan modifikasi guna
pengelolaan arsip aset desa yang telah peneliti melaksanakan tindakan selanjutnya. Pada tahap ini
lakukan berdampak positif pada pengelolaan modifikasi tindakan selanjutnya belum diperlukan
selanjutnya. Deskripsi hasil evaluasi tersebut akan dikarenakan hasil pada tahap evaluasi telah
dijelaskan pada sub bab berikut ini : dihasilkan dampak positif pada pengelolaan
3.6 Dampak Upaya Perbaikan Pengeolaan Aset selanjutnya.
Desa di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan 4. Simpulan
Kabupaten Banjarnegara Berdasarkan penelitian yang telah
Upaya perbaikan yang telah dilaksanakan dilaksanakan, menunjukkan bahwa beberapa
oleh peneliti tentunya diharapkan memberikan tahapan pengelolaan arsip aset desa sudah
dampak yang signifikan untuk memperbaiki diterapkan sesuai dengan Peraturan Gubernur Jawa
keadaan yang sudah ada menjadi lebih baik. Untuk Tengah Nomor 90 Tahun 2010, seperti dalam
mengukur dampak terhadap perbaikan yang telah tahapan penataan arsip, Dinas Kearsipan dan
peneliti lakukan, peneliti mengajukan penilaian Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara sudah
kepada arsiparis di Dinas Kearsipan dan membuat daftar arsip aset desa sebagai sarana
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. Dampak penemuan kembali arsip. Pada tahapan
upaya perbaikan pengelolaan arsip aset desa penyimpanan arsip, arsip aset desa disusun
terutama ditujukan untuk mempermudah proses berdasarkan sistem geografis dengan urutan abjad.
temu kembali menjadi lebih baik dari sebelumnya. Namun dalam tahapan pemeliharaan arsip, belum
Hasil dari upaya perbaikan yang dilakukan oleh tersedia sarana dan prasarana berupa vacum cleaner
peneliti berdampak positif, menghasilkan perubahan serta alat pengukur suhu dan kelembaban udara.
dan untuk kedepannya pengelolaan dapat Akibat yang ditimbulkan yaitu debu yang ada dalam
dilanjutkan oleh pengelola. ruang penyimpanan arsip tidak sepenuhnya bersih
Evaluasi pertama yaitu peneliti menanyakan serta suhu dan udara di ruang penyimpanan arsip
tanggapan dari arsiparis di Dinas Kearsipan dan tidak stabil. Selain itu, AC yang digunakan untuk
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara. Berdasarkan mengatur kelembaban dan suhu juga tidak
hasil wawancara dengan arsiparis di Dinas dihidupkan selama 24 jam nonstop. Selain itu,
Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten dalam tahapan penggunaan arsip masih belum
Banjarnegara, dapat dinyatakan bahwa pengelolaan sesuai dikarenakan tidak adanya formulir
yang dilakukan oleh penelitimenjadi lebih tertata. penggunaan arsip aset desa. Pengguna hanya
Evaluasi kedua yaitu peneliti menanyakan menyampaikan untuk meminta arsip yang
apakah pengelolaan yang dilakukan peneliti dibutuhkan secara lisan dan tidak disediakan
berdampak positif atau tidak. Maksud dari formulir penggunaan. Formulir penggunaan tersebut
berdampak positif yaitu apakah pengelolaan arsip tidak hanya berguna untuk mengetahui identitas
aset desa yang dilakukan oleh peneliti lebih pengguna tetapi juga keperluan penggunaan arsip.
memudahkan arsiparis dalam melakukan proses Sedangkan pada tahapan penyusutan arsip, Dinas
temu kembali atau tidak. Berdasarkan hasil Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten
wawancara dengan arsiparis di Dinas Kearsipan dan Banjarnegara belum pernah melakukan penyusutan
Perpustakaan Kabupaten Banjarnegara, dapat arsip aset desa. Hal itu dikarenakan arsip aset desa
dinyatakan bahwa pengelolaan yang dilakukan oleh merupakan arsip vital yang dimiliki oleh desa.
peneliti berdampak positif dimana pengelolaan yang Sehingga apabila dilakukan penyusutan baik dengan
dilakukan oleh peneliti menjadikan arsip aset desa cara pemusnahan atau penyerahan ke arsip nasional
lebih tertata dan dengan adanya daftar arsip yang yaitu ANRI, akan mengakibatkan kekacauan.
dibuat oleh peneliti lebih memudahkan dalam Peneliti berupaya memperbaiki permasalahan
pencarian arsip. yang ada dengan melakukan beberapa upaya
Evaluasi ketiga yaitu peneliti menanyakan perbaikan. Dampak yang muncul setelah upaya
apakah kedepannya pengelolaan arsip aset desa perbaikan pengelolaan arsip aset desa yaitu
yang dilakukan oleh peneliti dapat diteruskan atau pengelolaan yang dilakukan oleh peneliti dapat
tidak. Pengelolaan arsip aset desa yang dilakukan membantu menyempurnakan pengelolaan yang
oleh peneliti tersebut untuk kedepannya dapat sudah ada sebelumnya menjadi lebih tertata. Selain
dilanjutkan oleh arsiparis. Berdasarkan hasil itu, inovasi-inovasi yang peneliti lakukan dapat
memudahkan arsiparis dalam melakukan proses Tengah. Semarang: Sekretaris Daerah
temu kembali arsip. Inovasi-inovasi tersebut juga Provinsi Jawa Tengah.
mudah untuk dilakukan sehingga untuk kedepannya Putra, Nusa. 2014. Penelitian Tindakan. Bandung:
dapat dilanjutkan oleh arsiparis. Rosdakarya.
Rijsbergen, C.J. van. 1995. Information Retrieval.
Glasgow: Department of Computing
Daftar Pustaka Science University of Glasgow.
Rohmatun, Burhanudin Dwi. Tanpa Tahun.
ANRI. 2011. Prosedur Tetap Nomor 11 Tahun 2011 “Implementasi Program Arsip Masuk
tentang Pengujian Sarana dan Prasarana Desa”. Yogyakarta: Badan Perpustakaan
Penyimpanan Arsip. Jakarta: ANRI. dan Arsip Daerah DIY.
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian: https://jurnal.ugm.ac.id/khazanah/article/do
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka wnload/24748/16036. [Diakses pada
Cipta. tanggal 11 April 2018].
Bungin, Burhan. 2012. Metodologi Penelitian Sedarmayanti. 2015. Tata Kearsipan. Bandung :
Kualitatif: Aktualisasi Metodologis ke Arah Mandar Maju.
Ragam Varian Kontemporer. Jakarta: Sugiarto, Agus dan Teguh Wahyono. 2005.
Rajawali Press. Manajemen Kearsipan Modern dari
Gie, The Liang. 2007. Administrasi Perkantoran Konvensional ke Basis Komputer.
Modern Edisi Keempat. Yogyakarta: Yogyakarta: Gava Media.
Modern Liberty. _____. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif,
Hasugian, Jonner. 2003. Penggunaan Bahasa Kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alamiah Dan Kosa Kata Terkontrol Dalam Alfabeta.
Sistem Temu Kembali Informasi Berbasis Sulistyo-Basuki. 2006. Metode Penelitian. Jakarta:
Teks. Medan: USU Digital Library. Gramedia Pustaka Utama.
_____. 2006. “Penelusuran Informasi Ilmiah Secara Widjaja, A.W. 1986. Administrasi Kearsipan: Suatu
Online: Perlakuan terhadap Seorang Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo Persaja.
Pencari Informasi sebagai Real User,”
dalam Pustaka: Jurnal Studi Perpustakaan
dan Informasi. Vol. 2/No. 2. Desember.
Hlm. 3. Medan: Perpustakaan Universitas
Sumatra Utara.
http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php
/pus/article/view/17220. [Diakses pada
tanggal 28 Maret 2018].
Martono, Boedi. 1994. Penyusutan dan
Pengamanan Arsip Vital dalam
Manajemen Kearsipan. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Miles, Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992.
Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber
tentang Metode-Metode Baru. Jakarta:
Universitas Indonesia.
Moleong. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
_____. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara. 2016.
Peraturan Bupati Banjarnegara Nomor 77
Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata
Kerja Dinas Kearsipan dan Perpustakaan
Kabupaten Banjarnegara. Banjarnegara:
Pemerintah Kabupaten Banjarnegara.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah Badan Arsip dan
Perpustakaan. 2011. Peraturan Gubernur
Jawa Tengah Nomor 90 Tahun 2010
tentang Pedoman Pengelolaan Arsip Vital
di Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa

Anda mungkin juga menyukai