Anda di halaman 1dari 10

RANGKUMAN BAB IV

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


KONSEP MANUSIA

Nama : Rd. Ilham Rizkia Mucharam


NPM : 41155020200032
Kelas : Teknik Sipil B

1. Pengertian
1.1. Pandangan Para Ilmuwan Tentang Manusia
Diantara sekian banyak ilmuan, ada yang berpendapat bahwa manusia berasal dari
dua suku kata. Manus dan ia. Manus artinya jiwa, ia artinya raga, tubuh kasar atau jisim.
Jadi manusia adalah tubuh kasar atau kerangka jasmani yang berjiwa. Atau manusia
adalah benda hidup yang berjiwa raga. (Ali Usman, 1970 : 26).

a. Ibnu Sina berpendapat "Sebenar-nya telah diketahui bahwa manusia berbeda


dengan hewan manapun. Binatang tidak bisa hidup dengan cara yang baik,
binatang hidup sendirian mengurus segala keperluannya tanpa ada teman
bersekutu yang membantu segala kebutuhannya" (Zaenal Abidin, 1974: 210).
b. Syeh Nuruddin Ar-Raniri berpendapat "Manusia adalah makhluk Tuhan yang
paling sempurna di dunia ini. Tuhan menciptakan manusia ini sesuai dengan citra-
Nya (Shurah Tuhan), agar manusia dapat berperan sebagai khalifah di muka bumi
ini, sebab tanpa citra-Nya mustahil manusia dapat berperan sebagai wakil Tuhan.
Selain menyandang peran sebagai khalifah manusia juga sebagai tempat
penaungan (tajalli) nama dan sifat Tuhan yang paling lengkap dan sempurna". (M.
Dawam Raharjo, 1985 : 93).
c. Dr. Muhammad Iqbal menyebutkan "Al-Qur'an dengan cara sederhana, penuh
dengan gaya menekankan individualitas dan keunikan manusia, dan menurut
pandangan saya, memiliki tinjauan yang pasti mengenai takdir manusia sebagai
satu kesatuan kehidupan, sebagai konsekuensi dari tinjauan manusia itu sendiri,
yakni sebagai individu yang unik, yang tidak memungkinkan seorang individu
memikul kesalahan individu yang lainnya dan hanya berhak atas hasil kerjanya
sendiri. AI-Qur'an dengan sendirinya menolak gagasan tentang penebusan. (Iqbal,
1966 : 95).
d. Mutazeri berpendapat "Manusia adalah makhluk yang mempunyai dua tabi'at atau
nature, berupa sifat-sifat yang baik dan terpuji atau sifat-sifat buruk dan tercela".
(Mutazeri, 1985 : 62).
e. Murthada Muthahari berpendapat "Manusia itu pada dasarnya hewan, memiliki
sifat yang serupa dengan makhluk lainnya, akan tetapi ada seperangkat tingkat
perbedaan antara manusia dengan jenis lainnya yang mana manusia memiliki ciri
khas yang tidak tersamai, ia dianugrahi keunggulan". (Muthahari, 1986 : 62).

Prof. Dr. Quraish Shihab menyimpulkan dari beberapa pendapat ilmuwan barat
tentang keterbatasan pengetahuan manusia untuk mengenal dirinya disebabkan oleh
beberapa hal, di antaranya :

1) Pembahasan tentang manusia sangat lambat dilakukan karena pada mulanya


perhatian manusia hanya tertuju pada penyelidikan tentang alam materi. Pada
jaman primitif, nenek moyang kita disibukan untuk menundukkan atau menjinakan
alam sekitarnya, seperti upaya membuat senjata-senjata melawan binatang-
binatang buas, penemuan api, pertanian, peternakan dan sebagainya sehingga
mereka tidak memiliki waktu luang untuk memikirkan diri mereka sebagai manusia. 
Demikian juga pada jaman kebangkitan (Renaisans) ketika para ahli digiurkan oleh
penemuan-penemuan baru mereka, yang disamping menghasilkan keuntungan
material, juga nenyenangkan manusia secara umum, karena dengan penemuan-
penemuan tersebut mempermudah dan memperindah kehidupan ini.
2) Ciri khas akal manusia lebih cenderung memikirkan hal-hal yang tidak komplek,
ini disebabkan bahwa sifat akal tidak mampu mengetahui hakekat hidup.
3) Kompleksnya masalah manusia

1.2. Manusia Menurut Al-Qur’an


Asal usul manusia dalam Al-Qur’an.
1) Uns, yang berarti jinak, harmonis dan nampak.
2) (Ada juga yang berpendapat) berasal dari kata nasiya (lupa) atau naasa-yanuusu
(berguncang).

Kata Insan digunakan dalam Al-Qur'an untuk menunjuk kepada manusia dengan
seluruh totalitasnya, jiwa dan raga. Manusia yang berbeda antara seseorang dengan yang
lainnya, akibat perbedaan fisik, mental dan kecerdasan.

Allah berfirman (Q.S. At-Tin : 4), ayat tersebut adalah salah satu ayat yang
menunjukkan bahwa manusia adalah makhluk yang sebaik-baiknya dan yang paling
sempurna. Keindahan dan kesempurnaan manusia itu dapat dilihat dari berbagai segi:

1) Segi fisik, sikap yang tegak, berjalan di atas dua kaki, mengayunkan gerak dua
tangan secara refleks, persendian setiap anggota tubuh yang dapat digerakkan,
tidak kaku dan sebagainya.
2) Manusia memiliki kemampuan berperilaku sosial, berbudaya, berbahasa,
bercanda dan berpikir.
3) Mampu menggunakan alat dan sanggup memanfaatkan sumber daya alam.
4) Mampu berperilaku dan berkelompok.
5) Mampu mengingat masa lalu, memprediksi masa datang.
6) Mampu mengingat masa lalu, memprediksi masa datang.
7) Memiliki rasa bersalah, benar dan rasa keindahan.
8) Mempunyai kesadaran/naluri ketuhanan.
9) Mempunyai potensi, insting, indera, akal, intuisi, kebebasan berkehendak, kebe-
basan memilih dan lain-lain.
10) Mampu berpikir abstraks, imajinatif, dan kreatif, mempunyai dorongan psikis dan
fisik, memiliki emosi dan mampu meredakannya.

1.3. Nama-nama Manusia dalam Al-Qur’an

1) Mampu berpikir abstraks, imajinatif, dan kreatif, mempunyai dorongan psikis dan
fisik, memiliki emosi dan mampu meredakannya.
2) AI-Basyar. Manusia dilihat dari seorang diri, bukan dari kelompok (Q.S. 15 :28, 16:
103; 17: 93, 19: 26).
3) Bani Adam. Manusia dilihat dari asal keturunannya. (Q.S. 17: 70.
4) An-Naas. Manusia dilihat dari segala sudut persoalan hidupnya. (Q. S. 114: 1-6).

2. Proses Kejadian Manusia


2.1. Kejadian Adam As.
1) An-Naas. Manusia dilihat dari segala sudut persoalan hidupnya. (Q. S. 114: 1-6).
2) Tanah kering dari Lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S. Al-Hijr : 28, Q.S. Ar-
Rahman : 14).
3) Tanah kering dari Lumpur hitam yang diberi bentuk (Q.S. Al-Hijr : 28, Q.S. Ar-
Rahman : 14).

2.2. Kejadian Hawa (Isterinya)


1) Dari diri Adam diciptakan Allah seorang wanita, Hawa namanya. (Q. S. An-Nisa :
1).
2) Adam As merupakan nenek moyang manusia (Q.S. Az-Zumar : 6).

2.3. Kejadian Manusia Secara Umum


1) Allah menciptakan Adam, Hawa, laki-laki dan perempuan (Q.S. An-Nisa : 1).
2) Manusia diciptakan melalui beberapa tingkatan kejadian (Qs. 71:14). Yaitu:
a. Dari sesuatu yang belum dapat disebut (Q.S. AI-Insan : 1-2).
b. Dari sari pati tanah (Q.S. As-Sajdah : 7);
c. Dari sari pati air yang hina (air mani) (Q.s. As-Sajdah : 8).
d. Air mani disimpan dalam rahim, suatu tempat yang sangat kokoh (Q.S. Al-
Mu'minun : 12-13).
e. Setelah terpancar dari tulang sulbi laki-laki dan tulang dada wanita (Q.S. At-
Tariq : 5-7).
f. Jadilah segumpal darah, kemudian jadilah segumpal daging, kemudian jadilah
tulang belulang. (Q.S. Al-Mu'minun : 14)
g. Dibungkus dengan daging, terbentuklah dalam rahim bentuk lain (Q.S. AI-Infitar
: 7-8).
h. Kemudian ditiuplah ruh padanya. (Q.S. Al-Mu'minun :9)

Untuk lebih memperjelas dan mempertegas dimana kekuasaannya menciptakan dan


menjadikan manusia firman-Nya (Q.S. Al-Mu'minun : 12-16 ).

1) Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal)
dari tanah.
2) Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim).
3) Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang,
lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia
makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah .Allah, Pencipta yang paling
baik
4) Kemudian, sesudah itu, Sesungguhnya kamu sekalian benar-benar akan mati.
5) Kemudian, Sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari
kiamat.

3. Martabat Manusia
1) Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
2) Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka),
3) Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh; Maka bagi mereka
pahala yang tiada putus putusnya. (Q.S. At-Tin: 4-6)

Manusia berpotensi untuk menjadi mulia dan sekaligus berpotensi pula untuk menjadi
hina, sebagaimana tergambar dari ayat di atas.
Potensi kemuliaan manusia lebih tinggi dibandingkan dengan malaikat diantaranya:
1) Allah SWT memerintahkan kepada Malaikat untuk sujud kepada Adam As saat awal
penciptaan manusia, dengan firman-Nya (Q.S. 2 : 34).
2) Malaikat tidak dapat menjawab pertanyaan Allah tentang A1-Asma (nama-nama Ilmu
Pengetahuan), sedangkan Adam As mampu karena memang diberi ilmu oleh Allah
SWT, dengan firman-Nya(Q.S. 2 :31-32).
3) Kepatuhan Malaikat kepada Allah karena sudah tabiatnya, sebab malaikat tidak
memiliki hawa nafsu; sedangkan kepatuhan manusia kepada Allah, melalui perjuangan
yang berat melawan hawa nafsu dan godaan setan.
4) Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2 :30).

4. Penggolongan Manusia
4.1. Golongan Mulia
4.1.1. Mukminin
1) Manusia diberi tugas oleh Allah menjadi khalifah di bumi (Q.S. 2 :30).
2) Hatinya akan gemetar jika disebut nama Allah dan senantiasa bertambah
imannya bila dibacakan ayat-ayat-Nya (Q.S.8 : 2-4).
3) Selalu menepati dan memelihara amanah dan janji-janjinya (Q.S. 32 : 15-16)
4) Senantiasa memelihara shalat dan melaksanakannya dengan khusu' (Q.S.16
: 94-97).
5) Mereka berjihad dijalan Allah dengan harta dan jiwa mereka (Q.S. 49 : 14-15).
6) Menjauhkan diri dari perkataan dan perbuatan yang tidak berguna, menjaga
kemaluannya/kehormatannya, menunaikan zakat dan sebagiannya, itulah
yang beriman sebenarnya. (Q.S. 23 : 1-11).

4.1.2. Mutaqqin
1) Mengamalkan semua unsur dan intsrumen amal shaleh dengan dasar beriman
dan mencari ridha Allah (Q. S. 2 : 2-5).
2) Kebaktian yang sesungguhnya adalah kebaktian orang-orang yang bertaqwa
(Muttaqin) (Q.S. 2 : 177).
3) Berpuasa adalah pembentuk ketaqwaan (Q.S. 2 : 183).
4) Makan dengan makanan yang halal dan baik (Q. S. 5 : 88)
5) “Pakaian" yang terbaik adalah ketaqwaan (Q.S. 7 : 26).

6) Memelihara silaturahmi (Q.S.4 : 1).

7) Mendirikan tempat ibadah yang berdasarkan taqwa, tidak untuk memecah


belah ummat (Q.S. 9 : 107-110).
8) Komunikasi dengan Allah melalui shalat malam (Q.S. 17 : 79-80).

9) Senantiasa berbuat kebajikan serta menjauhi kemung-karan, untuk dirinya dan


untuk orang lain (Q.S. 25 : 63-73).

4.2. Golongan Orang yang Bermartabat Rendah


4.2.1. Munafiqun (Munafiq)
Munafiq berasal dari kata "nafaqo", berarti melahirkan sesuatu yang berlawanan
dengan hati nuraninya. Dalam pengertian syara' munafiq adalah orang yang secara
lahiriyah menyatakan beriman, padahal hatinya kufur (mengingkari).
a. Sifat-sifat Orang Munafiq
1) Tidak memiliki pendirian yang tetap dan jelas (Q.S. 4: 142, Q.S. 57: 14).
2) Tidak dapat dipercaya sama sekali (Q.S. 9: 75-79. Q.S. 59: 11-12). c)
Senantiasa bohong dan dusta (Q.S. 2: 8-10. Q.S. 24: 47-50).
3) Sumpah dan janjinya tidak bisa dipegang (Q.S. 4: 60-63, Q.S. 9: 62-66,
Q.S. 9: 74, Q.S. 63: 1-3).
4) Amal Ibadahnya selalu riya/ingin dipuji ( Q.S. 8: 49, Q.S. 4: 142).
5) Selalu bergaul dengan orang-orang yang memusuhi Islam (Q.S.
4: 130-135).
6) Selalu mencurigai terhadap kegiatan Islam (Q. S. 9:63, Q. S. 63:4).
7) Suka terhadap perbuatan-perbuatan yang merusak (Q.S. 2: 11-12, Q.S. 2
: 204-206, Q.S. 5 : 33).
8) Enggan berjihad (tidak punya nyali untuk bekerja keras)/ berda'wah ( Q.S.
9 : 86-87, Q.S. 4 : 72-73).
9) Lebih takut kepada manusia dari pada takut kepada Allah (Q.S 59: 11-14).
10) Tidak suka berhukum kepada hukum Allah (Q.S. 59: 15-17). 1). Selalu
mencari keuntungan pribadi (Q. S. 4 : 141)

b. Balasan Bagi Orang Munafiq


1) Sia-sia amal perbuatan mereka disisi Allah di dunia dan di akhirat sangat
merugi (Q.S. 9 : 68-69).
2) Mereka tidak dapat menebus dirinya dengan apapun (Q.S 57: 13-15).
3) Buah amalnya adalah neraka yang menyala-nyala dan ditempatkan pada
neraka yang paling bawah (Q.S. 4 : 145-147).
4) Mereka kembali kepada neraka jahanam yang merupakan tempat yang
seburuk-buruknya (Q.S. 48 : 6).
4.2.2. Fasiqin
Secara bahasa (etimologi) berarti keluar„dari jalan kebenaran. Sedangkan
menurut istilah (terminology) diantaranya :
1) Orang yang melakukan dosa besar atau terus menerus melakukan dosa-dosa
kecil.
2) Orang yang keluar/menyimpang dari ketentuan hukum Allah, padahal hati
mereka sebenarnya mengetahui dan meyakini kebenaran hukum Allah yang
dilanggar tersebut.

a. Sifat-sifat Orang Fasiq


1) Mereka berpaling dan menyembunyikan kebenaran (Qs. 61 : 5).
2) Mereka melanggar perjanjian Allah setelah perjanjian itu dipegang teguh
(Qs. 2 : 26-27)
3) Mereka tidak mau mengamalkan kebenaran yang diyakini asalnya dari
Allah dan memutuskan perkara dengan tidak berdasarkan hukum Allah
(Qs. 5 : 47-50).
4) Mereka tidak mau mengamalkan kebenaran yang diyakini asalnya dari
Allah dan memutuskan perkara dengan tidak berdasarkan hukum Allah
(Qs. 5 : 47-50).

b. Cara Menghadapi Orang Fasiq


1) Selalu meneliti kebenaran yang mereka bawa, tidak jarang mereka berkata
dusta. (Qs. 49 : 6).
2) Ikuti selalu jalan kebenaran dan lurus, niscaya akan timbul kecintaan kita
kepada keimanan dan timbul pula kebencian kita terhadap kefasikan (Qs.
49 : 7-8).
3) Allah menggambarkan kesamaan antara sifat munafik dan sifat orang-
orang fasiq.

Allah malarang menshalatkan dan memintakan ampunan atas dosa-dosa orang


munafik dan orang fasik, karena dimintakan ampunan atau tidak Allah tidak
mengampuni mereka. (Qs. 63 : 5-6. Qs. 9 : 80-84).

4.2.3. Murtad
Yaitu orang yang keluar dari agama Islam; kafir sesudah beriman. Jadi orang
yang Murtad berarti telah menjadi kafir.
a. Kesudahan Orang-orang yang Murtad di sisi Allah
1) Orang-orang yang murtad dari agama Islam dan mati dalam keadaan
kafir, sia-sialah amalan mereka dan baginya siksa yang pedih (Qs. 3 : 90-
91).
2) Hapuslah amal-amal mereka, termasuk orang yang merugi (Qs. 5 : 5),
3) Amal mereka seperti abu yang beterbangan ditiup angin kencang (Qs. 4 :
18).
4) Amal mereka seperti abu yang beterbangan ditiup angin kencang (Qs. 4 :
18).
5) Hitamlah muka mereka kelak dihari kiamat (Qs. 3 : 106).
6) Hitamlah muka mereka kelak dihari kiamat (Qs. 3 : 106).

4.2.4. Kafirin
a. Amalan Orang yang Kafir
Amalan orang yang kafir adalah taqlid buta, mereka hanya mengikuti ajaran-
ajaran yang sudah ada dari nenek moyang mereka tanpa mengetahui dan tidak
mau tahu hukum yang sebenarnya berdasarkan ketentuan agama (AI-Islam). (Qs.
2 : 170, 5 : 103-105, 11 : 109, 1S : 2-3).

b. Mereka adalah orang tidak mau tahu tentang peringatan Allah


Orang-orang kafir yang mendustakan ayat-ayat Allah, diberi peringatan atau
tidak sama saja bagi mereka, akibatnya hati, pendengaran dan penglihatan
mereka terkunci mati yang mengakibatkan azab yang pedih bag] mereka (Qs. 2 :
6-7, 2 : 171, 6 : 25-47, 18 : 57, 20 : 134-135, 23 : 78, 26 : 2-6).

c. Amalan Orang-orang Kafir


Amalan dan harta yang dinafkahkan oleh orang-orang kafir adalah sia-sia,
tidak ada gunanya, tidak akan mendapatkan pahala dari Allah, apa yang
dimilikinya tidak akan berguna untuk menebus kekafiran dirinya. (Qs. 3: 117, 5: 5,
5: 36-37, 14: 18, 18: 103-106, 41: 41-43).

4.2.5. Musyrikin

Kemusyrikan adalah perilaku manusia yang telah berjalan sejak lama, dari priode
Nabi satu ke Nabi yang lain sampai diutusnya Rasulullah Muhammad SAW sebagai
nabi terakhir merupakan kondisi yang senantiasa menjadi prioritas da'wah pertama,
itulah semua Nabi memiliki misi yang sama yaitu mentauhidkan Allah,
mengembalikan paham kemusyrikan sebagai paham Jahiliyyah yang sangat
berbahaya menuju kemurnian Tauhidullah. Dan tentunya kemusyrikan ini pun tidak
akan pernah sirna selama manusia ini ada di muka bumi ini kendatipun dengan model
yang berbeda akan tetapi esensinya sama adalah untuk menjadikan sesuatu selain
Allah sebagai tuhan, dengan kata lain mempersekutukan Allah dengan sesuatu
selain-Nya.(Qs. 4 : 36, 4 : 117-119, 5 : 60, 6 : 56, 6 : 100, 10 : 18).

a. Syirik (Orangnya disebut Musyrik) Adalah Dosa yang Tiada Ampun


1) Jika manusia yang melakukan penyelewengan aqidah (keimanan) atau
kemusyrikan mati dan tidak bertaubat dari kemusyrikannya.
2) Maka Allah tidak akan pernah mengampuni akan tetapi Allah masih
mentolelir dan akan mengampuni dosa selain kemusyrikan sebesar
apapun dosa itu (Qs. 39 : 53)
3) Syirik adalah perbuatan dosa yang sangat besar disisi Allah (Qs. 4:48).
4) Orang yang mempersekutukan Allah adalah orang yang telah melakukan
kesesatan yang sejauh jauhnya (Qs. 4: 116).
5) Jangan memintakan ampunan bagi orang-orang Musyrik (yang telah mati)
kendatipun mereka adalah orang-orang terdekat dengan kita, karena Allah
telah menetapkan keputusan adzabnya buat mereka. (Qs. 9 : 113-114).

b. Keadaan Orang Musyrik di Akhirat


1) Mereka sempat-sempatnya tidak mengakui dirinya telah menyekutukan
Allah karena kedustaannya (Qs. 6 : 22-24).
2) Mereka dipertemukan dengan sekutunya, kemudian mereka mengingkari
kemusyrikan yang telah dilakukan di dunia (Qs. 16: 86-87).
3) Mereka saling menuduh dan saling mengingkari dengan sekutu-sekutunya
dan nerakalah tempat kembalinya (QS. 29:25)

5. Tanggung Jawab Manusia


Manusia adalah makhluk yang memiliki potensi baik potensi untuk menjadi taat maupun
potensi untuk ingkar, kedua potensinya inilah yang menjadi instrumen manusia melakukan
aktivitas hidup dimuka bumi ini dan sekaligus akan mempertanggung jawabkannya kelak
dihadapan Allah. Allah berfirman di QS. As-Syams : 7-10) yang artinya :
1) Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan- Nya),
2) Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya
3) Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu
4) Dan Sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (Qs. As-Syams : 7-10)
a. Manusia Akan Menjadi Saksi Atas Dirinya
1) Pada hari kiamat manusia akan mem-persaksikan dan mempertanggung
jawab-kan perbuatannya selama di dunia, bah-kan manusia menjadi saksi atas
dirinya sendiri, meskipun ia mengemukakan alasan-alasannya (Qs. 75 : 13-15).
2) Hindari taqlid, karena taqlid buta dan mengikuti sesuatu tanpa ilmu pengeta-
huan, salah satu sebab manusia akan diputuskan dengan adzab oleh Allah
ada-lah taqlid yang tanpa ilmu dalam melaku-kan suatu perbuatan (Qs. 6 :
130).
3) Pendengaran, penglihatan, hati, lidah, ta-ngan, kaki akan menjadi saksi atas
diri-nya sendiri (Qs. 24 : 24).
4) Tiap-tiap jiwa akan dimintai pertanggung jawabannya disisi Allah. (Qs. 41: 23,
74: 38).

b. Perbuatan yang Dipertanggungjawabkan oleh Manusia


1) Tidak ada dosa bagi manusia terhadap sesuatu yang khilaf, yang berdosa
adalah sesuatu yang disengaja oleh hati. (Qs. 33 : 5).
2) Allah akan menghukum manusia terhadap perbuatan yang disengaja oleh
hatinya (Qs. 2 : 225).
3) Aktivitas manusia yang diperbuatnya ketika tidur/hilang akal lepas dari
pertanggung jawaban hukum di sisi Allah (Qs. 6 : 60).
4) Allah tidak akan membebani manusia kecuali menurut kadar kemampuannya
bertindak, akan tetapi Allah akan menimpakan kemurkaan kepada orang yang
tidak mau menggunakan akalnya (Qs. 23 : 62, 2 : 286, 10: 100).

Anda mungkin juga menyukai