Anda di halaman 1dari 24

BIOKIMIA FARMASI

“KARBOHIDRAT”

OLEH

KELOMPOK I

1. ADELIA TUTUT MOKAD


2. ERLANDA PUHI
3. HAZIAH MARDANI
4. PUTRI SAKINAH MUNU
5. TASYA YUSUF
6. TEMANGGA GIRE
7. REFKI WALANGADI
8. ZULKIFLI NURKAMIDEN

LABORATORIUM FARMAKOLOGI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
FAKULTAS SAINS, TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA MANDIRI GORONTALO
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kami panjatkan ke khadirat Allah S.W.T karena berkat

rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum ini tepat pada

waktunya. Laporan praktikum yang berjudul Karbohidrat” ini disusun untuk

memenuhi tugas mata kuliah Biokimia Farmasi

Dalam penulisan laporan ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek

kualitas maupun aspek kuantitas dari materi yang disajikan. Semua ini didasarkan

dari keterbatasan yang kami miliki. kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh

dari sempurna sehingga kami membutuhkan kritik dan saran yang bersifat

membangun.

Gorontalo, Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................iii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................1
1.2. Tujuan....................................................................................................2
1.3 Manfaat...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................3
2.1 Dasar teori.............................................................................................3
BAB III METODE..................................................................................................5
3.1.Alat dan bahan........................................................................................5
3.2.Prosedur kerja.........................................................................................5
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.................................................................8
4.1 Hasil........................................................................................................8
4.2 Pembahasan............................................................................................12
BAB V PENUTUP..................................................................................................22
5.1 Kesimpulan............................................................................................22
5.2 Saran......................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi komponen
seluler, seperti protein, karbohidrat, lipid, asam nukleat, dan biomolekul
lainnya. Saat ini biokimia lebih terfokus secara khusus pada kimia reaksi
termediasi enzim dan sifat-sifat protein.
Di dalam kehidupan sehari-hari, kita sering bahkan selalu mendengar
maupun menyebut yang namanya karbohidrat. Secara biokimia karbohidrat
adalah polihidroksil-aldehida atau polihidroksil-keton, atau senyawa yang
menghasilkan senyawa-senyawa ini bila dihidrolisis.
Dimana karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi manusia selain
protein dan lemak. Karbohidrat yang mempunyai rumus empiris (CH 2 O)n ini
juga mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya pemecahan-pemecahan protein
tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein.
Karbohidrat merupakan senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang
mengikat banyak gugus hidroksil atau dengan kata lain karbohidrat adalah
senyawa polihidroksil dari aldehid atau keton. Rumus empiris dari karbohidrat
dapat ditulis sebagai CH2O. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O.,
dengan perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 : 1 seperti dalam air.
Bentuk molekul karbohidrat yang paling sederhana terdiri dari satu molekul
gula sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun
dari molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-
cabang. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dan sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain sumber energi, karbohidrat
juga berfungsi untuk menjaga keseimbangan asam basa di dalam tubuh,
berperan penting dalam proses metabolisme dan pembentuk struktur sel. Oleh
karena itu, perlu dilakukan praktikum pengujian karbohidrat untuk mengetahui
sifat-sifat dan jenis-jenis karbohidrat.
1.2 Tujuan
Mengamati struktur beberapa karbohidrat melalui sifat reaksinya dengan
beberapa uji reagen
1.3 Manfaat
Praktikan mampu memahami struktur-struktur karbohidrat melalui sifat
reaksi yang di uji dengan beberapa reagen
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Karbohidrat atau sakarida adalah polisakarida aldehid atau polihidroksil
keton, atau senyawa hasil hidrolisis keduanya. Penyusun utama karbohidrat
adalah C, H, dan O. Perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti
molekul air. Contoh glukosa (12:6), sukrosa (22:11). Karena itu, dahulu
penamaan karbohidrat berasal dari sifat ini, yaitu gabungan dari “karbohidrat”
dan “hidrat”. Hidrat sendiri artinya air. Karbohidrat dapat digolongkan
berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat dengan cincin
siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya
seperti monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida (Handito dkk, 2014).
Karbohidrat (CH2O)n adalah sumber energi utama. Kebanyakan karbohidrat
yang dikonsumsi adalah tepung/amilum/pati, yang ada dalam gandum, jagung,
beras, kentang, dan padi-padian lainnya. Karbohidrat merupakan bahan yang
penting dan sumber tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan.
Selain itu, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk
hidup dalam bentuk sert (fiber), seperti selulosa, pektin, serta lignin (Edahwati,
2010).
Glukosa adalah monosakarida dengan rumus kimia C6H12O6 terdapat sebagai
glikosida di dalam tubuh binatang, sebagai disakarida-disakarida dan
polisakarida-polisakarida di dalam tumbuh-tumbuhan. Glukosa dapat dihasilkan
melalui hidrolisis polisakarida atau disakarida, baik dengan asam maupun dengan
enzim. Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, dan proses pembuatannya dapat
dihidrolisis dengan asam maupun enzim. Glukosa adalah suatu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan.
Analisa kualitatif glukosa dengan uji molisch, uji barfoed, uji benedict, uji
seliwanoff, dan uji iodin. Sedangkan uji kuantitatif dengan metode luff schoorl
(Mukaromah dan Yusrin, 2010).
Menurut pendapat (Lehninger, 1984) dalam (Syahirir, 2009) maltosa
merupakan gula pereduksi seperti glukosa yang memiliki gugus karbonil yang
berpotensi bebas. Sukrosa bukan gula pereduksi, sukrosa tidak mengandung atom
karbon anomer bebas, karena karbon anomer kedua unit monosakarida pada
sukrosa berikatan satu dengan yang lain. Hal tersebut menyebabkan sukrosa lebih
stabil terhadap oksidasi atau hidrolitik enzim-enzim pemecah ikatan glikosida.
Karbohidrat sederhana (simple carbohyrate), manosa, atau monosakarida
adalah karbohidrat yang molekulnya lebih kecil dari susunannya lebih sederhana
dibandingkan dengan molekul karbohidrat yang lain. Molekul karbohidrat ini
dapat diperkecil lagi dengan cara hidrolisis. Monosakarida adalah suatu
persenyawaan yang netral, mudah larut dalam air, kelarutannya dalam alkohol
kecil, dan tidak larut dalam dietil eter (Sumardjo, 2009).
Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan
merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati
terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbi-umbian. Jumlah unit
glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain bergantung
pada jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain melalui ikatan
alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier, 2010).
Karbohidrat sendiri terbagi atas dua macam kelompok berdasarkan susunan
molekulnya yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat
sederhana adalah karbohidrat yang tersusun dari 1 (monosakarida) hingga 2
(disakarida) molekul, jenis dari karbohidrat sederhana adalah gula pasir, sirup,
dan madu. Sedangkan karbohidrat kompleks adalah karbohidrat yang terbentuk
oleh hampir 20.000 unit molekul monosakarida, jenis dari karbohidrat kompleks
adalah sumber bahan pokok seperti padi, umbi-umbian, jagung, dan gandum
(Anwari, 2007) dalam (Fanzi, 2013).
BAB III
METODE KERJA
3.1 Alat Dan Bahan
3.1.1 Alat
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini yakni rak tabung reaksi,
tabung reaksi,penangas air, kertas lakmus, penjepit tabung, gelas ukur, gelas
kimia, cawan petri dan pipet tetes.
3.1.2 Bahan
Adapun bahan yang digunakan pada percobaan ini yakni madu (fruktosa),
susu (laktosa), tepung beras, sagu, asam sulfat pekat, amilum 1%, glukosa
1%, sukrosa 1%, pereaksi molisch, pereaksi benedict, kertas lakmus, HCl 2N,
HCl 6 N, NaOH 6 N, HCl pekatM dan NaOH
3.2 Prosedur Kerja
1) Uji Molisch
- Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih
- Isi tabung reaksi masing-masing 5 ml larutan yang di uji (madu, glukosa,
tepung beras, susu, dan sagu)
- Tambahkan 2 tetes pereaksi Molisch, di campur rata
- Tambahkan 3 ml asam sulfat pekat secara perlahan-lahan melalui dinding
tabung, warna violet (ungu) kemerahmerahan pada batas kedua cairan
menunjukkan reaksi positif, sedangkan warna hijau menunjukkan reaksi
negatif.
2) Uji Benedict
- Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih
- Isi tabung reaksi masing-masing 5 ml pereaksi Benedict ke dalam tabung
reaksi
- Tambahkan 8 tetes larutan bahan yang di uji, di campur rata dan di didihkan
selam 5 menit, biarkan sampai dingin.
- Amati perubahan warnanya, jika terbentuk warna hijau, kuning atau endapan
merah bata berarti positif.
3) Uji Iodium
- Pipet ke dalam tabung reaksi masing – masing 3 ml larutan amilum
- Tambahkan 2 tetes air ke dalam tabung I, 2 tetes HCl kedalam tabung II, 2
tetes NaOH ke dalam tabung III
- Kocok semua tabung, kemudian tambahkan larutan iodium ke dalam
masing – masing tabung
- Perhatikan warna yang terbentuk - Panaskan tabung yang berwarna lalu
dinginkan, amati perubahannya
4) Hidrolisis Disakarida dan Polisakarida
 Hidrolisis Pati
- Masukkan ke dalam tabung reaksi pyrex 5 ml larutan amilum 1%
kemudian tambahkan 2,5 ml HCl 2N
- Campurkan dengan baik, lalu masukkan ke dalam penangas air
mendidih
- Setelah 3 menit, ujilah dengan larutan iodium dengan cara mengambil 2
tetes larutan, lalu di tambah 2 tetes iodium dalam lempeng porselin
tetes, catat perubahan warna yang terjadi
- Lakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasilnya berwarna kuning
pucat
- Lakukan hidrolisis selama 5 menit lagi
- Setelah di dinginkan, ambil 2 ml larutan hasil hidrolisis, lalu netralkan
dengan NaOH 2%, dan uji dengan kertas lakmus
- Kemudian lakukan uji Benedict
- Simpulkan, apa yang di hasilkan dari hidrolisis pati
 Hidrolisis Sukrosa
- Masukkan ke dalam tabung reaksi pyrex 5 ml larutan sukrosa 1 %
kemudian tambahkan 5 tetes HCl pekat
- Campurkan dengan baik, lalu masukkan ke dalam penangas air mendidih
selama 30 menit
- Setelah di dinginkan, netralkan larutan dengan NaOH 2%, dan uji
dengan kertas lakmus
- Selanjutnya lakukan uji Benedict
- Simpulkan, apa yang di hasilkan dari hidrolisis sukrosa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Uji Molisch

Gambar Keterangan
Bahan uji dihitung dari sebelah kiri: laktosa, sukrosa,
glukosa, amilum, glikogen, maltosa.
Warna larutan awal (zat yang diuji) yang belum
dicampur dengan pereaksi Molisch

Larutan uji ketika dicampur dengan pereaksi molisch

Maltosa atau gula pati


merupakan golongan
disakarida yaitu
karbohidrat yang
terbentuk dari
kondensasi 2 molekul
monosakarida. Warna
larutan ketika ditambah
H2SO3 1ml, Maltosa
mengalami reaksi
positif, yang ditandai
dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu
yang kurang mencolok.
Laktosa merupakan golongan disakarida yaitu
karbohidrat yang terbentuk dari kondensasi 2
molekul monosakarida Warna larutan ketika
ditambah H2SO3 1ml Laktosa mengalami reaksi
positif dengan kepekatan rendah, yang ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang
kurang mencolok
Glukosa merupakan
golongan disakarida.
Warna larutan ketika
ditambah H2SO3 1ml
glukosa mengalami
reaksi positif dengan
kepekatan rendah, yang
ditandai dengan
terbentuknya cincin
berwarna ungu yang
kurang mencolok.
Warna larutan ketika ditambah H2SO3 1ml
Glikogen mengalami reaksi positif dengan kepekatan
sedang, yang ditandai dengan terbentuknya cincin
berwarna ungu.
Amilum termasuk golongan Polisakarida yaitu
karbohirdat yang terbentuk dari banyak molekul
monosakarida. Warna larutan ketika ditambah H2SO3
1ml Amilum mengalami reaksi positif, yang ditandai
dengan terbentuknya cincin berwarna ungu yang
terlihat jelas.

Sukrosa atau gula tebu


merupakan disakarida
yaitu karbohidrat yang
terbentuk dari
kondensasi 2 molekul
monosakarida. Warna
larutan ketika ditambah
H2SO3 1ml Sukrosa
mengalami reaksi
positif, yang ditandai
dengan terbentuknya
cincin berwarna ungu
yang terlihat jelas.

4.1.2 Uji Benedict


Bahan Uji Hasil uji (+/-) Warna Endapan
Fruktosa 1% Positif  (+) Hijau-kuning Merah bata
Sukrosa 1% Positif  (+) Hijau-kuning Merah bata
Glukosa 1% Positif  (+) Biru Merah bata
Aquades Negatif (-) Biru -
Hasil pengamatan uji benedict dilakukan setelah dipanaskan pada suhu 1000 C
selama 10 menit :
1) Pada Fruktosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna
hijau-kuning dan kupro oksida yang diendapkan berwarna merah bata,
memiliki endapan yang halus dan jumlahnya lebih banyak.
2) Pada Sukrosa, hasil uji benedict bersifat positif (+), menimbulkan warna
biru,tetapi kupro oksida yang diendapkan berwarna merah bata,memiliki
endapan yang halus dan jumlahnya banyak.
3) Pada Glukosa, hasil uji benedict bersifat positif (+) menimbulkan warna hijau-
kuning, kupro yang diendapkan berwarna merah bata, memiliki endapan yang
kasar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan fruktosa dan sukrosa.
4) Pada Aquades, hasil uji benedict bersifat negative (-), tidak menimbulkan
warna (tetap), kupro oksida yang di endapkan tidak ada karena aquades tidak
ada zat yang mereduksinya.

4.1.3 Uji Benedict


Larutan sampel + reagen iodine (sebelum dipanaskan) :

Larutan sampel + reagen iodine (setelah dipanaskan) :

No Nama Sampel Hasil Uji Warna


.
1 Tabung I Positif (+) Biru tua
2 Tabung II Positif (+) Biru tua
3 Tabung III Negatif (-) Bening

4.1.4 Hidrolisis sakarida dan polisakarida

 Hidrolisis sukrosa dan Hidrolisis pati


Tabel Hasil Pengamatan Hidolisis Sukrosa
Perlakuan Uji Hasil uji
Sebelum dipanasi sukrosa berwarna
bening namun setelah dipanaskan
selama 30 menit warna berubah
5 ml Sukrosa 1% menjadi kuning kecoklatan ,Kemudian
+5ml HCl Pekat dinetralisirdengan NaOH 2% sebanyak
Benedict
+Pemanasan 10 tetes lalu hasilnya diuji dengan
30menit kertas lakmus pHnya kecil dari 4 lalu
diuji dengan larutan benedict terjadi
reaksi panas dan terdapat seperti soda
dan berwarna kecoklatan
Kesimpualan: Warna kuning semakin mencolok dan terdapat gumpalan

Tabel Hasil Hidolisis Pati


Perlakuan Hidrolisi Hasil uji iodium Hasil hidrolisis
(menit)
5ml amilum 3 Warna sedikit Warna tetap
kuning+gumpalan
1 %+2,5 ml kuning pucat,
6 Warna sedikit
HCl 2 N kuning+gumpalan ketika ditambah
+Pemanasa 9 Warna sedikit NaOH 2% warna
n kuning+gumpalan menjadi bening.
12 Warna sedikit
Kertas lakmus
kuning+gumpalan
Warna kuning semakin merah menjadi
15
mencolok dan terdapat biru (basa)
gumpalan
18 Warna kuning semakin
mencolok dan terdapat
gumpalan
21 Warna kuning semakin
mencolok dan terdapat
gumpalan
Kesimpulan :dengan uji benedict warna larutan menjadi biru kemudian di
uji dengan kertas lakmus menjadi berwarna biru dan dengan pH indicator 
universal menunjukan pH larutan itu adalah 11.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Uji Molisch
Dari keenam jenis larutan yang diuji menggunakan pereaksi molish yaitu
maltosa, amilum, sukrosa, laktosa, glukosa, dan glikogen. Semua
menunjukkan hasil positif terhadap reaksi asam sulfat (H 2SO4). Hal ini
ditunjukkan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu du setiap hasil
praktikum.
4.2.2 Uji Benedict
Karbohidrat sangat beranekaragam sifatnya. Misalnya, sukrosa (gula
pasir) dan kapas, keduanya adalah karbohidrat. Salah satu perbedaan. utama
antara pelbagai tipe karbohidrat ialah ukuran molekulnya. Monosakarida
(sering disebut gula sederhana) adalah satuan karbohidrat Yang tersederhana;
mereka takdapat dihidrolisis menjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil.
Sukrosa adalah suatu disakarida yang dapat dihidrolisis menjadi satu satuan.
glukosa. dan satu satuan. fruktosa. Monosakarida dan disakarida larut dalam
air dan umumnya terasa manis.
Gula reduksi dengan larutan benedict (campuran garam kupri sulfat,
Natrium sitrat, Natrium karbonat) akan terjadi reaksi reduksi oksidasi dan
dihasilkan endapan berwarna merah dari kupro oksidasi. Jika tidak ada zat
yang mereduksi maka larutan benedict ini tetap jernih sesudah percobaan.
Tetapi apabila jumlah karbohidrat yang mereduksi banyak sekali maka reaksi
terlihat sebelum dipanaskan.
Dari Praktikum yang kami lakukan salah satunya pada bahan fruktosa
hasil uji benedictnya bersifat positif (+) menimbulkan hijau-kuning dan kupro
oksida yang diendapkan berwarna merah bata serta memiliki endapan yang
halus dan jumlahnya lebih banyak.Jadi bila kami hubungkan dengan teori
yang ada maka benar bahwa gula reduksi dengan larutan benedict terjadi
reaksi reduksi oksidasi dan dihasilka endapan berwarna merah dari kupro
oksidasi.
4.2.3 Uji Iodium
Tabung I berisi larutan amilum ditambahkan dengan aquades akan
menghasilkan uji positif (+) yang ditandai dengan munculnya warna cokelat
bening. Terbentuknya larutan berwarna cokelat bening pada penambahan
aquades disebabkan karena amilum dapat bereaksi dengan iodine dalam
suasana larutan netral. Dan terbentuknya warna cokelat bening disebabkan
oleh terbentuknya kompleks berwarna cokelat bening dengan iodine.
Terbentuknya warna cokelat bening ketika ditambahkan dengan aquades
karena dalam suasana larutan netral amilum dapat terhidrolisis sehingga
memudahkan untuk bereaksi dengan iodine membentuk kompleks berwarna
cokelat bening dan jika dipanaskan maka akan berubah warna menjadi biru
tua.
Tabung II berisi larutan amilum ditambahkan HCl akan menghasilkan uji
yang positif (+) yang ditandai dengan munculnya warna cokelat keruh.
Terbentuknya larutan berwarna cokelat keruh pada penambahan HCl
disebabkan karena amilum dapat bereaksi dengan iodine dalam suasana asam.
Dan terbentuknya warna cokelat keruh disebabkan oleh terbentuknya
kompleks berwarna cokelat keruh dengan iodine. Iodine membentuk
kompleks polisakarida yang besar dengan amilosa menghasilkan warna
cokelat keruh ketika ditambahkan HCl, karena dalam suasana asam amilum
dapat terhidrolisis sehingga memudahkannya untuk bereaksi dengan iodine
membentuk kompleks berwarna cokelat keruh dan jika dipanaskan maka akan
berubah warna menjadi biru tua.
Tabung III berisi larutan amilum ditambahkan dengan NaOH akan
menghasilkan uji negatif (-) yang ditandai dengan munculnya hasil berwarna
bening. Fungsi penambahan NaOH adalah untuk memberikan suasana basa
pada uji iodium. Pada pengujian larutan amilum dan iodium, NaOH
menghalangi terjadinya reaksi antara amilum dengan iodium. Hal ini
disebabkan karena iodium bereaksi dengan basa sehingga tidak mengalami
reaksi dengan amilum. Sehingga uji dengan penambahan NaOH tidak
menunjukkan perubahan warna (bening) pada larutan amilum dan bila
dipanaskan tidak akan terjadi perubahan warna.
4.2.4 Hidrolisis disakarida dan polisakarida
 Hidrolisis pati
Hidrolisis merupakan reaksi pengikatan gugus hidroksil / OH oleh suatu
senyawa. Gugus OH dapat diperoleh dari senyawa air. Pada percobaan ini,
hidrolisis dilakukan terhadap larutan amilum 1% dan larutan sukrosa 1 % 
dengan proses pemanasan yang dilakukan didalam air mendidih .
Percobaan pertama ialah hidrolisis sukrosa. Sukrosa merupakan gula yang
kita kenal sehari-hari baik yang berasal dari tebu atau pun bit. Pada
percobaan ini larutan sukrosa dicampur dengan 5 ml HCl pekat. Penambahan
HCl pekat berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis
disakarida. Penambahan HCl akan mempengaruhi pH larutan, larutan
menunjukkan sifat asam dengan perubahan warna merah pada kertas lakmus.
Setelah dipanaskan dan setelah terjadi proses hidrolisis sukrosa oleh HCl,
larutan ditambahkan NaOH 2 %  agar suasana menjadi netral sehingga reaksi
hidrolisis berhenti. Sebagai hasil hidrolisis larutan sukrosa mengalami
pengendapan berwarna hitam. Selanjutnya dengan uji Benedict yang
sebelum hidrolisis memberikan hasil negatif berubah menjadi positif, dengan
terbentuknya warna hijau bening. Hal ini membuktikan hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida. Karena sukrosa mempunyai sifat memutar
cahaya terpolarisasi ke kanan. Hasil hidrolisis sukrosa yaitu campuran
glukosa dan fruktosa disebut gula invert.hal ini sejalan dengan pernyataan
(Girindra, 1993)Dasar reaksinya adalah disakarida jika diberi asam lalu
dipanaskan akan terhidrolisis menjadi 2 molekul-molekul
monosakarida. Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhirolisis, lalu
menghasilkan glukosan dan fruktosa.
Pada percobaan kedua yaitu  hidrolisis pati, larutan pati atau amilum 1%
dicampur dengan HCl kemudian dipanaskan. Pemanasan bertujuan untuk
memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga mudah dihidrolisis.Setiap 3
menit larutan yang telah di ambil sampel ini dicampur dengan 2 tetes larutan
iodium, hingga menghasilkan warna larutan kuning pucat.Pada percobaan
ini, setelah 15 menit barulah larutan mendapatkan warna yang diinginkan
tersebut, larutan kemudian dihidrolisis kembali. Sama seperti hidrolisis pada
sukrosa, pada hidrolisis  larutanamilum juga ditambahkan dengan NaOH 2%
yang bertujuan untuk menghentikan proses hidrolisis, sehingga campuran
tersebut tidak kehilangan sifat gulanya. Larutan yang telah ditambah dengan
NaOH kemudian menjadi berwarna bening dan memiliki sifat basa karena
kertas lakmus merah berubah menjadi biru.Hasil akhir setelah diuji dengan
uji Benedict ialah larutan menjadi berwarna biru.Hasil yang kami dapatkan
sejalan dengan percobaan yang dilakukan oleh (Girindra, 1993) dimana hasil
dari hidrolisis dari pati ataupun amilum adalahPati dengan
iodium memberikan warna biru yang disebabkan oleh komponen amilosa.
Amilopektin memberikan warna lembayung merah dengan iodium. Pentosa
dan polisakarida yang mengandung pentose menghasilkan warna ungu
merah dengan floroglusinol dalam asam hidroklorida. Asam uronat pun
memberikan uji positif, tetapi dapat dibedakan karena tidak memberikan
reaksi Bial
 Hidrolisis sakarosa
Starch (pati) atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut
dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan
bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan
glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang. Sumber pati
utama di Indonesia adalah beras disamping itu dijumpai beberapa sumber
pati lainnya yaitu : jagung, kentang, tapioka, sagu, gandum, dan lain-lain.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai sumber energi yang
penting.
Pati tersusun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin, dalam
komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras sedangkan
amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa memberikan warna ungu
pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin tidak bereaksi. Pati digunakan
sebagai bahan yang digunakan untuk memekatkan makanan cair seperti sup
dan sebagainya. Dalam industri, pati dipakai sebagai komponen perekat,
campuran kertas dan tekstil, dan pada industri kosmetika. Dalam bentuk
aslinya secara alami pati merupakan butiran-butiran kecil yang sering
disebut granula. Bentuk dan ukuran granula merupakan karakteristik setiap
jenis pati, karena itu digunakan untuk identifikasi (Hill dan Kelley, 1942).
Selain ukuran granula karakteristik lain adalah bentuk, keseragaman granula,
lokasi hilum, serta permukaan granulanya
Pada percobaan ini dilakukan hidrolisis enzim amilase pada sampel tepung
beras. Tepung beras ditambahkan dengan 10mL aquades dan terdapat
endapan berwarna putih, air menjadi keruh. Setelah lalu sampel dipanaskan
dalam hot plate selama 10 menit, dan hasilnya ada gelembung lalu diaduk
dan ada endapan. Selanjutnya sampel dibagi dua dengan ukuran 5mL,
kemudian tabung 1 ditetesi enzim amilase sebanyak 6 tetes dan tabung 2
sebanyak 10 tetes. Setelah ditambahkan warna sampel berubah menjadi
bening keemasan. Kemudian sampel diinkubasi selama 10 menit dengan
suhu 55° C, dan hasilnya pada tabung 1 berubah warna menjadi kuning
bening sedangkan tabung 2 menjadi kuning kecoklatan. Kemudian sampel
ditetesi iodine sebanyak 2 tetes, dan warna sampel menjadi kuning
kecoklatan. Setelah itu sampel dipanaskan kembali, dan hasilnya pada
tabung 1 warna menjadi kecoklatan dan keruh, sedangkan pada tabung 2
warna menjadi kehijauan dan keruh.
Dalam hidrolisis pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim
selama pemanasan menjadi molekul-molekul yang lebih kecil. Ada beberapa
tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut, yaitu mula-mula pati pecah
menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6-10 molekul) yang disebut
dekstrin. Desktrin kemudian pecah menjadi maltosa yang selanjutnya
dipecah lagi menjadi unit terkecil glukosa.
Hidrolisis pati dengan amilase, melalui enzim ini ikatan cabang pada pati
dapat dihidrolisis sehingga dapat menguraikan glikogen dan amilopektin
secara sempurna menjadi glukosa. Dalam penentuan banyaknya kandungan
glukosa dari hidrolisis dengan amilase ini tidak jauh berbeda dengan
penentuan pada hidrolisis dengan asam.
Enzim alfa amilase dapat menghidrolisis ikatan alfa 1,4-glukosida secara
spesifik. Hidrolisis amilosa oleh alfa amilase terjadi melalui dua tahap.
Tahap pertama adalah degradasi menjadi maltosa dan maltotriosa yang
terjadi secara acak. Degradasi ini terjadi secara cepat diikuti pula dengan
menurunnya viskositas dengan cepat. Tahap kedua relatif lambat dengan
pembentukan glukosa dan maltosa sebagai hasil akhir. Sedangkan untuk
amilopektin, hidrolisis dengan alfa amilase menghasilkan glukosa. Maltosa
dan berbagai jenis alfa limit dekstrin yang merupakan oligosakarida yang
terdiri dari 4 atau lebih residu gula yang semuanya mengandung ikatan alfa
1.6 glikosidik.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari praktikum ini dapat disimpulkan bahwa, karbohidrat dapat digolongkan
berdasarkan struktur cincin siklisnya yaitu furanosa, karbohidrat dengan cincin
siklis segi enam, maupun digolongkan berdasarkan monomer penyusunnya seperti
monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida
Karbohidrat merupakan senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang
mengikat banyak gugus hidroksil atau dengan kata lain karbohidrat adalah
senyawa polihidroksil dari aldehid atau keton. Rumus empiris dari karbohidrat
dapat ditulis sebagai CH2O. Penyusun utama karbohidrat adalah C, H, dan O.,
dengan perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 : 1 seperti dalam air. Bentuk
molekul karbohidrat yang paling sederhana terdiri dari satu molekul gula
sederhana. Banyak karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari
molekul gula yang terangkai menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang
5.2 Saran
Diharapkan semua praktikan dalam praktikum karbohidrat lebih
memperhatikan arahan dari asisten sehingga pada saat praktikum tidak terjadi
kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, S., 2010. Prinsip Dasar Ilmu Giz. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Edahwati, L., 2010. “Perpindahan Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa dari Buah
Kersen Dengan Proses Hidrolisis”. Jurnal Peneliti Ilmu Teknik.10 (1): 1-5

Fanzi, Z. A., dan Nuqul, F. L., 2013. “Beda Makanan, Beda Kemampuan Perhatian:
Studi Eksperimen Tentang Pengaruh Glycemic Index Caution Terhadap
Kemampuan Deteksi Sinyal”. Jurnal Psikoislamika. 10 (1): 41-52.

Handito, D,. Yasa,I.W.S., dan Alamsyah, A., 2014. Petunjuk Praktikum Biokimia
Umum. Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri Universitas Mataram.
Mataram.

Mukaromah, A.H., dan Yusrin. 2010. “Proses Hidrolisis Onggogok Dengan Variasi
Asam Pada Pembuatan Ethanol. Prosiding Seminar Nasional Unimus.

Syahrir, S., Wirayawan, K.G., Prakkasi, A., Winogroho, Ramdania, W., 2009. “Daya
Hambat Hidrolisis Karbohidrat Oleh Ekstrak Daun Murbei”. Agripet.9 (2): 1-9
Sumardjo, D., 2009. Pengatur Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran
dan Program Strata 1. Fakultas Bioksata. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai