FARMAKOTERAPI 2
Disusun Oleh :
Nama : Desy Puspita Sari
NIM : 161210002
Prodi : S1 Farmasi
Semester : IX (Sembilan)
Dosen Pengampu :
Mawaqit Makani, M.Clin.Pharm., Apt
Alamat : Jl. Sultan Syahrir No. 11 Pangkalan Bun Kab. Kotawaringin Barat
MODUL 10
OSTEOPOROSIS
I. Tujuan Praktikum
Mahasiswa mampu mengerjakan dan mengidentifikasikan tatalaksanaterapi penyakit
osteoporosis.
II. Dasar Teori
a. Definisi
Osteoporosis adalah kelainan tulang yang ditandai dengan kepadatan tulang
yang rendah, gangguan arsitektur tulang, dan kekuatan tulang yang terganggu yang
menyebabkan meningkatnya resiko patah tulang (DiPiro : Phamacotherapy
Handbook Tenth Edition, 2017).
b. Patofisiologi
Keropos tulang terjadi ketika resorpsi melebihi pembentukan, biasanya dari
pergantian tulang yang tinggi ketika jumlah dan / atau kedalaman lokasi resorpsi
tulang sangat melebihi kemampuan osteoblas untuk membentuk tulang baru.
Kepadatan mineral tulang (BMD) berkurang dan integritas struktural tulang
terganggu karena peningkatan tulang yang belum matang yang belum cukup
termineralisasi.
Pria dan wanita mulai kehilangan massa tulang mulai dekade ketiga atau
keempat karena pembentukan tulang yang berkurang. Kekurangan estrogen
selama menopause meningkatkan aktivitas osteoklas, meningkatkan resorpsi
tulang lebih dari pembentukan. Pria tidak mengalami periode percepatan
resorpsi tulang seperti menopause. Penyebab sekunder dan penuaan adalah
faktor penyebab paling umum untuk osteoporosis pria. Osteoporosis terkait usia
disebabkan oleh defisiensi hormon, kalsium, dan vitamin D yang menyebabkan
perombakan tulang yang dipercepat dan pembentukan osteoblas berkurang.
(DiPiro : Phamacotherapy Handbook Ninth Edition, 2015).
c. Etiologi dan Faktor Resiko
d. Gejala Klinis
f. Tatalaksana Terapi
Tujuan terapi : tujuan utama perawatan osteoporosis adalah pencegahan.
Mengoptimalkan perkembangan tulang dan peningkatan massa tulang pada masa
kanak-kanak, remaja, dan dewasa awal pada akhirnya akan mengurangi kejadian
osteoporosis di masa depan. Setelah massa tulang rendah atau osteoporosis
berkembang, tujuannya adalah untuk menstabilkan atau meningkatkan massa dan
kekuatan tulang serta mencegah patah tulang. Pada pasien yang telah menderita
patah tulang karena osteoporosis, mengurangi rasa sakit dan kelainan bentuk,
meningkatkan kapasitas fungsional, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi
jatuh dan patah tulang di masa depan adalah tujuan utamanya (DiPiro :
Pharmacotherapy Handbook Tenth Edition, 2017).
1. Terapi Non-Farmakologi
Gaya hidup sehat, mencakup nutrisi yang tepat, asupan alkohol yang
moderat, berhenti merokok, olahraga, dan pencegahan jatuh. Gaya hidup sehat
tulang yang diterapkan sejak dini akan membantu mengoptimalkan massa tulang
puncak dan jika dilanjutkan sepanjang hidup akan meminimalkan keropos
tulang seiring waktu. Gaya hidup sehat tulang tidak hanya menargetkan BMD,
tetapi juga berkontribusi untuk mengurangi risiko jatuh dan patah tulang (DiPiro
: Pharmacotherapy Handbook Tenth Edition, 2017).
2. Terapi Farmakologi
Nama : Ny. B
Usia : 60 tahun
- Merasa panas ditenggorokan, kesulitan
menelan (tenggorokan terasa nyeri tidak
nyaman).
Keluhan :
- Kesulitan berdiri, nyeri pada lutut dan
kadang tidak dapat berdiri (seminggu yang
lalu).
2. Objektif
T-score : <-2,5
3. Assesment
- Evaluasi mengenai penyebab sekunder osteoporosis pada pasien.
- Disarankan untuk mengganti obat Alendronate dengan Denosumab.
- Monitoring kadar kalium ketika penggunaan Denosumab.
- Direkomendasikan pemberian Licokalk plus pada pasien.
- Lakukan re-evaluasi BMD (Bone Mineral Density) menggunakan DXA
(Dual Energy X-Ray Absortiometry) dalam 2 tahun terapi.
- Disarankan untuk melakukan terapi HRT (Hormon Replacement Therapy)
jika pasien sudah memasuki masa menopause.
4. Plan
Profil pengobatan :
Alendronate : 1 x 10 mg
IV. Penatalaksanaan
1. Terapi Non-Farmakologi
- Bone healthy life style (konsumsi banyak sayuran, melakukan pelatihan
kekuatan, latihan menahan beban, konsumsi cukup protein, konsumsi makanan
tinggi kalsium, konsumsi sayuran yang mengandung vitamin K dan Vitamin D,
hindari diet rendah kalori, pertimbangkan suplemen kolagen, kontrol berat
badan dengan stabil, konsumsi makanan tinggi magnesium dan zinc, dan
konsumsi makanan tinggi omega tiga).
- Hindari merokok dan konsumsi alkohol.
- Kurangi konsumsi kaffein dan soda.
2. Terapi Farmakologi
DRP
Penyakit S/O Terapi (Drug Related Plan
Problem)
Osteoporosi Kesulitan berdiri, Alendronate Obat kurang tepat - Obat diganti dengan
s nyeri pada lutut ↓ Denosumab, karena jika
dan kadang tidak Denosumab tetap menggunakan
dapat berdiri. (SC : 60 mg/ 6 Alendronate, akan
bulan) memperburuk kondisi
pasien, karena efek
samping dari
penggunaan obat
tersebut.
- Selain itu, setelah
konsumsi obat
golongan
Biophosponate ini
pasien mengalami susah
berdiri lama, sehingga
dapat disimpulkan,
pasien tidak dapat
mentolerir penggunaan
obat golongan
Biophosponate ini.
- Denosumab
(Monoclonal antibody),
dapat digunakan pada
wanita postmenopausal
osteoporosis dengan
resiko tinggi fraktur,
dan masuk ke dalam
first line terapi, namun
beda golongan obat
(Barry S. Kom., et. al.,
2015).
- Dosis yang dapat
digunakan yaitu : (SC :
60mg/ 6 bulan)
(DiPiro :
Pharmacotherapy
Handbook Tenth
Edition, 2017).
- - Licokalk plus Ada indikasi, tidak - Terapi disarankan
(1 kaplet ada obat untuk diberikan. Yang
3x/hari) bertujuan untuk
memenuhi kebutuhan
vitamin D dan juga
kalsium harian pada
pasien.
- Licokalk ini
merupakan suplemen
yang mengandung
Vitamin D dan juga
kalsium. Kebutuhan
akan vit. D dan kalsium
sangat penting bagi
pasien osteoporosis dan
juga yang sudah
memasuki masa
menopause. Selain itu,
wanita > 50 tahun,
memerlukan asupan
kalsium 1.200-1.500
mg/hari, dan 800-1.000
IU vit. D (Barry S.
Kom., et. al., 2015).