Anda di halaman 1dari 108

Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

BAB IV
PERHITUNGAN ALTERNATIF DESAIN SIPHON

SALURAN HUBUNG DAN BANGUNAN PENGURAS

4.1 Umum.

4.1.1 Saluran dan aliran saluran tarum barat

Saluran tarum barat diawali dari Bendung curug dan melintasi beberapa

sungai ke Jakarta dengan menggunakan saluran terbuka, siphon dan

terowongan di Cawang. Pada persilangan sungai dengan menggunakan

bangunan siphon seperti dilokasi sungai Bekasi dan sungai Cibeet. Saluran

tarum barat ini adalah sebagai pemasok kebutuhan air bersih di Jakarta

dan kebutuhan air irigasi. Saluran tarum barat ini terdiri atas beberapa

jalur.

LAUT JAWA

JAKA RTA bendung


bekasi bendung
cikarang
bendung bendung
cibeet curug

PURWAK ARTA

B ENDUNGA N
JUANDA

BOGO R
S ISTIM SALURAN TARUM BARAT

Gambar 4.1 Sistim Saluran tarum barat

Jalur saluran tarum barat:

(1) Curug - Cibeet

Universitas Mercubuana IV - 1
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

(2) Cibeet - Cikarang

(3) Cikarang - Bekasi

(4) Bekasi – Jakarta

Pada saat ini air dari saluran tarum barat digunakan untuk penyediaan air

baku bagi sejumlah WTP (Water Treatment Plant) dari TPJ (Thames Pam

Jaya) dan PALYJA (Pam Lyonnaise Jaya), yaitu Pejompongan,

Pulogadung dan Buaran. Kebutuhan air total baku dari WTP adalah 16,10

m3/detik pada tahun 2006, kapasitas pengolahan total telah meningkat

menjadi 16,40 m3/detik pada tahun 2007. Disebutkan bahwa dalam studi

Jatiluhur Water Resources Management Project (JWRMP) tahun 1997,

permintaan air baku dari saluran tarum barat pada tahun 2020 diperkirakan

mencapai 27,10 m3/detik.

4.2 Kondisi Desain

4.2.1 Desain Kapasitas Siphon

Desain kapasitas siphon tergantung pada aliran air saluran tarum barat

yang dibutuhkan untuk WTC Bekasi-Jakarta. Kapasitas aliran yang

diperlukan adalah 31,10 m3 /detik sesuai dengan kebutuhan air baku dari

Jakarta pada tahun 2025.

Elevasi dasar saluran tarum barat sebelum sungai bekasi Elv.+ 17.50 m

dan muka air pada adalah Elv.+ 19.45 m.

Standar desain nasional untuk KP (Kreteria Perencanaan) irigasi,

kecepatan minimum dibarrel tidak boleh lebih rendah dari 1.50 m /detik

dan kecepatan maksimal tidak boleh lebih tinggi dari 3.00 m/detik.

Universitas Mercubuana IV - 2
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4.2.2 Penentuan tata letak bangunan siphon

Dalam perencanaan ini ada beberapa penentuan tata letak bangunan siphon

. Ada beberapa pertimbangan teknis dalam penentuan tata letak bangunan

ini, seperti bangunan siphon harus dipilih pada jalur terpendek dan dengan

memperkecil belokan pada struktur bangunan siphon.

(Gambar 4.2 – Tata letak bangunan siphon – pada lampiran No.1)

1. Alternatif 1 (Pertama)

Alternatif 1, melihat kondisi jalur yang ada dapat diketahui bahwa jalur

tersebut adalah jalur yang pendek, bila dibandingkan dengan jalur

alternatif 2 dan jalur alternatif 3. Dari sisi jumlah belokan jalur satu akan

banyak mengalami belokkan, karena dari mulut inlet ada pembelokkan

arah horisontal dan arah vertikal, sehingga nilai headloss (kehilangan

energi) akan lebih besar .

2. Alternatif 2 (Kedua)

Alternatif 2, melihat kondisi jalur yang ada dapat diketahui bahwa jalur

tersebut adalah jalur yang lebih panjang dibandingkan jalur 1, dan lebih

pendek dari jalur alternatif yang ke 3. Dari sisi jumlah belokan jalur 2 akan

sedikit mengalami sedikit belokkan dibandingkan jalur 1 dan jalur 3,

karena dari mulut inlet ada pembelokkan arah arah vertikal, sehingga nilai

headloss (kehilangan energi) akan berkurang.

3. Alternatif 3 (Ketiga)

Alternatif 3, melihat kondisi jalur yang ada dapat diketahui bahwa jalur

tersebut adalah jalur yang paling panjang dibandingkan jalur 1 dan jalur 2.

Dari sisi jumlah belokan jalur 3 sama dengan jalur 1 karena dari mulut

Universitas Mercubuana IV - 3
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

inlet ada pembelokkan arah horisontal dan arah vertikal, sehingga nilai

headloss (kehilangan energi) lebih besar.

Kesimpulan dari pertimbangan pemilihan jalur siphon tersebut, digunakan

alternatif jalur kedua, dengan pertimbangan panjang jalur adalah rata-rata

dari alternatif satu dan alternatif tiga dan dengan jumlah minimum

belokkan. (Tabel 4.2.a – Pemilihan alternatif jalur siphon – pada lampiran

No.2)

4.3 Desain Hidrolis

4.3.1 Alternatif menaikkan elevasi dasar siphon barrel.

Elevasi dasar siphon barrel original adalah Elv.+8.50 m.Alternatif yang

akan dilakukan adalah dengan menaikkan elevasi dasar siphon barrel

menjadi Elv.+ 9.50 m dan menaikkan elevasi dasar siphon barrel menjadi

Elv.+10.00 m, dengan kondisi demikian akan dilakukan perhitungan

headloss dan stabilitas terhadap bangunannya.

4.3.2 Perhitungan Headloss siphon

Dalam estimasi perhitungan headloss ini menggunakan data–data dari

hasil kesimpulan penentuan tata letak alternatif siphon alternatif yang ke 2

(dua). Perhitungan headloss pada jalur alternatif 2 ini, dilaksanakan dua

alternatif penentuan elevasi dasar siphon barrel.

A. Alternatif perhitungan headloss siphon elevasi dasar siphon Elv.+

9.50 m, Alternatif type barrel adalah penampang segi empat dari beton

bertulang dengan jumlah jalur tiga barrel dengan parameter dan

dimensi berikut.

Gambar . 4.3 – Alternatip kedua jalur siphon – pada lampiran No.3.

Universitas Mercubuana IV - 4
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Gambar . 4.4 – Potongan memanjang hidrolis siphon – pada lampiran

No.4.

Gambar .4.5 – Plan dan potongan bangunan siphon – pada lampiran

No.5.

Data Desain :

EL.BS.O = 16.50 m Elevasi dasar siphon outlet

EL.BS. = 9.50 m Elevasi dasar siphon barrel

EL.BS.I = 16.50 m Elevasi dasar siphon inlet

EL.BSC.us = 16.45 m Elevasi dasarsaluran hubungu/s

EL.WLSI = 19.45 m Elevasi muka air siphon inlet

EL BC.I = 17.50 m Elevasi dasar saluran inlet

LTd-1 = 16.20 m

LTd-2 = 4.00 m

L1 = 20.00 m

L2 = 60.00 m

L3 = 18.00 m

Ltup = 15.54 m L transisi( 9.543 ) + L inlet (6.00 m)

H1 = 7.00 m E1.BS.O t-EL.BS.B

H2 = 7.00 m EL.BS.inlet –EL.BS.B

1 ds = 19.28  Atan H1/L1

2 us = 21.24  Atan H3/L3

Universitas Mercubuana IV - 5
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Estimasi dimensi penampang barrel :

0.20
2.30

Hb
EL.9.500

2.30 Bb

Gambar .4.6 Penampang siphon barrel

Bb = 2.30 m

Hb = 2.30 m

Ab = Bb x Hb = 2.30 x 2.30 = 5.29 m2

Pengurangan akibat luas sudut barrel

Ap = 0.2 x 0.20 x 0.50 x 4 = 0.08 m2

Luas penampang 1 Barrel (Abt) = 5.29 – 0.08 = 5.21 m2

Data data pendukung .

Debit Rencana Q= 31.10 m3/detik

Koefisien Manning ‘n = 0.015 Beton

‘n = 0.020 pasangan batu

‘n = 0.030 saluran tanah / gabion

‘n = 0.065 blok beton

Universitas Mercubuana IV - 6
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Gaya grafitasi g= 9.8 m/det2

Perhitungan kecepatan aliran air pada penampang 1 barrel = ( Va )

Va = Q / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

Perhitungan Hidrolik

A. Headloss Transisi inlet :

Perhitungan headloss pada transisi inlet menggunakan data gambar

rencana inlet siphon.

1
bu

bd
inlet downstream
inlet upstream

EL.WL.S.I
Hu

Hd

EL.BC.I
EL.BS.I

potongan 1
Gambar .4.7 Tampak dan potongan transisi inlet.

Tabel . 4.2 data hidrolis transisi inlet upstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis upstream
Hu (m) Bu(m) Au(m2) Pu(m) Ru(m) Vu (m/det)

EL.WLS.I - . Hu x Bu 2Hu + Bu Au / Pu Q / Au
EL.BC.I

1.95 17.00 33.15 20.90 1.586 0.938

Universitas Mercubuana IV - 7
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel .4.3 data hidrolis transisi inlet downstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis downstream
Hd (m) Bd(m) Ad(m2) Pd(m) Rd(m) Vd (m/det)

EL.WLS.I - 3Bd+ Hd x Bd 2Hd + Bd Ad / Pd Q / Ad


EL.BS.I (0.6 x2 )

2.95 8.10 23.90 14.00 1.707 1.302

Bu = 17.00 m

Bd = 8.10 m

 = 25 

L = ( Bu – Bd ) / (2 x Tan  )

= (17.00 - 8.10) /( 2 x 0.466 )

= 9.543 m

Im = ( Iu + Id ) /2 ( hydraulic gradient rata- rata )

Iu = (n) x ((Vu) ∶ (Ru) ) =(0.015) x ((0.938) ∶ (1.58) )

= 0,00011

Id = (n) x ((Vd) ∶ (Rd) ) =(0.015) x ((1.302) ∶ (1.707) )

= 0,00019

Im = ( Iu + Id ) /2 = (0.00011 + 0.00019)/2

= 0.00015

H ti = headloss transisi inlet

= L x Im = 9.543 m x 0.00015 = 0.0014

B. Headloss Trasrack :

Perhitungan headloss trasrack dengan gambar .

Universitas Mercubuana IV - 8
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Trashrack Trashrack
tampak depan
s
EL.WL.S.I

Hu

su
EL.BC.I

du
talfa
EL.BS.I
b

l
Gambar .4.8 Potongan trashrack

H ft = C x ( V 2 / 2g )

c = Koefisien trash rack tergantung pada :

a : faktor bentuk rack (=2.4 persegi, = 1.8 besi bulat)

s : tebal batang rack (m)

b : jarak bersih antara batang rack (m)

 : sudut kemiringan rack dengan horisontal

 = 79.00 

b = 0.10 m , jarak plat

s = 0.01 m , tebal plat

a = 2.40 ( Koefisien trashrack bentuk plat )

/
c = a x ( ). x sin 

. /
= 2.40 x ( ). x sin 79 = 0.1094
.

Hu.t = Tinggi muka air didepan trashrack

Hu.t = El.WLS.I – El.BS.I - Hti

Universitas Mercubuana IV - 9
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 19.450 - 16.50 - 0.0014

= 2.950 m

A = (Hu.t x Bb x 3 )

= (2.95 x 2.30 x 3 )

= 20.345 m2

V = Q/A

= 31.10 / 20.345 = 1.528 m/detik

H ft = headloss trashrack

H ft = C x ( V 2 / 2g )

= 0.1094 x ( 1.528 2 / (2 x 9.80) )

= 0.0130 m

C. Headloss inlet : ( Hi )

1
2,300 2,300 2,300

600

vu vd
inlet downstream
600

inlet upstream

EL.WL.S.I
Hu

Hd

EL.BC.I
EL.BS.I
potongan 1

Gambar .4.9 Plan dan potongan inlet

Universitas Mercubuana IV - 10
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Pada perhitungan headloss inlet ditentukan factor kehilangan energi (fi)

dengan ketentuan tabel berikut:

Tabel 4.4 Faktor kehilangan energi

Type Fi ( in ) Fo ( out ) a
a 0.20 0.40
b
b 0.25 0.50
c
c 0.50 1.00

Fi yang digunakan type (a)

Hi = fi x ( h − h )

Fi = 0.20 ( factor kehilangan energi )

Vd = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

Hvd = ( V 2 / 2g )

= ( 1.99 2 / (2.x 9.8 ))

= 0.2020 m

Vu = Vd transisi inlet = 1.302 m/detik

Hvu = ( V 2 / 2g )

= ( 1.302 2 / (2.x 9.8) )

= 0.086 m

Hi = fi x ( h − h )
Universitas Mercubuana IV - 11
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 0.20 x (0.2020 - 0.086 ) = 0.023 m

D. Frictionloss barrel : ( Hf )

? u/s

? d/s
L-3 L-2 L-1

Gambar .4.10 - Potongan memanjang barrel

Perhitungan headloss akibat friction pada barrel

Hf = { V 2 / ( K 2.x R 4/3 )} . L

V = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

R = ( Abt / (Bb x 4) )

= ( 5.21 / (2.30 x 4) )

= 0.566 m

L = L1 (miring )+ L2 ( Datar ) + L3 ( miring )

= Jarak datar L1/cos ds+Jarak datar L2+Jarak datar L3/cos us

= 20.00/cos 19.282 + 60.00 + 18.00/cos 21.242

= 21.189 + 60.00 + 19.312

= 100.50 m

K = ( koefisien strickler )

= 1/n : n = koefisien manning beton

= 1/ 0.015

Universitas Mercubuana IV - 12
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 66.66

Hf = { V 2 / ( K 2.x R 4/3 )} . L

= { 1.99 2 / ( 66.66 2.x 0.566 4/3 )} . 100.50

= 0.1911 m

E. Headloss pada belokkan barrel :

Perhitungan headloss pada setiap belokkan yang ada pada struktur

barrel, terdapat dua belokkan yang ada yakni belokkan pada sisi

upstream barrel dan pada sisi downstream barrel.

Belok 1 Belok 2
u/s d/s
? u/s

? d/s
L-3 L-2 L-1

Gambar .4.11 - Potongan memanjang belokkan barrel

Faktor kehilangan energi ( Kb ) tergantung dari bentuk dan sudut pada

struktur siphon.

Tabel 4.5 Faktor kehilangan energi Kb

Profile Sudut 15 Sudut 22.5 Sudut 30 Sudut 45

Segiempat 0.05 0.06 0.14 0.30

Perhitungan Nilai Kb pada belokkan Upstream

Nilai sudut  us = 21.242 

Universitas Mercubuana IV - 13
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Kb us = 0.05 + (( 21.242-15.00)/(22.50-15.00)x(0.06 - 0.05))

= 0.0583

Perhitungan Nilai Kb pada belokkan Downstream.

Nilai sudut  ds = 19.28 

Kb ds = 0.05 + (( 19.28-15.00)/(19.28-15.00)x(0.06 - 0.05 ))

= 0.0557

Loss dibelokkan Upstream :

 Hbu = Kb.us x ( Va 2 / 2g )

= 0.0583 x ( Kecepatan dalam siphon / 19.60 )

= 0.0583 x (1.99 / 19.60 )

= 0.0118 m

Loss dibelokkan Downstream :

 Hbd = Kb.ds x ( Va 2 / 2g )

= 0.0557 x ( Kecepatan dalam siphon / 19.60 )

= 0.0557 x (1.99 / 19.60 )

= 0.0113 m

Total loss belokkan Hb =  Hbu +  Hbd

= 0.0118 + 0.0113

= 0.023 m

Menentukan Elevasi Muka Air Outlet .( EL.WL.SO )

EL.WL.S.O = EL.WL.S.I - H ti - H ft - H i - H f -  Hb

Universitas Mercubuana IV - 14
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 19.45 – 0.0014 - 0.013 -0.0231 -0.1911 – 0.023

= 19.198 m

F. Headloss outlet siphon :

Ho = fo x ( h − h )

OUTLET

EL.WL.S.O

hvu hvd
hd

EL.B.LC.u/s

EL.BS.O

Gambar .4.12 - Potongan memanjang outlet siphon

Fo = 0.30 ( factor kehilangan energi )

Vu = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik ( kecepatan dalam satu barrel ).

Hvu = ( Vu 2 / 2g )

= ( 1.99 2 / (2.x 9.8) ) = 0.2020 m

Menghitung Hvd , dengan menggunakan hasil perhitungan Elevasi

Muka air di outlet siphon ( EL.WL.S.O )

EL.WL.SO siphon = 19.198 m

Hd = EL.WL.So - EL.BSo

= 19.198 - 16.50

= 2.698 m

Bd = 3 x Bb = 3 x 2.30

Universitas Mercubuana IV - 15
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 6.900 m

Ad = Hd x Bd = 2.698 x 6.900

= 18.618 m2

Vd = Qd / ( Ad )

= 31.10 / ( 18.618)

= 1.67 m/detik

Hvd = ( Vd 2 / 2g )

= ( 1.67 2 / (2.x 9.8))

= 0.1424 m

Ho = fo x ( h − h )

= 0.30 x ( 0.202 - 0.1424 )

= 0.0179

G. Headloss Transisi Outlet :

Perhitungan headloss untuk transisi outlet menggunakan data gambar

outlet siphon. LT.ds


4,394
7 ,6
46
4,28
2

transisi outlet

EL.WL.S.O
hd = 2.698

hvu hvd
EL.B.LC.u/s

EL.BS.O

Gambar .4.13 - Plan dan potongan memanjang transisi outlet siphon

Universitas Mercubuana IV - 16
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan Q untuk 1 barrel

Q 1 barel = 31.10 m3 / 3

= 10.367 m3/det

H to1 = headloss transisi 1 outlet

= L x Im

L1 = 4.300 + 7.500 + 4.230 = 16.20 m

Tabel 4.6 - Hidrolis transisi outlet

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
H (m) B(m) A(m2) P(m) R(m) V (m/det)

Hd headloss outlet .Bb HxB 2H + B A/P Q/A

2.698 2.30 6.206 7.697 0.806 1.670

Im = (n) x (V) ∶ (R)

= (0.015) x ((1.670) ∶ (0.806) )

= 0,0008

H to1 = L1 x Im

= 16.20 x 0.0008

= 0.0136 m

Universitas Mercubuana IV - 17
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan headloss transisi outlet 2

transisi outlet

d/s
b.u

4.00
b.d

u/s

TRANSISI OUTLET

EL.W L.S.O
2.698-hto1

hvu hvd
2.698

EL.B.LC.u/s

EL.BS.O

4.00

Gambar .4.14 - Plan dan potongan memanjang transisi outlet siphon

H to2 = headloss transisi 2 outlet

= L2 x Im

L2 = 4.00 m

Tabel 4.7 - Hidrolis transisi outlet upstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
Hu (m) Bu(m) Au(m2) Pu(m) Ru(m) Vu (m/det)

Hdo–Hto1 .3Bb+2x0.30 Hu x Bu 2Hu + Bu Au / Pu Q / Au

2.698-hto1
7.50 20.14 12.87 1.565 1.545
=2.680

Universitas Mercubuana IV - 18
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.8 - Hidrolis transisi outlet downstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
Hd (m) Bd(m) Ad(m2) Pd(m) Rd(m) Vd (m/det)

ELWL.So-Ho-
L saluran Hd x Bd 2Hd + Bd Ad / Pd Q / Ad
Hto1-ELBLcus

2.721 6.00 16.33 11.44 1.427 1.905

Im = ( Iu + Id ) /2

Iu = (n) x ((Vu) ∶ (Ru) ) =(0.015) x ((1.545) ∶ (1.565) )

= 0,000295

Id = (n) x ((Vd) ∶ (Rd) ) =(0.015) x ((1.905) ∶ (1.427) )

= 0,000508

Im = ( Iu + Id ) /2 = (0.000295 + 0.000508) /2 = 0.000402

H to2 = headloss transisi 2 outlet

= L2 x Im = 4.00 m x 0.000402

= 0.0016

Menentukan Elevasi muka air upstream saluran hubung.

EL.WL.LCus = EL.WL S(outlet) – ho - Hto1 - Hto 2

= 19.178 – 0.0179 – 0.0136 – 0.0016

= 19.165 m

Universitas Mercubuana IV - 19
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

H. Headloss pada saluran hubung. (ho)

Pada perhitungan headloss saluran hubung digunakan data

perencanaan sebagai berikut.

Gambar .4.15 - potongan saluran hubung

Estimasi dimensi penampang saluran hubung :

Bd = 6.00 meter

Kemiringan saluran ( i ) = 0.0005

Debit yang dialirkan (Q) = 31.10 m3/detik

Panjang saluran hubung (L) = 198.00 m

Koefisien manning (n) = 0.015 ( beton )

a. Perhitungan frictionloss (hf) saluran hubung.

Q = A x V

/ /
Vu = 1/n x x

Tabel 4.9 - Hidrolis saluran hubung

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari


basah hidrolis
H (m) B(m) A(m2) P(m) R(m)

A/ P
H.transisi ds L saluran HxB 2H + B

2.721 6.00 16.325 11.442 1.427

Universitas Mercubuana IV - 20
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

/ /
Vu = 1/0.015 x 0.0005 x 1.427

= 1.889 m/detik

Hf c = Lx i

= 198.00 x 0.0005

= 0.099 m

b. Perhitungan Headloss pada outlet saluran hubung (Ho)

Fo = koefisien 1

Hvu = ( Vu 2 / 2g )

= ( 1.889 2 / (2 x 9.8) )

= 0.182 m

Ho = fo x hvu

= 1 x 0.182

= 0.182 m

Menentukan Elevasi muka air downstream saluran hubung .

EL.WL.LC.ds = EL.WL.LCus - Hfc - Ho

= 19.165 – 0.099 – 0.182

= 18.880 m

Menentukan Elevasi dasar downstream saluran hubung .

EL.B Lc.ds = EL.B.LC.us - ( i x L )

= 16.450 – ( 0.0005 x 198.00 )

= 16.347 m

B. Alternatif Perhitungan Headloss siphon elevasi dasar siphon El.+10.00

type barrel penampang segi empat dari beton bertulang, jumlah tiga
Universitas Mercubuana IV - 21
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

barrel sesuai gambar.4.5 - Plan dan potongan bangunan siphon

Lampiran No.5 dengan parameter dan dimensi.

Data Desain :

EL.BS.O = 16.50 m ( Elevasi dasar siphon outlet )

EL.BS.B = 10.00 m ( Elevasi dasar Siphon barrel )

EL.BS.I = 16.50 m ( Elevasi dasar siphon inlet )

EL.BLC.us = 16.45 m ( Elevasi dasar saluran hubung u/s )

EL.WLSI = 19.45 m ( Elevasi muka air siphon inlet )

EL.BC.I = 17.50 m ( Elevasi dasar saluran inlet ).

Estimasi dimensi barrel :

LTd-1 = 16.20 M

LTd-2 = 4.00 M

L1 = 20.00 M

L2 = 60.00 M

L3 = 18.00 M

LTup = 15.54 m = L transisi( 9.543 ) + L inlet (6.00 m)

H1 = 6.50 m = El.BS.O t – El.BS B

H2 = 6.50 m = El.BSinlet – El.BS.B

1 ds = 17.997  = Atan H1/L1

2 us = 19.847  = Atan H3/L3

Universitas Mercubuana IV - 22
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

2.30 0.20

Hb
EL.9.500

2.30 Bb

Gambar .4.16 - potongan sipbon barrel

Bb = 2.30 m

Hb = 2.30 m

Ab = Bb x Hb = 2.30 x 2.30 = 5.29 m2

Pengurangan akibat luas sudut barrel

Ap = 0.2 x 0.20 x 0.50 x 4 = 0.08 m2

Luas penampang 1 Barrel (Abt) = 5.29 – 0.08 = 5.21 m2

Data data pendukung .

Debit Rencana Q= 31.10 m3/detik

Koefisien Manning ‘n = 0.015 Beton

‘n = 0.020 pasangan batu

‘n = 0.030 saluran tanah / gabion

‘n = 0.065 blok beton

Gaya grafitasi g= 9.8 m/det2

Universitas Mercubuana IV - 23
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan kecepatan aliran air pada penampang 1 Barrel = ( Va )

Va = Q / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

Perhitungan Hidrolik

I. Headloss Transisi inlet :

Perhitungan headloss pada transisi inlet menggunakan data gambar

rencana inlet siphon.

1
bu

bd
inlet downstream
inlet upstream

EL.WL.S.I
Hu

Hd

EL.BC.I
EL.BS.I

potongan 1
Gambar .4.17 - plan dan potongan transisi inlet

Tabel .4.10 - data hidrolis transisi inlet upstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis upstream
Hu (m) Bu(m) Au(m2) Pu(m) Ru(m) Vu (m/det)

EL.WLS.I - . Hu x Bu 2Hu + Bu Au / Pu Q / Au
EL.BC.I

1.95 17.00 33.15 20.90 1.586 0.938

Universitas Mercubuana IV - 24
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel .4.11 data hidrolis transisi inlet downstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis downstream
Hd (m) Bd(m) Ad(m2) Pd(m) Rd(m) Vd (m/det)

EL.WLS.I - 3Bd+ Hd x Bd 2Hd + Bd Ad / Pd Q / Ad


EL.BS.I (0.6 x2 )

2.95 8.10 23.90 14.00 1.707 1.302

Bu = 17.00 m

Bd = 8.10 m

 = 25 

L = ( Bu – Bd ) / (2 x Tan  )

= (17.00 - 8.10) /( 2 x 0.466 )

= 9.543 m

Im = ( Iu + Id ) /2 ( hydraulic gradient rata- rata )

Iu = (n) x ((Vu) ∶ (Ru) ) =(0.015) x ((0.938) ∶ (1.58) )

= 0,00011

Id = (n) x ((Vd) ∶ (Rd) ) =(0.015) x ((1.302) ∶ (1.707) )

= 0,00019

Im = ( Iu + Id ) /2 = (0.00011 + 0.00019) / 2

= 0.00015

H ti = headloss transisi inlet

= L x Im = 9.543 m x 0.00015 = 0.0014

J. Headloss Trasrack :

Perhitungan headloss trasrack dengan gambar .

Universitas Mercubuana IV - 25
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Trashrack Trashrack
tampak depan
s
EL.WL.S.I

Hu

sud
EL.BC.I

ut
alfa
EL.BS.I
b

l
Gambar .4.18 - potongan trash rack

H ft = C x ( V 2 / 2g )

c = Koefisien trash rack tergantung pada :

a : faktor bentuk rack (=2.4 persegi, = 1.8 besi bulat)

s : tebal batang rack (m)

b : jarak bersih antara batang rack (m)

 : sudut kemiringan rack dengan horisontal

 = 79.00 

b = 0.10 m , jarak plat

s = 0.01 m , tebal plat

a = 2.40 ( Koefisien trashrack bentuk plat )

/
c = a x ( ). x sin 

. /
= 2.40 x ( ). x sin 79 = 0.1094
.

Hu.t = Tinggi muka air didepan trashrack

Hu.t = El.WLS.I – El.BS.I - Hti

Universitas Mercubuana IV - 26
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 19.450 - 16.50 - 0.0014

= 2.950 m

A = (Hu.t x Bb x 3 )

= (2.95 x 2.30 x 3 )

= 20.345 m2

V = Q/A

= 31.10 / 20.345 = 1.528 m/detik

H ft = headloss trashrack

H ft = C x ( V 2 / 2g )

= 0.1094 x ( 1.528 2 / (2 x 9.80) )

= 0.0130 m

K. Headloss inlet : ( Hi )

1
2,300 2,300 2,300

600

vu vd
inlet downstream
600

inlet upstream

EL.WL.S.I
Hu

Hd

EL.BC.I
EL.BS.I
potongan 1

Gambar .4.19 - potongan inlet

Universitas Mercubuana IV - 27
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Pada perhitungan headloss inlet ditentukan factor kehilangan energi (fi)

dengan ketentuan tebel berikut :

Tabel 4.12 Koefisien Fi

Type Fi ( in ) Fo ( out ) a
a 0.20 0.40
b
b 0.25 0.50
c
c 0.50 1.00

fi yang digunakan type (a)

Hi = fi x ( h − h )

Fi = 0.20 ( factor kehilangan energi )

Vd = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

Hvd = ( V 2 / 2g )

= ( 1.99 2 / (2.x 9.8 ))

= 0.2020 m

Vu = Vd transisi inlet = 1.302 m/detik

Hvu = ( V 2 / 2g )

= ( 1.302 2 / (2.x 9.8) )

= 0.086 m

Hi = fi x ( h − h )

= 0.20 x (0.2020 - 0.086 ) = 0.023 m

Universitas Mercubuana IV - 28
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

L. Frictionloss barrel : ( Hf )

? u/s

? d/s
L-3 L-2 L-1

Gambar .4.20 - potongan memanjang barrel

Perhitungan headloss akibat friction pada barrel

Hf = { V 2 / ( K 2.x R 4/3 )} . L

V = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik

R = ( Abt / (Bb x 4) )

= ( 5.21 / (2.30 x 4) )

= 0.566 m

L = L1 (miring )+ L2 ( Datar ) + L3 ( miring )

= Jarak datar L1/cos ds+Jarak datar L2+Jarak datar L3/cos us

= 20.00/cos 17.997 + 60.00 + 18.00/cos 19.847

= 21.029 + 60.00 + 19.137

= 100.17 m

K = (koefisien strickler)

= 1/n : n = koefisien manning beton

= 1/ 0.015

Universitas Mercubuana IV - 29
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 66.66

Hf = { V 2 / ( K 2.x R 4/3 )} . L

= { 1.99 2 / ( 66.66 2.x 0.566 4/3 )} . 100.17

= 0.1904 m

M. Headloss pada belokkan barrel :

Perhitungan headloss pada setiap belokkan yang ada pada struktur

barrel, terdapat dua belokkan yang ada yakni belokkan pada sisi

upstream barrel dan pada sisi downstream barrel.

Belok 1 Belok 2
u/s d/s
? u/s

? d/s

L-3 L-2 L-1

Gambar .4.21 - potongan memanjang belokkan barrel

Faktor kehilangan energi (Kb) tergantung dari bentuk dan sudut pada

struktur siphon.

Tabel 4.13 Koefisien Kb

Profile Sudut 15 Sudut 22.5 Sudut 30 Sudut 45

Segiempat 0.05 0.06 0.14 0.30

Universitas Mercubuana IV - 30
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan nilai Kb pada belokkan upstream

Nilai sudut  us = 19.847 

Kb us = 0.05 + (( 19.847-15.00)/(22.50-15.00)x(0.06 - 0.05))

= 0.0564

Perhitungan nilai Kb pada belokkan downstream.

Nilai sudut  ds = 17.997 

Kb ds = 0.05 + (( 17.997-15.00)/(22.50-15.00)x(0.06 - 0.05 ))

= 0.0539

Loss dibelokkan Upstream :

 Hbu = Kb.us x ( Va 2 / 2g )

= 0.0564 x ( Kecepatan dalam siphon / 19.60 )

= 0.0564 x (1.99 / 19.60 )

= 0.0114 m

Loss dibelokkan Downstream :

 Hbd = Kb.ds x ( Va 2 / 2g )

= 0.0537 x ( Kecepatan dalam siphon / 19.60 )

= 0.0537 x (1.99 / 19.60 )

= 0.0109 m

Total loss belokkan Hb =  Hbu +  Hbd

= 0.0114 + 0.0109

= 0.0223 m

Universitas Mercubuana IV - 31
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Menentukan Elevasi muka air outlet .( EL.WL.SO )

EL.WL.S.O = EL.WL.S.I - H ti - H ft - H i - H f -  Hb

= 19.45 – 0.0014 - 0.013 -0.0231 -0.1904 – 0.0223

= 19.200 m

N. Headloss pada outlet siphon :

Ho = fo x ( h − h )

OUTLET

EL.WL.S.O

hvu hvd
hd

EL.B.LC.u/s

EL.BS.O

Gambar .4.22 - potongan memanjang outlet barrel

Fo = 0.30 ( factor kehilangan energi )

Vu = Qd / ( 3 x Abt ) = 31.10 / ( 3 x 5.21 )

= 1.99 m/detik ( kecepatan dalam satu barrel ).

Hvu = ( Vu 2 / 2g )

= ( 1.99 2 / (2.x 9.8) )

= 0.2020 m

Menghitung Hvd, dengan menggunakan hasil perhitungan elevasi

muka air dioutlet siphon (EL.WL.S.O)

EL.WL.SO siphon = 19.200 m

Hd = EL.WL.So - EL.BSo

Universitas Mercubuana IV - 32
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= 19.200 - 16.50

= 2.700 m

Bd = 3 x Bb = 3 x 2.30

= 6.900 m

Ad = Hd x Bd = 2.700 x 6.900

= 18.628 m2

Vd = Qd / ( Ad )

= 31.10 / ( 18.628)

= 1.670 m/detik

Hvd = ( Vd 2 / 2g )

= ( 1.670 2 / (2.x 9.8))

= 0.1422 m

Ho = fo x ( h − h )

= 0.30 x ( 0.2020 - 0.1422 )

= 0.0179

O. Headloss transisi outlet :

Perhitungan headloss untuk transisi outlet menggunakan data gambar

outlet siphon.

LT.ds
4,394
7 ,6
46
4,28
2

transisi outlet

Universitas Mercubuana IV - 33
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

OUTLET

EL.W L.S.O

hd = 2.698
hvu hvd
EL.B.LC.u/s

EL.BS.O

Gambar .4.23 - potongan memanjang transisi outlet barrel

Perhitungan Q untuk 1 barrel

Q 1 barel = 31.10 m3 / 3

= 10.367 m3/det

H to1 = headloss transisi 1 outlet

= L x Im

L1 = 4.300 + 7.500 + 4.230 = 16.20 m

Tabel .4.14 Hidrolis transisi outlet

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
H (m) B(m) A(m2) P(m) R(m) V (m/det)

Hd headloss outlet .Bb HxB 2H + B A/P Q/A

2.700 2.30 6.20 7.699 0.806 1.670

Im = (n) x (V) ∶ (R)

= (0.015) x ((1.670) ∶ (0.806) )

= 0,0008

H to1 = L1 x Im = 16.20 x 0.0008 = 0.0135 m

Universitas Mercubuana IV - 34
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan headloss Transisi outlet 2

transisi outlet

d/s
b.u

4. 00
b.d

u/s

T R A N S IS I O U T LE T

E L.W L.S .O
2.698-hto1

hvu hv d
2.698

E L.B .L C .u /s

E L.B S.O

4 .0 0

Gambar .4.24 - potongan memanjang transisi outlet barrel

H to2 = headloss transisi 2 outlet

= L2 x Im

L2 = 4.00 m

Tabel .4.15 – Hidrolis transisi outlet upstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
Hu (m) Bu(m) Au(m2) Pu(m) Ru(m) Vu (m/det)

Hdo–Hto1 .3Bb+2x0.30 Hu x Bu 2Hu + Bu Au / Pu Q / Au

2.700-hto1
7.50 20.15 12.87 1.565 1.544
=2.686

Universitas Mercubuana IV - 35
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel .4.16 Hidrolis transisi outlet downstream

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari Kecepatan


basah hidrolis
Hd (m) Bd(m) Ad(m2) Pd(m) Rd(m) Vd (m/det)

ELWL.So-Ho- L saluran Hd x Bd 2Hd + Bd Ad / Pd Q / Ad


Hto1-ELBLcus

2.722 6.00 16.33 11.44 1.427 1.904

Im = ( Iu + Id ) /2

Iu = (n) x ((Vu) ∶ (Ru) ) =(0.015) x ((1.544) ∶ (1.565) )

= 0,000295

Id = (n) x ((Vd) ∶ (Rd) ) =(0.015) x ((1.904) ∶ (1.427) )

= 0,000508

Im = ( Iu + Id ) /2 = (0.000295 + 0.000508) /2 = 0.000401

H to2 = headloss transisi 2 outlet

= L2 x Im = 4.00 m x 0.000401

= 0.0016

Menentukan Elevasi muka air upstream saluran hubung .

EL.WL.LCus = EL.WL S(outlet) – ho - Hto1 - Hto 2

= 19.178 – 0.0179 – 0.0135 – 0.0016

= 19.167 m

P. Headloss pada saluran hubung. ( ho)

Pada perhitungan headloss saluran hubung digunakan data

perencanaan sebagai berikut.

Universitas Mercubuana IV - 36
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Estimasi dimensi penampang saluran hubung :

Ad

Gambar .4.25 - potongan memanjang saluran hubung

Bd = 6.00 meter

Kemiringan saluran ( i ) = 0.0005

Debit yang dialirkan (Q) = 31.10 m3/detik

Panjang saluran hubung (L) = 198.00 m

Koefisien manning (n) = 0.015 ( beton )

a. Perhitungan Frictionloss (hf) Saluran hubung .

Q = A x V

/ /
Vu = 1/n x x

Tabel .4.17 Hidrolis saluran hubung

Tinggi Lebar Luas Keliling Jari-jari


basah hidrolis
H (m) B(m) A(m2) P(m) R(m)

A/ P
H.transisi ds L saluran HxB 2H + B

2.722 6.00 16.333 11.444 1.427

/ /
Vu = 1/0.015 x 0.0005 x 1.427

= 1.890 m/detik

Universitas Mercubuana IV - 37
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Hf c = Lx i

= 198.00 x 0.0005

= 0.099 m

b. Perhitungan Headloss pada outlet saluran hubung (Ho)

Fo = koefisien 1

Hvu = ( Vu 2 / 2g )

= ( 1.890 2 / (2 x 9.8) )

= 0.182 m

Ho = fo x hvu

= 1 x 0.182

= 0.182 m

Menentukan Elevasi muka air downstream saluran hubung .

EL.WL.LC.ds = EL.WL.LCus - Hfc - Ho

= 19.167 – 0.099 – 0.182

= 18.885 m

Menentukan Elevasi dasar downstream saluran hubung .

EL.B Lc.ds = EL.B.LC.us - ( i x L )

= 16.450 – ( 0.0005 x 198.00 )

= 16.347 m

4.3.3 Perencanaan dimensi saluran tarum barat bagian hulu siphon.

Saluran tarum barat bagian hulu siphon merupakan bangunan awal inlet

untuk bangunan siphon. Kondisi saluran existing adalah saluran tanah

Universitas Mercubuana IV - 38
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

yang akan didesain menggunakan saluran dari beton sheet pile. Data yang

akan digunakan adalah sebagai berikut.

E. 19.450

1.950
E.17.500
tanah
2.00 15.00 2.00

Saluran existing

Rencana saluran dinding beton

E. 19.450

1.950
tanah

Beton sheetpile
Lebar saluran B = ?

Gambar .4.26 - potongan melintang saluran inlet

Data Existing :

Elevasi water level saluran = 19.45 m

Elevasi dasar saluran = 17.50 m

Tinggi air ( H ) = 1.95 m

Koefisien manning saluran tanah (n) = 0.0204

Koefisien manning saluran beton (n) = 0.0105

Debit Rencana ( Q ) = 31.10 m3/detik

Bentuk penampang melintang rencana = type rectangular

= (beton sheet pile)

Universitas Mercubuana IV - 39
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Slope saluran (i) =. 0.0001397

Desain Hidrolik

Menggunakan Manning formula =

Q = A x V

/ /
V = 1/n x x

R = A / P

Dimana Q = debit (m3/detik)

A = Luas aliran (m2)

= ( B xh )

V = Kecepatan ( m/detik )

n = Koefisien manning

i = Kemiringan saluran

R = Jari jari hidrolik

P = Keliling basah (m)

Perhitungan Lebar Saluran = ( B ).

Q = A x V

Memasukkan variabel yang ada kedalam formula diatas.

/ /
31.10 = B. H x 1/n x x

/ /
31.10 = 1.950.B x (1/n ) x 0.0001397. x

/ /
31.10 = 1.950.B x (1/n ) x 0.0001397 . x( / )

/ /
31.10 = 1.950.B x (1/n ) x 0.0001397 . x (1.950. / 2 + )

/ /
31.10 = 1.950.B x (1/n ) x 0.0001397 . x (1.950. / 2 .1.950 + )

/
31.10 = 0.023404 . (B/n) x (1.950. / 3.900 + )

Universitas Mercubuana IV - 40
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Selanjutnya.

Dengan memperhatikan persamaan tersebut terdapat 2 variabel yang

belum diketahui, variabel tersebut adalah B dan n kombinasi sehingga

langkah yang akan dilaksanakan adalah percobaan perhitungan dengan

melakukan methode trial dan error untuk perhitungan nilai variabel

tersebut.

Untuk permukaan saluran terdiri dari permukaan beton pada dinding

saluran dan permukaan tanah pada dasar saluran, dengan keadaan

demikian perlu dilaksanakan perhitungan kombinasi nilai n (koefisien

manning) terlebih dahulu.

Koefisien manning untuk dinding saluran (n)

= n (beton) = 0.015

= K beton = 1/n = 66.667

Koefisien manning untuk dasar saluran (n)

= n (tanah ) = 0.02041

= K tanah = 1/n = 48.995

Perhitungan kombinasi koefisien n

K = 1/n
.
/ /
K = P .(∑ . . )..

K = koefisien manning

Ki = koefisien manning perbagian

P = Keliling basah total

Pi = Keliling basah per bagian

Universitas Mercubuana IV - 41
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

- Trial dengan memasukkan nilai B = Lebar = 16.00 m

h 1.95 m
B 16.00 m
1.5 1.5
P Pi ki ki Pi/ki k n
19.90 1.95 66.667 544.3311 0.003582 51.52 0.019411
16.00 48.996 342.9537 0.046654
1.95 66.667 544.3311 0.003582
0.0538

2/3
31.1 = 0.023404 B x 1.950 B
n 3.900 + B
2/3
31.1 = 0.023404 16.00 1.9500 16.00
0.019411 3.9000 16.00
2/3
31.1 = 0.023404 824.27 31.2000
19.9000
2/3
= 19.2912 1.5678
= 19.2912 0.8194
= 15.8067 m3/detik

- Trial dengan memasukkan nilai B = Lebar = 20.00 m

h 1.95 m
B 20.00 m
P Pi ki ki1.5 Pi/ki1.5 k n
23.90 1.95 66.667 544.3311 0.003582 51.07 0.019580
20.00 48.996 342.9537 0.058317
1.95 66.667 544.3311 0.003582
0.0655

2/3
31.1 = 0.023404 B x 1.950 B
n 3.900 + B
31.1 = 0.023404 20.00 1.9500 20.00 2/3
0.019580 3.9000 20.00
31.1 = 0.023404 1021.45 39.0000 2/3
23.9000
= 23.9059 1.6318 2/3
= 23.9059 0.8876
= 21.2186 m3/detik

Universitas Mercubuana IV - 42
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

- Trial dengan memasukkan nilai B = Lebar = 27.12 m

h 1.95 m
B 27.12 m
P Pi ki ki1.5 Pi/ki1.5 k n
31.02 1.95 66.667 544.3311 0.003582 50.58 0.019772
27.12 48.996 342.9537 0.079078
1.95 66.667 544.3311 0.003582
0.0862

2/3
31.1 = 0.023404 B x 1.950 B
n 3.900 + B
2/3
31.1 = 0.023404 27.12 1.9500 27.12
0.019772 3.9000 27.12
2/3
31.1 = 0.023404 1371.63 52.8840
31.0200
2/3
= 32.1016 1.7048
= 32.1016 0.9688
= 31.1007 m3/detik

Tabel . 4.18 – Perhitungan nilai lebar saluran.

Nilai n kombinasi Nilai B Nilai Q

0.019411 16.00 meter 15.80 m3/detik

0.019580 20.00 meter 21.21 m3/detik

0.019772 27.12 meter 31.10 m3/detik

Lebar saluran inlet yang digunakan B = 27.12 m .

Universitas Mercubuana IV - 43
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.19 – Perbandingan nilai headloss

Perbandingan Nilai Alternatif Headloss Siphon

Alternatif 1 Alternatif 2 Original


Elevasi Elevasi Elevasi
No Headloss Dasar Barrel Dasar Barrel Dasar Barrel
Siphon Siphon Siphon
El + 9.50 El + 10.00 El + 8.50 m
m m
1 Transisi Inlet hti 0.0014 0.0014 -
2 Trash rack hft 0.0130 0.0130 -
3 Inlet Siphon hi 0.0231 0.0231 -
4 Friction pada barrel hfi 0.1911 0.1904 -
5 Elbow / Belokkan hb 0.0230 0.0223 -
Jumlah 1 J1 0.2517 0.2503 -
6 Outlet siphon ho 0.0179 0.0179 -
7 Transisi outlet hto1 0.0136 0.0135 -
hto2 0.0016 0.0016 -
Jumlah 2 J2 0.0331 0.0331 0.2790
8 Friction saluran hubung hfc 0.0990 0.0990 -
9 Outlet saluran hubung ho 0.1821 0.1822 -
Jumlah 3 J3 0.2811 0.2812 0.3150
Total 1 + 2 + 3 JT 0.5658 0.5646 0.594

El.Muka air siphon inlet a 19.450 19.450 19.450


El.Dasar siphon inlet b 16.500 16.500 16.500
El.Dasar saluran inlet c 17.500 17.500 17.500

El.Muka air siphon outlet ( a-J1 ) 19.198 19.200 19.171


El.Dasar siphon outlet 16.500 16.500 16.420

El.Muka air saluran hubung u/s ( a-J1 ) -J2 19.165 19.167 19.155
El.Dasar saluran hubung u/s 16.450 16.450 16.420

El.Muka air saluran hubung d/s ( a - JT ) 18.884 18.885 18.840


El.Dasar saluran hubung d/s 16.347 16.347 16.327

Gambar 4.26.a – Perubahan nilai headloss akibat review dasar siphon – pada
lampiran No.6

Universitas Mercubuana IV - 44
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4.4 Ketetapan Desain Hidrolik

4.4.1 Desain hidrolik siphon dan saluran hubung.

Ketetapan desain hidrolik ditentukan dari desain perbandingan nilai

headloss siphon dalam Tabel 4.19 – Perbandingan nilai headloss

berdasarkan hasil studi banding itu dipilih alternatif pertama (1) Elevasi

dasar barrel + 9.50 m. Tiga barrel dengan lebar 2.30 m x 2.30 m. Dengan

pertimbangan dengan menaikkan elevasi 1 meter dari desain awal tidak

berpengaruh besar terhadap kondisi desain hidrolik awal. Kecepatan aliran

dalam satu barrel tetap 1.99 m/detik.

Desain hidrolik saluran hubung dengan lebar 6.00 meter sangat

memungkinkan melihat kondisi ruang yang tersedia pada tanggul kiri

sungai. Perhitungan desain alternatif hidrolik untuk desain hidrolik

definitif saluran siphon dan saluran hubung telah dilakukan untuk

memeriksa angka akhir dari headloss siphon dan saluran hubung. Untuk

memeriksa headloss, perhitungan dilakukan dari hulu ke hilir dimulai

dengan elevasi muka air elv.+ 19.450 m di saluran tarum barat bagian hulu

dari sipon untuk debit desain 31.10 m3/detik.

Tabel 4.20 Hidrolis siphon

Hidraulik desain Dimensi

Desain :

Debit desain siphon 31.1 m3/detik

Universitas Mercubuana IV - 45
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Desain water level u/s inlet El.19.450 m

Desain water level d/s saluran El.18.884 m

Kecepatan dalam satu barrel 1.990 m/detik

Inlet siphon :

Lebar saluran inlet 17.000 m

Lebar barel siphon 2.300 m x 3

Panjang inlet trasisi 9.543 m

Dasar saluran inlet El. 17.500 m

Tanggul inlet El. 20.250 m

Level dasar inlet siphon El. 16.500 m

Siphon Barrel:

2.300 m x 2.300 m
Ukuran barrel ( b x h )

18.000 m
Panjang horisontal u/s

Panjang horisontal datar 60.000 m

20.000 m
Panjang horisontal d/s

98.000 m
Total panjang barrel

21.242º
Sudut belok barrel u/s

19.280 º
Sudut belok barrel d/s

El. 16.500 m
Level dasar barrel inlet

El. 19.000 m
Level atas barrel inlet

El. 9.500 m
Level dasar barrel horisontal

Universitas Mercubuana IV - 46
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Level atas barrel horisontal El. 11.800 m

Level bawah barrel outlet El. 16.500 m

Level atas barrel outlet El. 18.880 m

Outlet Siphon:

Dimensi Saluran outlet 3 x 2.300 m

Level dasar siphon outlet El. 16.500 m

Tanggul siphon outlet El. 20.000 m

Saluran hubung:

Lebar saluran 6.000 m

Panjang saluran 198.000 m

Slope saluran hubung 0.0005

Dasar saluran hubung u/s El. 16.450 m

4.4.2 Desain hidrolik bangunan penguras

Desain hidrolik bangunan penguras terdiri dari dua pintu penguras, dengan

pilar tengah tebal rencana 70.00 cm dan lebar pintu 1.35 m . Elevasi muka

air didepan pintu penguras menyesuaikan elevasi muka air di intake sipon.

Bangunan ini adalah adalah tempat mengendapkan dan membuang,

menguras sedimen kasar yang berada didepan pintu intake. Penguras

dilakukan secara priodik dengan cara membuka pintu pembilas. Pintu

penguras direncanakan dengan dua pintu dengan tujuan.

Universitas Mercubuana IV - 47
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

- Agar seluruh debit pengambilan dapat digunakan untuk menggelontor

atau menguras sedimen didepan pintu penguras. Desain debit Q

adalah 31.10 m3/detik.

- Pada waktu maintenance (pemeliharaan), salah satu pintu air dapat

difungsikan sehingga proses pengurasan tidak terganggu.

TAMPAK DEPAN TAMPAK SAMPING


PINTU PENGURAS PINTU PENGURAS
EL. 20.250
EL. 20.250

EL. 19.450
EL. 18.90
3,750

h1 = 2.20

h2 = 1.650
a
EL. 17.250 EL. 17.250

700 1,350 700 1,350 700


4,800

Gambar .4.27 - potongan bangunan penguras

Data :

Lebar pintu B = 1.350 m

Elevasi pilar = El. 20.250 m

Elevasi dasar penguras = El. 17.250 m

Elevasi muka air u/s = El. 19.450 m

Elevasi muka air d/s = El. 18.900 m

Tinggi air u/s (h1) = 2.200 m

Tinggi air d/s (h2) = 1.650 m

Perhitungan Q debit yang melimpas pintu penguras dengan

memperhitungkan tinggi bukaan pintu.


Universitas Mercubuana IV - 48
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Q = K. . a ( 2.B )  ( 2gh1 )

K = Koefisien aliran

 = Koefisien debit

B = Lebar pintu

H1 = Tinggi muka air hulu.u/s

a = Tinggi bukaan pintu

Perhitungan Q debit terhadap bukaan pintu penguras.

Tabel 4.21 – Perhitungan Q debit bukaan pintu penguras

a B h1 h2 h1/a h2/a K µ Q
(m) (m) (m) (m) (-) (-) (-) (-) (m3/d)
1 2 3 4 5=3/1 6=4/1 7= nilai dr 6 8= nilai dr 5 9=rumus Q
0.20 1.350 2.200 1.650 11.00 8.25 0.46 0.600 0.979
0.40 1.350 2.200 1.650 5.50 4.13 0.48 0.595 2.026
0.60 1.350 2.200 1.650 3.67 2.75 0.53 0.580 3.272
0.80 1.350 2.200 1.650 2.75 2.06 0.60 0.570 4.853
1.00 1.350 2.200 1.650 2.20 1.65 0.60 0.560 5.960
1.20 1.350 2.200 1.650 1.83 1.38 0.70 0.555 8.270
1.40 1.350 2.200 1.650 1.57 1.18 0.80 0.545 10.828
1.60 1.350 2.200 1.650 1.38 1.03 0.80 0.540 12.261
1.80 1.350 2.200 1.650 1.22 0.92 0.80 0.535 13.666
2.00 1.350 2.200 1.650 1.10 0.83 0.80 0.530 15.043

Tabel 4.22 – Tabel koefesien aliran pada lampiran No.7

Tabel 4.23 – Tabel koefisien debit pada lampiran No.8

KURVA PINTU PENGURAS


Lebar 2 x 1,35 m
2.00 15.043; 2.00

13.666; 1.80
tinggi bukaan pintu, a [m]

12.261; 1.60
1.50
10.828; 1.40

8.270; 1.20

1.00 5.960; 1.00

4.853; 0.80

3.272; 0.60
0.50
2.026; 0.40

0.979; 0.20

0.00
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Debit , Q [m3/s]

Gambar 4. 28 – Kurva pintu penguras.

Universitas Mercubuana IV - 49
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4.5 Perhitungan stabilitas bangunan.

4.5.1 Umum

Bangunan siphon dilengkapi struktur inlet, siphon barrel, siphon outlet,

saluran hubung dan bangunan penguras yang ada disebelah kiri inlet

siphon. Siphon memiliki tiga barel dan tiga pintu di inlet siphon. Struktur

bangunan penguras direncanakan dengan dua pintu penguras.

Desain perhitungan stabilitas yang akan dilaksanakan untuk struktur

sebagai berikut:

(1) Siphon barrel

(2) Saluran hubung

(3) Bangunan penguras

Detail data struktur desain siphon :

(1) Siphon Barrel

· Dimensi barrel : 2.30 x 2.30 m

· Jumlah barrel : 3 buah

· Panjang barrel miring u/s : 19.137 m

· Panjang datar : 60.000 m

· Elevasi dasar siphon : 9.50 m

· Panjang barrel miring d/s : 21.029 m

(2) Saluran hubung

· Elevasi dasar u/s : 16.450 m

· Lebar : 6.00 m

· Panjang : 198.00 m

Universitas Mercubuana IV - 50
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

(3) Bangunan penguras

· Lebar aliran : 2 x 1.35 m

· Panjang struktur : 4.00 m

· Lebar struktur : 4.90 m

· Tinggi struktur : 4.75 m

· Elevasi dasar bangunan : EL.17.25 m

4.5.2 Perhitungan stablitas barrel siphon

Lokasi sipon barrel berada pada lapisan batu pasir tufaan seperti yang

ditunjukkan dalam lampiran.

Gambar 4.29 – Plan lokasi titik bor / sondir, pada lampiran No.9

Gambar 4.30 – Potongan penampang geoteknik bh1 dan bh 2, pada

lampiran No.10

Gambar 4.31 – Data bor Bh.1 pada, lampiran No. 11

Gambar 4.32 – Data bor Bh.2. pada, lampiran No.12

Dari penampang geoteknik disepanjang lokasi siphon. Analisa stabilitas

terhadap guling, gaya geser, daya dukung dan gaya uplift akan

diperhitungkan.

Bagian hulu dan hilir bagian barrel horisontal didesain akan dilindungi

dengan batu bronjong yang dipasang sejajar barrel. Hal ini bertujuan untuk

mencegah gerusan yang bila terjadi di sekitar barrel sehingga posisi barrel

dapat dipertahankan.

Universitas Mercubuana IV - 51
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

(A) Analisa stabilitas

(a) Kasus perhitungan pembebanan

Untuk pembebanan pada analisa stabilitas adalah sebagai berikut :

- Kasus 1 ( kondisi normal ) : Barrel isi air, muka air sungai

(EL. 18.90 m)

-Kasus 2 ( kondisi gempa ) : Barrel isi air ,,muka air sungai

(EL. 18.90 m)

(b) Kondisi pembebanan

Analisis stabilitas dilakukan untuk 2 kasus di atas dengan menerapkan

berbagai beban seperti beban mati struktur, berat tanah dan gaya

pengangkatan.

Data laboratorium sesuai Tabel 4.24 – Daftar properties material

pada lampiran No.13 adalah sebagai berikut.

w: Unit weight air 1.00 t/m3

d: Unit weight tanah (wet) 1.83 t/m3

s: Unit weight tanah (saturated) 1.84 t/m3

c: Unit weight beton bertulang 2.40 t/m3

Fa: Safety factor uplift 1.1

Universitas Mercubuana IV - 52
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Water Level Sungai EL.18.900

Hr
EL.13.700
D

EL.12.300
t2

h
Ht
H

EL.9.500
t3

b t1 B t4 B t4 B

BT

Gambar 4.33 – Penampang barrel.


Dimensi

H: Tinggi barrel 2.30 m

B: Lebar barrel 2.30 m

h: Tinggi chamfer 0.20 m

t1: Tebal dinding 0.50 m (> 0.25m)

t2: Tebal slab atas 0.50 m (> 0.25m)

t3: Tebal slab bawah 0.50 m (> 0.25m)

t4: Tebal dinding partisi 0.30 m (> 0.25m)

b: Tebal slab samping 0.50 m

BT: Total lebar barel 9.50 m

HT: Total tinggi barrel 3.30 m

D: Tinggi pelindung barrel 1.40 m (> 0.5m)

Universitas Mercubuana IV - 53
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Ai : Luas penampang satu barrel 5.21 m2

Hr: Dalam air sungai 5.20 m

Perhitungan Kombinasi beban.

1 Beban mati barrel

Water Level Sungai EL.18.900


Hr

Wa.1 W air
EL.13.700
Wt.1
D

EL.12.300 W tanah
t2

hf
Wt.2 Wt.2 W tanah
Ht
H

Wa.2
EL.9.500
t3

Wb. W beton

b t1 B t4 B t4 B t1 b
BT

Gambar 4.34 – Diagram beban mati

Tabel 4.24 – Beban mati dan momen barrel


Lebar section 1.00 m Kh= 0.12 1.841 2.4
Berat Gempa
X Y Mx My
No. Area Lebar W H
Section ( m2 ) (m) (t) (t) (m) (m) ( t.m ) ( t.m )
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3)xg (5)=(4)x0.12 (6) (7) (8)= (4)x(6) (9)= (5)x(7)
Wb 4.75 1.00 11.40 1.37 4.75 0.25 54.15 0.34
4.25 1.00 10.20 1.22 4.75 3.15 48.45 3.86
1.15 1.00 2.76 0.33 0.75 1.75 2.07 0.58
1.15 1.00 2.76 0.33 8.75 1.75 24.15 0.58
0.69 1.00 1.66 0.20 3.45 1.75 5.71 0.35
0.69 1.00 1.66 0.20 6.05 1.75 10.02 0.35
wt.1 13.30 1.00 24.49 - 4.75 116.31
wt.2 1.40 1.00 2.58 - 0.25 0.64
wt.3 1.40 1.00 2.58 - 9.25 23.84
Sub Total 60.07 3.65 285.34 6.05

X = ΣMx / ΣV = 4.75 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 1.66 (m)

Universitas Mercubuana IV - 54
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

2 Berat air

Beban air yang akan dihitung adalah berat air pada barrel yang terisi

maksimal.

Water Level Sungai EL.18.900


5.20

t2 D=1.40 Hr
W air
EL.13.700

EL.12.300

hf
2,800

H=2.30

W air W air W air


Ht

EL.9.500
t3

b t1 B t4 B t4 B t1 b
9.50 = BT

Gambar 4.35 – Diagram beban air.

Berat air dalam saluran dihitung dengan  w. = 1 t/m3

Perhitungan momen sebagai berikut :

Tabel 4.25 – Beban air dan momen pada barrel

No. Area Lebar W=berat sumbu X Momen


2
Section (m ) (m) (t) (m) ( t.m )
a b=B.H c d = b.cw e f=d.e
Wa.2 5.29 1.00 5.29 2.15 11
5.29 1.00 5.29 4.75 25
5.29 1.00 5.29 7.35 39
Wa.1 49.40 1.00 49.40 4.75 235

Sub Total 65.27 310.03

X = ΣMx / ΣV = 4.75 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

Universitas Mercubuana IV - 55
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

3 Gaya Uplift

Beban uplift (angkat) yang akan dihitung adalah sama dengan berat

volume air yang dipindahkan oleh bangunan tersebut.

Water Level Sungai EL.18.900

W air
EL.13.700

EL.12.300
9.90

W air W air W air

EL.9.500

9.50 = BT

Gambar 4.36 – Diagram beban air gaya uplift

Tabel 4.26 – Beban air uplift dan momen pada barrel

No. H B =Lebar U X Momen


Section ( m) (m) (t) (m) ( t.m )
a b c d=b.cw e f=d.e
1.00 9.90 9.50 94.05 4.75 446.74

Sub Total 94.05 446.74

X = ΣMx / ΣV = 4.75 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

4 Tekanan tanah

Tekanan tanah samping yang digunakan dalam bangunan siphon barrel

dihitung dengan menggunakan cara pemecahan menurut coulumb.

Perhitungan koefisien Tanah aktif (Ka) Kondisi normal

Universitas Mercubuana IV - 56
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Teori Coulumb
q

,f
PA

H  

Gambar 4.37 – Diagram tekanan tanah kondisi normal

Data perhitungan :

φ: internal friction angle 10.0 


b: angle of fill slope to the horizontal 0.0 
δ: wall friction angle 3.3 
: angle with the vertical 0.0 
H Tinggi timbunan 4.8 m
q sudut kombinasi 0.00

cos 2 (     )
KA  2
 sin (   )sin (     ) 
cos cos  cos(     )1 
2

 cos(     )cos(   ) 

2
cos (φ- α - θ) = 0.9698
2
cos(θ). cos ( α) .cos (α+ d - θ) = 0.9983
sin(φ+δ) . sin(φ-b- q) 0.0399
cos(+δ+q) x cos(α-b) 0.9848

Ka = 0.673

Perhitungan koefisien : Tanah pasif (Kp)

cos 2 (     )
KP  2
2
 sin(   ) sin(     ) 
cos  cos  cos(     )1  
 cos(     ) cos(   ) 

Universitas Mercubuana IV - 57
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

cos2 (φ- α - θ) = 0.9698


2
cos(θ). cos ( α) .cos (α+ d - θ) = 0.9983
sin(φ-δ) . sin(φ+b- q) 0.0203
cos(+δ-q) x cos(α-b) 0.9848

Kp = 1.324

Perhitungan koefisien Tanah aktif (Ka) Kondisi gempa

,f
PA

H  

Gambar 4.38 – Diagram tekanan tanah kondisi gempa

φ: internal friction angle 10.0 


b: angle of fill slope to the horizontal 0.0 
δ: wall friction angle 0.0 
: angle with the vertical 0.0 
H Tinggi timbunan 4.8 m
Kh Koefisien gempa 0.12

Sudut resultan gempa

  tan 1 k H

q = 6.843 

cos2 (     )
KA  2
 sin (   )sin (     ) 
cos cos 2  cos(     )1  
 cos(     )cos(   ) 

Universitas Mercubuana IV - 58
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

2
cos(θ). cos ( α) .cos (α+ d +θ) = 0.9858
sin(φ+δ) . sin(φ-b- q) 0.0127
cos(+δ+q) x cos(α-b) 0.9929

Ka = 0.816 0.839

Perhitungan nilai koefisien : Tanah pasif kondisi gempa

cos 2 (     )
KP  2
2
 sin(   ) sin(     ) 
cos  cos  cos(     )1  
 cos(     ) cos(   ) 

cos2 (φ- α - θ) = 0.9970


cos(θ). cos2 ( α) .cos (α+ d - θ) = 0.9858
sin(φ-δ) . sin(φ+b- q) 0.0096
cos(+δ-q) x cos(α-b) 0.9929

Kp = 1.243

Perhitungan daya dukung tanah ultimate (qu)

Data hasil laboratorium pada lokasi BH. 2 adalah sebagai berikut

c = 0.201

z = 4.80 m

B = 9.50 m

L = 1.00 m

s sat = 1.84 t/m3

γs wet = 1.830 (t/m3)

γw = 1.00 (t/m3)

φ = 10 (sudut geser dinding ( normal )

φ = 5  (sudut geser dinding ( gempa)


Universitas Mercubuana IV - 59
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

ka = 0.673 ( koefisien tanah aktif ( normal )

kea = 0.816 ( koefisien tanah aktip ( gempa )

kep = 1.243 ( koefisien tanah pasip ( gempa )

Perhitungan daya dukung tanah ultimate (qu)

Menggunakan TERZAGHI :

( x c x Nc) + (soil' x z x Nq) + (b x soil x B x N)

Shape factor (Table 2.5 KP-06)

Tabel 4.27 – Koefisien  dan b pondasi rectangular ( B x L )


Bentuk pondasi  b
1 strip 1.00 0.50
2 square 1.30 0.40
3 rectangular, B x L 1.11 0.40
(B < L) (= 1.09 + 0.21 B/L)
(B > L) (= 1.09 + 0.21 L/B)
4 circular, diameter = B 1.30 0.30

Faktor daya dukung

Nc = 5.3 Nq = 3.9 N = 0.0

Tabel 4.28 – Faktor daya dukung

f Nc Nq N
0 5.3 3.0 0.0
5 5.3 3.4 0.0
10 5.3 3.9 0.0
15 6.5 4.7 1.2
20 7.9 5.9 2.0
25 9.9 7.6 3.3
28 11.4 9.1 4.4
32 20.9 16.1 10.6
36 42.2 33.6 30.5
40 > 95.7 83.2 114.0

Perhitungan daya dukung tanah ultimate.

Universitas Mercubuana IV - 60
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

= ( x c x Nc) + (soil' x z x Nq) + (b x soil x B x N )

qu = ( 1.10 x 2.01 x 5.3 ) + ( 0.84 x 4.80 x 3.90 ) + ( 0.40 x 0.84 x 1.00 x 0 )


= 11.72 + 15.725 + -
= 27.44 t/m2

Perhitungan daya dukung tanah yang dijinkan (qa).

Kondisi normal SF = 3

qa = qu / 3

= 27.44 / 3 = 9.15 t/m2

Kondisi gempa SF = 2

qa = qu / 2 = 27.44 / 2 = 13.72 t/m2

EL.13.700

EL.12.300
s sat (tanah)

4,700

P1' P1
1,567

EL.9.500

8,500
500 500

Gambar 4.39 – Diagram tekanan tanah pada dinding

Universitas Mercubuana IV - 61
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Ka kondisi normal
Ka : 0.673 1.841
pa1 = Ka x h3 x s = 5.823 t/m2
Ka kondisi gempa
Kea : 0.839 1.841
pea1' = Kea x h3 x s = 7.260 t/m2
Kp kondisi gempa
Kep : 1.243 1.841
pep' =Kep x h4 x sat = 10.755 t/m2

Tabel 4.29 - Beban dan momen tekanan tanah barrel kondisi normal.

Perhitungan Momen , kondisi normal 5.823 10


No. H p =luasan Lebar P Pv Ph X Y Mx My
Section (m) (t/m) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m) ( t.m )
Hxp psina pcos a
P1 4.70 13.68 1.00 13.68 2.38 13.48 9.50 1.600 22.57 21.56

P1' 4.70 -13.68 1.00 -13.68 2.38 -13.48 0.00 1.600 0.00 -21.56

Sub Total 4.75 0.00 22.57 0.00

X = ΣMx / ΣV = 4.75 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)
Tabel 4.30 - Beban dan momen pada barrel akibat tekanan tanah

kondisi gempa.

Perhitungan momen , kondisi gempa 7.26 5 10.755


No. H p =luasan Lebar P Pv Ph X Y Mx My
Section (m) (t/m) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m) ( t.m )

Pea1 4.70 17.06 1.00 17.06 1.49 -17.00 9.50 1.600 14.13 -27.19

Pep1 4.70 25.27 1.00 25.27 2.20 25.18 0.00 1.600 0.00 40.28

Sub Total 3.69 8.18 14.13 13.09

X = ΣMx / ΣV = 3.83 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 1.60 (m)

Universitas Mercubuana IV - 62
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

5 Tekanan Air

a. .Tekanan air statis adalah fungsi kedalaman dipermukaan air dan

sama dengan.

PH = w x h

PH = Tekanan air

w = unit weight air

h = jarak dari permukaan air bebas.

EL.13.700

EL.12.300

4,700
500

P5 P4
P8 P1

1,567
767
P7 P6 P3 P2
EL.9.500

w. h w. h
8,500
500 500

Gambar 4.40 – Diagram tekanan air statis

Tabel 4.31 Berat dan momen akibat tekanan air statis

Momen kondisi normal


Lebar 1.00 m

No. Tekanan Lebar P (gaya) Y M


2
)
(t/m (m) (t) (m) ( t.m )
a b=h.w c d= b.c.h.0.5 e f=d.e
Pw1 4.70 1.00 2.35 1.567 3.68
Pw2 2.30 1.00 1.15 1.267 1.46
Pw3 -2.30 1.00 -1.15 1.267 -1.46
Pw4 2.30 1.00 1.15 1.267 1.46
Pw5 -2.30 1.00 -1.15 1.267 -1.46
Pw6 2.30 1.00 1.15 1.267 1.46
Pw7 -2.30 1.00 -1.15 1.267 -1.46
Pw8 -4.70 1.00 -2.35 1.567 -3.68
Sub Total 0.00 0.00

X = ΣMx / ΣV = - (m)
Y = ΣMy / ΣH = - (m)

Universitas Mercubuana IV - 63
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

b. Tekanan air dinamis.

Tekanan air dinamis adalah tekanan yang dipengaruhi oleh keadaan

gempa sehingga untuk perhitungannya digunakan faktor gempa.

Faktor / koefisien gempa (Kh) yang digunakan adalah : 0.12

Perhitungan tekanan kondisi dinamis dengan ketinggian h digunakan

rumus :

P.dinamik = 7/12 x Kh x w x h2

EL.13.700
D

EL.12.300
t2

4,700
500

P3
Ht
H

P1

1,880
P8
920

P4 P2
EL.9.500
t3

8,500
500 500

Gambar 4.41 – Diagram tekanan air dinamik

Tabel 4.32 Berat dan momen akibat tekanan air dinamis

No. pd H Lebar P Y M
2
(t/m ) (m) (m) (t) (m) ( t.m )
a b=7/12xKhxhxw c d e =bxcxd f g=exf
Dw1 0.329 4.700 1.00 1.546 1.880 2.907
Dw2 0.161 2.300 1.00 0.370 0.920 0.341
Dw3 0.161 2.300 1.00 0.370 0.920 0.341
Dw4 0.161 2.300 1.00 0.370 0.920 0.341

Sub Total 2.657 3.929

X = ΣMx / ΣV = - (m)
Y = ΣMy / ΣH = 1.48 (m)

Universitas Mercubuana IV - 64
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Rekapitulasi perhitungan momen untuk beban kombinasi kondisi normal


.

Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton ton
1 Beban mati beton dan tanah 285.34 6.05 60.07 3.65
2 Beban mati air 310.03 - 65.27
3 Gaya Uplift (446.74) (94.05)
4 Tekanan tanah kondisi normal 22.61 - 4.76
5 Tekanan air normal - - -
Jumlah Total 171.25 6.05 36.05 3.65

Notasi : MX = MT
MY = MR

 Terhadap guling

S MT > 1.5
S MR
171.25 > 1.5  28.29 > 1.50 ok
6.05

 Eksentrisitas terhadap guling ( e )


B - S M < B
2 SV 6
B = 9.5 meter
9.5 - 165.19 < 9.5
2 36.05 6
4.75 - 4.58 < 1.58
0.17 < 1.58 ok

 Terhadap geser

S V .Tan q > 1.5


SH
38.66 > 1.5  10.59 > 1.5
3.65

 Terhadap daya dukung tanah


L = 1 meter
B = 9.5 meter
qa = 9.15 t/m2

a. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B

Universitas Mercubuana IV - 65
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

36.05 x ( 1 ± 6 0.17 < 9.15


9.5 9.5
1.11 < 9.15 ok

b. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
36.05 x ( 1 ± 6 0.17 < 9.15
9.5 9.5
0.89 < 9.15 ok

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 60.07 + 65.27 = 125.34 ton
FU = Gaya uplift
= 94.05 ton
S FG > Fa
S FU
125.34 > 1.5  1.33 > 1.1 ok
94.05

Rekapitulasi perhitungan momen untuk beban kombinasi kondisi gempa


.
Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton
1 Beban mati beton dan tanah 285.34 6.05 60.07 3.65
2 Beban mati air 310.03 - 65.27
3 Gaya Uplift (446.74) (94.05)
4 Tekanan tanah kondisi gempa 14.13 13.09 3.69 8.18
5 Tekanan air normal - - - -
6 Tekanan air dinamik - 3.93 2.66
Jumlah Total 162.76 23.08 34.98 14.49

Perhitungan Stabilitas
 Terhadap guling

S MT > 1.3
S MR
162.76 > 1.3  7.05 > 1.30 ok
23.08

 Eksentrisitas terhadap guling ( e )


B - S M < B
2 SV 3
B = 9.5 meter
9.5 - 139.69 < 9.5
2 34.98 3
4.75 - 3.99 < 3.17
0.76 < 3.17 ok

Universitas Mercubuana IV - 66
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

 Terhadap geser
S V .Tan q > 1.3
SH

37.51 > 1.3  2.59 > 1.3


14.49
 Terhadap daya dukung tanah
L = 1 meter
B = 9.5 meter
qa = 13.63 t/m2

a. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
34.98 x ( 1 ± 6 0.76 < 13.63
9.5 9.5
1.48 < 13.63 ok

b. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
34.98 x ( 1 ± 6 0.76 < 13.63
9.5 9.5
0.52 < 13.63 ok

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 60.07 + 65.27 = 125.34 ton
FU = Gaya uplift
= 94.05 ton
S FG > Fa
S FU
125.34 > 1.1  1.33 > 1.1 ok
94.05

4.5.3 Perhitungan stablitas saluran hubung

(1) Kondisi Desain

Saluran hubung direncanakan sebagai berikut .

- Debit desain : Qd = 31.10 m3/sec

- Desain water level : EL 19.165 m

- I ( kemiringan saluran ) : 0.0005

Universitas Mercubuana IV - 67
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

- Dasar water level : EL16.347 ~ 16.45 m

Data kondisi geologi pada saluran hubung digunakan sesuai data.

Gambar 4.42 – Potongan penampang geoteknik bh2 dan bh 3 pada

lampiran No.14.

Gambar 4.43 – Data bor Bh.3. pada lampiran No.15

Gambar 4.44 – Data material properties pada lampiran No.16

(2) Analisa struktur

a) Umum

Desain struktural saluran penghubung dilakukan berdasarkan hasil

analisis stabilitas. Penampang yang direncanakan adalah bentuk U.

b) Analisa stabilitas

(i) Kasus Perhitungan

Kasus pembebanan untuk analisa stabilitas adalah sebagai berikut.

Kasus Saluran GWL

Kasus 1 (kondisi normal) Water level (EL.19.16) EL.18.29

Kasus 2 (kondisi gempa) Water level (EL.19.16) EL.18.29

(ii) Kondisi pembebanan

Analisis stabilitas dilakukan untuk 2 kasus di atas menerapkan beban

terdiri dari beban mati, beban gempa, tekanan tanah, tekanan air dan

gaya uplift. Nilai angka keamanan stabilitas (safety factor)yang

digunakan adalah sesuai tabel 4.35. Angka keamanan stabilitas pada

lampiran No.17.

Universitas Mercubuana IV - 68
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

b3
b1
b2
EL20.00
h3 EL. 19.16

h6
EL18.29

h1
h4

h5
EL. 16.45

h2
EL. 15.85

Gambar 4.45 - Penampang saluran hubung

Desain dimensi

b : 7.20 m

b1 : 0.30 m

b2 : 6.00 m

b3 : 0.30 m

h1 : 3.55 m

h2 : 0.60 m

h3 : 0.84 m

h4 : 2.71 m

h5 : 1.84 m

h6 : 1.71 m

Perhitungan stabilitas direncanakan per 1 meter panjang

Data Desain :

Unit weight beton = c = 2.400 (t/m3)

Unit weight tanah = s sat = 1.841 (t/m3)

Universitas Mercubuana IV - 69
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Unit weight tanah = s wet = 1.827 (t/m3)

Unit weight air = w = 1.000 (t/m3)

Kondisi geologis :

Elevasi tanah existing BH.2 = El. 20.790 m

Elevasi muka air = El. 18.290 m

Tinggi tanah = El. 2.50 m

Data perhitungan nilai N dari data hasil perhitungan laboratorium

adalah sebagai berikut :

Tabel 4.33 – Nilai N pada titik bor BH.2

Dalam EL N
m m
- 20.79 -
2.00 18.79 7.00
5.00 15.79 5.00
7.50 13.29 36.00
10.00 10.79 50.00

N pada elevasi dasar saluran hubung Elv.+ 15.850 dihitung dengan

cara interpolasi.

N = 5 + ( 15.85 - 15.79 ) / (18.79-15.79) x ( 7 – 5 )

= 5.04

Sudut friksi dalam ɸ =  ( 12 x N ) + 15

=  ( 12 x 5.04 ) + 15 = 25

Perhitungan nilai koefisien :

Koefisien gempa = 0.120

Universitas Mercubuana IV - 70
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Koefisien tekanan tanah aktip :

cos2 (     )
ka  2
 sin (   )  sin (     ) 
cos  cos   cos (     )1 
2

 cos (     )  cos (   ) 

Sudut gesek dalam material tanah urugan .

φ = 10.00 : c = 0.20

Koefisien tanah aktif kondisi normal :

φ: internal friction angle 10.0 


b: angle of fill slope to the horizontal 0.0 
δ: wall friction angle 10.0 
: angle with the vertical 6.4 
θ: combined angle 0.0 
k: horizontal seismic coefficient 0.00 

cos2 = 0.9876
cos(+δ) = 0.9593
sin(φ+δ) x sin(φ-b) = 0.0594
cos(+δ) x cos(α -b) = 0.9533
2
cos (φ-) = 0.9961

Sehingga hasil perhitungan nilai Ka = 0.673

Koefisien tekanan tanah pasip .

cos2 (     )
kp 2
 sin (   )  sin (     ) 
cos  cos   cos (     )1 
2

 cos (     )  cos (   ) 

Universitas Mercubuana IV - 71
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

cos = 1.0000
cos(+δ-q) = 0.9593
sin(φ-δ) x sin(φ+b-θ) = 0.0000
cos(d θ) x cos(b) = 0.9533
cos2(φ+θ) = 0.9202

Sehingga hasil perhitungan nilai Kp = 0.971

Koefisien tanah aktif kondisi gempa :

φ: internal friction angle 10.0 


b: angle of fill slope to the horizontal 0.0 
δ: wall friction angle 5.0 
: angle with the vertical 6.4 
θ: combined angle, 6.8 
k: horizontal seismic coefficient 0.12 

2
cos  = 0.9876
cos(+d+ θ) = 0.9497
sin(φ+δ) x sin(φ-b-θ) = 0.0143
cos(+d+θ) x cos(-b) = 0.9438
cos2(φ--θ) = 1.00

Sehingga hasil perhitungan nilai K ea = 0.849

cos2 (     )
kea  2
 sin (   )  sin (     ) 
cos  cos   cos (     )1 
2

 cos (     )  cos (   ) 

cos(dθ) = 0.9968
sin(φ-δ) x sin(φ+b-θ) = 0.0048
cos( d θ) x cos(b) = 0.9906
2
cos (φ+-θ) = 0.9724

Sehingga hasil perhitungan nilai Kep = 0.870

Universitas Mercubuana IV - 72
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Persyaratan Stabilitas :

a. Guling ,

Stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan rumus

S
SFR = > 1.50
S

SFR = Faktor keamanan terhadap guling

Kondisi normal > 1.5 , Kondisi gempa > 1.30

MR = Momen gaya gaya penahan .

MT = Momen gaya penggulingan .

Eksentrisitas gaya resultan ( e ) pada penggulingan dihitung

dengan rumus :

S
e = -
S

e = eksentrisitas gaya resultan

B = Lebar dasar pondasi (m).

M = Momen terhadap gaya ujung .

V = Komponen gaya vertikal

e ≤ B / 6 (Normal) dan ≤ B / 3 ( Gempa)

b. Geser

Stabilitas terhadap pergeseran dihitung dengan rumus

S q
SFS = > 1.50
S

SFS = Faktor keamanan terhadap geser

Kondisi normal > 1.5 , Kondisi gempa > 1.30

Universitas Mercubuana IV - 73
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

V = Total beban Vertikal .

H = Total beban Horisontal.

q = Sudut geser dalam tanah .

c. Daya dukung tanah dasar .


q = (1 ± ) ) < qa

q = daya dukung pondasi (t/m2)

qa = daya dukung yang diijinkan (t/m2)

V = total beban vertical (t)

H = total beban horizontal (t)

A = Luas area (m2)

e = jarak eksentisitas (m)

Rumus yang digunakan untuk perhitungan daya dukung yang

dijinkan .

qa = ( α.c.Nc + β.γ1.B.Nγ + γ2.Df.Nq ) / Fs

qa = Kapasitas daya dukung yang diijinkan (t/m2)

FS = Safety factor ,

kondisi normal = 3 dan : kondisi gempa = 2

c = Kohesi tanah (t/m2)

γ1, γ2 = Unit weight tanah atas dan permukaan

α, β = Faktor bentuk pondasi

Nc, Nγ, Nq = factor daya dukung

Df = Dalam dari dasar sampai permukaan tanah (m)

B = Lebar dasar (m)

Universitas Mercubuana IV - 74
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Nilai α dan β untuk bentuk dasar pondasi adalah bentuk continous

(menerus) sesuai tabel dibawah:

 = 1.00

b = 0.50

Tabel 4.34 – Koefisien  dan b bentuk pondasi

Shape of base Continous Square Rectangle


α 1.0 1.3 1.0 + 0.3 (B/L)
β 0.5 0.4 0.5 - 0.1 (B/L)

Nilai Nc, Nγ and Nq untuk 

Dari hasil perhitungan nilai N dihasilkan Nilai sudut geser dalam (

 ) adalah 25 , maka nilai koefisien daya dukung adalah Nc =

9.90 , N = 3.30 dan Nq = 7.60 sesuai tabel berikut.

Tabel 4.35 – Nilai Nc, Nγ and Nq untuk  

Φ Nc Nγ Nq
0 5.3 0.0 3.0
5 5.3 0.0 3.4
10 5.3 0.0 3.9
15 6.5 1.2 4.7
20 7.9 2.0 5.9
25 9.9 3.3 7.6
30 14.7 6.5 11.6

Perhitungan Nilai qa ( daya dukung yang diiijinkan ) sesuai

dengan Rumus :

qa = ( α.c.Nc + β.γ1.B.Nγ + γ2.Df.Nq ) / Fs

Universitas Mercubuana IV - 75
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

b3
b2 b1

EL20.00

h3
EL. 19.16

h6
EL18.29

h1
h4

h5
Df

EL. 16.45

h2
EL. 15.85

Perhitungan qa :

Tabel 4.36 – Nilai daya dukung tanah (qa) 

Kondisi
Items
Normal Gempa
FS 3.000 2.000
c 2.010 2.010
γ1 1.827 1.827
γ2 1.800 1.800
α 1.000 1.000
β 0.500 0.500
Nc 9.900 9.900
Nγ 3.300 3.300
Nq 7.600 7.600
Df 4.150 4.150
B 1.000 1.000
qa 26.562 39.843

PERHITUNGAN BEBAN KOMBINASI PADA SALURAN

1 Beban Mati

Beban mati yang akan dihitung adalah berat beton saluran dan

berat tanah urugan pada dinding saluran.

Universitas Mercubuana IV - 76
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Penampang saluran hubung.

E. 20.00

Tanah Urug
E. 18.29

Beton
E. 16.45
E. 15.85
7,200

52(4X )
78(5x) 204(55 x)
2,375(1Y)

2,375(2Y)
1,783(11Y)

1,783(22Y)
300(3Y)

3,6 00 (3 X)
2 0 0(11 X)

4 5 0(1X ) 6,75 0(2X )


7 ,000(22 X)
7,1 50(6x)
6,9 97(7x)
7 ,12 2 (7 7x)

Gambar 4.46 - Diagram beban mati saluran hubung

Universitas Mercubuana IV - 77
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.37 – Nilai beban mati dan momen pada saluran hubung.
.
Lebar section 1.00 m Kh= 0.00
Berat Gempa
X Y Mx My
No. Area Lebar W H
( m2 ) (m) (t) (t) (m) (m) ( t.m ) ( t.m )
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3)xg (5)=(4)x0.12 (6) (7) (8)= (4)x(6) (9)= (5)x(7)
1 1.07 1.00 2.58 0.31 0.45 2.39 1.16 0.74
0.54 1.00 1.29 0.15 0.20 1.79 0.26 0.28
2 1.07 1.00 2.58 0.31 6.75 2.39 17.40 0.74
0.54 1.00 1.29 0.15 6.85 1.79 8.83 0.28
3 4.32 1.00 10.37 1.24 3.60 0.30 37.32 0.37
4 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00
0.15 1.00 0.27 0.05 0.01
5 0.27 1.00 0.49 0.08 0.04
0.12 1.00 0.22 0.20 0.05
6 0.00 1.00 0.00 7.20 0.00
0.15 1.00 0.27 7.15 1.93
7 0.00 1.00 0.00 7.12 0.00
0.15 1.00 0.27 7.00 1.87
Sub Total 19.62 2.17 68.87 2.41

X = ΣMx / ΣV = 3.51 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 1.11 (m)

2 Beban Air

Beban air yang akan dihitung adalah berat air pada saluran hubung

yang terisi maksimal.

6,000
E. 20.00
B
E. 19.160

E. 18.29
2,710

H Berat Air

E. 16.45
E. 15.85
A
3,600

Universitas Mercubuana IV - 78
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Berat air dalam saluran dihitung dengan  w. = 1 t/m3

Perhitungan Momen sebagai berikut.

Tabel 4.38 – Nilai beban dan momen berat air pada saluran hubung

No. Area Lebar W=berat sumbu X Momen


2
Section (m ) (m) (t) (m) ( t.m )
a b=B.H c d = b.cw e f=d.e
1 16.26 1.00 16.26 3.60 58.54

Sub Total 16.26 58.54

X = ΣMx / ΣV = 3.60 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

3 Gaya uplift

Beban uplift yang akan dihitung adalah sama dengan berat volume air

yang dipindahkan oleh bangunan tersebut.

6,000
E. 20.00

E. 19.160

E. 18.29
2,440

H
E. 16.45
E. 15.85
A
7,200 B

GAYA UPLIFT

Gambar 4.47 - Diagram beban air uplift

Universitas Mercubuana IV - 79
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.39 – Nilai beban dan momen uplift pada saluran hubung.

No. H B =Lebar U X Momen


( m) (m) (t) (m) ( t.m )
a b c d=b.cw e f=d.e
1 2.44 7.20 17.57 3.60 63.24

Sub Total 17.57 63.24

X = ΣMx / ΣV = 3.60 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

4 Tekaan Tanah

Tekanan tanah samping yang digunakan dalam bangunan saluran

dihitung dengan menggunakan cara pemecahan menurut Coulumb

Data hasil laboratorium pada lokasi BH.2 adalah sebagai berikut:

γ sat tanah = 1.841 (t/m3)

γs wet tanah = 1.830 (t/m3)

γw = 1.00 (t/m3)

q = 1.00 (t/m2)

φ = 10 (sudut geser dinding ( normal )

φ = 5  (sudut geser dinding ( gempa)

ka = 0.673 ( koefisien tanah aktif ( normal )

kea = 0.849 ( koefisien tanah aktip ( gempa )

kep = 0.870 ( koefisien tanah pasip ( gempa )

Universitas Mercubuana IV - 80
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan tekanan tanah pada dinding saluran hubung

q = 1 t/m
E. 20.00

1,710 E. 19.160
h3 = s (tanah)
E. 18.29
2,440

h4 = s sat (tanah)
E. 16.45
E. 15.85

7,200

P.1
P.1
pa1' pa1
P.q P.q

813 3,011
2,075

P.2 P.2
1,220

P.3
P.3
pa2' pq pq pa2

Gambar 4.48 - Diagram tekanan tanah

Ka kondisi normal
pq = Ka x q = 0.673 t/m2
pa1 = Ka x h3 x s = 2.103 t/m2
pa2 = Ka x h4 x sat = 3.060 t/m2

Ka kondisi gempa
pq' = Kea x q = - t/m2
pea1' = Kea x h3 x s = 2.652 t/m2
pea2' = Kea x h4 x sat = 3.861 t/m2

Kp kondisi gempa
pep1' = Kep x h3 x s = 2.718 t/m2
pep2' =Kep x h4 x sat = 3.908 t/m2

Universitas Mercubuana IV - 81
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Diagram tekanan tanah samping


q

E. 20.00 b

E. 19.160
h
ana
an t
tekan
P= PV = Psin d

E. 16.45
d PH = Pcos. d


E. 15.85

Tabel 4.40 – Nilai beban dan momen tekanan tanah saluran hubung
kondisi normal .

Perhitungan Momen , kondisi normal


No. H p =luasan Lebar P Pv Ph X Y Mx My
Section (m) (t/m) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m) ( t.m )
Hxp psinf pcos f

Pq 4.15 2.79 1.00 2.79 0.48 2.75 7.20 2.075 3.49 5.71
P1 1.71 1.80 1.00 1.80 0.31 1.77 7.20 3.010 2.25 5.33
P2 2.44 5.13 1.00 5.13 0.89 5.05 7.20 1.220 6.41 6.16
P3 2.44 3.69 1.00 3.69 0.64 3.63 7.20 0.813 4.61 2.95
Pq' 4.15 -2.79 1.00 -2.79 0.48 -2.75 0.00 2.075 - -5.71
P1' 1.71 -1.80 1.00 -1.80 0.31 -1.77 0.00 3.010 - -5.33
P2' 2.44 -5.13 1.00 -5.13 0.89 -5.05 0.00 1.220 - -6.16
P3' 2.44 -3.69 1.00 -3.69 0.64 -3.63 0.00 0.813 - -2.95
Sub Total 4.66 0.00 16.77 0.00

X = ΣMx / ΣV = 3.60 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

Tabel 4.41 – Nilai beban dan momen tekanan tanah pada saluran
hubung kondisi gempa .

Perhitungan momen , kondisi gempa


No. H p =luasan Lebar P Pv Ph X Y Mx My
Section (m) (t/m) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m) ( t.m )

Pq 4.15 0.00 1.00 0.00 0.00 0.00 7.20 2.075 0.00 0.00
Pea1 1.71 2.27 1.00 2.27 0.20 2.26 7.20 3.010 1.42 6.79
Pea2 2.44 6.46 1.00 6.46 0.56 6.44 7.20 1.220 4.06 7.86
Pea3 2.44 4.65 1.00 4.65 0.41 4.63 7.20 0.813 2.92 3.77
Pep1 1.71 2.32 1.00 2.32 0.20 -2.32 0.00 3.010 0.00 -6.97
Pep2 2.44 6.63 1.00 6.63 0.58 -6.61 0.00 1.220 0.00 -8.06
Pep3 2.44 4.77 1.00 4.77 0.42 -4.75 0.00 0.813 0.00 -3.86
Sub Total 2.36 -0.35 8.39 -0.48

X = ΣMx / ΣV = 3.55 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 1.38 (m)

Universitas Mercubuana IV - 82
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

5 Tekanan air

a.Tekanan air statis

Tekanan air statis adalah fungsi kedalaman dipermukaan air dan sama

dengan :

PH =  w x h

PH = Tekanan air

w = unit weight air

h = jarak dari permukaan air bebas.

Diagram tekanan air

q = 1 t/m
E. 20.00
1,710

E. 19.160

E. 18.29
2,440

E. 16.45

E. 15.85

7,200
2,710

2,710

Pw.3 Pw.2 h1
2,440

2,440

Pw.4 h3 h2 Pw.1
1,503

1,503
813

813

h4

y4 y3 y2 y1

w. h w. h
Gambar 4.49 - Diagram tekanan air statis saluran

Universitas Mercubuana IV - 83
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.42 – Nnilai berat dan momen tekanan air pada saluran hubung
Momen kondisi normal
Lebar 1.00 m

No. Tekanan Lebar P (gaya) Y M


2 (m) (m)
)
(t/m (t) ( t.m )
a b=h.w c d= b.c.h.0.5 e f=d.e
Pw1 2.44 1.00 2.98 0.813 2.42
Pw2 2.71 0.00 -3.67 1.503 -5.52
Pw3 2.71 0.00 3.67 1.503 5.52
Pw4 2.44 0.00 -2.98 0.813 -2.42

Sub Total 0.00 0.00

X = ΣMx / ΣV = - (m)
Y = ΣMy / ΣH = - (m)

b. Tekanan air dinamis.

Tekanan air dinamis adalah tekanan yang dipengaruhi oleh keadaan gempa

sehingga untuk perhitungannya digunakan faktor gempa.

Faktor / koefisien gempa (Kh) yang digunakan adalah : 0.12

Perhitungan tekanan kondisi dinamis dengan ketinggian h digunakan

rumus :

P.dinamik = 7/12 x Kh x w x h2

q = 1 t/m
E. 20.00
1,710

E. 19.160

E. 18.29
0.40 H
2,440

0.40 H

E. 16.45

E. 15.85

7,200

Universitas Mercubuana IV - 84
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

0.40 H
1,684
E. 16.45

976
E. 15.85

Gambar 4.50 - Diagram tekanan air dinamik saluran

Tabel 4.43 – Nilai beban dan momen tekanan air diamik pada saluran

hubung.

No. pd H Lebar P Y M
(t/m2) (m) (m) (t) (m) ( t.m )
a b=7/12xKhxhxw c d e =bxcxd f g=exf
Dw1 0.171 2.440 1.00 0.417 0.976 0.407
Dw2 0.190 2.710 1.00 0.514 1.684 0.866

Sub Total 0.931 1.272

X = ΣMx / ΣV = - (m)
Y = ΣMy / ΣH = 1.37 (m)

Rekapitulasi perhitungan Momen untuk beban kombinasi kondisi normal


.

Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton ton
1 Beban mati beton dan tanah 68.55 2.38 19.54 2.16
2 Beban mati air 58.54 - 16.26
3 Gaya Uplift (63.24) (17.57)
4 Tekanan tanah kondisi normal 16.77 - 4.66
5 Tekanan air normal - - -
Jumlah Total 80.60 2.38 22.88 2.16

Notasi : MX = MR
MY = MT

Koefisien stabilitas konstruksi ini menggunakan tabel 4.35 – Angka

keamanan stabilitas pada lampiran No.17.

Universitas Mercubuana IV - 85
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

 Terhadap guling

S MT > 1.5
S MR
80.60 > 1.5  33.91 > 1.50 ok
2.38

 Eksentrisitas terhadap guling ( e )


B - S M < B
2 S V 6
B = 7.2 meter
7.2 - 78.23 < 7.2
2 22.88 6
3.6 - 3.42 < 1.2
0.18 < 1.2 ok

 Terhadap geser

S V tan q > 1.5


SH
10.67 > 1.5  4.93 > 1.5 ok
2.16

 Terhadap daya dukung tanah


L = 1.00 meter
B = 7.20 meter
qa = 26.56 t/m2

a. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
22.88 x ( 1 ± 6 0.18 < 26.56
7.2 7.2
1.15 < 26.56 ok

b. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
22.88 x ( 1 ± 6 0.18 < 26.56
7.2 7.2
0.85 < 26.56 ok

Universitas Mercubuana IV - 86
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 19.54 + 16.26 = 35.80 ton
FU = Gaya uplift
= 17.57 ton
S FG > Fa
S FU
35.80 > 1.1  2.04 > 1.1 ok
17.57

Rekapitulasi perhitungan Momen untuk beban kombinasi kondisi

gempa :

Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton ton
1 Beban mati beton dan tanah 68.55 2.38 19.54 2.16
2 Beban mati air 58.54 - 16.26
3 Gaya Uplift (63.24) (17.57)
4 Tekanan tanah kondisi gempa 8.39 (0.48) 2.36 (0.35)
5 Tekanan air normal - - - -
6 Tekanan air dinamik - 1.27 0.93
Jumlah Total 72.23 3.17 20.59 2.75

Notasi : MX = MR
MY = MT

Perhitungan Stabilitas
 Terhadap guling

S MR > 1.3
S MT
72.23 > 1.3  22.77 > 1.3 ok
3.17

 Eksentrisitas terhadap guling ( e )


B - S M < B
2 SV 3

Universitas Mercubuana IV - 87
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

7.2 - 69.06 < 7.2


2 20.59 3
3.6 - 3.35 < 2.4
0.25 < 2.4 ok

 Terhadap geser

S V.Tan q > 1.3


SV
9.60 > 1.3  3.49 > 1.3 ok
2.75

 Terhadap daya dukung tanah


L = 1 meter
B = 7.2 meter
qa = 39.84 t/m2

a V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
20.59 x ( 1 ± 6 0.25 < 39.84
7.2 7.2
1.20 < 39.84

b V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
20.59 x ( 1 ± 6 0.25 < 39.84
7.2 7.2
0.80 < 39.84

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 19.54 + 16.26 = 35.80 ton
FU = Gaya uplift
= 17.57 ton

S FG > Fa
S FU
35.80 > 1.1  2.04 > 1.1 ok
17.57

Universitas Mercubuana IV - 88
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4.5.4 Perhitungan stablitas bangunan penguras

(1) Kondisi desain.

Bangunan penguras menggunakan desain sebagai berikut.

- Debit desain : Qd= 5.00 m3/detik

- Desain water level tarum barat u.s : EL. 19.45 m

- Existing tanggul saluran : EL. 20.25 m

- Desain elevasi dasar intake : EL. 17.25 m

Kondisi geologi untuk pondasi bangunan penguras menggunakan data

bor lokasi BH-1

(2) Analisa struktur

a) Umum

Bangunan penguras dirancang berdasarkan hasil analisis stabilitas pada

penampang dan longitudinal dan analisis tegangan pada penampang.

b) Analisa stabilitas

(i) Perhitungan kasus

Beban untuk kasus perhitungan analisa stabilitas adalah :

Kasus Intake GWL

Kasus 1 (Kondisi normal) Penuh air (EL.19.45) EL.18.95

Kasus2 (Kondisi gempa) Penuh air (EL.19.45) EL.18.95

(ii) Kondisi pembebanan

Kestabilan dilakukan untuk 2 dua kasus di atas menerapkan beban terdiri

dari beban mati, beban gempa, tekanan tanah, tekanan air dan uplift

Universitas Mercubuana IV - 89
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

b4:250 b5:750

EL.21.500

b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500


EL.20.250

h3:800
EL.19.450
h1:3,000

EL.18.950

h4:2,200

3,500
h5:1,700
Df

700 EL.17.250
EL.16.750
h2:500

b ; 6,400

1,750 2,250

1,650

EL.21.500

EL.20.250

EL.19.450
EL.18.900

Df

EL.17.250
EL.16.750

4,000

Gambar 4.51 - Potongan melintang bangunan penguras

Rencana dimensi :

b1 : 0.50 m

b2 : 1.35 m

b3 : 0.70 m

b4 : 0.25 m

Universitas Mercubuana IV - 90
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

b5 : 0.75 m

b : 6.40 m

h1 : 3.00 m

h2 : 0.50 m

h3 : 0.80 m

h4 : 2.20 m

h5 : 1.70 m

Perhitungan stabilitas direncanakan per 1 meter panjang dengan

menggunakan data- data sebagai berikut.

Unit weight beton = c = 2.400 t/m3

Unit weight tanah = s sat = 1.841 t/m3

Unit weight tanah = s wet = 1.827 t/m3

Unit weight air = w = 1.000 t/m3

Data geologis :

Elevas i ground existing BH.1 = El. 16.80 m

Elevasi ground muka air = El. 18.290 m

Tinggi ground air = El. 1.80 m

Perhitungan nilai N dari data perhitungan laboratorium adalah berikut.

Tabel 4.44 – Nilai N pada titik bor BH,1

Dalam EL N
m m
- 19.00 -
2.00 17.00 14.50
4.50 14.50 31.00
7.00 12.00 34.00
9.50 9.50 44.00

Universitas Mercubuana IV - 91
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

N pada elevasi 16.75 = 3 ( interpolasi )

Sudut friksi dalam ɸ =  ( 12 x N ) + 15

=  ( 12 x 3 ) + 15 = 23 

Perhitungan nilai koefisien :

□ Koefisien gempa = 0.120

□ Koefisien tekanan tanah :

cos 2 (     )
ka  2
 sin (   )  sin (     ) 
cos  cos   cos (     )1 
2

 cos (     )  cos (   ) 

Sudut gesek dalam material tanah urugan.

φ = 10.00 : c = 0.20

□ Koefisien tanah aktif kondisi normal :

φ: sudut friksi dalam 10.0 


b: sudut kemiringan urugan 0.0 
δ: sudut friksi dinding 10.0 
: sudut vertical 4.8 
θ: sudut kombinasi 0.0 

2
cos  = 1.0000
cos(+δ) = 0.96699
sin(φ+δ) x sin(φ-b) = 0.05939
cos(+δ) x cos(b) = 0.96365
2
cos (φ-) = 0.99167

sehingga hasil perhitungan nilai Ka = 0.663

cos2 (     )
kp  2
 sin (   )  sin (     ) 
cos  cos   cos (     )1 
2

 cos (     )  cos (   ) 

Universitas Mercubuana IV - 92
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

□ Koefisien tanah aktif kondisi gempa :

φ: sudut friksi dalam 10.0 


b: sudut kemiringan urugan 0.0 
δ: sudut friksi dinding 0.5 x φ: 5.0 
: sudut vertical 4.8 
θ: Sudut kombinasi 6.84 
k: koefisien gempa 0.12 

cosθ = 0.99288
2
cos  = 1.00000
cos(+d+θ) = 0.95829
sin(φ+δ) x sin(φ-b-θ) = 0.01400
cos(+d+θ) x cos(-b ) = 0.95498
cos2(φ--θ) = 0.99921

sehingga hasil perhitungan nilai Kea = 0.840

Persyaratan Stabilitas :

a. Guling ,

Stabilitas terhadap penggulingan dihitung dengan rumus

S
SFR = > 1.50
S

SFR = Faktor keamanan terhadap guling

MR = Momen gaya gaya penahan .

MT = Momen gaya penggulingan .

Eksentrisitas gaya resultan (e) pada penggulingan dihitung dengan

rumus :

S
e = -
S

e = eksentrisitas gaya resultan

B = Lebar dasar pondasi (m).

Universitas Mercubuana IV - 93
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

M = Momen terhadap gaya ujung .

V = Komponen gaya vertikal

e ≤ B / 6 (Normal) dan ≤ B / 3 ( Gempa)

b. Geser

Stabilitas terhadap pergeseran dihitung dengan rumus

S q
SFS = > 1.50
S

SFS = Faktor keamanan terhadap geser

V = Total beban vertikal .

H = Total beban horisontal.

c. Daya dukung tanah dasar .


q = (1 ± ) ) < qa

q = daya dukung pondasi (t/m2)

qa = daya dukung yang diijinkan (t/m2)

V = total beban vertical (t)

H = total beban horizontal (t)

A = luas area (m2)

e = jarak eksentisitas (m)

Rumus yang digunakan untuk perhitungan daya dukung yang

dijinkan .

qa = ( α.c.Nc + β.γ1.B.Nγ + γ2.Df.Nq ) / Fs

qa = Kapasitas daya dukung yang diijinkan (t/m2)

FS = Safety factor , ( normal = 3: gempa = 2 )

Universitas Mercubuana IV - 94
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

c = Kohesi tanah (t/m2)

γ1, γ2 = Unit weight tanah atas dan permukaan

α, β = Faktor bentuk pondasi

Nc, Nγ, Nq = factor daya dukung

Df = Dalam dari dasar sampai permukaan tanah (m)

B = Lebar dasar (m)

Nilai α dan β untuk bentuk dasar pondasi adalah bentuk continuos

menerus sesuai tabel berikut.

Tabel 4.45 – Koefisien  dan b pondasi

Shape of base Continous Square Rectangle


α 1.0 1.3 1.0 + 0.3 (B/L)
β 0.5 0.4 0.5 - 0.1 (B/L)

Nilai Nc, Nγ dan Nq untuk 

Tabel 4.46 – Nilai Nc, Nγ and Nq untuk 

Φ Nc Nγ Nq
0 5.3 0.0 3.0
5 5.3 0.0 3.4
10 5.3 0.0 3.9
15 6.5 1.2 4.7
20 7.9 2.0 5.9
25 9.9 3.3 7.6
28 14.7 4.4 9.1
30 14.7 6.5 11.6
32 20.3 10.6 16.1
36 42.2 30.5 33.6
40 > 95.7 114.0 83.2

Perhitungan Nilai qa (daya dukung yang diiijinkan) sesuai dengan

Rumus :

qa = ( α.c.Nc + β.γ1.B.Nγ + γ2.Df.Nq ) / Fs

Universitas Mercubuana IV - 95
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

EL.21.500

EL.20.250

3,500
Df

EL.17.250

4,900

Perhitungan Nilai qa

Tabel 4.47 – Nilai daya dukung tanah yang diijinkan ( qa)

Kondisi
Items
Normal Gempa
FS 3.000 2.000
c 0.000 0.000
γ1 1.800 1.800
γ2 1.000 1.000
α 1.000 1.000
β 0.500 0.500
Nc 20.900 20.900
Nγ 10.600 10.600
Nq 16.100 16.100
Df 3.500 3.500
B 4.000 4.000
qa 31.503 47.255

Perhitungan beban kombinasi pada bangunan penguras

1. Beban Mati :

c unit weight beton = 2.400 (t/m3)

s unit weigt tanah sat = 1.841 (t/m3)

Universitas Mercubuana IV - 96
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

s unit weight tanah = 1.827 (t/m3)

Jembatan = 0.820 (t/m)

Stoplog = 0.828 (t/unit)

Pintu = 0.800 (t/ unit)

Hoist = 0.750 (t/unit)

Hoisting load = 2.000 (t/unit)

b4:250 b5:750
b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500

EL.21.500
1,250

1a 2a 3a
9 EL.20.250

6 7 h3:800 EL.19.450
h1:3,000

EL.18.950
h4:2,200

3,500
h5:1,700

Df
5 2 8
1 3
700 EL.17.250
4 EL.16.750
h2:500

b ; 6,400

Gambar 4.52 - Diagram beban mati bangunan penguras


1,750 2,250

1,650

EL.21.500

EL.20.250

EL.19.450
EL.18.900

Df

EL.17.250
EL.16.750

4,000

Gambar 4.53 - Potongan bangunan penguras.


Universitas Mercubuana IV - 97
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.48 – Nilai dan momen beban mati bangunan penguras .

Lebar section 4.00 m Kh= 0.12


Berat Gempa
X Y Mx My
No. Area Lebar W H
( m2 ) (m) (t) (t) (m) (m) ( t.m ) ( t.m )
(1) (2) (3) (4)=(2)x(3)x (5)=(4)x0.12 (6) (7) (8)= (4)x(6) (9)= (5)x(7)
1 1.50 4.00 14.40 1.73 1.25 2.00 18.00 3.46
0.38 4.00 3.60 0.43 0.92 1.50 3.30 0.65
1a 0.63 2.25 3.38 0.41 1.25 4.13 4.22 1.67
2 2.10 4.00 20.16 2.42 3.20 2.00 64.51 4.84
2a 0.88 2.25 4.73 0.57 3.20 4.13 15.12 2.34
3 1.50 4.00 14.40 1.73 5.15 2.00 74.16 3.46
0.38 4.00 3.60 0.43 5.48 1.50 19.74 0.65
3a 0.63 2.25 3.38 0.41 5.15 4.13 17.38 1.67
4 3.20 4.00 30.72 3.69 3.20 0.25 98.30 0.92
5 1.28 4.00 9.39 0.38 3.52
0.12 4.00 0.89 0.80 0.71
6 0.71 4.00 5.21 0.45 2.32
0.03 4.00 0.19 0.96 0.19
7 0.71 4.00 5.21 5.95 31.04
0.03 4.00 0.19 5.44 1.06
8 1.28 4.00 9.39 6.03 56.57
0.12 4.00 0.89 5.60 4.97
9 1.00 4.00 4.00 0.50 2.00
1.00 4.00 4.00 5.90 23.60
Jumlah 137.72 11.80 440.71 19.65

2 Beban pintu

Tabel 4.49 – Nilai beban dan momen pintu bangunan penguras.

(a) Beban hidup pintu kondisi normal


Berat R
X M
BEBAN W
(t) ( m) ( t.m )

Pintu
Hoisting load 4.00 3.20 12.80
Jumlah 4.00 12.80

Tabel 4.50 – Nilai beban dan momen akibat beban pintu .

(b) Beban Mati Pintu Kondisi gempa


Berat Gempa R 0
X Y M M
Beban W H
(t) (t) (m) (m) ( t.m ) ( t.m )
a b c=0.12.b d e f=d.b g=c.e
Stoplog
Gate 1.60 0.19 3.20 1.65 5.12 0.32
Guide Frame 1.00 0.12 3.20 2.00 3.20 0.24
Hoist 1.50 0.18 3.20 3.50 4.80 0.63
Jumlah 4.10 0.49 13.12 1.19

Universitas Mercubuana IV - 98
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.51 – Nilai beban dan momen akibat beban jembatan

(c).Beban Jembatan
Unit Weight Panjang Berat Gempa
X Y Mx My
No. w L W H
(t/m) (m) (m) (t) (m) (m) (t.m) (t.m)
P 0.82 4.40 3.61 0.43 3.20 3.50 11.55 1.52
Jumlah 3.61 0.43 11.55 1.52

X = ΣMx / ΣV = 3.20 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 3.50 (m)

3. Beban Air Kondisi Normal


b4:250 b5:750
b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500

EL.21.500
1,250

EL.20.250
h3:800

EL.19.450
h1:3,000

EL.18.950
1 2
h4:2,200
h5:1,700

700 EL.17.250
EL.16.750
h2:500

b ; 6,400

Tabel 4.52 – Nilai beban dan momen beban air kodisi normal

No. Area Lebar W X (L) M(L)


2
(m ) (m) (t) (m) ( t.m )
1 2.97 4.00 7.43 2.18 16

2 2.97 4.00 7.43 4.23 31

Jumlah 14.85 48

X = ΣMx / ΣV = 3.20 (m)

Universitas Mercubuana IV - 99
Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4 Beban akibat uplift.


b4:250 b5:750
b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500

EL.21.500
1,250

EL.20.250

h3:800
EL.19.450
h1:3,000

EL.18.950

h4:2,200
h5:1,700
1
700 EL.17.250
EL.16.750
h2:500

b ; 6,400

Tabel 4.53 – Nilai beban dan momen akibat beban uplift

No. H Lebar U X(L) M( L)


( t/m ) (m) (t) (m) ( t.m )
1 2.20 6.40 56.32 3.20 180

Jumlah 56.32 180

X = ΣMx / ΣV = 3.20 (m)

5 Tekanan tanah pada samping bangunan penguras.


b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500

pq pq
1,300

P1' P1
pa Pq pa
2,200

P2' 1 P2
P3' P3

pa2 pa2
b ; 6,400

Gambar 4.54 – Diagram tekanan tanah

Universitas Mercubuana IV - 100


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Unit weight :

 w unit weight air = 1.00 (t/m3)

 s unit weight tanah sat = 1.841 (t/m3)

 s unit weight tanah = 1.827 (t/m3)

q = 1.000 (t/m2)

ɸ ( sudut friksi dinding ) = 10. ( normal )

ɸ ( sudut friksi dinding ) = 5. ( gempa )

pq = Ka x q = 0.663
pa1 = Ka x h3 x s = 1.575
pa2 = Ka x h4 x sat = 2.685

pq' = Kea x q = 0.000


pa1' = Kea x h3 x s = 1.995
pa2' =Kea x h4 x sat = 3.402

Tabel 4.54 – Nilai beban dan momen tekanan tanah kondisi normal.

Tekanan Tanah Kondisi Normal


Lebar
H pxh P Pv Ph X Y Mx My
No. Sec.
2
( m ) (t/m ) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m) ( t.m )

Pq 3.50 2.32 4.00 9.28 1.61 9.14 6.40 1.75 10.32 16.00
P1 1.30 1.02 4.00 4.09 0.71 4.03 6.40 2.63 4.55 10.62
P2 2.20 3.46 4.00 13.86 2.41 13.65 6.40 1.10 15.40 15.01
P3 2.20 2.95 4.00 11.82 2.05 11.64 6.40 0.73 13.13 8.53
Pq' 3.50 -2.32 4.00 -9.28 1.61 -9.14 0.00 1.75 - -16.00
P1' 1.30 -1.02 4.00 -4.09 0.71 -4.03 0.00 2.63 - -10.62
P2' 2.20 -3.46 4.00 -13.86 2.41 -13.65 0.00 1.10 - -15.01
P3' 2.20 -2.95 4.00 -11.82 2.05 -11.64 0.00 0.73 - -8.53
Jumlah 13.56 0.00 43.40 0.00

X = ΣMx / ΣV = 3.20 (m)


Y = ΣMy / ΣH = - (m)

Universitas Mercubuana IV - 101


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Tabel 4.55 – Nilai beban dan momen tekanan tanah kondisi gempa
Tekanan Tanah Kondisi Gempa
No. H pxh Lebar P Pv Ph X Y Mx
2
( m ) (t/m ) (m) (t) (t) (t) (m) (m) (t.m)

Pq 3.50 0.00 4.00 0.00 0.00 0.00 6.40 1.75 0.00


P1 1.30 1.30 4.00 5.19 0.45 5.17 6.40 2.63 2.89
P2 2.20 4.39 4.00 17.56 1.53 17.49 6.40 1.10 9.79
P3 2.20 3.74 4.00 14.97 1.30 14.91 6.40 0.73 8.35
Jumlah 3.29 37.57 21.04

X = ΣMx / ΣV = 6.40 (m)


Y = ΣMy / ΣH = 1.17 (m)

6 Tekanan air normal pada dinding bangunan penguras.

b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500


2,200

2,200

P6 P5 P4 P3 P2 P1

b ; 6,400

Gambar 4.55 – Diagram tekanan air normal

Tabel 4.56 –Nilai beban dan momen tekanan air normal

(1) Kondisi Muka air normal

No. Tekanan Lebar P (gaya) Y M


2
)
(t/m (m) (t) (m) ( t.m )
a b=h.w c d= b.c.h.0.5 e f=d.e
Pw1 2.20 4.00 9.68 0.73 7.10
Pw2 2.20 4.00 -9.68 1.23 -11.94
Pw3 2.20 4.00 9.68 1.23 11.94
Pw4 2.20 4.00 -9.68 1.23 -11.94
Pw5 2.20 4.00 9.68 1.23 11.94
Pw6 2.20 4.00 -9.68 0.73 -7.10
Jumlah 0.00 0.00

Universitas Mercubuana IV - 102


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

7 Tekanan air dinamik pada dinding bangunan penguras.

Tekanan air dinamis adalah tekanan yang dipengaruhi oleh

keadaan gempa sehingga untuk perhitungannya digunakan faktor

gempa. Faktor/koefisien gempa (Kh) yang digunakan adalah: 0.12

Perhitungan tekanan kondisi dinamis dengan ketinggian h

digunakan rumus: P.dinamik = 7/12 x Kh x w x h2

b1:500 b2:1,350 b3:700 b2:1,350 b1:500


3,000

2,200

2,200
D3 D2 D1
0.4h
500

b ; 6,400

Gambar 4.56 – Diagram tekanan air dinamik

Tabel 4.57 – Nilai beban dan momen tekanan air dinamik

No. pd H Lebar P Y M
2
(t/m ) (m) (m) (t) (m) ( t.m )
a b=7/12xKhxhxw c d e =bxcxd f g=exf
Dw1 0.339 2.20 4.00 1.36 0.88 1.19
Dw2 0.339 2.20 4.00 1.36 1.38 1.87
Dw3 0.339 2.20 4.00 1.36 1.38 1.87
Jumlah 4.07 4.93

X = ΣMx / ΣV = - (m)
Y = ΣMy / ΣH = 1.21 (m)

Universitas Mercubuana IV - 103


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Rekapitulasi perhitungan beban kombinasi kondisi normal untuk

bangunan penguras.

Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton
1 Beban mati beton dan tanah 440.71 19.65 137.72 11.80
2 a. Beban pintu kondisi normal 12.80 4.00
b. Beban pintu kondisi gempa - - - -
c. Beban jembatan 11.55 1.52 3.61 0.43
3 Beban mati air 76.03 - 23.76
4 Gaya Uplift (180.22) (56.32)
5 Tekanan tanah kondisi normal 43.40 - 13.56 -
Tekanan tanah kondisi gempa - - - -
6 Tekanan air normal - - -
7 Tekanan air dinamik - -
Jumlah Total 404.26 21.16 126.33 12.24
Notasi : Mx = MR

Perhitungan Stabilitas
 Terhadap guling

S MT > 1.5
S MR
404.26 > 1.5  19.10 > 1.50 ok
21.16
 Eksentrisitas terhadap guling ( e )
B - S M < B
2 SV 6
B = 6.4 meter
6.4 - 383.10 < 6.4
2 126.33 6
3.2 - 3.03 < 1.07
0.17 < 1.07 ok
 Terhadap geser

S Vtanf > 1.5


SH
383.10 > 1.5  3.03 > 1.5 ok
126.33

Universitas Mercubuana IV - 104


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

 Terhadap daya dukung tanah


L = 1 meter
B = 6.4 meter
qa = 31.50 t/m2

a. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
126.33 x ( 1 ± 6 0.57 < 31.50
6.4 6.4
1.53 < 31.50 ok

b. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
126.33 x ( 1 ± 6 0.57 < 31.50
6.4 6.4
0.47 < 31.50 ok

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 137.72 + 23.76 = 161.48 ton
FU = Gaya uplift
= 56.32 ton
S FG > Fa
S FU
161.48 > 1.1  2.87 > 1.1 ok
56.32

Rekapitulasi perhitungan beban kombinasi kondisi gempa bangunan

penguras.

Momen Beban
NO Uraian Pembebanan Mx My Vertikal Horisontal
ton m ton m ton
1 Beban mati beton dan tanah 440.71 19.65 137.72 11.80
2 a. Beban pintu kondisi normal 12.80 4.00
b. Beban pintu kondisi gempa 13.12 1.19 4.10 0.49
c. Beban jembatan 11.55 1.52 3.61 0.43
3 Beban mati air 76.03 - 23.76
4 Gaya Uplift (180.22) (56.32)
5 Tekanan tanah kondisi normal 43.40 - 13.56 -
Tekanan tanah kondisi gempa 21.04 43.78 3.29 37.57
6 Tekanan air normal - - -
7 Tekanan air dinamik 4.93 4.07
Jumlah Total 438.42 66.13 133.72 50.30

Universitas Mercubuana IV - 105


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Perhitungan Stabilitas
 Terhadap guling

S MT > 1.3
S MR
438.42 > 1.3  6.63 > 1.30 ok
66.13

 Eksentrisitas terhadap guling ( e )


B - S M < B
2 SV 3
B = 6.4 meter
6.4 - 372.29 < 6.4
2 133.72 3
3.2 - 2.78 < 2.13
0.42 < 2.13 ok

 Terhadap geser

S V.Tan q > 1.3


SH
62.35 > 1.3  1.34 > 1.3 ok
50.30

 Terhadap daya dukung tanah


L = 4.00 meter
B = 6.40 meter
qa = 47.26 t/m2

a. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
133.72 x ( 1 ± 6 0.42 < 47.26
25.6 6.4
1.39 < 47.26 ok

b. V x ( 1 ± 6 e ) < q.a
A B
133.72 x ( 1 ± 6 0.42 < 47.26
25.6 6.4
0.61 < 47.26 ok

 Terhadap Gaya Uplift

FG = ( Berat beton + berat tanah ) + berat air


= 137.72 + 23.76 = 161.48 ton
FU = Gaya uplift
= 56.32 ton
S FG > Fa
S FU
161.48 > 1.1  2.87 > 1.1 ok
56.32 ..

Universitas Mercubuana IV - 106


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

4.6 Pelaksanaan siphon dengan material barrel precast.

Pelaksanaan siphon barrel dengan sistim konvensional banyak mengalami

beberapa kendala sehingga terkadang menghambat kemajuan pekerjaan

diantara hal tersebut adalah.

a. Lokasi siphon barrel berada pada elevasi 7.00 atau 12.00 meter

dibawah muka air sungai sehingga beresiko terhadap limpasan air sungai

sehingga areal kerja sering tergenang air.

b. Waktu pelaksanaan untuk pekerjaan konstruksi beton pada

umumnya membutuhkan waktu cukup lama, utamanya dibutuhkan waktu

minimal 21 hari, untuk pelepasan bekisting dan pekerjaan struktur

diatasnya (pekerjaan timbunan).

Dengan pertimbangan hal tersebut akan digunakan sistim barrel precast

dengan rencana desain sebagai berikut.

Panjang barrel : 12.00 x 9.50 m

Dimensi persegmen : 1.00 x 9.50 m

Berat beton persegmen :

Volume lantai = 9.50 x0.60 x 1.00 = 5.70 m3

Volume dinding = 0.50 x 2.30 x 1.00 x 2 = 2.30 m3

Volume dinding = 0.30 x 2.30 x 1.00 x 2 = 1.38 m3

Volume atap = 8.50 x0.50 x 1.00 = 4.25 m3

Total Volume = 13.63 m3

Berat Beton = 13.63 m3 x 2.40 t/m3 = 32.17 ton

Universitas Mercubuana IV - 107


Bab IV - Perhitungan Alternatif Desain Siphon Saluran Hubung dan Bangunan Penguras

Alat angkat yang digunakan : 2 unit crane kapasitas 50.00 Ton

RENCANA BARREL PRECAST


1.00 M X 9.500 M

3,300
9,500

TAMPAK DEPAN
3,300

1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

TAMPAK SAMPING
Gambar 4.57 Rencana segmen beton barrel precast

Keuntungan beton barrel precast.

o Pengendalian mutu dapat dicapai,karena proses produksi dikerjakan di

pabrik/workshop dan dilakukan test laborat.

o Dapat dibentuk sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keinginan

desain. Dan perakitan tulangan yang lebih teliti dan presisi.

o Waktu pelaksanaan lebih singkat.

o Dapat mengurangi biaya pembangunan.

o Tidak terpengaruh cuaca.

Universitas Mercubuana IV - 108

Anda mungkin juga menyukai