Anda di halaman 1dari 23

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332470450

Bridge Management and Inspection System

Preprint · April 2018


DOI: 10.13140/RG.2.2.30105.88164

CITATIONS READS
0 1,844

1 author:

Nathan Madutujuh
Engineering Software Research Center (www.esrcen.com)
58 PUBLICATIONS   1 CITATION   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Steel Fiber Reinforced Concrete View project

Integrated Structural Modeling, Analysis, Design and Drafting CAD Software View project

All content following this page was uploaded by Nathan Madutujuh on 17 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Bridge Management and Inspection System
(Studi Kasus Jembatan di USA dan Aplikasinya untuk Indonesia)
by Nathan Madutujuh, PT AMCK, Bandung (E-mail: amck.nathan@gmail.com)

A. Introduction

Dari 614,387 jembatan dan terowongan (dengan panjang lebih dari 6m) yang ada di Amerika pada tahun 2007,
40% telah melebihi usia pakai dan 15% telah melebihi usia 40 tahun, sehingga total ada 338,000 jembatan dan
terowongan yang perlu dievaluasi. Belum lagi ditambah dengan sisanya yang walaupun masih dalam usia pakai
perlu dipelihara dan dimonitor juga.

Untuk itu untuk mendapatkan tingkat keamanan publik dan transportasi yang lebih baik secara nasional, maka
sejak tahun 2005 telah dikembangkan suatu sistem manajemen terpadu untuk jembatan di Amerika yang terdiri
dari :
1. Sistem Identifikasi Jembatan (Semacam Nomor ID unik untuk setiap jembatan)
2. Sistem Database Jembatan (PONTIS.DB)
3. Standard Disain Jembatan
4. Sistem Inspeksi Jembatan
5. Sistem Rating Jembatan
6. Sistem Pengolahan Database Jembatan (Program PONTIS, sekarang AASHTOware Management)
7. Laporan Eksekutif

Dari ke 7 sistem diatas yang dirancang agar dapat bekerja secara terpadu, maka setelah diaplikasikan selama 10
tahun telah didapatkan hasil berupa perbaikan mutu dan sufficiency rating dari jembatan di Amerika. Sistem ini
terus dikembangkan sehingga sekarang evaluasi struktur jembatan telah dilakukan lebih detail lagi per elemen
dengan menggunakan data yang lebih banyak (Bridge Core Element Database).

Terlampir: NBI Format


B. Bridge Management System

B.1. Sistem Identifikasi Jembatan (Semacam Nomor ID unik untuk setiap jembatan)

Dimana terdapat informasi mengenai : Alamat, lokasi, type route


NBI = National Bridge Inventory System

B.2. Sistem Database Jembatan (PONTIS.DB, AASHTOware Management)

Menggunakan NBI diatas untuk id dan mencakup data lainnya:


Jenis dan spesifikasi teknis Jembatan
Standar klasifikasi jenis jembatan
Material untuk komponen jembatan :
deck, surface, girder, bearing, pier, foundation, abutment, dsb
Kondisi Operasi (Operational Conditions)
Usia jembatan, tahun dibangun, tahun direhabilitasi, jenis layanan dan lalu-lintas yang
dipikul, jumlah lajur, Lintas harian rata2 (ADT), Lintas truk harian rata2 (ADTT),
jalur bypass, jalur detour, dsb
Data geometris
Ukuran jembatan, lebar terpakai
Deskripsi fungsi
Fungsi lalu lintas, fungsi ekonomi, fungsi militer, dsb
Data inspeksi rutin
Data riwayat inspeksi, rating terakhir, rekomendasi

Database jembatan ini, karena penting untuk semua pihak, disediakan gratis dan dapat diakses oleh
umum di : https://www.fhwa.dot.gov/bridge/nbi/ascii.cfm

B.3. Sistem Disain Jembatan

Untuk menjamin bahwa proses disain jembatan akan menghasilkan jembatan yang kuat dan handal maka
AASHTO mengeluarkan beberapa persyaratan minimum untuk disain jembatan antara lain:

a. Menyediakan Software Jembatan yang handal dan mudah digunakan dengan harga terjangkau
– Program SuperGirder yang dapat didownload gratis lewat www.AASHTOware.com
– Program Bridge Rating BRASS untuk evaluasi Bridge existing sesuai data inspeksi terbaru

b. Program diatas pada awalnya dikembangkan oleh akademisi sesuai dengan Design Code AASHTO
terbaru, sehingga penggunaannya akan menjamin hasil disain sesuai dengan persyaratan yang ada.
Program ini cukup canggih sehingga untuk jembatan I Girder dan Box girder standard hampir semua
konsultan menggunakan program ini. Database penampang I girder dan Box girder dari berbagai
produsen di USA juga sudah dimasukkan kedalam program ini.

c. Untuk optimasi disain, konsultan perencana dapat menggunakan program Jembatan yang lebih canggih
antara lain : LARSA, LUSAS, CSI-Bridge, dsb. Khususnya untuk special bridge : Curved Box Girder,
Cable Stayed Bridge, Suspension Bridge, Arch Bridge, dimana diperlukan pemodelan yang lebih detail
baik untuk cable maupun plate buckling, biasanya dengan nonlinear FEM model. Dengan penggunaan
NLFEM ini, maka perencana dapat melakukan pemeriksaan yang tidak dapat dilakukan oleh code.

d. Selain untuk kebutuhan special bridge, software yang lebih canggih juga digunakan untuk perencanaan
jembatan + substrukturnya (Soil-Structure Interaction), misalnya dengan LUSAS atau MIDAS GTX.
AASHTOware Software

PGSuper (Free Download : www.pgsuper.com, Professional Version only USD 1250)

Design Precast-Prestressed Concrete Bridges Faster, Better! PGSuper is the most widely used, most
comprehensive AASHTO LRFD precast prestressed bridge girder design software in the world. Better yet,
PGSuper is open source which means that it is free to be used and modified by all.
B.4. Sistem Inspeksi Jembatan

Sistem Inspeksi Jembatan yang dapat diandalkan hasilnya tergantung pada beberapa komponen:

1. Struktur Organisasi dan Kualifikasi Tim Inspeksi (sering tapi tidak berkualitas = useless data)
2. Frekuensi Inspeksi (Inspeksi yang baik tapi jarang juga bisa tidak banyak manfaatnya)
3. Komponen yang di inspeksi (Upper Structure, Underwater dsb)
4. Metode Inspeksi, Akurasi/Kualitas/Kalibrasi alat, dan Sistem Pencatatan hasil

a. Struktur Organisasi dan Kualifikasi Tim Inspeksi Jembatan di USA adalah sbb:

Jabatan Kualifikasi Keterangan


Program Manager • Professional engineer registration or 10 years of Semua syarat harus dipenuhi
(PM) bridge inspection experience; and
• FHWA approved comprehensive bridge
inspection training; and
• Completion of periodic bridge inspection
refresher training
Team Leader (TL) • PE registration OR Salah satu dari syarat ini harus
• 5 years of bridge inspection experience OR dipenuhi (PE, 5 yrs
• NICET Level III or IV Bridge Safety Inspector experience, S1+2yrs atau D3 +
certification OR 4 yrs experience)
• Bsc. in CE from ABET accredited college or
university, a passing score on the Fundamentals of • Harus hadir secara penuh
Engineering Exam, and 2-years of bridge pada waktu survey awal,
inspection experience. survey routine, in-depth,
• Associate Degree in CE from ABET accredited fracture critical member and
college or university and 4-years of bridge underwater inspection.
inspection experience.

AND

• FHWA approved comprehensive bridge Semua syarat harus dipenuhi


inspection training; and
• Completion of periodic bridge inspection
refresher training according to State policy.
Underwater Diver • FHWA approved comprehensive bridge Salah satu dari syarat ini harus
(UW) inspection training course OR dipenuhi
• FHWA approved underwater bridge inspection
diver training course

b. Frekuensi Inspeksi

Untuk menentukan frekuensi inspeksi, jenis jembatan dibedakan antara Low Risk Bridge dan High Risk
Bridge. Frekuensi inspeksi jembatan ditentukan oleh kategori resiko dari suatu jembatan. Jembatan
dengan kategori resiko tinggi perlu mendapat inspeksi yang lebih sering dibandingkan jembatan dengan
kategori resiko rendah. Kondisi Resiko ini dapat berbeda untuk tiap komponen yang akan diinspeksi,
misalkan bisa saja untuk deck bridge bersifat High Risk sedangkan untuk Foundation bersifat Low Risk.
Contohnya untuk kondisi Load Rating, Kategori Low Risk adalah sbb:

• NBI condition ratings of 4 (Poor) or less for Superstructure (Item 59),


Substructure (Item 60), or Culvert (Item 62)
• Item 70 <5
• NBI appraisal rating of 3 (Serious) or less for Structural Evaluation (Item 67)
• Bridges requiring load restriction (NBI Item 41 coded B, P or R),
• Bridges with temporary supports (NBI Item 41 coded D)
• Bridges with fracture critical members (FCM)

Kategori Resiko Posisi Interval Interval


Jembatan inspeksi minimum maksimum
(bulan) (bulan)
Lower Risk Bridge Above Water 24 48
Underwater 60 72
FCM 24 24
High Risk Bridge Above water 24 24
Underwater 60 60
FCM 24 24

Selain inspeksi rutin diatas, dapat juga dilakukan Damage Inspection, In-depth Inspection, dan
Special Inspection yang dilaksanakan sesuai keperluan tanpa menunggu jadwal inspeksi rutin.

c. Komponen yang di inspeksi

Komponen yang perlu di inspeksi harus lengkap antara lain :


1. Komponen Struktur : Surface, Dilatasi, Deck, Girder, Cable, Pylon, Hanger, Connection, PT Wire
2. Komponen Sub-struktur : Culvert, Tunnel, Bearing, pierhead, pier, pilecap, pile
3. Komponen Sungai : River level, Stream condition, Erosi
4. Komponen Lalu-lintas : ADT, ADTT, bypass, detour, dsb
5. Komponen Safety : Railing, Pedestrian

Setiap komponen diatas dapat memiliki interval inspeksi yang berbeda sesuai sifatnya dan memiliki
kontribusi masing-masing terhadap nilai rating akhirnya. Nilai rating akhir ini akan digunakan oleh
Eksekutif dalam menentukan langkah perbaikan, penggantian dan alokasi dana yang diperlukan.

d. Metode Inspeksi, Akurasi/Kualitas/Kalibrasi alat, dan Sistem Pencatatan hasil

Inspeksi perlu dilakukan sesuai metode inspeksi dan prosedur yang telah ditetapkan. Peralatan yang
digunakan perlu dikalibrasi dan memiliki akurasi yang baik. Beberapa peralatan yang perlu digunakan:

Alat Test Beton: Alat Test Baja: Alat Test Sungai:


Concrete Hammer Test Corrision Meter Pengukur debit sungai
UPV Test Hal-Potential Meter Pengukur kedalaman sungai
Profometer Steel Hardness

Alat Test Defleksi: Alat Test Vibrasi: Alat Uji Beban:


Level meter Vibration meter Loading Truck
Teodolit Strain gauge Strain gauge dan LVDT
Laser meter

Sistem pencatatan biasanya sudah menggunakan web-based sehingga data dapat ditransfer dan
dimonitor secara real-time di pusat data.
B.5. Sistem Rating Jembatan (AASHTOware Rating)

Sistem National Bridge Inventory ini mencakup evaluasi dari struktur deck, struktur atas, struktur bawah, dan
culvert dan diberikan skala 0-9 sbb:

Scale Description Action


9 Superior to present desirable criteria -
8 Equal to present desirable criteria -
7 Better than present minimum criteria -
6 Equal to present minimum criteria -
5 Somewhat better than minimum adequacy to Minor Repair
tolerate being left in place as is
4 Meets minimum tolerable limits to be left in Minor Repair
place as is
3 Basically intolerable requiring high priority Major Repair or Rehabilitation
of corrective action
2 Basically intolerable requiring high priority Major Repair or Replacement
of replacement
1 This value of rating code not used Major Repair or Replacement
0 Bridge closed Replacement
Functionally the design of a bridge is not suitable for its Major Repair or Replacement
Obselete current use, such as lack of safety shoulders
or the inability to handle current traffic
volume, speed, size, or weight
Fracture Critical the failure of any one main structural Major Repair or Replacement
member will cause a significant portion or
the entire bridge to collapse

Kategori skala 5-9 berarti secara struktur memadai ("structurally sufficient") sedangkan kategori skala 2-4 berarti
secara struktur tidak aman (“Structurally deficient”) dan harus dilakukan perkuatan atau beban lalu-lintas
dikurangi atau dibatasi. Untuk nilai 0-1 berarti jembatan tidak bisa digunakan (“Bridge closed”).

5-9 Structurally Sufficient Struktur aman


2-4 Structurally Deficient Harus dilakukan perkuatan atau beban lalu-lintas dikurangi
0-1 Bridge Closed Jembatan tidak boleh digunakan karena tidak aman

Jembatan juga dapat dikategorikan sebagai “Functionally obsolete" bila :

1. Tidak memiliki standar safety yang baik (lebar bahu, lebar jalan, railing, dsb)
2. Tidak dapat menangani volume lalu-lintas, kecepatan, ukuran dan berat kendaraan yang lewat

Dari hasil evaluasi 614,387 jembatan dan terowongan di Amerika, pada akhir tahun 2008 didapati sbb:

Category Percentage Qty Cost Estimation


Structurally Deficient 12.1% 72,868 jembatan USD 48,000,000,000,-
Functionally Obselete 12.2% 89,024 jembatan USD 91,000,000,000,-
Fracture Critical Bridge

Ada beberapa jenis jembatan yang dibangun sebelum tahun 1970-1980 yang mungkin menggunakan code,
material dan metode konstruksi lama dapat dikategorikan sebagai “Fracture Critical”, dimana kegagalan dari 1
member atau pelat buhul dapat menyebabkan keruntuhan sebagian besar atau keruntuhan total dari jembatan.
Kondisi kritis ini juga dapat terjadi pada pier yang rentan ditabrak tongkang atau kapal.

Contoh dari Fracture Critical Bridge ini adalah Keruntuhan Gusset Plate pada jembatan lama yang umumnya
tidak melakukan pemeriksaan gusset plate terhadap block shear dan plate buckling, khususnya untuk jembatan
rangka batang baja yang masih menggunakan paku keling. Hal ini telah menyebabkan keruntuhan tiba-tiba di
beberapa jembatan lama di USA.

Untuk itu, pada pada tahun 2005, Revisi Design Code baru khusus untuk perencanaan Gusset Plate telah
dikeluarkan oleh AASHTO dan sekarang juga diadopsi oleh AISC. Pihak ESRC (www.esrcen.com) juga ikut
mengembangkan Program Khusus untuk perencanaan Gusset Plate ini untuk konsultan jembatan di USA.
Setelah code untuk Gusset Plate berlaku, maka semua jembatan baja lama yang menggunakan gusset plate
dievaluasi ulang dengan menggunakan code yang baru.

Gambar 2. Program TRUSSCON untuk perencanaan Gusset Plate sesuai Design Code AASHTO 2005

Hasil Inspeksi

Hasil inspeksi diatas dinyatakan dalam suatu sistem nilai yang sudah didefinisikan untuk setiap komponen yang
diinspeksi.
Sistem penilaian untuk setiap komponen

Setiap komponen yang di inspeksi akan diberikan nilai supaya dapat dilakukan perhitungan rating akhir sesuai
bobot dari komponen yang bersangkutan. Nilai ini akan digunakan oleh Program Pengolah Database untuk
menghitung rating akhirnya.

1. Contoh untuk jembatan beton biasa


2. Contoh untuk jembatan beton prategang
3. Contoh untuk jembatan baja
B.6. Sistem Pengolahan Database Jembatan (Program PONTIS, sekarang AASHTOware)

Data jembatan di server yang menyimpan data NBI dapat didownload dan diakses oleh program database yang
selanjutnya akan mengolah sesuai kriteria yang ada untuk membuat action plan sesuai anggaran yang ada.
Contoh rumus untuk mendapatkan Rating Final dari suatu jembatan adalah sbb:

Sufficiency Rating = 55% Structural Evaluation + 30% Obsolescence of design + 15% Public importancy

Nilai 55%, 30% dan 15% adalah diambil berdasarkan kebijakan dari pemerintah yang berwenang sedangkan
rating Struktur dihitung dari jumlah rating per komponen struktur dikalikan bobot komponen tersebut. Bobot
dari komponen yang digunakan juga merupakan nilai empiris yang dapat terus disempurnakan.

Dari hasil pengolahan database ini maka dapat diperoleh laporan eksekutif yang dapat digunakan untuk membuat
kebijakan anggaran dan rencana kerja.
B.7. Laporan Eksekutif

Dari hasil pengolahan database jembatan yang berisi data jembatan, laporan inspeksi dan laporan rating
jembatan, dapat dibuat laporan eksekutif untuk pemerintah pusat dan daerah. Didapat suatu nilai akhir berupa
“Bridge Sufficiency Rating” dengan kriteria sbb:

Sufficiency Rating = 55% Structural Eval. + 30% Obsolescence of design + 15% Public importancy

Sufficiency Rating Action Funding by


0-50 Replacement Pemerintah Pusat
50-80 Repair Pemerintah Pusat
> 80 - Pemerintah Daerah

C. Penutup

Dari 614,387 jembatan yang ada di Amerika, 40% sudah melebihi usia 50 tahun, dan 15% antara 40-50 tahun,
dengan usia rata-rata jembatan 43 tahun. Dengan kebanyakan jembatan direncanakan untuk umur pakai 50
tahun, maka ada lebih dari 55% (338,000) jembatan yang perlu diperbaiki, diperkuat atau dipensiunkan. Sesuatu
yang akan memakan biaya sangat besar. Setelah dilakukan inspeksi dan rating dari 614,387 bridge yang ada
secara intensif di Amerika, diperoleh adanya peningkatan kondisi dari bridge yang bermasalah sehingga kejadian
kerusakan dan keruntuhan bridge dapat dikurangi secara signifikan.

Pada tahun 2007 ada 12.3% jembatan yang berstatus “Structurally Deficient” sedangkan pada tahun 2016 telah
turun menjadi 12.3%. Hal ini dapat dilihat juga dari total luas deck jembatan yang bermasalah yang turun dari
9.5% menjadi 6.3%. Untuk setiap negara bagian persentase bridge dengan status ini dapat bervariasi dari 1.6%
(Nevada) sampai 24.9% (Rhode Island). Hal ini membuktikan bahwa Sistem Managemen dan Inspeksi
Jembatan yang baik secara nasional akan memberikan hasil baik untuk keamanan publik maupun secara
ekonomi.

Dengan kondisi geografis yang luasnya hampir sama namun memiliki lebih banyak pulau dan sungai, Indonesia
memiliki jumlah jembatan yang cukup banyak dan nantinya mungkin melebih jumlah jembatan di USA. Bila
sistem ini diterapkan di Indonesia maka kejadian jembatan yang runtuh tiba-tiba dapat diantisipasi sehingga
kerugian kehilangan nyawa dan nilai ekonomi dapat dikurangi signifikan.
LAMPIRAN

1. NBI Format
2. PONTIS

a. Deck Element Index


b. Superstructure Element Index
c. Substructure Element Index
d. Micellenaous Element Index
References
1. AASHTO Bridge Element Inspection Guide Manual, 1st Edition, 2010
2. Pontis Bridge Inspection Coding Guide, Colorado Department of Transportation, 2001
3. AASHTOware websites, 2017

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai