2017
https://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/8655
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
ANALISIS FINANSIAL PEMANFAATAN DAUN EUKALIPTUS
(Eucalyptus sp)DALAM PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DI
HUTAN TANAMAN PT. TOBA PULP LESTARITbk
SKRIPSI
Oleh:
WINDY BRILLIAN NEWTON ELHABIB TAUFIK
121201087
Manajemen Hutan
SKRIPSI
Oleh:
WINDY BRILLIAN NEWTON ELHABIB TAUFIK
121201087
Manajemen Hutan
i
HALAMAN PENGESAHAN
NIM : 121201087
Disetujui oleh:
Komisi pembimbing
Ketua Anggota
Mengetahui
Dekan Fakultas Kehutanan
ii
WINDY BRILLIAN NEWTON ELHABIB TAUFIK. Financial Analysis of
Utilization Eucalyptus leaves (Eucalyptus sp.) for Production of Essential Oil in
Industrial Plantation Forest PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Under supervision:
AGUS PURWOKO and IRAWATI AZHAR.
ABSTRAK
i
iii
WINDY BRILLIAN NEWTON ELHABIB TAUFIK. Analisis Finansial
Pemnafaatan Daun Eukaliptus (Eucalyptus sp) Dalam Pembuatan Minyak Atsiri
Di Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk. Dibawah bimbingan Agus
Purwoko dan Irawati Azhar.
RIWAYAT HIDUP
ii
iv
Penulis dilahirkan di Takengon pada 25 Desember 1994 dari ayah Taufik
Mahmud, S.E., M.B.A. dan ibu Sanidah, S.Pd., M.Pd. Penulis merupakan anak
Kutacane dan lulus pada tahun 2006. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan
di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Swasta Al-Azhar Medan dan lulus pada
tahun 2009. Pada Tahun 2012 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri 3 Medan, dan pada tahun yang sama penulis diterima sebagai mahasiswa
melalu jalur ujian tertulis Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri
(SNMPTN).
Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU dan Ikatan Pelajar dan Mahasiswa
Provinsi Sumatera Utara dari tanggal 22 sampai 31 Agustus 2014. Penulis juga
Utara, Provinsi Kalimantan Timur dari tanggal 1 Februari sampai 4 Maret 2016.
KATA PENGANTAR
iii
v
Puji dan syukur kepadaAllah SWT yang telah memberikan limpahan
pembuatan Minyak Atsiri Hutan Tanaman PT. Toba Pulp Lestari Tbk.”
1. Kedua orang tua penulis, Taufik Mahmud, S.E., M.B.A. dan Sanidah, S.Pd.,
Brillian Elhabib Taufik, Anastasya Salsabila Brillian Elhabib Taufik dan Yazid
Ozil Brillian Elhabib Taufik, Semoga kelak kita sukses dan dapat
masukan kepada penulis dari awal hingga akhir penelitian dan penyusunan
skripsi.
Sumatera Utara, yang telah banyak membantu kegiatan akademik penulis muli
5. PT. Toba Pulp Lestari yang telah memberi izin kepada penulis dan rekan-rekan
Adventris Hutagaol, S.P serta Triskin Simanungkalit, S.Hut yang telah banyak
iv
vi
7. Rekan Tim Peneliti sekaligus sahabat penulis, Haganta Sembiring, Yulianti
Alvionita, Mentari Adelina, Sri Widya dan semua rekan rekan di Fakultas
Kehutanan USU.
8. Semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung maupun tidak
Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis
pendidikan di masa yang akan datang. Akhir kata, Semoga skripsi dapat
bermanfaat.
Medan, Februari2017
Penulis
vii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ......................................................................................................... i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
TujuanPenelitian ........................................................................................... 3
Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Eukaliptus
Deskripsi ................................................................................................. 4
Penyebaran .............................................................................................. 5
Tempat tumbuh ....................................................................................... 6
Minyak Atsiri ................................................................................................ 6
Minyak Eukaliptus ........................................................................................ 7
Analisis Finansial .......................................................................................... 8
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat ...................................................................................... 11
Alat dan Bahan ............................................................................................ 11
Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 11
Pengolahan Data.......................................................................................... 12
viiiv
Analisis finansial skenario I (dengan potongan harga 10 persen dari
Harga jual distributor) .......................................................................... 20
Analisis finansial skenario II (dengan potongan harga 15 persen dari
Harga jual distributor) .......................................................................... 22
LAMPIRAN ..................................................................................................... 28
ix
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Potensi Bahan Baku Daun Eukaliptus .......................................................... 16
x
vi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Halaman
1. Asumsi Dasar ............................................................................................... 28
4. Depresiasi ...................................................................................................... 32
5. Tabel Pinjaman.............................................................................................. 34
6. Modal ............................................................................................................ 35
xi
vii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
alang yang terlantar tidak produktif dan tidak cocok untuk pertanian tetapi cocok
untuk tanaman kehutanan, Jenis pohon tertentu dapat ditanam dengan teknik
tertentu dan dapat menghasilkan produksi dan manfaat yang lebih tinggi bagi
Hutan memiliki manfaat langsung dan tidak langsung. Salah satu manfaat
langsung dari hutan adalah sebagai sumber bahan baku industri melalui
industri sebagai bahan mentah. Dengan demikian, HTI adalah produksi hutan
menghasilkan bahan mentah untuk kayu, industri pulp, kertas dan keperluan
Hasil hutan terbagi menjadi dua, yaitu hasil hutan kayu dan hasil hutan
bukan kayu (HHBK). Hasil hutan bukan kayu adalah produk biologi asli selain
kayu yang diambil dari hutan, lahan perkayuan dan pohon-pohon Menurut
ekonomi sumber daya hutan yang lebih berpusat pada hasil hutan bukan kayu
dalam penanaman hutan tanaman industri. Banyak manfaat yang dapat diambil
dari kayu ekaliptus antara lain untuk bahan bangunan seperti kusen pintu, jendela,
kayu lapis, pulp dan kertas. Sedangkan daun dan cabang eukaliptus. dapat
untuk obat gosok, obat batuk, parfum, dan disinfektan. ekaliptus banyak dijumpai
industri PT. Toba Pulp LestariTbk di Sumatera Utara (Irvan et. al., 2015).
PT. Toba Pulp Lestari Tbk adalah perubahan nama dari PT. Inti Indorayon
tanggal 23 Agustus 2001. Perubahan nama ini telah mendapat persetujuan dari
tanggal 24 September 2004. Semula PT. Inti Indorayon Utama Tbk memproduksi
pulp dan rayon. Setelah terjadi perubahan nama, hanya memproduksi pulp.
Februari 2011 kepada PT. Toba Pulp Lestari Tbk telah diberi izin usaha
areal hutan produksi seluas 190.188 hektar sesuai dengan hasil penetepan batas
PT. Toba Pulp Lestari Tbk adalah Eucalyptus sp. Jenis ini dipilih karena dapat
tumbuh pada lahan yang ada dan mempunyai produktivitas per satuan luas yang
Selama ini PT. Toba Pulp Lestari Tbk, masih mengutamakan hasil hutan
kayu yaitu berupa serat sebagai bahan baku pulp. Padahal potensi dari komoditi
yang mengandung minyak atsiri dan dapat bernilai ekonomi tentunya, karena
melalui potensi bahan baku dan rendemen minyak atsiri yang terdapat pada
Tujuan Penelitian
pemanfaatan daun eukaliptus dari aspek finansial dalam pembuatan minyak atsiri
pada kawasan hutan tanaman industri PT. Toba Pulp Lestari Tbk.
Manfaat Penelitian
pengolahan daun ekaliptus dalam pembuatan minyak atsiri dan sebagai sarana
sejenis.
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman Eukaliptus
Deskripsi
pembangunan tanaman ini maju pesat pada tahun 1980 setelah kongres kehutanan
Sedunia ke VIII di Jakarta tahun 1878. Eukaliptus yang tumbuh cepat akan
mengkonsumsi air dari dalam tanah cukup banyak, berpengaruh buruk terhadap
kesuburan tanah, tajuk yang ringan/tipis tidak dapat melindungi permukaan tanah
dari tetesan air hujan yang dapat menimbulkan erosi, tidak menyediakan
habitat yang baik dan tidak cukup makanan bagi kehidupan liar (Pudjiharta,2001).
200 cm. Permukaan papan licin, berserat berbentuk papan catur. Daun muda dan
sejajar, berbau harum bila diremas. Perbungaan berbentuk payung yang rapat
kadang-kadang berupa malai rata di ujung ranting. Buah berbentuk kapsul, kering
dan berdinding tipis. Biji berwarna coklat atau hitam. Marga eukaliptus termasuk
kelompok yang berbuah kapsul dalam suku Myrtaceae dan dibagi menjadi 7-10
anak marga, setiap anak dibagi lagi menjadi beberapa seri (Sutisna et. al., 1998).
spesies Eucalyptus sp. Spesies-spesies yang sudah dikenal umum antara lain,
Kingdom :Plantae
Divisi : Spermatophyta
Class : Myrtales
Famili : Mrytaceae
Genus : Eucalyptus
Spesies :Eucalyptus sp
Penyebaran
mulai dari 7°’ LU sampai 43°39’ LS meliputi Australia, New Britania, Papua dan
Jaya, Sulawesi, Nusa Tenggara Timur, dan Timor- Timur. Genus eukaliptus
terdiri atas 500 spesies yang kebanyakan endemik Australia. Hanya ada dua
spesies yang tersebar di wilayah Malesia (Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara dan
menyebar di Australia bagian Utara menuju bagian Timur. Spesies ini banyak
tersebar di daerah-daerah pantai New South Wales dan Australia bagian Barat
Daya. Pada saat ini beberapa spesies ditanam di luar daerah penyebaran alami,
misalnya di benua Asia, Afrika bagian Tropika dan Subtropika, Eropa bagian
Tempat tumbuh
(daerah arid) dan daerah yang beriklimbasah dari tipe hujantropis. Jenis eukaliptus
eukaliptus dapat tumbuh pada tanah yang dangkal, berbatu-batu, lembab, berawa-
rawa, secara periodik digenangi air, dengan variasi kesuburan tanah mulai dari
tanah-tanah kering gersang sampai pada tanah yang baik dan subuh (Departemen
Kehutanan, 1994).
Minyak Atsiri
potensial yang dapat menjadi andalan bagi Indonesia untuk mendapatkan devisa.
dan turunannya naik sekitar 10% dari tahun ke tahun. Kenaikan tersebut terutama
pada suhu ruang. Bahan baku minyak ini diperoleh dari berbagai bagian tanaman
seperti daun, bunga, buah, biji, kulit biji, batang, akar atau rimpang. Salah satu ciri
utama minyak atsiri yaitu mudah menguap dan beraroma khas. Karena itu, minyak
ini banyak digunakan sebagai bahan dasar pembuatan wewangian (Rusli, 2010).
7
Proses produksi minyak atsiri dapat ditempuh melalui 3 cara, yaitu : (1)
dengan mendidihkan bahan baku di dalam ketel suling sehingga terdapat uap yang
diperlukan untuk memisahkan minyak atsiri dengan cara mengalirkan uap jenuh
dari ketel pendidih air (boiler) kedalam ketel penyulingan (Widiastuti, 2012).
ini dapat menjadi bahan dasar untuk diproses menjadi produk-produk lain.
Contohnya antara lain: minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan
minyak terpentin. Biasanya komponen utama yang terdapat dalam minyak atsiri
Minyak Eukaliptus
Minyak eukaliptus (eucalypt oil) atau lebih dikenal dengan minyak kayu
putih merupakan salah satu jenis dari minyak atsiri yang mudah menguap dan
dihasilkan dari tanaman melalui penyulingan daun. Minyak ini digunakan sejak
jaman dulu sebagai antiseptik, obat sakit perut, obat flu atau digunakan untuk
Tanaman penghasil minyak kayu putih yaitu Eucalyptus spp berasal dari
hutan alam maupun hutan buatan. Hutan alam kayu putih terdapat di daerah
Sumatera Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku, Bali, NTT, dan Papua. Sedangkan
8
hutan buatan dapat ditemukan di wilayah Jawa Timur, Jawa Barat, Daerah
Istimewa Yogyakarta, Jawa Barat, Banten, dan Sumatera Utara (Widiasuti, 2012).
putih yang berasal dari Pulau Buru di Sulawesi termasuk mutu terbaik. Namun
kebutuhan domestik jauh lebih besar dari produksinya, kira-kira sebesar 1.500
ton/tahun sehingga pada saat ini kebutuhan mnyak kayu putih dalam negeri
diimpor dari China dan Vietnam. Total nilai impor minyak kayu putih dari luar
negeri bias mencapai enam juta US Dollar atau setara dengan hamper Rp 60
Analisis Finansial
biaya dan manfaat untuk menentukan apakah suatu bisnis akan menguntungkan
dalam hal pendanaan dan aliran kas, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya
bisnis yang dijalankan. Dalam rangka mencari ukuran menyeluruh tentang baik
atau tidaknya suatu proyek, telah dikembangkan berbagai macam indeks, disebut
dalam penelitian analisis kelayakan usaha, antara lain Net Present Value (NPV),
Internal Rate of Return (IRR) danBenefit Cost Ratio (BCR) (Ibrahim, 1998).
diinvestasikan, yaitu perbandingan antara total benefit yang diterima dengan total
biaya yang dikeluarkan dalam bentuk present value selama umur ekonomis
proyek.
9
Analisis kelayakan usaha pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk dilakukan
Net Present Value (NPV) adalah kriteria investasi yang banyak digunakan
dalam mengukur apakah suatu proyek feasilbleatau tidak. Perhitungan Net present
value merupakan net benefit yang telah didiskon dengan menggunakan social
NPV di dalam sebuah gagasan usaha (proyek), diperlukan data tentang perkiraan
biaya investasi, biaya operasi dan pemeliharaan serta perkiraan benefit dari proyek
Pengertian NPV atau nilai sekarang bersih adalah analisis keuangan yang
digunakan untuk mengukur layak tidaknya suatu usaha dilaksanakan dilihat dari
nilai sekarang arus kas bersih yang akan diterima dibandingkan dengan nilai
sekarang dari jumlah investasi yang dikeluarkan. Dengan kata lain NPV dihitung
dari aliran kas bersih dikurangi dengan biaya investasi (Sunyonto, 2014).
Ukuran kedua dari perhitungan kriteria investasi adalah IRR. IRR adalah
suatu tingkat discount rate yang menghasilkan net present value sama dengan 0
(nol). Dengan demikian apabila hasil perhitungan IRR lebih besar dari Social
bila sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan di bawah SOCC proyek
Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung nilai NPV1 dan nilai
NPV2 dengan cara coba-coba. Apabila nilai NPV1 telah menunjukkan angka
positif maka discount factor yang kedua harus lebih besar dari SOCC dan
sebaliknya apabila NPV1 menunjukkan angka negatif maka discount factor yang
Benefit Cost Ratio (BCR) merupakan perbandingan antara net benefit yang
telah didiskon positif (+) dengan net benefit yang telah didiskon negatif (-).Jika
nilai BCR lebih besar dari 1 (satu) berarti gagasan usaha/proyek tersebut layak
untuk dikerjakan dan jika lebih kecil dari 1 (satu) berarti tidak layak untuk
dikerjakan. Untuk Net BCR sama dengan 1 (satu) berarti cash in flows sama
dengan cash out flows, dalam present value disebut dengan Break Even Point
(BEP), yaitu total cost sama dengan total revenue (Ibrahim, 1998).
Metode BCR ini digunakan untuk memvalidasi hasil evauasi yang telah
dilakukan dengan metode sebelumnya, yaitu metode NPV, dan juga sebagai
analisis tambahan untuk lebih menguatkan pendapat pertama. Metode ini sangat
dampak langsung pada masyarakat banyak, baik dampak yang bersifat positif
manfaat (benefit) yang akan diperoleh, dengan aspek biaya (cost) yang ditanggung
METODE PENELITIAN
2016. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, sektor Aek Nauli,
Sumatera Utara.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera digital untuk
dokumentasi objek penelitian, alat tulis untuk mencatat informasi dilapangan dan
datapotensi bahan baku, data rendemen minyak, data rencana pemanenan, data
mengetahui kerangka usaha pemanfaaatan minyak atsiri yang sudah ada sebagai
Pengolahan Data
a. Analisis Diskriptif
yang terkumpul dari hasil wawancara dan hasil penelusuran referensi skunder
yang dinyatakan dalam bentuk tabel (tabulasi) yang terdiri dari biaya investasi dan
biaya operasional.
b. Analisis Finansial
berupa keuntungannya dan pada tingkat suku bunga berapa investasi itu memberi
manfaat.
Perkiraan benefit (cash in flows) dan perkiraan cost (cash out flows) yang
lebih baik pada proyek atau lembaga keuangan sperti bank dan lain sebagainya.
13
investasijangka panjang dalam kegiatan pertanian adalah NPV, yaitu selisih antara
nilai manfaat dan nilai biaya selama kurun waktu tertentu pada tingkat bunga yang
ditentukan.
𝑡𝑡=𝑛𝑛
Bt − Ct
NPV = �
(1 + 𝑖𝑖)𝑡𝑡
𝑡𝑡=𝑜𝑜
Keterangan :
t = Periode waktu
rugi (BEP)
Keterangan :
IRR = Suku bunga maksimum yang dapat dibayar oleh suatu proyek.
NPV 1 = Nilai NPV yang positif pada tingkat suku bunga tertentu.
NPV 2 = Nilai NPV yang negatif pada tingkat suku bunga tertentu.
dan nilai biaya dari satu investasi pada tingkat suku bunga yang telah ditentukan.
Keterangan :
t = Periode waktu
dengan kriteria BCR > 1 dinyatakan usaha tersebut layak diusahakan dan
sebaliknya jika BCR < 1 berarti usaha tersebut tidak layak diusahakan.
eukaliptus di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, beberapa asumsi yang digunakan antara
lain : asumsi dasar, analisa fisik, analisa biaya, depresiasi (penyusutan), proyeksi
produksi, proyeksi biaya dan proyeksi laba rugi. Beberapa asumsi tersebut
digunakan, antara lain : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Sugiarti (2006) bahan baku adalah bahan atau unsur-unsur yang
belum diolah dan akan dijadikan suatu produk dan akan digunakan dalam proses
dimaksudkan dengan bahan baku adalah daun eukaliptus. Potensi bahan baku
daun eukaliptus pada areal konsesi PT. Toba Pulp Lestari Tbk, cukup potensial
perusahaan yang cukup luas yaitu 188.564 Ha (2016, PT. Toba Pulp Lestari).
rata-rata berat daun 7,14 kg/btg. Data potensi bahan baku yang dapat diolah
RRKUPHHK-HTI PT. Toba Pulp Lestari Tbk, untuk jangka waktu sepuluh tahun
Tabel 1. Potensi Bahan Baku Daun Eukaliptus PT. Toba Pulp Lestari Tbk
Tahun Luas Lahan Volume Bahan Baku
(Ha)
Pohon (Btg) Daun (Kg)
Berdasarkan Tabel 1 diatas dapat dilihat data potensi bahan baku selama
10 tahun di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, dimana potensi bahan baku tertinggi
diperoleh pada tahun 2013 yaitu sebesar 286.621.213 kilogram, hal ini disebabkan
karena pada tahun tersebut luas lahan yang dipanen mencapai 24.081 hektar.
Sedangkan untuk potensi bahan baku terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu
sebesar 101.075.011 kilogram, hal ini juga disebabkan karena pada tahun tersebut
ditentukan dari nilai perbandingan antara antara berat minyak yang didapat dari
berasal dari PT. Toba Pulp Lestari Tbk diperoleh rata-rata rendemen sebesar 0,16
persen dengan berat jenis minyak 0,98035, hal ini sesuai dengan pernyataan
0,16 %.Data rendemen minyak eukaliptus yang dapat diproduksi oleh PT. Toba
eukaliptus tertinggi diperoleh pada tahun 2013 yaitu sebesar 458.594 kilogram
atau 501.196 liter, hal ini disebabkan karena pada tahun tersebut potensi bahan
minyak eukaliptus terendah terdapat pada tahun 2010 yaitu sebesar 161.720
kilogram atau 176.743 liter, hal ini juga disebabkan karena pada tahun tersebut
Rincian biaya yang harus dikeluarkan jika PT. Toba Pulp Lestari Tbk,
a. Biaya Investasi
Biaya investasi adalah biaya yang dikeluarkan pada awal proyek. Atau
biaya dasar yang digunakan dalam memulai usaha yang dikeluarkan pada awal
18
investasi dan hanya dikeluarkan satu kali dalam sebuah proyek.Adapun rincian
Biaya Operasional
biaya tetap dan biaya variabel. Adapun biaya operasional yang terdiri dari biaya
tetap dan biaya variabeldapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 5 berikut.
Biaya tetap pada usaha penyulingan ini adalah biaya yang besarnya tidak
dipengaruhi oleh volume produksi minyak ekaliptus dan dalam analisis ini
19
diasumsikan tetap setiap tahunnya. Artinya volume bahan baku yang akan diproduksi
tidak akan mempengaruhi besarnya nilai dari biaya tetap.Sedangkan uraian dari biaya
volume produksi minyak eukaliptus. Artinya semakin banyak volume bahan baku
yang akan diproduksi akan semakin besar pula biaya yang akan dikeluarkan, dan
sebaliknya semakin sedikit volume bahan bahan baku yang akan diproduksi akan
Minyak eukaliptus merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang masih
berkembang di Indonesia, tidak seperti minyak nilam, minyak kayu putih, minyak
gaharu dan sebagainya yang sudah memiliki industri yang cukup maju di
konsumen. Dalam penelitian ini digunakan dua skenario harga yaitu skenario I
(potongan harga 10 persen dari harga awal distributor) dan skenario II (potongan
20
harga 15 persen dari harga awal distributor). Berdasarkan pemotongan harga yang
yang dianggap lebih terjangkau untuk dipasarkan. Hal ini sesuai dengan
maksimal. Besar kecilnya nilai keuntungan dari hasil produksi. Maka dalam suatu
Selain itu, setiap usaha yang dilakukan oleh setiap orang perlu diketahui
seberapa besar manfaat yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, jumlah keuntungan
dan jangka waktu berapa lama investasi dapat kembali. Hal ini dilakukan untuk
jual distributor)
21
Analisis kelayakan finansial dilihat dari kriteria nilai NPV, IRR dan BCR.
Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga kriteria tersebut dengan potongan harga
penyulingan minyakeukaliptus diusahakan oleh PT. Toba Pulp Lestari Tbk, ini
memperoleh Net Present Value (NPV>0) yaitu sebesar Rp. 134.903.510.450,- Hal
ini menunjukkan bahwa manfaat bersih yang diterima dari usaha penyulingan
minyak eukaliptus oleh PT. Toba Pulp Lestari Tbk, selama umur proyek (10
tahun) terhadap tingkat diskon (discount rate) yang berlaku yaitu 10,5 persen
adalah sebesar Rp. 134.903.510.450,- dan berarti bahwa usaha penyulingan minyak
yang diperoleh dari analisis yang dilakukan adalah 33,01persen dimana IRR
tersebut lebih besar dari diskon (discount rate) yang berlaku yaitu 10,5 persen.
menguntungkan. Selain NPV dan IRR kriteria lain yang dianalisis adalah Benefit
Cost Ratio. Nilai BCR yang diperoleh lebih besar dari 1 (BCR>1) yaitu sebesar
Pulp Lestari Tbk, ini layak di usahakan. Nilai BCR sama dengan 3,76artinya
22
setiap Rp 1,- yang dikeluarkan selama umur proyek menghasilkan Rp. 3,76,-
jual distributor)
Analisis kelayakan finansial dilihat dari kriteria nilai NPV, IRR dan BCR.
Berdasarkan hasil perhitungan dari ketiga kriteria tersebut dengan potongan harga
penyulingan minyakeukaliptus diusahakan oleh PT. Toba Pulp Lestari Tbk, ini
memperoleh Net Present Value (NPV>0) yaitu sebesar Rp. 84.029.947.498,- Hal
ini menunjukkan bahwa manfaat bersih yang diterima dari usaha penyulingan
minyak eukaliptus oleh PT. Toba Pulp Lestari Tbk, selama umur proyek (10
tahun) terhadap tingkat diskon (discount rate) yang berlaku yaitu 10,5 persen
adalah sebesar Rp. 84.029.947.498,- dan berarti bahwa usaha penyulingan minyak
Kriteria lain yang dianalisis adalah Internal Rate of return. IRR yang
diperoleh dari analisis yang dilakukan adalah 21,90 persen dimana IRR tersebut
lebih besar dari diskon (discount rate) yang berlaku yaitu 10,5 persen. Nilai IRR
dank karena IRR>21,90 persen maka usaha ini layak dan menguntungkan. Selain
NPV dan IRR kriteria lain yang dianalisis adalah Benefit Cost Ratio. Nilai BCR
23
yang diperoleh lebih besar dari 1 (BCR>1) yaitu sebesar 2,72 yang menyatakan
bahwa usaha penyulingan minyak eukaliptus di PT. Toba Pulp Lestari Tbk, ini
layak di usahakan. Nilai BCR sama dengan 2,72 artinya setiap Rp 1,- yang
dikeluarkan selama umur proyek menghasilkan Rp. 2,72,- satuan manfaat bersih.
24
Kesimpulan
kriteria NPV, IRR dan BCR serta menggunakan dua skenario harga jual yaitu
maka usaha penyulingan minyak eukaliptus pada PT. Toba Pulp Lestari Tbk
nilai Internal Rate of Return (IRR) adalah 33,01persen, nilai Benefit Cost Ratio
(BCR) adalah 3,76 sedangkan pada skenario II, diperoleh nilai Net Present Value
(NPV) adalah sebesar Rp. 84.029.947.498,- nilai Internal Rate of Return (IRR)
adalah 21,90 persen, nilai Benefit Cost Ratio (BCR) adalah 2,72.
Saran
penyulingan minyak eukaliptus dari aspek finansial, maka diharapkan PT. Toba
2. Melakukan analisis kelayakan dari aspek non finansial yaitu analisis aspek
3. Melakukan penelitian lanjutan dengan skala yang lebih besar agar bisa
DAFTAR PUSTAKA
Baharuddin dan I. Taskirawati. 2009. Buku Ajar Hasil Hutan Bukan Kayu.
Fakultas Kehutanan. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Gray, C., Kadariah dan L.Karlina. 1999. Pengantar Evaluasi Proyek. Fakultas
Ekonomi. Universitas Indonesia. Jakarta.
Herman, et. al. 2007. The Social Influence of Brand Community: Evidence From
European Car Clubs, Journal of Marketing 10(3):1149-1159.
Hidayat, H. 2008. Politik Lingkungan Pengelolaan Hutan Masa Orde Baru dan
Reformasi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.
Irvan, P.B. Manday dan J. Sasmitra. 2015. Ekstraksi 1,8-Cineole Dari Minyak
Daun Eucalyptus urophylla dengan Metode Soxhletasi.Jurnal Teknik
Kimia USU4(3): 52-56.
PT. Toba Pulp Lestari Tbk. 2016. Rencana Kerja Tahunan Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RKTUPHHK-HTI) Tahun
2016. Sumatra Utara.
Pudjiharta, A.G. Pengaruh Hutan Tanaman Industri Eucalyptus Terhadap Tata Air
di Jawa Barat. Buletin Penelitian Hutan No. 628/2001. Balai Penelitian
dan Pengembangan Hutan.
Samsudi. 1990. Mengharap peningkatan produksi kayu dari hutan alam. Majalah
Silvika No.15/III/1990. Pusat Diklat Pegawai Kehutanan Departemen
Kehutanan. Bogor.
Sembiring, H. 2017. Potensi Daun Eukaliptus Sebagai Bahan Baku Minyak Atsiri
Di Kawasan PT. Toba Pulp Lestari Tbk [skripsi]. Fakultas Kehutanan.
Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sianturi, Y.R.U. 2017. Analisis Rendemen Minyak Eukaliptus Di PT. Toba Pulp
Lestari Tbk [skripsi]. Fakultas Kehutanan. Universitas Sumatera Utara.
Medan.
Sugiarti. 2006. Sistem Akuntansi Pembelian Bahan Baku Pada CV. Aneka Ilmu
Semarang. UNS Press. Semarang.
Sutisna, U., T. Kalima dan Purnadjaja. 1998. Pedoman Pengenalan Pohon Hutan
di Indonesia. Disunting oleh Soetjipto, N.W dan Soekotjo. Yayasan
PROSEA Bogor dan Pusat diklat Pegawai & SDM Kehutanan. Bogor.