Anda di halaman 1dari 10

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hormat Pada Diri Sendiri

Hormat pada diri sendiri mempunyai arti yaitu memilih dan menentukan


perbuatan yang tidak menyakiti, mencelakai, mengotori, menodai, dan merusak
diri sendiri (jasmani dan rohani). Dalam hormat pada diri sendiri membuat
penilaian yang tepat terhadap semua perbuatan berdasarkan norma-norma
kehidupan yang berlaku itu sangatlah penting karena hal tersebut akan
menimbulkan pencritaan yang baik pada diri kita.

3.2 Bentuk-bentuk Penghormatan Pada Diri Sendiri


Rasa hormat terhadap diri sendiri merupakan sikap hormat kita dalam
menghargai diri kita pribadi yang ditunjukkan dalam kehidupan sehari-hari
sehingga mampu mencerminkan karakter kita sebagai manusia. Oleh karena itu
dilakukan pengkategorian rasa hormat terhadap diri sendiri, yaitu meliputi:
3.2.1 Memelihara kesucian lahir (fisik)
Seorang manusia harus melakukan upaya-upaya untuk menjaga dirinya tetap
terpelihara secara lahir (tampak) baik di hadapan orang lain maupun
hadapan Tuhan. Hal-hal yang harus dilakukan meliputi:
1. Rajin berolahraga
sesuai dengan kondisi fisik dan keseimbangnnya, usia dan lingkungan
sosialnya, serta dalam waktu-waktu tertentu yang tidak menganggu
waktu yang lebih berguna. Hal ini dilakukan agar kita selalu dalam
kondisi yang sehat dan berpenampilan menarik.
2. Dalam kondisi yang sehat maka seseorang harus melaksanakan
kewajibannya dengan baik, misal murid harus belajar di sekolah
dengan serius, guru harus mengajar dengan baik.
3. Kita juga harus menjaga kebersihan dan kesehatan fisik sesuai dengan
tuntunan kesehatan modern, seperti menggunakan sarana pembersih
baik untuk badannya (sabun mandi), untuk rambut (sampo), untuk gigi
dan mulut (pasta gigi). Hal ini dilakukan agar kita terhindar dari
kotoran sehingga kita merasa bersih dan orang lain tidak merasa risih
ketika berinteraksi dengan kita.
4. Setelah menjaga dengan baik, maka kita harus menjga penampilan kita
dengan baik yaitu menghiasi fisik dengan pakaian yang bersih dan
rapi. Pakaian yang baik adalah pakaian yang sesuai dengan norma
yang berlaku karena Indonesia menganut budaya timur maka
selayaknya jikalau kita juga memakai pakaian yang pantas pakai bukan
pakaian budaya barat yang cenderung terlalu terbuka(Marzuki, 2009:
118-119).
3.2.2 Memelihara kesucian batin (jiwa)
Tidak cukup hanya dengan memelihara kesucian fisik, maka kita juga
harus memelihara kesucian batin yakni dengan menuntut berbagai ilmu
(agama, ilmu untuk kehidupan dunia) yang mendukung untuk dapat
melakukan berbagai aktivitas dalam hidup dan kehidupan sehari-hari.
Pembekalan akal atau menuntut ilmu dapat diupayakan misalnya melalui
pendidikan formal, pendidikan informal, dan pengalaman sehari-
hari (Marzuki, 2009: 120).
Setelah penampilan fisiknya baik dan pembekalan akal dengan berbagai
ilmu pengetahuan maka yang harus diperhatikan berikutnya adalah
bagaimana menghiasi jiwa dengan berbagai tingkah laku yang baik. Tingkah
laku yang sesuai dengan norma yang ditetapkan oleh Tuhan dan juga norma
yang berlaku di dalam masyarakat dimana kita tinggal (Marzuki, 2009: 121).
Setiap apa yang kita lakukan pastilah akan dinilai oleh masyarkat dan Tuhan,
sehingga kita dianjurkan untuk selalu berhati-hati dalam setiap apa yang kita
lakukan karena itu merupakan cerminan atau pembentukan citra dari masyarakat
terhadap diri kita tentang bagaimana karakter yang kita miliki. Rasa hormat
terhadap diri sendiri ini memiliki urgensi yang tinggi karena rasa hormat kita
terhadap diri kita sendiri akan menjadi pondasi atau landasan bagi kita untuk dapat
menghormati orang lain.
Selain itu, urgensi lain adalah rasa hormat terhadap diri sendiri akan mampu
mengangkat derajat atau martabat kita sebagi manusia di hadapan manusia lain
atau masyarakat lain. Kita akan dihargai sebagai manusia  atau tidak itu
tergantung pada apa yang telah kita lakukan dan bagaimana citra diri kita.
3.3 Manfaat Hormat Pada Diri Sendiri
Ada beberapa manfaat hormat pada diri sendiri antara lain:
1.   Orang lain dapat menilai dari apa yang kita lakukan terhadap diri kita sendiri,
misalnya kita berperilaku sopan maka orang lain akan melakukan hal yang
sama atau sopan terhadap kita.
2.  Kita mampu mengetahui kelemahan maupun kelebihan terhadap diri kita
dengan kata lain kita bisa menjadi diri kita sendiri tanpa harus menjadi orang
lain.
3.  Membangun image yang baik di masyarakat. Image kita menjadi baik dimata
orang lain, karena kita menjaga diri kita, misalnya kita menjaga kehormatan
kita.
4.  Hidup menjadi tenang dan damai, terhindar dari berbagai penyakit.
5.  Tidak mudah untuk melakukan hal-hal yang tidaj terpuji misalnya, memakai
narkotika, mabuk-mabukan dan lain-lain.
6.  Dapat mengoptimalisasikan  kemampuan atau bakat yang ada pada diri sendiri.
3.4 Bentuk-Bentuk Penghormatan pada Orang Lain

Menurut Thomas lickona (2013:96) bentuk-bentuk Penghormatan:


1. Hormatilah diri sendiri.
Oleh karena kita harus menghormati orang lain seperti kita ingin dihormati,
sangatlah penting bahwa kita menghormati diri kita sendiri sama seperti kita
bersikap hormat dan baik kepada orang lain.
Jika kita mempunyai pemikiran yang sepertinya mengatakan bahwa "Saya
akan menjadi orang yang mementingkan diri sendiri jika saya tidak
memberikan seluruh waktu saya untuk membantu orang lain" cobalah kita
bentuk lagi pemikiran ini agar kalimatnya menjadi seperti ini "Dengan
memberikan waktu kepada diri sendiri, saya akan bisa memperhatikan orang
lain dengan lebih baik."

2. Dengarkanlah dengan sungguh-sungguh.


Banyak orang yang tidak mampu mendengarkan dengan baik, karena mereka
mudah terganggu, selalu memeriksa ponsel mereka, atau sibuk memikirkan apa
yang selanjutnya ingin mereka katakan. Belajarlah untuk bisa sungguh-sungguh
mendengarkan pada saat orang lain sedang berbicara. Tataplah mata orang
yang sedang berbicara. Jangan biarkan pandangan kita berkeliaran ke seluruh
ruangan, atau mereka akan merasa bahwa kita tidak memperhatikan apa yang
sedang mereka katakan.
Berikanlah perhatian selama mereka berbicara. Matikan dulu ponsel kita,
atau matikan nada deringnya, dan jika kita menyadari bahwa pikiran kita
teralihkan, mintalah mereka mengulang apa yang baru saja mereka katakan
agar kita bisa kembali melanjutkan percakapan.
3. Jangan mengganggu waktu dan keleluasaan pribadi orang lain.
Di jaman modern seperti saat ini, kita tidak lagi mempunyai banyak waktu,
jadi jika kita sampai terpaksa mengusik keleluasaan pribadi orang lain,
pastikanlah bahwa hal ini memang benar-benar harus kita lakukan (misalnya
karena rumahnya terbakar, atau ada kecelakaan). Jangan mengganggu
seseorang yang sedang membaca di tempat umum, seperti di kedai kopi, dalam
kendaraan umum, di taman, terutama jika mereka sedang memakai penyuara
telinga.
Jika kita tinggal serumah bersama orang lain, tanyakan terlebih dulu
sebelum kita mengundang serombongan orang untuk berkumpul di rumah, dan
mintalah persetujuannya.
4. Tanggapilah gagasan orang lain dengan penuh perhatian.
Dengarkan gagasan, pendapat, dan nasihat dari orang lain dengan pikiran
yang terbuka. Kita tidak harus setuju dengan mereka, tetapi berikanlah
kesediaan kita untuk memikirkan apa yang mereka katakan. Contohnya, jika
seorang rekan kerja menyampaikan kepada kita sebuah gagasan yang menurut
kita sangat aneh, atau tidak bisa diterapkan, berikanlah kesediaan untuk
mendengarkan gagasannya dan pertimbangkanlah pro dan kontranya.
Jika seseorang menyampaikan gagasan yang tidak sopan atau menyakiti
perasaan orang lain (misalnya mereka membahas tentang ras atau seksisme)
kita tidak mempunyai kewajiban untuk mendengarkan ucapan mereka dan jika
kita bisa, kita harus menjelaskan kepada mereka bahwa apa yang mereka
katakan adalah pandangan-pandangan yang tidak pantas untuk dibahas.
5. Jangan mengganggu waktu dan keleluasaan pribadi orang lain.
Di jaman modern seperti saat ini, kita tidak lagi mempunyai banyak waktu,
jadi jika kita sampai terpaksa mengusik keleluasaan pribadi orang lain,
pastikanlah bahwa hal ini memang benar-benar harus kita lakukan (misalnya
karena rumahnya terbakar, atau ada kecelakaan).
Jangan mengganggu seseorang yang sedang membaca di tempat umum,
seperti di kedai kopi, dalam kendaraan umum, di taman, terutama jika mereka
sedang memakai penyuara telinga. Jika kita tinggal serumah bersama orang
lain, tanyakan terlebih dulu sebelum kita mengundang serombongan orang
untuk berkumpul di rumah, dan mintalah persetujuannya.
6. Budayakanlah perilaku yang baik.
Caranya semudah mengucapkan "terima kasih" dan "tolong" pada saat kita
meminta sesuatu dari orang lain. Cara ini menunjukkan bahwa kita menghargai
waktu dan usaha yang orang lain berikan untuk menolong kita dan membuat
mereka merasa dihormati. Contoh lain dari perilaku yang baik misalnya dengan
tidak menyela sebuah pembicaraan. Jika ada yang harus kita sampaikan,
tunggulah sampai kita bisa menemukan waktu yang tepat untuk mulai
berbicara.
Menurut Zubaedim (2012:28) mengemukakan bagaimana cara menghormati orang
lain yaitu sebagai berikut:

1. Hargai perbedaan
Ada banyak perbedaan pada setiap manusia, seperti kondisi sosial ekonomi,
pekerjaan dan peran. Misalnya, anak melihat tukang sampah di depannya,
kemudian ia merasa jijik dengan hal tersebut. Anak bisa saja mengeluarkan
kata-kata yang tidak baik.Nah, ibu bisa mengajaknya berdiskusi mengenai
profesi orang tersebut.
Beri pandangan pada anak bahwa mengelola sampah merupakan tugas
mulia yang dijalankan oleh tukang sampah. Minta anak untuk membayangkan
apa yang terjadi jika tidak ada seorang pun yang mau menangani sampah.
Dengan demikian, diharapkan anak mampu berperilaku yang tepat saat melihat
tukang sampah
2. Tumbuhkan rasa empati anak
Rumus sederhananya: jika orangtua berempati pada anak, maka anak akan
lebih mudah berempati pada orang lain. Hal-hal kecil yang bisa orangtua
lakukan, ketika anak sedang belajar kemudian ia mengantuk, sebagai orangtua
bisa memberikannya pengertian dengan berkata pada anak untuk melanjutkan
belajarnya esok hari. Mendengar hal itu, anak akan merasa dimengerti dan
dihormati sebagai pribadi 
3. Jangan lupa bilang “tolong” dan “terima kasih”
Sering kali kita meminta anak untuk mengucapkan kata “tolong” saat
membutuhkan bantuan dan mengucapkan “terima kasih” saat sudah diberikan
bantuan. Sayangnya, kita kerap lupa mengucapkan kata-kata ‘sakti’ tersebut .
Kata “tolong” dan “terima kasih” adalah kata-kata singkat, namun penting
untuk menunjukkan sikap hormat pada orang lain
4. Biasakan untuk meminta maaf saat melakukan kesalahan
Jika  berjanji pada  seseorang untuk mengajak ke arena bermain atau nonton
bioskop, ia tentunya berharap janji itu akan ditepati. Namun, suatu ketika orang
tua membatalkannya dan tidak jadi pergi karena sedang tidak enak badan
misalnya.Hal yang dapat kita lakukan adalah meminta maaf. Kita harus jujur
mengakui bahwa diri kita tidak bisa menepati janji akan menjadi ‘obat’
penghilang rasa kecewa.

   3.5 Menunjukkan Perilaku Hormat, Santun, dan Peduli Sesama


3.5.1 Perilaku hormat
Menghormati seseorang berarti melayani dengan penuh sopan,
memandang tinggi kepadanya dan menghargai kebaikannya. Sikap sebegini
telah lama digariskan di dalam syariat yang dibawa oleh Nabi Muhammad
SAW dan melalui contoh-contoh sikap Rasulullah SAW yang ditonjolkan
kepada kita sejajar dengan maksud sebuah hadis yang berbunyi:
“Sesungguhnya akhlak Rasulullah itu ialah seperti yang terdapat dalam al
Quran” (Riwayat Bukhari Muslim). Allah SWT menyuruh kita memandang
kepada Nabi Muhammad SAW sebagai contoh terbaik dalam kehidupan kita
sebagaimana firmanNya di dalam surah al Qalam ayat 4: “Dan bahawa
sesungguhnya engkau (Nabi Muhammad SAW) mempunyai akhlak yang
amat mulia.” (Agus Wibowo & Sigit Purnama, 2013:44)
Agama suci Islam telah memberi panduan yang jelas dalam aspek
menghormati sesama makhluk Allah sama ada menghormati sesama
manusia mahupun makhluk-makhluknya yang lain. Ini khususnya untuk
memelihara hubungan yang baik kerana keberadaan kita di muka bumi ini
menuntut kerjasama yang telus buat penakatan. Bahkan, lebih jauh lagi,
menghormati sesama manusia mencakupi hormat kepada yang tidak seusia
iaitu antara yang muda kepada yang tua dan yang tua kepada yang muda
sebagaimana maksud hadis: “Barangsiapa tidak menaruh hormat kepada
orang yang lebih tua diantara kami atau tidak mengasihani yang lebih muda,
tidaklah termasuk golongan kami” (Hadis sahih riwayat Imam Ahmad dan
disepakati yang lain). (Agus Wibowo & Sigit Purnama, 2013:52)
Sebagai seorang mahasiswa kita wajib menghormati orang lain. Baik itu
pendapat, sikap, tingkah laku maupun keyakinan. Kita tidak boleh mencaci
maki keyakinan orang lain. Kita harus bisa menghormati keyakinan atau
pendapat orang lain. Ada pepatah yang mengatakan kalau kita mau
dihormati, maka kita harus menghormati dulu. Mungkin pepatah itu bisa
dijadikan motivasi buat kita aagar kita bissa menghormati orang lain.
(Wahyudin Sumpeno, 2009: 45)
3.5.2 Santun
Santun adalah satu kata sederhana yang memiliki arti banyak dan dalam,
berisi nilai-nilai positif yang dicerminkan dalam perilaku dan perbuatan
positif. Perilaku positif lebih dikenal dengan santun yang dapat
diimplementasikan pada cara berbicara, cara berpakaian, cara
memperlakukan orang lain, cara mengekspresikan diri dimanapun dan kapan
pun. Santun yang tercermin dalam perilaku bangsa Indonesia ini tidak
tumbuh dengan sendirinya namun juga merupakan suatu proses yang tidak
bisa dilepaskan dari sejarah bangsa yang luhur. (Thomas Lickona, 2013:54)
3.5.3 Peduli Sesama
Kehidupan masyarakat sekarang ini bergeser menjadi lebih individualis.
Kebersamaan dan saling tolong-menolong dengan penuh ketulusan yang
dahulu menjadi ciri khas masyarakat kita semakin menghilang.Kepedulian
terhadap sesamapun semakin menipis. Konsentrasi kehidupan masyarakat
sekarang ini didominasi pada bagaimana mencapai mimpi-mimpi materialis.
(Ngainun Naim, 2012:207)
Pergeseran kehidupan ini disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya
adalah faktor perubahan sosial yang berlangsung secara masif. Berhubungan
dengan sesama manusia senantiasa penuh dengan dinamika.Tidak selalu
semuanya berjalan baik dan harmonis.Tidak jarang terjadi perbedaan.
Munculnya konflik dan kekerasan yang belakangan banyak terjadi di daerah
indonesia menunjukkan bagaimana perbedaan tidak dijadikan sebagai
potensi untuk membangun kekayaan khazanah hidup. Padahal perbedaan
merupakan bagian dari hukum tuhan yang tidak mungkin untuk
dihindari.Oleh karena itu perbedaan harus dijadikan sebagai sarana untuk
memperkaya kehidupan. (Muchlas Sumani dan Hariyanto, 2011: 67)
Berkaitan dengan hal ini, penting merenungkan pendapat filsuf Deeepak
Chora.Beliau menyatakan “kalau kamu melayani sesama, kamu
mendapatkan balasan yang lebih banyak.Kalau kamu memberikan hal yang
baik, hal yang baik akan mengalir kepadamu.”Peduli sesama harus
dilakukan tanpa pamrih. Tanpa pamrih berarti tidak mengharapkan balasan
atau pemberian apapun yang kita lakukan kepada orang lain. Jadi saat
melakukan aktivitas sebagai bentuk kepedulian, tidak ada keenggenan atau
ucapan menggerutu.(Toto Suharto, 2012: 59)

Anda mungkin juga menyukai