Anda di halaman 1dari 35

BAB III

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS PERANGKAT DAERAH

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan


Perangkat Daerah

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah diamanatkan pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, maka dijumpai sejumlah
permasalahan, yaitu :

1. Makin besarnya timbulan sampah


Meningkatnya laju perekonomian di Kota Medan yang diikuti dengan
pertumbuhan timbulan sampah yang belum diikuti dengan ketersedian prasarana
dan sarana yang belum memadai dari Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Medan, berdampak pada belum maksimalnya Dinas Kebersihan Dan
Pertamanan Kota Medan dalam menanggulani pencemaran lingkungan dari
tahun ketahun. Saat ini Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan masih
menggunakan metode kumpul-angkut-buang, maka pencemaran akan
menumpuk di lokasi Tempat Pemroses Akhir Sampah (TPA).

Meningkatnya laju pertumbuhan pertokoan, perumahan, industri serta komsumsi


masyarakat secara umum berdampak pula pada perubahan komposisi dan
karekteristik sampah yang dihasilkan terutama semakin banyaknya penggunaan
plastik, kertas, produk-produk kemasan dan komponen bahan yang mengandung
limbah B3 (bahan beracun dan berbaya). Laju pertumbuhan ekonomi Kota
Medan lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi Indonesia, sehingga tingkat
pertumbuhan penduduk meningkat serta pertumbuhan para commuters
(pendatang) juga meningkat, baik sebagai pedagang, pegawai negeri/swasta dan
sebagai pelajar/ mahasiswa yang menetap di Kota Medan yang juga
meningkatkan timbulan sampah. Pengurangan volume sampah merupakan fokus
utama Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan.

2. Belum maksimalnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan


Pelayanan pengumpulan/pengangkutan sampah dilakukan 2 kali dalam sehari
yang diangkut truk typer, sedangkan container 6 kali dalam sehari dan
ambulance sampah, masih belum mampu mengatasi timbulan sampah di Kota
Medan, Dinas Kebersihan Kota Medan masih mampu menguranggi timbulan
sampah sebesar 87%. Selain dari itu juga masyarakat belum mampu untuk

63
mengelola sampah karena keterbatasan dana, alat maupun lahan proses
pengelolaan sampah, yang saat ini masyarakat cenderung membuang
sampahnya disembarangan tempat dan melakukan pembakaran sampah secara
terbuka, dan masih ditemukannya masyarakat yang ikut berbagai tindakan
perusakan fasilitas seperti perusakan tong sampah komunal ataupun adanya
masyarakat menyerakan sampah yang telah terkumpul untuk mencari makan
ternaknya.

3. Keterbatasan Lahan TPA


Saat ini Tempat Pemrosesan Akhir Sampah (TPA) yang di milikii Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan berada di Kelurahan Terjun
Kecamatan Marelan, yang luas TPA 14 Ha dan saat ini sudah digunakan seluas
10 Ha dengan tingkat ketinggi sampah kurang lebih 10 meter dari permukaan
tanah. Medan merupakan Kota Metropolitan lahan baru dalam pengolaan TPA.
Munculnya kebutuhan penggelolaan TPA secara regional, namun sampai saat ini
masih terkendala dengan banyak faktor seperti rigiditas otonomi daerah. Dengan
kondisi yang demikian, diharapkan seluruh masyarakat untuk mengambil peran
untuk mengurangi timbulan sampah seperti adanya bank sampah, composting
ataupun adanya kerajinan tangan yang menggunakan bahan bekas.

4. Ketersediaan Lahan Buat Ruang Terbuka Hijau (RTH)


Kota Medan secara hidrologi dipengaruhi dan dikelilingi oleh beberapa sungai
besar dan anak sungai seperti sungai Percut, Sungai Deli, Sungai Babura,
Sungai Belawan dan sungai–sungai lainnya. Sungai–sungai yang melintas di
Kota Medan tidak saja mempengaruhi bentuk fisik, ruang dan lingkung tetapi
juga mempengaruhi pola perkembangan Kota Medan. Sungai–sungai tersebut
sampai saat ini sampai digunakan masyarakat sebagai salah satu sumber air
yang tinggal didaerah sekitar aliran sungai (DAS). selain itu, sungai –sungai
tersebut juga berfungsi sebagai drainase utama (primer) dalam rangka
pengendalian banjir, serta tempat pembunagan air hujan. Akibatnya fungsi
sungai cenderung semakin terbatas akibat pendangkalan dan degradasi
lingkungan dan hal ini menjadi permasalahan tersendiri bagi pemerintahan Kota
Medan.

Dalam mendukung pembangunan Kota yang berkelanjutan, maka


perkembangan infrastruktur dan sarana kota merupakan faktor yang penting
dalam membangun skala prioritas Kota Medan, termasuk perkembangan dan
pengelolaan RTH sebagai sarana public. RTH selain mempunyai fungsi sebagai

64
penyeimbang ekosistem kota yaitu fungsi ekologis, juga mempunyai fungsi
sosial, ekonomi dan merupakan image/ ciri suatu kota sehingga baik dalam
penataan maupun pengelolaannya harus dapat mencerminkan fungsi – fungsi
tersebut, agar terbentuk kota yang respresentatif dan mempunyai ciri khas yang
dibanggakan. Apabila tidak ada keseimbangan dalam pemanfaatan ruang
terbangun dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan terjadi degradasi
lingkungan. Tekanan sosial, ekonomi dan budaya akibat peningkatan penduduk
kota Medan menyebabkan perubahan pada pemnfaatan ruang secara signifikan,
dimana karena desakan kebutuhan sarana dan infranstruktur kota menyebabkan
Ruang Terbuka Hijau semakin termarjinalkan. Hal ini menjadi tugas berat untuk
mewujudkan pencapaian target tersebut mengingat keterbatasan beberapa hal
sebagai kendala yang menjadi permasalahan. Anatara lain, keterbatasan daya
dukung lingkungan dan daya tampung ruang.

5. Ketersediaan Lahan Buat Tempat Pemakaman Umum (TPU)


Permasalahan lain yang dihadapi oleh Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Medan dalam pemakaman yaitu masih banyaknya lahan pemakaman yang
diserobot oleh masyarakat, dimana di atas lahan tersebut banyak berdiri
bangunan–bangunan liar yang dijadikan pemukiman oleh masyarakat sekitar,
belum tercapainya kesadaran masyarakat dalam tata cara penataan pemakaman
yaitu dengan cara rumputasi, mengingat bahwa Tempat Pemakaman Umum
(TPU) merupakan salah satu jenis Ruang Terbuka Hijau (RTH)

6. Belum Maksimalnya Ketersediaan Penerangan Lampu Jalan (LPJU)


Minimnya data lampu yang terpasang dan belum terpasangnya Lampu
Penerangan Jalan di Kota Medan menjadi kendala yang masih dihadapi Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan. Masih belum ada meteran maka belu
ada jaringan PJU tersendiri terpisah dari PLN, penataan lampu ala kadarnya dan
distribusi PJU belum merata, Perawatan dan lampu yang terpasang juga masih
kendala saat ini, bagaimana untuk menciptakan lampu yang ramah lingkungan
dan hemat masih menjadi pekerjaan yang terus dihadapi Dinas Kebersihan Dan
Pertamanan Kota Medan. Penelitian yang lebih lanjut sangat diperlukan dalam
hal mencari solusi yang lebih baik lagi misalnya mencari lampu ramah
lingkungan, pemasangan instalasi PJU yang tidak mengganggu dan mengancam
keselamatan masyarakat Kota Medan, pemasangan baru dan tambah daya yang
masih belum terlayani karena beban peralatan.

7. Kemampuan Kelembagaan

65
Kota yang bersih bebas dari sampah, indah dan terang merupakan ouput dari
Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan yang juga menjadi keinginan
masyarakat Kota Medan. Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan
sebagai motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan persampahan dari
sumber sampai TPA masih terus berupaya dalam menuntaskan timbulan
sampah, menjaga keindahan dan keamanan di Kota Medan. Kondisi ini juga
diikuti dengan kurangnya pengetahuan sumber daya manusia (SDM) yang
memadai terutama bila ditinjau dari kuantitas maupun kualitas. Upaya
peningkatan kualitas yang telah dilakukan berupa adanya pembekalan
bimbingan teknis bagaimana penanggulangan sampah dan penggelolaan
sampah tersebut, baik untuk dijadikan kompos ataupun kerajinan tangan.

8. Kemampuan Pembiayaan
Perhatian pengelolaan persampahan dari segi penganggaran masih belum
memadai dalam penanggulangan timbulan sampah, menjaga keindahan dan
keamanan di Kota Medan.

9. Peran Serta Masyarakat Dan Dunia Usaha/Swasta

 Potensi Masyarakat
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah,
menjaga keindahan dan keamanan sehingga berdampak pada timbulan sampah
di lingkangan masing-masing dan masih adanya kejahatan di Kota Medan.

 Potensi Dunia Usaha/Swasta


Bantuan dana CSR (Corporate Sosial Responsibility) saat ini sangat dibutuhkan
Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan, baik dalam penambahan
armada sampah, penyediaan lahan untuk Ruang Terbuka Hijau (RTH), dalam
pengelolaan sampah di TPA. Diharapkan Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Kota Medan memiliki kendaraan yang modern yang ramah terhadap lingkungan,
yang mampu mempercepat pekerjaaan pembersihan sampah di jalan.

10. Peraturan Perundangan


Secara umum kebersihan Dan Pertamanan di Kota Medan masih kurang baik
disebabkan adalah masih kurangnya pendidikan yang berkaitan dengan perilaku
hidup bersih dan sehat sejak dini serta tidak dilakukannya penerapan sanksi
hukum (pidana) dari perda secara efektif. Bahkan masyarakat belum

66
sepenuhnya mengetahui adanya ketentuan dalam penanganan sampah dan
perusakan fasilitas umum termasuk sanksi hukum yang berlaku.

3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih

Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan merupakan
Implementasi yang harus dilakukan oleh Perangkat Daerah yang mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun
2016-2021 dimana RPJMD tersebut merupakan perwujudan Visi dan Misi Wali kota
Medan terpilih periode 2016-2021.

Visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan adalah sebagai berikut :

Menjadi Kota Masa Depan yang Multikultural, Berdaya Saing, Humanis,


Sejahtera, dan Religius.

Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditempuh dengan 6 Misi Wali Kota dan
Wakil Wali kota terpilih, yaitu :
1. Menumbuhkembangkan Stabilitas, Kemitraan, Partisipasi dan Kebersamaan dari
seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota Medan
2. Menumbuhkembangkan harmonisasi, kerukunan, solidaritas, persatuan, dan
kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan kebudayaan daerah dan identitas
lokal multikulturalisme.
3. Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan debirokratisasi sekaligus
penciptaan iklim investasi yang semakin kondusif termasuk pengembangan
kreatifitas dan inovasi daerah guna meningkatkan kemampuan kompetitif serta
komparatif daerah.
4. Mewujudkan tata ruang kota yang konsisten serta didukung oleh ketersediaan
infrastruktur dan utilitas kota yang semakin modern dan berkelanjutan.
5. Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui
peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat secara merata dan
berkeadilan.
6. Mengembangkan kepribadian masyarakat kota berdasarkan etika dan moralitas
keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan

Kemudian Program Andalan dan Prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Medan terpilih, yaitu sebagai berikut :

67
1. Membangun Infrastruktur
Merawat dan membangun infrastruktur, jalan, jembatan, selokan, drainase, pasar
dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal
2. Pendidikan dan Kesehatan
Menyediakan akses pendidikan dan kesehatan gratis dan terbaik bagi masyarakat
kota Medan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan

3. Pembangunan Ekonomi Kerakyatan


Penataan pasar tradisional yang kumuh, becek, dan menimbulkan kemacetan, kini
sedang dilakukan dengan cara memindahkannya ke pasar induk

4. Toleransi Beragama
Menjaga secara berkesinambungan kualitas toleransi beragama

5. Pelayanan Administrasi Kependudukan Gratis


Memastikan pelayanan administrasi kependudukan yang dilakukan aparatur
pemerintah kota Medan secara gratis dan mudah diperoleh

6. Keamanan dan Kenyamanan


Memastikan keamanan dan kenyamanan warga melalui kerjasama dengan
kepolisian, perusahaan swasta, dan meningkatkan peran kelompok masyarakat
untuk menjaga lingkungannya masing-masing

7. Iklim Investasi
Menyediakan iklim investasi yang cepat dengan menggunakan IT, sebagai respon
dari pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

8. Fasilitas Publik
Menata dan menambah fasilitas publik, taman kota, penerangan kota, dan area
publik lainnya agar dapat menjadi sarana silaturahmi warga kota Medan

3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra

3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2015-


2019)
Berangkat dari pandangan, harapan dan permasalahan yang ada,
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan merumuskan tujuan pembangunan

68
Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang
dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang
aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk
memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan tujuan
pembangunan ini, peran utama Kementerian tahun 2015-2019 yang akan diusung,
adalah : (1) Menjaga kualitas LH yang memberikan daya dukung, pengendalian
pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian
perubahan iklim; (2) Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan,
menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan
jenis flora dan fauna serta endangered species; (3) memelihara kualitas lingkungan
hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan
sumberdaya.

Selanjutnya, untuk memastikan peran pembangunan Kementerian Lingkungan


Hidup dan Kehutanan, dirumuskan sasaran strategis pembangunan Lingkungan
Hidup dan Kehutanan. Sasaran strategis ini akan menjadi panduan dan mendorong
arsitektur kinerja tahun 2015-2019. Sasaran strategis pembangunan Lingkungan
Hidup dan Kehutanan Tahun 2015-2019 adalah : (1) Menjaga kualitas lingkungan
hidup untuk meningkatkan daya dukung lingkungan, ketahanan air dan kesehatan
masyarakat, dengan indikator kinerja Indeks Kualitas Lingkungan Hidup berada pada
kisaran 66,5-68,6, angka pada tahun 2014 sebesar 63,42. Anasir utama pembangun
dari besarnya indeks ini yang akan ditangani, yaitu air, udara dan tutupan hutan; (2)
Memanfaatkan potensi Sumberdaya hutan dan lingkungan hutan secara lestari untuk
meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat yang berkeadailan, dengan
indikator kinerja peningkatan kontribusi SDH dan LH terhadap devisa dan PNBP.
Komponen pengungkit yang akan ditangani yaitu produksi hasil hutan, baik kayu
maupun non kayu (termasuk tumbuhan dan satwa liar) dan eksport; dan, (3)
Melestarikan keseimbangan ekosistem dan keanekaragaman hayati serta
keberadaan SDA sebagai sistem penyangga kehidupan untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan, dengan indikator kinerja derajat keberfungsian
ekosistem meningkat setiap tahun. Kinerja ini merupakan agregasi berbagai penanda
(penurunan jumlah hotpsot kebakaran hutan dan lahan, peningkatan populasi
spesies terancam punah, peningkatan kawasan ekosistem esensial yang dikelola
oleh para pihak, penurunan konsumsi bahan perisak ozon, dan lain-lain).

Berdasarkan Rencana Strategis Kementerian Lingkungan Hidup dan


Kehutanan (2015-2019), didapati sasaran bidang berupa mengendalikan
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan ditetapkannya arah kebijakan

69
yaitu melakukan peningkatan dalam pengelolaan sampah yang terpadu dengan
menerapkan strategi sebagai berikut : 1) Pengembangan upaya 3R (reduce, reuse,
dan recycle); 2) Pengembangan bank sampah dan pengomposan; 3)
Pengembangan sistem pengolahan sampah yang terpadu, baik skala komunal
maupun nasional; 4) Peningkatan kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat
melalui “Gerakan Tiga Jari” pengelolaan sampah. Dalam hal ini, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Medan merasa belum maksimal dalam mensosialisasikan
upaya 3R dalam pengelolaan sampah serta masih terbatas ketersediaan bank
sampah dan upaya pelaksanaan pengomposan sampah sebab masih sedikit SDM
yang memahaminya dan perlu penerapah teknologi baru dalam pengelolaan sampah
yang terpadu serta perlunya melibatkan kerjasama yang maksimal dengan swasta
dan masyarakat.

Sasaran bidang berupa meningkatkan kapasitas dalam pengelolaan


lingkungan hidup, telah ditetapkan arah kebijakan yaitu: membina dan meningkatkan
kapasitas SDM lingkungan hidup dengan menerapkan strategi sebagai berikut : a)
Mengembangan PPNS, termasuk di dalamnya jabatan fungsional pengawasan
lingkungan hidup (PPLH):,dan b) Memberikan pembinaan dan pelatihan kepada
PPNS dan PPLH secara berkesinambungan. Kemudian arah kebijakan yang kedua
dalam sasaran bidang ini adalah meningkatkan kepastian hukum lingkungan dengan
menerapkan strategi berupa; a) Menyelesaikan peraturan pelaksanaan turunan UU
No. 32/2009 tentang PPLH: b) Meningkatkan pelayanan penyelesaian kasus dan
sengketa lingkungan hidup serta c) Meningkatkan kerjasama dengan instansi
penegak hukum. Dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan perlu
membuat pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan kapasitas SDM dalam
pengelolaan lingkungan hidup, mensosialisasikan perda pengelolaan persampahan
serta melakukan penegakan hukum dan sanksi yang tegas dengan menggandeng
instansi penegak hukum.

3.3.2 Telaahan Renstra Kementrian PU dan Pemukiman (2015-2019)

Pengelolaan persampahan dan pertamanan merupakan bagian urusan


pemerintahan bidang pekerjaan umum dalam hal ini Ditjen Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum. Oleh karena itu dalam penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan tahun 2016-2021 perlu dilakukan telaahan terhadap
Renstra Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum (2015-2019). Berdasarkan
mandat dari perangkat peraturan dan undang-undang terhadap tugas dan fungsi
Direktorat Jenderal Cipta Karya, maka visi Direktorat Jenderal Cipta Karya adalah :

70
“Terwujudnya permukiman dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui
pengembangan kawasan pemukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan
lingkungan pemukiman”

Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2015
– 2019 adalah:
1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang
Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan
berkelanjutan.
2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta
penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS).
3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan
dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019.
4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan
dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur permukiman.
5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang
profesional dengan menerapkan prinsip good governance.

Tujuan Direktorat Jenderal Cipta Karya 2015-2019 adalah: Penyelenggaraan


dukungan layanan infrastruktur dasar permukiman yang berkualitas dengan prinsip
“infrastruktur untuk semua” melalui pembangunan yang terpadu, inklusif dan
berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka sasaran strategis Ditjen
Cipta Karya adalah sebagai berikut:
1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi
masyarakat, dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses
air minum;
2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan
permukiman yang layak, dengan indikator persentase penurunan luasan
permukiman kumuh perkotaan;
3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat,
dengan indikator persentase peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi

71
Pernyataan visi dan misi Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Tata Ruang Kementerian
Pekerjaan Umum memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota)
di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Cipta Karya. Beberapa hal yang
menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan, yaitu:
1. Peningkatan pembangunan infrastruktur pemukiman untuk mewujudkan
permukiman yang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif,
berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah
2. Pelaksanaan pembinaan dan penataan kawasan yang memenuhi SPM.
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang memenuhi aspek kesehatan, keindahan,
dan kenyamanan serta keamanan
4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan

3.3.3 Telaahan Renstra Provinsi Sumatera Utara (2013-2018)

Dalam Rencana Strategis (Renstra) Provinsi Sumatera Utara, terdapat isu


strategis yang dikaitkan pada bidang lingkungan hidup. Pelaksanaan pembangunan
harus memperhatikan 3 prinsip pembangunan berkenlanjutan (ekonomi, sosial, dan
lingkungan hidup) sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor
32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Tanpa
penjagaan kualitas lingkungan hidup yang baik, kemajuan ekonomi dan sosial
menjadi kurang berarti bagi kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu Provinsi
Sumatera Utara harus menjadikan prinsip pembangunan berkelanjutan sebagai
dasar perencanaan pembangunan.

Isu pokok lingkungan hidup Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi menjadi 3
topik besar, yaitu: alih fungsi lahan, penurunan kualitas lingkungan dan perubahan
iklim. Penjabaran dari isu strategis lingkungan hidup ini antara lain adalah: alih fungsi
lahan hutan menjadi perkebunan dan sawah menjadi peruntukan lainnya, Penurunan
kualitas air sungai dan danau akibat limbah domestik, Penurunan kualitas udara
akibat transportasi dan industri, Kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove,
keanekargaman hayati, penurunan debit air sungai, mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim dan masih rendahnya penegakan hukum lingkungan.

Dalam permasalahan di bidang lingkungan hidup ini, pemerintah provinsi


Sumatera Utara berupaya dalam melakukan penanganan masalah pencemaran dan
pengrusakan lingkungan hidup dengan menerapkan strategi pengelolaan
persampahan melalui pembangunan Bank Sampah serta penerapan prinsip 3R dan

72
daur ulang serta meningkatkan dan melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam
menjaga pelestarian lingkungan hidup. Juga dilakukan pengelolan TPA pada
sejumlah daerah secara terpadu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta adanya
penegakan hukum dalam pengelolan lingkungan hidup.

Sementara itu, berkaitan dengan infrastruktur akan dilakukan penyediaan


sarana dan prasarana pemukiman yang memadai pada sejumlah daerah di provinsi
Sumatera Utara serta perlu dilakukan pengelolaan hutan lindung untuk mencegah
pengrusakan lingkungan hidup. Disamping itu, berkaitan dengan penataan ruang
wilayah, harus dilakukan pengelolaan RTH yang memadai sesuai dengan tuntutan
peraturan yang berlaku.

3.4 Telaahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis

3.4.1 Telaahan Terhadap RTRW (2011-2031)


Dalam rangka penyelanggaraan tugas dan fungsinya, Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan berpedoman pada Peraturan Daerah Kota Medan Tahun
Nomor 13 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang (RT RW) Kota Medan Tahun
2011 – 2031. Berdasarkan kepada Rencana Struktur Ruang 2030 maka rencana
struktur wilayah Kota Medan digambarkan dalam bentuk : 1) Arahan pengembangan
dan distribusi penduduk; 2) Rencana sistem pusat pusat pelayanan; 3) Rencana
sistem jaringan transportasi; dan 4) Rencana sistem jaringan utilitas. Dilihat dari
Struktur Ruang Saat Ini, maka struktur ruang Kota Medan dapat tergambarkan
melalui pusat-pusat kegiatan skala kewilayahan. Pusat-pusat kegiatan tersebut
berfungsi sebagai motor penggerak pengembangan aktifitas kegiatan masyarakat
dengan berbagai skala layanan kewilayahan. Adapun pusat-pusat kegiatan di Kota
Medan dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Perumahan-perumahan disebelah
selatan Medan ; 2) Kampus USU; 3) Bandara Udara Polonia ; 4) Terminal Amplas; 5)
Terminal Pinang Baris; 6) Kawasan Utara Medan; 7) Pelabuhan Belawan dan 8)
Kawasan Industri Medan.
Kemudian berdasarkan Rencana Pola Ruang yang merupakan rencana
distribusi peruntukan ruang dalam wilayah kota guna mengatur pemanfaatan ruang
kota yang menggambarkan ukuran, fungsi serta karakter kegiatan manusia dan/ atau
kegiatan alam yang diwujudkan dalam bentuk kawasan lindung dan kawasan budi
daya. Pengaturan pemanfaatan tersubut harus dapat menggambarkan keterpaduan,
keterkaitan dan keseimbangan perkembangan serta keserasian antar-sektor
pembangunan kota. Begitu pula jika dilihat dari Pola Ruang Saat Ini, dimana

73
sebagian besar lahan dikota medan pada umumnya dimanfaatkan untuk pemukiman.
Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman,
perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar
diseluruh wilayah kota medan.
Merujuk kepada Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang dimana pada sisi
Kebijakan pengembangan struktur ruang kota yang merupakan susunan yang
diharapkan dari unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, rona lingkungan
sosial, dan rona lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural saling
berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk tata ruang kota. Kebijakan
penataan ruang Kota Medan adalah arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan. Kebijakan Pengembangan
Rencana Struktur Ruang Kota Medan adalah sebagai berikut : a) peningkatan pusat
pelayanan di wilayah kota yang merata dan berhierarki; dan b) peningkatan kualitas
dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
sumber daya air, serta prasarana dan sarana perkotaan yang terpadu dan merata di
seluruh kawasan.

Kemudian pada strategi penataan ruang Kota Medan merupakan penjabaran


kebijakan penataan ruang wilayah Kota Medan ke dalam langkah-langkah
operasional untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kota. Strategi penataan
ruang wilayah kota berfungsi:
 Sebagai dasar untuk penyusunan rencana pola ruang dan penetapan kawasan
strategis kota
 Memberikan arahan bagi penyusunan indikasi utama dalam RTRW kota; dan
 Sebagai dasar dalam penetapan ketentuan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah Kota Medan.
Strategi pembentukan struktur ruang dirumuskan dengan memperhatikan
aspek pengembangan kependudukan. Kota Medan mempunyai luas wilayah yaitu
26.510 Ha dengan jumlah penduduk pada tahun 2007 berjumlah 2.083.156 jiwa
dengan tingkat kepadatan 79 Jiwa/Ha. Dengan kondisi demikian dibutuhkan strategi
pengembangan penduduk di dalam pengembangan wilayah Kota Medan. Strategi
dasar dalam pengembangan aspek kependudukan dalam kaitan pengembangan
wilayah adalah pengembangan penduduk dan distribusi penduduk yang terdiri dari:
 Melakukan pendistribusian penduduk dari Kecamatan yang memiliki kepadatan
penduduk sangat tinggi ke Kecamatan yang masih rendah jumlah penduduknya,
dengan cara membatasi penambahan fasilitas-fasilitas kota pada Kecamatan
yang padat penduduknya, dan menambah serta melengkapi fasilitas-fasilitas
pelayanan pada Kecamatan yang masih jarang penduduknya.

74
 Memperluas kesempatan kerja dengan meningkatkan kegiatan industri serta
perdagangan dan jasa secara internal maupun eksternal pada lokasi yang telah
ditetapkan;
 Memberlakukan kebijakan Disinsentif bagi pembangunan perumahan dan fasilitas
pada Kecamatan/Kawasan yang sudah padat jumlah penduduknya;
 Memberikan Intensif bagi pembangunan perumahan dan fasilitas pada
Kecamatan/Kawasan yang masih jarang jumlah penduduknya;
Mengacu kepada pengembangan aspek kependudukan diatas dapat
dirumuskan strategi pengembangan struktur ruang sebagaimana berikut:

1) Strategi peningkatan pusat pelayanan yang merata dan berhierarki, sebagaimana


berikut:
a. meningkatkan keterkaitan antar pusat-pusat pelayanan.
b. menjaga berfungsinya secara optimal pusat-pusat pelayanan yang sudah ada.
c. mengendalikan pusat-pusat pelayanan yang tidak sesuai dengan fungsi yang
ditetapkan.
d. mengembangkan fungsi pusat-pusat pelayanan baru di wilayah Kota Medan.

2) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana


transportasi, telekomunikasi, energi, sumber daya air, serta prasarana dan sarana
perkotaan yang terpadu dan merata di seluruh kawasan yang tertuang dalam,
diantaranya:

“Strategi peningkatan penyediaan sarana dan prasarana perkotaan yang


meliputi air minum, air limbah, drainase, persampahan dan pejalan kaki,
angkutan umum, kegiatan sektor informal, dan jalur evakuasi bencana”

Dalam penyediaan sarana dan prasarana Pengelolaan Sampah, untuk menciptakan


keserasian kota, salah satu upaya adalah dengan penataan sistem pembuangan
sampah sekaligus mendukung peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Dalam
kaitan ini strategi yang ditempuh adalah :
a. Melakukan pengadaan sarana dan prasarana persampahan kota, seperti bak
sampah, gerobak sampah, dan tempat pembuangan akhir dilakukan oleh
Pemerintah Daerah bekerja sama dengan swasta dan partisipasi masyarakat.
b. mengelola sistem pembuangan sampah yang terpadu untuk seluruh wilayah,
melalui cara campuran yaitu sebagian dikelola oleh kelompok tertentu dan
bagian lain mengelola secara individu.
c. Melakukan penyuluhan kepada masyarakat dalam rangka kebersihan kota.

75
d. Membangun TPA baru diupayakan menjauhi sungai dan sumber-sumber air
permukaan.

“Strategi peningkatan jaringan energi listrik, minyak, dan gas bumi secara
optimal”
Pada strategi pengembangan sumber daya energi yang terdiri dari energi listrik,
minyak dan gas bumi lebih ditekankan kepada pengembangan jaringan pelayanan
dan peletakan sarana dan prasarana secara merata pada setiap bagian kota.
Jaringan sumber daya energi sendiri dikembangkan mengikuti perkembangan
wilayah terbangun atau pada wilayah yang sudah direncanakan akan
dikembangkan.

Berdasarkan pada kebijakan untuk pengembangan pola ruang pada sisi


Kebijakan dan Strategi Pengembangan Kawasan Lindung. Dimana kawasan lindung
adalah kawasan yang tidak boleh dimanfaatkan untuk kepentingan produksi karena
alasan tata lingkungan, seperti: kawasan hutan manggrove (hutan bakau sekunder);
kawasan sempadan sungai, pantai dan danau, kawasan sosial budaya, serta ruang
terbuka hijau. Kebijakan pengembangan kawasan lindung terdiri dari:
a. pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup, dengan
strategi sebagai berikut:
a) menetapkan dan melestarikan fungsi kawasan lindung;
b) mempertahankan kawasan berfungsi lindung sesuai dengan kondisi
ekosistemnya;
c) mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah
menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka
mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah; dan
d) mengembangkan kerjasama antar kabupaten perbatasan dalam
meningkatkan fungsi lindung.

b. pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan


kerusakan lingkungan hidup.
a) mewajibkan kajian yang berkaitan dengan dampak lingkungan hidup bagi
kegiatan yang berdampak bagi kawasan lindung dan lingkungan hidup;
b) meningkatkan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup;
c) mendorong kegiatan-kegiatan pengendalian dan penegakan hukum bagi
kegiatan yang merusak kawasan lindung dan lingkungan hidup; dan
d) meningkatkan peran masyarakat dalam pengendalian, pemanfaatan dan
pemantauan kawasan lindung dan lingkungan hidup.

76
c. peningkatan fungsi, kuantitas dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya,
dengan strategi sebagai berikut:
a. mewujudkan RTH paling sedikit 30 % meliputi 20% RTH publik dan paling
sedikit 10% RTH privat.
b. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi kawasan
lindung;
c. memperbaiki dan merehabilitasi kawasan lindung yang telah mengalami
kerusakan fungsi lindung;
d. melarang kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan lindung;
dan
e. Mensinergikan kegiatan budidaya produktif yang dapat selaras dan
mendukung fungsi kawasan lindung;
Sedangkan pada sisi Kebijakan Pengembangan Kawasan Budi Daya yang
merupakan kawasan yang kondisi dan potensi sumber alamnya dapat dan perlu
dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia, seperti: kawasan perumahan dan permukiman; kawasan perdagangan dan
jasa; kawasan Industri; kawasan fasilitas pelayanan; dan kawasan khusus.

Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Kota Medan pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan tersaji pada tabel berukut ini :

77
78
Tabel
Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Kota Medan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan

Indikator Program Pemanfaatan Pengaruh Rencana Struktur Arahan Lokasi


No Rencana Struktur Ruang Pola Ruang Saat IniRuang Pada Periode Perencanaan Ruang Terhadap Kebutuhan Pengembangan
Berkenan Pelayanan SKPD Pelayanan Skpd
1 2 3 4 5 6
Rencana Pengembangan dan Pengelolaan RTH Kota Medan
Perlu dijalin komitmen dan kerja
Inventarisasi tanah aset sama dengan SKPD terkait untuk
Luasan RTH Kota Medan
Pengadaan lahan /untuk pemerintah yang secara rutin melakukan kajian
1 bertambah menuju standar Seluruh Kota Medan
RTH Publik memungkinkan untuk dan penetapan lahan aset Pemko
minimal 20% RTH Perkotaan.
pengembangan RTH Medan yang akan dikembangkan
sebagai RTH Publik baru
Penyusunan master
plan RTH dan Perda
Penataan RTH
Seluruh Kota Medan,
Hutan Kota dan Jalur
Pemeliharaan dan
Penyebaran tugas RTH Kota Medan terpelihara Evaluasi rutin manajemen hijau kota yang
2 Pelestarian kawasan RTH
taman dangan baik pemeliharaan RTH dikelola Dinas
yang ada
Pertamanan Kota
Medan
Peningkatan kualitas dan
Penyisipan tanaman keterampilan petugas pengolah
RTH kota
Penyediaan sarana
prasarana Pemenuhan kebutuhan sarana
pemeliharaan rutin RTH prasarana pendukung
(alat pertamanan , pemeliharaan RTH
sumur penyiraman)
Penyusunan

78
masterplan RTH dan
Perda Penataan RTH
Pengembangan taman Perlu dijalin komitmen dan kerja
Tematik yang dilengkapi Pemasangan Fasilitas sama dengan SKPD terkait untuk 21 Kecamatan Kota
3 Terealisasinya taman Tematik
dengan fasilitas Gazebo Wi-Fi penetapan lahan aset Pemko Medan
dan shelter Medan sebagai taman Tematik
Koordinasi pengelolaan dan
serah terima fasum/ fasos
dengan pengembang perlu
ditingkatkan.
Pengalokasian anggaran untuk
fasilitas pendukung teknologi
informasi dilokasi rencana
Pengembangan/ Lapangan olahraga di Kota Medan
peningkatan lapangan Pemanfaatan sebagai dimanfaatkan untuk berbagai Koordinasi secara rutin dengan
Lapangan olahraga di
4 olahraga sebagai taman lapangan olahraga dan kegiatan olahraga, pertunjukan lembaga pengelola lapangan
Kota Medan
teknologi, lapangan pameran/ event dan pameran serta aktifitas warga olahraga.
pertunjukan dan pameran lainnya
Pemeliharaan taman- Seluruh Kota Medan,
taman kota yang sudah Penyebaran petugas Hutan Kota dan Jalur
ada, sebaik-baiknya dan taman dan Evaluasi rutin manajemen Hijau Kota yang di
5 Taman Kota terpelihara
berdasar pada prinsip penganggaran untuk pemeliharaan RTH kelola Dinas
fungsi pokok RTH masing- biaya pemeliharan Pertamanan Kota
masing lokasi Medan
Peningkatan kualitas dan
keterampilan petugas pengelola
RTH Kota
Pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana pendukung
pemeliharaan RTH
6 Pengembangan RTH Penerapan ketentuan Peningkatan kuantitas dan kualitas Peningkatan frekuensi, cakupan Seluruh Kota Medan
halaman rumah dan bangunan di setiap RTH Privat segmen/ kelompok sasaran dan
Puncak gedung, dengan lokasi kualitas sosialisasi penghijauan

79
tanaman aerofonik atau
hidroponik, dan
secara rutin di seluruh kelurahan
semacamnya oleh pemilik
bangunan
Sosialisasi penghijauan
Kerja Sama dengan Satpol PP
secara rutin dan
dalam menegakkan peraturan
bergiliran di seluruh
standar bangunan
kelurahan
Kerjasama pengembangan Seluruh Kawasan
Pengembangan RTH
RTH pada zona pengaman/ Taman disepanjang sempadan Sempadan KA,
sebagai zone pengaman
sempadan jalur KA, Sempadan pengaman yang memungkinkan Sempadan Sungai,
pada jalur KA, sempadan
7 Sungai, Sempadan SUTET dan dengan PT. KAI, PT. PLN, Sempadan SUTET dan
sungai, sempadan SUTET
Kawasan industri eks Bandara Pelabuhan udara, KIM/ Pelindo, Kawasan industri di
dan Kawasan industri, eks
Polonia berfungsi optimal Telkom, Badan Pengelola Wilayah Kota Medan, eks
Bandara Polonia
Sungai dan Pengusaha Bandara Polonia
Peningkatan fungsi dan Penanaman dan
Seluruh Lokasi Jalur
pengaman jalur-jalur hijau penyisipan pohon
Hijau Kota, Fly Over,
alami, yaitu disepanjang pelindung/
Jalur Hijau, Fly Over dan TPU dapat Peningkatan upaya dan alokasi dan TPU yang ada di
tepian jalan raya, bawah penghijauan dan bunga
8 secara optimal mencapai fungsi anggaran untuk penanaman di Kota Medan yang
jalan layang (fly over), di seluruh jalur hijau
sebagai RTHP jalur hijau kota dikelola Dinas
TPU, dan lapangan yang dikelola Dinas
Pertamanan Kota
olahraga dari okupasi Pertamanan Kota
Medan
permukiman liar Medan
Penyusunan
Pengembangan terapan
Masterplan
teknologi untuk memanfaatkan
Penghijauan
ruang sempit jalan sebagai RTH
Masterplan
Pengembangan jalan di Tindak lanjut pembangunan Pengembangan TPU
Fly Over melalui makam berkonsep taman wisata yang dapat dikelola
tanaman merambat jiarah yang dikelola Dinas Dinas Pertamanan
dan pot bunga Pertamanan Kota Medan Kota Medan
Pembangunan taman
di TPU yang dikelola

80
Dinas Pertamanan
Perlu dilakukan perencanaan dan
Penyediaan jalur hijau dan
Jalur hijau dan taman \kota di Kota pembangunan jalur hijau dan
taman taman kota di Kota Koridor jalan utama di
9 Medan dan disetiap jalan lingkar taman median sepanjang jalan
Medan dan disetiap jalan Kota Medan
terealisasi utama di Kota Medan serta jalan
lingkar
lingkar
Kualitas dan keunikan taman-
taman batas dan pusat kota
Pemberian ciri-ciri khusus
meningkat dan dapat menjadi Kajian historis pada lokasi-lokasi Seluruh kawasan
pada tempat-tempat
10 landmark strategis untuk ekstraksi ciri khas tugu/ monumen batas
strategis yaitu pada batas-
Kota dan pusat kota, batas kota RTH historis kota kota
batas kota dan pusat kota
meningkat dan dapat menjadi
landmark kota
Perencanaan dan pembangunan
fasilitas penunjang kekhasan RTH
batas kota dan pusat kota
Peremajaan dan
peningkatan kualitas Penyisipan tanaman Jalur jalan utama kota dihiasi Peningkatan upaya dan alokasi
Seluruh koridor
11 tanaman pada jalur jalan pelindung dan bunga dengan pohon pelindung/ anggaran untuk penanaman
median jalan
utama kota, sesuai tanaman hias penghijauan dan tanaman bunga dijalur hijau kota
klasifikasinya
Penyusunan
Masterplan
Penghijauan
Pengembangan hutan Dikembangkan pada
Pembangunan Hutan Penyelesaian Perencanaan dan
12 kota dan kebun bibit pada Hutan Kota dan Kebun Bibit lokasi aset Pemkot di
Kota baru Pembangunan Hutan Kota
wilayah Kota Medan Kota Medan
Pengembangan taman
dan penghijauan Alokasi dana maupun sharing
Pembangunan taman
13 partisipasi masyarakat Seluruh kelurahan untuk stimulus pembangunan Seluruh Kota Medan
lingkungan
melalui lomba tingkat Taman Lingkungan/ Kelurahan
kelurahan/ kecamatan
Lomba desain taman yang

81
dikelola warga
Kawasan taman yang erat Perencanaan dan pembangunan Taman di pusat kota
Rehabilitasi kawasan
Penataan taman pusat lokasinya dengan tugu/ monumen fasilitas penunjang RTH yang dan seluruh taman
14 taman sebagai pendukung
kota kota terjaga keindahan, kebersihan didalamnya memiliki monumen yang memiliki
tugu/ monumen kota
dan fungsinya kota monumen/ tugu kota
Penataan taman/
monumen
Penataan taman batas
kota
Pengembangan taman Luasan RTH Kota Medan
Peningkatan fungsi lahan Pembangunan taman median
15 median jalan di koridor bertambah menuju standar Koridor jalan
terbuka kota menjadi RTH jalan di koridor jalan
jalan utama kota minimal 20% RTHP
Sosialisasi dan sinergi antar
pemangku kepentingan untuk
meningkatkan komitmen dan
Areal parkir seluruh
inisiatif konversi paradigma dari
Kota Medan
areal terbuka dengan perkerasan
menjadi areal terbuka dengan
peresapan
Seluruh kawasan
Luasan RTH Kawasan Perbatasan
Pengembangan RTH pada tugu/
Kota Medan bertambah untuk Penataan taman tugu batas-batas
16 kawasan perbatasan Taman batas kota dan
mendukung pemenuhan standar kota
wilayah kota kawasan sabuk hijau
minimal 20% RTH Perkotaan
kota medan
Penetapan kawasan
Seluruh kawasan
konservasi sesuai Pengesahan keputusan Peningkatan manajemen dan
Kawasan konservasi dapat tugu/ taman batas
17 karakteristik kawasan Walikota tentang inovasi pengelolaan kawasan
diservasi kota dan kawasan
sebagai pendukung ikon Hutang Kota konservasi ikon kota
sabuk hijau kota
kota
18 Peningkatan pendanaan Peningkatan alokasi Kebutuhan pendanaan program Peningkatan keterlibatan dalam Seluruh Kota Medan
baik dari Pemerintah, anggaran APBD untuk RTH terpenuhi program pengembangan kota
Swasta dan Swadaya pengelolahan dan hijau
masyarakat yang pengembangan RTH

82
memadai untuk program
RTH kota
Pengembangan forum
Pengembangan RTH
silahturrahmi dan sinergi antar
melalui sharing/ hibah
pemangku kepentingan untuk
dana APBN
menjalin kerjasama CSR-RTH
Kerjasama dengan Inisiasi dan sharing dana untuk
sektor privat melalui program akselerasi penghijauan
program CSR-RTH bersama perguruan tinggi
Peningkatan koordinasi dengan
instansi pusat dan provinsi untuk
bantuan pengembangan RTH
publik
Pengembangan fasilitas
Hutan kota dapat menjalankan
Penanaman secara pendukung aktifitas hutan kota Hutan Kota di Kota
19 Revitalisasi Hutan Kota fungsi ekologis dan sosial budaya
rutin (Wi-Fi, fasilitas edukasi Medan
secara optimal
lingkungan hidup, dll)
Peningkatan kualkitas
pedestrian di dalam Penyisipan tanaman di hutan
dan di sekeliling hutan kota secara rutin
kota
Pemasangan pagar
pengaman maupun
batas wilayah lahan Kerjasama pemanfaatan hutan
hutan kota di Medan kota
berbatasan dengan
tanah masyarakat
Peningkatan peran serta Peningkatan kerjasama dengan
Pengelolaan taman Partisipasi masyarakat dalam
20 masyarakat dalam berbagai Komunitas Lingkungan Seluruh Kota Medan
oleh masyarakat pengelolaan RTH meningkat
pengelolaan RTH Hidup maupun pemerhati kota
Melibatkan aktif kader Lomba desain taman
lingkungan dalam Yang dikelola warga
penyusunan Peta Hijau

83
bertema RTH
Sosialisasi partisipasi pengelolaan
RTH
Pemberian
penghargaan bagi
Partisipasi seluruh pemangku
pemerhati lingkungan, Pengesahan dan implentasi Perda
Penerapan perangkat kepentingan dalam pengelolaan
perguruan tinggi, dan penataan RTH Kota Medan
21 insentif dan disinsentif RTH yang sudah ada dan Seluruh Kota Medan
pengusaha yang aktif sebagai payung hukum insentif
dalam melestarikan RTH penmgembangan RTH baru
berpastisipasi dalam dan disinsentif pelestarian RTH
meningkat
penataan taman/
hutan kota
Peningkatan pengawasan
terhadap pelaksanaan
rencana-rencana
Pengawasan rutin
pengembangan sesuai Rencana pengembangan RTH Kerjasama penertiban oleh Satpol
22 taman dan hutan serta Seluruh Kota Medan
dengan maksud dan konsisten berjalan sesuai rencana PP Kota Medan
jalur Hijau Kota
tujuan yang telah
ditetapkan dalam
pengembangan RTH
Peningkatan pengambilan
tindakan dan penjatuhan
sanksi hukum terhadap
penyimpangan/
Setiap pelanggaran/ penimpangan
pelanggaran terhadap Kerjasama penertiban
terkait RTH Kota Medan dapat Pengawasan rutin taman dan
23 pelaksanaan rencana- oleh Satpol PP Kota
ditindak sesuai ketentuan hukum hutan kota serta jalur hijau kota
rencana pengembangan Medan
yang berlaku
yang tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan yang
ditetapkan dalam
pengembangan RTH

Rencana Pengelolaan Persampahan


1 Pengadaan lahan untuk Inventarisasi tanah aset TPA dengan system sanitary landfill Perlu dijalin komitmen dan kerja Seluruh Kota Medan

84
sama dengan SKPD terkait untuk
TPA (Tempat Pemrosesan pemerintah yang secara rutin melakukan kajian
Akhir) dan TPS (Tempat memungkinkan untuk dan penetapan lahan aset Pemko
Pemrosesan Akhir) lahan TPA baru Medan yang akan dikembangkan
sebagai TPA baru
Kerjasama dengan
pemerintah kabupaten Perlu dilakukan hubungan
Kabupaten Deli
tetangga dalam TPA Regional kerjasama dengan pemerintah
Serdang
pembangunan TPA Kabupaten Deli serdang
Regional
Melaksanakan kerjasama dengan
Inventarisasi tanah aset SKPD terkait dan swasta dalam
pemerintah dan tanah melakukan kajian dan penetapan
TPS dengan bangunan fisik Seluruh Kota Medan
milik swasta yang mau lahan aset pemko dan pembelian
dibeli dr swasta untuk pembangunan
TPS
Pengelolaan persampahan
Peningkatan pengelolan Pengelolaan sampah dengan menjalin kerjasama
Partisipasi masyarakat dan swasta
2 persampahan pada pada lingkungan antara SPKD terkait, kecamatan, Seluruh Kota Medan
dalam pengelolaan persampahan
lingkungan masyarakat masyarakat dan kapling serta melibatkan
pihak swasta
Kerjasama dengan pihak
Sosialisasi pengelolaan
kecamatan dan swasta dan 21 Kecamatan
persampahan
perguruan tinggi
Evaluasi manajemen pengawasan
Pemeliharaan sarana dan
Pemeliharaan rutin, Sarana dan prasarana pengelolaan pelaksanaan pemeliharaan
3 prasarana pengelolaan Seluruh Kota Medan
berkala dan insidental persampahan sarana dan prasarana
persampahan
pengelolaan persampahan
Peningkatan penerimaan
Retribusi Pelayanan Pendataan Wajib Restribusi Kerjasama dengan kecamatan,
4 retribusi pelayanan 21 Kecamatan
Kebersihan Sampah (WRS) kelurahan dan kapling
kebersihan
5 Penegakan hukum dalam Sosialisasi Perda Penegakan hukum dan sanksi Menjalin komitmen dan 21 Kecamatan
pengelolan persampahan Pengelolaan kerjasama dengan kecamatan,

85
kelurahan dan kapling serta pihak
Persampahan
swasta dan masyarakat
Peningkatan alokasi
Peningkatan pendanaan
anggaran APBD untuk Kebutuhan pendanaan program Peningkatan keterlibatan dalam
pengadaan sarana dan
6 pengadaan sarana dan Peningkatan Kinerja Pengelolaan program peningkatan kinerja Seluruh Kota Medan
prasarana pengelolaan
prasarana pengelolaan Persampahan terpenuhi pengelolaan persampahan
persampahan
persampahan
Kerjasama dengan
Inisiasi dan sharing dana untuk
sektor privat melalui
program akselerasi pengelolaan
program CSR-
persampahan bersama
Pengelolaan
perguruan tinggi
Persampahan
Peningkatan koordinasi dengan
instansi pusat dan provinsi untuk
bantuan pengembangan
pengelolaan persampahan

Rencana Pengelolaan Infrastruktur (Sarana dan Prasarana) Jaringan Energi Listrik


Peningkatan sarana dan
Melakukan kerjasama dengan
1 prasarana jaringan listrik Pemasangan LPJU Master Plan LPJU 21 Kecamatan
PLN
berupa pemasangan LPJU
Pelaksanaan perawatan
Evaluasi manajemen perawatan
2 LPJU di seluruh kota Perawatan LPJU Sarana dan prasarana LPJU Seluruh Kota Medan
LPJU
Medan
Peningkatan dalam
penghematan pemakaian
3 Pemasangan LPJU LED Master Plan LPJU 21 Kecamatan
energy listrik sebagai
penerangan
Sosialisasi pemeliharaan Kerjasama dengan kecamatan,
Sarana dan prasarana
4 sarana dan prasarana Penegakan hukum dan sanksi kelurahan, kapling, masyarakat, 21 Kecamatan
jaringan listrik
jaringan listrik swasta dan penegak hukum

86
87
3.4.2 Telaahan Terhadap KLHS RPJMD Kota Medan (2016-2021)

Peraturan Daerah Kota Medan Tahun Nomor 13 Tahun 2011 Tentang


Rencana Tata Ruang (RTRW) Kota Medan Tahun 2011-2031 merupakan penerapan
Kajian Lingkungan Hidup Strategi. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, mengamanatkan bahwa
pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah melalui kebijakan, frencana, program. Kajian
Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah proses mengintegrasikan pembangunan
berkelanjutan yang berwawassan lingkungan hidup dalam pengambilan keputusan
terhadap kebijakan, rencana dan program yang tertuang dalam RTRW Kota Medan
Tahun 2011-2031 sehingga kebijakan, rencana dan program tersebut dapat
disempurnakan.

Adapun hasil Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang perlu


diperhatikan dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Medan
yang berhubungan dengan Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan adalah
sebagai berikut :
1) Bidang Lingkungan Hidup
Berdasarkan hasil dari KLHS RPJMD Kota Medan 2016-2021, diperoleh
sejumlah isu yang menjadi permasalahan yang harus segera diselesaikan
pemerintah Kota Medan, sebagai berikut:
a. Penurunan Kualitas Air Permukaan oleh Aktifitas Industri dan Domestik
Penurunan kualitas air terjadi dikarenakan oleh masyarakat yang membuang
sampah ke Kali/Sungai tidak kurang dari 10% sehingga dibutuhan pengendalian
pencemaran sampah untuk meminimalisasi dampak turunan terhadap kualitas air
permukaan dan kualitas tanah.
b. Sistem Persampahan yang belum tertata dengan baik
Hal ini terjadi didukung oleh factor: 1) Pola sistem pengelolaan persampahan yang
kurang optimal; 2) Masih rendahnya daerah cakupan pelayanan sistem
persampahan kota; 3) Membuang sampah dilakukan di pinggir jalan yang sepi
penduduk (biasanya dilakukan oleh masyarakat yang tidak memiliki lahan lahan
kosong disekitar pemukiman; 4) Tidak adanya pengolahan sampah di sumber; 5)
Belum diterapkannya pendekatan reduce, reuse dan recycle; 6) Rendahnya
kesadaran masyarakat untuk membuang sampah di tempatnya; 7) Kurangnya
dukungan pemerintah terhadap komunitas komunitas yang bergerak dalam bidang
persampahan; 8) Tidak adanya sistem penanganan limbah B3 yang bersumber dari

88
rumah tangga; serta 9) Fasilitas pengolahan sampah di TPS dan di TPA yang tidak
tepat dan tidak ramah lingkungan.
c. Permasalahan Sanitasi
Permasalahan sanitasi ini terjadi disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih, keterbatasan jangkauan pelayanan dari penyedia
jasa sanitasi (air bersih, air limbah domestik dan persampahan) dan keterbatasan
kemampuan anggaran keuangan daerah.
d. Rawan terjadinya banjir
Terjadinya banjir di kota Medan diantaranya disebabkan oleh factor pendorong
sebagai berikut: 1) Banyaknya sampah di sungai tidak terlapas dari sebagian ulah
masyarakat yang masih sering membuang sampah ke sungai dan 2) Banjir dikota
Medan juga disebabkan oleh berkurangnya kawasan resapan air di kota Medan
akibat pembangunan yang kurang memperhatikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)

2) Bidang Infrastruktur
Pada bidang ini, berdasarkan hasil dari KLHS didapat sejumlah isu yang
menjadi permasalahan sebagai berikut :
a. Berkurangnya Luasan Daerah Resapan (Ruang Terbuka Hijau)
Hal ini terjadi dikarenakan faktor pendorong berupa : 1) Keterbatasan lahan dan
kebutuhan lahan hunian; 2) Kondisi ekonomi masyarakat; dan 3) Kurang optimalnya
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang
b. Perubahan fungsi lahan hutan mangrove
Perubahan ini dipengaruhi oleh : 1) Kebutuhan lahan hunian dan peningkatan
ekonomi masyarakat; 2) Perkembangan infrastruktur seperti kebutuhan jalan tol,
sehingga memicu perkembangan sektor lain disekitarnya; 3) Perkembangan
kawasan industri dan pergudangan; 4) Status kepemilikan lahan swasta dan
masyarakat; dan 5) Reklamasi pantai untuk kota baru di Medan Belawan.

3) Bidanng Sosial Budaya


Merujuk pada hasil KLHS RPJMD Kota Medan 2016-2021 dijumpai isu
permasalahan sebagai berikut :
a. Kesadaran masyarakat untuk membentuk komunitas pelestari lingkungan masih
minim dan budaya gotong royong unyuk membersihkan lingkungan dari sampah
masih rendah
Masalah ini terjadi karena belum tumbuhnya kesadaran dan kebutuhan untuk
menjaga lingkungan sekitar serta terdapat mindset keliru bahwa urusan melestarikan
lingkungan hanya merupakan tanggungjawab PemKo Medan.

89
Permasalahan pelayanan SKPD Dinas Kebersidhan dan Pertamanan Kota
Medan berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS adalah
sarana dan prasarana yang kurang memadai, masih kurangnya keahlian / kemahiran
SDM yang dimiliki di bidang kebersihan dan pertamanan, serta kurangnya jumlah
tenaga lapangan pertamanan, dan terbatasnya ketersediaan sumber dana sehingga
jumlah cakupan wilayah penanganan pelayanan belum secara optimal.

Faktor-faktor penghambat dan pendorong dari pelayanan SKPD yang


mempengaruhi permasalahan pelayanan SKPD ditinjau dari implikasi RTRW dan
KLHS akan ditelaah dan diuraikan pada tabel dibawah ini:

90
Tabel
Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan RTRW dan KHLS serta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya

N Faktor
Uraian Permasalahan Pelayanan SKPD
o Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Tersediaanya CSR atau dana
Keterbatasan dana untuk
bantuan lainnya untuk
Rencana pengelolaan Masih kurangnya ketersediaan sarana penyediaan sarana dan
1 penyediaan sarana dan
persampahan dan prasarana pengelolaan persampahan prasarana pengelolaan
prasarana pengelolaan
persampahan
persampahan
Penegakan hukum dan sanksi
yang tertuang dalam perda
Masih rendahnya mindset /
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan
pemahaman masyarakat
pengelolan persampahan serta sosialisasi 3R dan
dalam pengelolaan kebersihan
penyuluhan pengelolaan
persampahan
Lahan milik swasta atau pihak
Keterbatasan lahan yang memenuhi Lahan milik pemerintah ketiga yang tersedia untuk
kajian untuk pembangunan TPS dan TPA terbatas dijual serta kerjasama dengan
pemerintah daerah tetangga
Tersedianya diklat dan mesin
Kurangnya
yang lebih modern dalam
Keterbatasan pemahaman SDM dalam keahlian/kemahiran dalam
pengelolaan persampahan yang
pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan
lebih ramah lingkungan

Rencana pengelolaan Program Nasional tentang


Berubahnya fungsi lahan pada
kawasan lindung dan RTH RTH Kota Medan yang belum meningkat ketersediaan RTH 30%, dan
sejumlah daerah di kota
2 serta penyediaan sistem luas lahannya sehingga belum memenuhi penegakan kebijaksanaan
Medan dan kurangnya
jaringan infrastruktur kota ketentuan yang berlaku pemerintah daerah tentang
koordinasi antara SKPD
RTH

91
Keterbatasan dana dalam Program CSR dan dana bantuan
Masih kurangnya ketersediaan sarana penyediaa sarana dan lainnya untuk penyediaan
dan prasarana dalam pengelolaan RTH prasarana dalam pengelolaan sarana dan prasarana
RTH pengelolaan RTH
Kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana di Program Nasional tentang
bidang pertamanan dan Ketersediaan RTH 30% (publik
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk
rendahnya mindset dan privat) dan sosialisasi serta
menjaga keindahan kota
masyarakat dalam penegakan sanksi atas
pengelolaan RTH pengrusakan lingkungan

Kurangnya dana, kurangnya


kemahiran SDM, dan masalah Kerjasama dengan pemerintah
yang dilakukan oleh orang pusat dan provinsi serta
yang kurang bertanggung kerjasama dengan instansi
Keterbatasan sarana dan prasarana dalam
jawab, serta semakin penegak hukum dan kecamatan,
pengelolaan PJU
meningkatnya jumlah kelurahan serta kapling dan
penduduk masyarakat, tersedianya diklat

Belum tersedianya regulasi


Belum optimalnya dalam pengelolaan Pembentukan tim penyusunan
pengelolaan TPU
TPU regulasi
Tersedianya dana dan tenaga
Keterbatasan kemahiran SDM
Belum tersedianya standar baku ahli dalam penyusunan standar
yang ada dalam penyusunan
pengelolaan taman, makam, PJU baku pengelolaan taman, TPU
standar baku tersebut
dan PJU

92
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan telahaan dari beberapa


dokumen perencanaan lainnya, maka isu-isu strategis yang terkait tugas dan
fungsi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan adalah :

1. Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam pengelolaan sampah dengan


upaya 3R (Reduce-Reuse-Recyle) dan pengamanan sampah B3 (bahan
buangan berbahaya) rumah tangga serta
Dalam upaya mengurangi volume timbulan sampah, sangat diharapkannya
peranan aktif masyarakat. Perubahan paradigma masyarakat bahwa sampah
adalah sumber masalah akan diubah prilakunya bahwa sampah dapat
merupakan sumber penghasilan tambahan bagi masyarakat yang memiliki
keahlian untuk mengubah sampah tersebut menjadi barang yang
bernilaiekonomi. Dengan ditingkatkan peran 3R dimasyarakat diharapkan dapat
mampu menggurani sampah yang masuk di TPA karena masyarakat telah
malakukan pemilahan. Rencana tindak lanjut dari strategi ini adalah mengadakan
sosialisasi baik melalui media masa ataupun media cetak.

2. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui


pendidikan bagi anak usia dini
Perilaku membuang sampah dengan sembarangan saat ini masih trend di
kalangan masyarakat Kota Medan dan masih adanya ditemukan bahwa ada
sebagian masyarakat membuang sampah ke parit ataupun ke sungai. Dalam
mengatasi hal tersebut, Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan akan
melaksanakan Sosialisasi ke sekolah Se-Kota Medan baik di tingkat Taman
Kanak-kanak sampai ketingkat tertinggi di Perguruan Tinggi maupun di
Universitas se-Kota Medan.

3. Memperluas pemahaman tentang pengelolaan persampahan


Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan akan menyusun panduan dalam
pengelolan sampah baik sampah rumah tangga maupun sampah taman yang
dapat dipahami oleh masyarakat dan mudah dalam pengerjaannya dan juga
tidak membutuhkan modal yang begitu mahal untuk mengelola sampah tersebut.
Beberapa tindakan yang akan dilakukan Dinas Kebersihan antara lain :
1. Pembuatan rubrik/ kolom di website yang berisikan menganai pengelolaan
sampah baik sampah rumah tangga maupu sampah taman,

93
2. Pembuatan buku panduan untuk pengelolaan sampah rumah tangga maupun
sampah taman.

4. Meningkatkan Koordinasi lintas SKPD


Koordinasi dengan instansi yang berkaitan langsung mengenai penambahan
timbulan sampah sangatlah diperlukan karena akan membantu Dinas
Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan dalam memperluas cakupan
kebersihan, ketersediaan lahan untuk pembuatan Ruang Terbuka Hijau, menjaga
fasilitas umum yang telah dibangun dan memperbaiki manajemen pengangkutan
sampah serta akan mempermudah Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Medan dalam hal pengadaan barang. Koordinasi lintas SKPD juga dapat sebagai
wadah untuk saling tukar pikiran dan penyusunan program untuk dapat
menagani volume sampah

5. Mendorong pengelolaan sampah berbasis masyarakat


Pengelolaan sampah berbasis masyarakat sangat efektif dalam penangulangan
sampah dengan tingkat kebershasilan yang sangat tinggi terutama bila
keikutsertaan masyarakat dilibatkan sejak awal. Dinas Kebersihan Dan
Pertamanan Kota Medan akan membantu dalam hal memberikan bantuan
mesin pencacah ataupun mesin pengayak yang dapat mengelola sampah
menjadi kompos ataupun Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan akan
lebih mengoptimalkan Bank Sampah yang telah dimiliki bahkan akan menambah
Bank Sampah kembali.

6. Optimalisasi pemanfaat prasarana persampahan


Dengan semakin luasnya daerah cakupan pelayanan kebersihan dan semakin
menyusutnya nilai guna armada yang dimiliki Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Kota Medan maka sangat diperlukan penambahan armada dalam upaya
mengurangi volume sampah.

7. Melaksanakan rehabilitasi TPA


Kondisi Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) yang buruk akan
menyebabkan pencemaran lingkungan. Dengan kondisi TPA yang dikelilingi oleh
tempat pemukiman sangatlah diperlukan tindakan yang tepat dalam perbaikan
TPA agar tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan sekitar TPA.
Rencana tindak lanjut yang diperlukan adalah :
1. Penembokkan TPA
2. Pembuatan gas venting

94
3. Pembuatan pengelolaan air lindi

8. Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA kearah sanitary landfill


TPA yang masih dipergunakan dalam waktu yang relatif lama perlu segera
dilakukan tindakan upaya peningkatan fasilitas dan pengelolaan mengarah
kemetode Sanitary Landfill. Pada saat ini Dinas Kebersihan Dan Pertamanan
Kota Medan sudah memiliki DED yang didalam dokumen tersebut telah berisikan
langkah-langkah yang diambil dalam pengelolaan TPA kearah Sanitary Landfill

9. Penelitian, pengembangan dan aplikasi teknologi penaganan persampahan tepat


guna dan berwawasan lingkungan
Penelitan, pengembangan dan aplikasi penganan sampah tepat guna dan
berwawasan lingkungan sangat perlu dilaksanakan agar tidak adanya kekeliruan
dalam penggunaannya yang menyebabkan pada kerusakkan lingkungan.
Rencana tindak lanjut yang diperlukan adalah :
1. Penyusunan pedoman pemanfaatkan gas TPA
2. Penyusunan pedoman teknologi pengelolan sampah ramah lingkungan

10. Peningkatan pegawasan, kelembagaan, peraturan dan perundangan


Saat ini Kota Medan telah memiliki Peraturan Daerah mengenai Pengelolaan
Persampahan akan tetapi pegawasan mengenai Peraturan Daerah tersebut
belumlah maksimal. Adapun kegaiatan yang akan diambil ialah akan membuat
Surat Perintah Tugas sebagai Pegawas lingkungan dengan fokusnya penegakan
Perda tersebut

11. Meningkatkan Kualitas SDM


Dalam rangka peningkatan kapasitas kelembagaan pengelolaan persampahan,
profesionalisma sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu unsur
utama yang mengerakan roda manajemen persampahan secara menyeluruh.
Peningkatan SDM menjadi sangat penting untuk terselengaranya suatu system
pengelolaan perssampahan yang berkelanjutan. Rencana tindak lanjut adalah
pelaksanaan pendidikan dan pelatian baik ditingkat pusat, propinsi dan kota/
kabupaten.

12. Kesejahteraan Gender


Pengalokasi anggaran dengan perhitungan gender saat ini sedang diperhatikan
dalam upaya menstrarakan gender khususnya di Dinas Kebersihan Dan

95
Pertamanan Kota Medan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain
sosialisaasi

13. Kepadatan Penduduk


Terus meningkatkan jumlah penduduk Kota Medan dan diikuti peningkatan
jumlah Commuter (pedagang, pekerja, pelajar ataupun mahasiswa dan lain-lain)
sehingga pertumbuhan tempat pemukiman sangat pesat. Dengan adanya target
Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30 persen (20% Ruang Terbuka Hijau
Publik dan 10 % Ruang Terbuka Hijau Privat) dari luas penduduk Kota Medan
(Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 2007 tentang Penataan Ruang
Terbuka Hijau Wilayah Perkotaan), Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota
Medan akan terus berupaya menambah jumlah Luas Ruang Terbuka Hijau
(RTH) dan Tempat Pemakaman Umum (TPU) dan meningkatkan kualitas taman.
Dalam mewujudkan ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan akan
berkoordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Pemukiman, Dan Penataan
Ruang Kota Medan.

14. Keterbatasan lahan untuk RTH dan TPU


Dalam hal ini, Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan menghadapi isu
berupa keterbatasan ketersedian lahan yang akan dipergunakan untuk
meningkatkan luas RTH dan TPU.

15. Meningkatkan pengelolaan dan perawatan LPJU dalam mengurangi tindak


kejahatan
Adanya kasus pencurian sejumlah komponen LPJU di lingkungan masyarakat
yang dilakukan oleh orang yang tidak bertanggung jawab, dapat mengakibatkan
kurangnya penerangan pada sejumlah ruas jalan di kota Medan. Hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya tindak kejahatan seperti penjambretan atau pencurian
pada rumah penduduk, menimbulkan rasa kurang aman dan nyaman serta
masalah lainnya. Dalam hal ini perlu dilakukan kerjasama dengan pihak
kecamatan, kelurahan dan kapling serta masyarakat untuk melalukan
peningkatan pengelolaan dan perawatan LPJU sehingga LPJU tetap terjaga
keberadaannya serta dapat mengurangi tindak kejahatan.

96

Anda mungkin juga menyukai