Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi yang telah diamanatkan pada
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan, maka dijumpai sejumlah
permasalahan, yaitu :
63
mengelola sampah karena keterbatasan dana, alat maupun lahan proses
pengelolaan sampah, yang saat ini masyarakat cenderung membuang
sampahnya disembarangan tempat dan melakukan pembakaran sampah secara
terbuka, dan masih ditemukannya masyarakat yang ikut berbagai tindakan
perusakan fasilitas seperti perusakan tong sampah komunal ataupun adanya
masyarakat menyerakan sampah yang telah terkumpul untuk mencari makan
ternaknya.
64
penyeimbang ekosistem kota yaitu fungsi ekologis, juga mempunyai fungsi
sosial, ekonomi dan merupakan image/ ciri suatu kota sehingga baik dalam
penataan maupun pengelolaannya harus dapat mencerminkan fungsi – fungsi
tersebut, agar terbentuk kota yang respresentatif dan mempunyai ciri khas yang
dibanggakan. Apabila tidak ada keseimbangan dalam pemanfaatan ruang
terbangun dengan Ruang Terbuka Hijau (RTH) akan terjadi degradasi
lingkungan. Tekanan sosial, ekonomi dan budaya akibat peningkatan penduduk
kota Medan menyebabkan perubahan pada pemnfaatan ruang secara signifikan,
dimana karena desakan kebutuhan sarana dan infranstruktur kota menyebabkan
Ruang Terbuka Hijau semakin termarjinalkan. Hal ini menjadi tugas berat untuk
mewujudkan pencapaian target tersebut mengingat keterbatasan beberapa hal
sebagai kendala yang menjadi permasalahan. Anatara lain, keterbatasan daya
dukung lingkungan dan daya tampung ruang.
7. Kemampuan Kelembagaan
65
Kota yang bersih bebas dari sampah, indah dan terang merupakan ouput dari
Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan yang juga menjadi keinginan
masyarakat Kota Medan. Dinas Kebersihan Dan Pertamanan Kota Medan
sebagai motor penggerak seluruh kegiatan pengelolaan persampahan dari
sumber sampai TPA masih terus berupaya dalam menuntaskan timbulan
sampah, menjaga keindahan dan keamanan di Kota Medan. Kondisi ini juga
diikuti dengan kurangnya pengetahuan sumber daya manusia (SDM) yang
memadai terutama bila ditinjau dari kuantitas maupun kualitas. Upaya
peningkatan kualitas yang telah dilakukan berupa adanya pembekalan
bimbingan teknis bagaimana penanggulangan sampah dan penggelolaan
sampah tersebut, baik untuk dijadikan kompos ataupun kerajinan tangan.
8. Kemampuan Pembiayaan
Perhatian pengelolaan persampahan dari segi penganggaran masih belum
memadai dalam penanggulangan timbulan sampah, menjaga keindahan dan
keamanan di Kota Medan.
Potensi Masyarakat
Masih kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai pengelolaan sampah,
menjaga keindahan dan keamanan sehingga berdampak pada timbulan sampah
di lingkangan masing-masing dan masih adanya kejahatan di Kota Medan.
66
sepenuhnya mengetahui adanya ketentuan dalam penanganan sampah dan
perusakan fasilitas umum termasuk sanksi hukum yang berlaku.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
Terpilih
Visi dan Misi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan merupakan
Implementasi yang harus dilakukan oleh Perangkat Daerah yang mengacu kepada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan Tahun
2016-2021 dimana RPJMD tersebut merupakan perwujudan Visi dan Misi Wali kota
Medan terpilih periode 2016-2021.
Visi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Medan adalah sebagai berikut :
Untuk mewujudkan visi tersebut maka ditempuh dengan 6 Misi Wali Kota dan
Wakil Wali kota terpilih, yaitu :
1. Menumbuhkembangkan Stabilitas, Kemitraan, Partisipasi dan Kebersamaan dari
seluruh pemangku kepentingan pembangunan kota Medan
2. Menumbuhkembangkan harmonisasi, kerukunan, solidaritas, persatuan, dan
kesatuan serta keutuhan sosial, berdasarkan kebudayaan daerah dan identitas
lokal multikulturalisme.
3. Meningkatkan efisiensi melalui deregulasi dan debirokratisasi sekaligus
penciptaan iklim investasi yang semakin kondusif termasuk pengembangan
kreatifitas dan inovasi daerah guna meningkatkan kemampuan kompetitif serta
komparatif daerah.
4. Mewujudkan tata ruang kota yang konsisten serta didukung oleh ketersediaan
infrastruktur dan utilitas kota yang semakin modern dan berkelanjutan.
5. Mendorong peningkatan kesempatan kerja dan pendapatan masyarakat melalui
peningkatan taraf pendidikan dan kesehatan masyarakat secara merata dan
berkeadilan.
6. Mengembangkan kepribadian masyarakat kota berdasarkan etika dan moralitas
keberagaman agama dalam bingkai kebhinekaan
Kemudian Program Andalan dan Prioritas Wali Kota dan Wakil Wali Kota
Medan terpilih, yaitu sebagai berikut :
67
1. Membangun Infrastruktur
Merawat dan membangun infrastruktur, jalan, jembatan, selokan, drainase, pasar
dan meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan tempat tinggal
2. Pendidikan dan Kesehatan
Menyediakan akses pendidikan dan kesehatan gratis dan terbaik bagi masyarakat
kota Medan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan
4. Toleransi Beragama
Menjaga secara berkesinambungan kualitas toleransi beragama
7. Iklim Investasi
Menyediakan iklim investasi yang cepat dengan menggunakan IT, sebagai respon
dari pelaksanaan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
8. Fasilitas Publik
Menata dan menambah fasilitas publik, taman kota, penerangan kota, dan area
publik lainnya agar dapat menjadi sarana silaturahmi warga kota Medan
68
Tahun 2015-2019, yaitu memastikan kondisi lingkungan berada pada toleransi yang
dibutuhkan untuk kehidupan manusia dan sumberdaya berada rentang populasi yang
aman, serta secara paralel meningkatkan kemampuan sumberdaya alam untuk
memberikan sumbangan bagi perekonomian nasional. Berdasarkan tujuan
pembangunan ini, peran utama Kementerian tahun 2015-2019 yang akan diusung,
adalah : (1) Menjaga kualitas LH yang memberikan daya dukung, pengendalian
pencemaran, pengelolaan DAS, keanekaragaman hayati serta pengendalian
perubahan iklim; (2) Menjaga luasan dan fungsi hutan untuk menopang kehidupan,
menyediakan hutan untuk kegiatan sosial, ekonomi rakyat, dan menjaga jumlah dan
jenis flora dan fauna serta endangered species; (3) memelihara kualitas lingkungan
hidup, menjaga hutan, dan merawat keseimbangan ekosistem dan keberadaan
sumberdaya.
69
yaitu melakukan peningkatan dalam pengelolaan sampah yang terpadu dengan
menerapkan strategi sebagai berikut : 1) Pengembangan upaya 3R (reduce, reuse,
dan recycle); 2) Pengembangan bank sampah dan pengomposan; 3)
Pengembangan sistem pengolahan sampah yang terpadu, baik skala komunal
maupun nasional; 4) Peningkatan kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat
melalui “Gerakan Tiga Jari” pengelolaan sampah. Dalam hal ini, Dinas Kebersihan
dan Pertamanan Kota Medan merasa belum maksimal dalam mensosialisasikan
upaya 3R dalam pengelolaan sampah serta masih terbatas ketersediaan bank
sampah dan upaya pelaksanaan pengomposan sampah sebab masih sedikit SDM
yang memahaminya dan perlu penerapah teknologi baru dalam pengelolaan sampah
yang terpadu serta perlunya melibatkan kerjasama yang maksimal dengan swasta
dan masyarakat.
70
“Terwujudnya permukiman dan perdesaan yang layak huni dan berkelanjutan melalui
penyediaan infrastruktur bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui
pengembangan kawasan pemukiman, pembinaan penataan bangunan,
pengembangan sistem penyediaan air minum dan pengembangan penyehatan
lingkungan pemukiman”
Untuk mencapai visi tersebut, maka Misi Direktorat Jenderal Cipta Karya tahun 2015
– 2019 adalah:
1. Melaksanakan fungsi pengaturan, pembinaan, dan pengawasan dalam bidang
Cipta Karya dengan mengedepankan prinsip keterpaduan, inklusifitas, dan
berkelanjutan.
2. Melaksanakan keterpaduan pembangunan infrastruktur permukiman serta
penataan bangunan dan lingkungan berdasarkan penataan ruang dan Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS).
3. Menyediakan infrastruktur air minum dan sanitasi di perkotaan dan perdesaan
dalam rangka pemenuhan target RPJMN 2015-2019.
4. Meningkatkan kemandirian pemerintah daerah serta mendorong kemitraan
dengan masyarakat dan dunia usaha dalam penyelenggaraan pembangunan
infrastruktur permukiman.
5. Mewujudkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan SDM yang
profesional dengan menerapkan prinsip good governance.
71
Pernyataan visi dan misi Ditjen Cipta Karya dan Ditjen Tata Ruang Kementerian
Pekerjaan Umum memberikan arahan bagi seluruh daerah (provinsi/kabupaten/kota)
di dalam menjalankan tugas dan fungsinya di bidang Cipta Karya. Beberapa hal yang
menjadi pertimbangan dalam penyusunan Renstra Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan, yaitu:
1. Peningkatan pembangunan infrastruktur pemukiman untuk mewujudkan
permukiman yang layak, berkeadilan sosial, sejahtera, berbudaya, produktif,
berdaya saing dan berkelanjutan dalam rangka pengembangan wilayah
2. Pelaksanaan pembinaan dan penataan kawasan yang memenuhi SPM.
3. Penyediaan sarana dan prasarana yang memenuhi aspek kesehatan, keindahan,
dan kenyamanan serta keamanan
4. Pengembangan kelembagaan, peraturan dan perundangan
Isu pokok lingkungan hidup Provinsi Sumatera Utara dapat dibagi menjadi 3
topik besar, yaitu: alih fungsi lahan, penurunan kualitas lingkungan dan perubahan
iklim. Penjabaran dari isu strategis lingkungan hidup ini antara lain adalah: alih fungsi
lahan hutan menjadi perkebunan dan sawah menjadi peruntukan lainnya, Penurunan
kualitas air sungai dan danau akibat limbah domestik, Penurunan kualitas udara
akibat transportasi dan industri, Kerusakan terumbu karang dan hutan mangrove,
keanekargaman hayati, penurunan debit air sungai, mitigasi dan adaptasi perubahan
iklim dan masih rendahnya penegakan hukum lingkungan.
72
daur ulang serta meningkatkan dan melibatkan peran swasta dan masyarakat dalam
menjaga pelestarian lingkungan hidup. Juga dilakukan pengelolan TPA pada
sejumlah daerah secara terpadu sesuai dengan peraturan yang berlaku serta adanya
penegakan hukum dalam pengelolan lingkungan hidup.
3.4 Telaahan Terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan
Hidup Strategis
73
sebagian besar lahan dikota medan pada umumnya dimanfaatkan untuk pemukiman.
Penggunaan lahan untuk kawasan terbangun seperti perumahan dan permukiman,
perdagangan dan jasa, perkantoran dan fasilitas umum lainnya hampir tersebar
diseluruh wilayah kota medan.
Merujuk kepada Kebijakan dan Strategi Struktur Ruang dimana pada sisi
Kebijakan pengembangan struktur ruang kota yang merupakan susunan yang
diharapkan dari unsur-unsur pembentuk rona lingkungan alam, rona lingkungan
sosial, dan rona lingkungan buatan yang secara hirarkis dan struktural saling
berhubungan satu sama lain, sehingga membentuk tata ruang kota. Kebijakan
penataan ruang Kota Medan adalah arah tindakan yang harus ditetapkan untuk
mencapai tujuan penataan ruang wilayah Kota Medan. Kebijakan Pengembangan
Rencana Struktur Ruang Kota Medan adalah sebagai berikut : a) peningkatan pusat
pelayanan di wilayah kota yang merata dan berhierarki; dan b) peningkatan kualitas
dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi, telekomunikasi, energi,
sumber daya air, serta prasarana dan sarana perkotaan yang terpadu dan merata di
seluruh kawasan.
74
Memperluas kesempatan kerja dengan meningkatkan kegiatan industri serta
perdagangan dan jasa secara internal maupun eksternal pada lokasi yang telah
ditetapkan;
Memberlakukan kebijakan Disinsentif bagi pembangunan perumahan dan fasilitas
pada Kecamatan/Kawasan yang sudah padat jumlah penduduknya;
Memberikan Intensif bagi pembangunan perumahan dan fasilitas pada
Kecamatan/Kawasan yang masih jarang jumlah penduduknya;
Mengacu kepada pengembangan aspek kependudukan diatas dapat
dirumuskan strategi pengembangan struktur ruang sebagaimana berikut:
75
d. Membangun TPA baru diupayakan menjauhi sungai dan sumber-sumber air
permukaan.
“Strategi peningkatan jaringan energi listrik, minyak, dan gas bumi secara
optimal”
Pada strategi pengembangan sumber daya energi yang terdiri dari energi listrik,
minyak dan gas bumi lebih ditekankan kepada pengembangan jaringan pelayanan
dan peletakan sarana dan prasarana secara merata pada setiap bagian kota.
Jaringan sumber daya energi sendiri dikembangkan mengikuti perkembangan
wilayah terbangun atau pada wilayah yang sudah direncanakan akan
dikembangkan.
76
c. peningkatan fungsi, kuantitas dan kualitas RTH dan kawasan lindung lainnya,
dengan strategi sebagai berikut:
a. mewujudkan RTH paling sedikit 30 % meliputi 20% RTH publik dan paling
sedikit 10% RTH privat.
b. menyelenggarakan upaya terpadu untuk melestarikan fungsi kawasan
lindung;
c. memperbaiki dan merehabilitasi kawasan lindung yang telah mengalami
kerusakan fungsi lindung;
d. melarang kegiatan budidaya yang mengganggu fungsi kawasan lindung;
dan
e. Mensinergikan kegiatan budidaya produktif yang dapat selaras dan
mendukung fungsi kawasan lindung;
Sedangkan pada sisi Kebijakan Pengembangan Kawasan Budi Daya yang
merupakan kawasan yang kondisi dan potensi sumber alamnya dapat dan perlu
dimanfaatkan guna kepentingan produksi dalam rangka memenuhi kebutuhan
manusia, seperti: kawasan perumahan dan permukiman; kawasan perdagangan dan
jasa; kawasan Industri; kawasan fasilitas pelayanan; dan kawasan khusus.
Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Kota Medan pada Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Medan tersaji pada tabel berukut ini :
77
78
Tabel
Hasil Telaah Struktur Ruang Wilayah Kota Medan pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Medan
78
masterplan RTH dan
Perda Penataan RTH
Pengembangan taman Perlu dijalin komitmen dan kerja
Tematik yang dilengkapi Pemasangan Fasilitas sama dengan SKPD terkait untuk 21 Kecamatan Kota
3 Terealisasinya taman Tematik
dengan fasilitas Gazebo Wi-Fi penetapan lahan aset Pemko Medan
dan shelter Medan sebagai taman Tematik
Koordinasi pengelolaan dan
serah terima fasum/ fasos
dengan pengembang perlu
ditingkatkan.
Pengalokasian anggaran untuk
fasilitas pendukung teknologi
informasi dilokasi rencana
Pengembangan/ Lapangan olahraga di Kota Medan
peningkatan lapangan Pemanfaatan sebagai dimanfaatkan untuk berbagai Koordinasi secara rutin dengan
Lapangan olahraga di
4 olahraga sebagai taman lapangan olahraga dan kegiatan olahraga, pertunjukan lembaga pengelola lapangan
Kota Medan
teknologi, lapangan pameran/ event dan pameran serta aktifitas warga olahraga.
pertunjukan dan pameran lainnya
Pemeliharaan taman- Seluruh Kota Medan,
taman kota yang sudah Penyebaran petugas Hutan Kota dan Jalur
ada, sebaik-baiknya dan taman dan Evaluasi rutin manajemen Hijau Kota yang di
5 Taman Kota terpelihara
berdasar pada prinsip penganggaran untuk pemeliharaan RTH kelola Dinas
fungsi pokok RTH masing- biaya pemeliharan Pertamanan Kota
masing lokasi Medan
Peningkatan kualitas dan
keterampilan petugas pengelola
RTH Kota
Pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana pendukung
pemeliharaan RTH
6 Pengembangan RTH Penerapan ketentuan Peningkatan kuantitas dan kualitas Peningkatan frekuensi, cakupan Seluruh Kota Medan
halaman rumah dan bangunan di setiap RTH Privat segmen/ kelompok sasaran dan
Puncak gedung, dengan lokasi kualitas sosialisasi penghijauan
79
tanaman aerofonik atau
hidroponik, dan
secara rutin di seluruh kelurahan
semacamnya oleh pemilik
bangunan
Sosialisasi penghijauan
Kerja Sama dengan Satpol PP
secara rutin dan
dalam menegakkan peraturan
bergiliran di seluruh
standar bangunan
kelurahan
Kerjasama pengembangan Seluruh Kawasan
Pengembangan RTH
RTH pada zona pengaman/ Taman disepanjang sempadan Sempadan KA,
sebagai zone pengaman
sempadan jalur KA, Sempadan pengaman yang memungkinkan Sempadan Sungai,
pada jalur KA, sempadan
7 Sungai, Sempadan SUTET dan dengan PT. KAI, PT. PLN, Sempadan SUTET dan
sungai, sempadan SUTET
Kawasan industri eks Bandara Pelabuhan udara, KIM/ Pelindo, Kawasan industri di
dan Kawasan industri, eks
Polonia berfungsi optimal Telkom, Badan Pengelola Wilayah Kota Medan, eks
Bandara Polonia
Sungai dan Pengusaha Bandara Polonia
Peningkatan fungsi dan Penanaman dan
Seluruh Lokasi Jalur
pengaman jalur-jalur hijau penyisipan pohon
Hijau Kota, Fly Over,
alami, yaitu disepanjang pelindung/
Jalur Hijau, Fly Over dan TPU dapat Peningkatan upaya dan alokasi dan TPU yang ada di
tepian jalan raya, bawah penghijauan dan bunga
8 secara optimal mencapai fungsi anggaran untuk penanaman di Kota Medan yang
jalan layang (fly over), di seluruh jalur hijau
sebagai RTHP jalur hijau kota dikelola Dinas
TPU, dan lapangan yang dikelola Dinas
Pertamanan Kota
olahraga dari okupasi Pertamanan Kota
Medan
permukiman liar Medan
Penyusunan
Pengembangan terapan
Masterplan
teknologi untuk memanfaatkan
Penghijauan
ruang sempit jalan sebagai RTH
Masterplan
Pengembangan jalan di Tindak lanjut pembangunan Pengembangan TPU
Fly Over melalui makam berkonsep taman wisata yang dapat dikelola
tanaman merambat jiarah yang dikelola Dinas Dinas Pertamanan
dan pot bunga Pertamanan Kota Medan Kota Medan
Pembangunan taman
di TPU yang dikelola
80
Dinas Pertamanan
Perlu dilakukan perencanaan dan
Penyediaan jalur hijau dan
Jalur hijau dan taman \kota di Kota pembangunan jalur hijau dan
taman taman kota di Kota Koridor jalan utama di
9 Medan dan disetiap jalan lingkar taman median sepanjang jalan
Medan dan disetiap jalan Kota Medan
terealisasi utama di Kota Medan serta jalan
lingkar
lingkar
Kualitas dan keunikan taman-
taman batas dan pusat kota
Pemberian ciri-ciri khusus
meningkat dan dapat menjadi Kajian historis pada lokasi-lokasi Seluruh kawasan
pada tempat-tempat
10 landmark strategis untuk ekstraksi ciri khas tugu/ monumen batas
strategis yaitu pada batas-
Kota dan pusat kota, batas kota RTH historis kota kota
batas kota dan pusat kota
meningkat dan dapat menjadi
landmark kota
Perencanaan dan pembangunan
fasilitas penunjang kekhasan RTH
batas kota dan pusat kota
Peremajaan dan
peningkatan kualitas Penyisipan tanaman Jalur jalan utama kota dihiasi Peningkatan upaya dan alokasi
Seluruh koridor
11 tanaman pada jalur jalan pelindung dan bunga dengan pohon pelindung/ anggaran untuk penanaman
median jalan
utama kota, sesuai tanaman hias penghijauan dan tanaman bunga dijalur hijau kota
klasifikasinya
Penyusunan
Masterplan
Penghijauan
Pengembangan hutan Dikembangkan pada
Pembangunan Hutan Penyelesaian Perencanaan dan
12 kota dan kebun bibit pada Hutan Kota dan Kebun Bibit lokasi aset Pemkot di
Kota baru Pembangunan Hutan Kota
wilayah Kota Medan Kota Medan
Pengembangan taman
dan penghijauan Alokasi dana maupun sharing
Pembangunan taman
13 partisipasi masyarakat Seluruh kelurahan untuk stimulus pembangunan Seluruh Kota Medan
lingkungan
melalui lomba tingkat Taman Lingkungan/ Kelurahan
kelurahan/ kecamatan
Lomba desain taman yang
81
dikelola warga
Kawasan taman yang erat Perencanaan dan pembangunan Taman di pusat kota
Rehabilitasi kawasan
Penataan taman pusat lokasinya dengan tugu/ monumen fasilitas penunjang RTH yang dan seluruh taman
14 taman sebagai pendukung
kota kota terjaga keindahan, kebersihan didalamnya memiliki monumen yang memiliki
tugu/ monumen kota
dan fungsinya kota monumen/ tugu kota
Penataan taman/
monumen
Penataan taman batas
kota
Pengembangan taman Luasan RTH Kota Medan
Peningkatan fungsi lahan Pembangunan taman median
15 median jalan di koridor bertambah menuju standar Koridor jalan
terbuka kota menjadi RTH jalan di koridor jalan
jalan utama kota minimal 20% RTHP
Sosialisasi dan sinergi antar
pemangku kepentingan untuk
meningkatkan komitmen dan
Areal parkir seluruh
inisiatif konversi paradigma dari
Kota Medan
areal terbuka dengan perkerasan
menjadi areal terbuka dengan
peresapan
Seluruh kawasan
Luasan RTH Kawasan Perbatasan
Pengembangan RTH pada tugu/
Kota Medan bertambah untuk Penataan taman tugu batas-batas
16 kawasan perbatasan Taman batas kota dan
mendukung pemenuhan standar kota
wilayah kota kawasan sabuk hijau
minimal 20% RTH Perkotaan
kota medan
Penetapan kawasan
Seluruh kawasan
konservasi sesuai Pengesahan keputusan Peningkatan manajemen dan
Kawasan konservasi dapat tugu/ taman batas
17 karakteristik kawasan Walikota tentang inovasi pengelolaan kawasan
diservasi kota dan kawasan
sebagai pendukung ikon Hutang Kota konservasi ikon kota
sabuk hijau kota
kota
18 Peningkatan pendanaan Peningkatan alokasi Kebutuhan pendanaan program Peningkatan keterlibatan dalam Seluruh Kota Medan
baik dari Pemerintah, anggaran APBD untuk RTH terpenuhi program pengembangan kota
Swasta dan Swadaya pengelolahan dan hijau
masyarakat yang pengembangan RTH
82
memadai untuk program
RTH kota
Pengembangan forum
Pengembangan RTH
silahturrahmi dan sinergi antar
melalui sharing/ hibah
pemangku kepentingan untuk
dana APBN
menjalin kerjasama CSR-RTH
Kerjasama dengan Inisiasi dan sharing dana untuk
sektor privat melalui program akselerasi penghijauan
program CSR-RTH bersama perguruan tinggi
Peningkatan koordinasi dengan
instansi pusat dan provinsi untuk
bantuan pengembangan RTH
publik
Pengembangan fasilitas
Hutan kota dapat menjalankan
Penanaman secara pendukung aktifitas hutan kota Hutan Kota di Kota
19 Revitalisasi Hutan Kota fungsi ekologis dan sosial budaya
rutin (Wi-Fi, fasilitas edukasi Medan
secara optimal
lingkungan hidup, dll)
Peningkatan kualkitas
pedestrian di dalam Penyisipan tanaman di hutan
dan di sekeliling hutan kota secara rutin
kota
Pemasangan pagar
pengaman maupun
batas wilayah lahan Kerjasama pemanfaatan hutan
hutan kota di Medan kota
berbatasan dengan
tanah masyarakat
Peningkatan peran serta Peningkatan kerjasama dengan
Pengelolaan taman Partisipasi masyarakat dalam
20 masyarakat dalam berbagai Komunitas Lingkungan Seluruh Kota Medan
oleh masyarakat pengelolaan RTH meningkat
pengelolaan RTH Hidup maupun pemerhati kota
Melibatkan aktif kader Lomba desain taman
lingkungan dalam Yang dikelola warga
penyusunan Peta Hijau
83
bertema RTH
Sosialisasi partisipasi pengelolaan
RTH
Pemberian
penghargaan bagi
Partisipasi seluruh pemangku
pemerhati lingkungan, Pengesahan dan implentasi Perda
Penerapan perangkat kepentingan dalam pengelolaan
perguruan tinggi, dan penataan RTH Kota Medan
21 insentif dan disinsentif RTH yang sudah ada dan Seluruh Kota Medan
pengusaha yang aktif sebagai payung hukum insentif
dalam melestarikan RTH penmgembangan RTH baru
berpastisipasi dalam dan disinsentif pelestarian RTH
meningkat
penataan taman/
hutan kota
Peningkatan pengawasan
terhadap pelaksanaan
rencana-rencana
Pengawasan rutin
pengembangan sesuai Rencana pengembangan RTH Kerjasama penertiban oleh Satpol
22 taman dan hutan serta Seluruh Kota Medan
dengan maksud dan konsisten berjalan sesuai rencana PP Kota Medan
jalur Hijau Kota
tujuan yang telah
ditetapkan dalam
pengembangan RTH
Peningkatan pengambilan
tindakan dan penjatuhan
sanksi hukum terhadap
penyimpangan/
Setiap pelanggaran/ penimpangan
pelanggaran terhadap Kerjasama penertiban
terkait RTH Kota Medan dapat Pengawasan rutin taman dan
23 pelaksanaan rencana- oleh Satpol PP Kota
ditindak sesuai ketentuan hukum hutan kota serta jalur hijau kota
rencana pengembangan Medan
yang berlaku
yang tidak sesuai dengan
maksud dan tujuan yang
ditetapkan dalam
pengembangan RTH
84
sama dengan SKPD terkait untuk
TPA (Tempat Pemrosesan pemerintah yang secara rutin melakukan kajian
Akhir) dan TPS (Tempat memungkinkan untuk dan penetapan lahan aset Pemko
Pemrosesan Akhir) lahan TPA baru Medan yang akan dikembangkan
sebagai TPA baru
Kerjasama dengan
pemerintah kabupaten Perlu dilakukan hubungan
Kabupaten Deli
tetangga dalam TPA Regional kerjasama dengan pemerintah
Serdang
pembangunan TPA Kabupaten Deli serdang
Regional
Melaksanakan kerjasama dengan
Inventarisasi tanah aset SKPD terkait dan swasta dalam
pemerintah dan tanah melakukan kajian dan penetapan
TPS dengan bangunan fisik Seluruh Kota Medan
milik swasta yang mau lahan aset pemko dan pembelian
dibeli dr swasta untuk pembangunan
TPS
Pengelolaan persampahan
Peningkatan pengelolan Pengelolaan sampah dengan menjalin kerjasama
Partisipasi masyarakat dan swasta
2 persampahan pada pada lingkungan antara SPKD terkait, kecamatan, Seluruh Kota Medan
dalam pengelolaan persampahan
lingkungan masyarakat masyarakat dan kapling serta melibatkan
pihak swasta
Kerjasama dengan pihak
Sosialisasi pengelolaan
kecamatan dan swasta dan 21 Kecamatan
persampahan
perguruan tinggi
Evaluasi manajemen pengawasan
Pemeliharaan sarana dan
Pemeliharaan rutin, Sarana dan prasarana pengelolaan pelaksanaan pemeliharaan
3 prasarana pengelolaan Seluruh Kota Medan
berkala dan insidental persampahan sarana dan prasarana
persampahan
pengelolaan persampahan
Peningkatan penerimaan
Retribusi Pelayanan Pendataan Wajib Restribusi Kerjasama dengan kecamatan,
4 retribusi pelayanan 21 Kecamatan
Kebersihan Sampah (WRS) kelurahan dan kapling
kebersihan
5 Penegakan hukum dalam Sosialisasi Perda Penegakan hukum dan sanksi Menjalin komitmen dan 21 Kecamatan
pengelolan persampahan Pengelolaan kerjasama dengan kecamatan,
85
kelurahan dan kapling serta pihak
Persampahan
swasta dan masyarakat
Peningkatan alokasi
Peningkatan pendanaan
anggaran APBD untuk Kebutuhan pendanaan program Peningkatan keterlibatan dalam
pengadaan sarana dan
6 pengadaan sarana dan Peningkatan Kinerja Pengelolaan program peningkatan kinerja Seluruh Kota Medan
prasarana pengelolaan
prasarana pengelolaan Persampahan terpenuhi pengelolaan persampahan
persampahan
persampahan
Kerjasama dengan
Inisiasi dan sharing dana untuk
sektor privat melalui
program akselerasi pengelolaan
program CSR-
persampahan bersama
Pengelolaan
perguruan tinggi
Persampahan
Peningkatan koordinasi dengan
instansi pusat dan provinsi untuk
bantuan pengembangan
pengelolaan persampahan
86
87
3.4.2 Telaahan Terhadap KLHS RPJMD Kota Medan (2016-2021)
88
rumah tangga; serta 9) Fasilitas pengolahan sampah di TPS dan di TPA yang tidak
tepat dan tidak ramah lingkungan.
c. Permasalahan Sanitasi
Permasalahan sanitasi ini terjadi disebabkan oleh masih kurangnya kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih, keterbatasan jangkauan pelayanan dari penyedia
jasa sanitasi (air bersih, air limbah domestik dan persampahan) dan keterbatasan
kemampuan anggaran keuangan daerah.
d. Rawan terjadinya banjir
Terjadinya banjir di kota Medan diantaranya disebabkan oleh factor pendorong
sebagai berikut: 1) Banyaknya sampah di sungai tidak terlapas dari sebagian ulah
masyarakat yang masih sering membuang sampah ke sungai dan 2) Banjir dikota
Medan juga disebabkan oleh berkurangnya kawasan resapan air di kota Medan
akibat pembangunan yang kurang memperhatikan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
2) Bidang Infrastruktur
Pada bidang ini, berdasarkan hasil dari KLHS didapat sejumlah isu yang
menjadi permasalahan sebagai berikut :
a. Berkurangnya Luasan Daerah Resapan (Ruang Terbuka Hijau)
Hal ini terjadi dikarenakan faktor pendorong berupa : 1) Keterbatasan lahan dan
kebutuhan lahan hunian; 2) Kondisi ekonomi masyarakat; dan 3) Kurang optimalnya
pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang
b. Perubahan fungsi lahan hutan mangrove
Perubahan ini dipengaruhi oleh : 1) Kebutuhan lahan hunian dan peningkatan
ekonomi masyarakat; 2) Perkembangan infrastruktur seperti kebutuhan jalan tol,
sehingga memicu perkembangan sektor lain disekitarnya; 3) Perkembangan
kawasan industri dan pergudangan; 4) Status kepemilikan lahan swasta dan
masyarakat; dan 5) Reklamasi pantai untuk kota baru di Medan Belawan.
89
Permasalahan pelayanan SKPD Dinas Kebersidhan dan Pertamanan Kota
Medan berdasarkan Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan KLHS adalah
sarana dan prasarana yang kurang memadai, masih kurangnya keahlian / kemahiran
SDM yang dimiliki di bidang kebersihan dan pertamanan, serta kurangnya jumlah
tenaga lapangan pertamanan, dan terbatasnya ketersediaan sumber dana sehingga
jumlah cakupan wilayah penanganan pelayanan belum secara optimal.
90
Tabel
Permasalahan Pelayanan SKPD berdasarkan Telaahan RTRW dan KHLS serta Faktor Penghambat dan Pendorong Keberhasilan Penanganannya
N Faktor
Uraian Permasalahan Pelayanan SKPD
o Penghambat Pendorong
1 2 3 4 5
Tersediaanya CSR atau dana
Keterbatasan dana untuk
bantuan lainnya untuk
Rencana pengelolaan Masih kurangnya ketersediaan sarana penyediaan sarana dan
1 penyediaan sarana dan
persampahan dan prasarana pengelolaan persampahan prasarana pengelolaan
prasarana pengelolaan
persampahan
persampahan
Penegakan hukum dan sanksi
yang tertuang dalam perda
Masih rendahnya mindset /
Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pengelolaan persampahan
pemahaman masyarakat
pengelolan persampahan serta sosialisasi 3R dan
dalam pengelolaan kebersihan
penyuluhan pengelolaan
persampahan
Lahan milik swasta atau pihak
Keterbatasan lahan yang memenuhi Lahan milik pemerintah ketiga yang tersedia untuk
kajian untuk pembangunan TPS dan TPA terbatas dijual serta kerjasama dengan
pemerintah daerah tetangga
Tersedianya diklat dan mesin
Kurangnya
yang lebih modern dalam
Keterbatasan pemahaman SDM dalam keahlian/kemahiran dalam
pengelolaan persampahan yang
pengelolaan persampahan pengelolaan persampahan
lebih ramah lingkungan
91
Keterbatasan dana dalam Program CSR dan dana bantuan
Masih kurangnya ketersediaan sarana penyediaa sarana dan lainnya untuk penyediaan
dan prasarana dalam pengelolaan RTH prasarana dalam pengelolaan sarana dan prasarana
RTH pengelolaan RTH
Kurangnya ketersediaan
sarana dan prasarana di Program Nasional tentang
bidang pertamanan dan Ketersediaan RTH 30% (publik
Kurangnya partisipasi masyarakat untuk
rendahnya mindset dan privat) dan sosialisasi serta
menjaga keindahan kota
masyarakat dalam penegakan sanksi atas
pengelolaan RTH pengrusakan lingkungan
92
3.5 Penentuan Isu-Isu Strategis
93
2. Pembuatan buku panduan untuk pengelolaan sampah rumah tangga maupun
sampah taman.
94
3. Pembuatan pengelolaan air lindi
95
Pertamanan Kota Medan. Adapun kegiatan yang akan dilakukan antara lain
sosialisaasi
96