Disusun Oleh :
Kelompok I
Asmaul Husna
Dwi Purwanti
Indah Sari
KUALA TUNGKAL
2020/2021
BAB I
PEMBAHASAN
A. Surah Al-‘Alaq Ayat 15
ِ َكالَّ لَئِ ْن لَّ ْم يَ ْنتَ ِه لَنَ ْسفَعًا بِا لنَّا
صيَ ِة
Artinya : “ Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti ( berbuat demikian )
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya ( kedalam neraka). (Q.S. Al Alaq: 15)1
1
2
cara yang kasar, An-nashiyah maknanya adalah bagian depan kepala (ubun-ubun).
ِ َّ[ النan-Nashiyah] adalah al-'Ahd adz-Dzihni (yang
Jenis alif lam pada اص???يَة
menunjukkan kata an-Nashiyah sudah diketahui maksudnya) dan maksudnya
adalah ubun-ubun Abu Jahak, yang mengancam Nabi shallallaahu 'alaihi
wasallam karena sholat beliau dan melarang beliau darinya. Makna pengalan ayat
ini: Kami benar-benar akan menarik dengan kasar kepalanya Abu jahal, apakah
ini dilakukan di dunia atau di akhirat ditarik ubun-ubunnya menuju neraka? Bisa
mengandung dua makna tersebut, bisa bermakna bahwa dia ditarik ubun ubunnya,
dan dia telah ditarik ubun-ubunya pada saat perang Badr ketika ia terbunuh
bersama orang-orang musyrikin yang terbunuh yang lainnya, dan bisa bermakna
bahwa ia ditarik ubun-ubunnya untuk dilemparkan ke dalam neraka, sebagaiman
Allah berfirman: اص ?ي َواأْل َ ْق?دَام
ِ ?رفُ ْال ُمجْ ِر ُم??ونَ بِ ِس ?ي َماهُ ْم فَي ُْؤخَ ? ُذ بِالنَّ َو
َ ?" يُ ْعOrang-orang yang
berdosa dikenal dengan tanda-tandanya, lalu dipegang ubun-ubun dan kaki
mereka."(QS. Ar-Rahman: 41) Jika ayat ini bisa dimaknakan dengan kedua makna
tersebut tanpa ada pertentangnan maka wajib dibawa maknanya kepada keduanya
semuanya, sebagaimana telah diketahui dan telah kami tetapkan sebelunya, yaitu
apabila ayat memiliki dua kemungkinan penafsiran yang tidak saling bertentangan
maka wajib keduanya itu diambil semuanya.2
2
https://tafsirweb.com/12881-quran-surat-al-alaq-ayat-15.html
3
batu untuk beliau yang akan digunakan melontar jumrah. Kemudian beliau
ُّ ?ُأَ ْمثَا َل هَ ُؤالَ ِء فَارْ ُموْ ا ثُ َّم قَا َل يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّا ُك ْم َو ْال ُغلُ َّو فِي الدِّي ِن فَإِنَّهُ أَ ْهلَكَ َم ْن َك??انَ قَ ْبلَ ُك ُم ْال ُغل
berkata: ?و فِي
ِّين
ِ “ الدLemparlah dengan batu seperti ini!” kemudian beliau melanjutkan: “Wahai
sekalian manusia, jauhilah sikap ghuluw (melampaui batas) dalam agama.
Sesungguhnya perkara yang membinasakan umat sebelum kalian adalah sikap
ghuluw mereka dalam agama.”3
Ghuluw dalam agama itu sendiri adalah sikap dan perbuatan berlebih-
lebihan melampaui apa yang dikehendaki oleh syariat, baik berupa keyakinan
maupun perbuatan.4
D. Macam-Macam Guluw
1. Tanaththu’ (Sikap Ekstrem). `Abdullah bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu
meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda:
َك ال ُمتَنَطِّعُوْ ن
َ َ“ هَلCelakalah orang-orang yang ekstrim!” Beliau mengucapkannya
tiga kali.”5
2. Tasyaddud (Memberat-Beratkan Diri). Anas bin Malik Radhiyallahu anhu
meriwayatkan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: الَ تُ َش ِّد ُدوْ ا َعلَى
َّ أَ ْنفُ ِس ُك ْم فَيُ َش ِّد ُ?د هللاُ َعلَ ْي ُك ْم فَإ ِ َّن قَوْ ًما َش َّد ُدوْ ا َعلَى أَ ْنفُ ِس ِه ْم فَ َش? َّد َد هللاُ َعلَ ْي ِه ْم فَتِ ْل??كَ بَقَايَ?ا ُ ْهم فِي
ِ َالص? َوا ِم ِع َوال? ِّدي
ار
“ َو َر ْهبَانِيَّةً ا ْبتَ??? َد ُعوْ هَا َم???ا َكتَ ْبنَاهَ???ا َعلَ ْي ِه ْمJanganlah kamu memberat-beratkan dirimu
sendiri, sehingga Allah Azza wa Jalla akan memberatkan dirimu.
Sesungguhnya suatu kaum telah memberatkan diri mereka, lalu Allah Azza wa
Jalla memberatkan mereka. Sisa-sisa mereka masih dapat kamu saksikan dalam
biara-biara dan rumah-rumah peribadatan, mereka mengada-adakan
rahbaniyyah (ketuhanan/kerahiban) padahal Kami tidak mewajibkannya atas
mereka.”6
3
Hadits shahîh, diriwayatkan oleh an-Nasâ’i (V/268), Ibnu Mâjah (3029) dan Ahmad (I/215), al-
Hâkim mengatakan: “Shahîh, sesuai dengan syarat al-Bukhâri dan Muslim.” Dan disetujui oleh
adz-Dzahabi
4
Mu’jamul Maqâyis IV/388
5
Hadits riwayat Muslim (2670)
6
Hadits riwayat Abu Dâwud dan dishahîhkan oleh al-Albâni dalam Silsilah Shahîhah (3124)
4
Dalam hadits lain pula Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: ،ٌإِ َّن ال ِّد ْينَ يُ ْسر
ُ“ َولَ ْن يُ َشا َّد ال ِّد ْينَ إِالَّ َغلَبَهSesungguhnya agama ini mudah. Dan tiada seseorang yang
mencoba mempersulit diri dalam agama ini melainkan ia pasti kalah (gagal).”7
3. I’tidâ’ (Melampaui Ketentuan Syariat).
4. Takalluf (Memaksa-Maksa Diri).8
7
Hadits riwayat Bukhâri
8
Fathul Bâri (XIII/263-265)
5
1. Menuntut ilmu syar’i. Ilmu adalah lentera yang menerangi langkah kita di
dunia dan menjadi asset yang amat bernilai di akhirat. Apabila lentera ini
padam, maka setan akan leluasa menyesatkan anak Adam. Maka dari itu
janganlah absen dari majelis-majelis ilmu. Banyak sekali faidah yang
dapat kita petik dari majelis ilmu. Di antaranya adalah kita dapat bertatap
muka secara langsung dengan ahli ilmu.
2. Jangan malu dan segan bertanya kepada ahli ilmu (Ulama). Malu bertanya
sesat di jalan, begitulah kata pepatah kita. Terlebih lagi dalam urusan
agama. Janganlah kita malu bertanya kepada ulama dalam perkara-perkara
agama yang belum kita ketahui, baik dalam perkara aqidah, ibadah,
mu’amalah dan lainnya. Terlebih lagi perkara yang berkaitan dengan
perincian dalam agama, misalnya prosedur pelaksanaan sebuah ibadah,
perincian dalam hal aqidah dan lain sebagainya.
Kesimpulannya, kita harus menjauhi segala macam bentuk ghuluw
dalam agama, baik berupa keyakinan, ucapan maupun perbuatan yang
diatas-namakan agama. Dan hendaknya kita juga harus waspada jangan
sampai tergelincir dalam sikap taqshîr. Di samping itu, janganlah
sembrono dan serampangan dalam menilai ‘ghuluw’ tanpa ilmu.
9
www.detiknews.com
BAB II
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Surah Al-‘Alaq Ayat 15
ِ َكالَّ لَئِ ْن لَّ ْم يَ ْنتَ ِه لَنَ ْسفَعًا بِا لنَّا
صيَ ِة
“ Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti ( berbuat demikian ) niscaya
Kami tarik ubun-ubunnya ( kedalam neraka). (Q.S. Al Alaq: 15)
2. Tafsir Surah Al-‘Alaq Ayat 15
Allah mengancam orang yang melarang dan menghalangi orang lain yang
ingin beribadah, dengan contoh Abu Lahab. Bahkan Allah mengancam
bahwa bila mereka tidak menghentikan perbuatannya, maka Allah akan
mencabut nyawanya sehingga mati seketika.
3. Sikap ghuluw (melampaui batas atau berlebih-berlebihan) dalam agama
adalah sikap yang tercela dan dilarang oleh syariat. Sikap ini tidak akan
mendatangkan kebaikan bagi pelakunya; juga tidak akan membuahkan
hasil yang baik dalam segala urusan. Terlebih lagi dalam urusan agama.
4. Macam- macam guluw yaitu tanaththu’ (sikap ekstrem), tasyaddud
(memberat-beratkan diri), i’tidâ’ (melampaui ketentuan syariat), dan
takalluf (memaksa-maksa diri).
5. Sebab-sebab munculnya sikap ghuluw ini bermacam-macam, di antaranya:
kebodohan dalam agama, taqlîd (ikut-ikutan), mengikuti hawa nafsu.
6. Kiat-kiat menghindari ghuluw yaitu janganlah absen dari majelis-majelis
ilmu. Banyak sekali faidah yang dapat kita petik dari majelis ilmu dan
jangan malu dan segan bertanya kepada ahli ilmu (Ulama).
7. Berita viral terkait tema dan ayat ”viral presiden prancis emmanuel macron
dilempari telur karena hina islam”. Beberapa pernyataan kontroversi
Presiden Prancis Emmanuel Macron, pernyataan-pernyataan tersebut di
antaranya :
a. Tidak Tegas Terhadap Penerbitan Ulang Kartun Nabi
b. Sebut Islam Alami Krisis
8
9
B. Saran
Semoga makalah yang telah penulis susun ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca, khususnya bagi penulis sendiri. Namun penulis menyadari bahwa
masih banyak kekurangan dari makalah ini, maka penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari rekan-sekan sekalian.
DAFTAR PUSTAKA
https://tafsirweb.com/12881-quran-surat-al-alaq-ayat-15.html
Hadits shahîh, diriwayatkan oleh an-Nasâ’i (V/268), Ibnu Mâjah (3029) dan
Ahmad (I/215), al-Hakim: “Shahîh, sesuai dengan syarat al-Bukhâri dan Muslim.”
dan disetujui oleh adz-Dzahabi
https://tafsirweb.com/12881-quran-surat-al-alaq-ayat-15.html
Hadits riwayat Abu Dâwud dan dishahîhkan oleh al-Albâni dalam Silsilah
www. Detiknews.com