PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian dan turunannya
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri
Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010
tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil telah mengamanatkan bahwa untuk
meningkatkan mutu profesionalisme dan pembinaan karir Pegawai Negeri Sipil perlu
ditetapkan jabatan fungsionalnya.
Penyuluh Agama adalah Pegawai Negeri Sipil yang dalam Keputusan Presiden
Nomor 87 Tahun 1999 tentang Rumpun Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil yang
antara lain menetapkan bahwa Penyuluh Agama adalah Jabatan Fungsional Pegawai
Negeri masuk dalam rumpun jabatan keagamaan. Atas dasar ini maka penyuluh agama
Katolik perlu ditetapkan jabatan fungsionalnya.
Terbitnya buku panduan ini dengan merujuk pada beberapa fakta, pertama:
terbitnya beberapa aturan baru terkait dengan peningkatan kompetensi kinerja pegawai
negeri sipil/penyuluh agama yang perlu disikapi dan ditindaklanjuti. Kedua: masih banyak
penyuluh agama Katolik yang belum memahami tingkat jabatan dan angka kredit
kumulatif, tugas pokok, kedudukan, jenis dan penetapan, kegiatan penyuluh agama yang
dapat dinilai dan diberikan angka kredit, jenjang jabatan dan pangkat, pembinaan,
penilaian, dan penetapan angka kredit dan jabatan fungsional penyuluh agama,
pelaksanaan pengangkatan, kenaikan pangkat, pembinaan pemberhentian dalam jabatan
fungsional penyuluh agama, penyuluh agama Katolik. Ketiga: Tuntutan Reformasi
1
Birokrasi mengharuskan penyuluh agama sebagai pegawai negeri sipil harus
meningkatkan kompetensi kinerja penyuluh sebagaimana telah diamanatkan dalam
Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara. Keempat: penyuluh
agama Katolik masih banyak yang belum mengusulkan dan memiliki jabatan fungsional
penyuluh.
B. Tujuan
1. Memudahkan pelaksanaan tugas kepenyuluhan agama.
2. Melancarkan proses usulan kenaikan pangkat penyuluh agama.
3. Meningkatkan profesionalisme dan mutu kinerja penyuluh agama.
4. Meningkatkan kesejahteraan penyuluh agama.
C. Sasaran
1. Penyuluh agama Katolik
2. Pejabat Bimas Katolik Pusat
3. Pejabat Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
4. Pejabat Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota
5. Mitra Kerja
D. Ruang Lingkup
1. Bidang pelayanan, kedudukan, dan sasaran penyuluh agama Katolik
2. Rincian tugas pokok, jenis dan penetapan lokasi sasaran penyuluh agama
3. Kegiatan penyuluh dan perhitungan angka kredit
4. Jenjang, jabatan dan pangkat
E. Pengertian
1. Petunjuk teknis adalah pedoman dasar yang dipakai dalam pelaksanaan tugas dan
fungsi penyuluh agama.
2. Penyuluh Agama Katolik adalah Pegawai Negeri Sipil yang beragama Katolik yang
diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melaksanakan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan
kepada masyarakat melalui bahasa agama Katolik.
3. Instansi pembina jabatan fungsional penyuluh agama adalah Kementerian Agama.
4. Angka kredit adalah suatu angka yang diberikan berdasarkan penilaian atas prestasi
yang telah dicapai oleh seorang penyuluh agama dalam mengerjakan butir rincian
kegiatan yang digunakan sebagai salah satu syarat untuk pengangkatan dan kenaikan
jabatan/pangkat penyuluh agama.
2
5. Tim penilai angka kredit adalah tim penilai yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat
yang berwenang bertugas menilai prestasi kerja penyuluh agama.
6. Penilaian angka kredit adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok
ukur) yang ditetapkan sesuai peraturan berlaku.
7. Kelompok sasaran adalah kelompok teritorial dan kategorial gerejawi yang berada
dalam suatu wilayah kerja seorang penyuluh agama.
8. Teritorial adalah cakupan wilayah paroki yang meliputi wilayah/stasi, lingkungan,
kring, rukun, komunitas basis.
9. Kelompok Kategorial adalah paguyuban umat beriman yang bersekutu berdasarkan
usia, profesi, minat, devosi, dan bukan merupakan ormas.
10. Kelompok binaan adalah unsur kelompok masyarakat yang termasuk dalam kelompok
sasaran penyuluhan yang telah terbentuk dalam suatu kelompok yang terorganisir dan
telah memiliki program pembinaan yang terarah dan sistematis.
11. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
12. Jabatan Fungsional adalah sekelompok jabatan yang berisi fungsi dan tugas berkaitan
dengan pelayanan fungsional yang berdasarkan pada keahlian dan keterampilan
tertentu.
13. Pejabat Fungsional adalah Pegawai ASN yang menduduki Jabatan Fungsional pada
instansi pemerintah.
14. Pejabat yang Berwenang adalah pejabat yang mempunyai kewenangan melaksanakan
proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian Pegawai ASN sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
15. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disingkat PNS adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh
pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan.
16. Konsultasi adalah kegiatan memberikan pendampingan terhadap permasalahan
keagamaan dan pembangunan melalui bahasa agama Katolik yang diberikan oleh
penyuluh agama Katolik kepada masyarakat Katolik baik secara perorangan maupun
kelompok.
17. Kriteria penilaian adalah ukuran atau ketentuan yang digunakan untuk penilaian
kegiatan atau prestasi kerja penyuluh agama sebagai dasar penetapan angka kredit.
3
18. Kegiatan yang bersifat penugasan adalah kegiatan yang bukan merupakan tugas pokok
penyuluh agama yang karena kedinasan,tugas tersebut harus dilaksanakan berdasarkan
perintah atasan/pejabat yang berwenang.
19. Prestasi kerja adalah hasil kerja dan kemajuan yang telah dicapai seorang penyuluh
agama dalam bidang tugasnya.
20. Pendidikan dan pelatihan kedinasan adalah upaya peningkatan dan atau pemantapan
wawasan, pengetahuan, sikap, nilai dan ketrampilan yang sesuai dengan profesi
penyuluh agama dan bermanfaat dalam pelaksanaan tugas penyuluh agama Katolik.
21. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan Kedinasan adalah surat tanda tamat
pendidikan dan pelatihan yang diperoleh penyuluh agama karena mengikuti pelatihan
kedinasan.
22. Pengembangan profesi adalah kegiatan penyuluh agama dalam rangka pengamalan
ilmu pengetahuan, teknologi dan ketrampilan untuk meningkatkan mutu baik bagi
kegiatan bimbingan dan penyuluhan dan profesionalisme tenaga penyuluh maupun
dalam rangka menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi penyuluh agama.
23. Penelitian adalah kegiatan pengkajian yang dilakukan penyuluh agama berdasarkan
kualifikasi akademis untuk menemukan informasi dan teknologi yang baru,
membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran, liputan, sehingga dapat memberikan
teori atau gagasan baru bagi masyarakat dan Gereja.
24. Makalah adalah suatu karya tulis yang disusun oleh penyuluh agama baik
perseorangan maupun kelompok yang menyampaikan suatu pokok bahasan yang
merupakan hasil penelitian atau ulasan ilmiah di bidang bimbingan /penyuluhan
agama dan pembangunan.
25. Pengembangan penelitian adalah kegiatan tindak lanjut penelitian untuk mendapatkan
informasi tentang cara-cara mempergunakan teori-teori dan atau proses-proses untuk
tujuan-tujuan praktis.
26. Karya tulis ilmiah yang dipublikasikan adalah informasi ilmiah yang diterbitkan oleh
suatu penerbit yang memiliki dewan redaksi atau suatu lembaga pemerintah dan
disebarluaskan kepada masyarakat.
27. Majalah ilmiah adalah majalah yang diakui oleh kementerian dan ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang.
28. Pertemuan ilmiah adalah pertemuan yang membahas perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
29. Buku kerja penyuluh adalah buku yang berisi catatan tugas dan hasil kerja penyuluh
sebagai laporan kepada atasan langsung setiap minggu dan atau sesuai keadaaan
geografis penyuluh yang bersangkutan.
4
30. Modul penyuluhan adalah materi penyuluhan yang disusun dan disajikan secara
tertulis.
31. Penulis utama adalah seorang yang memprakarsai penulisan, memiliki ide tentang hal
yang akan ditulis, pembuat outline, penyusun konsep tulisan sehingga nama yang
bersangkutan tertera pada urutan pertama atau dinyatakan secara jelas sebagai penulis
utama.
32. Penulis pembantu adalah seorang yang memberikan bantuan kepada penulis utama,
misalnya dalam hal pengumpulan data, analisis data, penyempurnaan
konsep/penambahan bahan materi dan penyunting.
33. Karya seni adalah suatu proses kreatif dalam bidang kesenian yang dilandasi oleh
pengamatan dan penghayatan dengan melibatkan cipta, rasa, dan karsa antara lain
berupa hasil seni lukis, seni patung, seni grafis, seni keramik, seni musik, seni tari,
seni suara, seni karawitan, seni pedalangan, seni teater yang diakui pejabat berwenang.
34. Seminar penyuluhan agama adalah salah satu bentuk pertemuan ilmiah untuk
membahas masalah tertentu dalam bidang bimbingan dan penyuluhan agama dan
pembangunan untuk memperoleh suatu hasil/kesimpulan.
35. Lokakarya penyuluhan agama adalah salah satu bentuk pertemuan untuk membahas
masalah tertentu dalam bidang bimbingan dan penyuluhan agama untuk memperoleh
hasil/kesimpulan tertentu yang perlu ditindaklanjuti.
36. Sasaran Kerja Pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan
target yang akan dicapai oleh seorang PNS.
37. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas
jabatan.
5
BAB II
TUGAS POKOK, KEDUDUKAN, PENETAPAN LOKASI
DAN SASARAN PENYULUH AGAMA
6
b. Penyuluh agama instansi adalah penyuluh agama yang mempunyai tugas,
tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh melakukan kegiatan bimbingan
penyuluhan agama dan pembangunan kepada masyarakat serta pembinaan mental /
rohani khusus kepada pegawai suatu instansi / kementerian / Lembaga Pemerintah
Non Kementerian, Pemda tingkat provinsi atau kabupaten / kota, BUMN dan
instansi lain.
7
b. Pada tingkat provinsi lokasi kelompok sasaran/binaan penyuluh agama adalah
instansi/lembaga tingkat provinsi dan kelompok sasaran masyarakat yang bersifat
lintas kabupaten/kota yang penetapannya dilakukan oleh Kepala Kantor Wilayah
Kementerian Agama.
c. Lokasi kelompok sasaran/binaan untuk tingkat nasional adalah instansi/ lembaga
yang berada di tingkat pusat dan kelompok sasaran masyarakat yang bersifat
nasional yang penetapannya dilakukan oleh Direktur Jenderal Bimbingan
Masyarakat Katolik.
4. Jumlah Kelompok
Seorang penyuluh agama ditugaskan dalam satu wilayah / instansi tertentu, maka
penyuluh agama yang bersangkutan segera melakukan usaha pembentukan kelompok
dengan ketentuan :
a. Jumlah kelompok setiap penyuluh disesuaikan dengan kondisi wilayah dan jumlah
penduduk dengan ketentuan sebagaimana daftar di bawah ini :
Jumlah Minimal
Jenis Penyuluh Volume/Kegiatan/Bimbingan
No. Kelompok Ket
Agama Penyuluhan/Klp/Bln
Padat/Mudah Jarang/Sulit Padat/Mudah Jarang/Sulit
Penyuluh Agama
1. Kementerian 12 6 2x 1x
Agama
Penyuluh Agama
2. 12 - 1x
Instansi
8
f. Setiap pejabat fungsional penyuluh agama diharapkan dapat berperan aktif dalam
menggerakkan kegiatan pembangunan melalui bahasa agama dan kegiatan
organisasi / lembaga Katolik / keagamaan Katolik yang ada di wilayah kerjanya
masing-masing.
9
e. Binaan khusus:
1) Panti rehabilitasi / panti sosial
2) Rumah sakit
3) Masyarakat gelandangan dan pengemis (gepeng)
4) Kelompok PSK, waria, dll
5) Lembaga pemasyarakatan (LP)
f. Daerah terpencil:
1) Masyarakat daerah terpencil
2) Masyarakat suku terasing
10
BAB III
KEGIATAN PENYULUH DAN PERHITUNGAN ANGKA KREDIT
11
d. Pengembangan penyuluh agama dapat dilakukan dengan mutasi dalam jabatan
struktural atau fungsional lainnya bagi yang memenuhi syarat dan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
2. Butir Kegiatan
a. Rincian Kegiatan tugas penyuluh agama terampil:
1) Penyuluh agama pelaksana
(1) Menyusun konsep tertulis materi bimbingan atau penyuluh dalam bentuk
naskah memperoleh angka kredit 0,020
(2) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
masyarakat pedesaan memperoleh angka kredit 0,014
(3) Melaksanakan bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok terpencil memperoleh angka kredit 0,018
(4) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui pentas pertunjukan sebagai
pemain memperoleh angka kredit 0,008
(5) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,008
(6) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit
0,004
(7) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,006
(8) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh
angka kredit 0,004
12
(8) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,02
(9) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit 0,01
(10) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit 0,015
(11) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh
angka kredit 0,01
13
(4) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji
0,03 angka kredit
(5) Merumuskan materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit
0,03
(6) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok masyarakat perkotaan memperoleh angka kredit 0,035
(7) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok binaan khusus memperoleh angka kredit 0,03
(8) Menyusun instrumen pemantauan hasil pelaksanaan Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,03
(9) Menyusun instrumen evaluasi hasil pelaksanaan Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,03
(10) Mengumpulkan data pemantauan/evaluasi hasil pelaksanaan
Bimbingan / penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09
(11) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,02
(12) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit
0,01
(13) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit
0,015
(14) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh
angka kredit 0,01
(15) Menyusun konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,035
(16) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis
Bimbingan / penyuluhan sebagai penyaji memperoleh angka kredit 0,03
(17) Merumuskan petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09
(18) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah
kebijaksanaan pengembangan Bimbingan / penyuluhan yang bersifat
penyempurnaan memperoleh angka kredit 0,36
14
(3) Menyusun rencana kerja tahunan memperoleh angka kredit 0,09
(4) Menyusun rencana kerja operasional memperoleh angka kredit 0,12
(5) Mendiskusikan konsep program sebagai pembahas memperoleh angka
kredit 0,06
(6) Menyusun desain materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka
kredit 0,09
(7) Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk
naskah memperoleh angka kredit 0,10
(8) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk leaflet
memperoleh angka kredit 0,05
(9) Menyusun konsep tertulis materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk
slide memperoleh angka kredit 0,05
(10) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk booklet
memperoleh angka kredit 0,09
(11) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk
rekaman kaset memperoleh angka kredit 0,05
(12) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk
rekaman video / film memperoleh angka kredit 0,08
(13) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji
memperoleh angka kredit 0,06
(14) Merumuskan materi Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit
0,06
(15) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok generasi muda memperoleh angka kredit 0,08
(16) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok LPM memperoleh angka kredit 0,06
(17) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui radio memperoleh
angka kredit 0,04
(18) Melaksanakan bimbingan atau penyuluha melalui pentas pertunjukan
sebagai sutradara memperoleh angka kredit 0,04
(19) Mengolah dan menganalisis data hasil pemantauan/evaluasi
pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit 0,18
(20) Merumuskan hasil pemantauan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,09
(21) Merumuskan hasil evaluasi pemantauan pelaksanaan Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,09
15
(22) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,04
(23) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit
0,02
(24) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit
0,03
(25) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok memperoleh
angka kredit 0,02
(26) Mengumpulkan bahan untuk penyusunan pedoman Bimbingan/
penyuluhan memperoleh angka kredit 0,18
(27) Mengolah dan menganalisis data bahan penyusunan pedoman
Bimbingan / penyuluhan memperoleh angka kredit 0,15
(28) Menyusun konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka
kredit 0,36
(29) Mendiskusikan konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai
penyaji memperoleh angka kredit 0,06 angka kredit
(30) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis
Bimbingan/penyuluhan sebagai pembahas memperoleh angka kredit
0,06
(31) Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijaksanaan
pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat penyempurnaan
memperoleh angka kredit 0,18
(32) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang kajian arah
kebijaksanaan pemgembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat
pembaharuan memperoleh angka kredit 1,08
(33) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang
pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat
penyempurnaan memperoleh angka kredit 0,36
(34) Menyiapkan dan mengolah bahan/data/informasi tentang
pengembangan metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat
pembaharuan memperoleh angka kredit 0,54
16
(4) Mendiskusikan konsep program sebagai narasumber memperoleh
angka kredit 0,09
(5) Menyusun konsep materi Bimbingan/penyuluhan dalam bentuk naskah
memperoleh angka kredit 0,15
(6) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai penyaji
memperoleh angka kredit 0,09
(7) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai
pembahas memperoleh angka kredit 0,09
(8) Mendiskusikan konsep materi Bimbingan/penyuluhan sebagai
narasumber memperoleh angka kredit 0,09
(9) Merumuskan metode Bimbingan/penyuluhan memperoleh angka kredit
0,09
(10) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui tatap muka kepada
kelompok cendekia memperoleh angka kredit 0,09
(11) Melaksanakan Bimbingan/penyuluhan melalui media televisi
memperoleh angka kredit 0,09
(12) Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
memperoleh angka kredit 0,06
(13) Melaksanakan konsultasi secara perorangan memperoleh angka kredit
0,03
(14) Melaksanakan konsultasi secara kelompok memperoleh angka kredit
0,045
(15) Menyusun laporan hasil konsultasi perorangan/kelompok 0,03 angka
kredit
(16) Mendiskusikan konsep pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai
pembahas memperoleh angka kredit 0,09
(17) Mendiskusikan pedoman Bimbingan/penyuluhan sebagai narasumber
memperoleh angka kredit 0,09
(18) Mendiskusikan konsep petunjuk pelaksanaan/petunul (teknis
bimbingan atau penyuluhan) sebagai narasumber memperoleh angka
kredit 0,09
(19) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah
kebijaksanaan pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat
penyempurnaan memperoleh angka kredit 1,62
(20) Menyusun kerangka acuan tentang kajian arah kebijakan
pengembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat pembaharuan
memperoleh angka kredit 2,40
17
(21) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan kajian arah
kebijakan pemgembangan Bimbingan/penyuluhan yang bersifat
pembaharuan memperoleh angka kredit 2,40
(22) Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode Bimbingan/
penyuluhan yang bersifat penyempurnaan memperoleh angka kredit
0,81
(23) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan
metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat penyempurnaan
memperoleh angka kredit 0,81
(24) Menyusun kerangka acuan tentang pengembangan metode Bimbingan/
penyuluhan yang bersifat pembaharuan memperoleh angka kredit 1,20
(25) Menganalisis data dan informasi dan merumuskan pengembangan
metode Bimbingan/penyuluhan yang bersifat pembaharuan
memperoleh angka kredit 1,20
(26) Menyusun tafsir tematis sebagai bahan Bimbingan/penyuluhan yang
bersumber dari Kitab Suci memperoleh angka kredit 3,51
(27) Menyusun tafsir tematis sebagai bahan Bimbingan / penyuluhan yang
bersumber dari Ajaran Gereja/dogma memperoleh angka kredit 2,49
18
2) Mengumpulkan data tentang potensi wilayah/ kelompok sasaran yang
dimaksud kegiatan tersebut adalah kegiatan menghimpun atau mengumpulkan
data oleh penyuluh agama dengan menggunakan instrumen pengumpulan data
yang sudah disiapkan.
3) Mengolah data potensi wilayah/kelompok sasaran. Yang dimaksud kegiatan
tersebut adalah kegiatan menggabungkan, mengelompokkan atau memilah-
milah data hasil kegiatan baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis,
sehingga tergambar tentang potensi dan kelemahan serta masalah-masalah
dalam suatu wilayah atau kelompok sasaran untuk menjadi bahan dalam
penyusunan program penyuluhan agama.
4) Menganalisis data adalah kegiatan menganalisis berbagai data atau informasi
hasil kegiatan pengolahan data sehingga dapat disimpulkan masalah-masalah
pokok dan strategis yang dihadapi masyarakat untuk menjadi dasar dalam
penyusunan program. Hasil analisis data yang dibuat oleh seorang penyuluh
agama dibahas melalui proses diskusi antar penyuluh agama dalam suatu
wilayah dengan menghadirkan beberapa narasumber yang dianggap perlu.
5) Merumuskan monografi potensi wilayah atau kelompok sasaran. Yaitu kegiatan
membuat rangkuman data yang disimpulkan sehingga tergambar dalam bentuk
statistik data yang sistematis, lengkap, terpadu, dan dibuat secara bertingkat
mulai tingkat desa, kecamatan, kabupaten/kota, propinsi sampai tingkat
nasional.
19
3) Rencana Operasional
Adalah kegiatan menyusun Term Of Refence (TOR) yang bersifat penjabaran
setiap kegiatan yang tertuang dalam rencana kerja tahunan sehingga tergambar
secara jelas tujuan, sasaran, waktu pelaksanaan dan pokok-pokok materi serta
teknis pelaksanaan kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan
pembangunan yang akan dilakukan untuk suatu kelompok sasaran/binaan yang
ada.
20
4) Merumuskan Program Kerja
Adalah kegiatan penyempurnaan konsep program kerja berdasarkan hasil
pembahasan dalam diskusi yang dilakukan oleh penyuluh agama dalam suatu
wilayah baik secara perorangan maupun dalam bentuk tim.
21
g) Rekaman
(1) Kaset/ CD
Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam rekaman
kaset dengan durasi waktu pemutaran minimal 30 menit dan pernah
disiarkan melalui radio atau dipasarkan secara umum.
(2) Video / film
Adalah kegiatan penyusunan materi yang dituangkan dalam bentuk
rekaman video / film dengan durasi waktu pemutaran minimal 30
menit dan pernah disiarkan melalui media elektronik dan dipasarkan
secara umum.
(3) Media online
Adalah materi penyuluhan yang akan diunggah ke media online.
3) Mendiskusikan konsep materi bimbingan / penyuluhan sebagai :
a) Penyaji
Adalah kegiatan dalam suatu diskusi / pertemuan untuk membahas konsep
materi bimbingan di mana penyuluh agama bertindak sebagai penyampai
atau pembawa makalah / konsep dan memberi jawaban / penjelasan atas
makalah / konsep yang disampaikan.
b) Pembahas
Adalah kegiatan pengkaji, mengoreksi, dan memberikan pertanyaan serta
saran-saran atas makalah / konsep yang disampaikan oleh penyaji dalam
diskusi / pertemuan untuk membahas konsep / materi bimbingan.
c) Narasumber
Adalah kegiatan pemberi informasi, jawaban-jawaban, penjelasan, jalan
tengah yang tidak dapat dilakukan oleh penyaji / pembahas dalam diskusi
untuk membahas konsep / materi bimbingan.
4) Merumuskan materi bimbingan atau penyuluhan
Adalah kegiatan merumuskan penyempurnaan konsep materi Bimbingan /
penyuluhan dengan menampung saran perbaikan yang telah disampaikan oleh
pembahas, nara sumber dan peserta diskusi.
22
e. Pelaksanaan bimbingan atau penyuluhan
1) Melaksanakan Bimbingan / penyuluhan melalui tatap muka kepada kelompok
sasaran.
a) Masyarakat umum
(1) Masyarakat pedesaan
Bimbingan penyuluhan bagi masyarakat pedesaan adalah kegiatan
pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dilakukan dalam suatu
pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok
masyarakat umum yang berada di pedesaan.
(2) Masyarakat perkotaan
Bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat perkotaan adalah
kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam
suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok
masyarakat umum yang berada di perkotaan.
b) Masyarakat khusus
(1) Kelompok cendekia
Bimbingan / penyuluhan kepada masyarakat cendekia adalah kegiatan
pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam suatu
pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok
masyarakat yang mempunyai spesialisasi yaitu cendikiawan.
(2) Kelompok karyawan muda
Bimbingan / penyuluhan kepada generasi muda karyawan adalah
kegiatan kelompok pegawai / karyawan pelaksanaan bimbingan /
penyuluhan yang dilakukan dalam suatu pertemuan tatap muka antara
penyuluh agama dengan kelompok masyarakat yang mempunyai
spesialisasi seperti Kelompok Karyawan Muda Katolik (KKMK).
(3) Kelompok generasi muda
Bimbingan / penyuluhan kepada generasi muda dalam masyarakat
adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan
dalam suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan
kelompok / sasaran khusus generasi muda antara lain Muda-mudi
Katolik (Mudika), Perhimpunan Mahasiswa Katolik (PMKRI), dan
sebagainya.
(4) Kelompok Lembaga Pendidikan Masyarakat (LPM)
Bimbingan/penyuluhan kepada lembaga pendidikan masyarakat
adalah kegiatan pelaksanaan bimbingan / penyuluhan yang dilakukan
dalam suatu pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan
23
kelompok / sasaran lembaga pendidikan masyarakat seperti sekolah
minggu Katolik, peserta komuni pertama, peserta baptisan anak-anak,
dan lain-lain.
(5) Kelompok Terpencil
Bimbingan / penyuluhan kepada kelompok terpencil adalah kegiatan
pelaksanaan bimbingan penyuluhan yang dilakukan dalam suatu
pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok /
sasaran masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil dan
masyarakat suku terasing.
(6) Kelompok Khusus
Bimbingan / penyuluhan kepada binaan khusus adalah kegiatan
pelaksanaan Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan dalam suatu
pertemuan tatap muka antara penyuluh agama dengan kelompok /
sasaran masyarakat yang mempunyai kekhususan dalam kehidupan
antara lain masyarakat penghuni Lembaga Pemasyarakatan (LP), panti
rehabilitasi, WTS, Rumah Sakit, panti asuhan, dan lain-lain.
2) Melaksanakan Bimbingan / penyuluhan melalui media
a) Radio
Bimbingan / penyuluhan melalui radio adalah kegiatan pelaksanaan
Bimbingan / penyuluhan secara lisan yang dilakukan dengan menggunakan
alat atau media radio, baik radio swasta maupun RRI di mana penyuluh
agama yang bersangkutan menyampaikan siaran langsung atau pemutaran /
rekaman kaset (tidak langsung).
b) Televisi
Bimbingan / penyuluhan melalui televisi adalah kegiatan pelaksanaan
bimbingan penyuluhan secara lisan yang dilakukan dengan menggunakan
alat atau media televisi baik secara langsung atau pemutaran rekaman (tidak
langsung).
c) Media online
Bimbingan / penyuluhan melalui website adalah merumuskan bahan
bimbingan dan penyuluhan melalui website resmi misalnya:
www.hidupkatolik.com www.sesawi.com www.pen@indonesia.net dan
lainnya.
d) Pentas pertunjukan
1) Pemain
Bimbingan/penyuluhan melalui pentas pertunjukan adalah kegiatan
Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan secara lisan ataupun dengan
24
gerakan yang dilakukan dalam suatu pertunjukan dimana penyuluh
agama bertindak sebagai salah satu pemain / pemegang peran.
2) Sutradara
Bimbingan / penyuluhan melalui pertunjukan adalah kegiatan
Bimbingan / penyuluhan yang dilakukan secara lisan ataupun dengan
gerakan yang dilakukan dalam suatu pertunjukan dimana penyuluh
agama bertindak sebagai sutradara.
3) Mengumpulkan data
Adalah kegiatan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan
Bimbingan / penyuluhan agama dengan menggunakan formulir hasil
pelaksnaan pemantauan dan evaluasi kegiatan.
4) Mengolah dan menganalisis data adalah kegiatan pengolahan dan
menganalisis hasil kerja butir kegiatan nomor 2.
5) Merumuskan hasil
a)Pemantauan
Adalah kegiatan penyusunan rumusan hasil pemantauan serta langkah
tindak lanjut yang harus dilakukan untuk peningkatan kegiatan
penyuluhan.
b) Evaluasi
Adalah kegiatan penyusunan rumusan hasil evaluasi (dari hasil olahan
dan analisa data evaluasi) serta langkah tindak lanjut yang harus
dilakukan untuk peningkatan berbagai penyuluhan.
25
g. Menyusun laporan mingguan pelaksanaan Bimbingan/penyuluhan
Adalah kegiatan penyusunan dan pembuatan laporan kegiatan dan bimbingan /
penyuluhan yang telah dilakukan oleh seorang penyuluh agama dalam 1 minggu
yang meliputi : hari, tanggal, waktu, jenis kegiatan yang dilakukan, lokasi
kelompok, jumlah sasaran, materi pembinaan yang disampaikan serta hasil-
hasilnya.
26
dipergunakan untuk penyusunan / penyempurnaan pedoman /
juklak penyuluhan.
(2) Menyusun pedoman bimbingan / penyuluhan
(a) Menyusun konsep pedoman adalah kegiatan penyusunan
penyempurnaan pedoman dengan menggunakan bahan dari hasil
kerja.
(b) Mendiskusikan konsep pedoman
1) Sebagai penyaji
Adalah kegiatan dalam suatu diskusi / pertemuan untuk
membahas konsep materi bimbingan di mana penu\yuluh
agama bertindak sebagai penyampai atau pembawa makalah /
konsep dan pemberi jawaban / penjelasan atas makalah /
konsep yang disampaikan.
2) Sebagai pembahas
Adalah kegiatan pengkaji, mengoreksi, dan memberikan
pertanyaan serta saran-saran atas makalah / konsep yang
disampaikan oleh penyaji dalam diskusi / pertemuan untuk
membahas konsep / materi bimbingan.
3) Sebagai narasumber
Adalah kegiatan pemberi informasi, jawaban-jawaban,
penjelasan, jalan tengah yang tidak dapat dilakukan oleh
penyaji / pembahas dalam diskusi yang diadakan oleh
penyuluh agama dalam suatu wilayah untuk membahas
konsep rencana atau program kerja yang telah disusun oleh
masing-masing penyuluh agama.
(c) Merumuskan konsep pedoman bimbingan atau penyuluhan
Adalah kegiatan merumuskan penyempurnaan konsep materi
Bimbingan / penyuluhan dengan menampung saran perbaikan
yang telah disampaikan oleh pembahas, nara sumber dan peserta
diskusi.
27
(b) Mendiskusikan konsep pelaksanaan / petunjuk teknis penyuluhan
1) Sebagai penyaji
2) Sebagai pembahas
3) Sebagai nara sumber
(c) Merumuskan petunjuk pelaksanaan / petunjuk teknis bimbingan
atau penyuluhan
(4) Perumusan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan atau
penyuluhan
(a) Merumuskan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan /
penyuluhan yang bersifat penyempurnaan.
Menyusun kerangka acuan
Adalah kegiatan penyusunan kajian proposal penyempurnaan
terhadap berbagai kebijakan di bidang pengembangan
penyuluhan agama dalam rangka pembinaan kehidupan dan
pembangunan.
Menyiapkan dan mengolah bahan data/informasi
Adalah kegiatan mengumpulkan dan menyusun data /
informasi untuk dijadikan bahan dalam pelaksanaan kajian
penyempurnaan terhadap kebijakan pengembangan
penyuluhan dan pembinaan kehidupan beragama dan
pembangunan.
Menganalisis data dan informasi serta merumuskan kajian
arah kebijaksanaan.
Adalah kegiatan menganalisis data dan informasi untuk
merumuskan konsep pengembangan/ penyempurnaan
terhadap kebijaksanaan pengembangan penyuluhan dan
pembinaan kehidupan beragama dan pembangunan.
(b) Merumuskan kajian arah kebijakan pengembangan bimbingan/
penyuluhan yang bersifat pembaharuan
Menyusun kerangka acuan
Menyiapkan dan mengolah bahan / data / informasi
Menganalisis data, informasi dan merumuskan kajian arah
kebijakan
(5) Pengembangan metode bimbingan / penyuluhan agama
(a) Merumuskan pengembangan metode bimbingan / penyuluhan
agama yang bersifat penyempurnaan
Menyusun kerangka acuan
28
Menyiapkan dan mengolah bahan data / informasi
Menganalisis data / informasi dan merumuskan
pengembangan metode bimbingan / penyuluhan
(b) Merumuskan pengembangan metode bimbingan/ penyuluhan
agama yang bersifat pembaharuan
Menyusun kerangka acuan
Menyiapkan dan mengolah bahan data / informasi
Menganalisis data dan informasi serta merumuskan
konsep metode bimbingan / penyuluhan agama.
(c) Pengembangan materi bimbingan atau penyuluhan
Menyusun tafsir tematis sebagai bahan penyuluhan yang
bersumber dari :
Kitab Suci
Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang
hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya : “Penghargaan
atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural” atau
tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan
penyuluhan dengan menggunakan referensi.
Ajaran Gereja/ Dogma
Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang
hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya “Penghargaan
atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural” atau
tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan
penyuluhan dengan menggunakan referensi dari Ajaran
Gereja .
Tradisi Gereja
Adalah kegiatan penelaahan suatu permasalahan yang
hangat terjadi dalam masyarakat, misalnya : “Penghargaan
atas harkat kemanusiaan dalam kehidupan plural” atau
tema-tema lain yang diperlukan untuk bahan bimbingan dan
penyuluhan dengan menggunakan referensi dari tradisi
Gereja Katolik.
29
1) Buku yang diterbitkan dan diedarkan secara nasional memperoleh angka kredit
12,5. Hasil penelitian disebarluaskan kepada penyuluh agama seluruh Indonesia
atau untuk umum.
2) Majalah ilmiah yang diakui instansi yang berwenang memperoleh angka kredit
Seperti jurnal agama, buletin atau yang sejenisnya yang beredar / diterbitkan oleh
unit kerja atau Kementerian Agama.
b. Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang
keagamaan yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi yang bersangkutan dalam bentuk :
1) Buku, memperoleh angka kredit 8
2) Makalah, memperoleh angka kredit 4
c. Makalah berupa tinjauan atau ulasan ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang
keagamaan yang tidak dipublikasikan tetapi didokumentasikan pada perpustakaan
instansi yang bersangkutan dalam bentuk :
1) Buku, memperoleh angka kredit 7,5
2) Makalah, memperoleh angka kredit 3,5
d. Tulisan ilmiah populer di bidang keagamaan yang disebarluaskan melalui media
massa 2 angka kredit, misalnya : tulisan-tulisan / bahasan mengenai suatu keadaan /
kejadian dipandang dari sudut agama berdasarkan Kitab Suci, dogma, atau tradisi
resmi yang berlaku di lingkungan Gereja Katolik.
e. Menyampaikan prasaran berupa tinjauan gagasan atau alasan ilmiah di bidang
keagamaan dalam pertemuan ilmiah dalam bentuk naskah 2,5 angka kredit,
misalnya :
1) Sebagai narasumber pada suatu seminar atau lokakarya
2) Sebagai anggota kelompok kerja dalam suatu lokakarya
3) Merancang kegiatan keagamaan bagi institusi-institusi agama (sekolah, gereja,
dll). Misalnya setiap melakukan kegiatan seperti di atas dapat dianggap sebagai
tambahan angka kredit untuk pengembangan profesi.
2. Menerjemahkan/menyadur buku dan bahan lainnya di bidang penyuluhan agama :
a. Terjemahan/saduran di bidang penyuluh agama yang dipublikasikan
1) Dalam bentuk buku yang diterbitkan atau diedarkan secara nasional 7 angka
kredit
2) Dalam majalah ilmiah yang diakui oleh instansi yang berwenang 3 angka kredit
b. Terjemahan/saduran di bidang penyuluhan agama yang tidak dipublikasikan
1) Dalam bentuk buku, memperoleh angka kredit 3
2) Dalam bentuk makalah, memperoleh angka kredit 1,5
30
Mengalih bahasa : menerjemahkan buku/karya-karya ilmiah lainnya
yang berbahasa asing ke dalam bahasa
Indonesia.
Menyadur : pembahasan/penelaahan buku atau karya ilmiah
dengan lebih mendalam atau lebih luas dengan
mengikutsertakan penilaian ataupun pendapat
pribadi.
Membuat resensi : Meringkas isi buku maupun karya ilmiah
sehingga lebih mudah untuk dipahami.
c. Membimbing penyuluh agama yang berada di bawah jenjang jabatannya 0,02 angka
kredit. Dapat berupa :
1) Berbagi pengalaman
2) Membantu dalam pembuatan rencana kerja
3) Memberikan referensi-referensi yang dimiliki
4) Mensosialisasikan penemuan ataupun peraturan baru
5) Membimbing dalam pemahaman substansi tugas dll.
31
6. Menciptakan karya seni gerejani misalnya lagu gereja, lukisan gereja, dll yang diakui
oleh otoritas yang berwenang.
a. Perorangan, memperoleh angka kredit 5
b. Kelompok
1) Ketua, memperoleh angka kredit 3
2) Anggota, memperoleh angka kredit 2
7. Menjadi anggota delegasi misi keagamaan :
a. Tingkat nasional/ internasional
1) Ketua, memperoleh angka kredit 3
2) Anggota, memperoleh angka kredit 2
Contoh : menjadi tim panitia Forum of Asian Bishop Conference (FABC)
b. Tingkat propinsi
1) Ketua, memperoleh angka kredit 1
2) Anggota, memperoleh angka kredit 0,5
Contoh : Peserta pertemuan Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia
(SAGKI)
8. Memperoleh penghargaan / tanda jasa :
a. Penghargaan tanda jasa dari pemerintah atas prestasi kerjanya
1) Tingkat internasional / nasional, memperoleh angka kredit 3
Tanda jasa sebagai nara sumber dalam forum internasional
2) Tingkat provinsi, memperoleh angka kredit 2,5
3) Tingkat kabupaten / kota, memperoleh angka kredit 2
b. Gelar kehormatan akademis, memperoleh angka kredit 15
9. Memperoleh gelar kesarjanaan lainnya
Memperoleh ijazah / gelar yang tidak sesuai dengan bidang tugasnya.
a. Doktor, memperoleh angka kredit 15
b. Pasca Sarjana (S-2), memperoleh angka kredit 10
c. Sarjana, memperoleh angka kredit 5
D. Teknis Pelaksanaan
1. Tugas pokok jabatan fungsional penyuluh agama adalah melakukan dan
mengembangkan kegiatan Bimbingan / penyuluhan agama dan pembangunan melalui
bahasa agama. Dalam rangka pelaksanaan tugas pokoknya tersebut, seorang penyuluh
agama harus mengembangkan kerja sama dan koordinasi yang sebaik-baiknya dengan
penyuluh agama lainnya (baik penyuluh agama fungsional maupun penyuluh agama
honorer) dengan jabatan fungsional penyuluh lainnya (penyuluh keluarga berencana,
penyuluh pertanian, juru penerang, juga dengan tokoh agama/pimpinan lembaga
32
Dewan Parok /Katekis yang ada di wilayahnya serta dengan aparat tokoh masyarakat
dan lain-lain yang ada dalam masyarakat.
2. Berdasarkan tugas pokok tersebut, maka disusun rincian tugas pejabat fungsional
penyuluh agama yang terdiri dari 2 jenis yaitu rincian kegiatan penyuluh agama trampil
dan kegiatan penyuluh agama ahli, dari segi aspek dapat dibagi menjadi 3 yaitu: unsur,
sub unsur dan butir kegiatan.
3. Pada tingkat unsur, sub unsur, dan butir kegiatan untuk setiap penyuluh agama pada
prinsipnya sama, namun pada tingkat butir kegiatan setiap penyuluh agama ada yang
sama dan ada yang berbeda sesuai dengan jenjang kepangkatan/jabatan yang
dimilikinya di mana penyuluh agama yang memiliki pangkat / jabatan yang lebih tinggi
memperoleh kegiatan dan jenis kegiatan yang sifatnya serta tingkat analisis yang lebih
berat.
4. Pelaksanaan butir kegiatan antara penyuluh agama yang satu dengan yang lainnya
saling berkait yakni hasil kerja seorang penyuluh agama yang berada dalam suatu
jenjang jabatan tertentu dimanfaatkan oleh seorang penyuluh agama yang berada dalam
suatu jenjang jabatan yang lainnya untuk memperoleh bahan dimaksud, maka peranan
sekretariat kelompok kerja penyuluh agama dan sekretariat tim penilai sangat
menentukan.
5. Dalam rangka melaksanakan tugas sesuai dengan rincian kegiatan yang telah ditetapkan
penyuluh agama yang berada pada setiap tingkat (kabupaten/kota/atau propinsi atau
nasional) merumuskan terlebih dahulu secara bersama-sama tentang :
a. Bagaimana proses yang harus dilakukan untuk setiap rencana kegiatan
b. Apa kriteria hasil yang harus / akan dicapai
c. Bagaimana instrumen dan bukti fisik yang akan digunakan
6. Untuk melakukan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 5 di atas dilakukan oleh
suatu tim yang terdiri dari beberapa orang dan selanjutnya dibahas dan disempurnakan
bersama melalui forum diskusi untuk disepakati dan dijadikan standar oleh tim penilai
angka kredit dan para penyuluh agama dalam melaksanakan tugas.
7. Untuk merumuskan proses dimaksud pimpinan satuan organisasi selaku pembina
jabatan fungsional penyuluh agama pada tingkat kabupaten/kota/provinsi/nasional atau
dengan prakarsa para penyuluh agama yang bersangkutan melalui wadah kelompok
kerja penyuluh agama yang ada mengusulkan unuk menugaskan seorang atau beberapa
orang penyuluh agama yang berada di wilayahnya untuk menyusun konsep (bila belum
ada) atau melakukan evaluasi dan penyempurnaan / pengembangan instrumen dan
teknis pelaksanaan butir kegiatan, untuk selanjutnya konsep tersebut dibahas dan
disepakati bersama dan dijadikan acuan seluruh penyuluh agama dan tim penilai dalam
melaksanakan tugasnya.
33
8. Apabila pada suatu unit kerja tidak terdapat penyuluh agama trampil atau penyuluh
agama ahli yang sesuai dengan jenjang jabatannya untuk melaksanakan kegiatan
sebagaimana yang telah ditetapkan, maka penyuluh agama trampil atau penyuluh
agama ahli lainnya yang pangkat/jabatannya lebih tinggi satu tingkat di atas atau lebih
rendah di bawah jenjang jabatan penyuluh agama yang memiliki tugas tersebut dapat
melaksanakan kegiatan tersebut berdasarkan penugasandari pimpinan unit kerja yang
bersangkutan dan penilaian angka kredit diatur sebagai berikut :
a. Penyuluh agama yang melaksanakan tugas penyuluh agama di atas jenjang
jabatannya, angka kredit dilakukan, diperoleh, disetujui 80% dari angka kredit di
setiap butir kegiatan yang dilakukan.
b. Penyuluh agama yang melaksanakan tugas penyuluh agama di bawah jenjang
jabatannya, angka kredit yang diperoleh ditetapkan sama dengan angka kredit
setiap butir kegiatan yang dilakukan.
c. Proses penugasan tersebut dapat juga berlaku lintas wilayah/sasaran binaan.
9. Dalam rangka memacu prestasi kerja, maka setiap penyuluh agama untuk keperluan
pengembangan karir jabatan dan kepangkatannya harus menyusun rencana kerja sesuai
rincian tugas masing-masing untuk memperoleh angka kredit minimal yang telah
ditetapkan dengan menggunakan formulir.
34
BAB IV
JENJANG, JABATAN, DAN PANGKAT
35
C. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
a) Tim Pembina Jabatan Fungsional Penyuluh Agama Katolik
Tim Pembina jabatan fungsional penyuluh agama berfungsi melakukan asistensi dan
evaluasi terhadap efektivitas pelaksanaan pembinaan dan pendelegasian jabatan
fungsional penyuluh agama pada satuan organisasi / instansi dan berkedudukan pada
Kementerian Agama Pusat.
b) Tim Penilai
a. Kedudukan, struktur dan personalia tim penilai
1) Kedudukan tim penilai
a) Tim penilai kabupaten / kota berkedudukan di Kantor Kementerian Agama
kabupaten / kota dan sekretariat tim berada pada urusan kepegawaian
b) Tim penilai provinsi berkedudukan di kantor wilayah Kementerian Agama
provinsi dan sekretariat tim berada pada Subbag kepegawaian
c) Tim penilai pusat berkedudukan pada Kementerian Agama pusat dan
sekretariat tim berada pada Biro kepegawaian
d) Tim penilai instansi berkedudukan pada instansi pemerintah tingkat
Kementerian / LPNK / pemda tingkat provinsi dan kabupaten / kota dan
sekretariat tim diatur sesuai struktur kepegawaian yang ada pada
Kementerian / LPNK / pemda yang bersangkutan.
2) Struktur dan personalia tim penilai
Struktur dan personalia tim penilai terdiri dari 7 (tujuh) orang atau lebih
dengan ketentuan jumlahnya harus ganjil dengan susunan :
a) Seorang ketua merangkap anggota
b) Seorang wakil ketua merangkap anggota
c) Seorang sekretaris merangkap anggota
d) 4 orang anggota atau lebih (disesuaikan dengan jumlah penyuluh agama
yang dinilai) dengan ratio 1 : 50, artinya bila terdapat kelipatan 50
penyuluh agama, anggota dapat lebih dari 4 orang.
e) Untuk membantu tim penilai dalam melaksanakan tugasnya dapat dibentuk
tim teknis yang terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan sebagai
Pegawai Negeri Sipil maupun pakar yang mempunyai keahlian dan
kemampuan teknis yang diperlukan dalam menilai berbagai jenis karya
ilmiah penyuluh agama.
f) Sekretariat tim penilai yang dipimpin oleh sekretaris tim penilai terdiri
dari pegawai yang memiliki keterkaitan tugas dengan penilaian angka
kredit jabatan fungsional penyuluh agama.
36
3) Persyaratan personalia tim penilai
a) Persyaratan umum
(1) Pangkat ketua tim penilai serendah-rendahnya sama dengan
kepangkatan penyuluh agama yang dinilai
(2) Memiliki keahlian dan kemampuan serta memahami metode penilaian
prestasi kerja penyuluh agama
(3) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit tidak dapat
diangkat sebagai tim penilai
b) Persyaratan khusus
(1) Ketua berasal dari pejabat struktural yang menangani tugas yang
terkait dengan pembinaan tugas penyuluh agama
(2) Wakil ketua berasal dari bagian yang menangani bidang tugas
fasilitatif di bidang kepegawaian atau pendidikan agama/ penerangan
agama
(3) Sekretaris tim berasal dari pejabat struktural yang menangani bidang
tugas kepegawaian
(4) Anggota berasal dari pejabat fungsional penyuluh agama dan Kepala
Seksi yang berhubungan dengan tugas bimbingan dan penyuluhan
agama serta pejabat struktural yang terkait dengan pelaksanaan tugas
penyuluh agama (pejabat fungsional penyuluh agama lebih banyak
dari pejabat struktural
37
(3) Dalam hal anggota tim penilai dan sekretaris tim penilai yang ikut
dinilai, Ketua tim penilai dapat memberhentikan sementara anggota
tim penilai dan sekretaris tim penilai yang bersangkutan apabila tidak
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
5) Pemberhentian
Personalia tim diberhentikan dari jabatannya apabila :
a) Habis masa jabatannya
b) Dipindahkan ke jabatan lain yang tidak terkait dengan pejabat struktural.
c) Berhenti atau diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil
d) Dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau berat dan telah mempunyai
kekuatan hukum tetap.
38
3) Melakukan penilaian terhadap usul penyuluh agama terampil pelaksana
golongan ruang Pengatur Muda Tk. I (II/b) sampai dengan Pengatur Tk. I
(II/d) yang surat penugasannya ditandatangani oleh Kepala Kanwil
Kementerian Agama provinsi yang bersangkutan.
d. Tim penilai kabupaten/kota bertugas :
1) Melakukan penilaian atas usulan menetapkan penetapan angka kredit penyuluh
agama mulai dari penyuluh agama pelaksana golongan ruang Pengatur Muda
Tingkat I (II/b) sampai dengan golongan ruang Pengatur Tk. I (II/d).
2) Melakukan penilaian tahap awal usul penyuluh agama di lingkungannya mulai
dari penyuluh agama golongan ruang Penata Muda (III/a) sampai dengan
Penata Muda Tk. I (III/d).
3) Mengusulkan penetapan angka kredit bagi penyuluh agama di lingkungannya
kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka kredit mulai dari
penyuluh agama penyelia golongan ruang Penata (III/c) serta golongan ruang
Penata Tk. I (III/d) yang bertugas pada Kantor Kementerian Agama dan
instansi tingkat kabupaten / kota dalam provinsi yang bersangkutan.
4. Rincian tugas
a. Tim penilai
1) Menghimpun data prestasi kerja penyuluh agama yang akan dinilai dan diberi
angka kredit berdasarkan usulan yang disampaikan oleh pejabat yang
berwenang.
2) Memeriksa kebenaran bukti-bukti prestasi kerja penyuluh agama dan memberi
angka kredit atas dasar kriteria yang ditentukan.
3) Menuangkan angka kredit yang telah disepakati dalam butir dan kolom / lajur
yang sesuai dengan menggunakan formulir daftar usul penetapan angka kredit
untuk penyuluh agama terampil dan penyuluh agama ahli dalam juknis.
4) Menyampaikan surat keputusan penetapan angka kredit kepada pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit.
5) Melakukan pembinaan terhadap penyuluh agama yang tidak aktif
mengumpulkan angka kredit.
6) Melaporkan kepada pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, apabila
ada penyuluh agama yang telah habis batas waktunya tapi belum memenuhi
angka kredit yang disyaratkan.
7) Mendokumentasikan data hasil penilaian dan penetapan angka kredit.
8) Melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada pejabat yang berwenang.
39
b. Sekretaris tim penilai
Sekretaris tim penilai bertugas memberikan bantuan teknis dan administrasi usul
penetapan angka kredit untuk kelancaran pelaksanaan tugas tim penilai dan
pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dengan rincian sebagai berikut:
1) Menerima, mengadministrasikan dan melakukan penelitian awal tentang
kelengkapan berkas setiap usul penetapan angka kredit,
2) Mengatur pembagian berkas usulan penetapan angka kredit penyuluh agama
kepada anggota tim penilai yang ditunjuk.
3) Menyiapkan bahan yang diperlukan untuk penilaian dan penetapan angka
kredit dan menyiapkan undangan pelaksanaan sidang tim penilai.
4) Melayani keperluan tim penilai dalam melaksanakan tugas dan kelengkapan
penyelenggaraan rapat tim penilai.
5) Mendokumentasikan hasil kerja tim penilai dan bukti prestasi kerja yang telah
dinilai.
6) Membantu tim penilai dalam menuangkan pemberian angka kredit penyuluh
agama yang telah disepakati tim penilai untuk ditetapkan Pejabat yang
berwenang.
7) Menyampaikan Surat Keputusan Penetapan Angka Kredit yang telah
ditandatangani oleh Pejabat yang berwenang kepada Pejabat Fungsional
Penyuluh Agama dan Pejabat lain yang terkait.
8) Melaporkan tugasnya kepada Ketua Tim Penilai
c. Tim teknis
1) Dalam hal ini terdapat prestasi kerja penyuluh agama yang dinilai memiliki
kekhususan, sehingga tim penilai tidak mampu menilai, maka pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit dapat membentuk Tim Penilai Teknis.
Dalam menilai karya ilmiah, namun Anggota Tim Penilai tidak ahli dalam
bidang tersebut, maka diperlukan Tim Penilai Teknis dapat menilai berbagai
jenis karya ilmiah,
2) Anggota Tim Penilai Teknis terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan
sebagai Pegawai Negeri Sipil maupun yang bukan Pegawai Negeri Sipil yang
mempunyai keahlian dan kemampuan teknis yang diperlukan.
3) Tugas Pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pertimbangan
kepada Ketua Tim Penilai dalam memberikan penilaian terhadap
kegiatan/prestasi yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian tertentu.
4) Tim Penilai Teknis menerima tugas dan tanggung jawab dari Ketua Tim
Penilai.
40
5. Tata Cara Pengusulan, Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
a. Pengajuan Usul Penetapan Angka Kredit
1) Usul Penetapan Angka Kredit dari setiap penyuluh agama dilakukan 2 (dua)
kali dalam satu tahun yaitu pada bulan Januari dan bulan Juli.
2) Berkas usulan penetapan angka kredit disiapkan oleh Penyuluh Agama yang
bersangkutan, selanjutnya berkas yang telah siap yang disusun secara tertib
diajukan kepada atasan langsung (Pejabat Penilai SKP) penyuluh agama yang
bersangkutan. Kepala Bidang/Kepala Seksi/Pembimbing/Penyelenggara
Bimas memiliki tugas pembinaan terhadap pelaksanaan tugas yang
bersangkutan berhubungan dengan bimbingan dan penyuluhan, atau Subdit
Penyuluh Agama/ Urusan Agama dan Pendidikan Agama Katolik pada Ditjen
Bimas Katolik Kementerian Agama, atau Kepala Unit Kepegawaian pada
Instansi di luar Kementerian Agama.
3) Pejabat Penilai SKP penyuluh agama memeriksa kelengkapan dan kebenaran
berkas dan data usul Penetapan Angka Kredit tersebut kemudian membuat
surat pengantar usul kepada pejabat yang berwenang untuk menetapkan angka
kredit dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Berkas Usul Penetapan Angka Kredit penyuluh agama yang menjadi
kewenangan Tim Penilai pada satuan organisasi yang bersangkutan
membuat surat pengantar usul ditandatangani pejabat yang berwenang.
b) Berkas usul penatapan Angka Kredit penyuluh agama yang menjadi
kewenangan Tim Penilai yang lebih tinggi/pejabat di luar satuan organisasi
yang bersangkutan surat pengantar usul ditandatangani oleh Pimpinan
Satuan Organisasi. Dalam hal ini Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama Provinsi/Kabid/ Pembimas pada Kanwil/Kasi pada Kankemenag
yang membidangi bimbingan dan penyuluhan/ Direktur Urusan Agama/
Kepala Unit Kepegawaian Instansi yang bersangkutan kemudian dikirim
kepada Pejabat Penilai, dan ditembuskan kepada unit terkait yang dianggap
perlu.
c) Bukti fisik yang dikirim kepada Pejabat Penilai harus berupa berkas
kegiatan yang asli dan belum diberikan penilaian Angka Kredit sedangkan
tembusan tidak perlu dilampiri bukti fisik.
4) Berkas Usul Penetapan Angka Kredit terdiri dari :
a) Surat pengantar
b) Isian formulir Daftar Ususlan penetapan Angka Kredit (DUPAK) dalam
lampiran I (penyuluh agama terampil) dan lampiran II (penyuluh agama
41
ahli) dalam Juknis ini adalah angka kredit yang diberikan setiap unsur
kegiatan yaitu angka kredit maksimum yang terdapat dalam Surat
Keputusan Menteri Koordinator Bidang Pengawasan Pembangunan dan
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 54/KEP/MK.WASPAN/9/99
tentang Jabatan Fungsional Penyuluh Agama dan angka Kreditnya
c) Isian formulir surat pernyataan melakukan kegiatan dan prestasi kerja
lampiran III dan lampiran IV.
d) Bukti fisik hasil kerja yang dapat diajukan kepada Tim Penilai adalah :
(1) Belum pernah diperhitungkan dalam penetapan angka kredit
(2) Salinan sah ijazah terakhir penyuluh agama yang belum pernah
diperhitungkan dalam penetapan angka kredit.
e) Kegiatan penyuluh agama yang dapat diberikan nilai/angka kredit adalah:
(1) Yang dilakukan setelah masa penetapan angka kredit terakhir bagi
penyuluh agama yang bersangkutan.
(2) Memiliki bukti fisik menggunakan instrumen sesuai dengan ketentuan
yang telah dibakukan.
(3) Kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan pengembangan pada
kelompok sasaran binaan yang telah ditetapkan.
(4) Kegiatan penyuluh agama yang memberikan penyuluhan dan
pengembangan yang tidak terkait dengan rencana dan dilakukan di
luar wilayah kerja, kelompok yang telah ditetapkan, dinilai sebagai
kegiatan penunjang dengan angka kredit sama dengan melakukan
kegiatan mengajar atau melatih.
(5) Sekretaris Tim Penilai pada masing-masing tingkat (Pusat, Kanwil,
Kankemenag) melakukan pemeriksaan kelengkapan berkas tersebut.
Berkas yang belum lengkap atau belum benar dikembalikan kepada
penyuluh agama yang bersangkutan melalui pejabat pengusul untuk
diperbaiki sebagaimana mestinya.
(6) Tim Penilai pada satuan organisasi belum terbentuk maka satuan
organisasi yang bersangkutan dapat melimpahkan tugas kepada Tim
Penilai pada satuan organisasi setingkat lebih tinggi di atasnya.
(7) Tim Penilai tidak dapat melakukan penilaian, SekretarisTim Penilai
dapat mengatur penyerahan berkas usul penetapan Angka Kredit
tersebut kepada Tim Teknis yang ditunjuk melakukan
penelitian/penilaian.
(8) Hasil penelitian berkas usul penyuluh agama dari Tim Penilai maupun
Tim Teknis, dikumpulkan kembali oleh Sekretaris Tim Penilai.
42
(9) Sekretaris Tim Penilai mempersiapkan isian .
(10) Bukti fisik yang telah dinilai diarsipkan dengan menggunakan pola
penataan berkas sistem kearsipan dan digunakan sebagai bahan kerja
bagi penyuluh agama lainnya yang memerlukan bahan pembinaan
dalam rangka pelaksanaan tugas penyuluh agama yang bersangkutan.
2) Setiap usul dinilai oleh 2 orang anggota, dengan menggunakan formulir yang
tersedia seperti contoh tersebut pada lampiran I untuk Penyuluh Agama
Terampil dan lampiran II untuk Penyuluh Agama Ahli.
a) Setiap anggota Tim Penilai melakukan penilaian setiap unsur kegiatan
berdasarkan berkas/bukti fisik.
b) Setelah masing-masing anggota melakukan penilaian, hasilnya
disampaikan kepada Ketua Tim Penilai melalui Sekretaris Tim Penilai.
c) Sekretaris Tim Penilai membuat rekapitulasi hasil penilaian untuk
disajikan dan menjadi bahan dalam rapat Tim Penilai.
d) Apabila Angka Kredit yang diberikan oleh dua orang penilai tidak
sama, maka pemberian angka kredit dilaksanakan dalam Sidang Tim
Penilai dengan mengkaji dan menelaah ulang bukti yang dinilai.
43
e) Pengambilan keputusan dalam sidang pleno Tim Penilai dilakukan
secara aklamasi atau setidak-tidaknya melalui suara terbanyak.
f) Sekretaris Tim Penilai menulis angka kredit hasil keputusan sidang
pleno dalam formulir penetapan angka kredit .
g) Keputusan pemberian angka kredit oleh Tim Penilai dilaksanakan atas
dasar keputusan persidangan Tim Penilai.
h) Sekretaris Tim Penilai mempersiapkan berkas usul penetapan angka
kredit yang diterima dan formulir penilaian yang diperlukan untuk
diajukan kepada pejabat yang berwenang.
44
(III/b) yang berada di lingkungannya dari satuan organisasi di
lingkungan yang belum memiliki Tim Penilai sendiri.
(5) Pimpinan instansi menetapkan angka kredit bagi penyuluh agama
terampil pelaksana pangkat, golongan ruang Pengatur Muda Tk.I
(II/b) sampai dengan penyuluh agama terampil penyelia pangkat
golongan/ruang Penata (III/c) dan penyuluh agama ahli muda pangkat,
golongan ruang Penata Muda (III/a) sampai penyuluh agama ahli
muda pangkat golongan/ruang Penata Tk.I (III/d) di lingkungan
masing-masing.
45
c) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit dapat mengubah angka
kredit yang diberikan oleh Tim Penilai, apabila setelah ditelaah terdapat
kesalahan dalam pemberian angka kredit, perubahan angka kredit tersebut
ditulis pada kolom yang sesuai dalam Daftar Usul Penetapan Angka Kredit
(DUPAK) bagi jabatan penyuluh agama seperti contoh pada lampiran I
untuk Penyuluh Agama Terampil dan lampiran II untuk Penyuluh Agama
Ahli.
d) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit menandatangani
penetapan angka kredit dan menyerahkan kepada Sekretaris Tim Penilai
untuk segera dikirim kepada yang berkepentingan.
e) Bulan penetapan angka kredit :
(1) Periode Penilaian Februari ditetapkan bulan Maret
(2) Periode Penilaian Agustus ditetapkan bulan Desember
f) Tanggal mulai berlakunya penetapan angka kredit adalah 1 (satu) bulan
berikutnya dilihat dari tanggal penandatanganan penetapan angka kredit
yaitu 1 April atau 1 Oktober sesuai tanggal penilaian.
g) Pengiriman penetapan angka kredit disampaikan oleh pejabat yang
berwenang kepada penyuluh agama yang bersangkutan melalui pejabat
pengusul dengan tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
atau Kepala Kantor Regional Badan Kepegawaian Negara sesuai dengan
kewenangannya. Tembusan kepada Kepala Badan Kepegawaian Negara
sedapat mungkin dikirim secara kolektif dengan menggunakan formulir
seperti contoh.
h) Apabila terdapat perbaikan kesalahan dalam Penetapan Angka Kredit
maka perbaikan dilakukan melalui mekanisme sebagai berikut :
(1) Tim penilai atau pejabat yang menemukan kesalahan memberitahukan
kepada pejabat yang menetapkan angka kredit.
(2) Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit meminta kepada
Tim Penilai untuk melakukan penilaian ulang terhadap prestasi kerja
penyuluh agama yang bersangkutan.
(3) Apabila terbukti adanya kesalahan, maka harus diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya.
(4) Cara perbaikan kesalahan penetapan angka kredit :
Contoh : Hasil penilaian ulang dituangkan dalam format penetapan
angka kredit yang baru di sudut kiri atas ditulis ”Perbaikan
Tanggal.....tentang.....”
46
Setelah perbaikan penetapan angka kredit tersebut ditetapkan oleh
pejabat yang berwenang kemudian disampaikan kepada penyuluh
agama bersangkutan dan pejabat yang terkait.
47
2. Rincian kegiatan yang dapat dinilai dalam SKP.
a) Rincian tugas jabatan sehari-hari.
b) Tugas tamabahan yang diberikan pimpinan atau pejabat penilai yang berkaitan
dengan tugas jabatan.
c) Menunjukkkan kreativitas yang bermanfaat bagi organisasi dalam
melaksanakan tugas jabatan.
b) SKP memuat kegiatan tugas jabatan dan target yg harus dicapai. Setiap kegiatan
tugas jabatan yg akan dilakukan harus berdasarkan pada tugas dan fungsi,
48
wewenang, tanggung jawab, dan uraian tugas yg telah ditetapkan dalam
Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK).
c) Pegawai Negeri Sipil yg tidak menyusun SKP dijatuhi hukuman disiplin sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yg mengatur mengenai
disiplin Pegawai Negeri Sipil.
6. Unsur-unsur SKP
a) Kegiatan Tugas Jabatan
Mengacu pada Penetapan Kinerja/RKT.Dalam melaksanakan kegiatan tugas
jabatan pada prinsipnya pekerjaan dibagi habis dari tingkat jabatan tertinggi
sampai jabatan terendah secara hierarki.
b) Angka Kredit
c) Target
Dalam menetapkan target meliputi aspek sbb:
1) Kuantitas (Target Output)
2) Kualitas (Target Kualitas)
3) Waktu (Target Waktu)
4) Biaya (Target Biaya)
49
organisasi sejenis dan atasan Pejabat Penilai adalah Kasi
Urusan/Bimas/Tipe organisasi sejenis
2) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan Penyelia III/a sampai
dengan III/d dinilai oleh Kasi Urusan/Bimas/Tipe Organisasi sejenis dan
atasan langsung Pejabat Penilai adalah Kepala Kankemenag
Kabupaten/Kota yang bersangkutan,
3) Penyuluh Agama Ahli Madya golongan/ruang IV/a dan IV/b dinilai oleh
Kepala Kankemenag Kabupaten/Kota yang bersangkutan dan atasan
Pejabat Penilai adalah Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi yang
bersangkutan.
c) Bagi Penyuluh Agama yang berkedudukan pada Kanwil Kementerian Agama
Provinsi:
1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana sampai dengan Terampil Penyelia
Golongan/Ruang (III/b s.d III/c) dan Penyuluh Agama Ahli Pertama s.d
Ahli Muda Golongan/Ruang III/a s.d III/d dan Terampil Pelaksana
Lanjutan Golongan/Ruang II/b s.d II/d (khusus Katolik) dinilai oleh Kasi
Urusan/Pembimas dan atasan Pejabat Penilai adalah Kabid
Urusan/Bimas/Kepala Kanwil,
2) Penyuluh Agama Ahli Madya III/a s.d IV/b dinilai oleh Kabid
Pemda/Pembimas dan atasan langsung Pejabat Penilai adalah Kepala
Kanwil
3) Penyuluh Agama Ahli Madya Gol/Ruang IV/c yang berkedudukan pada
Kanwil Kementerian Agama Provinsi dan Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dinilai oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi
dan atasan Pejabat Penilai adalah Sekretaris Jenderal Kementerian Agama.
d) Bagi penyuluh agama yang berkedudukan pada Kantor Kementerian Agama
Pusat :
1) Penyuluh Agama Terampil Pelaksana Lanjutan sampai dengan Penyelia
dan Penyuluh Agama Ahli s.d ahli muda Gol/Ruang III/a s.d III/d dinilai
oleh Kasi Penyuluhan dan atasan Pejabat Penilai adalah Kasubdit
Penyuluhan Tenaga Teknis Keagamaan.
2) Penyuluh Agama Ahli Madya Golongan/Ruang IV/a s.d IV/b dinilai oleh
Kasubdit Penyuluhan/Tenaga Teknis Keagamaan dan atasan Pejabat
Penilai adalah Direktur Urusan Agama Katolik.
3) Penyuluh Agama Ahli Madya Gol/Ruang IV/c dinilai oleh Direktur Urusan
Agama Katolik dan atasan Pejabat Penilai adalah Dirjen Bimas Katolik.
50
4) Bagi penyuluh agama Kementerian instansi lain diatur tersendiri oleh
Pimpinan Kementerian /Instansi yang bersangkutan,
5) Pada saat pelaksanaan penilaian pekerjaan oleh setiap Pejabat Penilai maka
terlebih dahulu dilakukan pengecekan aktifitas dan laporan perolehan
angka kredit dalam kaitan dengan pelaksanaan tugas penyuluh agama yang
bersangkutan, dengan menggunakan bahan informasi dari Ketua Kelompok
Kerja Penyuluh Agama yang ada.
51
BAB V
PENGANGKATAN, KENAIKAN JABATAN DAN PANGKAT, PEMBEBASAN
SEMENTARA, PENGANGKATAN KEMBALI, PEMBERHENTIAN DAN PENSIUN
DALAM JABATAN FUNGSIONAL PENYULUH AGAMA
A. Pengangkatan
1. Pengangkatan Pertama Kali
a. Pejabat yang Berwenang
Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali/pengangkatan kembali dalam
jabatan Penyuluh Agama. Juknis ini ditetapkan oleh :
1) Menteri Agama bagi Penyuluh Agama Ahli Madya golongan ruang IV/c
2) Sekretaris Jenderal Kementerian Agama bagi Penyuluh Agama Ahli Madya
golongan ruang IV/a dan IV/b
3) Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Agama bagi Penyuluh Agama Ahli
Pertama golongan ruang III/a dan III/b dan Penyuluh Agama Ahli Muda golongan
ruang III/c dan III/d di Tingkat Pusat
4) Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi bagi Penyuluh Agama pada
Kanwil Kementerian Agama yang bersangkutan Terampil Pelaksana Lanjutan
golongan ruang III/a dan III/b sampai dengan Terampil Penyelia golongan ruang
III/b dan III/c dan Penyuluh Agama Ahli Pertama golongan ruang III/a dan III/b
sampai dengan Penyuluh Agama Ahli Muda golongan ruang III/c-III/d
5) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bagi Penyuluh Agama
Terampil Pelaksana golongan ruang II/b, II/c dan II/d
6) Pimpinan Instansi yang bersangkutan bagi Penyuluh Agama Ahli Pertama dan
Terampil Pelaksana golongan ruang III/b s.d III/d, Penyuluh Agama Terampil
Penyelia golongan ruang III/c-III/d serta Penyuluh Agama Ahli Pertama golongan
ruang III/a-III/b dan Penyuluh Agama Ahli Muda golongan ruang III/c –III/d yang
berada di lingkungannya.
b. Persyaratan
Pengangkatan pertama dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama harus memenuhi
syarat sebagai berikut :
1) Syarat Umum
a) Pengangkatan ke dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama harus sesuai
ketentuan.
b) Pengangkatan ke dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama terampil
pelaksana lanjutan sampai dengan terampil penyelia harus mendapat
52
persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama dengan menggunakan
hasil analis beban kerja yang dibuat oleh masing-masing pimpinan satuan
organisasi yang bersangkutan.
2) Syarat Khusus
a) Berstatus sebagai PNS.
b) Memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan bidang Penyuluh
Agama yang dibuktikan dengan spesialisasi pendidikan atau diklat atau
penugasan yang bersangkutan selama menjadi PNS.
c) Berkedudukan sebagai Penyuluh Agama atau berpengalaman melaksanakan
tugas penyuluhan agama selama 1 tahun dengan persyaratan memiliki
sekurang-kurangnya 6 kelompok tetap dengan surat keterangan dari pimpinan
unit kerja/ instansi pegawai yang bersangkutan.
d) Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan penyuluh agama.
e) Setiap unsur penilaian pelaksanaan pekerjaan dalam penilaian prestasi kinerja
pegawai sekurang-kurangnya bernilai baik dalam 2 tahun terakhir.
f) Usia setinggi-tingginya 2 tahun sebelum mencapai batas usia pensiun jabatan
fungsional penyuluh agama.
g) Mendapat rekomendasi dari atasan langsung dan pimpinan satuan organisasi
PNS yang bersangkutan.
h) Dalam rangka pengendalian formasi pengangkatan Penyuluh Agama harus
mendapat persetujuan Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI setelah
memperoleh pertimbangan teknis dari Direktur Jenderal Bimas Katolik.
i) Memperhitungkan perbandingan antara jumlah Penyuluh Agama dengan
beban kerja serta rasio kebutuhan wilayah /sasaran binaan yang ada.
j) Untuk tingkat Kabupaten/Kota pendidikan serendah-rendahnya Diploma Dua
Keagamaan sedangkan untuk tingkat Pusat/Propinsi dan Instansi berijazah S1
Keagamaan.
k) Untuk Penyuluh Agama di Tingkat Kabupaten/Kota serendah-rendahnya
berpangkat II/b dan untuk Instansi/Provinsi Gol.III/a
l) Telah memiliki angka kredit minimal yang dipersyaratkan untuk
pengangkatan dalam suatu jenjang jabatan Penyuluh Agama dari hasil
kegiatan PNS yang bersangkutan.
Nilai angka kredit tidak memenuhi syarat untuk pengangkatan yang bersangkutan
sesuai jenjang kepangkatan yang dimiliki, maka PNS yang bersangkutan dapat
diangkat dalam jabatan fungsional Penyuluh Agama dengan angka kredit yang
53
dimilikinya dengan jenjang kepangkatan yang lebih tinggi tapi dalam jenjang
jabatan yang lebih rendah. Untuk mengejar kenaikan jabatan setingkat pangkat
yang dimiliki PNS yang bersangkutan atau kenaikan pangkat setingkat jabatan
dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan angka kredit sesuai yang
dipersyaratkan dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Khusus pengangkatan PNS yang berasal dari alokasi jatah pengangkatan CPNS
dengan formasi penyuluh agama, setelah diangkat menjadi PNS dapat langsung
diangkat ke dalam jabatan Penyuluh Agama dengan memenuhi prosedur
pengangkatan.
c. Prosedur Pengangkatan
Pimpinan Satuan Organisasi PNS yang bersangkutan membuat surat pengantar/usul
disertai keterangan formasi Penyuluh Agama yang ada dan kebutuhan yang
diperlukan dengan melampirkan, bukti fisik kegiatan bimbingan dan penyuluhan
agama yang pernah dilakukan PNS yang bersangkutan.
1) PNS yang bersangkutan selain CPNS Penyuluh Agama, mengajukan permohonan
melalui atasan langsung masing-masing dilengkapi dengan melampirkan :
a) Foto copy sah ijazah serendah-rendahnya D II Keagamaan, STTPP ( Surat
Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan ), Diklat Penyuluh dan Diklat lain
yang pernah diikuti (bila ada).
b) Foto copy sah SK Pengangkatan dalam Jabatan/Pengangkatan terakhir.
c) Daftar Riwayat Hidup
d) Penilaian Prestasi Kinerja pada 2 tahun terakhir.
e) Isian formulir hasil analisis beban kerja calon Penyuluh Agama yang
bersangkutan
f) Rencana kerja calon Penyuluh Agama yang bersangkutan
g) Format pengangkatan dapat dilihat pada lampiran VI pada juknis ini.
2) Atasan langsung PNS yang bersangkutan, meneliti dokumen yang diterima dan
meminta kelengkapan yang dianggap perlu untuk selanjutnya membuat surat
pengantar kepada pimpinan unit kerja.
3) Kepala/Pimpinan unit kerja yang bersangkutan meneruskan berkas usulan tersebut
kepada Sekretaris Tim Penilai Angka Kredit Jabatan Fungsional Penyuluh Agama
yang ada dan Sekretaris Tim Penilai meneliti berkas dan mengadakan penilaian
angka kredit dari berkas yang diajukan serta membuat analisis perkembangan
ketenagaan jabatan fungsional Penyuluh Agama dan hasil penilaian diajukan
kepada pimpinan unit untuk mendapat persetujuan.
54
4) Kepala Pimpinan Unit menyampaikan permintaan persetujuan, kemudian
mengirimkan usulan pengangkatan jabatan fungsional Penyuluh Agama kepada
pejabat yang berwenang mengangkat.
5) Angka kredit dan jenjang jabatan Penyuluh Agama bagi PNS yang akan diangkat
pertama kali dalam jabatan Penyuluh Agama digunakan angka kredit awal
berdasarkan ijazah pendidikan formal dan STTPP Diklat Penyuluh yang dimiliki
serta kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama dan pembangunan yang pernah
dilakukan dengan menunjukkan bukti fisik.
55
4. Pindah Jalur
a. Penyuluh Agama Terampil dapat dipindahkan menjadi Penyuluh Agama Ahli,
apabila Penyuluh Agama yang bersangkutan memiliki Ijazah S1 atau D IV yang
sesuai kualifikasinya dan memperoleh Diklat Fungsional yang diterbitkan oleh
Instansi Pembina harus terlebih dahulu mengikuti Diklat Pindah Jalur.
b. Penyuluh Agama Bidang dapat dipindahkan menjadi Penyuluh Agama Spesialis
setelah memenuhi syarat pangkat minimal III/d dan lulus seleksi.
2. Kenaikan Pangkat
a. Kenaikan pangkat seorang Penyuluh Agama dilakukan berdasarkan angka kredit
sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Negara Koordinator Bidang
Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
54/KEP/MK.WASPAN/9/1999, dimana jumlah angka kredit kumulatif minimal
yang harus dipenuhi oleh setiap Penyuluh Agama untuk setiap kali kenaikan
pangkat terdiri dari unsur utama sekurang-kurangnya 80% dan unsur penunjang
sebanyak-banyaknya 20%.
b. Angka kredit yang berasal dari unsur utama sebesar 80% tersebut pada huruf a,
harus mengandung angka kredit yang berasal dari kegiatan dan penyuluhan dan
pengembangan agama dengan bahasa agama dan pengembangan profesi dengan
komposisi sebagai berikut :
1) Bagi Penyuluh Agama yang naik jabatan/naik pangkat menjadi Pembina
sampai dengan Pembina Utama Muda (Penyuluh Agama Madya).
2) Kegiatan Penyuluh Agama sekurang-kurangnya 20%
3) Kegiatan Pengembangan Profesi sebanyak-banyaknya 70% atau sekurang-
kurangnya 80% angka kredit.
56
c. Bagi Penyuluh Agama yang bekerja dengan kemampuan di atas rata-rata dapat
dibina kepangkatannya melalui pemberian kenaikan pangkat pilihan setiap dua
tahun sekali, bila angka kredit dan persyaratan lainnya dipenuhi.
Contoh :
1) Menjadi Penyuluh Agama sekurang-kurangnya 1 tahun, tapi pangkat terakhir
sudah 2 tahun.
Sdr. Andre, tamatan S1 pangkat terakhir Penata Tk.I (Golongan III/b)
terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2014 diangkat menjadi Penyuluh Agama
Ahli Pertama dengan jumlah angka kredit 160. Sesuai dengan ketentuan
minimal 2 tahun dalam pangkat tersebut yang bersangkutan boleh dinaikkan
ke golongan III/c apabila telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
Apabila Sdr. Andre dapat mengumpulkan angka kredit minimal 40
(minimum 80%) dari unsur utama, (maksimum 20% dari unsur penunjang)
dari masa pengkat terakhir sebagai Penyuluh Agama Ahli Pertama sampai
saat penilaian Bulan September 2015 Penilaian Prestasi Kinerja dalam tahun
2014 dan 2015 nilai semua unsur baik, Sdr. Andre dapat dinaikkan
pangkatnya ke golongan III/c terhitung mulai tanggal 1 Oktober 2016.
2) Menjadi Penyuluh Agama belum 2 tahun dan pangkat terakhir belum 2 tahun ,
walaupun yang lain sudah memenuhi syarat.
Contoh :
Sdr. Yosep Sarjana Muda Agama pangkat terakhir Pengatur Tk.I (Golongan
II/d) terhitung mulai 1 Oktober 1999 diangkat sebagai Penyuluh Agama pada
tanggal 1 April 2000 dengan angka kredit 80. Dari penetapan angka kredit
bulan Januari 2001 karena pangkat yang terakhir belum 2 tahun. Dari contoh
di atas yang bersangkutan paling cepat dinaikkan pangkatnya pada 1 Oktober
2001.
57
4. Unit kepegawaian meneliti apakah angka kredit bagi yang telah mencukupi kenaikan
jabatan dan kenaikan pangkat yang bersangkutan. Apabila telah mencukupi, bagian
kepegawaian meneliti persyaratan yang lain.
2. Pengangkatan kembali
a. Pegawai Negeri Sipil yang pernah menjadi Penyuluh Agama dapat diangkat
kembali dalam jabatan Penyuluh Agama dengan menggunakan jabatan dan angka
kredit terakhir yang pernah dimilikinya sepanjang belum mencapai batas usia
pensiun.
b. Proses pengangkatan kembali Penyuluh Agama sama dengan pengangkatan
pertama, berkas yang bersangkutan harus dilengkapi dengan Surat Keputusan
Pemberhentian atau Surat Keputusan Pembebasan Sementara.
Contoh :
Sdr. Markus, Sarjana Agama (S1), telah memangku jabatan Penyuluh Agama ahli
pertama dalam pangkat penata muda Golongan III/a selama satu tahun. Jumlah
angka kredit yang dimiliki 110 Sdr. Markus dibebaskan sementara, karena
mendapat tugas belajar di bidang Agama selama 2 tahun. Pada waktu Sdr. Markus
diangkat kembali setelah tugas belajar, dengan berdasarkan ijazah S2 Sdr Markus
maka yang bersangkutan akan memangku jabatan Penyuluh Agama Ahli Pertama
dalam pangkat Penata Muda Golongan III/a dengan jumlah angka kredit = 110 +
(100-75) = 135.
58
D. Pemberhentian dari Jabatan
Penyuluh Agama diberhentikan dari Jabatannya, apabila :
1. Tidak dapat mengumpulkan angka kredit minimal yang ditentukan, yaitu :
a. Dalam jangka waktu 8 (delapan) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit yang
disyaratkan untuk kenaikan pangkat kredit yang disyaratkan untuk kenaikan pangkat
setingkat lebih tinggi bagi Penyuluh Agama Pelaksana sampai dengan Penyuluh
Agama Penyelia pangkat Penata golongan ruang III/c dan Penyuluh Agama Pertama
sampai dengan Penyuluh Agama Madya pangkat Pembina Tingkat I golongan ruang
IV/b.
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) yang berasal dari kegiatan unsur utama bagi
Penyuluh Agama Penyelia pangkat Penata Tingkat I golongan ruang III/d.
c. Dalam jangka waktu 1 (satu) tahun tidak dapat mengumpulkan angka kredit
sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) yang berasal dari kegiatan unsur utama bagi
Penyuluh Agama Madya Pangkat Pembina Utama Muda golongan ruang IV/c.
d. Format pemberhentian sementara dapat dilihat dari lampiran VIII dalam juknis ini.
2. Dijatuhi hukuman disiplin Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No.53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil.
E. Pensiun
Sesuai dengan Surat Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor K.26-30/V.7-3/99
tanggal 17 Januari 2014, batas usia pensiun bagi Pejabat Fungsional ditentukan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
59
LAMPIRAN I Keputusan Bersama Menteri Agama
dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
NOMOR : ……………………………..
NO DATA PERORANGAN
1. NAMA
2. NIP / NOMOR SERI KARPEG
3. TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR
4. JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN YANG TELAH DIPER-
5.
HITUNGKAN ANGKA KREDITNYA
6. PANGKAT. GOL. RUANG/ TMT
JABATAN/ PENYULUH
7.
AGAMA / TMT
LAMA
8. MASA KERJA GOL
BARU
60
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UNSUR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1) Pendidikan sekolah dan memp eroleh Ijazah
2) Pendidikan dan pelatihan kedinasan serta
memp eroleh STTPP :
a) Lamanya lebih dari 960 jam
b) Lamanya antara 641 - 960 jam
c) Lamanya antara 481 - 640 jam
d) Lamanya antara 161 - 480 jam
e) Lamanya antara 81 - 160 jam
f) Lamanya antara 30 - 80 jam
SUB JUMLAH
B. BIMBINGAN ATAU PENYULUHAN AGAMA DAN
PEMBANGUNAN
1) Persiapan bimbingan atau p enyuluhan
a) Mengumpulkan data potensi wilayah
b) Menyusun rencana kerja op erasional
c) Menyusun program kerja
(1) Identifikasi Kebutuhan Sasaran
(2) M enyusun Konsep Program
(3) M embahas Konsep Program sebagai
Penyaji
d) Menyusun materi Bimbingan-Peny uluhan
(1) M engump ulkan bahan materi bimbingan
atau penyuluhan
(2) M enyusun konsep materi bimbingan
atau penyuluhan dalam bentuk :
(a) N askah
(b) P os t er
SUB JUMLAH
61
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
SUB JUMLAH
JUMLAH UNS UR UTAMA
62
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
2 UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG TUGAS PENYULUHAN AGAMA
1) Mengajar atau melatih pada pendidikan dan pelatihan
pegawai
2) Mengikuti seminar atau lokakarya tingkat
internasional / nasional
a) Pemrasaran
b) M oderator/ p embahas/ narasumber
c) Peserta (7 X 1)
3) Menjadi pengurus organisasi profesi tingkat
internasional / nasional
4) Menjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional
Peny uluh Agama secara aktif
5) Menjadi pengurus aktif dalam organisasi keagamaan
6) Mencip takan kary a seni kaligrafi
7) Menjadi anggota delegasi misi keagamaan
a) Tingkat Internasional :
(1) Ketua
(2) Anggota
b) Tingkat Propinsi
(1) Ketua
(2) Anggota
63
LAMPIRAN USUL / BAHAN YANG DINILAI :
1 Photocopy SK terakhir (legalisir)
2 Photocopy Karpeg (legalisir)
3 Surat Tugas (legalisir)
4 DP 3
5 STTPL / Ijasah
6 Keterangan melaksanakan bimbingan dan p enyuluhan
dan p engurus keagamaan
................................................
Pejabat Pengusul
................................................
Ketua Tim Penilai
.............................................
NIP ....................................
................................................
.............................................
NIP ....................................
64
LAMPIRAN II Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
NOMOR : …………………..
NO DATA PERORANGAN
1. NAMA
2. NIP / NOMOR SERI KARPEG
3. TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR
4. JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN YANG TELAH DIPER-
5.
HITUNGKAN ANGKA KREDITNYA
6. PANGKAT. GOL. RUANG/ TMT
JABATAN/ PENYULUH
7.
AGAMA / TMT
LAMA
8. MASA KERJA GOL
BARU
65
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
1 UNS UR UTAMA
A. PENDIDIKAN
1) Pendidikan sekolah dan memperoleh Ijazah
2) Pendidikan dan p elatihan kedinasan serta
memp eroleh STTPP :
a) Lamany a lebih dari 960 jam
b) Lamany a antara 641 - 960 jam
c) Lamany a antara 481 - 640 jam
d) Lamany a antara 161 - 480 jam
e) Lamany a antara 81 - 160 jam
f) Lamany a antara 30 - 80 jam
SUB JUMLAH
B. BIMBINGAN ATAU PENYULUHAN AGAMA DAN
PEMBANGUNAN
1) Persiapan bimbingan atau p enyuluhan
a) M elakukan identifikasi p otensi wilay ah
atau kelompok sasaran
(1) M enyusun instrumen p engump ulan data
p otensi wilay ah atau kelompok sasaran
(2) M engolah data
(3) M enganalisis data (28 x 0,06)
(4) M erumuskan monografi p otensi wil.
b) M enyusun rencana kerja :
(1) Lima tahunan
(2) Tahunan (2 x 0,09)
(3) Rencana kerja op erasional (28x3x0,12)
c) M embahas konsep program kerja sebagai :
(1) Pembahas
(2) Nara sumber
d) M enyusun materi BP :
(1) M enyusun desain materi bimbingan
(2) M enyusun konsep materi bimbingan
atau penyuluhan dalam bentuk
(a) Tertulis
66
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
(b) Naskah
(c) Rekaman
(3) M endiskusikan konsep materi bimbingan
atau penyuluhan sebagai :
.(a) Penyaji
.(b) Pembahas
.(c) Narasumber
(4) M erumuskan materi bimbingan atau
p enyuluhan
67
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
e) M enyusun lap oran mingguan pelaksanaan
bimbingan atau p enyuluhan (28 x 0,04)
4) Pelayanan konsultasi agama atau pembangunan
a) M elaksanakan konsultasi secara :
(1) Perorangan
(2) Kelomp ok
b) M enyusun lap oran hasil konsultasi
p erorangan atau kelompok
SUB JUMLAH
C. PENGEMBANGAN BIMBINGAN ATAU PENYULUHAN
1) Penyusunan pedoman atau petunjuk p elaksanaan
a) M enyusun pedoman atau petunjuk p elaksanaan
(1) M enyusun pedoman bimbingan atau
p enyuluhan agama :
(a) M empersiap kan bahan untuk menyusun
p edoman bimbingan atau peny uluhan
(1) M engump ulkan bahan
(2) M engolah dan menganalisis data
68
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
(a) M eny usun konsep petunjuk
p elaksanaan / petunjuk teknis
(b) M eny usun konsep petunjuk
p elaksanaan / petunjuk teknis
(1) Sebagai p enyaji
(2) Sebagai p embahas
(3) Sebagai nara sumber
.(c) M erumuskan konsep petunjuk p elaksa-
naan / petunjuk teknis BP
2) Perumusan kajian arah kebijakan pengembangan
bimbingan atau peny uluhan
a) M erumuskan kajian arah kebijakan
p engembangan bimbingan atau peny uluhan
y ang bersifat penyempurnaan :
(1) M enyusun kerangka acuan
(2) M enyiapkan dan mengolah bahan/
data / informasi
(3) M enganalisis data dan informasi dan
merumuskan kajian arah kebijaksanaan.
b) M erumuskan kajian arah kebijakan
p engembangan bimbingan atau peny uluhan
y ang bersifat pembaharuan :
(1) M enyusun kerangka acuan
(2) M enyiapkan dan mengolah bahan/
data / informasi
(3) M enganalisis data dan informasi dan
merumuskan kajian arah kebijaksanaan.
3) Pengembangan metode bimbingan atau penyuluhan
a) M erumuskan pengembangan metode bimbingan
atau penyuluhan yang bersifat peny empurnaan :
(1) M enyusun kerangka acuan
(2) M enyiapkan dan mengolah bahan/
data / informasi
(3) M enganalisis data dan informasi dan
merumuskan p engembangan metode BP
69
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
b) M erumuskan pengembangan metode
bimbingan atau p enyuluhan yang bersifat
p embaharuan
(1) M enyusun kerangka acuan
(2) M enyiapkan dan mengolah bahan/
data / informasi
(3) M enganalisis data dan informasi dan
merumuskan p engembangan metode BP
SUB JUMLAH
D. PENGEMBANGAN MATERI BIMBINGAN ATAU
PENYULUHAN
1) M eny usun tafsir tematis sebagai bahan bimbingan
atau p enyuluhan yang bersumber dari :
a) Kitab Suci
b) Hadist
c) Kitab Keagamaan
SUB JUMLAH
E. PENGEMBANGAN PROFES I
1) M elakukan kegiatan kary a tulis/kary a ilmiah
di bidang penyuluh agama :
a) Karya ilmiah hasil penelitian, pengkajian,
survey dan atau evaluasi di bidang agama y ang
dipublikasikan dalam bentuk :
(1) Buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
(2) M ajalah ilmiah y ang diakui instansi
y ang berwenang
b) Karya tulis berupa tinjauan atau ulasan
ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang
keagamaan y ang tidak dipublikasikan tetap i
didokumentasikan pada perpustakaan instansi
y ang bersangkutan dalam bentuk :
(1) Buku
(2) M akalah
70
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
c) M akalah tulis berupa tinjauan atau ulasan
ilmiah hasil gagasan sendiri dalam bidang
keagamaan y ang tidak dipublikasikan tetap i
didokumentasikan pada perpustakaan instansi
y ang bersangkutan dalam bentuk :
(1) Buku
(2) M akalah
d) Tulisan ilmiah populer di bidang keagamaan
y ang disebarluaskan melalui media masa
e) M enyampaikan prasaran berupa tinjauan
gagasan atau ulasan ilmiah di bidang
keagamaan dalam p ertemuan ilmiah
(Setiap kali kegiatan)
2) M enterjemahkan/ menyadur kitab/ buku
dan bahan bahan bidang penyuluhan agama :
a) M engalih bahasa
b) M enyadur
c) M embuat resensi
3) M embimbing Penyuluh Agama y ang berada di
bawah jenjang jabatannya :
SUB JUMLAH
JUMLAH UNSUR UTAMA
2 UNSUR PENUNJANG
PENUNJANG TUGAS PENYULUHAN AGAMA
1) M engajar atau melatih pada pendidikan dan
pelatihan p egawai
2) M engikuti seminar atau lokakarya tingkat
internasional / nasional
a) Pemrasaran
b) M oderator/ pembahas/ narasumber
c) Peserta
3) M enjadi pengurus organisasi profesi tingkat
internasional / nasional
4) M enjadi anggota Tim Penilai Jabatan Fungsional
Penyuluh Agama secara aktif
71
UNS UR YANG DINILAI
ANGKA KREDIT MENURUT
NO UNS UR DAN SUB UNSUR UNIT PENGUS UL TIM PENILAI
LAMA BARU JML LAMA BARU JML
1 2 3 4 5 6 7 8
5) M enjadi pengurus aktif dalam organisasi keagamaan
6) M encip takan karya seni kaligrafi
7) M enjadi anggota delegasi misi keagamaan
a) Tingkat Internasional :
(1) Ketua
(2) Anggota
b) Tingkat Propinsi
(1) Ketua
(2) Anggota
8) M emp eroleh penghargaan / tanda jasa :
a) Penghargaan / tanda jasa dari pemerintah
atas p restasi kerja :
(1) Tingkat internasional / nasional
(2) Tingkat propinsi
(3) Tingkat kabupaten / kota
b) Gelar kehormatan akademis
9) M emp eroleh ijazah/gelar yang tidak sesuai
dengan bidang tugasny a :
a) Doktor
b) Pasca Sarjana
c) Sarjana
72
LAMPIRAN US UL / BAHAN YANG DINILAI :
1 Photocopy SK terakhir (legalisir)
2 Photocopy Karpeg (legalisir)
3 Surat Tugas (legalisir)
4 DP 3
5 STTPL / Ijasah
6 Keterangan melaksanakan bimbingan dan peny uluhan
.........................................
Pejabat Pengusul
................................................
Ketua Tim Penilai
.............................................
NIP ....................................
................................................
.............................................
NIP ....................................
73
LAMPIRAN III Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN BIMBINGAN ATAU PENYULUHAN
DAN PEMBANGUNAN
Menerangkan bahwa :
Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Golongan/TMT : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
Bidang Penyuluhan Agama : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
Telah melakukan kegiatan bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan sbb :
Jumlah Jumlah
Satuan Keterangan
No Uraian Kegiatan Tanggal volume angka
hasil bukti fisik
kegiatan kredit
…………………………………..
Atasan langsung
…………………………………..
NIP. …………………………….
74
LAMPIRAN IV Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN
BIMBINGAN ATAU PENYULUHAN
DAN PEMBANGUNAN
Menerangkan bahwa :
Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Golongan/TMT : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
Bidang Penyuluhan Agama : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
…………………………………..
Atasan langsung
…………………………………..
NIP. …………………………….
75
LAMPIRAN V Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
Menerangkan bahwa :
Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Golongan/TMT : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
Bidang Penyuluhan Agama : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
…………………………………..
Atasan langsung
…………………………………..
NIP. …………………………….
76
LAMPIRAN VI Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT PERNYATAAN
MELAKUKAN KEGIATAN PENUNJANG TUGAS PENYULUH AGAMA
Menerangkan bahwa :
Nama : …………………………………………………
NIP : …………………………………………………
Pangkat/Golongan/TMT : …………………………………………………
Jabatan : …………………………………………………
Bidang Penyuluhan Agama : …………………………………………………
Unit Kerja : …………………………………………………
…………………………………..
Atasan langsung
…………………………………..
NIP. …………………………….
77
LAMPIRAN VII Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
78
II. PENETAPAN ANGKA KREDIT
Lama Baru Jumlah
1. Unsur Utama
a. Pendidikan
(1) Pendidikan sekolah dan memperoleh ijazah/gelar
(2) Pendidikan dan pelatihan fungsional dan mendapat surat
tanda tamat pendidikan.
b. Bimbingan atau penyuluhan agama dan pembangunan
c. Pengembangan bimbingan atau penyuluhan
d. Pengembangan profesi
Jumlah Unsur Utama
2 Unsur Penunjang
Penunjang tugas Penyuluh Agama
Jumlah Unsur Penunjang
III. Dapat diertimbangkan untuk dinaikkan dalam jabatan ……. Pangkat ……..TMT ……..
Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal ……………………
…………………………………..
NIP. …………………………….
79
LAMPIRAN VIII Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT KEPUTUSAN
…………………………………
NOMOR …………………………..
TENTANG
PENGANGKATAN PERTAMA KALI/PENGANGKATAN KEMBALI
DALAM JABATAN PENYULUH AGAMA
………………………………….
Menimbang : a. Bahwa sebagai pelaksana dari Keputusan Menteri Negara Koordinator bidang
Pengawasan pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
54/Kep/Mk.Waspan/9/1999 tanggal 30 September 1999, dipandang perlu untuk
mengangkat/mengangkat kembali*) Saudara …………………………..dalam
jabatan Penyuluh Agama;
b. …………………………………………………………………………
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Terhitung mulai tanggal ….. mengangkat/ mengangkat kembali*) Pegawai Negeri Sipil
a. Nama :
b. Tempat dan tanggal lahir :
c. NIP/Nomor Seri Karpeg :
d. Pangkat/gol/ruang/TMT :
e. Bidang penyuluhan Agama :
f. Unit Kerja :
Dalam jabatan ……………dengan angka kredit sebesar …………….
Kedua :
Ketiga :
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan sebagaimana mestinya.
80
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal ……………………
…………………………………..
NIP. …………………………….
81
LAMPIRAN IX Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT KEPUTUSAN
…………………………………
NOMOR …………………………..
TENTANG
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN
PENYULUH AGAMA
………………………………….
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Terhitung mulai tanggal ….. membebaskan sementara Pegawai Negeri Sipil
a. Nama :
b. Tempat dan tanggal lahir :
c. NIP/Nomor Seri Karpeg :
d. Pangkat/gol/ruang/TMT :
e. Bidang penyuluhan Agama :
f. Unit Kerja :
Dalam jabatan Penyuluh Agama …..dengan angka kredit sebesar ……….
Kedua : Saudara ………..dapat diangkat kembali dalam jabatan Penyuluh Agama ………
apabila telah ……………..
Ketiga :
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan sebagaimana mestinya.
Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada :
82
1. Kepala BKN u.p. Deputi Bidang Informasi kepegawaian/Kepala Kanwil BKN
yang bersangkutan;
2. Kepala Biro kepegawaian Kementerian Agama RI;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara yang bersangkutan;
5. Pejabat instansi lain yang berkepentingan
Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal ……………………
…………………………………..
NIP. …………………………….
83
LAMPIRAN X Keputusan Bersama Menteri Agama dan
Kepala Badan kepegawaian Negara
Nomor : 574 Tahun 1999
Nomor : 178 Tahun 1999
Tanggal : 13 Oktober 1999
SURAT KEPUTUSAN
…………………………………
NOMOR …………………………..
TENTANG
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN PENYULUH AGAMA
………………………………….
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Pertama : Terhitung mulai tanggal ….. memberhentikan Pegawai Negeri Sipil
a. Nama :
b. Tempat dan tanggal lahir :
c. NIP/Nomor Seri Karpeg :
d. Pangkat/gol/ruang/TMT :
e. Bidang penyuluhan Agama :
f. Unit Kerja :
Dalam jabatan Penyuluh Agama …..dengan angka kredit sebesar ……….
Kedua :
Ketiga :
Keempat : Apabila dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan sebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
84
Tembusan Surat Keputusan ini disampaikan dengan hormat kepada :
1. Kepala BKN u.p. Deputi Bidang Informasi kepegawaian/Kepala Kanwil BKN
yang bersangkutan;
2. Kepala Biro kepegawaian Kementerian Agama RI;
3. Pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit;
4. Kepala Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara yang bersangkutan;
5. Pejabat instansi lain yang berkepentingan
Ditetapkan di …………………..
Pada tanggal ……………………
…………………………………..
NIP. …………………………….
85