OLEH
KELOMPOK 7:
Kelompok 7
BAB 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Prayitno (2009:6) menyatakan manusia adalah makhluk luar biasa, di bawah kekuasaan Tuhan Yang
Maha Esa, dengan kekuatan dan keterbatasannya, manusia dapat berbuat apa saja atas lingkungannya,
baik lingkungan sekitar maupun lingkungan yang lebih uas sampai menjangkau perut bumi dan ruang
angkasa.
Pemenuhan kebutuhan dan pengembangan diri manusia itu tampaknya memang dapat dilaksanakan dari,
untuk, dan oleh manusia itu sendiri. lnilah pernyataan yang luar biasa. Pernyataan bahwa “manusia
dengan segenap perkembangan budayanya adalah dari manusia, untuk manusia, dan oleh manusia”,
mengimplikasikan bahwa manusia memang hebat, bisa berbuat dan membuat apa raja, untuk kehidupan
kemanusiaannya, sesuai dengan kebutuhan dan kemauannya. Pernyataan ini dikaji lebih lanjut
Pertama, semua yang ada di dunia adalah untuk manusia. Lebih dari itu, bumi, matahari, bulan, bintang
gemilang beserta planet dan satelit-satelitnya, bahkan alam semesta seisinya adalah untuk manusia. Untuk
siapa lagi kalau bukan untuk manusia, karena tidak ada makhluk selain manusia yang memerlukan
semuanya itu; hanya manusia yang menyadari tentang adanya dan gunanya dunia dan alam semesta; dan
hanya manusia yang mampu mengolah dan menggunakan dunia dan alam semesta seisinya itu untuk
keperluan kehidupan kemanusiaannya dalam arti yang seluas-luasnya.
Kedua, perkembangan, kemajuan, dan budaya manusia memang terjadi oleh manusia. Oleh siapa lagi,
mengingat hanya manusialah yang memiliki potensi dan pemikiran, yang mampu mengembangkan ber-
bagai kekuatan, daya dan upaya untuk memenuhi kebutuhan serta hasrat kehidupannya. Memang oleh
manusialah isi dunia dan alam semesta diubah dan diolah serta digunakan untuk kepentingan manusia.
Ketiga, inilah yang menjadi permasalahan. Apakah memang segala yang diperbuat oleh manusia dan
diperuntukkan bagi manusia itu benar-benar Bagi manusia; seluruhnya dari manusia? Disadari dan dapat
diterima akal sehat bahwa banyak hal memang berasal dari manusia. Berbagai kaidah keilmuan dan
teknologi berasal dari buah pikiran manusia; berbagai hasil karya merupakan buah dari tangan manusia;
berbagai aturan nilai dan moral tumbuh dan berkembang dari kebijakan yang diukir manusia; dan
sebagainya. Manusia memang bisa dan semakin bisa menghasilkan dari dirinya sendiri berbagai produk,
bahkan memproduksi semua hal untuk memenuhi kebutuhan manusia. Karya-karya besar dan hebat,
bahkan yang amat monumental dimunculkan dari manusia, dari waktu ke waktu.
RUMUSAN MASALAH
1. Apakah itu manusia?
2. Apakah Bagian-bagian dari dimensi kemanusiaan?
3. Jelaskan perkembangan dimensi kemanusiaan!
4. Apa peran pendidikan dalam pengembangan sifat hakikat manusia?
TUJUAN
1. Mengetahui makna dari manusia secara KBBI dan umum
2. Menngetahui perkembangan dimensi kemanusiaan
BAB II
PEMBAHASAN
DIMENSI MANUSIA
Manusia adalah mahluk yang serba terhubung,dengan masyarakat,lingkunganya, dirinya sendiri, dan
tuhan.beerling mengemukakan sinyalemen heinemann bahwa pada abad ke- 20 manusia mengalami krisis
total.disebut demikian karena yang dilanda krisis bukan hanya segi-segi tertenu dari kehidupan seperti
krisis ekonomi,krisis energi,dan sebagainya,melaikan yang krisis adalah manusia sendiri.dalam krisis
total manusia mengalami krisis hubungan dengan masyrakat,dengan lingkunganya,dengan dirinya
sendiri,dan dengan tuhannya.tidak ada hubungan pengenalan,pemahaman dan kemesraan dengan sesama
manusia.ini lah yang melanda manusia sehingga manusia semakin jauh dari kebahagian.
Jadi Manusia adalah mahluk monodualis ciptaan Tuhan yang dikaruniai status sebagai Khalifah Allah
diatas bumi.Bayi dianugerahi keadaan jasmani yang lemah tetapi memiliki potensi-potensi jasmaniah
berupa konstruksi tubuh lengkap serta rokhaniah berupa daya cipta,rasa,karsa,intuisi,bakat.Faktor-faktor
potensi bawaan inilah yang membedakan manusia yang satu dengan yang lainya yang bersifat unik yang
dapat berkembang dengan adanya pengaruh lingkungan. Sehingga seorang individu akan menemukan
rasa kepribadiannya.
Dimensi kemanusiaan adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan misi kehidupan yang dilalui oleh
manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang mesti dikembangkan secara serasi dan seimbang melalui
pendidikan terutama pendidikan keluarga (rumah tangga) yang kemudian dilanjutkan melalui jenis dan
jenjang pendidikan formal lainnya di samping pendidikan nonformal lainnya yang akan mewarnai
perilaku kehidupan melalui pengembangan dimensi-dimensi tersebut. Di sisi lain dimensi-dimensi
kemanusiaan adalah bentuk perbedaan ukuran, postur badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan
kemampuan, yang berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan dalam KBBI
(Kamus Besar Bahasa Indonesia) dimensi berarti ukuran (panjang, lebar, tinggi, luas, dan sebagainya)
(depdiknas, 2001:138). Dengan demikian berdasarkan tinjauan kebahasaan di atas dapat dipahami bahwa
dimensi adalah hal ikhwal yang berhubungan dengan misi kehidupan yang dilalui oleh setiap makhluk,
ciptaan Tuhan tak terkecuali manusia sebagai salah satu jenis makhluk yang ciptakan Allah yang memilki
dimensi dalam ukuran dan postur badan termasuk sifat, sikap, bakat, dan kemampuan, yang berbeda
antara individu yang satu dengan yang lainnya (Mulyadi, 2012:36). Sedangkan kemanusiaan diambil dari
suku kata manusia ditambah awalan “ke” dan akhiran “an”
dimensi-dimensi kemanusiaan terbagi menjadi 5 bagian, yaitu:
Dimensi Kefitrahan
Kata kunci yang menjadi isi dimensi kefitrahan adalah kebenaran dan keluhuran. Dengan dua kata kunci
ini dapat dimaknai bahwa individu manusia itu pada dasarnya bersih dan mengarahkan dirt kepada hal-hal
yang benar dan luhur, serta menolak hal-hal yang salah,tidak berguna dan remeh, serta tidak terpuji.
Kandungan dimensi kefitrahan ini dapat dibandingkan dengan makna teori tabula rasa (John Locke).
Teori tabula rasa menyatakan bahwa individu ketika dilahirkan ibarat kertas putih, bersih dan belum
bertuliskan apapun. Dalam hal kebersihan hal itu menjadi juga ciri kefitrahan individu: individu
dilahirkan dalam keadaan bersih; teori tabularasa sama dengan hakikat dimensi kefitrahan.
Dengan kefitrahannya itu, individu memang pada dasarnya, sejak dilahirkan, dalam keadaan bersih.
Namun, kondisi belum bertuliskan apapun sebagaimana dinyatakan oleh teori tabularasa, tidaklah
menjadi ciri dimensi kefitrahan yang dimaksudkan itu. Di dalam dimensi kefitrahan telah tertuliskan kai-
dah-kaidah kebenaran dan keluhuran yang justru menjadi ciri kandungan utama dimensi ini. Jadi dengan
demikian dimensi kefitrahan tidak sama dengan tabula rasa menurut John Locke.
Dimensi Individual
dimensi individual adalah keperibadian seseorang yang merupakan suatu keutuhan yang tidak dapat
dibagi-bagi (indevide). Seorang pakar pendidikan M.J.Lavengeld mengatakan bahwa setiap orang
memiliki individualitas,maksudnya dua anak kembar yang berasal dari satu telur yang lazim dikatakan
seperti pinang dibelah dua dan sulit dibedakan satu dan yang lain hanya serupa tetapi tidak sama apalagi
identik. hal ini berlaku pada sifat-sfat fisiknya maupun hidup kejiwaannya (kerohaniannya).
Setiap individu bersifat unik (tidak ada tara dan bandingannya) dengan adanya individualitas itu setiap
orang memiliki kehendak,perasaan,cita-cita, kecenderungan, semangat,dan daya tahan yang
berbeda.contoh sederhananya saja dua oarang murit sekelas yang mempunyai nama yang sama tidak
pernah bersedia untuk di samakan satu sama lain,arti katanya masing-masing ingin mempertahankan ciri-
ciri khasnya sendiri,gambaran tersebut telah dikekemukakan oleh fancis galton seorang ahli biologi dan
matematika inggris,dari hasil penelitiannya banyak pasangan kembar satu telur ternyata ternyata tidak
sepasang pun yang identik atau sama sifat dan kepribadiannya.
M.J.Lavengeld menyatakan bahwa setiap anak memiliki dorongan untuk mandiri yang sangat
kuat,meskipun disisi lain pada anak terdapat rasa tidak berdaya,sehingga memerlukan pihak
lain(pendidik) yang dapat dijadikan tempat bergantung untuk memberi perlindungan dan bimbingan,sifat-
sifat sebagaimana di gambarkan diatas yang secara potensial telah dimiliki sejak lahir perlu ditumbuh
kembangkan melalui pendidika agar bisa menjadi kenyataan,sebab tanpa dibina melalui
pendiidikan,benih-benih individualitas yang sangat berharga itu yang memungkinkan terbentuknya suatu
kepribadian yang unik akan tetap tinggal laten.serta kesanggupan untuk memikul tanggung jawab sendiri
merupakan ciri yang sangat esensial dari adanya individualitas pada diri manusia.dengan kata lain
kepribadiaan seseorang tidak akan terbentuk dengan semestinya,sehingga seseorang tidak memiliki warna
kepribadiaan yang khas sebagai miliknya.jika terjadi hal demikian seorang tidak memilki kepribdian
yang otonom dan orang seperti ini tidak akan memilki pendirian serta mudah dibawa oleh arus
masa,padahal fungsi utama pendidikan adalah membantu peserta didik untuk membentuk keribadianya
atau menemukan ke mandiriannya sendiri.pola pendidikan yang bersifat demokratis di pandang cocok
untuk mendorong bertumbuh dan berkembangnya potensi individualitas seseorang.
Dimensi kesosilaan
dimensi kesosialan pada diri manusia tampak lebih jelas pada dorongan untuk bergaul,dengan adanya
dorongan untuk bergaul,setiap orang ingin bertemu sesamanya. Manusia dilahirkan sebagai suku bangsa
tertentu dengan adat kebudayaan tertentu pula.
Sebagai anggota suatu masyarakat, seseorang berkewajiban untuk berperan dan menyesuaikan diri serta
bekerja sama dengan masyarakat.masih banyak contoh-contoh lain yang menunjukan betapa dorongan
sosialitas tersebut demikian kuat tanpa orang menyadari sebenarnya ada alasan yang cukup kuat.seorang
filosof Immanuel Kant menyatakan manusia hanya menjadi manusia jika berada diantara
manusia,maksudnya tidak ada seorang manusia pun yang dapat hidup seorang diri tanpa membutuhkan
orang lain.
Seorang dapat mengembangkan kegemarannya, sikapnya,cita-citanya didalam interaksi dengan
sesamanya.seseorang berkesempatan untuk belajar dari orang lain,mengidentipikasi sifat-sifat yang
dikagumi dari orang lain untuk di milikinya,serta menolak sifat-sifat yang tidak dicocokinya.hanya
didalam berintraksi dengan sesamanya,dalam saling menerima dan memberi,seseorang menyadari dan
menghayati Kemanusiaannya.banyak bukti bahwa anak manusia tidak akan menjadi manusia bila tidak
ada berada diantara manusia.
Dimensi kesusilaan
Susiala berasal dari kata su dan sila yang artinya kepantasan lebih tinggi.akan tetapi dalm kehidupan
bermasyarakat orang tidak cukup hanya berbuat yang pantas jika didalamyang pantas atau sopan itu
misalnya terkandung kejahatan terselubung. dimensi kesusilaan disebut juga keputusan yang lebih
tinggi.kesusilaan diartikan mencakup etika dan etiket.etika adalah (persoalan kebaikan ) sedangkan etiket
adalah (persoalan kepantasan dan kesopanan ). pada hakikatnya manusia memiliki kemampuan untuk
mengambil keputusan susila,serta melaksanakannya.sehingga dikatakan manusia itu makhluk
susila.persoalan kesusilaan selalu berhubungan erat dengan nilai-nilai kehidupan.Susila berkembang
sehingga memiliki perluasan arti menjadi kebaikan yang lebih sempurna.
Manusia dengan kemampuan akalnya memungkinkan untuk menentukan sesuatu manakah yang baik dan
manakah yang buruk, manakah yang pantas dan manakah yang tidak pantas.Dengan pertimbangan nilai-
nilai budaya yang dijunjungnya memungkinkan manusia untuk berbuat dan bertindak secara
susila.Drijarkara mengartikan manusia susila sebagai manusia yang memiliki nilai-nilai,menghayati,dan
melaksanakan nilai tersebut dalam perbuatan.Nilai-nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi oleh
manusia karena mengandung makna kebaikan,keluhuran,kemulian dan sebagainya,sehingga dapat
diyakini dan dijadikan pedoman dalam hidup.Pendidikan kesusilaan berarti menanamkan kesadaran dan
kesediaan melakukan kewajiban disamping hak pada peserta didik.
Dimensi keberagamaan
pada hakikatnya manusia adalah makhluk religius.beragama merupakan kebutuhan manusia karena
manusia adalah makhluk yang lemah sehingga memerlukan tempat bertopang,agama menjadi sandaran
vertikal manusia. dan Manusia adalah mahluk religius yang dianugerahi ajaran-ajaran yg dipercayainya
yang didapatkan melalui bimbingan nabi demi kesehatan dan keselamatannya.Manusia sebagai mahluk
beragama mempunyai kemampuan menghayati pengalaman diri dan dunianya menurut agama masing-
masing.
Pemahaman agama diperoleh melalui pelajaran agama, sembahyang, doa-doa maupun
meditasi,komitmenaktif&praktekritual.
Jauh dekatnya hubungan ditandai dengan tinggi rendahnya keimanan dan ketaqwaan manusia yang
bersangkutan.Di dalam masyarakat Pancasila, meskipun agama dan kepercayaan yang dianutnya berbeda-
beda, diupayakan terciptanya kehidupan beragama yang mencerminkan adanya saling pengertian,
menghargai, kedamaian, ketentraman, & persahabatan.
Pengembangan Dimensi Hakekat Manusia.
Usaha pengembangan hakekat manusia dalam dimensi keindividuan, kesosialan, kesusilaan, &
keberagamaan berangkat dari anggapan dasar bahwa manusia secara potensial memiliki semua dimensi
tersebut, yang memungkinkan dan harus dapat dikembangkan secara bertahap, terarah dan terpadu
melalui pendidikan sehingga dapat menjadi aktual.
Konsep dasar pengembangan manusia sebagai makhluk individu Manusia sebagai bagian yang tak
terpisahkan dari kesemestaan mampu mengembangkan interelasi dan interaksi dengan orang lain secara
selaras serasi seimbang tanpa kehilangan jati dirinya.
Pengembangannya sebagai peserta didik diselenggarakan dalam lingkungan pendidikan keluarga,
sekolah, & masyarakat pengembangan self extence menyangkut aspek jasmani-rohani,cipta-rasa-
karsasebagaidimensikeindividuan.
Peran pendidikan dalam hakikat kemanusiaan sangatlah penting.Pendidik dapat membantu untuk
menumbuhkembangkan sifat hakikat manusia.
DAFTAR PUSTAKA
https://sites.google.com/site/deryindragandi/dimensi-dimensi-hakikat-manusia
https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/98465960431725761#:~:text=Dimensi
%20kemanusiaan%20adalah%20hal%20ikhwal,jenis%20dan%20jenjang%20pendidikan
%20formal
https://riyadiscorpio-wordpress-
com.cdn.ampproject.org/v/s/riyadiscorpio.wordpress.com/2014/02/19/manusia-kemanusiaan-dan-
pendidikan/amp/?amp_js_v=a6&_gsa=1&usqp=mq331AQFKAGwASA
%3D#aoh=16048478000509&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&_tf=Dari
%20%251%24s&share=https%3A%2F%2Friyadiscorpio.wordpress.com
%2F2014%2F02%2F19%2Fmanusia-kemanusiaan-dan-pendidikan%2F
http://jihanjibol.blogspot.com/2014/10/peran-pendidikan-dalam-
pengembangan.html#:~:text=Bersifat%20normatif%20karena%20pendidikan
%20mempunyai,luhur%20dan%20menjadi%20suatu%20keharusan.