Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nia Veronika

NIM : 4192510006

Kelas : PSKM 19 A

Tugas Rutin I

1. Jelaskan kembali bagaimana proses teknik ekstraksi minyak sawit mentah CPO dari TBS
sawit.

Jawab:

Teknik proses ekstraksi minyak sawit mentah CPO dari BTS sawit yaitu :

- Penerimaan
Sebelum diolah dalam PKS, tandan buah segar (TBS) yang berasal dari kebun pertama
kali diterima di stasiun penerimaan buah untuk ditimbang di jembatan timbang (weight
bridge) dan ditampung sementara di penampungan buah (loading ramp).
- Sortasi
Sortasi bertujuan untuk mengetahui mutu hasil panen (bahan mentah)
- Perebusan
Perebusan berfungsi untuk menginaktivasi enzim lipase penyebab kenaikan kadar asam
lemak bebas (ALB), mempermudah dalam proses perontokkan buah, serta
mengoptimalkan proes ekstraksi pada mesin pencacahan dan pengepresan
- Perontokkan
Proses ini dilakukan dengan membanting buah dalam drum putar dengan kecepatan putar
23-25 rpm. Buah yang terpisah akan jatuh melalui kisi-kisi dan ditampung oleh Fruit
elevator dan dibawa dengan Distributing Conveyor untuk didistribusikan keunit-unit
Digester. Di dalam digester buah diaduk dan dilumat untuk memudahkan daging buah
terpisah dari biji.
- Pencacahan
Sebelum memasuki proses pengepresan, brondolan buah sawit harus dicacah dulu pada
unit digester. Proses pencacahan ditujukan untuk mempermudah proses pengepresan,
sehingga dapat meningkatkan rendemen minyak yang diekstraksi.
- Pengepresan
Proses pengepresan dilakukan untuk memeras minyak yang terkandung pada daging buah
sawit.
- Filtrasi
Aplikasi metode penyaringan ini diterapkan pada alat Sand trap tank yang merupakan alat
pemisah fase padatan kasar seperti pasir atau tanah dari campuran minyak. Alat ini
berupa bejana berbentuk silinder tegak yang dilengkapi dengan pipa over flow untuk
memisahkan materi berdensitas rendah, yaitu minyak.
- Klarifikasi
Klarifikasi bertujuan untuk menghilangkan material-material pengotor minyak melalui
proses bertahap dengan kombinasi perlakuan mekanis, fisik, dan kimia. Minyak perlu
segera dibersihkan dengan maksud agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya
reaksi hidrolisis dan oksidasi.
- Proses penyimpanan dan pengiriman

2. Proses hidrolisis kantungan minyak sawit mengakibatkan penurunan trigliserida dan


meningkatkan kandungan ALB. Jelaskan reaksi hidrolisis yang terjadi dan bagaimana
proses pencegahan yang dapat dilakukan agar dihasilkan produk minya CPO yang baik.

Jawab:

Reaksi hidrolisis yang terjadi:

RCOOCH2 RCOOCH2 CH2OH

│ │

R’COOCH + 3H2O ↔ R’COOCH + CHOH

│ │

R”COOCH2 R”COOCH2 CH2OH

Triglycerida water Fatty acid Glycerine

Proses pencegahan dapat dilakukan agar dihasilkan produk minyak CPO yang baik
adalah TBS yang sudah dipanen segera diangkut ke pabrik agar segera diolah menjadi CPO guna
mencegah meningkatnya kadar asam lemak bebas (ALB).

Pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah
dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini. Penentuan saat panen
sangat mempengaruhi kadar asam lemak bebas (ALB) minya sawit yang dihasilkan. Apabila
pamanenan buah dilakukan dalam keadaan matang, maka minyak yang dihasilkan mengandung
ALB dalam presentasi tinggi (lebih dari 5%). Sebaiknya, jika pemanenan dilakukan dalam
keadaan buah belum matang, selain kadar ALB-nya rendah rendemen minyak yang diperoleh
juga rendah.
Tugas Rutin 2

Jelaskan teknik/metode analisis yang dilakukan untuk menentukan standar mutu no 1 s/d 5 dari
minyak CPO.

Jawab:

• Kadar asam lemak bebas

Keberadaan asam lemak bebas (ALB) pada komposisi CPO menjadi hal yang merusak mutu
karena secara sensori menimbulkan bau tengik dan juga menurun nilai fungsionalitasnya.
Analisis kadar ALB dilakukan melalui metode titrasi asam basa dari bahan minyak yang di
dalamnya terdapat asam lemak bebas dengan menggunakan NaOH. Metode yang digunakan
adalah dengan melarutkan minyak atau lemak dengan isopropil alkohol yang memiliki sifat
semipolar.

• Kadar air

Kadar air atau moisture juga menjadi parameter mutu yang penting pada industri CPO.
Keberadaan air pada buah sawit atau CPO dapat menyebabkan terjadinya reaksi hidrolisis yang
menghasilkan asam lemak bebas. Ada beberapa metode pengukuran kadar air, antara lain:
metode oven, metode hot plate, dan metode Karl Fisher. Metode oven dilakukan dengan
memanaskan sampel minyak pada oven yang diatur pada temperatur 130°C selama 30 menit.
Metode hot plate dilakukan dengan memanaskan sampel CPO di atas hot plate pada suhu yang
telah ditentukan. Apabila pada sampel CPO tersebut memiliki kadar air yang melebihi batas
maka akan ada percikan air dan asap/uap di atas minyak. Metode karl fisher menggunakan
prinsip titrasi redoks. Titran yang digunakan adalah reagen Karl Fisher yang merupakan
campuran antara iodin sulfur dioksida dan piridin di dalam metanol.

• Kadar kotoran

Kadar zat pengotor adalah keseluruhan bahan-bahan asing yang tidak larut dalam minyak,
pengotor yang tidak terlarut dinyatakan sebagai persen (%) zat pengotor terhadap minyak atau
lemak. dalam menganalisa kadar zat pengotor adalah metode gravimetri. Analisa gravimetri
merupakan jumlah zat didasarkan pada penimbangan, dalam hal ini penimbangan hasil reaksi
setelah bahan yang dianalisa direaksikan. Dalam analisa zat pengotor, penentuannya dengan
menghitung selisih berat bahan sebelum dipanaskan dengan berat bahan setelah dipanaskan.
Setelah disaring, kertas saring dimasukkan ke dalam oven untuk mendapatkan zat pengotor yang
terdapat dalam CPO. Penyaringan dilakukan menggunakan kertas saring, untuk memisahkan
minyak dengan zat pengotor.

• Bilangan Iodium

Bilangan iodin atau iodine value merupakan parameter pengujian untuk mengetahui tingkat
ketidakjenuhan suatu bahan minyak. Prinsip dasarnya adalah kemampuan molekul iodin yang
bereaksi dengan ikatan rangkap pada asam lemak. Salah satu metode pengukuran bilangan iodin
adalah dengan reagen atau pereaksi Wijs, yaitu larutan iodin monoklorida (ICl). Prosedur
pengujiannya adalah pencampuran pada jumlah berlebih (150%) dari ICl pada minyak. Ikatan
rangkap dari asam lemak akan bereaksi dengan ICl. Sisa dari ICl yang tidak bereaksi akan
bereaksi dengan H2O. Setelah itu perlu ditambahkan larutan KI yang akan bereaksi dengan hasil
reaksi antara ICl dengan H2O pada reaksi sebelumnya. Penambahan KI ini akan menghasilkan
terbentuknya gas I2. Gas I2 ini dapat bereaksi dengan pati atau amilum sehingga akan terbentuk
larutan warna biru. Untuk mengetahui jumlah I2 yang bereaksi maka larutan warna biru tersebut
dititrasi kembali dengan larutan Natrium tiosulfat (Na2S4O6) untuk membebaskan I2 yang
terikat yang ditandai dengan adanya perubahan warna.

• Warna CPO (Crade Palm Oil)

Warna minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses pemucatan,
karena asam asam lemak digliserida tidak berwarna.Warna orange atau kuning disebabkan
adanya pigmen karoten yang larut dalam minyak. Warna kuning selain disebabkan oleh adanya
karoten yaitu zat warna alamiah juga dapat terjadi akibat proses absorbsi dalam minyak tidak
jenuh. untuk mencegah hal ini, pada proses umumnya ditambahkan zat anti oksidan sedangkan
minyak kelapa sawit itu sendiri telah mengandung zat anti oksidan walaupun dalam jumlah
sedikit. Bentonit digunakan sebagai agen pemucat pada proses pemurnian minyak inti sawit
berfungsi sebagai adsorbent zat warna yang terikut selama proses pengepresan. Zat warna
tersebut antara lain terdiri dari α-karoten, β-karoten, xanthopil, kloropil dan antosianin. Zatzat
warna tersebut menyebabkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-hijauan dan
kemerah - merahan. Pigmen berwarna kuning disebabkan oleh karoten yang larut didalam
minyak. Karoten (C40H56,Mr=236,9) adalah senyawa hidrokarbon tidak jenuh, larut dalam
minyak, polimer warna jingga kuning, akan terhidrogenasi bersama minyak bila dilakukan
hidrogenasi.

Mekanisme pemucatan adalah terjadinya adsorpsi senyawa pengotor, beta karoten oleh
permukaan bentonite yang sesuai dengan rongga dan pori alumina silica Proses penjernihan
kelapa sawit dengan menggunakan adsorben, pada prinsipnya adalah merupakan proses adsorpsi,
dimana pada umumnya minyak kelapa sawit dipucatkan dengan kombinasi antara adsorben
dengan pemanasan. Pemakaian secara umum pengukuran pada minyak dilakukan dengan
menggunakan alat tintometer. Warna pada minyak dapat diketahui dengan membandingkan
warna contoh dengan warna standar.

Anda mungkin juga menyukai