Anda di halaman 1dari 8

TUGAS RESUME

SUBLIMASI

Mata Kuliah: Kimia Pemisahan

Dosen Pengampu : Dr. Sri Adelila Sari, S.Pd., M.Si.

Disusun Oleh :
NURUL HIDAYAH (4192510007)
KIMIA NK 2019A

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN


ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
1. PENGERTIAN SUBLIMASI
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat ke gas atau dari gas ke padat.
Bila partikel penyusun suatu zat padat diberikan kenaikan suhu melalui pemanasan, maka
partikel tersebut akan berubah fasa [wujud] menjadi gas. Sebaliknya, bila suhu gas
tersebut diturunkan dengan cara kondensasi, maka gas akan segera berubah menjadi
padat. Pada dasarnya sublimasi diterapkan untuk memisahkan suatu zat dari pengotornya
[impurities] sehingga diperoleh zat yang lebih murni,kotoran biasanya akan tertinggal
dalam wadah akibat ketidakmampuannya dalam menyublim. Syarat pemisahan campuran
dengan menggunkan sublimasi adalah partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan
titik didih yang besar, sehingga dapat menghasilkan uap dengan tingkat
kemurnian..yang,,tinggi. Sublimasi juga diartikan sebagai proses perubahan zat dari fasa
padat menjadi uap, kemudian uap tersebut dikondensasi langsung menjadi padat tanpa
melalui fasa cair [fase perantara].

2. PRINSIP KERJA SUBLIMASI


Prinsip kerja sublimasi secara umum [dalam skala industri] adalah memisahkan
zat yang mudah menyublim tersebut dengan sebuah sublimator sehingga menjadi
gas/uap. Gas yang dihasilkan ditampung, lalu didinginkan/dikondensasi kembali.
Sedangkan cara kerja sublimasi secara sederhana [dalam skala laboratorium] adalah zat
yang akan disublimasi dimasukkan dalam cawan/gelas piala untuk keperluan sublimasi,
ditutup dengan gelas arloji , corong/labu berisi air sebagai pendingin , kemudian di
panaskan dengan api kecil pelan-pelan. Zat padat akan menyublim berubah menjadi uap,
sedangkan zat penyampur tetap padat. Uap yang terbentuk karena adanya proses
pendinginan berubah lagi menjadi padat yang menempel pada dinding alat pendingin.
Bila sudah tidak ada lagi zat yang menyublim , dihentikan proses pemanasan dan di
biarkan dingin supaya uap yang terbentuk menyublim semua, kemudian zat yang
terbentuk dikumpulkan untuk diperiksa kemurniannya. Bila kurang murni proses
sublimasi dapat diulang sampai didapatkan zat yang murni.
3. PROSES SUBLIMASI
Diklasifikasikan menjadi 2, yaitu proses sublimasi buatan dan secara alami,
antaralain :
A. Proses Sublimasi Buatan
Proses Sublimasi Buatan merupakan proses sublimasi yang terjadi secara sengaja/paksa,
proses ini dapat terjadi pada skala industri dan skala laboratorium. Berikut ini merupakan
langkah retorika proses sublimasi iodin pada skala laboratorium : Prinsipnya : Iodin diubah
menjadi gas dengan cara memanaskan campuran bersama kotoran. Setelah iodin berubah
menjadi gas, gas akan terperangkap di dalam beaker glass yang atasnya telah ditutup dengan labu
didih sehingga gas iodin tidak keluar. Untuk mengubah wujud iodine yang berupa gas menjadi
padat kembali secara cepat, diperlukan proses pendinginan[kondensasi]. Pendinginan pada
percobaan tersebut dilakukan dengan meletakkan beberapa potong es batu/air dingin di dalam
labu didih. Hasil dari percobaan tersebut adalah adanya kapur barus yang menempel di bagian
bawah labu didih yang berbentuk kerak. Pada akhirnya kotoran [impurities] akan tertinggal di
dasar beaker glass karena tidak dapat menyublim.
B. Proses Sublimasi Secara Alami
Proses Sublimasi Secara Alami merupakan proses sublimasi yang terjadi secara natural
[alami] akibat dari proses alam itu sendiri. Misalnya sublimasi belerang yang terjadi pada kawah-
kawah gunung berapi. Contohnya yakni pada kawah Gunung Ijen (ketinggian 2.386 m),
Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso, Jawa Timur. Kawah ini selalu
melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang
menyengat. Belerang tersebut dihasilkandari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat
dalam asap solfatara [asap yang berasal dari kawah] yang bersuhu sekitar 200 °C. ketika asap
tersebut menuju atmosfer maka udara dingin di pegunungan akan mengkondensasi secara alami
gas yang mengandung belerang. Selanjutnya belerang yang telah padat akan menumpuk di tanah
lalu terkubur secara alami membentuk deposit [endapan] yang dapat berupa batuan padat.
Kemudian akibat adanya erosi [misal karena hujan dan angin] maka batuan belerang ini dapat
muncul separuh bagian maupun seluruhnya dengan wujud visual batuan padat kasar berwarna
kuning pucat. Biasanya deposit belerang ini dimanfaatkan oleh penambang lokal maupun
industri terdekat [misalnya industri karet] melalui penggalian secara langsung.
4. SYARAT PEMISAHAN CAMPURAN DENGAN METODE SUBLIMASI
 Zat padat yang memiliki suhu dan tekanan di bawah T° dan P°, T° dan P° adalah
suhu dan tekanan dimana zat berada dalam keadaan setimbang
 Partikel yang bercampur harus memiliki perbedaan titik didih yang besar sehingga
kita dapat menghasilkan uap dengan tingkat kemurnian yang tinggi

5. RUMUS ENTALPHI SUBLIMASI

∆H sublimasi = ∆H peleburan + ∆H penguapan

6. TUJUAN SUBLIMASI

 Sebagai mendapatkan sebuah zat murni atau zat murni dari campuran yang
disebut pemurnian.
 Untuk menentukan keberadaan dalam sebuah zat dalam sampel analisis
laboratorium.

Mengapa sublimasi dapat terjadi ? dikarenakan sublimasi bisa terjadi apabila tekanan udara
pada zat tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari wujud padat.
Sublimasi juga dapat diartikan sebagai metode pemisahan campuran yang didasarkan pada campuran zat
yang memiliki satu zat yang dapat menyublim (perubahan wujud padat ke gas), sedangkan zat lainnya
tidak dapat menyublim.

7. CONTOH SUBLIMASI

Berikut adalah contoh yang paling umum dari sublimasi:

1. Sublimasi, yang terjadi pada belerang di area aktif kawah gunung berapi.
2. Yodium padat, ketika dipanaskan, menyublimasikan yodium padat ini langsung menjadi
gas yodium ungu.
3. Pisahkan molekul yodium dari campuran.
4. Es kering, gas CO2 yang dibekukan menjadi es padat. Pada suhu kamar atau suhu, es ini
menguap dan membentuk gas CO2, yang biasanya digunakan sebagai efek dalam
produksi film atau bahkan pada pertunjukan panggung, untuk memberikan beberapa
nuansa seperti suasana spektral atau dingin.
5. Salju, kristal salju adalah bentuk kristal padat yang ada di air. Kristal ini sendiri memiliki
permukaan yang sangat tipis karena sangat tipis. Jadi ketika terkena udara, kristal ini
menjadi uap air tanpa melalui proses peleburan.
6. Kamper, terdiri dari senyawa naphthalene dan para-dicioro-benzene, yang mungkin
dalam bentuk gas ketika ditempatkan di ruangan dengan tekanan udara normal atau suhu
dan pada suhu kamar. Seperti yang biasanya kita lihat dan alami ketika kita menggunakan
kapur barus dengan melepasnya dan membiarkannya pada tekanan atau suhu ruangan,
kapur barus mengurangi massa dan akhirnya berkurang. Ini terjadi karena transisi dari
padat ke gas tanpa melalui proses peleburan.
7. Pemisahan es kering atau karbonasi padat dengan air.
8. Es, jika kita mengeluarkan es dari lemari es dan meninggalkannya sebentar, maka Anda
pasti telah melihat uap air dalam bentuk asap putih. Yah, ini adalah peristiwa luhur yang
terjadi di atas es.
9. Padatan arsenik yang dapat disublimasikan saat dipanaskan. Dari bentuk padatannya,
arsenik segera membentuk gas arsenik hitam beracun, yang pertama menandai
pembentukan cairan atau tanpa meleleh.
10. Pisahkan kapur barus dengan zat yang menjadi kontaminan, seperti dicampur dengan
pasir.
11. Isolasi kafein dengan metode sublimasi dari fraksi etil asetat serbuk daun teh hitam.

8. CONTOH SOAL PERHITUNGAN SUBLIMASI


1. Suatu campuran yang terdiri dari zat padat sebesar 10% disaring menggunakan filter
batch. Data filtrat yang dihasilkan sebagai berikut:
Apabila alat filter batch dijalnkan dengan beda tekanan sebesar 250 Pa dan luas area filter
sebesar 0.65 cm2. Nilai resistensi spesifik dan volume filtrat yang diperoleh pada menit
ke 15 adalah …
(Asumsikan kertas saring tidak dapat dimampatkan dan viskositas filtart sebesar
1.33×10−3Nsm-2 )
A. 1.85×108 m-2 dan 2.50 mL
B. 1.20×108 m-2 dan 1.31 mL
C. 1.85×108 m-2 dan 2.62 mL
D. 3.80×108 m-2 dan 3.10 mL
E. 4.15×108 m-2 dan 1. 85 mL
PEMBAHASAN :
plot t/(V/A) dan (V/A)
diperoleh persamaan garis : y = 49.339x + 24.798, R\texttwosuperior{} = 0.9932
berarti, slope = 49.339 dan intersep = 24.798
Slope = μrVc / 2ΔP
49.339 = 1.33×10−3×r×0.1 / 2×250
r = 1.85×108 m-2.
Jadi resistensi spesifiknya adalah 1.85×108 m-2
Dari persamaan regresi t/(V/A) = 49.339(V/A) + 24.798, maka pada 15 menit = 900
detik, diperoleh :
900/(V/A) = 49.339(V/A) + 24.798
jika (V/A) dianggap = x, maka menjadi
900 / x= 49.339x + 24.798
900 = 49.339x2 + 24.798x
49.339x2+24.798x−900=0 (persamaan kuadrat)
diperoleh nilai x1=4.03 dan x2=−4.53, dipilih nilai yang positif, sehingga
x=V/A
4.03=V / 0.65
V = 2.62 cm3
Jadi filtrat yang diperoleh saat penyaringan selama 15 menit diperoleh 2.62 mL.

2. X dan Y adalah dua unsur gas yang dapat membentuk senyawa XY sesuai reaksi:
X2 (g) + Y2 (g) -> 2XY(g) ∆H = a kJ
X2 (g) + Y2 (g) -> 2XY(l) ∆H = b kJ
X2 (g) + Y2(g) -> 2XY(s) ∆H = c kJ
Kalor sublimasi senyawa XY (kJ/mol) pada penurunan temperatur adalah ....
A. ½ (c — a)
B. c — a
C. ½ (a — c)
D. a — c
E. a — b —c
PEMBAHASAN :
Sublimasi adalah perubahan wujud zat dari padat langsung ke keadaan gas atau
sebaliknya tanpa melalui keadaan cair, jadi sublimasi senyawa XY (s) -> XY (g).
Langkah pengerjaan:
1. Persamaan pertama tetap
2. Balik persamaan ketiga, ∆H menjadi negatif
3. Jumlahkan ∆H

X2 (g) + Y2 (g) -> 2XY(g) ∆H = a kJ


2XY(s) -> X2 (g) + Y2(g) ∆H = - c kJ

2XY(s) ) -> 2XY(g) ∆H = (a-c) kJ


Pada reaksi di atas dihasilkan 2 mol XY(g). jadi, untuk 1 mol XY(g) adalah :

XY(s) ) -> XY(g) ∆H = ½ (a-c) kJ


DAFTAR PUSTAKA

http://en.wikipedia.org/wiki/File:Sublimation_apparatus.svg

https://www.edutafsi.com/2016/05/pembahasan-soal-sbmptn-kimia-termokimia.html?m=1

http://www.ilpi.com/inorganic/glassware/sublimator.html

Wilantari,P.D., dkk. 2018. Isolasi Kafein dengan Metode Sublimasi dari Fraksi Etil Asetat
Serbuk Daun Teh Hitam. Jurnal Farmasi Udayana. 7 (2). 53-62.

Wonohardjo,S. 2011. Metode Pemisahan Kimia (Analisis II). Jakarta : Indeks

Anda mungkin juga menyukai