Nanda Agustina
Delaya Pondoki
Alviranda Saia
Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesehatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.
Saya berharap makalah “Penilaian Kecukupan Gizi Dari Hasil Pengukuran Komsumsi Makanan
Pada Individu” bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang di makasud dengan penilaian komsumsi pangan individu
2. Mengetahui metode yang di gunakan dalam melakukan pengukuran komsumsi
makanan individu
3. Mengetahui penilaian komsumsi pangan
4. Mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi komsumsi pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode pengukur an status gizi
secara tidak langsung dengan cara mengukur kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsmsi baik tingkat individu, rumah tangga, dan masyarakat. Metode ini sangat
efektif digunakan untuk melihat tanda awal dari kekurangan gizi. Data pengukuran
konsumsi makanan dapat dipergunakan untuk melengkapai data-data dari peng ukuran
antropometri, biokimia, dan klinis. Hasil pengukuran makanan ini sangat berguna untuk
intervensi program gizi seperti pendidikan gizi dan pedoman pemberian makanan.
Menurut Supariasa et al. (2001) mengatakan bahwa walaupun data survei konsumsi
makanan sering digunakan untuk mengukur sta tus gizi secara tidak langsung, namun
hasinya dapat digunakan se bagai bukti awal terjadinya kekurangan gizi pada seseorang.
Oleh karena itu metode ini sudah umum digunakan oleh hampir semua negara termasuk
penggunaannya di Indonesia. Di Indonesia peng gunaan metode ini sudah banyak
dipakai mulai pada tahun 1970an dan sampai sekarang. Hal ini dapat terlihat pada
penelitian Riset Ke- sehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementeian Kesehatan RI.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh metode survei konsumsi dapatdibagi 2 (dua)
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif umumnya untuk
mengetahui frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi dan mengetahui pola/kebiasaan
makan. Ada 3 metode
a) kualitatifyang digunakan yaitu: Metode frekuensi makan (Food Frequency).\
b) Metode riwayat makan (Dietary History)
c) Metode pendaftaran makanan (Food List)
Metode kuantitatif dipergunakan untuk mengetahui tingkat kon sumsi energi dan zat-
zat gizi baik individu maupun kelompok ma syarakat. Untuk menghitung kecukupan zat
gizi umumnya denganmenggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dan
meng. gunakan program yang telah ada seperti nutri survei. Jenis metode . kuantitatif
yaitu:
Penilaian konsumsi pangan merupakan hal penting dalam penilaian status gizi
dua aspek pokok. Aspek ini diperlukan untuk menilai manfaat dilakukannya survei
pangan adalah pengukuran paling awal yang harus digunakan untuk menilai
Prinsip dari food recall, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam penilaian ini,
diminum selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak responden bangun
pagi sampai istirahat (tidur) malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu
food recall cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
teliti dengan menggunakan alat ukur rumah tangga (URT) seperti sendok,
piring, gelas, potong, dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa
dipergunakan sehari-hari. Akurasi data recall dapat dilihat dari beberapa sudut
besar dan teknik yang benar, akan dihasilkan variabilitas yang rendah
recall estimasi konsumsi individu tidak boleh dilakukan satu kali melainkan
minimal dua hari dengan selang satu hari pengukuran (Gibson, 2005).
sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Dan kekurangan recall antara
terlatih dan terampil menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu
Penilaian ini disebut juga food records atau diary records, yang
responden diminta untuk mencatat semua yang responden makan dan minum
setiap kali sebelum makan dalam URT atau menimbang dalam ukuran berat
konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi
relative murah dan cepat; b) dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar;
c) dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari; d) hasilnya relative lebih akurat.
hari tergantung dari tujuan, dana, dan tenaga yang tersedia. Kelebihan
penilaian ini yaitu data yang diperoleh lebih akurat/teliti. Dan kekurangan
menyatakan bahwa penilaian ini terdiri dari tiga komponen yaitu wawancara,
makanan/minuman khusus.
selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, dan tahun. Selain itu
kekurangannya antara lain : a) tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari;
1) Konsumsi Makanan
konsumsi ditentukan kualitas secara kuantitas hidangan. Kualitas tiap zat gizi
terhadap kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka
tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya yang disebut
kebutuhan dinamakan disebut konsumsi berlebih, maka akan terjadi keadaan gizi
lebih. Sebaliknya, jika konsumsi kurang maka akan seseorang tersebut berpotensi
2) Infeksi
utama kematian pada balita (Moehdji, 2000). Supariasa (2002) menyatakan bahwa
ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus, dan parasite) dengan
kejadian malnutrisi. Penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antara lain
diare, campak, dan batuk rejan. Menurut Moehdji (2000), memburuknya keadaan
gizi balita akibat penyakit infeksi dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya : (1)
turunnya nafsu makan; (2) naiknya metabolisme basal; (3) penyakit infeksi sering
dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kekurangan cairan
dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral dan lainnya. Kaitannya penyakit
1) Ketersediaan Pangan
ketersediaan pangan itu sendiri yang diperoleh baik dari hasil produksi sendiri
maupun pasar atau sumber lain, harga pangan, daya beli keluarga, serta
dibawah lima tahun mencakup dua aspek pokok yaitu pemanfaatan ASI secara
tepat dan benar serta pemberian makanan pendamping ASI, makanan sapihan,
2) Pelayanan Kesehatan
peroleh melalui imunisasi, penyuluhan kesehatan, dan gizi yang baik serta
adanya sarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan lain-
lain.
Menurut Suhardjo (1998), status sosial ekonomi menunjukkan pada orang atau
kelompok yang mempunyai peringkat sama pada satu dimensi stratifikasi, misalnya
tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Sedangkan menurut
Supariasa (2002), faktor sosial ekonomi yang ikut
mempengaruhi ekonomi dan pertumbuhan anak adalah pendidikan, pendapatan
keluarga, pekerjaan, besar keluarga, dan budaya. Faktor tersebut akan berinteraksi
satu dengan yang lain sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi
pada tubuh. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah yang
mengakibatkan pertumbuhan terganggu.
4) Budaya Pangan
negara, atau suatu bangsa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap apa, kapan,
orang dalam memilih pangan. Hal itu juga mempengaruhi jenis pangan apa
(Suhardjo, 2002).
5) Pengetahuan Gizi
dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain (Soekidjo, 2003).
merupakan masalah yang sudah umum. Salah satu sebab masalah kurang gizi
METODE PENELITIAN
3.2 Alat
Adapun alat yang di gunakan :
1. Hanphone
2. Buku
3. Pulpen
4. Masket
5. Handsanitaizer
3.3 Hasil
( Terlampir )
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Ukuran Rumah Tangga (URT)
Ukuran Rumah Tangga (URT) adalah berbagai ukuran yang biasa digunakan oleh
seseorang maupun masyarakat dalam kehidupan sehari hari dalam mengkonsumsi makanan
dan minuman berdasarkan wadah wadah maupun perlengkapan makan dan minum yang
lazim dipergunakan (Widajanti, 2009).
Penggunaan Daftar URT. diketahui bahwa perbedaan berat taksiran dan berat nyata
dalam proses penimbangan URT sebesar 80%. Hal ini menunjukan bahwa banyak berat
taksiran yang sesuai dengan berat nyata. Banyaknya berat taksiran yang sesuai dengan berat
nyata dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
b. Praktikan yang belajar dari kesalahan saat memperkirakan berat taksiran suatu bahan
makanan
Seluruh responden masih berada pada tahap masa remaja yang merupakan masa
terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam pertumbuhan fisik, kognitif, dan
psikososial. Perubahan tersebut tentu mempengaruhi kebutuhan gizi pada masa ini.
Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis serta perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan pada remaja mempengaruhi kebutuhan dan asupan zat gizi (Susetyowati, 2016).
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Metode food recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Jangka waktu minimal yang
dibutuhkan untuk recall 24 jam konsumsi gizi adalah satu hari (dalam kondisi variasi
konsumsi pangan dari hari ke hari tidak beragam).
2. Hasil perhitungan angka kecukupan gizi pada responden diketahui bahwa rata-rata
asupan gizi hasil recall 24 jam termasuk kategori kurang dan belum memenuhi zat gizi
yang dianjurkan.
3. Food Frequency Questionnaire adalah metode untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti
hari, minggu. bulan atau tahun, sehingga dapat diperoleh gambaran pola konsumsi
bahan makanan secara kualitatif. Hasil FFQ (Food Frequency Questionnaire
menunjukkan bahwa bahan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden
sehari-hari adalah nasi sebanyak 3 kali/hari serta telur ayam sebanyak 1-2 kali/hari.
Sedangkan untuk bahan makanan yang jarang dikonsumsi oleh responden adalah pisang
rebus sebanyak 1-2 kali/hari.
5.2 Saran
Mahasiswa atau praktikan diharapkan untuk melakukan praktikum survei konsumsi
gizi dengan serius dan teliti serta dapat memahami langkah langkah pengukuran dengan
baik sebelum memulai praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/8262
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Survey-Konsumsi-
Pangan_SC.pdf
https://www.academia.edu/download/60959465/1235-2497-1-SM_120191020-64871-u2wqsa.pdf
https://www.academia.edu/download/32472710/Tubuh-ideal-sehat.pdf
http://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/view/214
DOKUMENTASI
LAMPIRAN
C) Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 54 kg =1.296 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 54 kg = 43,2 kkal +
1.339,2 kkal
aktivitas = 30 % aktivitas x 1.296 kkal = 11,664 kkal +
1.410,86 kkal
SDA = 8% x 1.410,86 kkal = 112,86kkal +
1.523,72 kkal
Kajuh 2 Sndok 40 gr
Siang 12 : 00 Nasi Nasi 1 centong 95gr
Ayam di ptong bagian
Ayam goreng Paha 80 gr
pahah
Minyak kelapa 3sdm 6 gram
Tumis
Sayur kangkung 2 sendok makan 20 gr
kangkung
Buah Apel Satu buah 100gr
Malam 18 : 00 Nasi Nasi 2 centong 100 gr
Satu
Ikang bakar Satu ekor ikam 90 gr
ekor
Tumis buncis Sup 30gr
Bubur kacang
Pagi 07 : 00 Kacang ijoh 80gr
ijo