Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH

PENILAIAN KECUKUPAN GIZI DARI HASIL PENGUKURAN KOMSUMSI


MAKANAN PADA INDIVIDU

Disusun oleh : Kelompok 2

Nanda Agustina

Delaya Pondoki

Intan Pravety Sultan

Alviranda Saia

Meilin Windia Patuo

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MANADO


JURUSAN GIZI/STGD
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmatnya berupa kesehatan dan pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Saya berharap makalah “Penilaian Kecukupan Gizi Dari Hasil Pengukuran Komsumsi Makanan
Pada Individu” bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, saya
memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga saya sangat mengharapkan
kritik serta saran yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik
lagi.

Manado, 04 Maret 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia membutuhkan makanan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuh.
Kebutuhan zat gizi setiap orang berbeda-beda sesuai dengan umur dan jenis kelamin. Agar
kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi, maka harus mengonsumsi makanan setiap hari sesuai
dengan anjuran gizi. Makanan yang dikonsumsi seseorang dapat diketahui jumlah dan
kandungan zat gizinya dengan cara melakukan penilaian konsumsi makanan atau survei
diet.
Dietary Assessment atau penilaian konsumsi makanan adalah salah satu metode
tidak langsung yang digunakan dalam penentuan status gizi perorangan atau kelompok
dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Secara umum survei konsumsi
makanan dimaksudkan untuk mengetahui kebiasaan makan dan gambaran tingkat
kecukupan bahan makanan dan zat gizi pada tingkat kelompok, rumah tangga dan
perorangan serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap konsumsi makanan tersebut.
Sedangkan secara khusus, dimaksudkan untuk menentukan tingkat kecukupan konsumsi
pangan nasional dan kelompok masyarakat, menentukan status gizi keluarga maupun
individu, sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi.
Berdasarkan jenis data yang diperoleh dapat dihasilkan data yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif. Metode pengukuran konsumsi makanan yang bersifat kualitatif antara
lain : metode frekuensi makanan (food frequency), metode dietary history, metode telepon
dan metode pendaftaran makanan (food list). Sedangkan metode yang bersifat kuantitatif
untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi sehingga dapat dihitung konsumsi
zat gizi dengan menggunakan Daftar Konsumsi Bahan Makanan (DKBM) atau daftar lain
yang diperlukan seperti Daftar Ukuran Rumah Tangga (URT), Daftar Konversi Mentah-
Masak (DKMM) dan Daftar Penyerapan Minyak. Metode pengukuran konsumsi secara
kuantitatif antara lain : metode recall nutrition, perkiraan makanan (estimated food
records), penimbangan makanan (food weighing), metode food account, metode inventaris
(inventory method) dan pencatatan (household food records).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di makasud dengan pengukuran komsumsi makanan ?
2. Metode apa saja yang di gunakan dalam melakukan pengukuran komsumsi
makanan individu ?
3. Apa saja Penilaian Komsusmsi pangan ?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komsumsi pangan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui yang di makasud dengan penilaian komsumsi pangan individu
2. Mengetahui metode yang di gunakan dalam melakukan pengukuran komsumsi
makanan individu
3. Mengetahui penilaian komsumsi pangan
4. Mengetahu faktor-faktor yang mempengaruhi komsumsi pangan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian pengukuran Konsumsi Makanan

Pengukuran konsumsi makanan adalah salah satu metode pengukur an status gizi
secara tidak langsung dengan cara mengukur kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsmsi baik tingkat individu, rumah tangga, dan masyarakat. Metode ini sangat
efektif digunakan untuk melihat tanda awal dari kekurangan gizi. Data pengukuran
konsumsi makanan dapat dipergunakan untuk melengkapai data-data dari peng ukuran
antropometri, biokimia, dan klinis. Hasil pengukuran makanan ini sangat berguna untuk
intervensi program gizi seperti pendidikan gizi dan pedoman pemberian makanan.
Menurut Supariasa et al. (2001) mengatakan bahwa walaupun data survei konsumsi
makanan sering digunakan untuk mengukur sta tus gizi secara tidak langsung, namun
hasinya dapat digunakan se bagai bukti awal terjadinya kekurangan gizi pada seseorang.
Oleh karena itu metode ini sudah umum digunakan oleh hampir semua negara termasuk
penggunaannya di Indonesia. Di Indonesia peng gunaan metode ini sudah banyak
dipakai mulai pada tahun 1970an dan sampai sekarang. Hal ini dapat terlihat pada
penelitian Riset Ke- sehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan oleh Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan Kementeian Kesehatan RI.

2.2 Berdasarkan Jenis Data yang Diperoleh

Berdasarkan jenis data yang diperoleh metode survei konsumsi dapatdibagi 2 (dua)
yaitu metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif umumnya untuk
mengetahui frekuensi bahan makanan yang dikonsumsi dan mengetahui pola/kebiasaan
makan. Ada 3 metode
a) kualitatifyang digunakan yaitu: Metode frekuensi makan (Food Frequency).\
b) Metode riwayat makan (Dietary History)
c) Metode pendaftaran makanan (Food List)
Metode kuantitatif dipergunakan untuk mengetahui tingkat kon sumsi energi dan zat-
zat gizi baik individu maupun kelompok ma syarakat. Untuk menghitung kecukupan zat
gizi umumnya denganmenggunakan daftar komposisi bahan makanan (DKBM) dan
meng. gunakan program yang telah ada seperti nutri survei. Jenis metode . kuantitatif
yaitu:

a) Metode recall 24 jam (Food recall 24 hours)


b) Metode perkiraan makanan (Estimated Food Records)
c) Metode penimbangan makanan (Food Weighing)
d) Metode pencatatan (Food Account)
e) Metode inventaris (Inventory Method)
f) Metode pencatatan (Household Food records)
g) Berdasarkan Sasaran Pengamatan atau Pengguna

2.3 Penilaian Komsusmsi Pangan

Penilaian konsumsi pangan merupakan hal penting dalam penilaian status gizi

individu dan kelompok. Secara umum penilaian status gizi mempertimbangkan

dua aspek pokok. Aspek ini diperlukan untuk menilai manfaat dilakukannya survei

konsumsi. Kedua aspek pokokyang dimaksud adalah tahapan defisiensi dan

metode penilaian. Menurut Gibson (2005), menjelaskan bahwa penilaian konsumsi

pangan adalah pengukuran paling awal yang harus digunakan untuk menilai

tahapan defisiensi gizi. Menurut Supariasa (2002) penilaian konsumsi pangan

dibagi menjadi dua, yaitu :

1) Penilaian Konsumsi Pangan Individu

Penilaian konsumsi pangan untuk individu, antara lain :

(1) Food Recall 24 jam

Prinsip dari food recall, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan
makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam penilaian ini,

responden disuruh menceritakan kembali tentang semua yang dimakan dan

diminum selama 24 jam yang lalu. Biasanya dimulai sejak responden bangun

pagi sampai istirahat (tidur) malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu

saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Hasil

food recall cenderung bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan

data kuantitatif, maka jumlah konsumsi pangan individu ditanyakan secara

teliti dengan menggunakan alat ukur rumah tangga (URT) seperti sendok,

piring, gelas, potong, dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa

dipergunakan sehari-hari. Akurasi data recall dapat dilihat dari beberapa sudut

pandang. Saat data recall ditujukan untuk

mengestimasi konsumsi populasi, maka dengan jumlah sampel yang

besar dan teknik yang benar, akan dihasilkan variabilitas yang rendah

sehingga dapat digunakan hasilnya sebagai estimasi nilai populasi. Namun,

recall estimasi konsumsi individu tidak boleh dilakukan satu kali melainkan

minimal dua hari dengan selang satu hari pengukuran (Gibson, 2005).

Kelebihan recall diantaranya, a) mudah dilaksanakan; b) biaya relative

murah; c) cepat; d) dapat digunakan untuk responden yang buta huruf; e)

dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu

sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Dan kekurangan recall antara

lain : a) tidak dapat dilakukan setiap hari; b) ketepatannya tergantung pada

ingatan responden; c) membutuhkan tenaga yang lebih atau petugas yang

terlatih dan terampil menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu

yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat; d) responden harus diberi

motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian.


(2) Estimated Food Records

Penilaian ini disebut juga food records atau diary records, yang

digunakan untuk mencatat jumlah yang dikonsumsi. Pada penilaian ini

responden diminta untuk mencatat semua yang responden makan dan minum

setiap kali sebelum makan dalam URT atau menimbang dalam ukuran berat

dalam peroide tertentu, termasuk cara persiapan dan pengolahan

makanan /minuman tersebut. Penilaian ini dapat memberikan informasi

konsumsi yang mendekati sebenarnya tentang jumlah energi dan zat gizi

yang dikonsumsi oleh individu. Kelebihan penilaian ini diantaranya : a)

relative murah dan cepat; b) dapat menjangkau sampel dalam jumlah besar;

c) dapat diketahui konsumsi zat gizi sehari; d) hasilnya relative lebih akurat.

Kekurangan penilaian ini antara lain : a) food records terlalu membebani

resonden sehingga menyebabkan responden sering menggan kebiasaan

makannya; b) tidak cocok untuk responden yang buta huruf; c) sangat

tergantung pada kejujuran dan kemampuan responden dalam mencatat dan

memperkirakan jumlah konsumsi.

(3) Penimbangan Makanan (Food Weighing)

Pada penilaian penimbangan makanan, responden atau petugas

menimbang dan mencatat seluruh makanan yang dikonsumsi responden

selama satu hari. Penimbangan makanan ini biasanya berlangsung beberapa

hari tergantung dari tujuan, dana, dan tenaga yang tersedia. Kelebihan

penilaian ini yaitu data yang diperoleh lebih akurat/teliti. Dan kekurangan

penilaian ini diantaranya : a) memerlukan waktu yang cukup; b) mahal; c)

petugas harus terlatih.


(4) Penilaian Riwayat Makan (Dietary History Method)

Penilaian ini bersifat kualitatif karena memberikan gambaran pola

konsumsi berdasarkan pengamatan dalam waktu yang cukup lama (bisa 1

minggu, 1 bulan, 1 tahun). Burke (1997) dalam Supariasa (2002)

menyatakan bahwa penilaian ini terdiri dari tiga komponen yaitu wawancara,

frekuensi makanan, dan pencatatan konsums. Kelebihan penilaian ini

diantaranya : a) biaya murah; b) dapat memberikan gambaran konsumsi

pada periode yang panjang secara kualitatif dan kuantitatif; c) dapat

digunakan di klinik gizi untuk membantu mengatasi masalah kesehatan yang

berhubungan dengan diet pasien. Kekurangan penilaian ini antara lain : a)

terlalu membebani petugas dan responden; b) membutuhkan petugas yang

terlatih; c) tidak cocok untuk survei besar; d) difokuskan untuk

makanan/minuman khusus.

(5) Penilaian Frekuensi Makanan (Food Frequency)

Penilaian frekuensi makanan digunakan untuk memperoleh data

tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi

selama periode tertentu seperti hari, minggu, bulan, dan tahun. Selain itu

penilaian ini dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan

secara kualitatif. Kelebihan penilaian ini diantaranya : a) biaya relative

murah; b) proses penilaian yang sederhana; c) dapat dilakukan sendiri oleh

responden; d) tidak membutuhkan petugas yang terlatih. Sedangkan

kekurangannya antara lain : a) tidak dapat menghitung intake zat gizi sehari;

b) sulit; c) perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis


bahan makanan yang akan masuk dalam daftar.

2.4 Faktor- Faktor Yanga Mempengaruhi Komsumsi Makanan


A. Faktor Langsung

1) Konsumsi Makanan

Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingakatan konsumsi. Tingkat

konsumsi ditentukan kualitas secara kuantitas hidangan. Kualitas tiap zat gizi

terhadap kebutuhan tubuh, baik dari sudut kualitas maupun kuantitasnya, maka

tubuh akan mendapat kondisi kesehatan gizi yang sebaik-baiknya yang disebut

konsumsi adekuat. Jika konsumsi (kualitas maupun kuantitas) makan melebihi

kebutuhan dinamakan disebut konsumsi berlebih, maka akan terjadi keadaan gizi

lebih. Sebaliknya, jika konsumsi kurang maka akan seseorang tersebut berpotensi

mengalami gizi kurang bahkan gizi buruk (Santoso, 2000).

2) Infeksi

Di banyak Negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan penyebab

utama kematian pada balita (Moehdji, 2000). Supariasa (2002) menyatakan bahwa

ada hubungan yang sangat erat antara infeksi (bakteri, virus, dan parasite) dengan

kejadian malnutrisi. Penyakit yang umum terkait dengan masalah gizi antara lain

diare, campak, dan batuk rejan. Menurut Moehdji (2000), memburuknya keadaan

gizi balita akibat penyakit infeksi dikarenakan oleh beberapa hal diantaranya : (1)

turunnya nafsu makan; (2) naiknya metabolisme basal; (3) penyakit infeksi sering

dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kekurangan cairan

dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral dan lainnya. Kaitannya penyakit

infeksi dengan kejadian gizi kurang merupakan hubungan timbal-balik, yaitu

sebab-akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dankeadaan gizi


seseorang yang tidak baik dapat terkena infeksi.

B. Faktor Tidak Langsung

1) Ketersediaan Pangan

Menurut Sukirman (2000), ketersediaan pangan dipengaruhi oleh

ketersediaan pangan itu sendiri yang diperoleh baik dari hasil produksi sendiri

maupun pasar atau sumber lain, harga pangan, daya beli keluarga, serta

pengetahuan tentang gizi dalam kesehatan. Pengaturan makanan anak usia

dibawah lima tahun mencakup dua aspek pokok yaitu pemanfaatan ASI secara

tepat dan benar serta pemberian makanan pendamping ASI, makanan sapihan,

dan makanan setelah usia satu tahun.

2) Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan diartikan sebagai suatu akses dan keterjangkauan

keluar dalam upaya pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan yang di

peroleh melalui imunisasi, penyuluhan kesehatan, dan gizi yang baik serta

adanya sarana kesehatan seperti posyandu, puskesmas, rumah sakit, dan lain-

lain.

3) Status Sosial Ekonomi Keluarga

Menurut Suhardjo (1998), status sosial ekonomi menunjukkan pada orang atau
kelompok yang mempunyai peringkat sama pada satu dimensi stratifikasi, misalnya
tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Sedangkan menurut
Supariasa (2002), faktor sosial ekonomi yang ikut
mempengaruhi ekonomi dan pertumbuhan anak adalah pendidikan, pendapatan
keluarga, pekerjaan, besar keluarga, dan budaya. Faktor tersebut akan berinteraksi
satu dengan yang lain sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi
pada tubuh. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah yang
mengakibatkan pertumbuhan terganggu.

4) Budaya Pangan

Kegiatan budaya suatu keluarga, suatu kelompok, suatu masyarakat, suatu

negara, atau suatu bangsa mempunyai pengaruh yang kuat terhadap apa, kapan,

dan bagaimana penduduk makan. Pola kebudayaan yang berkenaan dengan

suatu masyarakat dan kebiasaan pangan yang mengikuti, berkembangnya arti

pangan, dan penggunaan yang cocok. Pola kebudayaan ini mempengaruhi

orang dalam memilih pangan. Hal itu juga mempengaruhi jenis pangan apa

yang harus diproduksi, bagaimana diolah, disalurkan, disiapkan, dan disajikan

(Suhardjo, 2002).

5) Pengetahuan Gizi

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan diperoleh

dari pengalaman diri sendiri atau pengalaman orang lain (Soekidjo, 2003).

Kurangnya pengetahuan adalah konsepsi kebutuhan pagan dan nilai pangan

merupakan masalah yang sudah umum. Salah satu sebab masalah kurang gizi

yaitu kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kemampuan untuk menerapkan

informasi tersebut dalam kehidupan sehari-hari (Suhardjo, 2003).


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Penelitian

Hari / tanggal : Senin, 01 Maret 2021

Tempat : Kampus Jurusan Gizi

3.2 Alat
Adapun alat yang di gunakan :
1. Hanphone
2. Buku
3. Pulpen
4. Masket
5. Handsanitaizer

3.3 Hasil
( Terlampir )

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Ukuran Rumah Tangga (URT)
Ukuran Rumah Tangga (URT) adalah berbagai ukuran yang biasa digunakan oleh
seseorang maupun masyarakat dalam kehidupan sehari hari dalam mengkonsumsi makanan
dan minuman berdasarkan wadah wadah maupun perlengkapan makan dan minum yang
lazim dipergunakan (Widajanti, 2009).
Penggunaan Daftar URT. diketahui bahwa perbedaan berat taksiran dan berat nyata
dalam proses penimbangan URT sebesar 80%. Hal ini menunjukan bahwa banyak berat
taksiran yang sesuai dengan berat nyata. Banyaknya berat taksiran yang sesuai dengan berat
nyata dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

a Praktikan yang sudah terbiasa menaksirkan bahan makanan

b. Praktikan yang belajar dari kesalahan saat memperkirakan berat taksiran suatu bahan
makanan

4.2 . Tingkat Konsumsi Gizi dan Kecukupan Gizi


Tingkat konsumsi gizi dapat dihitung menggunakan metode recall 24 jam. Metode
ini dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada
masa lalu. Wawancara yang dilakukan sedalam mungkin agar responden dapat
mengungkapkan jenis bahan makanan dan perkiraan jumlah bahan makanan yang
dikonsumsinya beberapa hari yang lalu, Biasanya recall 24 jam ini dilakukan untuk 2-3 hari
yang lalu. Penentuan jumlah hari recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh keragaman jenis
konsumsi antar waktu/tipe responden dalam memperoleh pangan Metode ini sering
digunakan untuk survei konsumsi individu dibanding keluarga. Metode recall 24 jam ini
mempunyai kelemahan dalam tingkat ketelitiannya, karena keterangan keterangan yang
diperoleh adalah hasil ingatan dari responden. Namun kelemahan ini dapat diatasi dengan
memperpanjang waktu survei (misal 2xl hari atau 2x2 hari) dan melatih enumerator
menggali informasi sebanyak mungkin Supariasa, 2016
Menurut "Arasj (2016) untuk survei konsumsi gizi individu lebih disarankan
menggunakan recall 24 jam konsumsi gizi dikarenakan dan sisi kepraktisan dan kevalidan
data masih dapat diperoleh dengan baik selama yang melakukan terlatih. Metode ini cukup
akurat, cepat pelaksanaannya, murah, mudah, dan tidak memerlukan peralatan yang mahal
dan rumit. Ketepatan menyampaikan ukuran rumah tangga (URT) dari pangan yang telah
dikonsumsi oleh responden, serta ketepatan pewawancara untuk menggali semua makanan
dan minuman yang dikonsumsi responden beserta ukuran rumah tangga (URT) (Supariasa,
2016).

Adapun keberhasilan recall 24 jam tergantung pada daya ingat responden.


kemampuan responden memperkirakan porsi atau berat makanan adan minuman yang di
konsumsi, tingkat motivasi responden dan kegigihan pewawancara (Moesijanti, 2011).
Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan Angka Kecukupan Gizi
(AKG) pada usia 19-29 tahun. Berdasarkan hasil perhitungan angka kecukupan gizi pada
responden diketahui bahwa rata rata asupan gizi hasil recall 24 jam termasuk kategori
kurang dan belum memenuhi zat gizi yang dianjurkan. Hasil perhitungan IMT dominan
tergolong normal. Namun, asupan zat gizi perlu ditingkatkan agar dapat mencapai angka
kecukupan gizi yang telah dianjurkan oleh Departemen Kesehatan RI. Bila terjadi
kekurangan asupan gizi secara terus menerus.
dapat menyebabkan penurunan status gizi hingga terjadi KEK atau KEP. Adapun
beberapa faktor penyebab kekurangan gizi remaja antara lain kebiasaan makan yang buruk,
pemahaman gizi yang keliru, dan pengaruh media massa (Supariasa. 2016).
Remaja putri rentan mengalami kurang gizi pada periode puncak tumbuh kembang
yang kedua karena pola makan yang salah. pengaruh dari lingkungan pergaulan (ingin
langsing). Remaja putri yang kurang gizi berakibat pertumbuhannya terganggu. daya tahan
tubuh rendah. kurangnya tingkat intelegensia (kecerdasan). dan produktivitas yang rendah
(Yuniastuti. 2009).

Seluruh responden masih berada pada tahap masa remaja yang merupakan masa
terjadinya perubahan yang berlangsung cepat dalam pertumbuhan fisik, kognitif, dan
psikososial. Perubahan tersebut tentu mempengaruhi kebutuhan gizi pada masa ini.
Pemenuhan kebutuhan zat gizi pada masa remaja perlu diperhatikan untuk mendukung
pertumbuhan dan perkembangan fisik dan psikis serta perubahan gaya hidup dan kebiasaan
makan pada remaja mempengaruhi kebutuhan dan asupan zat gizi (Susetyowati, 2016).

4.3 Tingkat Konsumsi Jenis Makanan yan Beragam

Food Frequency Questionnaire (FFQ) adalah metode untuk memperoleh data


tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode
tertentu seperti hari. minggu, bulan atau tahun. Dengan food frequency dapat diperoleh
gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif. tapi karena periode pengamatan
lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi,
maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi (Supariasa,
2016).
Metode FFQ memiliki keunggulan yaitu cepat, murah dan mudah dilakukan di
lapangan. Keunggulan FFQ yang lain mampu mendeteksi kebiasaan makan masyarakat
dalam jangka panjang dalam waktu yang relatif singkat. Meskipun demikian metode ini
juga memiliki kekurangan yaitu memiliki akurasi relatif rendah di bandingkan metode lain
Kuesioner Frekuensi Pangan, diperoleh hasil rata-rata bahwa bahan makanan yang
paling sering dikonsumsi oleh responden sehari-hari adalah nasi sebanyak 3 kali/hari serta
telur ayam sebanyak 1-2 kali/hari. Sedangkan untuk bahan makanan yang jarang
dikonsumsi oleh responden adalah pisang rebus sebanyak 1-2 kali/hari. Makanan yang
jarang dikonsumsi oleh responden bisa disebabkan oleh ketidaksukaan responden terhadap
jenis bahan makanan tersebut. Adapun bahan makanan yang biasa dikonsumsi biasanya
adalah yang harganya terjangkau.
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Metode food recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan
yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Jangka waktu minimal yang
dibutuhkan untuk recall 24 jam konsumsi gizi adalah satu hari (dalam kondisi variasi
konsumsi pangan dari hari ke hari tidak beragam).
2. Hasil perhitungan angka kecukupan gizi pada responden diketahui bahwa rata-rata
asupan gizi hasil recall 24 jam termasuk kategori kurang dan belum memenuhi zat gizi
yang dianjurkan.
3. Food Frequency Questionnaire adalah metode untuk memperoleh data tentang frekuensi
konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti
hari, minggu. bulan atau tahun, sehingga dapat diperoleh gambaran pola konsumsi
bahan makanan secara kualitatif. Hasil FFQ (Food Frequency Questionnaire
menunjukkan bahwa bahan makanan yang paling sering dikonsumsi oleh responden
sehari-hari adalah nasi sebanyak 3 kali/hari serta telur ayam sebanyak 1-2 kali/hari.
Sedangkan untuk bahan makanan yang jarang dikonsumsi oleh responden adalah pisang
rebus sebanyak 1-2 kali/hari.

5.2 Saran
Mahasiswa atau praktikan diharapkan untuk melakukan praktikum survei konsumsi
gizi dengan serius dan teliti serta dapat memahami langkah langkah pengukuran dengan
baik sebelum memulai praktikum sehingga tidak terjadi kesalahan pengukuran.

DAFTAR PUSTAKA

https://jurnal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/8262
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2018/09/Survey-Konsumsi-
Pangan_SC.pdf

https://www.academia.edu/download/60959465/1235-2497-1-SM_120191020-64871-u2wqsa.pdf

https://www.academia.edu/download/32472710/Tubuh-ideal-sehat.pdf

http://ejournal.persagi.org/index.php/Gizi_Indon/article/view/214
DOKUMENTASI
LAMPIRAN

Data kebutuhan asupan GIZI kelompok 2beserta tabelrecaal 24 jam :

1. Nama : Nanda Agustina


Umur : 20 Tahun
TB : 147 cm
BB : 80 kg

a. Penilaian Status Gizi


IMT = BB/TB2
IMT = 37,03 kg/m2
( memiliki zat gizi obesitas )

b. Berat Badan Ideal


BBI = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB-100 )
BBI = 42,3 KG
c. Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 42,3 kg = 1015,2 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 42,3 kg = 33, 84 kkal +
1049,04 kkal
aktivitas = 30 % aktivitas x 1049,04 kkal = 314,71 kkal +
1363, 75 kkal
SDA = 8% x 1363,75 kkal = 109,1 kkal +
1472,85 kkal

d. Keb. Zat Gizi Makro


 P = 10 % x 1472,85 kkal : 4 = 36,82 gr
 L = 25 % x 1472,85 kkal : 9 = 40,91 gr
 KH = 65 % x 1472,85 kkal : 4 = 239,33 gr

e. Keb. Zat Gizi Mikro


 Vit. A = 317,25 RE Iodium = 79,31 mg
 Vit. D = 7,93 mg seng = 4.23 mg
 Vit. E =7,93 mg Selenium = 12,69 mg
 Vit. K =2, 90 mg mangan = 0,95 mg
 Vit. B12 = 2,11 mg Fluor = 1,58 mg
 Vit. C = 39,65 mg Magnesium = 174, 48 mg
 Kalsium = 528,75 mg Besi = 9,51 mg
 Fosfor = 105,75 mg

Waktu Jam Menu Bahan Penyusun URT Gram


Makan
Pagi 07 : 00 Sandwich telur Roti tawar / gandum 2 lembar 80 gr
Telur ayam 1 butir 60 gr
Minyak kelapa 2 sdm 5 gram
Siang 12 : 00 Nasi nasi 2 centong 100 gr
Ikan tongkol ( bagian
Ikan sous ½ ekor 70 gr
ekor )
Minyak kelapa 2 sdm 5 gram
Tumis
Sayur kangkung 2 sendok makan 20 gr
kangkung
Buah Semnagka 1 potong besar 80 gr
Malam 18 : 00 Nasi nasi 2 centong 100 gr
Ayam rica- Daging Ayam bagaian
1 potong 70 gr
rica paha utuh
Tumis labu 2 potong labu
Labu siam 50 gr
siam ukuran sedang
Pagi 07 : 00 Telur rebus Telur ayam 2 butir 120 gr

Bahan Penyusun URT Gram E (kkal ) P ( gr ) L ( gr ) KH ( gr )


Roti tawar / gandum 2 lembar 80 gr 198,40 6,40 0,96 40,00
Telur ayam 1 butir 60 gr 97,80 7,68 6,90 0,42
Minyak kelapa 2 sdm 5 gr 45,10 0,00 5,00 0,00
Nasi 2 centong 100 gr 178,00 2,10 0,10 40,60
Ikan tongkol ( bagian
½ ekor 70 gr 70,00 9,59 1,05 5,60
ekor )
Minyak kelapa 2 sdm 5 gr 45,10 0,00 5,00 0,00
2 sendok
Sayur kangkung 20 gr 5,80 0,60 0,06 1,08
makan
1 potong
Semangka 80 gr 22,40 0,40 0,16 5,52
besar
Nasi 2 centong 100 gr 178,00 2,10 0,10 40,60
Daging Ayam bagaian
1 potong 70 gr 211,40 12,74 17,50 0,00
paha utuh
1 buah labu
Labu siam 50 gr 13,00 0,30 0,05 0,35
ukuran kecil
Telur ayam 2 butir 120 gr 195,6 15,36 13,8 0,84
Total 1260,6 57,27 50,68 138,01

2. Nama : Delaya Pondoki


Umur : 19 Tahun
TB : 160 cm
BB : 49 kg

A) Penilaian Status Gizi


IMT = BB/TB2
IMT = 19,14 kg/m2
( memiliki zat gizi Normal )

B) Berat Badan Ideal


BBI = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB-100 )
BBI = 54 KG

C) Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 54 kg =1.296 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 54 kg = 43,2 kkal +
1.339,2 kkal
aktivitas = 30 % aktivitas x 1.296 kkal = 11,664 kkal +
1.410,86 kkal
SDA = 8% x 1.410,86 kkal = 112,86kkal +
1.523,72 kkal

D) Keb. Zat Gizi Makro


 P = 10 % x 1523,72 kkal : 4 = 38,09 gr
 L = 25 % x 1523,72 kkal : 9 = 42,32 gr
 KH = 65 % x 1523,72 kkal : 4 = 247,60 gr

E) Keb. Zat Gizi Mikro


 Vit. A = 661,22 RE Iodium = 165,3 mg
 Vit. D = 16,53mg seng = 8,816 mg
 Vit. E =16,53 mg Selenium = 26,44 mg
 Vit. K = 6,06 mg mangan = 1.983 mg
 Vit. B12 = 4,408 mg Fluor = 3,306 mg
 Vit. C = 82,65 mg
 Kalsium =1,102,04 mg Fosfor = 220,40 mg
 Magnesium = 363,673 mg
 Besi = 19,83 mg

Waktu jam Menu Bahan URT Gra E P(gr) L (gr) KH


makan makan Penyusun m (kka
l)
Pagi 06.30 Roti manis Roti manis 2 buah 150 372 12 1,8 75

Teh manis Gula 2 sdm 20 71,2 3,90 0,14 13,56


0
Siang 12.00 Nasi Nasi 2 centong 100 360, 6,80 0,70 78,90
00
ikan goreng Ikan 1 ptng sdng 60 61,8 13,20 0,60 0,00
kembung kembung 0
Minyak 2 sdm 5 45,1 0,00 5,00 0,00
kelapa 0
Tempe tempe 1 ptg sedang 25 35,5 2,75 0,63 0,60
penyet 0
Minyak 2 sdm 5 45,1 0,00 5,00 0,00
kelapa 0
Cemilan 15.00 Salad buah apel 1 bh sedng 120 69,6 0,36 0,48 17,88
jeruk 1 bh sdng 100 45,0 0,90 0,20 11,20
0
anggur 10 buah 120 36 0,6 7,44 8,16
alpukat 1 buah 130 110, 1,17 8,45 10,01
5
Malam Nasi nasi 2 centong 100 360, 6,80 0,70 78,90
00
Telur ceplok Telur ayam 1 butr 60 97,8 7,68 6,90 0,42
0
Minyak 2 sdm 5 45,1 0,00 5,00 0,00
kelapa 0
Jus buah jeruk 1 buah sedang 100 45,0 0,90 0,20 11,20
jeruk 0
Pagi 07.00 Jus jeruk jeruk 1 buah sedang 100 45,0 0,90 0,20 11,20
0
TOTAL 1.76 57,96 43,44 317,03
4,1

3. Nama : Intan Pravety Sultan


Umur : 19 Tahun
TB : 155 cm
BB : 50 kg

A) Penilaian Status Gizi


IMT = BB/TB2
IMT = 20,83 kg/m2
( normal )

B) Berat Badan Ideal


BBI = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB-100 )
BBI = 49,5 KG
C) Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 49,5 kg = 1.188 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 49,5 kg = 39,6 kkal -
1.148,4 kkal
aktivitas = 50 % aktivitas x 1.148,4 kkal = 574,2 kkal +
1.722,2 kkal
SDA = 8% x 1.148,4 kkal = 2.296,8 kkal

D) Keb. Zat Gizi Makro


 P = 10 % x = 2.296,8 kkal : 4 = 57,42 gr
 L = 25 % x = 2.296,8 kkal : 9 = 63,8 gr
 KH = 65 % x = 2.296,8 kkal : 4 = 373,23 gr

E) Keb. Zat Gizi Mikro


 Vit A = 594 RE Lodium = 148,5 mg
 vit D = 14,85 mg fosfor = 693 mg
 Vit E = 14,85 mg vit E = 14,85 mg
 Kalsium = 990 mg Magnesium = 326,7 mg
 Vit K = 54,45 mg Besi2 = 17,82 mg
 Vit B12 = 3,96 mg
 Seng3 = 7,92mg
 Vit C = 74,25 mg
 Seng3 = 7,92 mg
 Selenium = 23,76 mcg
 Mangan = 1,78 mg
 Flour = 2,97 mg

Waktu Jam Menu Bahan Penyusun URT Gram


Makan
Sandwich
Pagi 07 : 00 Roti tawar / gandum 2 lembar 80 gr
ayam
Ayam 60 gr
Minyak kelapa 2 sdm 5 gram
Siang 12 : 00 Nasi Beras 1 centong 50 gr
Ikan bakar Ikan tongkol ½ ekor 70 gr
Minyak kelapa 1 sdm 2 ½ gram
Tumis labu Sayur labu 6 sendok makan 60 gr
Buah Semnagka 1 potong besar 80 gr
- 50 gr
- 60 gr
- Kentang
- 30 gr
- Wortel
- 60 gr
Malam 18 : 00 Sup special - Jagung
- 20 gr
- Telur
- Kol

Bahan Penyusun URT Gram E (kkal ) P ( gr ) L ( gr ) KH ( gr )


Roti tawar / gandum 2 lembar 80 gr 198,40 6,40 0,96 40,00
Ayam 1 butir 60 gr 181,20 10,92 15,00 0,00
Minyak kelapa 2 sdm 5 gr
Nasi 1 centong 50 gr 89,00 1,05 0,005 20,30
Ikan tongkol ½ ekor 70 gr 79,10 11,90 315,00 0,00
Minyak kelapa 2 sdm 5 gr 45,10 0,00 5,00 0,00
Sayur Labu 1 buah 60 gr 17,40 0,66 0,18 3,96
1 potong
Semangka 80 gr 22,40 0,40 0,16 5,52=
besar
- Kentang
- 50 gr
- Wortel 41.50 1,00 0,05 9,55
- 60 gr
- Jagung 11,40 0,54 0,06 2,52
- 30 gr
- Telur 42,00 1,41 0,39 993
- 60 gr
- Kol 97,80 7,68 6.90 0,42
- 20 gr
4,80 0,28 0,04 1,06

4. Nama : Milin windia patuwo


Umur : 19 Tahun
TB : 149 cm
BB : 47 kg

A) Penilaian Status Gizi


IMT = BB/TB2
IMT = 21,3 kg/m2
( normal )
B) Berat Badan Ideal
BBI = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB-100 )
BBI = 44,1 KG
C) Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 44,1 kg = 1.058,4 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 44,1 kg = 35,28 kkal -
1.023,1 kkal
aktivitas = 50 % aktivitas x 1.023,1 kkal = 306,93 kkal +
1.330,03 kkal
SDA = 8% x 1.023,1 kkal = 1.436,4 kkal

D) Keb. Zat Gizi Makro


 P = 10 % x = 2.296,8 kkal : 4 = 35,91 gr
 L = 25 % x = 2.296,8 kkal : 9 = 39,9 gr
 KH = 65 % x = 2.296,8 kkal : 4 = 233,41 gr

E) Keb. Zat Gizi Mikro


 Vit A = 562,9 RE Mangan = 1,6 mg
 Lodium = 140,7 mcg flour = 2,8 mg
 vit D = 14 mg
 fosfor = 656,8 mg
 Vit E = 14 mg
 Kalsium = 938,2 mg
 Magnesium = 309,6 mg
 Vit K = 51,6 mg
 Besi 2
= 16,8 mg
 Vit B12 = 3,7 mg
 Seng 3
= 7,5 mg
 Vit C = 70,3 mg
 Seng 3
= 7,5 mg
 Selenium = 22,5 mcg

Waktu jam Menu Bahan URT gram E(kkal) P(gr) L(gr) KH


makan penyususn
Pagi 07.00 Roti manis Roti manis 2 buah 150 372 12 1,8 75
Susu bubuk Susu 4 sdm 40 203,60 9,84 12,00 15,28
Siang 12.00 nasi nasi 3 centong 150 540 10,2 1,05 118,35
Ikan bandeng Ikan bandeng 1 ptg badan 50 64,50 10,00 2,40 0,00
kuah
Tumis Kacang 3 sdm 45 19,80 1,22 014 3,51
Kacang pnajang
panjang
Minyak 2 sdm 5 45,10 0,00 5,00 0,00
kelapa
Cemilan 15.00 kopi Gula pasir 2 sdm 20 75,20 0,00 0,00 18,80
Kopi bubuk kopi 1 sdt 10 35,70 1,74 0,13 8,90
Malam 19.00 Nasi nasi 3 centong 150 540 10,2 1,05 118,35
Ikan Ikan kembung 1 ekor 60 61,80 13,20 0,60 0,00
kembung sedang
goreng
Minyak 2 sdm 5 45,10 0,00 5,00 0,00
kelapa
TOTAL 2.002.8 68,4 29,17 358,19

5. Nama : Alfiranda saia


Umur : 20 Tahun
TB : 162 cm
BB : 46 kg

a. Penilaian Status Gizi


IMT = BB/TB2
IMT = 1.77 kg/m2
( normal )

b. Berat Badan Ideal


BBI = ( TB – 100 ) – ( 10 % ( TB-100 )
BBI = 55,8KG
c. Kebutuhan energi
BMR = 1 kkal x 24 jam x 42,3 kg = 1,339 kkal
k. tidur = 10 % x 8 jam x 42,3 kg = 444 kkal +
1,783 kkal
aktivitas = 30 % aktivitas x 1,783kkal = 168,25 kkal +
18,635 kkal
SDA = 8% x 1363,75 kkal = 35,487kkal +
112,542 kkal

d. Keb. Zat Gizi Makro


 P = 10 % x 112,542 kkal : 4 = 28,13gr
 L = 25 % x 112,542kkal : 9 = 22, 00 gr
 KH = 65 % x 112,542 kkal : 4 = 18,28 gr

e. Keb. Zat Gizi Mikro
 Vit. A = 594 RE Iodium = 14,85mg
 Vit. D = 1,485 mg seng = 178 mg
 Vit. E =1,72 mg Selenium = 7.95mg
 Vit. K =54,45 mg mangan = 27.76 mg
 Vit. B12 = 369 mg Fluor = 97.7 mg
 Vit. C = 42,75mg
 Kalsium = 74,25 mg
 Fosfor = 105,75 mg
 Magnesium = 603 mg
 Besi = 32,67mg

Waktu Jam Menu Bahan Penyusun URT Gram


Makan
Pagi 07 : 00 Roti bakar Roti tawar 2 lembar 75 gr
Susuh 30 gr

Kajuh 2 Sndok 40 gr
Siang 12 : 00 Nasi Nasi 1 centong 95gr
Ayam di ptong bagian
Ayam goreng Paha 80 gr
pahah
Minyak kelapa 3sdm 6 gram
Tumis
Sayur kangkung 2 sendok makan 20 gr
kangkung
Buah Apel Satu buah 100gr
Malam 18 : 00 Nasi Nasi 2 centong 100 gr
Satu
Ikang bakar Satu ekor ikam 90 gr
ekor
Tumis buncis Sup 30gr
Bubur kacang
Pagi 07 : 00 Kacang ijoh 80gr
ijo

Bahan Penyusun URT Gram E (kkal ) P ( gr ) L ( gr ) KH ( gr )


Roti tawar 2 lembar 80 gr 198,40 6,40 0,96 40,00
Susu 2sndok 30 gr 100.80 2.46 3.00 16 .50
Minyak kelapa 3 sdm 15 gr 130.50 0.00 14.70 0.00
Nasi 2 centong 100 gr 359.00 7.90 0.90 77.60
Satu ptong
ayam 80gr 241.80 14.58 20.00 0.00
paha
Minyak kelapa 3 sdm 5 gr 45,10 0,00 5,00 0,00
Sayur buncis 1 sdm 25gr 8.75 0.60 0.05 1.93
1
Apel 1buah apel 100 gr 58.00 0.30 0.40
4.90
Nasi 2 centong 100 gr 362.00 7.70 4.40 73.00
Ikan 1 potong 75 gr 69.00 15.00 0.53 0,00
1 Ikat
Kangkung 50 gr 13,00 0,30 0,05 0,35
kangkung
Kacang ijo 70 gr 200.20 21.14 40.41 21.07
Total 128,944 8,853 9,494 2,107

Anda mungkin juga menyukai