Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sanitasi lingkungan merupakan suatu keadaaan lingkungan yang
melingkupi di dalamnya adalah sarana pembuangan tempat sampah,
penyediaan air bersih dan sebagainya. Sedangkan saat mencakup dalam
bagian pondok pesantren, maka sanitasi pondok pesantren adalah suatu usaha
pengendalian atau pengawasan terhadap faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, kesehatan dan kelangsungan hidup
manusia yang ditimbulkan oleh pondok pesantren sebagai tempat menimbah
Ilmu Agama untuk para santri (Adriansyah, 2017).
Pesantren merupakan suatu tempat yang tersedia untuk para santri dalam
menerima pelajaran-pelajaran agama Islam sekaligus tempat berkumpul dan
tempat tinggalnya (Qomar, 2007). Pondok pesantren sekaligus panti asuhan
yang dijadikan obyek penelitian ini adalah Pesantren salaf yakni lembaga
pesantren yang mempertahankan pengajaran kitab-kitab Islam klasik (Salaf)
sebagai inti pendidikan (Zamakhsyari Dhofier).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeskripsikan sanitasi
lingkungan sebagai usaha untuk selalu menjaga higienitas atau kebersihan.
Tujuan sanitasi lingkungan ini adalah mencegah terjadinya penyakit dan
masalah kesehatan lain yang berhubungan dengan kondisi lingkungan.
Upaya sanitasi dasar meliputi sarana pembuangan kotoran manusia, sarana
pembuangan sampah, saluran pembuangan air limbah, dan penyediaan air
bersih. Sarana pembuangan kotoran manusia atau yang biasa disebut jamban
harus mampu dimiliki dari tiap keluarga yang berusaha melakukan
pengendalin untuk lingkungan yang terawat atau bersih dan sehat apalagi di
era pandemi seperti sekarang ini kondisi sanitasi lingkungan sangatlah
penting untuk dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit. (Sidhi et
al., 2016) dalam penelitian (Sudirman, 2018).

1
Selain sanitasi lingkungan, PHBS (Pola Hidup Bersih dan Sehat) juga
harus diterapkan pada masing-masing santri. Menurut Kementerian
Kesehatan, PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan karena
kesadaran pribadi sehingga keluarga dan seluruh anggotanya mampu
menolong diri sendiri pada bidang kesehatan serta memiliki peran aktif dalam
aktivitas masyarakat. PHBS adalah sebuah rekayasa sosial yang bertujuan
menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat sebagai agen perubahan
agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari – hari dengan tujuan
hidup bersih dan sehat.
Pada tahun 2019, telah menyebar suatu virus yang disebut sebagai corona
virus. Corona virus ini menyebabkan penyakit yang terjadi pada hewan dan
manusia. Virus ini dapat menyebar dan menginfeksi pada saluran pernafasan
manusia. Gejala bisa berupa batuk, pilek hingga mencapai pada masalah yang
serius seperti adanya MERS (Middle East Respiratory) dan SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome. Ini merupakan virus baru dan merupakan jenis
penyakit yang sebelumnya tidak dikenal sebelum adanya wabah virus di
Wuhan, Tiongkok yang terjadi sekitar Bulan Desember tahun 2019 lalu
(WHO, 2019). Novel corona virus (2019-nCoV) merupakan virus mematikan
sepanjang sejarah di dunia yang dapat menyebabkan coronavirus disease
2019 (COVID-19). Virus ini menyebar ke berbagai belahan penjuru dunia
dan dengan mudah menular serta memakan banyak korban meninggal dunia.
Virus ini dapat menyebar dan menular pada orang lain. Cara penyebaran
virus Corona / COVID-19 adalah melalui tetesan air liur (droplets) atau
muntah (fomites) dari seseorang yang terjangkit virus Corona dalam kontak
dekat tanpa pelindung. Virus Corona juga dapat menular pada saat penderita
mengalami batuk ataupun pada saat mengeluarkan nafasnya. Percikan /
droplets yang jatuh akan terhirup pada orang lain akhirnya dapat
mengakibatkan orang tersebut tertular virus Covid-19. Oleh karena itu
penerapan protokol kesehatan sangatlah penting diterapkan pada tempat-
tempat umum, terutama tempat yang ramai dikunjungi orang seperti pasar,

2
pusat kebugaran, asrama, pondok pesantren, tempat beribadah, restoran, dan
masih banyak lagi (Kepmenkes RI NO. Hk.01.07/MENKES/382/2020).
Indonesia sudah menjadi negara yang rentan terhadap penularan virus
COVID-19 dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut dapat dilihat
dari berbagai indikator dalam masyarakat, diantaranya rendahnya
pengetahuan masyarakat terhadap protokol kesehatan sehingga masih banyak
yang melanggar protokol kesehatan seperti contoh tidak melakukan cuci
tangan sesuai dengan aturan yang dianjurkan, rendahnya kesadaran
masyarakat betapa pentingnya kebersihan diri di era pandemi seperti sekarang
ini. Setiap orang punya tingkat kerentanan terhadap penyebaran virus. Hanya
saja terdapat kelompok orang yang memiliki resiko yang lebih tinggi dalam
penularan virus seperti di Pondok pesantren. Dimana rata-rata penghuni
pondok pesantren adalah anak-anak, dan remaja yang sangat rentan dan
memiliki potensi tinggi tertular virus COVID-19. Ditambah lagi dengan
jumlah penghuni yang padat yang tinggal dalam satu bangunan pondok
pesantren. Tidur berdampingan, mengunakan handuk yang sama secara
bergantian, lingkungan pondok yang lembab dan memiliki sanitasi
lingkungan yang buruk menjadi faktor tersebarnya virus COVID-19.
World Health Organization (WHO) menyerukan keberbagai negara untuk
berkolaborasi untuk menerapkan protokol kesehatan khusus untuk
pencegahan COVID-19. Dengan diterapkannya protokol kesehatan,
diharapkan mampu mencegah penyebaran virus COVID-19. Misalnya dengan
menjaga jarak minimal adalah 1 meter dari orang yang sudah terjangkit
(WHO, 2019). Mengingat penularan virus COVID-19 sangatlah cepat, maka
pemerintah membuat kebijakan-kebijakan yang dapat mengantisipasi dan
mencegah penularan virus dalam kehidupan sehari-hari yang semakin hari
semakin bertambah, serta membuat batasan terhadap semua kegiatan yang
dilakukan.
Menurut WHO 2019, untuk mengurangi resiko terjadinya
infeksi/penyebaran virus COVID-19, kita dapat melakukan beberapa hal
diantaranya rajin mencuci tangan dengan sabun antibakteri dan air mengalir,

3
menggunakan handsanitizer (antiseptik) apabila tidak ada air di lingkungan
sekitar, menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain terutama orang
yang sedang batuk-batuk, bersin, memastikan tangan dalam keadaan bersih
saat menyentuh mata, hidung, dan mulut, memastikan bahwa orang sekitar
jika batuk atau bersin sudah sesuai dengan etika, melakukan isolasi diri jika
merasa badan atau tubuh kurang sehat, selalu mengikuti informasi terbaru
tentang hotspot covid -19 (WHO, 2019).
Penerapan protokol kesehatan penting dilakukan di era new normal saat
ini. Mahasiswa merupakan kelompok usia muda yang berpotensi menularkan
virus korona bahkan tanpa menunjukkan gejala sekalipun. Jumlah positif
COVID-19 di Indonesia pada era new normal per tanggal 07 Desember 2020
adalah 581.550 kasus. New normal merupakan suatu kegiatan atau fase
dimana seseorang mengalami perubahan perilaku pada saat pandemi COVID-
19, dimana manusia akan membatasi segala bentuk sentuhan fisik dan
cenderung akan lebih membatasi sentuhan dengan individu yang lainnya serta
harus menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang ada. Apabila
terdapat pengabaian penerapan protokol kesehatan, maka akan memperbesar
peluang penyebaran virus COVID-19 dan menambah kasus orang terinfeksi
virus COVID-19.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Magetan, pasien sembuh sebanyak 42 orang. Sedangkan kasus terkonfirmasi
covid-19 sejumlah 8 orang, serta 3 orang meninggal dunia. Secara
keseluruhan, kasus terkonfirmasi covid-19 per tanggal 8 Maret 2021 adalah
2703 kasus. Dimana 2322 orang telah sembuh. Kemudian, 174 orang masih
dalam pemantauan, dan 207 orang meninggal dunia. Sedangkan untuk suspect
ada 82 orang dalam pemantauan, dan 3 orang berstatus probable.
Mengingat Ponpes Al Fatah di Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten
Magetan, Jawa Timur, menjadi klaster penyebaran virus corona. Kasus ini
muncul setelah Malaysia mengkonfirmasi sebanyak 43 orang santri yang
pulang dari belajar di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Fatah Temboro Magetan
positif terinfeksi virus corona Covid-19. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi

4
Lampung menyatakan, lima dari 16 pasien yang terkonfirmasi positif Covid-
19 terinfeksi dari Klaster Temboro, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.
Menurut Kepala Dinkes Lampung Reihana di Kota Bandarlampung, Senin
(18/5) bahwa Klaster Temboro menyumbang lima dari 16 pasien tambahan
positif Covid-19, yakni Pasien 71, 75, 76, 77, dan 79. Sehingga total kini
jumlah kasus virus corona di Lampung berjumlah 83.
Salah satu pondok pesantren di Magetan dengan penghuni terbanyak yaitu
Yayasan Ponpes Miftahul Nurul Huda Joso Panekan Magetan yang
merupakan lembaga pendidikan Islam berbasis masyarakat dimana ±335
santri tinggal di pesantren tersebut tentunya harus mendapatkan pelayanan
kesehatan dan sanitasi yang baik sesuai dengan protokol kesehatan ponpes
yang berlaku agar tercipta lingkungan ponpes yang aman, bersih, dan higienis
sehingga santri terhindar dari virus COVID-19.
Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan betapa pentingnya kondisi
sanitasi lingkungan dan penerapan protokol kesehatan covid-19 di era
pandemi agar terhindar dari berbagai macam penyakit berbasis lingkungan.
Sehingga tercipta lingkungan yang bersih, sehat, serta agar terhindar dari
penyakit.. Karena tinggal bersama dengan sekelompok orang di dalam
pesantren menjadi faktor risiko tertularnya virus COVID-19. (Yasmin)
Pada penelitian Rosmila (2013) disimpulkan bahwa sanitasi lingkungan
pesantren masih tergolong kurang baik, dimana kebersihan dapur dan kamar
tidur santri tidak terpelihara dengan baik selain itu juga tidak terdapatnya
SPAL sehingga air limbah merembes kemana-mana. sedangkan untuk
perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan) personal hygiene di pondok
pesantren darul Abrar dikategorikan baik.dan untuk aturan sekolah yang
diterapkan di pesantren Darul Abrar yang pernah mendapat penyuluhan
tentang pentingnya personal hygiene hanya sekitar 26,8%, namun santri yang
pernah mendapatkan peringatan dari ustadz jika tidak melakukan personal
hygiene sekitar 78,0%, sementara itu para santri juga biasanya mendapat
sanksi jika tidak menjaga kebersihan mereka.Berdasarkan riwayat penyakit

5
kulit yang diderita oleh santri yaitu, dari 41 santri hanya 8 santri yang pernah
terjangkit penyakit kulit.
Pada hasil penelitian Hamzah, menunjukkan bahwa pengetahuan yang
baik dapat berpengaruh terhadap sikap seseorang (38). Apabila pengetahuan
seseorang itu baik maka orang tersebut cenderung akan bersikap positif.
Artinya jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik betapa pentingnya
pencegahan penularan virus COVID-19, maka orang tersebut akan melakukan
kegiatan positif dengan cara mematuhi protokol kesehatan sesuai dengan
peraturan.
Pada penelitian Supriadi, dkk (2016) disimpulkan bahwa Penerapan
Hygiene dan Sanitasi pada pondok Pesantren As,ad masih rendah dan
pengetahuan santri tentang Hygiene dan Sanitasi pada Pondok pesantren
rendah. Hal ini dibuktikan dengan permasalahan kesehatan yang timbul di
ponpes seperti sampah yang berserakan di lingkungan pesantren, kasur tidak
dijemur, bak mandi jarang di kuras, di lapangan pesantren berdebu dan
banyak sampah, dan masih banyak lagi.
Pada penelitian Arnaz Anggoro Saputro, dkk (tahun) disimpulkan
bahwa sebagian besar masyarakat telah menerapkan beberapa protokol
kesehatan seperti memakai masker, menerapkan social distancing atau
physical distancing serta menerapkan etika batuk dan bersin dengan baik.
Namun penerapan protokol kesehatan seperti menjaga kebersihan tangan
belum terlaksana dengan baik. 52,3 persen dan 56,9 persen partisipan tidak
mencuci tangan sebelum makan dan tidak membawa hand sanitizer saat
bepergian sebagai bentuk perlindungan diri.
Dari latar belakang di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kondisi
sanitasi sangatlah penting bagi kesehatan penghuni ponpes ditambah lagi di
era pandemi covid-19 seperti sekarang ini, protokol kesehatan juga sangatlah
penting dilakukan di lingkungan ponpes. Itulah sebabnya penulis tertarik
untuk meneliti Studi Tentang Kondisi Sanitasi Serta Penerapan Protokol
Kesehatan di Pondok Pesantren Salafiyah Miftahu Nurul Huda Kecamatan
Panekan, Kabupaten Magetan Tahun 2021.

6
B. Identifikasi Masalah
1. Kondisi sanitasi ponpes yang buruk.
2. Penyediaan fasilitas sanitasi yang menunjang protokol kesehatan yang
belum tersedia atau tidak dapat berfungsi dengan semestinya.
3. Secara keseluruhan, kasus terkonfirmasi covid-19 per tanggal 8 Maret
2021 adalah 2703 kasus. Dimana 2322 orang telah sembuh. Kemudian,
174 orang masih dalam pemantauan, dan 207 orang meninggal dunia.
4. Adanya klaster baru penyebaran virus corona di Ponpes Al Fatah di
Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dimana
ponpes tersebut menjadi penyumbang kasus tertinggi.

C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah peneliti batasi pada penyediaan air bersih, sarana
pembuangan kotoran manusia, pembuangan air limbah, pengelolaan sampah,
sarana tempat cuci tangan, dan penerapan protokol kesehatan di Ponpes
Salafiyah Miftahu Nurul Huda Magetan tahun 2021.

D. Perumusan Masalah
Bagaimana kondisi sanitasi ponpes serta penerapan protokol kesehatan covid-
19 di Pondok Salafiyah Miftahu Nurul Huda Kec.Panekan, Kab. Magetan?

E. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui kondisi sanitasi ponpes dan untuk mengetahui
penerapan protokol kesehatan di Ponpes Salafiyah Miftahu Nurul Huda
Kec.Panekan, Kab. Magetan Tahun 2021.
2. Tujuan Khusus
a. Menilai kondisi sanitasi di Ponpes Salafiyah Miftahu Nurul Huda
Kec.Panekan, Kab. Magetan tahun 2021.

7
b. Menilai fasilitas sanitasi yang menunjang protokol kesehatan di
Ponpes Salafiyah Miftahu Nurul Huda Kec.Panekan, Kab. Magetan
tahun 2021.
c. Menilai penerapan protokol kesehatan di Ponpes Salafiyah Miftahu
Nurul Huda Kec.Panekan, Kab. Magetan tahun 2021.

F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan bagaimana kondisi sanitasi dan penerapan
protokol kesehatan di era pandemi Covid-19 di lingkungan ponpes.
2. Bagi Santri
Agar dapat merubah kebiasaan santri untuk menerapkan pola hidup
bersih dan sehat di lingkungan Ponpes Salafiyah, Kec. Panekan, Kab.
Magetan Tahun 2021 khususnya saat era pandemi Covid-19.
3. Bagi Pemilik Ponpes
Sebagai bahan masukkan bagi pemilik Ponpes agar membuat aturan ketat
dalam menerapkan protokol kesehatan serta menjadi masukkan untuk
melengkapi fasilitas sanitasi yang menunjang protokol kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai