Anda di halaman 1dari 5

Edu Science ISSN: 2303-355X

Vol. 4 No. 1, Januari 2017


Hal :32– 36

PERAN ADVOKAT DALAM MEMBERIKAN BANTUAN HUKUM DALAM


SISTEM PERADILAN PIDANA DI INDONESIA
TONI
Prodi Pendidikan PKn STKIP Labuhan Batu
Email: toni300586@gmail.com

Diterima November 2016 dan Disetujui Desember 2016

ABSTRAK

Menurut Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan bahwa “Setiap Warga Negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya”.Pengaturan bantuan hukum di Indonesia dapat ditemukan di
dalam Undang-Undang Pokok Kekuasaan Kehakiman yang memuat ketentuan mengenai
bantuan hukum yaitu dalam Bab VII, yang terdiri dari pasal 35 sampai dengan pasal 38, dan
sebagai kekuasaan yang merdeka dan mandiri maka badan-badan lain yang fungsinya
berkaitan dengan kekuasaan kehakiman juga harus mendukung terlaksananya
kekuasaan kehakiman yang merdeka. Juga terdapat pengaturan dalam Undang-undang
Nomor 16 tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum, UndangU-undang No. 8 Tahun 1981 pada bab
VII Tentang Bantuan Hukum Pasal 69-74, Juga Salah satunya adalah profesi advokat yang
bebas, mandiri, dan bertanggungjawab, sebagaimana selanjutnya diatur dalam Undang-
Undang No. 18 Tahun 2003 .Tentang Advokat.

Kata Kunci: Advokat, bantuan hukum, sistem peradilan di Indonesia.

Kegiatan peradilan atas pelanggaran


PENDAHULUAN hukum lazim juga disebut sebagai kegiatan
Bahwa Indonesia sebagai negara penegakan hukum dalam arti yang sempit
yang menganut paham negara “Hukum” (law enforcement) yang di bidang pidana
berdasarkan Pasal 1 ayat (3) UUD 1945. melibatkan peran kepolisian, kejaksaan,
Pengertian tersebut selama ini belum advokat, dan kehakiman atau di bidang
pernah dirumuskan secara perdata melibatkan peran advokat
komprehensif. Namun saat ini yang ada (pengacara) dan kehakiman.
hanya pembangunan bidang hukum yang Selain itu, ada pula kegiatan lain yang
bersifat sektoral. Oleh karena itu, hukum sering dilupakan orang, yaitu
hendaknya dapat dipahami dan pemasyarakatan dan pendidikan hukum
dikembangkan sebagai satu kesatuan (law socialization and law education) dalam
sistem. Apalagi, negara hendak dipahami arti seluas-luasnya yang juga berkaitan
sebagai suatu konsep hukum, yaitu dengan pengelolaan informasi hukum (law
sebagai Negara Hukum.Dalam hukum information management) sebagai kegiatan
sebagai suatu kesatuan sistem terdapat penunjang. Kegiatan ini biasanya dibagi ke
elemen kelembagaan (elemen dalam tiga wilyah fungsi kekuasaan
institusional), elemen kaidah aturan negera, yaitu :
(elemen instrumental), dan elemen perilaku 1. Fungsi legislasi dan regulasi;
para subjek hukum yang menyandang hak 2. Fungsi eksekutif dan administratif;
dan kewajiban yang ditentukan oleh norma 3. Fungsi yudikatif atau yudisial.
aturan itu (elemen subjektif dan kultural). Bantuan hukum di Indonesia di
Ketiga elemen sistem hukum itu mencakup: konsepsikan sebagai suatu hak yang dapat
1. Kegiatan pembuatan hukum (law di tuntut oleh. setiap insan Indonesia. Hak
making); ini di pandang sebagai bagian dari hak-
2. Kegiatan pelaksanaan atau hak asasi manusia sehingga program
penerapan hukum (law administrating) bantuan hukum di Indonesia pada
3. Kegiatan peradilan atas pelanggaran hakikatnya adalah program untuk
hukum (law adjudicating). memperjuangkan penegekkan hak-hak
asasi manusia dalam rangka usaha untuk

Toni (2017) 32
Edu Science ISSN: 2303-355X
Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Hal :32– 36
mewujudkan program bantuan hukum merupakan suatu logika yang menjadi
sebagai program penegakan hak-hak asasi dasar suatu penelitian ilmiah. Oleh
manusia, Undang-Undang Dasar 1945 karenanya pada saat melakukan penelitian
Pasal 27 ayat (1) biasa digunakan seseorang harus memperhatikan ilmu
sebagai acuan dasarnya. pengetahuan yang menjadi induknya
Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 menyatakan (Soemitro, 1998).
bahwa “Segala Warga Negara bersamaan
kedudukannya dalam hukum dan Data Primer
pemerintahan dan wajib menjunjung Data primer adalah bahan yang
hukum dan pemerintahan itu dengan tidak menjadi sumber utama dalam penelitian.
ada kecualinya”. Pasal ini merupakan bukti Bahan hukum primer Tersebut dengan
adanya pengakuan terhadap asas observasi langsung kepada advokat dalam
persamaan di muka hukum (equality before memberikan bantuan hukum, sesuai
the law). Dengan demikian program dengan amanah Undang-undang Advokat
bantuan hukum di Indonesia secara No.18 Tahun 2003 dan Insitusi lain yang
yuridiksi konstitusional telah mendapat dapat menjadikan reverensi bagi penulis
landasan hukum yang tepat. dan peraturan lain yang relevan dengan
Adapun permasalahan yang hendak permasalahan yang dibahas.
penulis bahas adalah sebagai berikut : a).
Bagaimana pengaturan bantuan hukum Data Skunder
dalam sistem peradilan pidana di Bahan hukum sekunder adalah
Indonesia; b). Bagaimana peran advokat bahan hukum yang mempunyai fungsi
dalam memberikan bantuan hukum dalam untuk menambah/memperkuat dan
sistem peradilan pidana. memberikan penjelasan terhadap bahan
hukum primer. Bahan hukum sekunder
METODE PENELITIAN berupa hasil penelitian yaitu buku,
Tempat Penelitian perundang undangan disertasi, makalah,
Penelitian ini dilakukan di kantor jurnal/majalah ilmiah, internet, literatur yang
Advokat Zulkifli dan Rekan Kecamatan berkaitan dengan objek penelitian.
Tanah Putih, Kabupaten Rokan hilir.
Provinsi Riau. Analisis Data.
Setelah data diperoleh dan
Waktu Penelitian dikumpulkan, data tersebut dipelajari dan
Penelitian ini dilaksanakan selama diklasifikasikan sesuai dengan pokok
dua bulan terhitung mulai bulan Januari masalah. Kemudian dibahas dengan cara
sampai dengan Februari 2016. analisis kualitatif yaitu dengan cara
mendiskripsikan atau menggambarkan
Jenis Penelitian selanjutnya membandingkan antara data
Berdasarkan sifatnya penelitian yang dengan peraturan perundang-undangan
dilakukan ini adalah diskriftif analisis. atau pendapat para ahli dan hasil analisis
Adapun tujuanya adalah untuk memberikan selanjutnya penulis diuraikan dalam bentuk
gambaran dan data yang terjadi secara kalimat yang sederhana dan sistematis.
jelas dan sistematis tentang peran Advokat
dalam memberikan bantuan hukum dalam HASIL AN PEMBAHASAN
sistem peradilan pidana di kantor Advokat A. Bagaimana pengaturan bantuan
ZTR. hukum dalam sistem peradilan
pidana di Indonesia.
Metode Penelitian Dalam hukum positif di Indonesia,
Metode adalah proses, prinsip-prinsip telah dikenal dua tahap perkembangan
dan tata cara memecahkan suatu masalah, bantuan hukum dalam perkara pidana.
sedang penelitian adalah pemeriksaan Tahap pertama adalah bantuan hukum
secara hati-hati, tekun dan tuntas terhadap yang diatur dalam HIR yang masih bersifat
suatu gejala untuk menambah terbatas karena hanya memperkenalkan
pengetahuan manusia, maka metode bantuan hukum kepada terdakwa di depan
penelitian dapat diartikan sebagai proses Pengadilan. Demikian juga kewajiban bagi
prinsip-prinsip dan tata cara untuk pejabat peradilan untuk menunjuk
memecahkan masalah yang di hadapi penasehat hukum, hanya terbatas pada
dalam penelitian.Sedangkan metodologi tindak pidana yang diancam hukuman

Toni (2017) 33
Edu Science ISSN: 2303-355X
Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Hal :32– 36
mati. Kedua adalah masa Undang-Undang berhubungan dengan keluarga atau
No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan- penasehat hukumnya terutama sejak ia
Ketentuan Pokok Kehakiman (UUPKK) ditangkap atau ditahan. Tetapi hubungan
yang sekarang telah diganti menjadi ini dengan sendirinya tidak boleh
Undang-Undang No. 48 Tahun 2009 dan merugikan kepentingan pemeriksaan yang
sampai saat ini masih berlaku serta dimulai dengan penyidikan. Untuk itu
kedudukan bantuan hukum juga diatur penyidik atau penuntut umum dapat
dalam Kitab Undang-Undang Hukum melakukan pengawasan terhadap
Acara Pidana (KUHAP). Dalam UUPKK ini hubungan tersebut sesuai dengan
ketentuan yang mengatur tentang bantuan ketentuan-ketentuan dalam hukum acara
hukum diatur secara lebih luas apabila pidana Pasal 37“. Dalam memberikan
dibandingkan dengan ketentuan dalam bantuan hukum tersebut pada pasal 36
HIR. tersebut penasehat hukum membantu
Di dalam undang-undang kekuasaan kelancaran penyelesaian perkara dengan
kehakiman ini dijumpai satu bab khusus menjunjung tinggi pancasila, hukum dan
yang memuat ketentuan mengenai keadilan”.
bantuan hukum yaitu dalam Bab VII, yang
terdiri dari Pasal 35 sampai dengan pasal Pada Pasal 38 “Ketentuan-ketentuan
38. Bunyi selengkapnya dari pasal- pasal dalam pasal-pasal 35, 36, dan 37 diatas
tersebut adalah sebagai berikut : lebih lanjut dengan undang-undang”.
Menurut penjelasan pada pasal 36
Pada Pasal 35 “Setiap orang yang sebagaimana dikutip diatas tampak bahwa
tersangkut perkara berhak memperoleh substansi yang bersurat, hanyalah
bantuan hukum”. mengatur tentang hal yang sifatnya umum
Penjelasan dari pasal tersebut sebagai saja dan belum menjangkau tentang tata
berikut : cara hubungan dan permintaan bantuan
Merupakan suatu asas yang penting penasihat hukum. Melihat dari penjelasan
bahwa seseorang yang terkena perkara pasal 36 di atas, terutama pada alinea
mempunyai hak untuk memperoleh terakhir ditegaskan bahwa hubungan dan
bantuan hukum secara manusiawi. Hal ini pengawasan antara tersangka dari
dianggap perlu karena wajib diberikan terdakwa dengan penasehat hukum akan
perlindungan sewajar- wajarnya. Perlu diatur dalam hukum acara pidana. Hal ini
diingat juga ketentuan yang terdapat dalam dipertegas dalam pasal 38 seperti yang
pasal 8, dimana seorang yang telah dikutip di atas.
disangka, ditangkap, ditahan, dituntut, Menurut Pasal 24 ayat (1) UUD
atau dihadapkan di depan pengadilan 1945 menyatakan bahwa:” kekuasaan
wajib dianggap tidak bersalah sebelum kehakiman merupakan kekuasaan yang
dijatuhkan vonis putusan oleh hakim yang merdeka untuk menyelenggarkan peradilan
telah mempunyai kekuatan hukum tetap. guna menegakkan hukum dan keadilan”.
Maka harus ada pengaturan undang- Oleh karena itu, selain pelaku kekuasaan
undang tersendiri tentang bantuan hukum. kehakiman, yaitu Mahkamah Agung dan
Sebagai catatan bahwa undang-undang Mahkamah Konstitusi, badan-badan lain
tentang bantuan hukum yang dimaksud yang fungsinya berkaitan dengan
oleh pasal di atas sampai sekarang belum kekuasaan kehakiman yang merdeka.
juga terwujud. Salah satunya adalah profesi advokat
Pada Pasal 36 Dalam perkara yang bebas, mandiri, dan
pidana seorang tersangka terutama sejak bertanggungjawab, sebagaimana
dilakukan penangkapan dan atau selanjutnya diatur dalam Undang-Undang
penahanan berhak menghubungi dan Nomor 18 Tahun 2003.
meminta bantuan penasehat hukum”.
Penjelasan dari pasal 36 berbunyi B. Peran Advokat Dalam Memberikan
sebagai berikut: “Sesuai dengan sila Bantuan Hukum Dalam Sistem
perikemanusiaan maka seorang Peradilan Pidana di indonesia.
tertuduh harus diperlakukan sesuai Mengenai ketentuan Pasal 5 ayat (1)
dengan martabatnya sebagai manusia UU Advokat memberikan status kepada
dan selama belum terbukti kesalahannya Advokat sebagai penegak hukum yang
harus dianggap tidak bersalah”. mempunyai kedudukan setara dengan
Karena itu ia harus dibolehkan untuk penegak hukum lainnya dalam

Toni (2017) 34
Edu Science ISSN: 2303-355X
Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Hal :32– 36
menegakkan hukum dan keadilan. Bahkan dalam upaya pemberantasan
Kedudukan tersebut memerlukan suatu korupsi, terutama praktik mafia peradilan,
organisasi yang merupakan satu-satunya advokat dapat berperan besar dengan
wadah profesi Advokat sebagaimana memutus mata rantai praktik mafia
dimaksud dalam Pasal 28 Ayat (1) UU peradilan yang terjadi. Peran tersebut
Advokat, yaitu: “Organisasi Advokat dijalankan atau tidak bergantung kepada
merupakan satu-satunya wadah profesi profesi advokat dan organisasi advokat
Advokat yang bebas dan mandiri yang yang telah dijamin kemerdekaan dan
dibentuk sesuai dengan ketentuan kebebasannya dalam undang-undang
Undang-Undang ini dengan maksud dan Advokat.
tujuan untuk meningkatkan kualitas profesi
Advokat”.
Asshidiqie (2007) menyatakan
bahwa melalui jasa hukum yang diberikan DAFTAR PUSTAKA
advokat menjalankan tugas profesi demi
tegaknya hukum dan keadilan untuk Asshidiqie, Jimly. 2007. Kitab Advokat
kepentingan masyarakat pencari keadilan. Indonesia. Penerbit Ikatan Advokat
Peran advokat dilakukan baik di dalam Indonesia, Jakarta.
maupun di luar pengadilan. Di dalam
Pengadilan, advokat merupakan salah satu Febryana, Gemma Noor
unsur sistem peradilan demi terciptanya http://hukumpedia.com/ham/sebuah-
proses peradilan yang bebas dan tidak kritik-terhadap-undang-undang-
memihak serta berjalannya prinsip due bantuan- hukum-
process of law. Sedangka di luar hk5260f92232f57.html. Diakses 20
pengadilan advokat memberikan jasa Novermber 2013
konsultasi, negosiasi, pembuatan kontrak
serta melakukan aktivitas yang Manan, Bagir. 2001, Perkembangan
meningkatkan keberdayaan hukum Pemikiran dan Pengaturan Hak Asasi
masyarakat Manusia di Indonesia, Yayasan Hak
Asasi Manusia, Semokrasi dan
KESIMPULAN DAN SARAN Supremasi Hukum, Alumni,
Kesimpulan Bandung.
Di dalam pengaturan bantuan hukum
di Indonesia dapat ditemukan di dalam Soekanto, Soerjono. 1986. Pengantar
Undang-Undang Pokok Kekuasaan Penelitian Hukum, UI Pres, Jakarta.
Kehakiman yang memuat tentuan
mengenai bantuan hukum yaitu dalam Bab Soemitro, Ronny Hanintijo. 1998.
VII, yang terdiri dari pasal 35 sampai Metodologi Penelitian Hukum dan
dengan pasal 38, dan sebagai kekuasaan Jurumetri, Ghalia Indonesia, Jakarta
yang merdeka dan mandiri maka badan-
badan lain yang fungsinya berkaitan ---------. 1994. Gagasan Kedaulatan Rakyat
dengan kekuasaan kehakiman juga dalam Konstitusi dan
harus mendukung terlaksananya Pelaksanaannya di Indonesia. Ichtiar
kekuasaan kehakiman yang merdeka. Baru-van Hoeve, Jakarta
Salah satunya adalah profesi advokat ---------. 1998. Konstitusi Negara
yang bebas, mandiri, dan Kesejahteraan dan Realitas di Masa
bertanggungjawab, sebagaimana Depan”. Pidato Pengukuhan Guru
selanjutnya diatur dalam Undang-Undang Besar Pada Fakultas Hukum
No. 18 Tahun 2003. Universitas Indonesia, Jakarta.

Saran ---------. 2005. Konstitusi &


Profesi Advokat memiliki peran konstitusionalisme Indonesia. Edisi
penting dalam upaya penegakan hukum Revisi 2005. Konstitusi Press,
karena dalam setiap proses hukum, baik Jakarta.
pidana, perdata, tata usaha negara,
bahkan tata negara, selalu melibatkan Undang-undang Dasar 1945
profesi advokaat yang kedudukannya
setara dengan penegak hukum lainnya.

Toni (2017) 35
Edu Science ISSN: 2303-355X
Vol. 4 No. 1, Januari 2017
Hal :32– 36
Undang-undang No 18 Tahun 2003
Tentang Advokat

Undang-Undang No 48 Tahun 2009


Tentang kekuasaan kehakiman

Kitab Undang-undang Hukum Acara Pdana


No.8 Tahun 1981

Toni (2017) 36

Anda mungkin juga menyukai