Anda di halaman 1dari 32

Kerja sama internasional adalah bentuk hubungan yang dilakukan oleh suatu

negara dengan negara lain yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan rakyat dan untuk
kepentingan negara-negara di dunia. Kerja sama internasional, yang meliputi kerja sama di
bidang politik, sosial, pertahanan keamanan, kebudayaan, dan ekonomi, berpedoman pada
politik luar negeri masing-masing.

Berdasarkan bentuknya, kerja sama ekonomi internasional terbagi dalam 4 (empat)


macam, yaitu sebagai berikut :

Kerja sama bilateral

Kerja sama bilateral adalah kerja sama yang dilakukan antara dua negara. Kerja
sama ini biasanya dalam bentuk hubungan diplomatik, perdagangan, pendidikan, dan
kebudayaan. Saat ini Indonesia telah menjalin kerja sama bilateral dengan 162 negara
serta satu teritori khusus yang berupa non-self governing territory.

Contoh kerja sama bilateral yang dilakukan Indonesia yaitu:

Kerja sama ekonomi antara Indonesia dengan


Jepang

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) merupakan kerja sama bilateral


pada sektor ekonomi antara Indonesia dan Jepang yang diharapkan dapat menunjang
pertumbuhan ekonomi kedua negara melalui berbagai skema yang telah ditetapkan. Dalam
studi kebijakan luar negeri, setiap negara mempunyai kepentingan yang ingin dicapai dalam
berbagai kerja sama bilateral yang dijalankan. Indonesia memiliki banyak kepentingan
nasional dalam kerjasama ekonomi bilateral ini. Dan juga berbagai factor yang melatar
belakangi Indonesia menempuh jalur diplomasi ekonomi melalui perjanjian kerjasama
ekonomi bilateral dengan Jepang.

Hubungan perekonomian antar dua negara ini dinilai saling melengkapi atau komplementer.
Contohnya Jepang mengekspor ke Indonesia berupa produk-produk otomotif yang sudah siap
pakai, sementara Indonesia mengekspor ke Jepang bahan-bahan mentah seperti biji besi agar
selanjutnya dapat diolah oleh Jepang. IJEPA memberikan keleluasaan kedua negara untuk
melakukan kerja sama membangun perekonomian kedua negara dan mengurangi hambatan-
hambatan dengan adanya hak-hak khusus pada kesepakatan yang dapat memperlancar
berbagai aktivitas ekonomi. Perjanjian kerja sama ekonomi IJEPA baru mulai berlaku efektif
mulai 1 Juli 2008 dan tiap lima tahun akan dilakukan peninjauan ulang.

Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) merupakan bentuk kerjasama


ekonomi bilateral antara Indonesia dan Jepang yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan
impor, ekspor dan investasi di kedua negara. Kerangka perjanjian ini meliputi liberalisasi
perdagangan, investasi, perlindungan hak kekayaan intelektual, transparansi, anti-persaingan,
memperdalam kerja sama, dan menetapkan prosedur untuk menegakkan perjanjian.
Perjanjian ini terjalin dilandasi oleh kepentingan nasional masing-masing negara.

Adapun kepentingan nasional Indonesia dalam perjanjian ini antara lain mengoptimalkan
kerjasama antara Indonesia-Jepang, mendapat kepastian akses pasar di Jepang yang lebih luas
berkat penurunan tarif, meningkatkan arus barang dan jasa, mendapatkan transfer teknologi,
sebagai sektor penggerak, program kesejahteraan, dan juga menjadi pusat pengembangan
manufaktur. General Review semestinya diadakan lima tahun setelah dilaksanakannya
perjanjian. namun Jepang menunda pelaksanaan kegiatan ini sampai diubahnya Peraturan
Menteri Keuangan yang diklaim tidak sesuai dengan IJEPA. Padahal sebelumnya Indonesia
sudah menawarkan Jepang agar memberi usulan terkait peraturan ini sebelum diterbitkan.
Indonesia masih mengejar kepentingannya untuk memenuhi perundingan ulang terkait tarif
bea masuk dan tarif impor yang belum terlaksana secara efektif.

Selain berkenaan tentang kepentingan nasional, Indonesia sebenarnya juga tidak menetapkan
tujuan yang jelas yang akan dicapai dalam kerjasama ekonomi ini. Diplomasi ekonomi yang
diupayakan indonesia dalam kerjasama ekonomi bilateral ini didasari oleh beberapa faktor
seperti latar belakang sejarah, hubungan perdagangan yang saling menguntungkan, dan juga
kemajuan perekonomian Jepang. Indonesia juga bergantung kepada situasi ekonomi Jepang
karena kegiatan impor,ekspor, dan investasi yang berlangsung memberi dampak terhadap
pertumbuhan ekonomi Indonesia dilihat dari nilai perdagangan yang terus mengalami tren
kenaikan.

Meskipun menguntungkan, Indonesia harus terus bersikap tegas dalam melaksanakan


perjanjian ini karena masih banyak kepentingan nasional dari kerjasama bilateral ini yang
belum sepenuhnya tercapai. Melalui analisis komprehensif terhadap kendala yang tidak
kondusif bagi Indonesia dalam tinjauan umum IJEPA. Indonesia akan melanjutkan upayanya
untuk mewujudkan kepentingan nasionalnya melalui kerja sama ini. Kerja sama ini
diharapkan dapat terus meningkatkan hubungan baik perekonomian antara Indonesia-Jepang.
Kerja sama pendidikan antara Indonesia
dengan Korea Selatan

Salah satu bentuk kerja sama Indonesia dan Korea Selatan di bidang pendidikan adalah
dengan adanya program pertukaran pelajar (student exchange).  Saat ini tercatat dua
universitas di Republik Korea yang memberikan pembelajaran studi mengenai Indonesia
yaitu Hankuk University for Foreign Studies (HUFS) dan Busan University for Foreign
Studies (BUFS).

Sementara itu, di Indonesia, Universitas Indonesia (UI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB)
menjadi salah satu universitas yang bekerja sama dengan menggunakan metode TVET
(Technical and Vocational Education and Training).

"Korean International Coorporation Agency (KOICA) yang akan menggunakan program


TVET untuk pendidikan yang lebih tinggi, dan melakukan kolaborasi dengan UI dan IPB,"
ujar Kim Chang-Beom.

TVET merupakan metode pendidikan dan pelatihan yang memberikan pengetahuan dan


keterampilan untuk pekerjaan.
Kim Chang-Beom mengatakan bahwa angka pertukaran pelajar terus meningkat tiap
tahunnya. Hal itu dapat dilihat dengan adanya 1.000 pelajar Korea Selatan yang menempuh
pendidikan di Indonesia. Begitu pula sebaliknya, sekitar 1.500 pelajar Indonesia menempuh
pendidikan di Korea Selatan.

Seperti kita ketahui, tak sedikit pelajar Indonesia yang berminat untuk menempuh pendidikan
di Korea Selatan. Salah satunya, antusias tinggi pelajar Indonesia dalam Korean Education
Fair, pameran yang bekerja sama dengan beberapa universitas di Korea untuk memberikan
beasiswa dan peluang bagi para pelajar yang berminat.

Tidak hanya program pertukaran pelajar, kedua negara telah melakukan pertukaran guru dan
tenaga pengajar, pertukaran ahli di bidang primary and secondary education, kerja sama antar
universitas dan sekolah, pemberian beasiswa, dan lainnya.
Pemerintah Republik Korea menargetkan jumlah mahasiswa asing di Republik Korea
sebanyak 200.000 orang pada tahun 2023.

Kerja sama perdagangan antara Indonesia


dengan Cina

Hubungan Indonesia dan China adalah salah satu hubungan yang sangat penting, baik untuk
Indonesia maupun untuk China sendiri. Hubungan kedua negara ini telah dimulai sejak
berabad-abad lalu. Indonesia merupakan bagian dari jalur maritim dari Jalur Sutra yang
menghubungkan China dengan India dan dunia Arab. Secara tradisional, kepulauan
Indonesia, diidentifikasi oleh geografer Tiongkok kuno sebagai Nanyang. Nanyang adalah
sumber dari rempah-rempah seperti cengkeh, kemukus, dan pala, bahan baku seperti sebagai
cendana, emas dan timah, juga barang-barang langka eksotis seperti gading, cula badak, kulit
harimau, dan tulang, burung-burung eksotis dan bulu warna-warni. Sementara sutra yang
halus dan keramik dari Tiongkok dicari oleh kerajaan kuno Indonesia.
Indonesia dan China merupakan beberapa diantara negara besar di antara negara-negara di
Asia dari segi wilayah dan penduduk. China adalah negara yang paling padat penduduknya di
dunia, sedangkan Indonesia memiliki populasi terbesar ke-4 di dunia. Indonesia dan China
adalah anggota APEC dan ekonomi utama dari G-20. Menurut BBC World Service Poll
2013, pendapat tentang China di antara orang Indonesia masih sangat positif dan stabil,
dengan 55% dari pandangan positif dibandingkan dengan 27% menyatakan pandangan
negatif.

Salah satu cara untuk mempererat hubungan kedua negara ini adalah dengan adanya
perdagangan internasional. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting
dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional,
perekonomian akan saling terjalin dan tercipta suatu hubungan ekonomi yang saling
mempengaruhi suatu negara dengan negara lain.
Perdagangan barang dan jasa akan mempererat hubungan perdagangan antar bangsa.
Perdagangan internasional pada saat ini secara tidak langsung mendorong terjadinya
globalisasi. Hal ini ditandai dengan berkembangnya sistem inovasi teknologi informasi,
perdagangan, reformasi politik, transnasionalisasi sistem keuangan, dan investasi. Ini
merupakan modal yang penting bagi suatu negara untuk menarik investor masuk ke dalam
untuk investasi di negaranya. Hubungan ini perlu didukung dengan situasi politik yang
kondusif dan lingkungan bisnis yang kompetitif di dalam sebuah negara, maka bukan tidak
mungkin perkembangan ekonomi negara tersebut akan tumbuh semakin cepat.

Sejak CAFTA diterapkan, jumlah perusahaan China yang menanamkan investasi di Indonesia
juga bertambah. Hingga akhir 2010 terdapat lebih dari seribu perusahaan China yang tercatat
di Indonesia, dengan investasi langsung mencapai 2,9 miliar dollar AS atau naik 31,7 persen
dari tahun sebelumnya. Produk-produk China yang masuk menjadi sangat banyak dan bahkan
membanjiri pasar lokal Indonesia. Dengan harganya yang relatif murah dan juga dari segi
kualitas juga tidak kalah berbeda dengan barang-barang bermerek lainnya, membuat produk
China diserbu oleh konsumen Indonesia yang rata-rata dalam memilih suatu produk dilihat
dari harganya yang terjangkau terlebih dahulu.

Kerja sama bidang pertanian antara Indonesia


dan Thailand
Kebeberadaan Indonesia dan Thailand sebagai negara yang terletak di wilayah yang sama,
yaitu Asia Tenggara kemudian mendasari hubungan bilateral di kedua belah pihak, baik
bidang sosial, ekonomi ataupun kebudayaan, termasuk berkontribusi dalam keanggotaan
ASEAN.

Hubungan antara Indonesia dan Thailand ternyata telah melalui serangkaian sejarah panjang
yang berawal dari masa kerajaan Sriwijaya, Majapahit hingga kontribusi para tokoh nasional
kedua negara dalam pembentukan ASEAN. Seiring dengan berkembangnya waktu, hubungan
antara Indonesia dan Thailand semakin intenstif yang ditandai dengan pencapaian berbagai
kontrak kerjasama. Pada tahun 2006-2016 hubungan Indonesia-Thailand dihadapkan pada
berbagai pencapaian, diantaranya kerjasama bidang pertanian, penanganan pencurian ikan
(illegal fishing) pemberantasan narkotika hingga pariwisata. Ini membuktikan bahwa
kerjasama bilateral kedua negara telah mengarah pada trouble shooter capacity, sehingga
antara Indonesia dan Thailand keduanya dapat saling melengkapi.
Hubungan bilateral RI dengan Thailand selama ini telah berlangsung dengan baik. Kedekatan
hubungan ini dapat dilihat dari pertemuan dan saling kunjung para pemimpin dan pejabat
tinggi kedua negara, antara lain pertemuan bilateral Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
dengan PM Yingluck Shinawatra di sela-sela Bali Democracy Forum V, 8 November 2012;
kunjungan PM Yingluck Shinawatra ke Indonesia dalam rangka menghadiri KTT APEC pada
7-8 November 2013; kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Thailand dalam
rangka menghadiri World Economic Forum on East Asia (WEFEA) tahun 2012; pertemuan
bilateral Presiden Joko Widodo dengan PM Prayut Chan-o-cha di sela-sela peringatan ke-60
tahun Konferensi Asia Afrika (KAA), 23 April 2015 di Jakarta; serta kunjungan Presiden
Joko Widodo ke Bangkok pada 25 Oktober 2017 untuk memberikan penghormatan trakhir
kepada Mendiang Raja Bhumibol Adulyadej (Raja Rama IX).

Kerja sama regional

Kerja sama regional adalah kerja sama yang dilakukan oleh beberapa negara dalam
suatu kawasan atau wilayah. Kerja sama ini biasanya dilakukan karena adanya kepentingan
bersama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahanan.

Beberapa contoh kerja sama regional yang diikuti Indonesia yaitu:

1. adalah kerja sama ekonomi antara negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang
berdiri pada 8 Agustus 1967.
ASEAN atau Association of Southeast Asian Nations adalah organisasi yang memiliki
tujuan untuk menyejahterakan negara di wilayah Asia Tenggara. Bersamaan dengan
Deklarasi Bangkok, tanggal 8 Agustus 1967 ASEAN resmi dibentuk. Karena itulah
sebagai salah satu pendiri, Indonesia juga melakukan berbagai kerja sama dengan
negara ASEAN.

Bentuk kerja sama Indonesia dengan negara ASEAN meliputi bidang Politik dan


Keamanan, Ekonomi, juga Sosial dan Budaya.

 Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara ASEAN di Bidang Politik


dan Keamanan

Kerja sama ini ditujukan untuk menciptakan keamanan, stabilitas dan perdamaian
khususnya di kawasan ASEAN dan umumnya di dunia. Kerja sama bidang ini
ditandai dengan pembentukan masyarakat Politik-Keamanan ASEAN (ASEAN
Political-Secutrity Community). Pembentukan ini bertujuan untuk mempercepat kerja
sama politik dan kemanan di ASEAN dalam mewujudkan perdamaian di kawasan
regional dan global. Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN bersifat terbuka,
berdasarkan pada pendekatan keamanan yang komprehensif dan bukan untuk
membentuk suatu aliasi militer atau kebijakan luar negeri bersama.
Koordinasi kerja sama ASEAN di bidang politik dan keamanan dilakukan oleh
Dewan Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN. Pertemuan ini dilakukan dua kali
dalam setahun dan untuk pertama kali dilakukan di Thailand tanggal 10 April 2009.

 Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara ASEAN di Bidang


Ekonomi

Kerja sama ekonomi ditujukan untuk menghilangkan hambatan ekonomi dengan


saling membuka perekonomian negara-negara anggota dalam menciptakan integritas
ekonomi kawasan. Bentuk kerja sama ekonomi ini mencakup:

1. Sektor industri
Kerja sama di sektor industri dilakukan melalui ASEAN Industrial
Cooperation (AICO). Beberapa proyek industri yang dilakukan oleh ASEAN meliputi
industri pupuk yang ada di Aceh, Indonesia dan Malaysia. Kemudian pabrik industri
tembaga di Filipina, produksi vaksin di Singapura, dan abu soda di Thailand.

2. Cadangan pangan

Beberapa negara ASEAN seperti Indonesia, Thailand, dan Vietnam terkenal sebagai
lumbung padi ASEAN. Hingga kini negara-negara ini terus berkomitmen dalam
penyediaan cadangan pangan bagi negara-negara anggota ASEAN. Sesuai dengan
kesepakatan ASEAN, program kerja sama bidang pangan cukup penting.
Untuk itu beberapa negara anggota ASEAN telah mempersiapkan diri untuk menjadi
penyedia cadangan pangan dalam keadaan darurat, seperti Indonesia, Malaysia,
Filipina, Thailand, dan Singapura.

3. Kawasan perdagangan bebas

Kawasan ini disebut dengan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Bentuk kerja sama
negara-negara ASEAN dalam pengelolaan sektor produksi-produksi lokal yang ada di
seluruh negara ASEAN. Keberadaan AFTA juga untuk meningkatkan daya saing
negara ASEAN di pasar dunia.

AFTA juga memberlakukan Tarif Efektif Bersama (common effective preferential


tariff) antara 5-10 persen atas dasar produk per produk, baik ekspor maupun impor.
Hal ini untuk menghilangkan kendala perdagangan di antara negara-negara ASEAN.
Selain tiga sektor penting di atas, kerja sama lain yang juga dilakukan antar negara
ASEAN adalah kerja sama sektor jasa yang meliputi sektor transportasi dan
telekomunikasi, pariwisata, dan keuangan. Saat ini, sektor pariwisata menjadi salah
satu sektor yang sedang diperhatikan sebagai penopang ekonomi dalam negeri.
 Bentuk Kerja Sama Indonesia dengan Negara ASEAN di Bidang Sosial
dan Budaya

Dilansir dari situs resmi ASEAN, kerja sama tersebut ditandai dengan ASEAN Socio-
Cultural Community (ASCC) Blueprint 2025 atau Cetak Biru Komunitas Sosial-
Budaya ASEAN 2025. Merupakan komitmen negara-negara ASEAN untuk
meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya mjelalui kegiatan kerja sama yang
berorientasi pada orang, ramah lingkungan, dan diarahkan untuk mempromosikan
pembangunan berkelanjutan.

ASCC membuka peluang kerja sama di berbagai bidang, di antaranya:

1. Seni Budaya

Sektor seni dan budaya ASEAN berkomitmen terhadap kemajuan budaya di masing-
masing negara ASEAN. Kemajuan budaya sebagai salah satu fondasi dinamika dan
membangun keharmonisan di antara masyarakat ASEAN. Rencana strategis untuk
seni dan budaya ASEAN 2016-2025 bertujuan untuk memperdalam pola pikir dan
memfasilitasi dialog antar budaya di antara negara-negara ASEAN.
2. Olahraga

Pembentukan badan sektoral ASEAN tentang olahraga pertama kali diusulkan pada
KTT ASEAN ke-16 di Vietnam pada April 2010. Hal ini untuk mempromosikian
kerja sama yang lebih aktif dalam olahraga di ASEAN.

Diakui ASEAN, olahraga menjadi salah satu instrumen paling efektif dalam
membawa interaksi yang lebih besar bagi negara-negara ASEAN.
South East Asian Games atau SEA Games menjadi perayaan olahraga bagi negara-
negara ASEAN yang diadakan setiap dua tahun sekali.
Sebelum memiliki nama SEA Games disebut South Asian Peninsular Games (SEAP
Games) pada tahun 1959-1975. Penggunaan nama SEA Games akhirnya digunakan
untuk pertama kalinya pada perayaan olahraga ASEAN ke-9 atau tahun 1977.

3. Pendidikan

Pendidikan merupakan inti dari pembangunan ASEAN untuk menciptakan


masyarakat berbasis pengetahuan dan berkontribusi pada peningkatan daya saing
ASEAN.

4. Kesehatan
Negara-negara kawasan ASEAN mengalami pertumbuhan demografis, epidemologis,
dan sosial-ekonomi yang cepat. Bersamaan dengan itu menimbulkan banyak ancaman
dan tantangan bagi kesehatan publik.

2. Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC) adalah kerja sama ekonomi antara 21


di kawasan Asia Pasifik yang berdiri pada 1989.

Saat ini, kerjasama antara berbagai negara tidak bisa dihindarkan. Demi
memperkuat perkembangan ekonomi, ada banyak kerjasama yang dilakukan oleh
beberapa negara. Salah satunya adalah kerjasama antar berbagai negara di kawasan
yang sama. Bagi negara-negara yang ada di kawasan Asia Pasifik, mereka
membentuk sebuah kerjasama yang disebut dengan Asia – Pacific Economic
Cooperation atau yang lebih sering disebut dengan APEC. Forum kerjasam APEC
berfokus pada penguatan bidang kerjasama ekonomi dan investasi. APEC didirikan
pada tahun 1989. Negara yang terdaftar menjadi anggota APEC disebut dengan
Ekonomi. Saat ini ada 21 Ekonomi yang terdaftar sebagai anggota APEC. 21
Ekonomi tersebut berasal dari beberapa wilayah seperti Asia Timur, Asia Tenggara,
dan negara di Oceania. 21 Ekonomi tersebut adalah Jepang, Korea Selatan, Cina,
Taipei, Hongkong, Indonesia, Vietnam, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Cili,
Peru, Papua Nugini, Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Australia, dan Selandia
Baru.
Sebagai salah satu anggota Ekonomi di APEC, Indonesia mempunyai peran
yang cukup krusial. Salah satunya adalah peran Indonesia sebagai Ketua APEC pada
tahun 1994. Indonesia dipercaya sebagai pemimpin APEC pada tahun tersebut karena
pertumbuhan ekonomi Indonesia saat itu merupakan yang tertinggi dari berbagai
negara yang ada di kawasan Asia Pasifik. Atas penunjukan sebagai pemimpin APEC
tersebut, Indonesia banyak berpatisipasi dalam setiap kebijakan yang ada di dalam
APEC. Sehingga, tujuan pembangunan nasional yang telah dirancang oleh Indonesia
menjadi terlaksana dengan baik. Indonesia kembali menjabat sebagai pimpinan APEC
pada tahun 2013. Perpindahan kepemimpinan terjadi pada tahun 2012 di KTT APEC
yang diselenggarakan di Rusia.

Peran Indonesia lain dalam APEC adalah sebagai tuan rumah KTT APEC
pada tahun 1994 dan 2013. Saat itu, Indonesia menjabat sebagai pimpinan APEC pada
tahun-tahun tersebut. Pada tahun 1994, KTT APEC diselenggarakan di Bogor. Saat
itu, Indonesia menjadi salah satu negara yang mencetuskan adanya target yang harus
diraih oleh APEC. Target tersebut sering disebut dengan The Bogor Declaration dan
The Bogor Goals. Kedua kesepakatan tersebut yang kemudian dijadikan arah
kebijakan dari APEC yaitu menentang adanya suatu blok perdagangan yang sifatnya
tertutup serta membuat sebuah sistem perdagangan yang bebas di kawasan Asia
Pasifik. Hal ini dilakukan agar perkembangan perdagangan dan investasi di kawasan
Asia Pasifik dapat tercapai tanpa adanya hambatan baik yang bersifat tarif maupun
non tarif. Selain itu, adanya perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik juga
berdampak positif terhadap barang ekspor dari suatu negara karena tersedianya pasar
yang lebih luas. Sementara itu, pada tahun 2013, KTT APEC diselenggarakan
oleh agen bola di Bali. Tema KTT APEC 2013 adalah Resilient Asia Pacific : The
Global Engine Growth. Pada KTT APEC 2013 ini, kekuatan Indonesia pada forum
internasional semakin diakui.

Indonesia juga turut berperan dalam pembentukan Economic and Technical


Cooperation (ECOTECH). Badan ini merupakan salah satu pelaksanaan dari pilar
utama dari pembangunan ekonomi yang dilakukan oleh APEC. ECOTECH berupaya
untuk mengurangi kesenjangan atau perbedaan kekuatan ekonomi yang ada di negara-
negara APEC. ECOTECH melaksanakan fungsinya dengan mempercepat
pembangunan sumber daya manusia yang ada di negara-negara APEC. Selain itu,
ECOTECH juga berupaya agar negara-negara berkembang yang ada di kawasan Asia
– Pasifik dapat berubah menjadi negara maju. Saat ini, beberapa kementrian Indonesia
berpartisipasi di dalam beberapa badan kerja yang dibentuk oleh APEC seperti EC,
STI, dan SCE.

3. ASEAN Regional Forum (ARF) adalah forum yang dibentuk ASEAN pada 1994
sebagai wahana untuk dialog dan konsultasi mengenai hal-hal terkait politik dan
keamanan di kawasan, membahas dan menyamakan pandangan untuk memperkecil
ancaman terhadap stabilitas dan keamanan kawasan.

ARF sendiri memiliki manfaat bagi Indonesia yaitu Mengembangkan profil


internasionalnya melalui peran dan kepemimpinannya dalam ASEAN sebagai
penggerak utama dalam ARF.Menetapkan agenda dialog dan konsultasi ARF dengan
pandangan untuk menjaga dan mengembangkan kepentingan nasionalnya di berbagai
isu penting politik dan keamanan. Menggalang dukungan dari para peserta ARF bagi
keutuhan dan kedaulatan teritorialnya. Mendorong komitmen kawasan untuk
mengembangkan kerjasama di berbagai isu yang menjadi perhatian bersama seperti
perang melawan terorisme dan kejahatan lintas negara lainnya. Memajukan budaya
damai, toleransi, dan dialog antara negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Partisipasi
dan kerjasama yang aktif, penuh serta seimbang merupakan syarat mutlak bagi semua
partisipan ARF, dengan ASEAN tetap merupakan penggerak utama bagi ARF. Proses
ARF berjalan dalam suatu kecapatan “at the pace comfortable to all” bagi semua
peserta ARF, dengan mempertimbangkan sensitivitas terhadap berbagai isu terkait
dengan peserta tertentu. Pendekatan yang dianut oleh ARF bersifat evolusioner dan
berlangsung dalam tiga tahap besar, yaitu Confidence Building, Preventive
Diplomacy dan Conflict Resolution. Keputusan ARF harus diambil melalui suatu
konsensus setelah melalui konsultasi yang mendalam antar para peserta ARF.

Peserta ARF berjumlah 27 negara yang terdiri atas seluruh negara anggota ASEAN
(Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar, Malaysia,
Singapura, Thailand, dan Filipina), 10 negara Mitra Wicara ASEAN (Amerika
Serikat, Kanada, China, India, Jepang, Korea Selatan, Rusia, Selandia Baru, dan Uni
Eropa) serta beberapa negara di kawasan yaitu: Papua Nugini, Mongolia, Korea
Utara, Pakistan, Timor-Leste, Bangladesh dan Sri Lanka.

Dalam hal ini Indonesia melihat dalam lcs yang damai dan stabil pada prinsip-prinsip
internasional yang diakui secara internasional ditegakkan termasuk dalam konvensi
PBB tentang hukum laut atau unclos 1982 yaitu dalam join Communitque pertemuan
Manula Asia ke-53 yang menyebutkan bahwa unclos 1982 sebagai kerangka hukum
internasional untuk semua aktivitas yang berada di laut dan perairan yaitu the code of
Conduct the south China Sea, dalam hal ini harus konsisten dengan hukum
internasional termasuk dalam unclos 1982. Indonesia menyampaikan bahwa unclos
1982 adalah satu-satunya basis untuk menentukan maritime entitlements, kedaulatan
dan hak berdaulat jurisprudensi, serta legalisme intranet di perairan dan laut. 

Kerja sama multilateral

Kerja sama multilateral adalah kerja sama yang dilakukan beberapa negara. Contoh
kerja sama multilateral yang diikuti Indonesia antara lain:

1. United Nations (UN) atau Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Indonesia menjadi anggota Perserikatan Bangsa Bangsa ke-60 pada 28 September


1950. Sejak pertama bergabung hingga kini, Indonesia berkontribusi banyak bagi
PBB beserta program-programnya. Sebagai anggota PBB, Indonesia terdaftar dalam
beberapa lembaga di bawah naungan PBB. Misalnya, ECOSOC (Dewan Ekonomi dan
Sosial), ILO (Organisasi Buruh Internasional), maupun FAO (Organisasi Pangan dan
Pertanian).
Salah satu prestasi Indonesia di PBB adalah saat Menteri Luar Negeri Adam Malik
menjabat sebagai ketua sidang Majelis Umum PBB untuk masa sidang tahun 1974.
Peran Indonesia dalam PBB yaitu :

- Menjadi anggota tidak tetap Dewan Keamanan

DK PBB adalah organisasi PBB yang tanggung jawab utama adalah pemeliharaan
dan keamanan internasional. Organisasi DK sudah ada pada 1945 dan markas besar
ada di New York Amerika Serikat. Sebanyak enam negara merupakan anggota tidak
tetap. Pada 1965 lewat Amandemen Piagam PBB, anggota tidak tetap bertambah
menjadi 10 anggota dari enam anggota.

Selama menjadi anggota tidak tetap, Indonesia memainkan peranan sebagai suara
penengah dan menjembatani serta membentuk konsensus di antara para anggota DK
PBB dan luas di negara anggota PBB.
- Menjadi anggota Dewan HAM

Indonesia berhasil memperoleh dukungan suara dari 174 negara dan terpilih kembali
menjadi anggota Dewan HAM PBB untuk periode 2020-2022. Sebelumnya,
Indonesia pernah menjadi anggota Dewan HAM PBB sebanyak empat kali. Yakni
pada periode 2006-2007 selaku founding member. Kemudian Indonesia terpilih
kembali untuk masa jabatan 2007-2010, 2011-2014, kemudian 2015-2017 sebelum
terpilih lagi pada tahun ini. Dikutip dari laman resmi Kementerian Luar Negeri
Indonesia, Indonesia memiliki sejumlah prioritas dan komitmen sebagai anggota
Dewan HAM PBB baik skala global, regional, maupun nasional.

- Mengirim Kontingen Garuda dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian Dunia

Dalam misinya menjaga perdamaian dunia, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) punya


Peacekeeping Operation (UNPO) atau Misi Pemeliharaan Perdamaian (MPP).
Indonesia terlibat dalam Misi Pemeliharaan Perdamaian PBB. Sesuai Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 alinea IV, salah satu tujuan negara yakni menjaga
ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Dikutip dari PBB dan Organisasi Internasional (2018), keterlibatan Indonesia sejak
tahun 1957 telah diakui berbagai pihak. Indonesia diberi kepercayaan oleh PBB untuk
mengirim personel keamanan terbaiknya dalam menjalankan Misi Pemerliharaan
Perdamaian. Pasukan tentara, kepolisian, dan sipil Indonesia dikenal dengan nama
Kontingen Garuda.
- Menjadi anggota Komisi Hukum Internasional PBB

Indonesia mencatat prestasi dengan terpilihnya mantan Menlu Mochtar Kusuma


Atmadja sebagai anggota International Law Commission (ILC) pada periode 1992-
2001. Pada pemilihan terakhir yang berlangsung pada Sidang Majelis Umum PBB ke-
61, Duta Besar Nugroho Wisnumurti terpilih sebagai anggota ILC periode 2007-2011,
setelah bersaing dengan 10 kandidat lainnya dari Asia.

2. Internatinal Monetary Fund (IMF) bertujuan memajukan kerja sama moneter


internasional.

IMF mulai populer di Indonesia sejak mengalami krisis ekonomi di tahun 1997. Pada
tahun tersebut, IMF memberikan bantuan dana bagi Indonesia untuk mengatasi krisis
ekonomi yang terjadi.

Selain dibebani dengan bunga, negara yang meminjam dana dari IMF harus mengikuti
kebijakan ekonomi organisasi tersebut, yang salah satunya adalah pemberian hak
untuk ikut mengatur perekonomian negara peminjam dana.

Syarat yang diajukan IMF kepada negara anggota untuk memperoleh pinjaman
tidaklah mudah. Namun, bagi negara yang sedang membutuhkan mau tidak mau harus
menyetujui persyaratan tersebut.

Sadar akan bahayanya campur tangan pihak asing dalam mengatur perekonomian
dalam negeri, Indonesia bertekad untuk segera menyelesaikan kewajibannya terhadap
IMF dan tidak lagi mengajukan pinjaman dana pada organisasi internasional di bidang
moneter tersebut.

Faktanya, utang Indonesia terhadap IMF telah selesai alias lunas pada tahun 2006.
Setoran kepada IMF hingga saat ini merupakan iuran wajib anggota yang
dialokasikan dalam mata uang Special Drawing Rights (SDR), sebagai uang khusus
anggota IMF.

Sebagai organisasi internasional bidang moneter, IMF menyelenggarakan pertemuan


rutin setiap tahun yang dikenal dengan pertemuan tahunan (Annual Meetings – AM).
Penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF sekaligus menggandeng organisasi lain
dalam bidang sejenis yakni Bank Dunia (World Bank).

Sesuai dengan namanya, pertemuan tahunan IMF merupakan suatu konferensi


ekonomi yang dilakukan secara rutin pada bulan Oktober setiap tahunnya. Tujuan dari
pertemuan tahunan tersebut adalah untuk membahas dan mendiskusikan isu-isu global
berkenaan tentang pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran dan penyerapan
tenaga kerja, stabilitas keuangan global, pengentasan kemiskinan, prospek ekonomi
dunia, pembangunan ekonomi, efektivitas bantuan, dan perubahan iklim.

Perhelatan tahunan IMF bersama World Bank sebagai agenda rutin dikemas dalam
tiga rangkaian acara utama yakni IMF-WB Plenary Session, International Monetary
and Financial Committee (IMFC), dan World Bank Development
Committee (WBDC). Setiap acara memiliki agenda yang berbeda. IMF-WB Plenary
Session merupakan acara inti yang dihadiri oleh seluruh pimpinan delegasi dan
pimpinan manajemen IMF dan WB. Pada sesi lainnya, IMFC dihadiri oleh
gubernur bank sentral perwakilan negara-negara anggota IMF. Sementara WBDC
menjadi pertemuan menteri keuangan anggota Bank Dunia.

Pertemuan tahunan IMF yang menjadi perhelatan akbar tak semata berupa meeting
formal, tetapi juga turut diselenggarakan beragam acara lainnya, seperti seminar,
forum investasi, Focus Group Discussion (FGD), workshop, dan pergelaran budaya
terutama budaya dari negara yang menjadi tuan rumah perhelatan tersebut.

Pertemuan tahunan IMF merupakan konferensi formal bidang ekonomi yang harus
dihadiri oleh delegasi dari negara-negara anggota organisasi internasional di bidang
moneter tersebut. Setidaknya terdapat 189 negara yang tercatat sebagai anggota IMF,
termasuk Indonesia.

Bagi Indonesia, pertemuan tahunan IMF memberikan manfaat berupa masukan-


masukan terkait upaya menghadapi isu perekonomian global, sehingga diharapkan
dapat diwujudkan dengan perumusan kebijakan ekonomi yang efektif. Tak hanya itu
saja, Indonesia juga berkesempatan untuk memperkenalkan potensi pariwisata yang
dimiliki kepada seluruh delegasi negara-negara anggota IMF.

Secara materi, Indonesia juga akan mendapatkan manfaat dari peralatan yang
digunakan selama konferensi, seperti komputer, proyektor, meja, dan lainnya.
Beragam peralatan digital dan non-digital tersebut akan diberikan kepada rakyat
Indonesia, khususnya warga Nusa Dua, Bali.

3. World Trade Organization (WTO) adalah organisasi perdagangan dunia yang


betujuan memajukan perdagangan internasional dengan membatasi peraturan yang
menghambat kelancaran pertukaran barang-barang internasional dan meningkatkan
volume perdagangan dunia dengan cara meliberalisasikan perdagangan internasional.
Keterlibatan dan posisi Indonesia dalam proses perundingan DDA didasarkan pada
kepentingan nasional dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi dan
pengentasan kemiskinan. Dalam kaitan ini, untuk memperkuat posisi runding
Indonesia bergabung dengan beberapa koalisi. Koalisi-koalisi tersebut antara lain G-
33, G-20, NAMA-11, yang kurang lebih memiliki kepentingan yang sama. Indonesia
terlibat aktif dalam kelompok-kelompok tersebut dalam merumuskan posisi bersama
yang mengedepankan pencapaian development objectives dari DDA. Indonesia juga
senantiasa terlibat aktif di isu-isu yang menjadi kepentingan utama Indonesia, seperti
pembangunan, kekayaan intelektual, lingkungan hidup, dan pembentukan aturan
WTO yang mengatur perdagangan multilateral.
Perjanjian multilateral Indonesia dalam DDA ( Doha Development Agenda) juga
memerlukan suatu ratrifikasi dari dewan masing masing negara. Di Indonesia
pengesahan dan ratrifikasi seperti ini dilakukan oleh sebuah badan yaitu Dewan
Perwakilan Rakyat dengan prosedur yang susuai dengan pasal diatas. Setelah itu
barulah perjanjian atau hukum internasional dapat diterapkan di Indonesia.
Kemudian yang menjadi sebuah fokus dari paradigm hukum internasional sendiri
adalah transformasi hukum yang digunakan untuk menjalankan instrument hukum
nasional. Di dalam perjanjian multilateral indonesia dengan WTO, transformasi yang
bersifat formal ini akan lebih berpotensi untuk digunakan dalam proses ratrifikasi.

Peran dari WTO sendiri sangat penting bagi Indonesia, karena dengan hal ini laju
perkembangan ekonomi akan terus melaju dan negara tidak perlu khawatir apabila
mengalami masalah ekonomi. Dalam hal ini WTO dan negara negara lain akan terus
membantu.

4. International Labour Organization (ILO) adalah organisasi buruh sedunia dengan


tujuan menciptakan perdamaian melalui keadilan sosial, perbaikan nasib buruh,
stabilitas ekonomi, sosial dan menyusun hukum perburuhan.

Pemerintah Indonesia menekankan peran penting Organisasi Buruh Internasional


(ILO) untuk membantu Negara-negara Anggota dalam memperbaiki program dan
institusi pelatihan mereka. Kemitraan global yang terkoordinasi penting untuk
memperkuat usaha dalam memastikan pekerjaan yang layak bagi semua, terutama
menghadapi tantangan perubahan iklim.

International Labour Organization (ILO) memprioritaskan tiga masalah di Indonesia


untuk dikerjakan pada tahun-tahun mendatang. Tiga hal utama yang menjadi prioritas
itu adalah penciptaan lapangan kerja, penciptaan hubungan industrial yang harmonis,
dan perlindungan sosial.

ILO akan melibatkan semua pemangku kepentingan utama termasuk mitra sosial -
konfederasi serikat pekerja dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) - serta
Kementerian dan lembaga pemerintah terkait - KementerianKetenagakerjaan,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Koordinator Bidang
Perekonomian, badan jaminan sosial (BPJS Ketenagakerjaan), dan balai latihan kerja
(BLK).
5. Food and Agricultural Organization (FAO) adalah organisasi pangan dan pertanian
dengan tujuan memajukan pertanian, peternakan, perikanan, kehutanan, pengairan,
sistem berocok tanam dan lain-lain.

Organisasi PBB untuk Pangan dan Pertanian (Food and Agriculture


Organization/FAO) memuji peran Indonesia dalam upaya pemberantasan
penangkapan ikan secara ilegal (Illegal, Unreported, Unregulated/IUU Fishing)

Direktur Jenderal FAO, Jose Graziano Da Silva menyatakan, Indonesia adalah negara
mitra kerja FAO yang penting, utamanya dalam upaya pengimplementasian Agenda
Pembangunan Berkelanjutan 2030 FAO.

Hal itu disampaikan Da Silva di sela-sela prosesi penyerahan Surat Penunjukan


(Letter of Appointment) Duta Besar Esti Andayani sebagai Wakil Tetap Pemerintah
Indonesia untuk FAO di Markas Besar FAO, Roma, Italia.

Duta Besar Esti Andayani menyampaikan apresiasi atas kerja sama antara Indonesia
dan FAO yang selama ini terjalin dengan sangat baik.

“Saya mengharapkan di masa mendatang hubungan antara Indonesia dan FAO dapat
semakin ditingkatkan, khususnya terkait bidang ketahanan pangan dan nutrisi,” ujar
Dubes Esti.
Indonesia yang menjadi negara pihak pada Kesepakatan tentang Langkah-langkah
Negara Pelabuhan untuk Mencegah, Mendeteksi, dan Memberantas Penangkapan
Ikan Secara Ilegal secara nyata telah berkontribusi aktif dalam pemberantasan praktik
IUU Fishing.

Dalam berbagai kesempatan di tataran internasional, Pemerintah Indonesia juga


secara konsisten menyerukan pentingnya pemberantasan berbagai aspek kejahatan
yang terkait erat, seperti penyelundupan dan perbudakan.

Sejak Indonesia menjadi anggota FAO, telah ada lebih dari 650 proyek yang
diimplementasikan di seluruh Indonesia. Sementara saat ini, nilai kesepakatan kerja
sama dengan FAO mencapai 350 juta dolar AS untuk jangka waktu lima tahun hingga
2020. Angka itu merupakan yang tertinggi dibandingkan proyek kerja FAO dengan
negara lainnya.

6. ASEAN Free Trade Area (AFTA) adalah organisasi perdagangan bebas ASEAN
dengan maksud mengantisipasi dalam menghadapi era perdagangan bebas dunia.

Saat AFTA resmi ditandatangani, negara anggota AFTA hanya berjumlah 6 negara.
Keenam negara tersebut yakni Thailand, Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam,
Filipina, dan Singapura. Jumlah negara anggota kian bertambah seiring dengan
bergabungnya negara lainnya ke dalam ASEAN. Negara Vietnam bergabung di tahun
1995, negara Myanmar dan Laos bergabung di tahun 1997, serta negara Kamboja
bergabung di tahun 1999. Negara anggota AFAT pun menjadi sepuluh negara.
Manfaat AFTA bagi perekonomian Indonesia :

 Terciptanya peluang pasar baru. Keberadaan AFTA menciptakan peluang


pasar baru bagi Indonesia. Peluang bagi para pelaku bisnis Indonesia tentu
lebih besar, yakni dapat memasarkan produk-produk ke seluruh negara
ASEAN dengan tingkat kompetisi yang semakin besar.

 Produk di pasar domestik Indonesia lebih bervariasi. Barang-barang dari


negara-negara ASEAN akan masuk ke pasar domestik Indonesia. Konsumen
akan memiliki pilihan produk, harga, dan mutu yang berkualitas. Hal ini di
satu sisi dapat memacu para pelaku bisnis di Indonesia untuk bersaing secara
sehat.
 Kemudahan dalam hal perizinin kerja di negara ASEAN. Orang Indonesia
mendapatkan kemudahan untuk dapat bekerja di negara ASEAN. Gaji seorang
professional di negara-negara ASEAN, seperti Singapura dan Malaysia, lebih
besar daripada di Indonesia.

 Menciptakan peluang sumber devisa negara dari sektor pariwisata. Indonesia


memiliki potensi pariwisara yang dapat mendatangkan devisa yang besar bagi
negara. Keberadaan AFTA dapat mendorong Indonesia untuk melakukan
pengelolaan tempat wisata yang terorganisir dengan baik. Hal ini dapat
menarik banyak turis asing untuk datang ke Indonesia.

 Menarik investor untuk menanam modal di Indonesia. Potensi sumber daya


alam dan sumber daya manusia yang dimiliki Indonesia dapat menarik minat
para investor untuk menanam modalnya di Indonesia. Hal ini dapat berdampak
positif maupun negatif bagi Indonesia.

 Kemudahan dalam hal memasukkan produk asli Indonesia ke negara ASEAN.


Berbagai macam kemudahan yang didapatkan dalam kerja sama AFTA dapat
mempermudah masuknya produk asli Indonesia ke negara ASEAN. Produk
Indonesia dapat masuk ke negara ASEAN tanpa syarat yang menyulitkan
berdasarkan perumusan untuk meniadakan kebijakan non tarif.

Anda mungkin juga menyukai