PROPOSAL PENELITIAN
Topik Permasalahan: Pengembangan Model Matematis Untuk
OptimasiPerencanaan Produksi Minuman Marimas
Disusun Oleh:
No Nama NIM
1. M. Fatan Al-imam 1221800
96
2. Aulia Alfan Hanif 1221801
15
MTPI A
2020
BAB I
PENDAHULUAN
Maka dari itu PT. Ulam Halim membutuhkan sebuah solusi yang dapat
memperkerikan jumlah produksi yang optimal. Hal ini diperlukan karena pada
kejadian sebelumnya PT Ulam Halim mengalami kerugian. Maka dari itu
diperlukan suatu program matematis untuk meminimalkan kergian tersebut.
Metode goal programming merupakan perluasan dari model program linear. Goal
programming diperkenalkan oleh Charles dan Cooper pada awal 1960. Teknik ini
disempurnakan oleh Ijiri pada pertengahan 1960 dan penjelasan yang lengkap pada
beberapa aplikasi dikembangkan oleh Ignizo dan Leen pada 1970. Karena goal
programming merupakan perluasan dari program linear sehingga seluruh asumsi,
notasi, formula matematika, prosedur perumusan model dan penyelesaiannya tidak
berbeda. Perbedaan utamanya terletak pada struktur dan penggunaan fungsi tujuan.
Dalam program linear hanya mengandung satu fungsi tujuan sedangkan dalam goal
programming terdapat satu atau beberapa gabungan fungsi tujuan. Hal ini dapat
dilakukan dengan mengekspresikan tujuan itu dalam bentuk sebuah kendala (goal
constraint). Memasukkan variabel simpangan (deviational variabel) dalam kendala
tersebut untuk mencerminkan seberapa jauh tujuan itu tercapai dan menggabungkan
variabel deviasional dalam fungsi tujuan. Untuk metode goal programming paling
sedikit memiliki tiga komponen yaitu: fungsi tujuan, kendala sasaran dan kendala
nonnegatif.
1. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung tetapi
Mendukung jalannya penelitian. Data ini berupa informasi-informasi yang
Diperoleh dengan mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan objek
Penelitian. Dalam hal penelitian ini yaitu dengan mempelajari data permintaan
Masa lampau.
2. Studi Pustaka
Dengan mempelajari literatur yang relevan dengan pokok permasalahan baik
buku-buku, jurnal ataupun berbagai sumber informasi lainnya sebagai studi
banding dan landasan teori dalam analisis data.
3.3 Model Matematika Goal Programming
Menurut (Sima, 1995), model matematika adalah kumpulan keterkaitan
variabel-variabel yang berbentuk formulasi atau fungsi persamaan dan atau
pertidaksamaan yang mengekspresikan sifat pokok dari sistem atau proses fisis dalam
istilah matematika.
Model matematis dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan fungsional sebagai berikut :
Variabel terikat = {variabel bebas ; parameter ; fungsi pemaksa} variabel terikat adalah
suatu karakteristik yang mencerminkan keadaan atau
perilaku sebuah sistem. Variabel bebas biasanya adalah dimensi, seperti waktu dan
ruang, selama perilaku sistem sedang ditentukan. Menurut (Sima, 1995), parameter
adalah pencerminan sifat-sifat atau komposisi sistem, dan fungsi pemaksa adalah
pengaruh eksternal yang bekerja pada sistem.
Dalam pengembangan model matematis ini akan digunakan metode Goal
Programming karena model ini memiliki beberapa kelebihan yakni :
1. Dapat digunakan untuk menentukan kombinasi optimum dari faktor produksi yang
berhubungan satu sama lain dalam jumlah yang sangat besar.
2. Mampu menyertakan sejumlah tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan 3.
Menghubungkan secara kuantitatif dan terpadu sasaran-sasaran majemuk menjadi
sasaran yang serasi.
Adapun tahapan yang dilakukan dalam hal pengembangan model matematis
perencanaan produksi dengan Goal Programming adalah sebagai berikut :
Model umum dari goal programming tanpa faktor prioritas di dalam strukturnya
adalah sebagai berikut.
minimumkan:
Z = Pm i=1 Wi(di+ + di−)
Z = Pm i=1(Wi+di+ + Wi−di−)
syarat ikatan:
Pn j=1 aijXj + di− − di+ = bi
untuk i = 1, 2, ..., m tujuan
Pn j=1 gkjXj ≤ atau ≥ Ck
untuk k = 1, 2, ..., p kendala fungsional
untuk j = 1, 2, ..., n
dan
Xj,di−,di+ ≥ 0.
Keterangan:
di+ = jumlah unit deviasi yang kelebihan (+) terhadap tujuan (bi)
di− = jumlah unit deviasi yang kekurangan (-) terhadap tujuan (bi)
Wi+ = timbangan atau penalty (ordinal atau kardinal) yang diberikan terhadap
deviasi positif
Wi− = timbangan atau penalty (ordinal atau kardinal) yang diberikan terhadap
deviasi negatif
aij = koefisien teknologi fungsi kendala tujuan, yaitu yang berhubungan dengan
tujuan peubah pengambilan keputusan (Xj)
Xj = peubah pengambilan keputusan atau kegiatan yang kini dinamakan
sebagai sub tujuan
bi = tujuan atau target yang ingin dicapai
gkj = koefisien teknologi fungsi kendala biasa
Ck = jumlah sumber daya k yang tersedia.
syarat ikatan:
Pn j=1 aijXj + di− − di+ = bi
untuk i = 1, 2, ..., m tujuan
Pn j=1 gkjXj ≤ atau ≥ Ck
untuk k = 1, 2, ..., p kendala fungsional
untuk j = 1, 2, ..., n
dan
Xj,di−,di+ ≥ 0.
Keterangan:
di+ = deviasi positif dari tujuan atau target ke-i
di− = deviasi negatif dari tujuan atau target ke-i
Py,Ps = faktor-faktor prioritas
Wi,y+ = timbangan relatif dari di+ dalam urutan (rangking) ke-y
Wi,s− = timbangan relatif dari di− dalam urutan (rangking) ke-s
3.4 Kerangka Penelitian
Gambar 3.2 alur flowchart kerangka penelitian
Hillier, Frederick dan Gerald Liebermann, 1994, Pengantar Riset Operasi, Jilid 1 Edisi
Erlangga, Jakarta, Erlangga