Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KECERDASAN LINGUISTIK DAN LOGIKA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pelajaran Berbasis Majemuk

Dosen Pengampu :
Conny Dian Sumadi, S.Pd.,M.Pd

Anggota Kelompok 1 :
1. Erfin Erlangga N. 180611100082
2. Anisa Widiyaningrum 180611100084
3. Dzum mai’isyatin S. 180611100105
4. Fauriza Tahta A. 180611100108
5. Yuareta Carisa 180611100110
6. Eko Mulyono 180611100114

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

FEBRUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya, sehingga makalah
ini dapat tersusun hingga selesai. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata kuliah
Pelajaran Berbasis Kecerdasan Majemuk dengan judul “Kecerdasan Linguistik dan Logika”.
Dengan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penyusun masih jauh dari kata
kesempurnaan, tetapi dengan tekad dan kerja keras kami akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya karena dukungan, bimbingan serta bantuan dari berbagai
pihak.
Kemudian dengan segala kerendahan hati penyusun menyampaikan terima kasih kepada
Ibu Conny Dian Sumadi, S.Pd.,M.Pd,selaku dosen pengampu mata kuliah Pelajaran Berbasis
Kecerdasan Majemuk yang telah banyak memberikan pengarahan. Kami berharap semoga
makalah ini bisa menambah pengetahuan para pembaca. Namun terlepas dari itu, kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat
mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun sebagai motivasi kami untuk
menyusun makalah lebih baik kedepannya.

Jombang, 27 Februari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 1
C. Tujuan .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kecerdasan Linguistik ................................................ 3
B. Komponen Kecerdasan Linguistik ............................................... 3
C. Indikator Kecerdasan Linguistik .................................................. 5
D. Pentingnya Kecerdasan Linguistik................................................ 5
E. Pengertian Kecerdasan Logika....................................................... 6
F. Karakterstik kecerdasan Logika.................................................... 7
G. Sifat-sifat Kecerdasan Logika......................................................... 8
H. Komponen Kecerdasan Logika...................................................... 9
I. Manfaat Kecerdasan Logika........................................................... 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................... 11
B. Penutup ............................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 12

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecerdasan atau inteligensi adalah konsep yang abstrak. Dari sekian banyak
definisi yang dirumuskan oleh para ahli, secara umum kecerdasan atau intelegensi dapat
dimasukkan kedalam salah satu dari tiga klasifikasi berikut: 1) kemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, beradaptasi dengan situasi-situasi baru atau
menghadapi situasi-situasi yang sangat beragam; 2) kemampuan untuk belajar atau
kapasitas untuk menerima pendidikan; dan 3) kemampuan untuk berpikir secara abstrak,
menggunakan konsep-konsep abstrak dan menggunakan secara luas simbol-simbol serta
konsep-konsep. Kecerdasan merupakan sebuah proses untuk memecahkan permasalahan
yang dihadapi manusia dan melibatkan aktivitas otak. Ada tiga macam kecerdasan dalam
diri manusia yaitu kecerdasan kognitif (IQ), kecerdasan emosi (EQ), dan kecerdasan
spiritual (SQ). Kecerdasan tersebut membantu manusia untuk memecahkan masalah,
berhubungan dengan orang lain maupun diri sendiri serta berhubungan dengan nilai-nilai
atau norma yang diyakini oleh individu. Kecerdasan yang paling mempengaruhi
kehidupan sosial manusia adalah EQ, karena menurut Goleman (dalam Efendi 2005) EQ
merupakan kemampuan manusia untuk memahami perasaannya sendiri dan orang lain,
mampu memotivasi diri sendiri serta mampu mengelola emosi dalam diri maupun
hubungan dengan orang lain.
Dalam proses pendidikan, kecerdasan lingistik dan logika mempunyai peranan
yang besar dalam mencapai hasil pendidikan secara lebih bermakna. Dengan kecerdasan
emosional yang tinggi seseorang akan mampu mengendalikan potensi intelektualnya
dalam pendidikan sehingga terwujud dalam sukses yang bermakna. Dalam proses belajar
mengajar faktor non-intelektual mempunyai kontribusi yang besar terhadap timbulnya
gejala prestasi belajar faktor nonintelektual tersebut antara lain sikap dan kebiasan
belajar, motif berprestasi, minat belajar ketergantungan, kualitas kehidupan keluarga dan
hubungan sosial.
Sehubungan dengan uraian diatas maka dalam makalah ini akan membahas terkait
seputar kecerdasan lingistik dan kecerdasan logika. Materi yang dibahas yaitu

1
pengertian , komponen, indicator, karakteristik, sifat-sifat serta manfaat pada kecerdasan
linguistic dan logika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan linguistik?
2. Apa saja komponen kecerdasan linguistik?
3. Apa saja indikator kecerdasan linguistik?
4. Mengapa kecerdasan linguistik penting bagi anak?
5. Apa yang dimaksud dengan kecerdasan logika?
6. Apa saja karakteristik kecerdasan logika?
7. Apa saja sifat-sifat kecerdasan logika?
8. Apa saja komponen kecerdasan logika?
9. Apa saja manfaat kecerdasan logika?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan linguistic.
2. Untuk mengetahui komponen kecerdasan linguistic.
3. Untuk mengetahui indikator kecerdasan linguistic.
4. Untuk mengetahui pentingnya kecerdasan linguistic bagi anak.
5. Untuk mengetahui pengertian kecerdasan logika.
6. Untuk mengetahui karakteristik kecerdasan logika.
7. Untuk mengetahui sifat-sifat kecerdasan logika.
8. Untuk mengetahui komponen kecerdasan logika.
9. Untuk mengetahui manfaat kecerdasan logika.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecerdasan Linguistik


Para ahli memiliki pendapat masing masing tentang apa itu kecerdasan verba-linguistik,
berikut beberapa pendapat para ahli :
1. Gardner dalam Jamaris (2017: 3) mengungkapkan bahwa kecerdasan verbal-
linguistik merupakan kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif, baik lisan
maupun tulisan, termasuk kemampuan untuk memanipulasi sintaks atau struktur
bahasa, fonologi atau bunyi dalam bahasa, semantik atau pemaknaan bahasa, dan
dimensi pragmatik atau penggunaan bahasa secara praktis.
2. Menurut Campbell dalam Madyawati (2016: 126) kecerdasan verbal-linguistik yaitu
kemampuan yang dimiliki seseorang untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan
menggunakan bahasa untuk mengekspresikan dan menghargai makna yang
kompleks.
3. Menurut Musfiroh (2008: 2.3) kecerdasan verbal-linguistik diartikan sebagai suatu
kemampuan yang dimiliki individu dalam menyelesaikan masalah, mengembangkan
masalah, dan menciptakan sesuatu menggunakan bahasa secara efektif, baik bahasa
lisan maupun tertulis.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kecerdasan verbal-
linguistik merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam berpikir dan menyelesaikan
masalah dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan serta menciptakan sesuatu
melalui bahasa tersebut.

B. Komponen Kecerdasan Linguistik


Komponen kecerdasan verbal-linguistik mencakup keterampilan bahasa, yaitu
kemampuan menyimak (mendengar secara cermat dan kritis), kemampuan membaca secara
efektif, kemampuan berbicara dan kemampuan menulis (Madyawati, 2016:134).
Menurut Seefeldt dan Wasik (2008: 353-355) empat keterampilan bahasa pada anak usia
dini yaitu:

3
1. Mendengarkan
Mendengarkan dan memahami sebuah informasi adalah hal inti yang sangat
dibutuhkan dalam memperoleh pengetahuan. Mendengarkan bukanlah kemampuan
alami yang dimiliki individu sejak lahir. Kemampuan mendengarkan harus dilatih
sejak dini. Mengajarkan anak untuk mendengarkan orang lain akan memperbesar
kesempatan untuk belajar bahasa maupun memperoleh gagasan baru.
2. Berbicara
Dalam mempelajari bahasa, anak-anak membutuhkan dialog efektif antara orang
dewasa dan anak termasuk kesempatan untuk didengarkan. Selain itu, anak juga
membutuhkan orang dewasa yang mendengarkan ketika anak berbicara serta
mengajukan pertanyaan yang mendorong anak untuk berbicara lebih banyak serta
memperluas dan mengolah apa yang dibicarakan anak sehingga mampu membantu
meningkatkan keterampilan berbicara anak. Selain itu, anak-anak harus belajar
menyesuaikan cara bicara dalam berbagai situasi. Misalnya, menggunakan
percakapan saat bersama keluarga dan teman sebaya, menggunakan bahasa formal
ketika disekolah atau tempat-tempat lain diluar rumah, serta ketika anak-anak ingin
menyampaikan gagasan, harus berbicara dengan cara-cara yang bisa dimengerti dan
didengar orang lain.
3. Membaca
Anak-anak membutuhkan lingkungan yang memfasilitasi anak untuk memiliki
“kesempatan membaca”, seperti nama-nama di pintu kamar tidur, toilet, rak-rak kecil,
kemasan makanan ringan, serta penyediaan buku-buku bacaan. Anak-anak belajar
mengenali huruf-huruf dan kata-kata dan akhirnya menjadi sadar akan hubungan
antara bunyi dan huruf dan kata-kata.
4. Menulis
Untuk melatih perkembangan ini, anak-anak usia tiga, empat dan lima tahun
membutuhkan pengalaman-pengalaman yang mendorong mereka untuk membuat
tanda-tanda di kertas dan menulis. Anak-anak mulai menulis dengan mencorat-coret
dan membuat gambar-gambar. Kata pertama yang sering ditulis anak adalah nama
mereka sendiri.

4
C. Indikator Kecerdasan Linguistik
Adapun indikator kecerdasan linguistik sebagai berikut :
1. Mendengar serta merespon setiap suara ritme, warna dan berbagai ungkapan kata.
2. Menirukan suara dan bahasa, membaca dan menulis dari orang lain.
3. Menyimak membaca termasuk mengeja, menulis, dan diskusi.
4. Menyimak secara efektif , memahami, menguraikan, menafsirkan atau menerangkan,
dan mengingat apa yang telah dibaca.
5. Membaca secara efektif, memahami, meringkas, menafsirkan atau menerangkan, dan
mengingat apa yang telah dibaca.
6. Berbicara secara efektif, kepada berbagai pendengar, berbagai tujuan dan mengetahui
cara berbicara sederhana, fasih, persuasive, atau bergairah pada waktu yang tepat.
7. Menulis secara efektif , memahami, dan menerapkan aturan tata bahasa ejaan tanda
baca dan menggunakan kosa kata yang efektif.
8. Memperlihatkan kemampuan menguasai bahasa lainnya.
9. Menggunakan keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca untuk
mengingat, berkomunikasi, berdiskusi, menjelaskan mempengaruhi menciptakan
pengetahuan, menyusun makna serta menggambarkan makna itu sendiri.

D. Pentingnya Kecerdasan Linguistik bagi Anak


Kecerdasan linguistik merupakan salah satu kecerdasan yang penting. Karena kecerdasan
ini berhubungan dengan kemampuan berbicara atau berbahasa yang meliputi kepekaan
terhadap arti kata, urutan kata, suara, ritme, dan intonasi dari kata yang diucapkan.
Kemampuan berbicara berhubungan dengan komunikasi yang mana merupakan bekal yang
sangat penting bagi manusia untuk berinteraksi. Terdapat beberapa alasan pentingnya
kecerdasan linguistik bagi anak, yaitu:
1. Kecerdasan linguistik dapat meningkatkan kemampuan membaca
2. Kecerdasan linguistik dapat meningkatkan kemampuan menulis
3. Kecerdasan linguistik dapat membangun pembawaaan-pembawaan diri dan
keterampilan linguistik umum
4. Kecerdasan linguistik dapat meningkatkan keterampilan mendengarkan.

5
Kemampuan berbahasa anak dapat mengurangi rasa sensitif anak untuk lebih mudah
marah. Dengan kemampuan bahasa yang dimiliki akan memudahkan anak untuk menjalin
komunikasi dan perasaannya baik kepada orang tua ataupun guru. Rangsangan dan latihan
yang dilakukan terus menerus oleh orang tua dapat mengembangkan ketrampilan berbahasa
anak sekalipun ia tidak memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi, walaupun hasilnya tidak
sebesar bila anak memiliki kecerdasan linguistik yang tinggi. Hal-hal yang dapat dilakukan
untuk menstimulasi seperti misalnya mengajak anak berbicara, membacakan cerita, bermain
huruf dan angka, merangkai cerita, berdiskusi, bermain peran, memperdengarkan lagu anak-
anak dan sebagainya. Kecerdasan linguistik dikembangkan dengan beberapa tujuan, yaitu:
1. Agar anak mampu berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan dengan baik
2. Memiliki kemampuan bahasa untuk meyakinkan orang lain
3. Mampu mengingat dan menghafal informasi
4. Mampu memberikan penjelasan
5. Mampu untuk membahas bahasa itu sendiri.
Dari penjelasan di atas, kecerdasan lingusitik penting dimiliki oleh setiap manusia
untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, dan pendapat termasuk meyakinkan orang lain.
Anak-anak perlu dilatih kecerdasan liguistik sejak dini untuk memudahkan komunikasi
dengan orang-orang di sekitarnya baik secara lisan maupun tulisan.

E. Pengertian Kecerdasan Logika


Kecerdasan logis matematis merupakan salah satu dari delapan teori kecerdasan majemuk
(Multiple Intellegence) yang diperkenalkan oleh Howard Gardner. Gardner menjelaskan
bahwa teori tentang kecerdasan majemuk yaitu salah satu kecerdasan perkembangan yang
paling penting dan menjanjikan dalam pendidikan dewasa ini. Teori Kecerdasan Majemuk
didasarkan atas karya Howard Gardner, pakar psikologi perkembangan yang berupaya
menciptakan teori baru tentang pengetahuan sebagai bagian dari karyanya di Universitas
Harvard. Kecerdasan logis matematis atau kecerdasan logika adalah kecakapan untuk
menghitung, mengkuantitatif, merumuskan proposisi, dan hipotesis, serta memecahkan
perhitungan-perhitungan matematis yang kompleks. Sedangkan menurut C. Asri
Budiningsih, kecerdasan logika matematik sering disebut berpikir ilmiah, termasuk berpikir
deduktif dan induktif. Menurut pendapat ini bahwa kecerdasan logika merupakan proses

6
berpikir ilmiah dalam menyelesaikan suatu masalah dengan berdasarkan pada kebenaran
logika. Dengan kata lain Kecerdasan logika merupakan kemampuan untuk menangani
bilangan dan perhitungan, pola dan pemikiran logis dan ilmiah.
Siswa dengan kecerdasan logika tinggi cenderung senang dengan kegiatan menganalisis
dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu. Siswa juga senang berfikir secara
konseptual, seperti menyusun hipotesis, mengadakan kategorisasi dan klasifikasi terhadap
apa yang dihadapinya. Siswa semacam ini cenderung menyukai aktivitas berhitung dan
memiliki kecepatan tinggi dalam menyelesaikan problem matematika. Apabila kurang
memahami, siswa akan cenderung berusaha untuk bertanya dan mencari jawaban atas hal
yang kurang dipahami. Jenis kecerdasan ini biasanya terdapat pada para ilmuwan, ahli
matematika, misalnya Issac Newton, Albert Einstein, dan BJ. Habibie. Dan anak-anak yang
memiliki kecerdasan ini, biasanya memiliki kegemaran bereksperimen, tanya jawab,
memecahkan teka-teki logis, dan berhitung.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kecerdasan logis matematis merupakan jenis
kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka dengan baik dan kemahiran
menggunakan penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan logika merupakan gabungan
dari kemampuan berhitung dan kemampuan logika sehingga siswa dapat menyelesaikan
suatu masalah secara logis. Anak dengan kecerdasan logika ini menyenangi berpikir secara
konseptual dan tertarik dalam hal-hal yang berhubungan dengan matematika dan peristiwa
ilmiah. Siswa dengan kecerdasan ini mampu memecahkan masalah, mampu memikirkan dan
menyusun solusi dengan urutan yang logis.

F. Karakteristik Kecerdasan Logika


Karakteristik individu yang memiliki kecerdasan jenis ini adalah sebagai berikut.
1. Merasakan objek yang ada di lingkungan serta fungsi-fungsi objek terebut.
2. Merasa familiar dengan konsep kuantitas/nilai, waktu serta sebab dan akibatnya.
3. Menunjukkan keahlian dengan logika untuk menyelesaikan masalah.
4. Mengajukan dan menguji hipotesis.
5. Mampu menggunakan bermacam keahlian dalam matematika.
6. Menikmati pengoperasian yang kompleks, seperti “calculus”, fisika, program komputer
atau metode penelitian.

7
7. Menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah matematika.
8. Menunjukkan minat dalam berkarier sebagai akuntan, teknologi komputer, ahli hukum,
insinyur dan ahli kimia.
9. Menciptakan model baru dalam ilmu pengetahuan dan matematika. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa anak dapat dikatakan memiliki kecerdasan logis matematis yang
tinggi akan memiliki keterampil dalam memecahkan masalah, melakukan operasi yang
kompleks, penghitungan atau kuantitas dan logika untuk menyelesaikan masalah.
Kecerdasan logika matematika memiliki ciri-ciri atau karakteristik untuk membedakan
antara kecerdasan logika matematika dengan kecerdasan lainnya. Menurut Masykur & Fatani
(2007:105-106) kecerdasan logis-matematis memiliki beberapa ciri, antara lain:
1. Menghitung problem aritmatika dengan cepat diluar kepala.
2. Suka mengajukan pertanyaan yang sifatnya analisis, misalnya mengapa hujan turun?
3. Ahli dalam permainan catur, halma, dan sebagainya.
4. Mampu menjelaskan masalah secara logis.
5. Suka merancang eksperimen untuk membuktikan sesuatu.
6. Menghabiskan waktu dengan permainan logika seperti teka-teki, berprestasi dalam
matematika dan IPA.

G. Sifat-Sifat Kecerdasan Logika


Gardner menjelaskan bahwa kecerdasan mencakup tiga bidang yang saling berhubungan,
yaitu: matematika, sains, dan logika. Untuk dapat mengembangkan kecerdasan logis
matematis, berikut beberapa hal yang perlu diketahui :
1. Seseorang harus mengetahui apa yang menjadi tujuan dan fungsi keberadaannya
terhadap lingkungannya.
2. Mengenal konsep yang bersifat kuantitas, waktu dan hubungan sebab-akibatnya.
3. Menggunakan symbol abstrak untuk menunjukkan secara nyata, baik objek abtrak
maupun konkrit.
4. Menunjukkan keterampilan pemecahan masalah secara logis.
5. Memahami pola dan hubungan.
6. Mengajukan dan menguji hipotessis.
7. Menggunakan bermacam-macam keterampilan matematis.

8
8. Menyukai operasi yang kompleks.
9. Berfikir secara matematis.
10. Menggunakan teknologi untuk memecah masalah matematis.
11. Mengungkapkan keterkaitan dalam karir.
12. Menciptakan model baru atau memahami wawasan baru dalam sains atau
matematis.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan
logis matematis tinggi akan memiliki sifat mampu menciptakan model baru atau memahami
wawasan baru, mampu menggunakan bermacam keterampilan matematis dalam
memecahkan masalah matematis, mampu memahami dengan baik pola dan hubungan secara
logis, dan menggenal hubungan sebab-akibat dengan baik.

H. Komponen Kecerdasan Logis


kecerdasan logis-matematis biasanya dikaitkan dengan otak yang melibatkan beberapa
komponen, yaitu perhitungan secara matematis, pemecahan masalah, pertimbangan induktif
penjabaran ilmiah dari khusus ke umum, pertimbangan deduktif (penjabaran ilmiah secara
umum ke khusus), dan ketajaman pola-pola serta hubungan-hubungan. Intinya anak bekerja
dengan pola abstrak serta mampu berfikir logis dan argumentative. Adapun penjelasan dari
masing-masing komponen tersebut adalah sebagai berikut:

1. Perhitungan secara matematis Perhitungan secara matematis adalah kemampuan


dalam melakukan perhitungan dasar bisa dalam hitungan biasa, logaritma, akar
kuadrat, dan lain sebagainya. Operasi perhitungan terdiri atas pertambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Ketrampilan operasi bilangan atau
berhitung sangat diperlukan dalam perhitungan secara matematis
2. Berfikir logis Berfikir logis yaitu menyangkut kemampuan menjelaskan secara
logika, sebab-akibatnya serta sistematis.41 Anak mampu membuat penalaran logis
terhadap satu atau serangkaian persamaan angka-angka yang ada. Dalam berfikir
logis tidak hanya diperlukan ketrampilan dalam operasi hitung, tapi juga
pengetahuan dasar matematika sangat dibutuhkan dan demikian penting. Anak
harus memiliki pemahaman yang kuat terhadap konsep-konsep matematika.

9
3. Pemecahan masalah Pemecahan masalah adalah kemampuan mencerna sebuah
cerita kemudian merumuskannya ke dalam persamaan matematika. Kemampuan
berfikir abstrak menjadi dasar utama dalam memecahkan persoalan-persoalan
matematika dalam bentuk cerita
4. Pertimbangan induktif dan pertimbangan deduktif Pertimbangan induktif adalah
kemampuan berfikir untuk menarik suatu kesimpulan atau membuat suatu
pernyataan baru yang bersifat umum (general) berdasarkan pada beberapa
pernyataan khusus yang diketahui benar. Dan pertimbangan deduktif adalah
kemampuan berfikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk
seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus
5. Ketajaman pola-pola serta hubungan-hubungan. Ketajaman pola-pola serta
hubungan-hubungan adalah kemampuan menganalisa deret urutan paling logis dan
konsisten dari angka-angka atau hurufhuruf yang saling berhubungan. Dalam hal ini
dituntut kejelian dalam mengamati dan menganalisis pola-pola perubahan sehingga
angka-angka atau huruf-huruf tersebut menjadi deret yang utuh, Pada intinya
seseorang yang memiliki kecerdasan logis matematis mampu menjelaskan secara
logika, berpikir dalam pola sebab-akibat, menciptakan hipotesis, mencari
keteraturan konseptual, dan kemampuan berfikir abstrak dalam memecahkan
persoalan matematika yang banyak digunakan dalam aktivitas kesehariannya.

J. Manfaat Kecerdasan Logis


Manfaat Kecerdasan Logis-Matematis Manfaat kecerdasan logis-matematis bagi anak
adalah sebagai berikut:
1. Membantu anak meningkatkan logika.
2. Memperkuat ketrampilan berfikir dan mengingat.
3. Menemukan cara kerja pola dan hubungan.
4. Mengembangkan ketrampilan memecahkan masalah.
5. Mengembangkan kemampuannya dalam mengelompokkan.
6. Mengerti akan nilai (harga) suatu angka atau bilangan.

10
11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan yang dimiliki individu dalam
berpikir dan menyelesaikan masalah dengan menggunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan
serta menciptakan sesuatu melalui bahasa tersebut. Menurut Seefeldt dan Wasik komponen
kecerdasan linguistik yaitu: mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. kecerdasan
logis matematis merupakan jenis kecerdasan yang melibatkan keterampilan mengolah angka
dengan baik dan kemahiran menggunakan penalaran atau logika dengan benar. Kecerdasan
logika merupakan gabungan dari kemampuan berhitung dan kemampuan logika sehingga
siswa dapat menyelesaikan suatu masalah secara logis. Anak dengan kecerdasan logika ini
menyenangi berpikir secara konseptual dan tertarik dalam hal-hal yang berhubungan dengan
matematika dan peristiwa ilmiah. Siswa dengan kecerdasan ini mampu memecahkan
masalah, mampu memikirkan dan menyusun solusi dengan urutan yang logis.
B. Saran
Penyusun menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik segi
sumber maupun penulisan, untuk itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya. Diharapkan pembaca tidak merasa puas
dengan materi yang telah dibaca dan mencoba mencari pembahasan yang diungkapkan oleh
para ahli lainnya sehingga mendapatkan ilmu yang lebih luas.

12
DAFTAR PUSTAKA

Chatib, Munif dan Said, Alamsyah. 2012. Sekolah Anak-anak Juara Berbasis Kecerdasan Jamak
Dan Pendidikan Berkeadilan. Bandung: Kaifa.
Masykur, Moch dan Fathani. 2009. Mathematical Intelligence Cara Cerdas Melatih Otak dan
Menanggulangi Kesulitan Belajar. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Syaodih, Nana Sukmadinata. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Suhendri, Huri. 2010. Pengaruh Kecerdasan Matematis-Logis dan Kemandirian Belajar terhadap
Hasil Belajar Matematika. Jurnal Formatif, 1(1), 29-39.
Suarca, Kadek, dkk. 2005. Kecerdasan Majemuk pada Anak. Sari Pediatri. Vol. 7, No. 2.
Universitas Udayana. Hal. 87.
Hamzah, B. Uno dan Masri Kuadrat. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran.
Jakarta: PT Bumi Akara.
Triwinarni, Dina, Fauzi dan Monawati. 2017. Pengaruh Kecerdasan Logika Matematika
Terhadap Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 1 Pagar Air Kabupaten Aceh
Besar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 1 (2). Hal.20.

13

Anda mungkin juga menyukai