PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA
Skor Nilai :
NIM : 4201111025
OKTOBER 2020
1
EXECUTIVE SUMMARY
Buku yang saya analisis berjudul Pengantar Filsafat Pendidikan karya Drs. Uyoh
Sadulloh, M.Pd. adalah buku yang bagus dan lengkap, di dalam buku ini memiliki 5
bab yang masing-masing bab memiliki rincian yang menarik. Filsafat Pendidikan di
gambarkan sedemikian rupa agar pembaca dapat memahami betul apa sebenarnya
filsafat pendidikan itu.
Secara lebih rinci, hal-hal yang dibahas dalam buku ini meliputi praktik pendidikan
dan teori pendidikan, pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan,teori filsafat,
teori filsafat pendidikan, mahzab-mahzab filsafat pendidikan, dan orientasi psikologis
yang mempengaruhi filsafat pendidikan.
Buku ini sangat tepat guna oleh para mahasiswa yang sedang mendalami materi
tentang filsafat pendidikan.
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report
mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan judul Filsafat Pendidikan.
Critical Book Report ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical
Book Report ini. Untuk itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan Critical Book Report
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Akhir kata saya ucapkan
Terima Kasih.
3
DAFTAR ISI
EXECUTIVE SUMMARY............................................................................................... 2
KATA PENGANTAR...................................................................................................... 3
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 4
BAB 1 PENDAHULUAN
B. TUJUAN...................................................................................................................................... 5
C. MANFAAT................................................................................................................................. 6
D. IDENTITAS BUKU.................................................................................................................. 6
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................................................ 23
B. REKOMENDASI.................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 24
4
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah
peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna
bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat
memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing
anak.
B. TUJUAN
4. Menguatkan kemampuan untuk membaca buku dan terus mempelajari ilmu filsafat
pendidikan.
5
C. MANFAAT
3. Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk buku dan perbandingan
buku.
D. IDENTITAS BUKU
6
BAB II
BAB I PENDAHULUAN
1. Praktik pendidikan
2. Teori pendidikan
1. Pendekatan sains
2. Pendekatan filosofis
3. Pendekatan Religi
Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep –
konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.
4. Pendekatan Multidisplin
7
5. Pendekatan dalam Penulisan
Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan
secara filosofis.
BAB II FILSAFAT
A. Pengertian filsafat
Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau
kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat
dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila
berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan universal.
1) Filsafat spekulatif
Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato
sebagai pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan
dengan manusia, masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif
adalah upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir
dan keseluruhan pengalaman.
2) Filsafat prespektif
3) Filsafat analitik
C. Misi Filsafat
Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia,
baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba
mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta
kesibukan manusia di dunia.
8
D. Lapangan Filsafat
a) Metafisika
b) Epistimologi
c) Aksiologi
Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain
aksiologi adalah teori nilai. Karakteristik nilai :
a. Etika
Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu
keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.
b. Estetika
Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.
Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang
dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya
9
2. Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.
Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan
hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada
pada bagian- bagiannya.
A. Pendidikan
1. Makna pendidikan
Menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.
Bahwa pendidikan menyangkut hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan
keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki
masyarakat.
3. Tujuan pendidikan
4. Alat pendidikan
Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup
dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh
karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.
Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan,
merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang.
Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
idealisme sebagai berikut:
a. Tujuan Pendidikan
b. Kedudukan Siswa
d. Kurikulum
e. Metode
Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.
a. Tujuan Pendidikan
b. Kedudukan Siswa
Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam
hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan
moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.
c. Peran Guru
d. Kurikulum
e. Metode
Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning (SR) merupakan
metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.
12
C. Filsafat Pendidikan Materialisme
a. Tema
Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama.
b. Tujuan Pendidikan
c. Kurikulum
d. Metode
e. Kedudukan Siswa
Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah
dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.
f. Peranan Guru
a. Tujuan pendidikan
Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan
pribadi.
13
b. Kedudukan Siswa
Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk
tumbuh.
c. Kurikulum
Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang
dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara
pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.
d. Metode
e. Peran Guru
a. Tujuan Pendidikan
Memberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk
kehidupan.
b. Status Siswa
Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu
komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.
c. Kurikulum
d. Peranan Guru
Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari
ini , besok lusa mungkin menjadi murid.
14
e. Metode
Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang
dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang
baik.
1. Strategi Pendidikan
Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa
adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.
2. Pendidikan
Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya
seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat
ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada
generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
15
1. Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu
sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan
bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang
lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya,
sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial
yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.Implikasi
PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
rekonstruksionisme sebagai berikut:
1. Tema
2. Tujuan Pendidikan
3. Kurikulum
Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh
budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.
4. Kedudukan Siswa
Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga.
Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat
diterima semua latar belakang budaya
16
5. Metode
6. Peran Guru
Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya,
baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus
mewakili budaya masyarakat.
A. Psikologi Humanistik
B. Behavioristik
C. Konstruktivistik
17
BAB III
PEMBAHASAN
Pada BAB I buku yang direview, dijelaskan mengenai praktik pendidikan dan teori
pendidikan, pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan.
Filsafat menurut buku yang direview yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos
artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan.
Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau
kebijakan.
Filsafat menurut buku pembanding ialah berasal dari bahasa Yunani. Kata ini bersal
dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang dan suka, sertakata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan.Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan
pengertianfilsafat sebagai berikut:
2.Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikapyang sangat kita junjung tinggi.
4.Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
Berdasarkan kedua pendapat diatas, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari kata “ philos” dan “ sophia” yang berarti cinta pengetahuan.
Filsafat Pendidikan menurut buku yang di review ialah menurut Al- Syaibany
(1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang pendidikan.
Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan
18
menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan
yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah
pendidikan secara praktis”
Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik.
19
Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu.
Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya
seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat
ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada
generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:
3. Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.
Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu
sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan
bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang
lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya,
sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial
yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.
20
Sedangkan pada buku pembanding, mahzab-mahzab filsafat pendidikan yaitu:
1. Progresivisme
2. Esensialisme
3. Perenialisme
4. Rekontruksionalisme
Pada buku pembanding, tidak ada dijelaskan tentang orientasi psikologi yang
mempengaruhi filsafat pendidikan.
21
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face, value), buku yang direview memiliki
tampilan luar (cover) buku ini menarik. Perpaduan gambar pada cover dengan
layout yang bagus membuat tampilan buku ini bernilai plus.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font buku
yang direview telah memenuhi kriteria yang baik untuk tersebut.
3. Dari aspek isi buku, buku yang direview memiliki materi yang bersifat baru
(update)sesuaidengan perkembangan yang sedang berlangsung serta kompleksita
snya sesuai denganapa yang diharapkan (tidak kurang dan tidak berlebihan)
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut memiliki penyampaian materi yang ringkas
dan tepat sasaran, tidak berbelit-belitmenjadikan isi buku ini menjadi satu bacaan
yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Sistematika penyampaian informasi
yang runtut menimbulkan informasi yangdisampaikan saling berhubungan dan
memudahkan pembaca untuk memahamiisi bacaan secara holistik dan koheren.
BAB IV
PENUTUP
22
A. KESIMPULAN
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Filsafat
B. REKOMENDASI
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi penampilan
dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh karya tulis
berupa buku yaitu: Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti kaidah-kaidah
penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran dan
pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Buku ini dinilai
telah layak untuk digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria
yang diharapkan dari sebuah karya tulis berupa buku..
DAFTAR PUSTAKA
23
Drs. Saduloloh Uyoh, M.Pd.2017. Filsafat Pendidikan.Bandung : Alfabeta
24