Anda di halaman 1dari 24

CRITICAL BOOK REVIEW

MK. FILSAFAT PENDIDIKAN

PRODI S1 PENDIDIKAN
MATEMATIKA

Skor Nilai :

PENGANTAR FILSAFAT PENDIDIKAN

(Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd.)

NAMA MAHASISWA : ADE BULAN MUHARRANI BATU BARA

NIM : 4201111025

KELAS : MATEMATIKA DIK C 2020

DOSEN PENGAMPU : FAHRUR ROZI, S.Pd, M.Pd.

MATA KULIAH : FILSAFAT PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

OKTOBER 2020

1
EXECUTIVE SUMMARY

Buku yang saya analisis berjudul Pengantar Filsafat Pendidikan karya Drs. Uyoh
Sadulloh, M.Pd. adalah buku yang bagus dan lengkap, di dalam buku ini memiliki 5
bab yang masing-masing bab memiliki rincian yang menarik. Filsafat Pendidikan di
gambarkan sedemikian rupa agar pembaca dapat memahami betul apa sebenarnya
filsafat pendidikan itu.

Belajar filsafat pendidikan ini menguraikan tentang bagaimana gambaran manusia


dalam konteks pendidikan sehingga dapat dibangun menjadi suatu yang berpotensi
dalam pembangunan manusia.

Secara lebih rinci, hal-hal yang dibahas dalam buku ini meliputi praktik pendidikan
dan teori pendidikan, pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan,teori filsafat,
teori filsafat pendidikan, mahzab-mahzab filsafat pendidikan, dan orientasi psikologis
yang mempengaruhi filsafat pendidikan.

Buku ini sangat tepat guna oleh para mahasiswa yang sedang mendalami materi
tentang filsafat pendidikan.

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunianya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan Critical Book Report
mata kuliah Filsafat Pendidikan dengan judul Filsafat Pendidikan.

Critical Book Report ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
dukungan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan Critical
Book Report ini. Untuk itu saya sampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dan mendukung saya dalam pembuatan Critical Book Report
ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, saya
memohon maaf apabila ada kesalahan dan kekurangan. Akhir kata saya ucapkan
Terima Kasih.

Medan, 9 Oktober 2020

Ade Bulan Muharrani Batu Bara

3
DAFTAR ISI

EXECUTIVE SUMMARY............................................................................................... 2

KATA PENGANTAR...................................................................................................... 3

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 4

BAB 1 PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR............................................................................... 5

B. TUJUAN...................................................................................................................................... 5

C. MANFAAT................................................................................................................................. 6

D. IDENTITAS BUKU.................................................................................................................. 6

BAB II RINGKASAN ISI BUKU............................................................................. 7-17

BAB III PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU.................................................................................................. 18

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU.............................................................21-22

BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN........................................................................................................................ 23
B. REKOMENDASI.................................................................................................................... 23

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 24

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. RASIONALISASI PENTINGNYA CBR

Dalam dunia pendidikan dan pengajaran yang menjadi fokus perhatian adalah
peserta didiknya, baik itu di Taman Kanak Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah,
maupun perguruan tinggi. Pemahaman pada diri peserta didik mempunyai makna
bahwa guru mengenal betul kelebihan dan kelemahan peserta didik sehingga dapat
memberikan layanan pendidikan yang tepat dan bermanfaat bagi masing masing
anak.

Filsafat sudah sebagai ilmu pengetahuan yang membingungkan, dan banyak


kalangan yang mempelajari filsafat berakhir dengan rasa pusing dan
ketidakmengrtian. Filsafat, dalam arti analisa filsafat adalah merupakan salah satu
cara pendekatan yang digunakan oleh para ahli pendidikan dalam memecahakan
problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikannya, di samping
menggunakan metode-metode ilmiah lainnya. Dengan kata lain, teori-teori dan
pandangan-pandangan filsafat pendidikan yang dikembangkan oleh seorang filosof
tentu berdasarkan dan bercorak serta diwarnai oleh pandangan dan aliran filsafat yag
dianutnya.

Usia filsafat sudah memberikan bentuk-bentuk pemikiran yang bervariasi, juga


telah melahirkan berbagai aliran dan paham yang mengideologis. Dalam filsafat juga
menguraikan pendidikan karakter, yaitu pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai
kepribadian bangsa yang digali dari keyakinan yang beragama, kebudayaan, dan
kreatifan lokal, serta kesucian hati nurani manusia yang merupakan fitrah dari sang
pencipta.

B. TUJUAN

Critical Report Book ini bertujuan untuk :

1. Penyelesaian tugas CBR mata kuliah Filsafat Pendidikan,

2. Menambah wawasan ilmu tentang Filsafat Pendidikan,

3. Meningkatkan kemampuan mengkritis dan membandingkan beberapa buku,

4. Menguatkan kemampuan untuk membaca buku dan terus mempelajari ilmu filsafat
pendidikan.

5
C. MANFAAT

1. Membantu memahami karakteristik filsafat pendidikan,

2. Membantu memahami perkembangan filsafat pendidikan dalam negeri,

3. Membantu mahasiswa kritisi dalam suatu hal termasuk buku dan perbandingan
buku.

D. IDENTITAS BUKU

1. Judul Buku : Pengantar Filsafat Pendidikan


2. Pengarang : Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd.
3. Penerbit : Alfabeta
4. Tahun terbit : 2017
5. Kota terbit : Bandung
6. ISBN : 979-8433-71-5
7. Jumlah halaman : 183
8. Cover buku :

6
BAB II

RINGKASAN ISI BUKU

BAB I PENDAHULUAN

A. Praktik pendidikan dan teori pendidikan

1. Praktik pendidikan

Menurut Redja M. ( Depdikbud : IKIP Bandung, 1991) praktik pendidikan adalah


seperangkat kegiatan berasama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami
perubahan tingkah laku yang diharapkan. Pendidikan dapat dilihat dari tiga aspek,
yaitu aspek tujuan, aspek proses kegiatan dan aspek dorongan.

2. Teori pendidikan

Pendidikan memerlukan teori pendidikan karena teori pendidikan akan


memberikan manfaat sebagai berikut :

1) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah


dan tujuan yang akan dicapai.
2) Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan akan mengetahui
mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan.
3) Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolsk ukur sampai dimana kita telah
berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan.

B. Pendekatan pendekatan dalam teori pendidikan.

1. Pendekatan sains

Suatau pengkajian dengan menggunakan saint untuk mempelajari, menelaah, dan


memecahkan masalah – masalah pendidikan.

2. Pendekatan filosofis

Suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah – masalah


pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.

3. Pendekatan Religi

Suatu ajaran religi dijadikan sumber inspirasi untuk menyusun teori atau konsep –
konsep pendidikan yang dapat dijadikan landasan untuk melaksanakan pendidikan.

4. Pendekatan Multidisplin

Suatu konsep yang kompherensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan


tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau displin saja.

7
5. Pendekatan dalam Penulisan

Buku ini mencoba untuk mengkaji salah satu pendekatan diatas, yaitu pendekatan
secara filosofis.

BAB II FILSAFAT

A.  Pengertian filsafat

Filsafat berasal dari bahasa yunani kuno yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”.
Philos artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau
kebijakan. Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap
kearifan atau kebijakan. Berfilsafat berarti berfikir tetapi tidak semua berpikir dapat
dikategorikan berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila
berpikir tersebut mengandung tiga ciri yaitu radikal, sistematis dan universal.

B.  Model – model Filsafat

1) Filsafat spekulatif

Filsafat spekulatif adalah cara berpikir sistematis tentang segala yang ada.plato
sebagai pelopor filsafat idelisme klasik membahas semua persoalan yang berkaitan
dengan manusia, masyarak, dan eksistensi manusia dalam alam ini. Filsafak spekulatif
adalah upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berpikir
dan keseluruhan pengalaman.

2) Filsafat prespektif

Suatu ukuran standart penilaian tentang nilai-nilai, perbuatan manusia dan


penilaian tentang seni.

3) Filsafat analitik

Terdapat 2 model analitik. Analitik linguistik mengandung arti bahwa filsafat


sebagai analisis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah.dan analitik
positivistik logis mengacu pada ilmu matematika dan ilmua alam serta sosial.         

C.  Misi Filsafat

Para filsof berusaha memecahkan masalah masalah yang penting bagi manusia,
baik langsung maupun tidsk langsung. Melalui pengujian yang kritis, filsof mencoba
mengevaluasi informasi dan kepercayaan yang dimiliki mengenai alam semesta serta
kesibukan manusia di dunia.

8
D.  Lapangan Filsafat

Filsafat membahas tiga persoalan pokok, yaitu masalah wujud, masalah


pengetahuan, dan masalah nilai.

a) Metafisika

Metafisika merupakan cabang filsafat yang mempersoalkan tentang hakikat yang


tersimpul di belakang dunia fenomena. Metafisika melampaui pengalaman objeknya
di luar hal yang dapat ditangkap oleh pancaindra.

b) Epistimologi

Epistimologi merupakan cabang filsafat yang membahas atau mengkaji tentang


asal, struktur, metode, serta keabsahan pengetahuan.

Jenis- jenis pengetahuan: Pengetahuan wahyu, Pengetahuan intuitif, Pengetahuan


rasional, Pengetahuan empiris, Pengetahuan otoritas

Teori pengetahuan: Teori korespondensi, Teori koherensi. Teori pragmatisme.

c) Aksiologi

Aksiologi merupakan cabang filsafat yang mempelajari nilai atau dengan kata lain
aksiologi adalah teori nilai. Karakteristik nilai :

a. Nilai objektif atau subjektif

b. Nilai absolute atau berubah

Jenis- jenis nilai :

a. Etika

Etika merupakan teori tentang nilai, pembahasan secara teoritis tentang nilai, ilmu
keusilaan yang memuat dasar- dasar untuk berbuat susila.

b. Estetika

Estetika merupakan nilai- nilai yang berkaitan dengan kreasi seni dan pengalaman-
pengalaman kita yang berhubungan dengan seni.

E.   Filsafat dan Sains

Sains dalam arti sempit diartikan sebagai ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya
kuantitatif dan objektif. Sains hanya membicarakan segala sesuatu yang nyata yang
dapat disentuh dengan menggunakan pancaindera. Ciri umum sains diantaranya

1. Hasil sains bersifat akumulatif dan merupakan milik bersama.

9
2.  Hasil sains kebenarannya tidak mutlak.

3.  Sains bersifat objektif.

Salah satu perbedaan filsafat dengan sains, yaitu bahwa sains bersifat analisis dan
hanya menggarap salah satu pengetahuan sebagai objek formalnya, sedangkan
filsafat bersifat pengetahuan synopsis, artinya melihat segala sesuatu dengan
menekankan secara keseluruhan, karena memiliki sifat tersendiri yang tidak ada
pada bagian- bagiannya.

F.   Filsafat dan Agama

Menurut Randall dan Buchler (1942), pertama agama didefinisikan dengan


kepercayaan terhadap supranatural, atau secara popular diartikan sebagai
kepercayaan terhadap Tuhan. Kedua agama didefinisikan dengan kepercayaan atau
keyakinan.

BAB III FILSAFAT PENDIDIKAN

A.  Pendidikan

1.   Makna pendidikan

Menurut Langeveld adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada
anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya.

2.   Pendidikan sebagai proses transformasi nilai

Bahwa pendidikan menyangkut hati nurani, nilai- nilai, perasaan, pengetahuan dan
keterampilan. Nilai- nilai yang ditransformasikan dalam rangka mempertahankan,
mengembangkan, bahkan kalau perlu mengubah kebudayaan yang dimiliki
masyarakat.

3. Tujuan pendidikan

Untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia- manuasia yang


berkebudayaan.

4.   Alat pendidikan

Merupakan suatu situasi yang diciptakan secara khusus dengan maksud


mempengaruhi anak didik secara pedagogis (edukatif).

5. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat

Maksudnya bahwa pendidikan bukan hanya berlagsung di sekolah. Pendidikan


dimulai segera setelah anak lahir dan akan terus sampai manusia meninggal dunia.
10
6.   Pendidikan hanya untuk manusia

Karena hanya manusia yang dapat memperoleh pendidikan.

B.  Pengertian Filsafat Pendidikan.

Filsafat pendidikan menurut Al- Syaibany (1979:30) adalah: “pelaksanaan


pandangan falsafah dalam bidang pendidikan. Falsafah ini mencerminkan satu segi
dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan
prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah
umum dalam menyelesaikan masalah- masalah pendidikan secara praktis”

C.  Kebutuhan akan Filsafat Pendidikan.

Cara keja dan hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memecahkan masalah hidup
dan kehidupan manusia, dimana pendidikan merupakan salah satu aspek dari
kehidupan tersebut, karena manusialah yang dapat melaksanakan pendidikan . Oleh
karena itu, pendidikan memerlukan filssafat.

D.  Peranan Filsafat Pendidikan

Peran Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para


perencana pendidikan, dan orang-orang yang bekerja dalam bidang pendidikan.

E.   Apakah yang menentukan Filsafat Pendidikan Seseorang .

Filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan,
merupakan sekumpulan prinsip yang membimbing tindakan professional seseorang.
Jadi keyakinan, prinsip-prinsip yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.

BAB IV MAZHAB- MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN

A.  Filsafat Pendidikan Idealisme.

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik. Hakikat manusia adalah rohaninya, yakni apa yang disebut ‘mind’
Implikasi Pendidikan Power (1982:89) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
idealisme sebagai berikut:

a.  Tujuan Pendidikan

Pendidikan formal dan informal bertujuan membentuk karakter dan


mengembangkan bakat atau kemampuan dasar, serta kebaikan sosial.

b. Kedudukan Siswa

Bebas untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan dasarnya/bakatnya


11
c.  Peranan Guru

Bekerjasama dengan alam dalam proses pengembangan manusia, terutama


bertanggung jawab dalam menciptakan lingkungan pendidikan siswa.

d.  Kurikulum

Pendidikan liberal untuk mengembangan kemampuan rasional, dan pendidikan


praktis untuk memperoleh pekerjaan.

e.  Metode

Diutamakan metode dialektika, tetapi metode lain yang efektif dapat dimanfaatkan.

B.  Filsafat Pendidikan Realisme

Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara


dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan realisme sebagai berikut:

a.  Tujuan Pendidikan

Penyesuaian hidup dan tanggung jawab sosial.

b.   Kedudukan Siswa

Dalam hal pelajaran, menguasai pengetahuan yang handal, dapat dipercaya. Dalam
hal disiplin, peraturan yang baik adalah esensial untuk belajar. Disiplin mental dan
moral dibutuhkan untuk memperoleh hasil yang baik.

c.  Peran Guru

Menguasai pengetahuan, terampil dalam teknik mengajar dan dengan keras


menuntut prestasi dari siswa.

d.  Kurikulum

Kurikulum komprehensif mencakup semua pengetahuan yang berguna. Berisikan


pengetahuan liberal dan pengetahuan praktis.

e.  Metode

Belajar tergantung pada pengalaman, baik langsung atau tidak langsung. Metode
penyampaian harus logis dan psikologis. Metode conditioning  (SR) merupakan
metode utama bagi realisme sebagai pengikut behaviorisme.

12
C.  Filsafat Pendidikan Materialisme

Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani,


bukan spiritual, atau supernatural. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan materialisme sebagai berikut:

a.  Tema

Manusia yang baik yang efisien dihasilkan dengan proses pendidikan terkontrol
secara ilmiah dan seksama.

b.  Tujuan Pendidikan

Perubahan perilaku, mempersiapkan manusia sesuai dengan kepastiannya, untuk


tanggung jawab hidup sosial dan pribadi yang kompleks.

c.  Kurikulum

Isi pendidikan mencakup pengetahuan yang dapat dipercaya (handal), dan


diorganisasi, selalu berhubungan dengan sasaran perilaku.

d.  Metode

Semua pelajaran dihasilkan dengan kondisionisasi (SR conditioning), operant


conditioning, reinforcement, pelajaran berprogram dan kompetensi.

e.  Kedudukan Siswa

Tidak ada kebebasan. Perilaku ditentukan oleh kekuatan dari luar. Pelajaran sudah
dirancang. Siswa dipersiapkan untuk hidup. Mereka dituntut untuk belajar.

f.  Peranan Guru

Guru memiliki kekuasaan untuk merancang dan mengontrol proses pendidikan.


Guru dapat mengukur kualitas dan karakter hasil belajar siswa.

D.  Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada


filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa
yang manusia alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungannya dengan apa yang dilakukan. Implikasi Pendidikan Power (1982)
mengemukakan implikasi filsafat pendidikan pragmatisme sebagai berikut:

a.  Tujuan pendidikan

Member pengalaman untuk penemuan hal- hal baru dalam hidup sosial dan
pribadi.

13
b.  Kedudukan Siswa

Suatu organism yang memiliki kemampuan yang luar biasa dan kompleks untuk
tumbuh.

c.  Kurikulum

Berisi pengalaman yang teruji yang dapat diubah. Minat dan kebutuhan siswa yang
dibawa ke sekolah dapat menentukan kurikulum. Menghilangkan perbedaan antara
pendidikan liberal dengan pendidikan praktis atau pendidikan jabatan.

d.  Metode

Metode aktif, yaitu learning by doing (belajar sambil bekerja).

e.  Peran Guru

Mengawasi dan membimbing pengalaman belajar siswa, tanpa mengganggu minat


dan kebutuhannya.

E.  Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-


pengalaman individu. Implikasi Pendidikan Power (1982) mengemukakan implikasi
filsafat pendidikan eksistensialisme sebagai berikut:

a.  Tujuan Pendidikan

Memberi bekal pengalaman yang luas dan komprehensif dalam semua bentuk
kehidupan.

b.  Status Siswa

Makhluk rasional dengan plihan bebas dan tanggung jawab atas pilihannya. Suatu
komitmen terhadap pemenuhan tujuan pribadi.

c.  Kurikulum

Yang diutamakan adalah kurikulum liberal. Kurikulum lebaral merupakan


landasan bagi kebebasan manusia. Kebebasan memiliki aturan- aturan. Oleh karena
itu, di sekolah diajarkan pendidikan sosial, untuk mengajar “respek” (rasa hormat)
terhadap kebebasan untuk semua. Respek terhadap kebebasan bagi yang lain adalah
esensial. Kebebasan dapat menimbulkan konflik.

d.  Peranan Guru

Melindungi dan memelihara kebebasan akademik, dimana mungkin guru pada hari
ini , besok lusa mungkin menjadi murid.

14
e.  Metode

Tidak ada pemikiran yang mendalam tentang metode, tetapi metode apapun yang
dipakai harus merujuk pada cara untuk mencapai kebahagiaan dan karakter yang
baik.

F.   Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada


tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat
mencapai tujuan.

1.  Strategi Pendidikan

Filsafat progresif berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini
mungkin tidak benar di masa yang akan datang. Cara terbaik mempersiapkan siswa
adalah memebekali mereka dengan strategi- strategi pemecahan masalah.

2.  Pendidikan

Progresif didasarkan pada keyakinan bahwa harus berpusat pada anak bukan
memfokuskan pada guru atau bidang muatan.

1) Kritik terhadap Proggresivisme


2) Siswa tidak mempelajari warisan sosial
3) Mengabaikan kurikulum yang telah ditentukan
4) Megurangi bimbingan dan pengaruh guru
5) Siswa menjadi orang yang mementingkan diri sendidri

G.  Filsafat Pendidikan Perenilaisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,


ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual,
dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad
pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan
bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan-
gagasan besar yang tidak berubah.Latar belakang filsafat perenialisme adalah filsafat-
filsafat dari Plato, Aristoteles, Thomas Aquina

H.  Filsafat Pendidikan Esensialisme

Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya
seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat
ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada
generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:

15
1.  Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.

2.  Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru

3.  Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.

4.  Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan


dengan disiplin mental.

5.  Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum


merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.

I.  Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.

Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu
sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan
bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang
lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya,
sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial
yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.Implikasi
PendidikanPower (1982) mengemukakan implikasi filsafat pendidikan
rekonstruksionisme sebagai berikut:

1.  Tema

Pendidikan merupakan usaha sosial. Misi sekolah adalah untuk meningkatkan


rekonstruksi sosial.

2.  Tujuan Pendidikan

Pendidikan bertanggung jawab dalam menciptakan aturan sosial yang ideal.


Transmisi budaya adalah esensial dalam masyarakat yang majemuk. Transmisi
budaya harus mengenal fakta budaya yang majemuk tersebut.

3.  Kurikulum

Kurikulum sekolah tidak boleh didominasi oleh budaya mayoritas maupun oleh
budaya yang ditentukan atau disukai. Semua budaya dan nilai- nilai yang
berhubungan berhak untuk mendapatkan tempat dalam kurikulum.

4.  Kedudukan Siswa

Nilai- nilai budaya siswa yang dibawa ke sekolah merupakan hal yang berharga.
Keluhuran pribadi dan tanggung jawab sosial ditingkatkan, manakala rasa hormat
diterima semua latar belakang budaya

16
5.  Metode

Sebagai kelanjutan dari pendidikan progresif, metode aktivitas dibenarkan


(learning by doing).

6.  Peran Guru

Guru harus menunjukan rasa hormat yang sejati (ikhlas) terhadap semua budaya,
baik dalam member pelajaran maupun dalam hal lainnya. Pelajaran sekolah harus
mewakili budaya masyarakat.

BAB V ORIENTASI PSIKOLOGIS YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN

A.  Psikologi Humanistik

Psikologi humanistic menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan


tanggung jawab personal. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi
diri individu.

B.  Behavioristik

Behaviorisme berdasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan


merupakan produk desain bukanya kebetulan. Perilaku kita benar- benar ditentukan
oleh tekanan- tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita. John B. Watson
(1978-1958) adalah perintis psikologi behavioristik tang utama dan B.F Skinner
(1904-1990) adalah promotor terkenalnya.

C.  Konstruktivistik

Konstruktivisme memfokuskan pada proses- proses dan strategi- stategi mental


yang digunakan para siswa untuk belajar bukanya pada perilaku belajar.

17
BAB III

PEMBAHASAN

A. PEMBAHASAN ISI BUKU

a. Pembahasan BAB I tentang Pendahuluan

Pada BAB I buku yang direview, dijelaskan mengenai praktik pendidikan dan teori
pendidikan, pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan.

Pada buku pembanding, tidak ada dijelaskan mengenai hal diatas.

b. Pembahasan BAB II tentang Filsafat

Filsafat menurut buku yang direview yaitu dari kata “ philos” dan “ sophia”. Philos
artinya cinta yang sangat mendalam, dan sophia artinya kearifan atau kebijakan.
Filsafat secara harfiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau
kebijakan.

Filsafat menurut buku pembanding ialah berasal dari bahasa Yunani. Kata ini bersal
dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang
berarti cinta, senang dan suka, sertakata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan
kebijaksanaan.Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan
pengertianfilsafat sebagai berikut:

1.Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan danalam


yang biasanya diterima secara kritis.

2.Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan
sikapyang sangat kita junjung tinggi.

3.Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.

4.Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.

5.Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian


manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.

Berdasarkan kedua pendapat diatas, kata Filsafat berasal dari bahasa Yunani yang
terdiri dari kata “ philos” dan “ sophia” yang berarti cinta pengetahuan.

c. Pembahasan BAB III tentang Filsafat Pendidikan

Filsafat Pendidikan menurut buku yang di review ialah menurut Al- Syaibany
(1979:30) adalah: “pelaksanaan pandangan falsafah dalam bidang pendidikan.
Falsafah ini mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan
18
menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip- prinsip dan kepercayaan- kepercayaan
yang menjadi dasar dari falsafah umum dalam menyelesaikan masalah- masalah
pendidikan secara praktis”

Filsafat Pendidikan menurut buku pembanding sebagai kaidah filosofis dalam


bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan  falsafah  umum 
dan menitik beratkan pada pelaksaaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang
menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan
pendidikan secara praktis.Dalam pandangan John Dewey, pendidikan adalah sebagai
proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya
pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia.

Berdasarkan kedua pendapat diatas Filsafat Pendidikan adalah pelaksanaan


pandangan falsafah dalam bidang pendidikan dan menitik beratkan pada pelaksaaan
prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya
memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.

d. Pemabahasan BAB IV tentang Mahzab-Mahzab Filsafat Pendidikan

Pada buku yang direview, mahzab-mahzab filsafat pendidikan yaitu :

1.  Filsafat Pendidikan Idealisme.

Filsafat idealisme memandang bahwa realitas akhir adalah roh, bukan materi,
bukan fisik.

2.  Filsafat Pendidikan Realisme

Pada dasarnya realisme merupakan filsafat yang memandang realitas secara


dualitas. Realisme berpendapat bahwa hakekat realitas ialah terdiri atas dunia fisik
dan dunia rohaniah.

3.  Filsafat Pendidikan Materialisme

Materialisme berpandangan bahwa hakikat realisme adalah materi bukan rohani,


bukan spiritual, atau supernatural.

4.  Filsafat Pendidikan Pragmatisme

Pragmatisme dipandang sebagai filsafat Amerika Asli. Namun berpangkal pada


filsafat empirisme Inggris, yang berpendapat bahwa manusia dapat mengetahui apa
yang manusia alami. Maksudnya bahwa makna dari segala sesuatu tergantung dari
hubungannya dengan apa yang dilakukan.

5.  Filsafat Pendidikan Eksistensialisme

19
Filsafat eksistensialisme itu unik, yakni memfokuskan pada pengalaman-
pengalaman individu.

6.   Filsafat Pendidikan Progresivisme

Progresivisme merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada


tahun 1918. Kaum progresif mengharapkan perubahan yang sangat cepat, agar cepat
mencapai tujuan.

7.  Filsafat Pendidikan Perenilaisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,


ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual,
dan sosio-kultural. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan
mundur ke belakang menggunakan kembali nilai- nilai pada zaman kuno dan abad
pertengahan. Tujuan pendidikan menurut pemikiran perenialis adalah memastikan
bahwa para siswa memperolehpengetahuan tentang prinsip- prinsip atau gagasan-
gagasan besar yang tidak berubah.

8.  Filsafat Pendidikan Esensialisme

Gerakan esensialisme muncul pada awal tahun 1930, dengan beberapa pelopornya
seperti C. Bagley, Thomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kendell. Dlam filsafat
ini fungsi utama sekolah adalah menyampaikan warisan budaya dan sejara kepada
generasi muda. Prinsip pendidikan esensialisme yaitu:

1.  Pendidikan harus dilakukan melalui usaha keras.

2.  Inisiatif dalam pendidikan ditekankan pada guru

3.  Inti proses pendidikan adalah asimilasi dari mata pelajaran yang telah ditentukan.

4.  Sekolah harus mempertahamkan metode- metode tradisional yang bertautan


dengan disiplin mental.

5.  Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum


merupakan tuntutan demokrasi yang nyata.

9.  Filsafat Pendidikan Rekonstruksionisme.

Sebagaiaman yang dikemukakan oleh Caroline Pratt (1984), “ Nilai terbesar suatu
sekolah harus menghasilkan manusia- manusia yang dapat berfikir secara efektif dan
bekerja secara konstruktif, yang saat bersamaan dapat membuat suatu dunia yang
lebih baik dibandingkan dengan sekarang ini untuk hidup di dalamnya”. Singkatnya,
sekolah- sekolah tidak harus mentransmisikan pengetahuan mengenai tatanan sosial
yang ada, melainkan juga harus berusaha merekonstruksinya.

20
Sedangkan pada buku pembanding, mahzab-mahzab filsafat pendidikan yaitu:

1. Progresivisme

Progresivisme disebut sebagai naturalisme yang mempunyai pandangan bahwa


kenyataan yang sebenarnya adalah alam semesta ini dan bukan kenyataan spiritual
dan supranatural.

2. Esensialisme

Esensialisme menganggap bahwa dasar pijak fleksibilitas dalam segala bentuk


dapat menjadi sumber timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang
kurang stabil dan tidak menentu.

3. Perenialisme

Perenialisme memandang situasi dunia dewasa ini penuh kekacauan,


ketidakpastian, dan ketidakteraturan, terutama dalam kehidupan moral, intelektual
dan sosio kultural.

4. Rekontruksionalisme

Rekontruksionalisme adalah suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan


lama dan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern,
melalui lembaga dan proses pendidikan.

e. Pemabahasan BAB V tentang Orientasi Psikologis yang Mempengaruhi


Filsafat Pendidikan

Menurut buku yang direview, Orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat


pendidikan adalah psikologi humanistik, behavioristik, konstruktivistik.

Pada buku pembanding, tidak ada dijelaskan tentang orientasi psikologi yang
mempengaruhi filsafat pendidikan.

B. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN BUKU

21
1. Dilihat dari aspek tampilan buku (face, value), buku yang direview memiliki
tampilan luar (cover) buku ini menarik. Perpaduan gambar pada cover dengan
layout yang bagus membuat tampilan buku ini bernilai plus.
2. Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font buku
yang direview telah memenuhi kriteria yang baik untuk tersebut.
3. Dari aspek isi buku, buku yang direview memiliki materi yang bersifat baru
(update)sesuaidengan perkembangan yang sedang berlangsung serta kompleksita
snya sesuai denganapa yang diharapkan (tidak kurang dan tidak berlebihan)
4. Dari aspek tata bahasa, buku tersebut memiliki penyampaian materi yang ringkas
dan tepat sasaran, tidak berbelit-belitmenjadikan isi buku ini menjadi satu bacaan
yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Sistematika penyampaian informasi
yang runtut menimbulkan informasi yangdisampaikan saling berhubungan dan
memudahkan pembaca untuk memahamiisi bacaan secara holistik dan koheren.

BAB IV

PENUTUP
22
A. KESIMPULAN

Setelah menganalisis buku ini, maka reviewer dapat menyimpulkan bahwakegiatan


mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan buku
demi terwujudnya pemahaman terhadap karya tulis yang
berkualitas sejalan dengantujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia.

Dalam buku yang berjudul Filsafat pendidikan, dapat disimpulkan bahwa


pembelajaran Filsafat pendidikan merupakan segalasesuatu yang berhubungan
dengan bagaimana cara mejadi seorang pendidik yang  bertanggung jawab.  Setiap 
bab  menjelaskan  secara detail mengenai konsep materi yangdimaksudkan. Adapun
tiap bab dalam buku ini adalah sebagai berikut :

Bab 1. Pendahuluan

Bab 2. Filsafat

Bab 3. Filsafat Pendidikan

Bab 4. Mazhab-mazhab filsafat pendidikan

Bab 5. Orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidikan

B. REKOMENDASI

Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi penampilan
dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh karya tulis
berupa buku yaitu: Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti kaidah-kaidah
penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran dan
pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Buku ini dinilai
telah layak untuk digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria
yang diharapkan dari sebuah karya tulis berupa buku..

DAFTAR PUSTAKA

23
Drs. Saduloloh Uyoh, M.Pd.2017. Filsafat Pendidikan.Bandung : Alfabeta

Prof.Dr.Jalaluddin.H. dan Prof.Dr.Abdullah Idi.H, M.Ed.2014.Filsafat Pendidikan.Jakarta :


Rajawali pers

24

Anda mungkin juga menyukai