BAB I
LATAR BELAKANG
TINJAUAN PUSTAKA
superior, juga hadir di basis otak dan di sekitar akar saraf sumsum tulang belakang
dan telah dianggap bertindak sebagai katup fungsional yang memungkinkan aliran
massal CSS searah ke dalam lumen vaskular. Namun, studi mikroskop elektron
menunjukkan bahwa vili arachnoid memiliki penutup membran yang terus
menerus. Lapisan ini sangat tipis, dan CSS melewati vili dengan laju yang
meningkat secara linear karena tekanan CSS naik di atas 68 mm H 2O. Rute pasif
ini bukan satu-satunya cara CSS dan konten lainnya diangkut. Sel-sel mesotelial
dari vili arachnoid terus membentuk vakuola sitoplasma raksasa yang mampu
mengangkut transport masif transelular. Zat-zat tertentu, seperti penisilin serta
asam dan basa organik, juga diserap oleh sel-sel pleksus koroid; aksi dua arah sel-
sel ini menyerupai sel tubulus ginjal. Beberapa zat juga telah terbukti melewati
sel-sel ependimal ventrikel dan memasuki kapiler dan venula subependimal.2
Gambar 1. Sirkulasi CSS4
2.2 Hidrosefalus
2.2.1 Epidemiologi
2.2.2 Patofisiologi
Terjadinya hidrosefalus pada umumnya disebabkan oleh adanya obstruksi
pada aliran CSS. Terdapat beberapa lokasi yang merupakan predileksi terjadinya
obstruksi pada aliran CSS. Foramen Monro dapat tersumbat oleh tumor atau
dengan perpindahan horizontal struktur otak. Aspek penting dari hidrosefalus
adalah akumulasi CSS dan ekspansi sistem ventrikel proksimal terhadap
obstruksi. Ventrikel yang paling dekat dengan obstruksi membesar paling
banyak.2
Beberapa contoh untuk menggambarkan hubungan antara lokasi obstruksi
dan konfigurasi hidrosefalus. Obstruksi dapat menyebabkan dilatasi seluruh atau
sebagian ventrikel lateral. Tumor dalam ventrikel ketiga (misalnya, kista koloid)
menghalangi jalan keluar CSF dari kedua foramen Monro, yang menyebabkan
dilatasi kedua ventrikel lateral. Aquaduktus Sylvii, dapat tertutup dengan
sejumlah lesi perkembangan atau didapat (misalnya, atresia, gliosis yang didapat
pada perinatal, ependimitis, perdarahan, atau tumor), dan menyebabkan dilatasi
ventrikel ketiga dan kedua ventrikel lateral. Jika obstruksi berada di ventrikel
keempat, dilatasi juga terjadi pada aquaduktus. Lokasi lain dari obstruksi CSS di
jalur ventrikel berada di foramen Luschka dan Magendie (misalnya pada
kegagalan bawaan pembukaan foramen, sindrom Dandy-Walker). Kondisi lebih
umum yang ditemukan berupa penyumbatan aliran CSS di ruang subarachnoid di
sekitar batang otak yang disebabkan oleh meningitis inflamasi atau fibrosis.
Bentuk obstruksi ini menghasilkan pembesaran seluruh sistem ventrikel,
termasuk ventrikel keempat.2
Gambaran pencitraan yang jarang dari ruang subarachnoid yang membesar
di atas dan di antara hemisfer otak, ditambah dengan pembesaran sederhana dari
ventrikel lateral disebut sebagai hidrosefalus eksternal. Meskipun kondisi seperti
itu memang ada, banyak kasus yang ditunjuk telah terbukti sebagai contoh
higroma subdural atau kista arachnoid. Proses seperti perdarahan subaraknoid,
atau pendarahan otak atau abses otak yang pecah ke ventrikel dan dengan cepat
memperluas volume CSS menghasilkan bentuk hidrosefalus akut yang paling
dramatis. Obstruksi jalur CSS dalam kondisi ini juga dapat ditemukan dalam
sistem ventrikel atau pada meninges basal.2
Peningkatan laju pembentukan atau penurunan laju penyerapan dapat
menyebabkan akumulasi CSS dan peningkatan TIK (Tekanan Intra Kranial).
Satu-satunya contoh kelebihan produksi CSS adalah papilloma dari pleksus
koroid. Pada keadaan ini, biasanya juga diikuti oleh adanya obstruksi ventrikel
terkait, baik dari ventrikel ketiga atau keempat atau dari satu ventrikel lateral.
Kadang-kadang dalam kasus ini ada dilatasi umum dari sistem ventrikel dan
sisterna basalis (mungkin karena peningkatan volume CSS), dan pembesaran
asimetris dari ventrikel lateral yang disebabkan oleh obstruksi satu foramen
Monro.2
C. Hidrosefalus Akut
Kondisi ini paling sering terjadi setelah perdarahan subaraknoid akibat
ruptur aneurisma, pada kondisi yang lebih jarang dapat disertai perdarahan akibat
malformasi arteriovena atau dari perdarahan intraserebral yang dalam yang masuk
ke dalam ventrikel. Hal ini juga dapat terjadi sebagai akibat dari terhambatnya
jalur CSS di ventrikel keempat oleh tumor atau pendarahan serebelum-batang
otak, atau di dalam sisterna basalis oleh infiltrasi neoplastik dari meninges,
meskipun proses terakhir ini cenderung berkembang ke arah subakut. Pasien
mengeluh sakit kepala dengan berbagai tingkat keparahan dan mungkin terdapat
penurunan visus, muntah, dan kemudian menjadi mengantuk atau pingsan selama
beberapa menit atau jam. Tanda Babinski bilateral ditemukan, dan dalam stadium
lanjut, yang berhubungan dengan koma, terdapat peningkatan tonus pada
ekstremitas bawah dan postur ekstensor. Pada awal proses, ukuran pupil normal
dan mata bisa bergerak horizontal; ketika ventrikel terus membesar, pupil menjadi
miotik, mata kemudian berhenti berputar dan verada pada posisi melihat lurus ke
depan, atau mungkin ada kelumpuhan bilateral nervus abdusen dan pembatasan
tatapan ke atas. Kecepatan berkembangnya hydrocephalus menentukan apakah
ada papilledema yang menyertainya.2
Jika kondisi ini dibiarkan tidak diobati, pupil akhirnya membesar secara
simetris, mata tidak lagi memberi respon manuver okulosefalika, dan anggota
badan menjadi flaksid. Hal lain yang dapat terjadi adalah adanya serangan jantung
atau gangguan pernapasan yang tidak terduga, bahkan pada tahap awal evolusi
hidrosefalus; komplikasi ini terlihat terutama pada anak-anak dengan massa,
terutama pada foramen magnum.2
2.2.4 Tatalaksana
Terapi yang diberikan pada pasien dengan hidrosefalus dapat didasarkan
pada etiologinya. Jika penyebab hidrosefalus, misalnya akibat adanya obstruksi
pada aliran CSS, dapat diatasi, maka tatalaksana dengan shunt tidak diperlukan.7
Prinsip terapi yang digunakan dalam tatalaksana hidrosefalus adalah dengan
,melakukan pembedahan untuk mengalirkan CSS.8
Perkembangan pipa pirau dari ventrikel dengan katup satu arah
meningkatkan keberhasilan pengobatan hidrosefalus. CSS dialihkan langsung ke
dalam rongga peritoneum (pirau ventrikuloperitoneum), atau yang lebih jarang
digunakan, pirau ventrikuloatrial atau ventrikulopleural. Katup dapat dipilih untuk
tekanan pembukaan tetap yang diinginkan, atau berbagai katup dapat dimasukkan
dan penyesuaian dapat dilakukan dengan perangkat magnetik eksternal.
Keberhasilan yang memuaskan dapat diperoleh, seringkali restorasi fungsi dan
status mental yang lengkap atau hampir lengkap setelah beberapa minggu atau
bulan dengan penempatan pirau.2
Perbaikan paling konsisten telah dicapai pada minoritas pasien dengan
hidrosefalus yang dapat ditegakkan penyebabnya (perdarahan subaraknoid,
meningitis kronis, atau tumor ventrikel ketiga). Seperti yang telah dicatat,
prediktor keberhasilan lainnya adalah pembesaran ventrikel yang cukup besar
dibandingkan dengan derajat atrofi kortikal, tekanan CSF di atas 150 mm H2O,
dan peningkatan setelah pungsi tulang belakang, tetapi tidak satupun yang
sepenuhnya dapat diandalkan.2
Pada pasien yang menolak prosedur pemasangan pirau atau yang memiliki
kondisi medis yang membuat operasi tidak disarankan, diperlukan drainase cairan
dalam jumlah besar setiap beberapa minggu. Biasanya memungkinkan untuk
menghentikan antikoagulan dalam waktu singkat untuk mengakomodasi pirau
atau pungsi lumbar, tetapi risiko kecil terjadinya stroke pada pasien dengan atrial
fibrilasi atau penyakit katup jantung harus dipertimbangkan.2
Pungsi pada lantai ventrikel ketiga dengan menggunakan endoskopi (third
ventriculostomy) telah dieksplorasi sebagai alternatif VP shunt, terutama pada
anak-anak dengan stenosis aquaduktus kongenital tanpa pembesaran ventrikel
keempat.2,7 Di bidang bedah saraf pediatrik, teknik ini telah digunakan dalam
kasus kegagalan pirau CSS, hidrosefalus post-hemoragik, dan malformasi Chiari.
Prosedur ini juga telah dikombinasikan dengan kauterisasi pleksus koroid.7
Setelah proses pirau CSS berhasil, ukuran ventrikel mungkin berkurang
dalam satu atau dua minggu, bahkan ketika hidrosefalus telah berlangsung selama
satu tahun atau lebih. Hal ini mengindikasikan bahwa kompresi hidrosefalik otak
dapat bersifat reversibel secara parsial. Perbaikan klinis terjadi dalam beberapa
minggu, gangguan gaya berjalan lebih lambat hilang dibanding gangguan mental.2
Tidak terdapat metode terapi konservatif yang efektif digunakan untuk
mengobati pasien dengan hidrosefalus.8 Pemakaian acetazolamide untuk
mengurangi volume dan tekanan CSS dapat dilakukan sebagai tatalaksana
sementara pada pasien dewasa dengan hidrosefalus. Penggunaan inhibitor
karbonat anhidrase, acetazolamide, atau diuretik lainnya untuk menghambat
pembentukan CSS pada anak-anak dengan hidrosefalus belum berhasil pada
beberapa penelitian, namun beberapa klinisi meyakini bahwa dengan memberikan
250 hingga 500 mg acetazolamide secara oral setiap hari, pirau dapat dihindari
pada NPH dewasa, dan hidrosefalus infantil.2
2.2.5 Prognosis
Prognosis hidrosefalus kongenital tergantung pada penyebab yang
mendasarinya, luasnya cedera otak sekunder pada parenkim, pilihan terapi, dan
komplikasi intervensi.9 Beberapa penelitian telah dilakukan pada kasus
hidrosefalus kongenital yang telah diberi terapi dengan pembuatan shunt CSS.
Diketahui bahwa hanya terdapat sejumlah kecil pasien yang bertahan hidup
dengan fungsi mental normal. Suatu studi memeriksa 78 anak hidrosefalus dengan
shunt dan ditemukan bahwa 56 (72%) memiliki IQ skala penuh antara 70 dan 100;
pada 22 pasien, IQ-nya adalah antara 100 dan 115; pada 3 pasien, dibawah 70, dan
pada 3 lainnya, diatas 115. Fungsi mental meningkat secara tidak merata dan skor
kinerja tertinggal di belakang kemampuan verbal di semua tingkatan.2
Terdapat juga penelitian lain yang dilakukan untuk mengetahui prognosis
pada pasien hidrosefalus yang telang dipasang shunt. Pada suatu penelitian yang
telah dilakukan, pada 48 infant yang diamati, 11 tidak dirawat, terutama karena
defek tabung saraf (NTD) yang parah, dan akhirnya berakhir dengan kematian; 37
(77%) menjalani pemasangan shunt pada usia 11 minggu. Dari 37 bayi dengan
pemasangan shunt, 86% selamat. Sebagai tindak lanjut dari para penyintas ini, 17
(46%) normal, 6 (16%) memiliki IQ antara 65 dan 80, dan 9 (24%) memiliki IQ
kurang dari 65. Dengan demikian, dari total kelompok 48 pasien, hanya sekitar
sepertiga pasien yang memiliki kecerdasan normal. Prediktor yang paling
menentukan terhadap timbulnya hasil yang memuaskan adalah ukuran otak
sebelum pembuatan piru (shunt) dan penyebab hidrosefalus. Dari empat kategori
etiologi utama, IQ tertinggi didapatkan pada pasen dengan hidrosefalus
komunikans (skor 109) dan myelomeningocele (skor 108) dan terendah untuk
pasien dengan stenosis aquaduktus (skor 71) dan malformasi Dandy-Walker (skor
45).9
Tatalaksana dengan shunt ventrikel pada kasus hidrusefalus dewasa
cenderung memberikan efek yang baik. Pada kasus NPH yang sering terjadi pada
usia dewasa, pemasangan VP shunt dinilai efektif dengan 96% peluang untuk
perbaikan subjektif dan terdapat kemungkinan peningkatan perbaikan gejala
sebesar 86% dalam waktu 6 bulan. Meskipun pada pasien akan tampak penurunan
respon setelah 6 bulan, beberapa pasien menunjukkan perbaikan pada seluruh
gejala yang muncul setelah 18 bulan terapi.10 Sebuah penelitian pada 45 pasien
dengan NPH menunjukkan bahwa 69% pasien mengalami peningkatan dalam
kecepatan berjalan, 63% meningkat setidaknya 2 poin pada MMSE, dan 69%
meningkat pada UPDRS, skor keseluruhan penilaian standar Penyakit Parkinson.
Meskipun hanya terdapat 38% pasien yang mengalami perkembangan pada
evaluasi berkala, hanya 15% yang tidak menunjukkan adanya perkembangan.2
DAFTAR PUSTAKA