Anda di halaman 1dari 64

GLOBAL AIRLINES

INDUSTRY

1
• Global Airline Industry Overview.

Global Airlines Industry.


Framework
- Market.
- Product.
- Customer.
- Competition.
- Companies.
- Economic.
* Revenue.
* Cost.
- External.
Global Market.

Lebih dari 2000 airline beroperasi dengan


25.000 A/C yang melayani lebih dari 3800
airport di dunia.
Global Market
Latar Belakang
# The fastest business in the world changes
Global Economic
- radical in transformation: technology, information system.

- hibrid : desain, good, manufacture

- network: business global

- munculnya blok perdagangan: NAFTA, AFTA, MEA, EC,

ASEAN.
Global Market
The income Gaps
a. Real Income decrease

b. Economic Recesion

c. Reciprocal or Counter Trade

Case: Trade Wars US and China

d. More for more and More for Less


Global Market

• Airline Industry
a. Revenue per RPK's or Yield decrease

b. Cost Increase,

c. Aircraft Industry seller market

d. Fuel Price

e. Industry Regulation
Global Market

- The 373 Max has been Grounded by Regulation

- Airline Industry Net Profit have been forcast to fall $28

billion in 2019

Global Market
Pada tahun 2013, di seluruh dunia lebih dari 36 juta
jadwal penerbangan diberangkatkan dengan
membawa 3.1 milyard penumpang.
Global Market

Pertumbuhan penumpang angkutan udara


diperkirakan akan terus tumbuh berkisar
5% pertahun dalam 30 tahun kedepan.
Global Market.

Meningkatnya pertumbuhan penumpang


angkutan udara, telah meningkatkan dua kali
pertumbuhan GDP.

Diperkirakan pada 10-15 tahun kedepan


bertambah akan menjadikan dua kali lipat.
Global Market

Global airline industry diperkirakan


keuntungan bersih sebesar US$ 30 Milyard
pada tahun 2018.

Keuntungan thn 2019 diperkirakan akan


turun lagi menjadi US$28 Milyard padahal
perkiraan sebelumnya US$35,5 Milyard.
Global Market

Pendatang baru Airline berbiaya rendah "LCC" di


kawasan ASEAN mengintensifkan Persaingan dan
berkontribusi untuk menjadikan Airline memiliki
profitabilitas yang rendah.

Namun, binis ini masih dijalani dgn serius,


tantangannya masalah biaya dengan meningkatnya
biaya bahan bakar, tenaga kerja dan infrastruktur
(Iata)
Global Market

Di Wilayah Asia Pasific, termasuk India diharapkan


dapat mencatat Laba US$ 9 Milyard dan ini
merupakan kenaikan yang cukup tinggi dari tahun
sebelumnya yang mencapai US$ 8,3 Milyard pada
tahun 2017.
Global Market

Pada tahun 2018 tenaga kerja langsung yang


menangani airline industri diperkirakan lebih
dari 2,7 miyard pegawai.
US Market.

100 AOC penerbangan berjadwal di terbitkan di


US dengan jumlah penumpang diangkut melebihi
11 milyard.

Hampir sepertiga total traffic dunia diangkut dari


wilaya USA.
USA Market

- 745 Juta penumpang pada tahun 2006


- US$ 160 milyard total Airline Revenue
- 545.000 pegawai
- lebih dari 8000 a/c beroperasi
untuk 31.000 penerbangan setiap hari.
USA Market

- Airlines Comersial memberikan kontribusi


8 persent dari US Gross Domestic Bruto.
Global Market
• US Commercial

• Cost – Safety – Growth

• Consolidation

– Continental – United (2010) – Largest Airline

– Delta – Northwest (2009) – 2nd

– Southwest – AirTran

•Di Indonesia, Garuda akuisisi Sriwijaya ?


Indonesian Market

The traffic airlines industry projected


increase to 116.654.624 pax in
2018 will become to 355.000.000 in
2036.

Pasar Umrah dan Haji melebihi 1juta


jemaah setiap tahun
PRODUCT
Airlines yang Baik, Buruk, dan
Jelek

Masalah Lainnya:
- Iklan
- Keuntungan Bandara
- Kartu Kredit atau Virtual?
• Ryan Air (Ugly)
• Compirasion Between Emirates – Air
France - Lufthansa
• Fees (Bad)
• Customer

• Business

– Time

– Amenities

• Pleasure

– Cost

• Low Switching Cost

– No Loyalty – Why miles exist
Competition

• 1937 – 1978: Civil Aeronautics Board regulates



Air Travel as Public Utility

• 1978 – Present: Airline Deregulation Act

– Cost per passenger is 30% less in 1990 vs. 

1976 (accounting for inflation)

– 9 airlines went bankrupt from 78 – 01, and

American today

– Low Cost Airlines

– Hub & Spoke
Competition
• Cost cutting to maximize seats

– Product of high fixed vs. variable cost

• Excess capacity due to competition

– Changing with recession

• Barriers to Entry are less than expected

• Substitutes are generally comparable in 

cost

– Surface ie. Ships, Trains, Buses

– Exception: E‐Meeting
Companies
- Konsolidasi

- Pelayanan

- Imej 

- Efficiensi
• Bankruptcy

• United States
– US Air
– United
– Delta
– Northwest
– American

• Indonesia
- Adam Air
- Kal Star
- Sriwijaya
diakuisisi Garuda

Bankruptcy
Improvement
Aditional Fees.
- Baggage
- Food & Beverages
- Internet
Cost Cutting
- Food & Beverages
- Pillow
- E-Ticketing.
Externals
*Unions
- Power
- Pay & Benefits
*Regulation
*Government Suport
*Weather
*Terrorism
• Fuel

Fuel

• Hedge
 F
• Efficiency
Fuel Conservation–

New 787 AC

• Alternatives –virgin

biofuel
Three major technology trends in the global
airline industry.
Teknologi telah mengganggu sebagian besar
industri saat ini, dan industri penerbangan tidak
terkecuali. Beberapa maskapai besar saat ini
memanfaatkan "disruptive technologi", analisis
big data, robotika, augmented reality, dan media
sosial untuk mendapatkan keunggulan kompetitif
dalam lingkungan bisnis yang terfragmentasi dan
sangat kompetitif saat ini.
Teknologi ini memungkinkan operator dengan Full
Services (FSC) untuk membedakan dari operator
berbiaya rendah (LCC) dan operator berbiaya
sangat rendah (ULCC).
Peta kompetitif dalam industri penerbangan
komersial terus berkembang, LCC dan ULCC
semakin mendapatkan pangsa pasar dari FSC,
secara efektif mengaburkan batas antara kedua
model bisnis.
Akibatnya, ada fokus yang tumbuh pada
peningkatan kesenangan pelanggan dengan
memanfaatkan teknologi untuk memperkuat dan
mempertahankan posisi pasar.
Beberapa tren teknologi teratas di
industri penerbangan.
1. Analisis "Big Data" dalam rekayasa
perjalanan dan layanan perjalanan
yang dipersonalisasi.
a. Para pemain di industri penerbangan
menyadari bahwa, menghasilkan
pendapatan hanya dengan menjual tiket
pesawat bukanlah model bisnis yang
berkelanjutan.
b. Maskapai penerbangan terkemuka,
Mencari pendapatan baru untuk menghasilkan
pendapatan melalui rekayasa perjalanan dan
layanan perjalanan yang dipersonalisasi.
Layanan ini memungkinkan maskapai penerbangan
untuk mendapatkan pendapatan tambahan dari
penginapan, penyewaan mobil, hiburan, rencana
perjalanan yang dipersonalisasi, dan sebagainya.
Ini dapat diistilahkan dengan paket perjalanan.
c. Airlines menginvestasikan modal besar untuk
menciptakan kemampuan pemasaran digital
yang luas dan memanfaatkan analitik "big
data" untuk meningkatkan pertumbuhan
pendapatan di berbagai bidang ini. Ada juga
peningkatan fokus dalam memberikan
pengalaman "saluran omni" yang mulus
melalui aplikasi seluler, e-Commerce, dan
proses bisnis otomatis seperti check-in web.
2. Robotik dan komputasi kognitif untuk
meningkatkan efisiensi Airline
operasional yang lebih baik
Bandara Haneda Tokyo dan Bandara Auckland
menggunakan robot untuk pemindahan dan
pemeriksaan bagasi. Etihad dan Lufthansa terikat
dengan IBM untuk mengambil keuntungan dari
IBM Watson.
Kedua maskapai memanfaatkan teknologi IBM
berbasis cloud untuk meningkatkan pengalaman
customer, mengembangkan infrastruktur dan
keamanan kelas dunia, dan meningkatkan
efisiensi operasional.
Segera, kita dapat mengharapkan maskapai
penerbangan internasional diotomatisasi
dengan kecerdasan buatan dengan robot
untuk meningkatkan pengalaman operasional
dan layanan penumpang, paspor digantikan
oleh e-paspor dan pas naik biometrik yang
memungkinkan proses perjalanan udara yang
lebih lancar dan aman.
3. Kampanye media sosial kreatif untuk
meningkatkan keterlibatan.
Banyak maskapai penerbangan global
terkemuka berinvestasi dalam kampanye
media sosial yang inovatif untuk melibatkan
pelanggan guna meningkatkan daya ingat
terhadap merk perusahaan dan tingkat
loyalitas.
Beberapa contoh terbaru dari media sosial
yang dimanfaatkan oleh perusahaan
penerbangan termasuk Virgin Atlantic (VA)
'Looking for Linda', dan aplikasi Facebook
British Airways yang disebut 'Perfect Days'
Seiring perkembangan teknologi baru perlu untuk
mendapatkan momentum, penting bagi bisnis
untuk menganalisis dampaknya terhadap mereka
dan beradaptasi agar tetap relevan. Untuk itu
perlu memahami bagaimana melakukan inovasi
dan riset paten dapat membantu Anda agar tetap
unggul dalam persaingan.
Tinjauan Ekonomi, Pasar, dan Permintaan
Maskapai Penerbangan. Lalu Lintas dan
Pendapatan Maskapai. Ukuran kuantitas
"AirlineTraffic" , jumlah output maskapai yang
dikonsumsi atau dijual.
Persaingan Airlines dan Pangsa Pasar.

Ada beberapa faktor untuk meningkatkan daya


saing airlines dalam meningkatkan jumlah
penumpang dan pangsa pasar berdasarkan :
1. Frekuensi penerbangan dan jadwal
keberangkatan pada setiap rute yang dilayani.
2. Harga yang dibebankan, relatif terhadap
maskapai lain, sejauh regulasi memungkinkan
persaingan harga.
3. Kualitas layanan dan produk yang ditawarkan,
termasuk fasilitas layanan bandara dan
penerbangan dan / atau pembatasan produk tarif
diskon.
Penumpang memilih kombinasi dari jadwal
penerbangan, harga dan kualitas produk yang lebih
"effisien dan effective" meminimalkan disutilitas
perjalanan udara:

"Setiap penumpang ingin memiliki layanan terbaik


pada penerbangan yang berangkat pada waktu yang
paling nyaman, dengan harga lebih rendah"
Tariff Structure

Published Tariffs Unpublished Tariffs

Normal or Full
Special or
Agency net and
Other off-tariff deals

Fares: Unrestricted Discounted Fares Net net Fares (e.g internet fares)

Corporate
Group

Deals Deals

Promotional Fares: restricted


Preferential fares: restricted

(available to anybody able to


(available to anybody in a

meet the conditions: they


group defined by identity

target customers purchase


variable, such as age or

anda usage behaviour status

Prepared by Tito Warsito


Pricing Methode.
1. Cost Plus Pricing.
Penetapan harga Jual dengan menambahkan tingkat
keuntungan standar pada biaya-biaya yang telah dibebankan
atau dikeluarkan.

2. Target Profit Pricing (BEP Analysis).


Penetaapan harga Jual yang diharapkan akan menghasilkan
keuntungan yang menjadi sasarannya.
Konsep ini dipakai berdasarkan pada tingkat biaya produksi dan
revenue Break Even.

Prepared by Tito Warsito


3. Perceived Value Pricing.
Penentuan Harga Jual yang berdasarkan atas nilai atau
citrayangdirasaakan (perceived value) oleh konsumen terhadap
produknya.

4. Going Rate Pricing.


Harga Jual dengan dasar mengikuti penetapan harga yang ada
dan berlaku dipasar yang telah ditentukan pesaing diantaranya
adalah predatory pricing.

5. Sealed Bid Pricing.


Penetapan harga Jual dalam sampul tertutup.
Prepared by Tito Warsito
Different Type of Pricing Strategies:
1. Cost based Pricing
2. Market based Pricing
3. Predatory Pricing
4. Premium Pricing
5. Marginal Cost Pricing
6. Peak of peak Pricing

Prepared by Tito Warsito


Air Travel Demand Segments
And different tipe Passenger
Penumpang :
Low Sensitif thd Harga High
High
Type 1
Type 2
Sensitif terhadap waktu
Sensitif terhadap waktu dan
namun tidak sensitif terhadap
juga harga
harga
Penunpang:
Sensitif
Thd waktu

Type 3
Type 4
Sensitif terhadap harga
Tidak sensitif baik terhadap
namun tidak sensitif
harga maupun waktu
terhadap waktu

Low
Air Travel Demand Segments
And different tipe Passenger
Penumpang :
Low Sensitif thd Harga High

High Type 1
Sensitif terhadap waktu
namun tidak sensitif
terhadap harga
Penunpang:
Sensitif
Thd waktu

Low

Tipe 1: sensitif terhadap waktu tapi tidak sensitif terhadap harga.


- Wisatawan bisnis yang mungkin bersedia membayar fasilitas ekstra premium.
- Sangat mementingkan fleksibilitas perjalanan &Ketersediaan seat pd menit2 terakhir.
Air Travel Demand Segments
And different tipe Passenger
Penumpang :
Low Sensitif thd Harga High
High
Type 2
Sensitif terhadap
waktu dan juga harga
Penunpang:
Sensitif
Thd waktu

Low

Tipe. 2 : Sensitif terhadap Waktu dan Harga.


- Beberapa wisatawan bisnis yg harus melakukan perjalanan, namun fleksible thd diskon.
- Tidak dapat memesan ticket jauh hari untuk mendapatkan tiket rendah.
Air Travel Demand Segments
And different tipe Passenger
Penumpang :
Low Sensitif thd Harga High
High

Penunpang:
Sensitif
Thd waktu
Type 3
Sensitif terhadap harga
namun tidak sensitif
terhadap waktu

Low
Tipe. 3 : Sensitif terhadap Harga dan tidak sensitif terhadap Waktu.
- Wisatawan klasik atau liburan, mau ganti waktu, hari perjalanannya dan pindah
bandara untuk mencari harga yang serendah mungkin.
- Bersedia untuk penerbangan sambungan.
Air Travel Demand Segments
Penumpang :
Low Sensitif thd Harga High

High

Penunpang:
Sensitif
Thd waktu
Type 4
Tidak sensitif baik
terhadap harga
maupun waktu
Low

Tipe 4 : Tidak Sensitif terhadap Waktu dan Harga.


- Sedikit penumpang yang mau membayar layanan yang tinggi.
- Dapat dikombinasikan dengan tipe 1.
MS vs FS "S-Curve" Model.
100%

Market
Share

0%
0% Frequency Share 100%
- Bila suatu maskapai menawarkan frekuensi nol, maka akan menerima nol pangsa pasar
- Pada pangsa frekuensi 100%, maka itu akan menerima pangsa pasar 100%
- Ketika kedua operator menawarkan 50% dari frekuensi, berapa banyak pangsa pasar .....%.
yang akan didapat ?
(Dengan asumsi tidak ada perbedaan yang signifikan, dalam harga, faktor layanan lainnya
"S-Curve" Model Formulation

Formulasi model matematika yang menjelaskan


hubungan "S-Curve" antara pangsa pasar Frekuensi
Penerbangan Nonstop dan pangsa pasar maskapai
penerbangan dapat dinyatakan sebagai

FS (A) *
MS (A) =
FS (A) * FS (B) * FS (C) ) * ......

Dimana :
MS (i) = market share dari airline i
FS (i) = nonstop frequency share dari airline i
* = exponent lebih besar dari 1,0 dan umumnya antara 1,3 dan 1,7
Sebagai contoh sederhana:

Maskapai Kutu Kupret menawarkan layanan nonstop


setiap hari di rute tertentu, sementara Kutu Loncat
hanya menawarkan 3 kali seminggu (Simpson dan
Belobaba).
Jika kita berasumsi bahwa permintaan tersebar merata
selama hari-hari dalam seminggu (tidak sepenuhnya
benar), satu dari tujuh permintaan ingin berangkat
setiap hari.
Pangsa pasar dari dua maskapai ada karena itu MS
Kutu Kupret = 4 hari x 1/7+3 hari x 1/7 x 50% = 79% MS
Kutu Loncat 3 hari x 1/7 x 50% = 21%

Anda mungkin juga menyukai