Anda di halaman 1dari 3

PEMBAHASAN

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk memeriksa keadaan tubuh yaitu dengan
urinalisis. Urinalisis merupakan pemeriksaan uji saring yang sering dilakukan untuk mengetahui
gangguan ginjal dan saluran kemih atau gangguan metabolisme (Pratama, 2016).
Adapun karakteriasi urin yaitu Pemeriksaan urinalisis dimulai dengan mengamati
penampakan makroskopis yaitu warna dan kekeruhan. Urin normal yang baru dikeluarkan tampak
jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas
warna sesuaidengankonsentrasiurin.Urinencerhampirtidak berwarna, urin pekat berwarna kuning tua
atau sawo matang. Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urin
asam) atau fosfat (dalam urin basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan
atau protein dalam urin (Andrizal, 2018.)
Berikut warna urin dan indikasinya (Andrizal, 2018.) :

Tujuan dari analisis urin adalah untuk mendiagnosis kondisi medis; proteinuria, diabetes dan
penyakit ginjal dengan menganalisis sampel urin yang berbeda dengan serangkaian tes dan membuat
kesimpulan yang valid untuk mencapai diagnosis dengan hasil yang mendukung. Ini termasuk
mengamati bau dan tampilan sampel urin serta melakukan uji Biuret dan uji Benediktus untuk
mendeteksi keberadaan protein dan glukosa dalam sampel urin. Tujuan lainnya yaitu untuk
mengidentifikasi tanda atau kelainan umum pada sampel urin yang mendukung diagnosis yang tepat
dan juga untuk mengidentifikasi kemungkinan penyebab kondisi medis akibat kerusakan ginjal. Hasil
yang diperoleh dibandingkan dengan nilai referensi normal untuk mengidentifikasi kelainan untuk
diagnosis.

Sebelum melakukan urinalisis menggunakan uji strip, perlu dilakukan pemeriksaan terhadap
bau, warna dan kejernihan urin, karena hal tersebut dapat memberikan indikasi status kesehatan
pasien. Uji strip ini terkadang bersifat subjektif, beberapa kotak memberikan warna antara negatif dan
positif. Sehingga, perlu pemahaman terkait implikasi klinis dan kuadrat reagen individu dalam
menafsirkan hasilnya. Berikut adalah beberapa senyawa yang dapat dideteksi pada uji strip (Martin,
2019).
1. Leukosit
Pada uji dtrip ini terdeteksi esterase leukosit yang merupakan enzim hasil produksi dari sel
darah putih. Dalam konteks pengujian urin, kehadiran neutrofil mungkin merupakan tanda piuria
yang terkait dengan infeksi saluran kemih (ISK), meskipun terkadang dapat mengindikasikan masalah
ginjal yang lebih parah (Martin, 2019).

2. Bilirubin dan urobilinogen


Bilirubin biasanya tidak ada dalam urin. Bilirubin diproduksi ketika sel darah merah dipecah oleh
hati, dan merupakan komponen empedu. Oleh karena itu, adanya bilirubin dalam urin dapat
mengindikasikan kerusakan hati. Di usus, bilirubin dipecah menjadi urobilinogen, beberapa di
antaranya yang kembali ke aliran darah dan diekskresikan dalam urin. Kadar urobilinogen yang lebih
tinggi dari normal mungkin menunjukkan penyakit hati dan kadar yang lebih rendah dari normal
dapat menunjukkan batu empedu (Martin, 2019).

3. Protein
Urin tidak selalu mengandung protein yang dapat dideteksi pada strip reagen urin (pada
individu yang sehat). Kerusakan pada penghalang filtrasi glomerulus pada ginjal menyebabkan
proteinuria, dan hal ini dapat disebabkan oleh kerusakan ginjal, hipertensi, diabetes atau
preeklamsia pada kehamilan (Martin, 2019).

4. pH
Semua urin akan memberikan pembacaan pH pada analisis, dan biasanya sedikit asam. Kisaran
4,5–8,0 dianggap normal. Keasaman yang ekstrim dapat menunjukkan pembentukan batu saluran
kemih, sedangkan urin yang bersifat basa dapat menunjukkan adanya infeksi saluran kemih dengan
jenis bakteri tertentu, seperti Proteus mirabilis, Klebsiella atau Pseudomonas. Namun, diet dan
pengobatan juga dapat mengubah pH (Martin, 2019).

5. Keton
Biasanya tidak ada dalam urin, bentuk ini terjadi selama pemecahan lemak abnormal alih-alih
glukosa untuk energi. Hal ini bisa disebabkan oleh muntah yang berkepanjangan, seperti pada ibu
hamil dengan hiperemesis gravidarum, atau puasa dan kelaparan. Namun, keton juga dapat
dideteksi selama diet, diare, atau sebagai tanda peningkatan glukosa darah, seperti pada diabetes
yang tidak terkontrol, yang dapat menyebabkan ketoasidosis diabetik (peningkatan keasaman darah)
(Martin, 2019).
6. Darah (hemoglobin)
Hematuria merupakan keadaan dimana adanya darah yang ditemukan dalam urin yang
dapat dideteksi dengan dengan strip reagen akan menjadi temuan abnormal. Hal ini menandakan
adanya penyakit ginjal, batu ginjal, tumor, infeksi,atau trauma pada saluran kemih. Pemicu lain yang
dapat memicu terjadinya hematuria yaitu terjadinya kontaminasi silang. Seperti ; perdarahan vagina
saat menstruasi (Martin, 2019).
7. Berat jenis
Berat jenis dapat digunakan untuk mengidentifikasi seseorang yang terhidrasi dan dehidrasi,
dilihat dari seberapa pekat atau encernya urin yang dikeluarkan. Seseorang yang mengalami
dehidrasi akan menghasilkan urin pekat, dengan berat jenis lebih tinggi. Sedangkan Seseorang yang
terhidrasi dengan baik akan mengalami urin encer, dengan berat jenis lebih rendah (Martin, 2019).
8. Glukosa
Glikosuria tidak normal dapat menyebabkan terjadinya kelainan endokrin, seperti diabetes,
diabetes gestasional, atau diabetes yang diinduksi steroid. Analisis urin tidak dapat dilakukan untuk
diagnosis, sehingga proses analisis dideteksi hanya pada kehamilan sebagai konsekuensi dari
penurunan ambang ginjal dan peningkatan aliran darah ginjal (Martin, 2019).

Referensi

Andrizal., Anton Hidayat., dkk. 2018. Pembuatan Histogram dan Pola Data Warna Urin Berdasarkan
Urinalisis Menggunakan Mini PC. Padang : Poleteknik Negeri Padang.

Azis,Adlan Shafi Ab., dkk. 2019. Urine Analysis. Malaysia : The University of Nittingham Malaysia.

Martin, Cheryl. 2019. Urinalysis Using A Test Strip. British Journal of Nursing Vol.28 No.6.

Pratama, Emilaza, dkk. 2016. Pemeriksaan Urinalisis Untuk Menentukan Status Present Kambing
Kacang (Capra sp.) di UPT Hewan Coba fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala. Banda
Aceh : Universitas Syiah Kuala.

Anda mungkin juga menyukai