Tata Ruang:
SDM SDA - Pola ruang: alokasi ruang/wadah kegiatan
sesuai kemampuannya/kesesuaiannya
- Struktur ruang: penyediaan infrastruktur
(secara berhirarkhi-efektif efisien- agar
kegiatan dapat berlangsung dengan optimal
SDB
Hasil Akhir: KEGIATAN
Kesejahteraan Manusia (dan Makhluk Hidup lain) (Tergambar dalam PDRB)
- Merata/berkeadilan
- Berkelanjutan
BEBERAPA PENGERTIAN DASAR
• Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia
dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.(UU 26/2007)
• Lahan adalah lingkungan fisik yang terdiri atas iklim, relief, tanah, air, vegetasi
dan benda-benda yang ada di atasnya sepanjang ada pengaruhnya terhadap
penggunaan lahan (Arsyad, 2006 dalam Muta’ali 2012)
• Satuan Lahan adalah bagian dari lahan yang mempunyai karakteristik yang
spesifik. Sembarang bagian dari lahan yang menggambarkan karakteristik
lahan yang jelas dan nyata, tidak peduli bagaimana caranya dalam
membuat batas-batasnya. FAO (1990) menggunakan lereng, bentuk lahan,
jenis tanah, guna lahan eksistiing.
Contoh: Kriteria Kawasan Lindung dan Budidaya menurut RTRWN dan PermenPU 41/2007
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Hutan Lindung Hutan dengan jumlah bobot >175 terhadap lereng, jenis tanah, intensitas
hujan, lereng lebih dari 40% , ketinggian di atas 2000 m apl
Kawasan Bergambut Kawasan bergambut dengan ketebalan lebih dari 3 m, terletak di hulu
atau rawa
Kawasan Resapan Air Hujan tinggi, tanah mudah diresapi air, bentuk yang
memudahkan peresapan air banyak
Kawasan Sempadan Mata Air 200 m sekeliling mata air
Sempadan Sungai 5 m sebelah luar tanggul sungai, 100 meter dari tepi sungai besar tak
bertanggul diluar permukiman, 50 meter dari tepi anak sungai tak
bertanggul di luar permukiman
Kawasan Sempadan Danau atau Waduk 50-100 m dari tepi danau waktu pasang
Sempadan Pantai Daratan 100 m dari titik pasang tertinggi sepanjang pantai atau daratan
sepanjang tepian laut yang bentuk dan kondisi fisik
pantainya curam atau terjal
Kawasan Suaka Alam (Laut) Memilki keanekaragaan biota, ekosistem, gejala dan keunikan alam
Kawasan Suaka Margasatwa (Laut) Memiliki keanekaragaman satwa yang tinggi, tempat kehidupan satwa
migran tertentu
Cagar Alam (Laut) memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan tipe Ekosistemnya,
kondisi alam, baik biota maupun fisiknya yang masih asli atau
belumdiganggu manusia, merupakan satu-satunya contoh dan
membutuhkan konservasi
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Kawasan Pantai Berhutan Bakau Lebar paling sedikit 130 (seratus tiga puluh) kali nilai rata-rata perbedaan air
pasang tertinggi dan terendah tahunan, diukur dari garis
air surut terendah ke arah darat
Taman Nasional Luasan cukup untuk menjamin kelangsungan proses ekologis secara alami,
berhutan atau bervegetasi tetap yang memiliki tumbuhan dan satwa yang
beragam, memiliki sumber daya alam yang khas dan unik baik berupa jenis
tumbuhan maupun jenis satwa dan ekosistemnya serta gejala alam yang masih
utuh, memiliki paling sedikit satu ekosistem yang terdapat di dalamnya yang
secara materi atau fisik tidak boleh diubah baik oleh eksploitasi maupun
pendudukan manusia
Taman Hutan Rakyat memiliki luas yang memungkinkan untuk pengembangan koleksi tumbuhan
dan/atau satwa jenis asli dan/atau bukan asli; merupakan kawasan dengan ciri
khas baik asli maupun buatan, baik pada kawasan yang ekosistemnya masih
utuh maupun kawasan yang sudah berubah; memiliki keindahan alamdan/atau
gejala alam
Taman Wisata Aam memiliki luas yang cukup untuk menjamin pelestarian sumber daya alam hayati
dan ekosistemnya untuk dimanfaatkan bagi kegiatan wisata alam; memiliki daya
tarik alam berupa tumbuhan, satwa dan ekosistemnya yang masih asli serta
formasi geologi yang indah, unik, dan langka; memiliki akses yang baik untuk
keperluan pariwisata
Cagar Budaya Hasil budaya manusia yang bernilai tinggi yang dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan
Jenis Kawasan Lindung Kriteria Penetapan/Parameter
Cagar Biosfer
Ramsar
Taman Buru
Terumbu Karang
Pertanian
Pertambangan
Industri
Pariwisata
Permukiman
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN
• Kelerengan
• Jenis Tanah
• Intensitas Hujan
Klasifikasi Kesesuaian Lahan (menurut sumber lain)
Catatan: Informasi lain menyebutkan bahwa Permukiman dapat diadakan pada lahan dengan
kelerengan 0-25%
• Kelerengan
• Jenis Tanah
• Intensitas Hujan
Proses Analisis Kesesuaian Lahan dengan Teknik Tumpang-tindih disertai Pembobotan:
a. Buat peta Satuan Lahan.
LS
+
R L C RC
RS LD
S
A P D AC AS PS PD
b. Buat kelas harkat parameter yang akan digunakan, beri bobot jika perlu.
(Lihat halaman berikut)
Kelas 6Jenis Tanah Keterangan Harkat Kelas Kisaran Lereng Keterangan Harkat
(Kepekaan Erosi) Kelas x Bobot 2 (%)
RC RS AC AS ... ...
Lereng 80 .. 60
Jenis Tanah 75 .. 15
Curah hujan 20 .. 10
Skor Total 175 .. 85
Kesesuaian Lahan Lindung Permukiman dan
Tanaman Semusim
Kelas Lereng Kisaran Lereng (%) Keterangan Harkat
Kelas x Bobot 20
Bobot 20 1 0-8 Datar 20
Lereng
2 8-15 Landai 40
3 15-25 Agak curam 60
4 25-45 Curam 80
5 >45 Sangat curam 100
Contoh kasus B
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Andosol 60
Curah hujan 12 mm/hari hujan 10
Jumlah Harkat 130
Lahan B sesuai untuk hutan produksi terbatas, tidak cocok untuk permukiman
Contoh kasus C
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Regosol 75
Curah hujan 12 mm/hari hujan 10
Jumlah Harkat 145
Lahan C jika menggunakan jumlah harkat, sesuai untuk hutan produksi terbatas, tapi jika dilihat
dari kriteria bahwa tanah regosol dengan lereng >15% harus dijadikan sebagai kawasan lindung,
maka peruntukan Lahan C sebaiknya adalah kawasan lindung.
Contoh kasus D
Parameter Kondisi Lahan Harkat
Lereng 20% 60
Jenis tanah Andosol 60
Curah hujan 35 mm/hari hujan 50
Jumlah Harkat 170
Lahan D sesuai untuk hutan produksi terbatas.
SOAL LATIHAN:
1. Tentukan Kesesuaian Lahan di Lahan A, B, C, D, E (Tuliskan penghitungan analisisnya di halaman sebalik).
2. Lakukan langkah yang sama pada satuan lahan yang lain.
>45% 25-45%
Latosol
` kekuningan >65%
Podsolik kuning
Regosol 15-25%
` 0-8%
`
`
`
Podsolik merah 8-15%
Aluvial kelabu tua
15-25%
20 mm/hari hujan ` A
`
D C
`
25 mm/hari hujan `
`
E
F
B
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN UNTUK PERTANIAN
Kriteria Teknis Kawasan Pertanian (PermenPU 41/2007):
Type Iklim menurut Schmidt & Ferguson
Tipe Iklim Nilai Q (%) Keadaan Iklim dan Vegetasi
(Q = BK / BB x 100%).
BK = bulan kering, curah hujan <60 mm
BB = bulan basah, curah hujan >100 mm
BL = bulan lembab, curah hujan 60-100 mm
Penanganan Lahan Pertanian berdasar Kelerengan menurut PermenPU 41/2007
7-25 m Tanah Usaha Utama 1 • Umumnya merupakan daerah padat penduduk, terutama di Pulau
Jawa.
• Potensi ancaman banjir sangat besar. Garis bendungan pada
ketinggian 25 m. Pada ketinggian tersebut banyak dbuat bendungan
untuk pengendalian air sekaligus untuk irigasi
• <12,5 m sawah 1xpanen; >12,5m sawah 2xpanen
25-100 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, perkebunan
• Sawah hasilnya masih cukup baik
• Banyak permukiman tapi tak sepadat ketinggian di bawahnya
100-500 Tanah Usaha Utama 1 • Guna lahan pertanian lahan kering, tanaman keras, buah-buahan,
perkebunan
• Sawah jika masih ada air
• Permukiman mulai jarang, topografi mulai sulit untuk pembuatan jalan
Permeabilitas
Harkat Kandungan Unsur Hara merupakan penjumlahan harkat kandungan N, P2O5 dan K2O:
• <4 harkat 1+
• 4-7 harkat 2+
• 8-11 harkat 3+
• 12-15 harkat 4+
• >15 harkat 5+
Kelembaban Tanah Terhadap Tanaman
(Tekstur, Struktur, Kandungan bahan organik)
Tekstur Tanah
• Kasar harkat 1
• Agak kasar harkat 2
• Sedang harkat 3
• Agak halus harkat 4
• Halus harkat 5
Struktur Tanah
• Butir tunggal harkat 1
• Gumpal/pejal/kubus/prisma harkat 2
• Remah harkat 3
Keasaman
• <4,5 sangat asam harkat 1
• 4,5-5,5 asam harkat 2
• 5,5-6,5 agak asam harkat 3
• 6,5-7,5 netral harkat 4
• 7,5-8,5 agak basa harkat 3
• 8,5-9,0 basa harkat 2
• >9,0 sangat basa harkat 1
Bahan Organik
1. Perbandingan C/N 2. Kandungan bahan
• <7 rendah harkat 1 <2 rendah harkat 1
• 7-10 sedang harkat 2 2-6 sedang harkat 2
• 10-14 agak tinggi harkat 3 6-10 agak tinggi harkat 3
• 14-20 tinggi harkat 2 10-30 tinggi harkat 4
• >20 amat tinggi harkat 1 >30 sangat tinggi harkat 5
Permeabilitas (cm/jam)
• >12,50 cepat/sangat cepat harkat 1+
• 6,25-12,50 agak cepat harkat 2+
• 2,00-6,25 sedang harkat 3+
• 0,50-2,00 agak lambat harkat 2+
• <50 lambat/sangat lambat harkat 1+
Kadar Garam/Salinitas
1. Kadar garam (%)
• <0,15 tanpa harkat 0
• 0,15-0,35 sedikit harkat 1-
• 0,35-0,65 sedang harkat 2- Harkat Kadar Garam (Penjumlahan
• >65 banyak harkat 3- dari harkat kadar garam dengan
harkat rata-rata luas wilayah)
2. Rata-rata luas wilayah (%) • 0 harkat 0
• 0 tanpa harkat 0 • 1-2 (-) harkat 1-
• 1-5 sedikit harkat 1- • 3-4 (-) harkat 2-
• 5-35 sedang harkat 2- • 5-6 (-) harkat 3-
• >35 banyak harkat 3-
Kemampuan Lahan (Sumber: Analisis Kemampuan Lahan untuk Pertanian dengan Teknik Penjumlahan-Pengurangan, fakultas Geografi UGM 1994)
Jumlah Kelas Arti Kelas Kemampuan Tanah
harkat Kemampuan
>20 I Lahan baik sekali, hampir tidak ada penghambat, dapat digunakan Aluvial (bahan vulkanik), regosol
untuk segala macam usaha pertanian (abu vulkanik) di kaki gunung api
15-19 II Lahan baik, ada sedikit penghambat, dapat digunakan untuk berbagai Aluvial (bahan tersier) dan latosol
usaha pertanian dengan sedikit intensifikasi (agakkurus), andosol (di lembah)
dan non calcc brown (kurang air)
12-14 III Lahan agak baik, beberapa penghambat memerlukan investasi untuk Latosol (vulkanik), bergelombang
usaha pertanian
8-11 IV Lahan sedang, beberapa penghambat perlu diatasi untuk suatu usaha Mediteran pada gunung api,
pertanian grumosol di dataran (agak jelek,
kurang air)
4-7 V Lahan agak jelek, beberapa penghambat memerlukan usaha Latosol pada breksi (kurus,
intensifikasi lebeh banyak,usaha pertanian mekanis tidak mungkin banyak tonjolan batu, berbukit)
0-3 VI Lahan jelek, berbagai penghambat alam membatasi penggunaan lahan Regosol dan andosol di kerucut
untuk pertanian biasa, baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi vulkan, renzina dan grumosol di
dan peternakan bukit (berbatu, dangkal, peka
erosi), podsolik merah kuning di
dataran (kurus, masam, jelek,
konkresi), organosol eutrof (air
tanah, udah terbakar,
irreversible)
-3 - 0 VII Jelek sekali, pertumbuhan tanaman/penggunaan lahan sangat terbatas Podsolik merah kuning di bukit
oleh faktor alam, agak baik untuk tanaman tahunan, hutan produksi. dan lateritik di dataran (kurus,
jelek, peka erosi, konkresi,
dangkal, curam), organosol,
oligotrof (kurus, air tanah, udah
terbakar, peka erosi, ireversible)
<= -4 VIII Lahan amat jelek, faktor-faktor alam tidak memungkinkan untuk suatu Podsol (kurus sekali, masam,
usaha pertanian, hanya baik untuk hutan lindung atau margasatwa jelek, air tanah, peka erosi,
konkresi)
Teknik Pembandingan/Tabularis
Kemampuan Lahan (Sumber: PermenLH 17/2009) ttg Analisis daya Dukung Lahan)
Kelas Kriteria Rekomendasi
Penggunaan Lahan
I 1. Tidak mempunyai atau hanya sedikit hambatan yang membatasi Pertanian:
penggunaannya. a. Tanaman pertanian
2. Sesuai untuk berbagai penggunaan, terutama pertanian. semusim.
3. Karakteristik lahannya antara lain: topografi hampir datar - datar, b. Tanaman rumput.
ancaman erosi kecil, kedalaman efektif dalam, drainase baik, mudah c. Hutan dan cagar alam.
diolah, kapasitas menahan air baik, subur, tidak terancam banjir
III 1. Mempunyai beberapa hambatan yang berat yang mengurangi pilihan 1. Pertanian:
penggunaan lahan dan memerlukan tindakan konservasi khusus dan a. Tanaman semusim.
keduanya. b. Tanaman yang memerlukan
2. Mempunyai pembatas lebih berat dari kelas II dan jika dipergunakan Pengolahan tanah.
untuk tanaman perlu pengelolaan tanah dan tindakan konservasi lebih c. Tanaman rumput.
sulit diterapkan. d. Padang rumput.
3. Hambatan dimaksud pada angka 1 membatasi lama penggunaan e. Hutan produksi.
bagi tanaman semusim, waktu pengolahan, pilihan tanaman atau f. Hutan lindung dan cagar
kombinasi dari pembatas tersebut. alam.
2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
IV 1. Hambatan dan ancaman kerusakan tanah lebih besar dari kelas III, 1. Pertanian:
dan pilihan tanaman juga terbatas. a. Tanaman semusim dan
2. Perlu pengelolaan hati-hati untuk tanaman semusim, tindakan Tanaman pertanian pada
konservasi lebih sulit diterapkan. umumnya.
b. Tanaman rumput.
c. Hutan produksi.
d. Padang penggembalaan.
e. Hutan lindung dan suaka
alam.
2. Non-pertanian.
2. Non-pertanian
2. Non-pertanian.
Kelas Kriteria Penggunaan
VII 1. Mempunyai faktor penghambat dan ancaman berat yang tidak dapat a. Padang rumput.
dihilangkan, karena itu pemanfaatannya harus bersifat konservasi. Jika b. Hutan produksi.
digunakan untuk padang rumput atau hutan produksi harus dilakukan
pencegahan erosi yang berat.
Kelompok 1 adalah kelas kemampuan lahan yang cocok untuk usaha tani yaitu
kelompok I sd IV
• Dua kelas pertama (kelas I dan kelas II) merupakan lahan yang cocok untuk
penggunaan pertanian
• Kelas III sampai dengan kelas VI dapat dipertimbangkan untuk berbagai
pemanfaatan lainnya. Meskipun demikian, lahan kelas III dan kelas IV masih
dapat digunakan untuk pertanian.
Kelompok 2 adalah kelas kemampuan lahan yang tidak bisa digunakan untuk
usaha tani.
• 2 (dua) kelas terakhir (kelas VII dan kelas VIII) merupakan lahan yang harus
dilindungi atau untuk fungsi konservasi.
Skema
Hubungan antara Kelas Kemampuan Lahan dengan Penggunaan Lahan
Kelas Hutan Penggembalaan Pertanian
Kemampuan
Lahan Lindung/ Produksi Terbatas Sedang Intensif Terbatas Sedang Intensif Sangat
Cagar Alam Terbatas Intensif
II
III
IV
VI
VII
VIII
Keterangan: (*) = sembarang sifat, (**) = tidak berlaku, (***) umumnya di daerah beriklim kering
KELOMPOK PARAMETER:
Batuan Lepas (diameter lebih besar dari 25 cm jika berbentuk bulat atau bersumbu memanjang lebih dari 40 cm jika
berbentuk gepeng)
b0 = tidak ada: kurang dari 0.01% luas areal.
b1 = sedikit : 0.01%-3% permukaan tanah tertutup.
b2 = sedang : 3%-15% permukaan tanah tertutup.
b3 = banyak : 15%-90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak: lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digunakan untuk produksi
pertanian.
Batuan terungkap merupakan batuan yang tersingkap di atas permukaan tanah, yang merupakan bagian dari satuan besar
yang terbenam di dalam tanah (batuan tertutup)
b0 = tidak ada: kurang dari 2% permukaan tanah
tertutup.
b1 = sedikit : 2% - 10% permukaan tanah tertutup.
b2 = sedang : 10% - 50% permukaan tanah tertutup.
b3 = banyak : 50% - 90% permukaan tanah tertutup.
b4 = sangat banyak : lebih dari 90% permukaan tanah tertutup; tanah sama sekali tidak dapat digarap.
Contoh Identifikasi Kelas Kemampuan Lahan
3. Pastikan:
• Tersedia sumber air, baik air tanah maupun air yang diolah oleh
penyelenggara dengan jumlah yang cukup. Untuk air PDAM suplai air
60 liter/org/hari - 100 liter/org/hari;
• Drainase baik sampai sedang;
ANALISIS KESESUAIAN LAHAN untuk PERMUKIMAN
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk Sumber: Setyowati, Geografi-FIS UNNES, 2007: Kajian Evaluasi
lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah Kesesuaian Lahan Permukiman Dengan Teknik GIS)
Contoh Parameter Yang Digunakan pada Analisis Kesesuaian Lahan Untuk
Permukiman Oleh Fajar Dania Nusha K, Fakultas Geografi UMS, 2009
No Data /parameter Keterangan
1 Kemiringan Lereng Sudut lereng: semakin datar lereng semakin mudah dalam penempatan pondasi
bangunan dan semakin rendah biaya pembangunan. Dihitung dari peta topografi
dan survei lapangan.
2 Kerapatan Alur Sungai Kedalaman dan panjang alur: semakin renggang alur sungai semakin kecil resiko
bahaya banjir. Dihitung dari peta topografi dan survei lapangan.
3 Banjir atau Penggenangan Frekuensi banjir: semakin jarang banjir semakin nyaman untuk bermukim. Survei
lapangan, wawancara dengan penduduk.
4 Erosi Permukaan Kenampakan erosi: semakin bebas erosi semakin nyaman untuk bermukim. Survei
lapangan identifikasi ada tidaknya singkapan batuan, alur/parit akibat air
permukaan, kenampakan akar tanaman
5 Bahaya Longsor Gerakan massa batuan. Semakin stabil semakin aman untuk bermukim.
Diidentifikasi dari peta topografi, jenis tanah/batuan dan survei lapangan.
6 Drainase Genangan air: tanah lembab tergenang tidak sehat untuk bermukim. Survei
lapangan.
7 Kekuatan Batuan Batuan yang kuat akan menopang pondasi bangunan dengan kokoh. Survei
lapangan, test kekuatan batuan dengan pukulan.
8 Pelapukan Batuan Batuan sangat lapuk kuang kuat menopang bangunan di atasnya. Survei lapangan,
pengamatan kesegaran batuan.
9 Daya Dukung Tanah Kekuatan tanah menahan beban. Pengukuran lapangan menggunakan
penetrometer
10 Kedalaman Air Tanah Kemudahan mendapatkan air tanah dangkal. Survei lapangan, pengukuran pada
sumur yang ada, pengeboran.
11 Tekstur Tanah Tanah yang mudah kembang-kerut akan cepat merusak bangunan di atasnya.
Survei laboratorium dari sampel.
1. Kemiringan lereng
Sudut Lereg Kriteria Nilai
0-2 Datar 5
2-8 Landai 4
8 - 21 Miring 3
21 - < 40 Terjal 2
2. Alur sungai
Kedalaman Alur Sungai Jumlah Alur Sungai Nilai
<1 0–1 5
2–4 2–4 4
5–8 5 – 10 3
9 – 15 11 – 15 2
> 16 > 15 1
3. Kerawanan banjir/genangan
Kriteria Nilai
4. Erosi permukaan
Kriteria Nilai
6. Drainase/pengatusan
Kriteria Nilai
Pengatusan baik 4
Pengatusan sedang 3
Pengatusan jelek 2
8. Pelapukan batuan
Kriteria Nilai
Batu segar 5
7-14 Dangkal 4
15-25 Sedang 3
26-50 Dalam 2
Geluh 5
Geluh berpasir 4
Geluh berlempung 3
Lempung berpasir 2
Lempung, pasir 1
Klasifikasi Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman
Kelas Kesesuaian Lahan Untuk Permukiman Harkat
(Jumlah harkat dari seluruh
parameter)
I (S1,S2) Sangat baik hingga baik, lahan sangat sesuai untuk permukiman >35
Sumber: Nusha, Fakultas Geografi, UMS, 2009, Evaluasi kesesuaian lahan untuk
lokasi permukiman diKecamatan selogiri kabupaten wonogiri Propinsi jawa tengah
Contoh Lain Parameter Kesesuaian Lahan untuk Permukiman (pada penelitian lainnya)
Kriteria Kesesuaian Lahan
No Parameter
S1 S2 S3 N1 N2
KEKASARAN MEDAN
1 Kemiringan Lereng 0% - 8% > 8% - 25% > 25% - 40% > 40 % > 40 %
KEKUATAN BATUAN
2 Posisi jalur patahan tidak ada tidak ada ada pengaruh Tepat pada Tepat pada
jalur jalur
3 Kekuatan batuan (kg/cm2) > 75 > 30 - 75 > 10 - 30 > 3 - 10 <3
KEKUATAN TANAH
4 Kembang kerut tanah (nilai cole) < 0,001-0,03 0,031-0,060 0,061-0,090 > 0,091 > 0,091
5 Daya dukung tanah (kg/cm2) > 7,11 - 8,53 > 5,69 - 7,11 > 4,27 - 5,69 0 - 4,27 0 - 4,27
PEMATUSAN DRAINASE
6 Saluran permukaan tanah Baik Sekali Baik Agak baik Tidak teratur Tidak ada
KETERSEDIAAN AIR
7 Kedalaman Air Tanah < 15 m 15-25 25-50 >50 >50
BAHAYA ALAM
8 Erosi Tidak ada < 25 % erosi > 75% erosi erosi berat erosi berat
9 Longsor/Gerakan Tanah Tidak ada Tidak ada Ada, ringan Ada, resiko
berat
10 Banjir Tidak pernah Pernah ada Tergenang Tergenang Tergenang
Ringan, < 2 berat, 2-6 sangat berat,
bulan per tahun bulan >6 bulan per
pertahun tahun
Sumber: Setyowati, Geografi-FIS UNNES: Kajian Evaluasi Kesesuaian Lahan Permukiman Dengan Teknik GIS, 2007)
Selamat Belajar