A. Latar Belakang
Anemia merupakan masalah gizi utama yang masih dihadapi oleh pemerintah Indonesia.
Beberapa upaya pemerintah sudah dilakukan untuk menanggulangi anemia akibat
defisiensi zat besi misalnya dengan penyuluhan gizi kepada masyarakat tentang
peningkatan konsumsi zat besi, melakukan fortifikasi bahan makanan yaitu menambah
besi, asam folat, vitamin A dan asam amino essensial yang biasa dikonsumsi oleh
masyarakat luas atau dengan suplemensi besi folat secara rutin kepada penderita anemia
dengan jangka waktu tertentu sampai kadar hemoglobin normal.
Angka prevalensi anemia pada anak pra sekolah yaitu 47,4%, wanita tidak hamil mencapai
30,2%, sedangkan pada ibu hamil 47,40%. Sebanyak 36% (atau sekitar 1.400 juta orang)
dari perkiraan populasi 3.800 juta orang mengalami anemia defisiensi besi berasal dari
negara yang sedang berkembang, sedangkan pada negara maju hanya sekitar 8% (atau
sekitar 100 juta orang) dari perkiraan populasi 1.200 juta orang. Berdasarkan Riskesdas
(2013), dilaporkan bahwa angka kejadian anemia secara nasional adalah sebesar 21,7%,
dimana 18,4% terjadi pada laki-laki dan 23,9% terjadi pada perempuan. Sedangkan
berdasarkan pada kriteria usia 5-14 tahun mencapai 26,4% dan pada usia 15-25 tahun
mencapai 18,4. Berdasarkan data semua kelompok umur tersebut, wanita memiliki
prevalensi tertinggi mengalami anemia, termasuk diantaranya adalah remaja putri. Faktor
utama penyebab anemia adalah 2 asupan zat besi yang kurang. Selain itu, penyebab anemia
yang lain adalah gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan sarapan pagi,
sosial ekonomi dan demografi, pendidikan, jenis kelamin, umur dan wilayah (ILSI Europe,
2000).
Remaja memiliki resiko tinggi terhadap kejadian anemia terutama anemia gizi besi. Hal itu
terjadi karena masa remaja memerlukan zat gizi yang lebih tinggi termasuk zat besi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya. Remaja putri memiliki resiko yang lebih tinggi
dibandingkan remaja putra, hal ini dikarenakan remaja putri setiap bulannya mengalami
haid (menstruasi). Selain itu remaja putri cenderung sangat memperhatikan bentuk
badannya sehingga akan membatasi asupan makan dan banyak pantangan terhadap
makanan seperti melakukan diet vegetarian.
Dampak dari kejadian anemia pada remaja dapat menurunkan konsentrasi dan prestasi
belajar, serta mempengaruhi produktivitas di kalangan remaja. Akibat dari jangka panjang
penderita anemia gizi besi pada remaja putri yang nantinya akan hamil, maka remaja putri
tersebut tidak mampu memenuhi zat-zat gizi pada dirinya dan pada janinnya sehingga
dapat meningkatkan terjadinya resiko kematian maternal, prematuritas, BBLR, dan
kematian perinatal. Melihat dampak yang terjadi dikalangan remaja akibat kejadian anemia
sangat merugikan pada masa yang akan datang, maka pencegahan maupun
penanggulangan masalah anemia perlu ditingkatkan.
1.2 Tujuan
Apakah ada peningkatan pengetahuan anemia dan perilaku makan pada remaja putri
sesudah diberikan pendidikan gizi dengan media komik ?
TUJUAN PENYULUHAN
1) Tujuan umum:
Mengetahui pengaruh media komik terhadap peningkatan pengetahuan anemia dan perilaku
makan pada remaja putri.
2) Tujuan khusus:
3) Menganalisis perbedaan peningkatan pengetahuan gizi tentang anemia sebelum dan sesudah
diberikan intervensi..
4) Menganalisis perbedaan perubahan perilaku makan remaja putri pada kelompok intervensi dan
kontrol.
MANFAAT PENYULUHAN
Pendidikan gizi yang disampaikan diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai anemia
dan dapat membantu mengubah perilaku makan siswa menjadi lebih baik.
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi pihak-pihak yang menggeluti dunia
pendidikan untuk terus mengembangkan dan menggunakan media yang sesuai dengan minat dan
karakteristik anak sehingga dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia dan mengubah
perilaku makan.
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu solusi yang dapat digunakan dalam proses
belajar mengajar untuk menyampaikan pesan pesan mengenai pendidikan gizi tentang anemia dan
mengubah perilaku makan.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur dan masukan bagi penelitian selanjutnya
sehingga dapat diperoleh media yang lebih baik dan efektif untuk digunakan dalam pendidikan
gizi tentang anemia dan perilaku makan.
BAB IV
SASARAN PENYULUHAN
Sasaran penyuluhan merupakan SMP Swasta blang panasm desa blang panas,
Kecamatan bukit, kabupanen bener meriah.
4.2 Jumlah sasaran
Jumlah sasaran 15 siswa.
BAB V
METODE PENYULUHAN
1. Metode ceramah
2. Metode Tanya jawab
5.2 Media Penyuluhan
1. Leaflet untuk siswa
2. Laptop untuk isi materi
a. Metode ceramah
Adapun teknik penerapan metode ceramah yaitu:
1. Tahap Persiapan
• Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
• Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
• Mempersiapkan alat bantu
2. Tahap Pelaksanaan
❖ Langkah pembukaan
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langkah ini. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan,yaitu:
1. Yakinkan bahwa sasaran memahami tujuan yang akan dicapai,
2. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang
lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
❖ Langkah Penyajian
Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara bertutur.
Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka penyuluh harus menjaga
perhatian sasaran agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan. Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan
antaralain:
1. menjaga kontak mata secara terus menerus dengan sasaran,
2. gunakan bahasa komunikatif dan mudah dicerna sasaran,
3. sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat, agar
mudah ditangkap oleh sasaran
4. tanggapilah respon ibu dengan segera,
5. jagalah agar kondisi tetap kondusif dan semangat untuk belajar.
❖ Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah.
Ciptakanlah kegiatan yang memungkinkan para siswa tetap mengingat materi
pembelajaran. Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut adalah:
1. Membimbing anak-anak untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi
pelajaran yang baru saja disampaikan,
2. Mengajak anak-anak untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan
tentang materi pembelajaran yang telah disampaikan.
3. Evaluasi
Menanyakan kembali kepada sasaran atas apa yang telah di sampaikan untuk
mengetahui kemampuan sasaran menguasai materi penyuluhan.
b. Metode Tanya jawab
Teknik penerapan metode Tanya jawab
- Persiapan
✓ menentukan topic
✓ merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
✓ menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
✓ mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan sasaran
- Pelaksanaan
✓ Menjelaskan kepada sasaran tujuan pembelajaran khusus (TPK)
✓ Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab.
✓ Penyuluh memberikan permasalahan sebagai bahan
✓ Penyuluh mengajukan pertanyaan ke sasaran.
✓ Penyuluh harus memberikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawaban
sehingga dapat merumuskan secara sistematis
✓ Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam suasana yang
tegang dan penuh persaingan yang tak sehat diantara para sasaran.
✓ Penyuluh mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja
✓ Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran , pertanyaan mengungkapkan
kembali
✓ Pengetahuan yang dikuasai dan pertanyaan yang meminta pendapat perasaan sikap, serta
pertanyaan yang lainnya mengungkapkan fakta-fakta saja
- Evaluasi
Memberikan kesimpulan terhadap apa yang di sampaikan.
WAKTU PENYULUHAN
Judul Materi : peningkatan pengetahuan anemia dan perilaku makan pada remaja putri
menggunakan mesia komik
Penyuluh : Mahasiswa Jurusan Gizi DIII Poltekkes Kemenkes Aceh
Jadwal Penyuluhan
• Hari / Tanggal : selasa / 2-februari - 2021
• Jam : 10:00 s/d 11:00
• Sasaran : siswa kelas 3 SMP Swasta blang panas
• Tempat : Di desa blang panas Kec.Bukit Kab. Bener Meriah
7.2 Waktu permateri
Terdapat berbagai jenis dari anemia, dan masing-masing memiliki penyebab yang
berbeda. Anemia dapat terjadi sementara atau dapat menetap selama jangka panjang,
dan memiliki derajat keparahan yang bervariasi dari ringan hingga berat. Terdapatnya
anemia dapat disebabkan oleh adanya kondisi kesehatan lain yang mendasarinya.
2. PENYEBAB ANEMIA
- Tubuh tidak memproduksi sel darah merah dalam jumlah yang cukup
- Perdarahan, yang menyebabkan seseorang untuk kehilangan sel darah merah
lebih cepat dibandingkan jumlah sel darah merah yang diproduksi
- Tubuh menghancurkan sel darah merah
3. Gejala Anemia
Gejala anemia sangat bervariasi, tergantung pada penyebabnya. Penderita anemia
bisa mengalami gejala berupa:
Ibu hamil memiliki nilai hemoglobin yang lebih rendah dan hal ini normal.
Meskipun demikian, kebutuhan hemoglobin meningkat saat hamil, sehingga
dibutuhkan lebih banyak zat pembentuk hemoglobin, yaitu zat besi, vitamin B12,
dan asam folat. Bila asupan ketiga nutrisi tersebut kurang, dapat terjadi anemia
yang bisa membahayakan ibu hamil maupun janin.
Anemia dapat disebabkan oleh perdarahan berat yang terjadi secara perlahan
dalam waktu lama atau terjadi seketika. Penyebabnya bisa cedera, gangguan
menstruasi, wasir, peradangan pada lambung, kanker usus, atau efek samping
obat, seperti obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS). Selain itu, anemia karena
perdarahan juga bisa merupakan gejala cacingan akibat infeksi cacing tambang
yang menghisap darah dari dinding usus.
4. Anemia aplastik
Anemia aplastik terjadi ketika kerusakan pada sumsum tulang membuat tubuh
tidak mampu lagi menghasilkan sel darah merah dengan optimal. Kondisi ini
diduga dipicu oleh infeksi, penyakit autoimun, paparan zat kimia beracun, serta
efek samping obat antibiotik dan obat untuk mengatasi rheumatoid arthritis.
5. Anemia hemolitik
Anemia hemolitik terjadi ketika penghancuran sel darah merah lebih cepat
daripada pembentukannya. Kondisi ini dapat diturunkan dari orang tua, atau
didapat setelah lahir akibat kanker darah, infeksi bakteri atau virus, penyakit
autoimun, serta efek samping obat-obatan, seperti paracetamol, penisilin, dan obat
antimalaria.
Anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi (perubahan) genetik pada hemoglobin.
Akibatnya, hemoglobin menjadi lengket dan berbentuk tidak normal, yaitu seperti
bulan sabit. Seseorang bisa terserang anemia sel sabit apabila memiliki kedua
orang tua yang sama-sama mengalami mutasi genetik tersebut.
8. Thalasemia
Beberapa contoh pengobatan anemia atau obat kurang darah berdasarkan jenisnya
adalah:
Anemia aplastik
Pengobatannya adalah dengan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah sel
darah merah, atau transplantasi (cangkok) sumsum tulang bila sumsum tulang
pasien tidak bisa lagi menghasilkan sel darah merah yang sehat.
Anemia hemolitik
Pengobatannya dengan menghentikan konsumsi obat yang memicu anemia
hemolitik, mengobati infeksi, mengonsumsi obat-obatan imunosupresan, atau
pengangkatan limpa.
Anemia akibat penyakit kronis
Kondisi ini diatasi dengan mengobati penyakit yang mendasarinya. Pada kondisi
tertentu, diperlukan transfusi darah dan suntik hormon eritropoietin untuk
meningkatkan produksi sel darah merah.
Thalassemia
Dalam menangani thalassemia, dokter dapat melakukan transfusi darah, pemberian
suplemen asam folat, pengangkatan limpa, dan cangkok sumsum tulang.
6. Pencegahan Anemia
Beberapa jenis anemia, seperti anemia pada masa kehamilan dan anemia akibat
kekurangan zat besi, dapat dicegah dengan pola makan kaya nutrisi, terutama:
- Makanan kaya zat besi dan asam folat, seperti daging, sereal, kacang-kacangan,
sayuran berdaun hijau gelap, roti, dan buah-buahan
- Makanan kaya vitamin B12, seperti susu dan produk turunannya, serta makanan
berbahan dasar kacang kedelai, seperti tempe dan tahu.
- Buah-buahan kaya vitamin C, misalnya jeruk, melon, tomat, dan stroberi.
Untuk mengetahui apakah asupan nutrisi Anda sudah cukup, berkonsultasilah
dengan dokter spesialis gizi. Bila Anda memiliki keluarga penderita anemia akibat
kelainan genetik, seperti anemia sel sabit atau thalasemia, konsultasikan dengan
dokter sebelum merencanakan kehamilan, agar kondisi ini tidak terjadi pada anak.